"Cepat mandi dan pakai pakaian ini." Sentak Sofi kasar melempar sebuah baju ke tubuh Aileen yang sedang duduk bersandar sedang membaca buku. Aileen memang sangat hobi membaca, dia juga gadis yang sangat pinter disekolah nya.
Aileen gadis belia yang masih berusia 17 tahun itu masih duduk di bangku SMA, Aileen gadis yang sangat populer di lingkungan sekolah nya. Dia begitu di idam-idamkan Sama teman-teman pria nya, dia gadis yang sangat ceria dan juga pintar, dia dinobatkan gadis tercantik di sekolah nya. Banyak yang kagum terhadap gadis itu.
Aileen anak dari Sofi dan Arya, Namun Arya sudah meninggal dunia saat Aileen masih kecil. Setelah Arya tiada Sofi menikah lagi dengan lelaki bernama Leon, dari pernikahan nya yang ke dua Sofi dikaruniai dua orang anak lagi, satu laki-laki dan satu nya perempuan.
Aileen tersentak kaget dan buru-buru berdiri memungut baju yang dilempar Sofi Barusan.
"Baju apa ini Bu? Memangnya Aileen harus pergi kemana?" Aileen terlihat bingung dan bertanya sama Sofi.
"Jangan banyak tanya, lalukan saja apa yang ibu suruh." Jawab Sofi dengan nada ketus. Entah mengapa dirinya selalu memperlakukan Aileen berbeda, jauh berbeda saat bersama anak-anak nya yang dari Leon.
Aileen tidak berani bertanya lagi dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu dan bergegas memakai pakaian yang diberikan ibunya tadi.
"Ibu....." Setelah selesai Aileen keluar dari kamar dan memanggil ibu nya yang duduk santai diatas sofa ruang tengah bersama Leon suaminya. Kedua nya segera menoleh kearah suara.
"Bagus, anak pinter..." Ucap Sofi beranjak bangun dari duduk nya menghampiri Aileen, anak itu terlihat risih, dia terlihat menarik-narik bawahan dress yang terlalu pendek, begitu juga dengan belahan dadanya yang sedikit menonjol akibat baju yang dipakainya terlalu mini, sehingga tubuh putih nya terekspos dengan jelas. Seumur hidup Aileen belum pernah memakai baju seperti itu.
"Wow, kamu cantik sekali Aileen," Puji Leon yang ikut beranjak bangun dari sofa dan menghampiri Aileen.
"Ibu, om... Mengapa Aileen harus memakai baju seperti ini?Memangnya Aileen harus kemana Bu?" Tanya Aileen ragu-ragu, sama sekali tidak berani menatap mata Sofi dan Leon. Dia merasa sangat tidak nyaman memakai baju terbuka seperti itu. Namun, dia tidak berani membantah perintah ibunya.
"Kamu akan ibu bawa berkenalan sama seseorang, tapi ingat kamu harus bersikap sopan! Dan jadi lah anak yang baik untuk ibu." Ucap Sofi tersenyum menatap Aileen yang terlihat gugup dan juga kaku.
"Ta-tamu?Tapi siapa Bu?" Aileen mulai merasakan firasat buruk.
"Kamu ikut saja apa kata ibu, gak usah banyak tanya. Kalau tidak ingin ibu hukum nantinya." Jawab Sofi membuat Aileen kembali terdiam menutup mulutnya rapat-rapat agar ibunya tidak marah.
"Mas, apa kita pergi sekarang saja?" Tanya Sofi berbalik bertanya sama suami nya yang terus memperhatikan Aileen penuh nafsu.
"Mas!!" Pekik Sofi.
"Eh, i-iya sayang." Jawabnya gugup karena ketahuan sedang memperhatikan tubuh Aileen.
"Kamu kenapa liatin Aileen kayak begitu? Kamu nafsu sama dia mas?" Tanya Sofi blak-blakan sama suaminya.
"Ya enggak lah sayang, mana mungkin. Ada-ada saja kamu." Balas nya berbohong agar Sofi tidak marah.
"Bagus lah, awas saja kalau macam-macam."Cetus Sofi mengancam suaminya.
"Ya sudah kita berangkat saja sekarang," Ajak Leon merangkul bahu Sofi dan diikuti Aileen dari belakang. Mereka berangkat menggunakan taxi, karena memang mereka tidak memiliki mobil.
Beberapa menit kemudian mereka tiba ditempat tujuan.
"Ibu.... I-ini kan diskotik? Ma-mau apa kita kesini." Aileen kembali bertanya, perasaannya mulai merasakan sesuatu yang aneh.
"Ikut saja, nanti juga akan tau." Ucap Sofi segera turun dari mobil diikuti Leon. Namun, Aileen masih didalam mobil, dia tidak berani turun.
"Tunggu apa lagi Aileen? Cepat turun..." Bentak Sofi mulai emosi melihat Aileen berdiam diri didalam mobil taksi.
"Aileen tidak mau Bu, Aileen takut." Jawab Aileen dengan suara bergetar.
"Gak usah takut sayang, kita kesini gak ngapa-ngapain kok, jadi gak usah takut ya?" Bujuk Leon dengan suara lembut berharap Aileen mau mendengar nya.
"Gak usah di lembutin mas, nanti besar kepala. Cepat turun saja, kalau tidak mau ibu hukum." Ancam Sofi, membuat Aileen ketakutan dan keluar dari mobil.
Aileen takut, Karena Sofi tidak pernah main-main sama ucapan nya. Kalau Aileen membatah ucapan nya maka siap-siap, Sofi akan mengurung nya didalam gudang dan juga memukul nya hingga lebam-lebam.
"Gitu dong, nurut gak usah membantah."Ucap Sofi merasa senang karena Aileen mau menuruti perintah nya.
Setelah membayar ongkos taksi, mereka pun masuk kedalam diskotik dengan lampu berkelap-kelip, didalam nya terlihat banyak sekali wanita dan juga pria berjoget-joget mabuk-mabukan. Aileen semakin tidak nyaman dan sibuk menutup tubuh nya yang terbuka, dia merasa sangat risih melihat mata banyak pria menatap nya dengan tatapan penuh nafsu.
Aileen terus berjalan mengikuti langkah kaki Sofi dan Leon. " Nah itu dia orang nya." Ucap Sofi menunjuk kearah dua orang lelaki dan satu perempuan yang duduk di atas sofa yang disediakan pemilik diskotik.
Mereka menghampiri Dua lelaki yang terlihat sudah sedikit berumur itu.
"Permisi." Sapa Sofi tersenyum pada kedua pria dan satu wanita itu.
Seketika mereka segera menoleh. " Wow, Bu Sofi. Apa ini barang yang kamu maksud kemaren malam? Sumpah cantik sekali." Ucap salah satu pria itu menelisik tubuh Aileen yang begitu menggoda dimatanya.
Aileen merasa sangat tidak nyaman ditatap sedemikian rupa sama para lelaki tua itu, dia menjadi sangat risih, namun tidak berani bersuara takut ibunya marah.
"Iya Sofi, cantik bangat. Pasti laku mahal." Sambung wanita yang duduk bersama pria-pria tadi.
Deg!
"Ma-mahal, a-apa maksud semua ini Bu?" Aileen menatap lekat ibunya ingin memastikan kalau dia salah dengar. Tidak mungkin seorang ibu tega menjual anak gadis nya, begitulah pikir Aileen.
" Cantik, Kenalkan nama Tante Naumi, ibu kamu telah menjual kamu sama mereka, jadi kamu harus nurut ya sayang." Wanita itu mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya. Sofi menjual Aileen memalui Naumi teman nya.
Tes
Air matanya keluar tanpa disuruh, mata nya menatap lekat wajah Sofi ingin meminta penjelasan.
"Di-dijual? Ibu menjual Aileen Bu?Benar kah Bu?" Tanya Aileen dengan suara bergetar.
"Ka-kamu tenang saja Aileen, mereka hanya mau mengajak kamu jalan-jalan saja, kamu gak usah takut ya? Ibu jamin mereka gak bakalan macam-macam. Kamu mau ya ikutin apa kata ibu, kalau kamu menolak ibu bakalan dibunuh sama mereka Aileen. Kamu mau ibu mati?" Sofi berkata bohong agar Aileen mau menuruti keinginan nya.
"Tapi kenapa ibu menjual aku Bu? Kenapa ibu tega...?" Aileen menangis, suara nya bergetar menahan sesak di dada. Dia tidak menyangka kalau ibunya tega menjual dirinya.
"Ibu terpaksa Aileen, ibu butuh uang buat bayar hutang, ibu harap kamu mengerti ya? Lakukan lah sebagai bentuk kamu berbakti sama ibu, Aileen mau kan membantu ibu sekali ini saja. Ibu janji hanya sekali saja," Sofi memasang muka memelas, dia tau kalau Aileen sangat menyayangi dirinya, walaupun dia sering berbuat kasar sama Aileen.
"Aileen tidak mau Bu, Aileen takut." Aileen kembali menangis seluruh badan nya gemetar merasakan takut yang luar biasa.
"Pak, bawa saja dia." Ucap Sofi mendorong pelan tubuh Aileen menyerahkan nya pada dua lelaki itu.
"Oke, ini ambil." Pria itu menyerahkan amplop yang terlihat tebal kapada Sofi.
" Ini baru DP nya, kalau sudah kelar semuanya akan saya kirim sisa nya."
"Oke," Balas Sofi tersenyum senang mendapat banyak uang.
" Bu, tolong Aileen.... Aileen tidak mau Bu, tolong Bu... Huhuhu.." Aileen kembali menangis memohon sama ibunya, dia terlihat sangat ketakutan.
"Bawa saja pak." Titah Sofi tidak mempedulikan tangisan Aileen yang begitu pilu.
"Tenang lah sayang, om tidak akan kasar kok. Kamu pasti senang." Ucap pria itu merangkul bahu Aileen, namun Aileen segera menepis nya.
"Ibu.... Ibu jangan pergi Bu, jangan tinggalin Aileen disini, om... Tolong Aileen om...." Aileen terus memohon sama Sofi dan Leon. Namun, kedua nya seolah tuli tidak mau menoleh sedikit pun dan memilih pergi meninggalkan Aileen begitu saja.
Bagaimana ya nasib Aileen selanjutnya?
"Ayo, ikut om.." Titah lelaki yang memakai jas dengan wajah sedikit berkumis.
"Tidak, lepaskan saya Om...., tolong om lepaskan saya,biarkan saya pergi... Hiks, hiks.." Aileen terus berusaha, berharap lelaki itu mau melepaskan dirinya.
"Bram, aku sama Arif pamit duluan ya? Kamu urus saja gadis cantik ini, aku yakin kalau dia akan nurut sama kamu, perlakukan dia dengan lembut. Kasian dia belum terbiasa?" Ucap Naumi mengedipkan sebelah mata.
"Tante jangan pergi, tolongin Aileen Tante, Aileen mohon...." Aileen mengiba, menangkup kan kedua tangan nya. Namun, Naumi seakan tidak mau peduli pada gadis belia itu.
"Ayo, kita kehotel sekarang, kamu harus ikutin apapun kemauan om malam ini, karena om sudah membayar mahal kamu."Ujar lelaki yang ternyata bernama Bram.
"Saya tidak mau om, tolong kasihani saya. sa-saya masih sekolah om!!" Aileen terus memohon tanpa henti.
"Kamu harus mau, jangan terus menangis seperti itu. Kalau kamu masih melawan juga , terpaksa saya panggil anak buah saya buat mengikat kamu. Kamu mau seperti itu?" Bentak Bram merasa geram melihat Aileen yang begitu keras kepala.
Aileen menggeleng, ancaman Bram membuat dirinya semakin ketakutan. Akhir nya mau tidak mau Aileen mengikuti semua kemauan Bram. Bram membawa Aileen kesebuah hotel berbintang.
"Nah, sekarang kita sudah sampai, kamu duduk dulu disana ya! Om pesan makanan dulu biar tenaga kita kuat nantinya, karena kita akan menghabiskan malam yang panjang berdua disini." Pria itu berkata dengan menatap Aileen penuh nafsu.
Aileen yang menyadari itu segera menutup belahan dada nya dengan kedua tangan nya yang terlihat gemetaran.
"A-apa maksud om? Bu-bukan kah kata ibu ku saya hanya akan menemani om jalan-jalan saja, tidak melakukan lebih." Tanya Aileen polos dengan mata sudah berembun, dia benar-benar merasakan takut yang luar biasa.
Pria itu menyunggingkan senyum mendengar pertanyaan Aileen yang begitu polos,
"Sayang, di dunia ini tidak ada yang gratis, kamu memang masih sangat polos gadis cantik, tapi om suka itu..." Ucap pria itu memegang dagu Aileen ingin mencium gadis itu.
"Om... Aileen mau kekamar mandi dulu." Aileen berucap dengan suara bergetar ketakutan.
"Oh, baiklah sayang! Cepatan ya!!" Ucap Bram memandang tubuh Aileen penuh nafsu. Aileen merasa sangat jijik melihat pria dihadapannya.
"I-iya om..." Balas Aileen segera bergegas berlari kekamar mandi.
Brakk!
Aileen membuka pintu kamar mandi dan menutup nya dengan cukup keras hingga menimbulkan suara, entah Bram menyadari nya atau pun tidak. Aileen duduk bersandar dilantai meratapi nasibnya yang begitu malang! Dia menangis dalam ketakutan, tubuh nya gemetar! wajah nya pucat pasi, tidak akan ada yang bisa menolong dirinya. Mungkin masa depan nya akan hancur ditangan pria tua itu. Aileen sangat menyesali keputusan nya untuk mau ikut Sofi, dia berpikir Sofi tidak akan mungkin melakukan hal sejauh ini.
"Tuhan... Bantu aku, berikan jalan padaku." Aileen berucap dalam hati, air mata nya terus mengalir tanpa bisa dibendung lagi! pikiran nya mendadak buntu.
Tok! Tok! Tok!
"Buka pintu nya, kenapa lama sekali?" Pria itu menggedor pintu membuat Aileen tersentak, dia semakin ketakutan dan hanya bisa menangis dalam diam menutup mulutnya. Sungguh ini bagai mimpi buruk bagi Aileen.
"Hey, cepat buka! Apa kamu tidak mendengar? saya! hah.." Bentak Bram, suara nya terdengar seperti orang kesal.
Aileen berdiam diri, dia semakin ketakutan memeluk kedua lutut nya.
"Buka!! Atau saya dobrak pintu nya." Ancam Bram merasa geram sama Aileen yang tak kunjung membuka pintu.
"Cep____
Suara Bram terhenti karena tanpa diduga Aileen sudah membuka pintu kamar mandi, matanya terlihat begitu sembab, tubuh nya terlihat gemetar walaupun Aileen berusaha menutupi agar Bram tidak curiga pada nya.
"Kamu mau menghindar dari saya hah..." Bentak Bram kasar menatap tajam wajah sembab gadis cantik itu.
"Ma-maaf om! Aileen tidak bermaksud begitu, Aileen hanya___
"Sudah, cepat sini," Tanpa menunggu Aileen berbicara! Bram menarik kasar tangan Aileen dan menyeret nya.
"Om! Tolong jangan apa-apa kan saya. Sa-saya masih pengen sekolah om, tolong om." Aileen terus mengiba, air mata yang berusaha dia tahan kembali luruh.
"Layani saya sekarang juga, tubuh kamu begitu menggoda! Membuat saya berhasrat ingin segera menikmati nya. Cepat buka baju mu!!" Titah Bram mencium aroma rambut panjang Aileen dan mengelus nya pelan. Aileen mencoba menghindar, namun Bram menarik tubuh Aileen dan menciumi tengkuk leher putih gadis belia itu dengan penuh nafsu.
"O-oom..... Bisa kita melakukan nya sebentar lagi saja! Ai-Aileen lapar...." Aileen mencoba menghindar dan mencari alasan yang tepat agar Bram percaya.
"Gak bisa sayang! Om sudah gak bisa menahan nya lagi. Ayolah!!" Ucap lelaki itu dengan suara parau ditelinga Aileen, membuat Aileen bergidik ngeri sekaligus jijik.
"Ta-tapi Om___
”Nikmati saja! Om akan membuat kamu senang," Bram seakan tidak ingin melepas tubuh Aileen dan mendorong nya hingga tubuh Aileen terlentang diatas kasur empuk itu. Bram semakin bernafsu, dia segera menindih tubuh mungil gadis itu, Air mata Aileen terus mengalir.
"Tuhan! Apakah kehormatan yang kujaga selama 17 tahun ini akan berakhir ditangan pria ini?Tuhan bantu aku! Hiks... Hiks...." Aileen terus menangis tanpa suara.
"Sudah lah gak usah menangis! Om janji akan melakukan nya secara pelan-pelan." Ucap pria itu yang melihat Aileen mengeluarkan air mata, pria itu berusaha menarik tali baju yang dipakai Aileen. Namun, ada yang mengetuk pintu kamar dari luar.
"****! Sial, siapa sih ganggu saja." Umpat Bram segera bangkit dan membenarkan baju nya sebentar lalu melangkah menuju pintu.
"Maaf mengganggu! Ini pesanan tadi." Ternyata pesanan makanan Bram sampai, dia sampai lupa. " Oh, makasih."Ucap Bram menerima kotak berisi makanan dan menutup pintunya kembali. Dan meletakkan nya begitu saja diatas nakas.
"Ayo, kita lanjutkan lagi. Ooh.... Kamu menggoda sekali gadis kecil ku." Ucap Bram yang melihat Aileen duduk, karena baju nya yang terlalu mini dan menampakkan kaki jenjang nya yang putih bersih.
Tanpa menunggu aba-aba Bram kembali mencoba mencium Aileen.
"Tidak! Tidak. Aku tidak bisa, aku harus menjaga kehormatan ku sebisa mungkin, aku tidak boleh pasrah! Masa depan ku masih sangat panjang." Batin Aileen berbicara.
Bruukk!
Dengan berani Aileen mendorong tubuh Bram hingga tersungkur kelantai, " Apa yang kamu lakukan?" Bentak Bram dengan muka memerah, dia terlihat begitu kesal.
"Maaf om, saya bukan pelacur! Harap om mengerti itu." Ucap Aileen dengan lantang dan tegas, entah keberanian dari mana tiba-tiba dia seberani itu melawan.
"Kamu sudah saya bayar mahal, jangan macam-macam! Apalagi mau kabur," Bentak Bram segera bangkit. Menyadari hal itu Aileen segera berlari ingin keluar, " Tunggu! Jangan kabur..." Teriak Bram ikut mengejar dibelakang. Aileen mencoba menarik handle pintu,
"Aawh!!! " Bram berhasil menarik baju Aileen hingga baju nya robek sebagian, pria itu menarik rambut panjang Aileen.
"Kamu tidak akan bisa kabur gadis sialan!" Ucap Bram menyeringai.
"Ugh! Ugh!" Aileen menendang ************ Bram hingga pegangan rambut nya terlepas.
"Aaaakhhhhh...." Bram meringis kesakitan memegang senjatanya yang terasa begitu ngilu dan sakit. Melihat ada kesempatan Aileen segera membuka pintu dan keluar
"Hey tunggu! Jangan kabur." Bram berjalan terseok-seok menahan sakit, namun masih mengejar Aileen, " Kamu akan membayar mahal semua ini gadis brengsek!!" Umpat Bram terus mengejar Aileen yang berlari kencang tanpa menoleh kebelakang.
"Jangan lari!" Bram hampir berhasil meraih tubuh Aileen yang hampir mendekat dengan nya. Namun, tidak berhasil karena Aileen berhasil menghindar.
"Tuhan bantu aku bebas dari laki-laki jahanam itu." Aileen terus berlari sambil meneteskan air mata, takut dirinya tertangkap lagi.
Aileen terus berlari menapaki setiap lorong yang terasa sangat panjang bagi nya, Aileen menoleh kebelakang namun dia tidak menemukan Bram lagi.
"Alhamdulillah!!" Gumam Aileen mengelus dadanya. Aileen bersembunyi dibalik tembok memperhatikan kedepan berharap Bram tidak mengejar nya lagi. Nafas nya terengah-engah keringat bercucuran keluar dari pori-pori nya.
Baru beberapa saat merasa aman, namun tiba-tiba,
"Gawat!" Aileen melihat Bram dari kejauhan, " Aku harus bagaimana ini! Disini jalan buntu, tidak mungkin aku lompat kebawah," Ucap Aileen lirih dan terdengar putus asa.
"Tidak-tidak, aku tidak boleh ketangkap! Lebih baik aku lompat dari gedung ini daripada harus melayani laki-laki bejat itu." Gumam Aileen, tubuh nya kembali bergetar. Namun, dia memberanikan diri, dia berharap setidak nya kalaupun mati dia masih dalam keadaan suci, namun dia berharap agar masih bisa tetap hidup walau harus mengalami cedera patah tulang atau kemungkinan buruk lainnya, itu jauh lebih baik dari pada harus menyerahkan kesucian nya sama pria itu.
"Hey! Ternyata kamu disini! Mau kabur kemana lagi hah...?" Ucap Bram berteriak dari kejauhan.
Deg!
Aileen menoleh dan melihat pria itu yang semakin dekat, jantung nya berdegup kencang! Pikiran nya mendadak buntu dan deg degan, "Tuhan... Bagaimana ini?Tolong bantu aku..." Dia bergumam dalam ketakutan antara harus melompat atau ketangkap. Disaat dia kebingungan, tiba-tiba saja netra matanya tidak sengaja menangkap salah satu kamar hotel yang sedikit renggang! Bagai angin segar bagi Aileen, dia bergegas berlari masuk kekamar itu dan menutupnya cepat.
Hah..Hah...Hah!!!
Nafas nya tersengal-sengal, Aileen menarik nafas dalam-dalam menstabilkannya. Lega sudah rasanya, dia berharap Bram tidak lagi mengejar dirinya.
"Kurang ajar! Kemana dia? Sial, aku kehilangan jejak." Aileen bisa mendengar suara Bram dari balik pintu.
Aileen tidak berani bergerak, dia takut Bram belum pergi dari sana.
"Siapa kamu?"
Aileen menengadah kan wajah nya menatap kearah suara, ternyata sudah ada seorang lelaki berdiri dihadapan nya menatap Aileen tajam! Aileen segera berdiri.
"Ma-maaf! Saya dikejar-kejar orang jahat. sa-saya terpaksa masuk kesini, maaf kan saya kalau saya sudah lancang. Ta-tapi saya terpaksa melakukan nya," Ucap Aileen terbata, dia tidak berani menatap lelaki itu.
Lelaki tampan itu menatap Aileen, menelisik penampilan nya yang terlihat sangat berantakan, bahkan baju Aileen sudah robek sebagian! Menyadari mata lelaki itu menatap nya, Aileen buru-buru menutupi tubuh nya dengan kedua tangan! Dia takut kalau lelaki dihadapan nya sekarang bukan lah orang baik.
"Mana orang jahat nya?Memangnya apa yang mereka lakukan?" Tanya pria itu memperhatikan sekitar dan beranjak ingin membuka pintu.
"Jangan! Tolong jangan dibuka dulu, saya takut kalau orang itu masih berada diluar, saya gak mau ketangkap lagi." Aileen memegang lengan pria itu menghentikan nya agar tidak membuka pintu.
"Heran! Jangan-jangan kamu berbohong ya?" Tuduh pria itu, membuat Aileen segera menggeleng, " Tidak, sumpah saya tidak berbohong, tolong biarkan saya berdiam disini untuk sementara! Sa-saya bisa kok duduk dimana saja, dilantai sini juga gak apa-apa," Ucap Aileen dengan polos nya.
"Sudah! Ayo duduk di sofa saja." Ajak lelaki itu berbaik hati, dia merasa kasihan melihat Aileen. Namun, Aileen tidak beranjak sedikit pun. " Kenapa? Kamu takut sama saya?" Tanya pria itu melihat Aileen memegang ujung baju nya seperti orang ketakutan.
"Ti-tidak," Jawab Aileen, dan akhirnya mengikuti pria itu duduk diatas sofa.
" Siapa nama kamu?" Pria itu bertanya lagi, Aileen tersenyum dan mengulurkan tangan nya. "Aileen..." Jawab nya, kini mata nya mulai berani menatap wajah pria tampan itu.
"Eum, nama yang bagus!" Ucapnya menatap Aileen sebentar,
"Terimakasih sudah mau menolong saya!" Ucap Aileen, dia mulai merasa nyaman dan percaya kalau pria dihadapannya adalah orang baik.
"Mmm! Mas___
"Panggil saya Aziel," Sela Aziel menatap gadis dihadapan yang terlihat gugup.
"Eum, Aziel... Saya boleh numpang ketoilet sebentar?" Tanya Aileen ragu-ragu.
"boleh! Silahkan," Balas Aziel menunjuk kamar mandi.
Aileen tersenyum dan melangkah masuk kekamar mandi, Tanpa Aileen sadari Aziel menatap tubuh nya diam-diam, Aziel seolah terpana melihat Aileen yang terlihat begitu cantik, apalagi pakaian nya yang sangat mini membuat lekuk tubuh nya terpampang dengan jelas! Jiwa kelakian Aziel meronta melihat itu semua.
Tok Tok Tok
Baru saja masuk, Aileen dikagetkan dengan suara ketukan pintu! Aileen segera membuka pintu kamar mandi.
Kriiiet!
"Mmm! Maaf Aileen, saya hanya mau ngasih ini. Kamu bisa membersihkan diri kamu terlebih dahulu, lalu memakai pakaian ini. Ya, walaupun seperti nya baju ini kebesaran sih, soalnya saya gak punya baju wanita, ini baju punya aku." Ucap Aziel terkekeh menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
Aileen menerima baju itu dan tersenyum, "Makasih Aziel," Ucap Aileen, dia merasa bersalah karena sempat berpikir macam-macam sama Aziel tadinya.
"Sama-sama, kamu pakai saja! Saya juga mau keluar sebentar, ada pekerjaan mendadak. Gak papa kan kalau harus tinggal sendirian dulu." Tanya Aziel,
Aileen mengangguk, setelah Aziel pergi, Aileen bergegas membersihkan tubuh nya yang terasa sangat lengket.
"Eum, terlalu besar." Gumam nya memandang dirinya di cermin, memakai kemeja pemberian Aziel. " Tapi gak apa-apa juga sih, yang penting tubuh aku tidak terlihat seperti tadi lagi, ini jauh lebih baik." Ucap nya tersenyum.
Dia merasa bersyukur bisa dipertemukan dengan Aziel yang begitu baik padanya padahal baru saja kenal.
Tanpa sadar Aileen tertidur diatas sofa milik Aziel saking lelah nya.
***
"Ka-kabur?" Sofi kaget mendengar Aileen kabur dari lelaki bernama Bram itu.
"Iya, pak Bram marah besar! Dia ingin kalian segera mengembalikan uang nya, karena dia belum menyentuh Aileen sama sekali. Anak itu keburu kabur." Ungkap Naumi, membuat Sofi membulatkan matanya! Bagaimana tidak uang nya sudah dia habis kan sebagian.
"Ta-tapi tidak bisa begitu dong Naumi! kalau tidak berhasil berati salah dia sendiri, aku kan sudah menyerahkan nya secara langsung, berati bukan tanggung jawab aku lagi dong!" Imbuh Sofi tidak mau rugi.
"Ya terserah, kamu ngomong langsung saja sama pak Bram," Ucap Naumi santai membuang rokok nya yang hampir habis lalu meninggalkan Sofi sendirian.
"Naumi, tunggu dulu! kok malah pergi sih?"teriak Sofi, namun Naumi tidak menggubris panggilan sofi.
"Ah, sial... Gara-gara anak itu saya jadi dalam masalah, awas saja kalau nanti dia pulang." Gumam Sofi kesal.
Dan ikut meninggalkan tempat itu untuk segera pulang.
"Ada apa sih sayang? Kok muka nya cemberut gitu?" Tanya Leon saat melihat Sofi pulang dengan wajah tertekuk masam.
"Aku kesal mas! Anak itu membuat aku dalam masalah,"
"Anak? Maksud kamu apa sih?" Leon belum tau arah pembicaraan Sofi kemana.
"Aileen mas, dia kabur dari Bram!" Ucap Sofi membuat mata Leon membola, " Apa? Aileen kabur, kok bisa,"Tanya nya terlihat kaget.
"Gak tau ah mas! Aku pusing sama kelakuan anak itu, bukan nya nurut malah bikin kita dalam masalah," Geram Sofi menahan kesal.
Sofi beranjak bangun ingin membersihkan dirinya terlebih dahulu, karena seharian ini dia berada diluar.
"Sayang! Mau kemana?" Leon memegang tangan Sofi yang baru beranjak bangun. "Mau kekamar mandi dulu mas! badan aku lengket semua ini," Balas Sofi menoleh.
"Jangan lama-lama ya? Mas lagi pengen,"Ucap Leon mengedipkan mata nya menatap tubuh Sofi genit. " Ah! Mas, baru sehari saja aku tinggal udah gak tahan, ya udah tunggu Sofi mandi sebentar, gak lama kok!!" Balas Sofi tak kalah genit duduk dipangkuan Leon yang terlihat sudah bernafsu, Leon segera menyambar bibir Sofi ******* nya lembut dan meraba-raba bagian sensitif Sofi! Membuat Sofi melenguh dan mendesah.
Kriiiiiit!
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka membuat mereka menghentikan permainan panas nya, Sofi buru-buru bangun dan merapikan baju nya yang berantakan ulah Leon.
Terlihat seorang gadis berjalan masuk dengan wajah nya yang terlihat lelah.
"Mila! Kamu dari mana? Kenapa selarut ini baru pulang, hah?" Tanya Sofi sedikit membentak, " Mila capek Bu, mau istirahat!" Bukan menjawab pertanyaan Sofi, Mila malah langsung masuk kekamar nya, membuat Sofi mendengus kesal, " Liat itu mas anak kamu, gak ada sopan-sopan nya sama orang tua," Ucap Sofi menoleh pada Leon dengan wajah kesal.
"Biarkan saja sayang? Mungkin Mila lagi capek," Bela Leon mengelus punggung Sofi mencoba menenangkan nya yang dalam keadaan emosi.
Mila anak kedua mereka, gadis itu baru menginjak usia 15 tahun! Sedangkan satu lagi bernama Kenzo. Usia Mila dan Kenzo hanya berselisih satu tahun saja. Leon dan Sofi begitu memanjakan kedua anak itu..
Leon dan Sofi kurang memperhatikan pergaulan Mila dan Kenzo, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka yang tidak jelas! Sehingga mengabaikan tanggung jawab sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!