NovelToon NovelToon

PEMBALASAN SANG RATU

Awal Mula

Dalam suasana yang semarak di suatu malam, keindahan dari istana kerajaan Bintang terlihat memukau dari kejauhan. Gemerlap lampu yang berwarna-warni, menyatu dengan kilauan bintang yang ada di langit, membuat kemegahan pesta besar yang terjadi untuk memeriahkan pernikahan antara raja Yun Zai Lu dengan ratunya Huang Lin Mei semakin indah.

Para tamu undangan hadir dengan busana terbaik mereka memadati pelataran acara, suasana pesta yang meriah dihiasi dengan tarian dan musik yang mengalun syahdu. Tak lupa makanan dan juga minuman tersaji dengan sangat rapi, semua tamu terlihat begitu menikmati acara pesta pernikahan Raja baru mereka.

Di singgasana terlihat sepasang pengantin tengah duduk sambil menikmati tarian dan musik yang disuguhkan, namun nampak dari wajah Raja Yun jika saat ini dia benar-benar tidak menyukai pesta. Apalagi setelah dirinya dipaksa oleh sang ayah untuk menikahi putri dari salah seorang jenderalnya, yang telah berhasil menyelamatkan istana kerajaan saat terjadi pemberontakan beberapa waktu yang lalu.

Sudah menjadi rahasia umum, jika sebelumnya Raja Yun memang dekat dan menjalin hubungan dengan seorang gadis yang merupakan putri dari perdana menteri. Namun pada akhirnya, dia harus menikahi gadis lain dan menjadikannya sebagai Ratu, sementara kekasih hati yang selama ini begitu dicintainya hanya bisa menjadi selir.

Hal itu jugalah yang membuat dia sangat membenci Huang Lin Mei, andai saja saat itu Jenderal Huang tidak menyelamatkan dirinya, mungkin saat ini dia tidak harus berdampingan dengan seorang gadis lemah dan tidak memiliki kemampuan seperti Huang Lin Mei. Tak hanya dari penampilan fisiknya, namun dari segi apapun gadis itu tetap saja kalah dibandingkan dengan Han Jiali, yang begitu dia puja-puja.

Setelah acara pesta selesai, semua tamu pun segera berpamitan. Mereka kembali menuju kediaman masing-masing, begitu juga dengan Ratu Huang Lin Mei, saat ini dia telah digiring oleh beberapa orang pelayan menuju sebuah paviliun yang memang diperuntukkan baginya. Sedangkan raja Yun masih berada di aula pesta, dia berencana untuk menghabiskan malam dengan bermabuk-mabukan.

Raja terdahulu yang melihat kelakuan putra kesayangannya tentu saja merasa sangat jengkel, sehingga mau tak mau akhirnya dia pun turun tangan dan membawa Raja Yun menuju paviliun yang ditempati oleh Ratu Huang Lin Mei. Namun setelah berada di dalam paviliun, Raja Yun segera menunjukkan kebenciannya terhadap Ratu Huang Lin Mei, dia bahkan dengan sengaja membiarkan istri yang baru dinikahinya itu untuk tidur di lantai, sementara dirinya terlelap di atas tempat tidur yang empuk dan mewah.

"Ingatlah untuk tetap menjaga batasanmu! Meskipun saat ini statusmu adalah ratu di kerajaan ini, namun bagiku kau tetaplah seorang budak," ucap raja Yun sambil menatap tajam ke arah Ratu Huang Lin Mei, hal itu tentu saja membuat istrinya sangat sedih, hingga tanpa terasa, sebutir bening air mata turun membasahi pipinya.

Penderitaan yang dialami oleh ratu Huang Lin Mei tidak sampai di situ, keesokan harinya Raja Yun dengan sengaja menjemput Han Jiali dan menjadikannya sebagai seorang selir, membuat Ratu Huang Lin Mei lagi-lagi menjatuhkan air matanya. Ibu suri sedikitpun tidak menaruh simpati terhadap menantunya, dia bahkan dengan sengaja memprovokasi Han Jiali agar turut serta menindas ratu Huang Lin Mei.

Hal itu membuat Han Jiali menjadi besar kepala, dia berpikir jika Ibu suri sangat menyukainya dan membenci Ratu Huang Lin Mei. Padahal ibu suri hanya ingin menjadikan Han Jiali sebagai pionnya untuk bisa menyingkirkan Huang Lin Mei yang menurutnya sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menjadi seorang Ratu. Dia memiliki kandidat lain yang akan diperkenalkan kepada putranya nanti, setelah berhasil menyingkirkan menantu yang baru satu hari tinggal di istana kerajaan itu.

Bruk...

Tubuh ratu Huang Lin Mei terjatuh, setelah sebelumnya dia ditabrak oleh selir Han Jiali. Namun wanita itu segera ikut menjatuhkan diri dan berpura-pura bahwa saat ini dirinya ditindas oleh Ratu Huang Lin Mei.

"Apa yang kau lakukan, yang mulia? Kenapa kau menabrakku?" tanya selir Han Jiali menunjukkan wajah polos yang tidak berdosa, sedangkan Huang Lin Mei hanya bisa mengerutkan dahi, Bukankah wanita itu yang menabraknya? Namun kenapa dia malah memutarbalikkan fakta dan mengatakan jika saat ini dialah yang telah membuat wanita itu terjatuh.

"Apa maksudmu selir Han? Bukankah kau yang menabrakku tadi?" tanya permaisuri Huang Lin Mei.

"Selir ini tahu jika yang mulia Ratu pasti sangat terluka, karena baru saja satu hari menjadi istri dari yang mulia raja, namun telah memiliki seorang selir. Tapi itu merupakan hak yang mulia, seberapa banyak pun selir yang dia miliki, dan kapanpun dia menginginkannya, sebagai seorang Ratu kau tidak memiliki hak untuk melarangnya." ucap selir Han Jiali dengan suara yang agak lantang.

Raja Yun melihat hal itu dari kejauhan, bahkan dia juga mendengar apa yang dikatakan oleh selirnya, sehingga dengan cepat dia pun segera membantu Han Jiali. Tanpa ragu-ragu, dia memberikan hukuman kepada Ratu Huang Lin Mei.

"Apa yang kau lakukan Ratu Huang Lin Mei? Beginikah caramu memperlakukan selirku? Sepertinya selama ini kau tidak dididik dengan baik oleh keluargamu, jika seperti itu, biarkan Raja ini yang memberikan pelajaran, agar di hari esok kau bisa bersikap lebih baik terhadap orang lain," ucap Raja Yun sambil membantu selir Han Jiali untuk bangun.

Sementara Ratu Huang Lin Mei baru menyadari, jika saat ini dirinya telah difitnah dengan begitu keji oleh wanita yang baru saja melangkahkan kakinya di istana sebagai selir.

"Yang mulia, tolong dengarkan penjelasanku. Ratu ini sama sekali tidak menabrak ataupun mendorong selir Han, bahkan sebaliknya, dialah yang telah menabrak Ratu ini hingga terjatuh." jawab ratu Huang Lin Mei.

Namun kebencian Raja Yun membuatnya tidak mau mendengarkan penjelasan dari istri sahnya itu, dia bahkan segera memanggil beberapa orang prajurit dan memerintahkan mereka agar menyeret Ratu Huang Lin Mei menuju istana dingin.

Ratu Huang Lin Mei Hanya bisa menarik nafas panjang, sia-sia saja meskipun dia ingin menjelaskan, karena raja Yun hanya akan mempercayai ucapan dari selirnya. Sementara para prajurit yang diperintahkan oleh raja Yun telah berdiri di belakang Ratu, sehingga mau tak mau dia pun segera melangkah menuju istana dingin untuk menjalani hukuman yang diberikan untuknya.

Sudut bibir wanita itu terangkat, ada kebahagiaan tersendiri setelah melihat penderitaan yang dialami oleh Ratu Huang Lin Mei, apalagi melihat bagaimana cara raja Yun memperlakukan wanita itu, membuat dia semakin bersemangat untuk segera melenyapkannya. Walau bagaimanapun posisi Ratu hanya pantas untuk dirinya, karena dialah satu-satunya wanita yang paling dicintai oleh raja.

"Yang mulia selir..." panggilan dari salah seorang pelayannya membuat wanita itu segera melirik, dia pun mengerutkan dahi, karena merasa tidak memanggil gadis pelayan itu.

"Katakan!" hanya itu yang keluar dari mulut Han Jiali, dia juga saat ini telah memasang wajah aslinya yang memang licik dan penuh dengan ambisi.

"Hamba telah berhasil memasukkan racun itu ke dalam makanan Ratu Huang Lin Mei, sebentar lagi yang mulia selir akan segera menggantikan wanita itu menjadi seorang penguasa istana kerajaan." ucap pelayan itu setengah berbisik, dia melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang saat ini mendengarkan pembicaraan antara dia dengan majikannya itu.

"Itu berita yang sangat bagus." jawab selir Han Jiali sambil tertawa, tak lupa dia juga melemparkan sekantung koin emas kepada pelayannya, hingga membuat gadis itu langsung tersenyum cerah.

.

.

.

Sementara di istana dingin terlihat seorang gadis pelayan tengah menangis, dia benar-benar sangat sedih setelah melihat nasib tragis yang menimpa majikannya. Ratu Huang Lin Mei baru saja menikmati makan siangnya, namun tiba-tiba saja dia terjatuh dan langsung tak sadarkan diri.

Tabib kerajaan yang dipanggil hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia tak tahu harus berbuat apa. Ratu Huang Lin Mei telah diracun oleh seseorang, namun naas, racun itu hingga saat ini masih belum diketahui penawarnya.

"Yang mulia ratu! Yang mulia ratu! Tolong bangun yang mulia, jangan tinggalkan May sendiri." ucap gadis pelayan itu sambil terus menggoyangkan tubuh ratu Huang Lin Mei yang mulai terasa dingin.

"Ugh.."

Kesembuhan Sang Ratu

Kelopak mata wanita itu tiba-tiba saja bergerak, membuat pelayan yang berada di sampingnya sontak langsung terperanjat, dengan spontan dia pun segera memanggil kembali tabib kerajaan untuk memeriksa majikannya. Feng May sangat yakin, jika saat ini Ratu Huang Lin Mei telah kembali hidup, dia berhasil melewati ujian kematian, sehingga jiwanya kembali ke dalam tubuh fana-nya.

"Tabiiib... Tabiiib..!" Feng May berteriak dengan sangat kencang, membuat beberapa orang pelayan yang saat itu tengah membersihkan halaman sekitaran paviliun menjadi sangat penasaran.

Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Ratu Huang Lin Mei? Bukankah sebelumnya mereka telah mendengar penuturan dari tabib, jika istri dari Raja Yun itu tidak mungkin bisa diselamatkan, akibat racun ganas yang telah menggerogoti tubuhnya.

Tabib kerajaan segera berbalik dan menatap ke arah Feng May yang terburu-buru berlari ke arahnya, gadis pelayan itu terlihat begitu bersemangat, seolah baru saja menemukan sebuah keajaiban, padahal sebelumnya, dia sudah mengatakan dengan jelas, jika keadaan Ratu Huang Lin Mei yang tidak mungkin bisa diselamatkan.

"Ada apa denganmu, pelayan Feng? Bukankah sudah katakan dengan sangat jelas sejak tadi, jika kondisi majikanmu saat ini tidak mungkin bisa diselamatkan?" ucap tabib itu.

Feng May berhenti, dia berusaha untuk menstabilkan nafasnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang tabib. "Tabib, tolong periksa yang mulia Ratu sekali lagi, pelayan ini sangat yakin, jika yang mulia Ratu berhasil selamat. Baru saja pelayan ini melihat mata yang mulia Ratu bergerak-gerak."

Mendengar penuturan Feng May, tabib itu pun langsung tercengang, namun tak lama kemudian, dia segera menggerakkan kakinya untuk kembali menuju istana dingin, di mana saat ini ratu Huang Lin Mei berada. Sementara beberapa orang pelayan yang sejak tadi menguping pembicaraan diantara Feng May dan tabib itu segera berhamburan untuk memberikan informasi tersebut kepada masing-masing majikan mereka.

Tap...

Tap...

Tap...

Terdengar langkah tabib itu menyusuri koridor, namun begitu pintu istana dingin terbuka, alangkah terkejutnya dia dan juga Feng May melihat jika saat ini Ratu Huang Lin Mei tengah duduk bersandar di sudut ruangan. Namun yang membuat tabib itu semakin merasakan keanehan adalah tatapan dari sang ratu yang biasanya terlihat sendu, tapi saat ini jauh lebih tajam dan tegas.

"Yang mulia... Anda baik-baik saja?" Feng May berlari ke arah Ratu Huang Lin Mei, namun dia begitu terkejut setelah tangannya ditepis dengan sangat kasar oleh sang majikan.

"Apa yang kau lakukan? Siapa kau? Kenapa memanggilku yang mulia?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut ratu Huang Lin Mei membuat Feng May menangis semakin kencang.

Tabib kerajaan segera mendekat, kemudian menyentuh pergelangan tangan Ratu Huang Lin Mei untuk memeriksa keadaannya. Keningnya sedikit berkerut, dia sudah tidak merasakan adanya racun yang bersarang di tubuh wanita itu lagi. Tapi apa yang terjadi, sehingga kemudian Ratu Huang Lin Mei kehilangan ingatannya?

"Bagaimana tabib? Apa yang terjadi dengan yang mulia Ratu?" tanya Feng May dengan tidak sabar. Tabib itu hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pelayan itu.

"Racun yang bersarang di tubuh yang mulia Ratu telah menghilang, namun sepertinya beliau saat ini mengalami kehilangan ingatan. Sebagai pelayan satu-satunya, kau harus bisa membantu yang mulia Ratu untuk mengingat kembali semuanya," ucap tabib itu sambil melangkahkan kakinya untuk keluar dari istana dingin.

Sementara Feng May langsung berdiri dan membantu Ratu Huang Lin Mei kembali ke dalam kamarnya, dia tidak bisa membiarkan sang majikan untuk tetap duduk di atas lantai, meskipun saat ini tengah menjalani hukuman yang diberikan oleh raja Yun.

Ratu Huang Lin Mei mendudukkan dirinya di atas tempat tidur, dia seolah tak percaya jika saat ini dirinya terlempar ke zaman kuno, padahal sebelumnya dia adalah seorang gadis modern yang bernama Alexia, memiliki profesi sebagai seorang hacker handal sekaligus ahli bela diri.

Namun karena menyelidiki sebuah kasus tentang menghilangnya kalung dari kejayaan masa lalu, secara tanpa sengaja dia ikut terlempar memasuki dimensi waktu yang membuatnya menempati tubuh seorang Ratu terabaikan dan selalu ditindas oleh selir, Ibu Suri dan juga raja yang berkuasa.

Tak lama kemudian, sebuah ingatan memasuki memorinya, membuat dia merasakan rasa sakit yang sangat nyata. Secara tiba-tiba, ingatan masa lalu dari sang pemilik tubuh yang dia tempati saat ini muncul, mendominasi seluruh ingatannya.

'Jadi Ratu Huang Lin Mei adalah seorang istri yang tidak diinginkan oleh suaminya, dia juga selalu dikucilkan dan ditindas, bahkan diakhir hidupnya, dia mengalami sebuah kemalangan, karena harus menelan racun yang dikirimkan oleh selir dari suaminya sendiri, Sementara Raja Yun sama sekali tidak pernah memperdulikan dirinya, Kau tidak perlu khawatir Ratu Huang Lin Mei, aku Alexia berjanji mulai saat ini tidak akan ada satu orang pun yang berani menindas tubuhmu lagi, bahkan aku akan membalaskan seluruh rasa sakit hati dan juga kepedihan yang selama ini kau terima,' gumam Alexia dalam hati.

Feng May tiba-tiba saja muncul dengan baskom air di tangannya, dengan sangat telaten, gadis pelayan itu membersihkan tubuh majikannya, membuat Alexia benar-benar merasa terharu. Di kehidupan pertamanya, dia sama sekali tidak memiliki seorang teman, namun setelah jiwanya masuk ke dalam tubuh Ratu Huang Lin Mei, dia merasakan ketulusan dari seorang gadis pelayan yang masih berusia 17 tahunan itu.

"Siapa namamu?" tanya ratu Huang Lin Mei.

"Nama hamba Feng May, yang mulia," mata gadis pelayan itu terlihat berkaca-kaca mendengar pertanyaan yang diajukan oleh majikannya. Dia tak menyangka, jika Ratu Huang Lin Mei bahkan akan melupakan namanya sendiri, padahal selama ini dialah yang menemani sang ratu, semenjak masih menjadi Nona muda di keluarga Jenderal Huang.

"Ceritakan semua tentangku dan apa yang menjadi alasan sehingga kita berdua berada di istana dingin ini? Apakah sebelumnya aku telah melakukan sebuah kesalahan besar, sehingga membuat yang mulia Raja murka?" tanya Ratu Huang Lin Mei.

Feng May terlihat sangat sedih mendengar pertanyaan yang diajukan oleh majikannya, namun tak lama kemudian gadis pelayan itu pun segera menceritakan semua yang terjadi pada ratu Huang Lin Mei dengan sangat hati-hati. Dia tidak ingin membuat sang majikan kembali sedih, apalagi saat mengetahui jika sang raja sama sekali tidak menginginkannya.

Namun ternyata reaksi yang ditunjukkan oleh Ratu Huang Lin Mei berbeda dengan apa yang ditakutkan oleh Feng May, wanita itu terlihat sangat tenang, bahkan tidak menunjukkan raut terkejut sedikitpun.

"Anda baik-baik saja, yang mulia?" tanya Feng May. sementara Ratu Huang Lin Mei hanya menyunggingkan senyuman manis, dia tidak ingin membuat kekhawatiran yang lebih besar lagi di hati pelayannya.

"Apa kau tahu di mana letak perpustakaan, Feng May?" tanya ratu Huang Lin Mei.

"Tentu saja yang mulia, letaknya tidak begitu jauh dari tempat ini. Apakah yang mulia ingin mengunjungi perpustakaan? Namun hamba tidak yakin, jika yang mulia akan mendapatkan izin. Karena saat ini yang mulia tengah diberikan hukuman untuk tetap tinggal di istana dingin." jawab Feng May sambil menatap ke arah majikannya.

"Kau tidak perlu khawatir, aku hanya ingin membaca beberapa buku tentang dunia yang kutinggali saat ini. Walau bagaimanapun, hidup dengan ingatan terbatas sangat tidak menyenangkan," jawab Ratu Huang Lin Mei.

Mulai Berlatih

Ratu Huang Lin Mei mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah perpustakaan, diikuti oleh Feng May yang selalu setia di belakangnya. Keduanya terlihat begitu ceria, namun baru saja langkah mereka mendekat ke arah perpustakaan, beberapa orang prajurit yang berjaga di tempat itu menghentikan keduanya.

"Berhenti! Apa yang kalian lakukan di tempat ini?" tanya salah seorang prajurit seraya menghadang kedua orang wanita itu dengan sebilah tombak, membuat wajah Ratu Huang Lin Mei langsung berubah menghitam.

Di kehidupan pertamanya, dia begitu dikagumi dan ditakuti oleh semua orang, namun kini bahkan seorang prajurit memiliki keberanian untuk menghalangi jalannya.

"Singkirkan senjata itu! Apa kau tidak mengenali siapa diriki sehingga berani menghadang perjalanan Ratu ini?" tanya Ratu Huang Lin Mei seraya melirik ke arah prajurit itu dengan sudut matanya.

Namun prajurit yang berjaga sedikitpun tidak merasa takut, apalagi selama ini sang ratu terkenal seorang wanita yang lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun. Apalagi dia selalu diabaikan oleh raja, sehingga apapun yang diucapkan olehnya, sama sekali tidak berpengaruh di dalam istana kerajaan.

"Yang mulia, sepertinya anda telah lupa, bahwa saat ini yang mulia Raja telah memerintahkan anda untuk tinggal di istana dingin. Namun mengapa anda masih memiliki keberanian untuk berkeliaran di sekitar perpustakaan? Apakah anda yakin bisa membantah perintah dari yang mulia raja?" tanya prajurit itu sambil menatap tajam ke arah Ratu Huang Lin Mei.

"Aku datang hanya untuk meminjam beberapa buku, agar memiliki kesibukan selama menjalani hukuman di istana dingin. Apakah menurut kalian hal itu salah?" tanya Ratu Huang Lin Mei.

Tak lama kemudian terlihat salah seorang komandan prajurit mendatangi tempat itu, dia pun segera membungkuk untuk memberikan hormat, kemudian meminta agar para prajurit membiarkan Ratu Huang Lin Mei untuk masuk ke dalam perpustakaan. Lagi pula wanita itu tidak akan bisa berbuat apapun di sana.

Mendengar ucapan dari komandan prajurit itu, akhirnya Ratu Huang Lin Mei pun tersenyum tipis, dia segera bergerak masuk ke dalam perpustakaan, kemudian mencari beberapa buku yang sesuai dengan keinginannya.

Sebagai seorang gadis yang hidup di dunia modern, tentunya Alexia harus mulai beradaptasi dengan kehidupan barunya, dia harus mempelajari tentang tata krama istana kerajaan, agar jika suatu hari nanti terjadi konflik, dia bisa dengan mudah mengatasinya.

"Yang Mulia, buku apa yang anda inginkan? Izinkan pelayan ini untuk membantu mencarinya," tanya Feng May, sedangkan Ratu Huang Lin Mei hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin dibantu oleh siapapun, karena saat ini apa yang dicarinya mungkin saja akan merubah kehidupan kerajaan di masa depan.

Apalagi dia merupakan seorang gadis yang jenius, memiliki pemikiran terbuka, hacker berpengalaman dan ahli bela diri modern. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh gadis itu jika dia mulai bertindak? Bahkan tidak lama lagi, mungkin dia akan segera memulai pembalasan dendam terhadap orang-orang yang telah menyakiti pemilik tubuh asli yang kini ditempati olehnya.

Ratu Huang Lin Mei keluar dari perpustakaan itu dengan membawa beberapa buku, sementara para prajurit yang berjaga berusaha untuk melihat terlebih dahulu, buku apa saja yang saat ini dibawa olehnya? Namun setelah mengetahui jika buku-buku itu hanya merupakan buku tentang tata krama bangsawan, termasuk peraturan-peraturan kerajaan, membuat para prajurit tidak menaruh kecurigaan terhadapnya, dia pun diberikan jalan untuk kembali menuju istana dingin.

Akhirnya Ratu Huang Lin Mei bisa bersantai selama beberapa hari di dalam istana dingin, dia juga sudah mulai mengetahui tentang tata krama dan juga peraturan-peraturan yang harus dia ketahui, sebagai salah seorang anggota keluarga Kerajaan. Termasuk penyimpangan-penyimpangan apa saja yang saat ini telah dilakukan oleh para pejabat istana, selir dan juga Ibu Suri.

Hal itu merupakan kartu As untuknya, jika suatu waktu dia ingin membuat perhitungan dengan orang-orang yang selama ini telah menganiaya Ratu Huang Lin Mei yang asli.

Ada halaman yang cukup luas terletak di belakang istana dingin, selain sangat cocok untuk melatih kembali ketahanan tubuh sekaligus ilmu bela diri bagi Ratu Huang Lin Mei, tempat itu juga cukup dihindari oleh semua orang, sehingga Ratu Huang Lin Mei bisa memulai pembalasan dendamnya dari sana.

Dia bisa menyembunyikan segala macam bukti-bukti yang mungkin saja dia dapatkan nanti di tempat itu, karena selain terpencil, tempat itu juga tidak pernah didatangi orang lain.

"Feng May, kemarilah!" panggil Ratu Huang Lin Mei.

Gadis pelayan itu pun segera mendekat, "Hamba yang mulia... Apakah yang mulia membutuhkan sesuatu?" tanya Feng May dengan sopan.

"Aku tidak membutuhkan apapun, mulai saat ini aku akan melatihmu bela diri. Aku tahu jika selama ini kau juga mengalami penindasan yang sama oleh para pelayan Ibu Suri maupun selir yang mulia, jadi mulai hari sekarang kau akan berlatih bersamaku,"

"Tapi yang mulia, bukankah belajar beladiri dilarang bagi seorang wanita? Bagaimana jika ada yang mengetahui hal itu?" tanya Feng May, wajahnya terlihat sangat pucat setelah mendengar pernyataan dari majikannya itu.

"Kita akan berlatih secara diam-diam, lagi pula tidak ada satu orang pun yang akan mendatangi tempat ini," jawab ratu Huang Lin Mei.

Akhirnya Feng May pun setuju untuk berlatih dengan majikannya, apalagi selama ini dia juga sangat bosan dengan cemoohan dari para pelayan selir dan ibu Suri. Jika dia memiliki keahlian bela diri, mungkin saja suatu hari nanti dirinya bisa membalaskan dendam terhadap orang-orang yang selama ini terus saja menindasnya, sekaligus membantu agar sang majikan mendapatkan keadilan.

"Baiklah yang mulia, hamba setuju untuk berlatih bersama. Tapi sebelum itu, kita harus menyelidiki terlebih dahulu tempat ini. Jangan sampai ada salah seorang mata-mata yang mulia Raja mengetahuinya." jawab Feng May.

Akhirnya kedua orang wanita itu pun mulai berlatih di belakang istana dingin, mereka terlihat begitu bersemangat. Ratu Huang Lin Mei mengajarkan berbagai macam ilmu bela diri, bahkan sebagai pemanasan, dia pun mengajarkan olahraga modern terhadap Feng May, mulai dari sit up, push up, rolling depan ataupun lari.

Feng May tidak pernah komplain sedikitpun, meski seluruh tubuhnya terasa sakit, akibat latihan berat yang ditetapkan oleh Ratu Huang Lin Mei. Dia masih tetap bersemangat seperti sebelumnya, rasa sakit hati yang selama ini menggunung di dada, membuat gadis pelayan itu akhirnya memiliki kekuatan untuk bertahan, meskipun latihan yang diberikan oleh Ratu Huang Lin Mei benar-benar menguras tenaga dan juga pikiran. Dia bahkan berkali-kali hampir pingsan, akibat tak kuasa menahan serangan saat keduanya mencoba untuk bertempur.

Akhirnya 3 bulan pun terlewati, Ratu Huang Lin Mei terlihat sangat puas dengan peningkatan yang dialami oleh pelayannya. Saat ini Feng May benar-benar sangat lincah, bahkan kekuatan dan kemampuan bela dirinya tidak jauh berbeda dengan sang majikan.

.

.

.

Disisi lain, Raja Yun baru saja ingat, jika dirinya telah memberikan hukuman yang begitu lama terhadap sang ratu, sehingga dia memutuskan untuk membebaskan Ratu Huang Lin Mei dan mengembalikannya menuju paviliun mawar yang selama ini ditempati oleh wanita itu. Meski keputusannya itu membuat selirnya cemberut, namun sebagai seorang raja, dia pun tak bisa bersikap semaunya.

Kebahagiaan perlahan-lahan mulai muncul di hidup Ratu Huang Lin Mei setelah dirinya kembali tinggal di faviliun yang mewah. Dia pun dengan antusias mengajak Feng May untuk pergi ke dapur dan mencari beberapa daging dan sayuran. Mulai saat ini dia akan mengajarkan pelayannya itu, bagaimana cara memasak makanan modern, agar dia tak lagi-lagi harus menelan makanan yang hambar atau pun keasinan.

Sedangkan para pelayan lain langsung tercengang, ini adalah pertama kalinya seorang anggota keluarga istana kerajaan menginjakkan kaki di dapur. Apalagi dia memilih bahan makanan yang akan dimasaknya sendiri. Bahkan beberapa orang pelayan dari selir dan ibu Suri mulai berkasak kusuk di belakang, mereka sepertinya masih enggan untuk meninggalkan dapur sebelum bisa mendapatkan informasi yang bisa diberikan kepada majikan mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!