NovelToon NovelToon

Ceo tampan itu, mantanku

1. Dara Lucyana Putri

Sebelum masuk ke dalam ceritanya mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan pemeran wanitanya.

Dara Lucyana Putri, atau yang sering dipanggil Dara dia baru berusia 23 tahun. Dara memiliki sifat yang sangat periang dan ramah kepada siapa pun yang berpapasan dengan dirinya atau orang yang dia temuin, selain periang Dara juga merupakan perempuan yang sangat mandiri.

Dara memiliki paras yang sangat cantik, berpostur tinggi 165cm, berkulit putih natural, bentuk wajah yang sedikit bulat dan berpipi cabi. Hidung yang mungil tetapi mancung, dan matanya yang sipit. Apabila dia tersenyum maka matanya ikutan senyum, jadi dia sering disebut cewe Chindo "China Indonesia".

Dara tidak tahu siapa orang tuanya dan di mana orang tuanya berada atau bisa juga kedua orang tuanya meninggal sama halnya yang sering menghina dan mengejek dirinya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Karena yang Dara tahu bahwa dia hanyalah anak panti asuhan, dan dia tidak pernah diberitahu oleh pemilik panti asuhan siapa orang tua dan di mana orang tua Dara.

Tapi yang jelas, Dara tidak pernah membenci kedua orang tuanya. Jika ia memang dibuang oleh keluarganya dia tidak akan mencarinya sampai kapan pun jika tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya, tapi kalo dia memang anak yatim piatu dan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Dara ingin sekali untuk berziarah ke pemakaman kedua orang tuanya.

"Dara!" ucap Ibu Mirna membentak Dara karena akhir-akhir ini dia sering melamun saat bekerja.

Dara yang sedang melamun pun langsung langsung terkejut bukan main, padahal Dara rasanya dia sedang beristirahat. Tapi kenapa Ibu Mirna ini malah memarahi dirinya sampai begitu?

"Eh i-iya Bu maaf," ucap Dara dan dia pun menundukan kepalanya, merasa bersalah.

"Maaf maaf maaf, kamu ini niat bekerja atau tidak hah?! kalo kamu masih saja begini, saya bisa mempecat kamu. Kamu ini akhir-akhir bulan pendapatan kita selalu saja minus, kamu bisa kerja atau tidak? kalo memang tidak bisa mendingan kamu keluar aja dari kerjaan ini!" ucap Ibu Mirna dan membuat Dara semakin menundukkan kepalanya.

Dara sekarang, memang bekerja di sebuah toko melontong yang sudah menggunakan metode layaknya seperti Indomaret dan Alfamart.

"Iya Bu, kalo emang Ibu udah nggak percaya lagi sama saya ya sudah. Ibu boleh pecat saya," ucap Dara yang memang tidak ada pilihan lain selain keluar dari pekerjaan ini.

Ibu Mirna yang mendengar penuturan Dara tersenyum puas, karena memang ini yang dia mau. Mengeluarkan Dara dari tokonya, karena anak semata wayang Ibu Mirna selalu insecure melihat kecantikan Dara.

"Ya bagus kalo kamu mengundurkan diri dari pekerjaan ini, oh ya ini gaji kamu bulan ini. Dan saya harap kamu tidak akan pernah menampakkan diri di depan saya dan anak saya!" ucap Ibu Mirna mengusir Dara.

Dara pun menerima gaji terakhirnya dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Ibu Mirna yang tersenyum puas bisa mengeluarkan Dara.

Anak Ibu Mirna yang dari tadi mengintip percakapan Ibu dan Dara tersenyum puas.

"Mampus kan lo, makanya jangan sangian sama gue. Padahalkan minus terus karena selalu gue ambil duitnya," ucap anak Ibu Mirna terkekeh saat mengingat kejadian di mana dia mengambil uang di kasir saat Dara sudah pulang.

Dunia begitu jahat bukan? yang salah malah kelihatan benar, dan yang benar terlihat salah. RIP. logika dan hati yang bisa memanusiakan manusia!

2. Sangatlah menyebalkan!

Setelah drama permecatan di tempat kerja Dara tadi, Dara hanya bisa mengomel-ngomel hingga sampai di kosan. Rasanya sangat aneh sekali, Dara rasa dia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun di tempat kerjaannya itu.

Tapi untuk perminusan yang terjadi di beberapa hari ini rasanya itu tidaklah masuk akal, karena Dara rasa dia selalu teliti di dalam pekerjaan yang selama ini dia kerjakan.

"Gak ramah banget dah itu yang punya toko, apa-apa main pecat gue aja. Lagian apa masalahnya sih gue ngelamun pas lagi istirahat? anehnya lagi kenapa penghasilan hariannya itu selalu minus, padahalkan pas gue hitung pas pulang kerja selalu dihitung dulu dan selalu balance dan paling ngeplus sama minusnya cuman dikit. Tapi kok ini Ibu Mirna sampe-sampe ngomel gitu, emangnya minusnya besar?" heran Dara dan dia pun merebahkan dirinya di kasur kesayangan di dalam kamar kosan, meskipun sedikit keras.

"Apa jangan-jangan anaknya Ibu Mirna ya yang ngelakuinnya? tapi kalo sampe kejadian sama apa yang gue pikirin sih itu kayanya bisa jadi sih. Secarakan dia emang keliatan eh bukan keliatan sih tapi emang udah benci banget sama gue," ucap Dara yang memang tidak bisa melepaskan dari bayang-bayangan dulu.

"Lagi mikirin apa sih neng? sampe ngoceh-ngoceh sendiri kaya gitu," ucap Indah yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar.

Sedikit informasi, Indah adalah teman masa-masa SMP dan masa SMA Dara. Mereka sudah berteman cukup lama, dan memiliki keadaan yang sama. Mereka hidup berdua di kosan kecil ini, karena Indah sendiri yang maksa ingin selalu bersama Dara, dan ya inilah jadinya. Mereka selalu bersama-sama kapan dan di mana pun.

"Gimana gue nggak ngoceh-ngoceh Dah, lo tahu Ibu Mirna yang pumya tempat kerja gue? dia pecat gue dengan alasan karena gue ngelamun!" cerita Dara yang begitu heboh saat Indah datang.

Dara sangat menyayangi Indah melebihi apa pun, karena hanya Indahlah yang selalu ada di dalam susah senang, duka dan suka yang Dara alamin. Hingga sampai kapan pun Dara akan selalu bersama Indah, bagaimana pun caranya.

"Ya wajarlah ngamuk-ngamuk orang lo ngelamun las lagi kerja ya pastinya marahlah," ucap Indah dan dia pun duduk di samping Dara.

"Ya iya wajar kalo bosnya marah kalo lihat yang kerjanya santai dan malah ngelamun gitu, tapi ini gue ngelamunnya pas lagi istirahat. Yang anehnya lagi dia malah ngebahas minus yang gede di toko tadi, padahalkan gue selalu ngitungnya bener terus kalo ngasih kembalian ke pembeli selalu teliti kok. Jadi dari mananya asalnya minus itu berasal?" tanya Dara yang memang sudah sangat penasaran bagaimana hal itu bisa terjadi.

"Yang bener aja deh lo, coba lo inget-inget lagi gimana kejadiannya. Terus apa lagi yang dibilang sama mantan bos lo itu," ucap Indah dan mulai menyimak cerita Dara yang menurutnya itu sangatlah menarik.

"Ya dia cuman bilang itu aja, tapi ada satu hal deh yang buat gue curiga sama anaknya yang cewe," ucap Dara dan langsung digeplak oleh Indah.

"Heh, lo gak boleh suuzon gitu dong sama orang lain, kalo misalnya nggak bener sama apa yang lo bilang, itu udah termasuk fitnah," ucap Indah mengingatkan Dara.

Dara yang mendengar ucapan Indah memutar bola matanya malas.

"Ih gue serius Indah, soalnya beberapa hari kebelakang ini dia itu sering natap gue dengan pandangan yang kaya penuh kebencian gitu. Teruskan dia sekarang itu sering ke tokonya Ibu Mirna," jelas Dara.

"Ya kalo anaknya ke toko ibunya ya nggak masalah, kan hak dia dong. Jadi apa yang jadi permasalahannya?" tanya Indah yang sepertinya dia belum mudeng dengan apa yang dibicarakan oleh Dara.

"Dia tuh bukannya ngebantuin tapi malah lebih ke caper sama cowok-cowok yang datang ke toko itu," ucap Dara tapi menurut Indah itu sedikit ngelantur.

"Udah-udah daripada kamu malah ngomong yang enggak-enggak tentang orang lain, mendingan kamu mandi dulu geh. Kamu itu belum mandi juga malah ngehibah duluan," ucap Indah yang mengomeli persis seperti Ibu-ibu yang kesal dengan anaknya.

"iya-iya ini gue mandi, gitu aja kok malah marah-marah," cibir Dara tetapi dia tetap melakukan apa yang disuruh oleh Indah.

Indah yang melihat tingkah lucu Dara hanya bisa geleng-geleng kepala gemas, bisa-bisanya dia memiliki teman semanis dan selucu Dara.

3. Zico Rafanda

Sebelum masuk ke dalam cerita lebih dalam lagi, mari kita berkenalan dengan pemeran utama kita adalah Zico Rafanda, atau yang sering dikenal dengan nama Zico.

Zico adalah pria yang berumur 26 tahun, dia memiliki sifat yang tegas, dingin, arogan, cuek. Tapi itu tidak berlaku bagi orang yang dia anggap sudah dekat dengan kenal lama dengan dirinya. Selain sifatnya yang misterius, Zico juga memiliki paras yang sangat tampan yang mana bisa mengikat banyak wanita hanya dalam satu kedipan mata, tapi meskipun dia disukai banyak wanita. Dia sudah jomblo sejak dia keluar dari masa-masa SMA. Kasihan sekali bukan? paras yang tampan, kaya tapi masih saja jomblo. Tapi meskipun begitu dia mempunyai teman yang selalu mendukung dan selalu menemani dia kapan dan di mana pun Zico berada.

"Ayolah Zico lo tuh harus cepet-cepet cari pasangan atau nggak pacar deh, kalo susah dapet pacar ya cari aja sono calon Bini. Capek gue harus ngintilin lo mulu, ntar orang ngiranya kita belok lagi," ucap Rangga yang asal nyeplos aja.

Sedikit berkenalan lagi dengan Rangga Wijaya, Rangga Wijaya atau sering dikenal dengan Angga. Merupakan sahabat sekaligus tangan kanan dari Zico sendiri, mereka dari jaman bayi pun sudah berteman dengan akrab. Jadi sudah tidak mungkin lagi mereka menutup-nutupi atau enggan menegur satu sama lain.

"Dapet pacar aja susah apalagi dapet calon Bini, emang kurang ajar ya lo sama majikan," sinis Zico dan dia pun meminum vodka yang masih ada di meja bar.

Mereka berdua sekarang sedang berada di dalam sebuah club yang cukup terkenal di Jakarta, sudah menjadi rutinitas mereka jika malam minggu mereka akan menghabiskan waktu sekalian menghilangkan stres dari banyaknya pekerjaan.

"Itukan kalo di kantor, kalo lagi di luar gini beda status lagi lah," ucap Rangga dan dia pun ikutan minum Vodka dari botolnya.

"Ya serah lo, btw ini berisik banget dah musiknya," ucap Zico yang sedikit terganggu dengan musik keras di ruangan itu.

"Ini kita masih di rungan VIP loh, lo masih ngeluh berisik? kalo lo emang mau nyari yang sunyi ya udah lo ke kuburan aja, gitu aja kok repot," nyinyir Rangga yang kesal karena Zico selalu saja menyebalkan di matanya.

"Berisik deh lo, gue tahu nih lo ngomel-ngomel gini karena adek lo belum nemu sarangnya kan?" ucap Zico dan Rangga pun memutar bola matanya malas.

"Aelah lo kalo ngomong selalu bener deh, makanya kita ke bawah aja deh yuk dari pada di sini. Gak enak banget, mahal-mahal masuk sini tapi nggak nikmatin goyangan dan lekukan bidadari," ucap Rangga yang malah mendramatis dan itu membuat Zico jijik.

"Bidadari biji mata lo, sejak kapan ada bidadari masuk club malam gini," heran Zico yang merasa Rangga sudah tidak waras.

"Suka-suka gue dong, kok lo malah repot sendiri? Makanya lo gak usah so soan alim gitu, tampang aja yang kaya sangar padahal lo masih gamon kan sama mantan lo yang dulu," sinis Rangga yang malah mengingatkan Zico dengan mantan terindahnya dulu.

Zico yang mendengar ucapan pedas Rangga bukannya sakit hati atau marah, dia malah memutar bola matanya malas.

"Lo kalo udah mabok gini emang minta ditampol ya, lo kalo emang mau ke bawah ya ke bawah aja sono. Gue mau di sini aja," ucap Zico yang jengkel juga lama-lama kalo menghadapi sifat menyebalkan Rangga.

Rangga yang mendengar perintah Zico langsung saja tersenyum lebar, memang ini yang Rangga mau. Turun ke bawah untuk menikmati sang para bidadari yang sedang menikmati alunan musik.

"Nah gitu dong dari tadi, kalo gitu gue ke bawah dulu ya. Lo hati-hati di sini, jangan sampai lo digondol sama tante-tante kurang belaian," ucap Rangga dan dia pun pergi meninggalkan Zico yang menatap sebal ke arah Rangga.

Setelah kepergian Rangga, Zico menyalakan rokok dan mulai menghisapnya. Dan membuang asapnya secara perlahan-lahan, Zico kembali terpikirkan dengan apa yang diucapkan oleh Rangga.

Di umur Zico yang sekarang sudah pantas untuk menikah, meskipun Zico memiliki paras yang tampan. Dan hartanya begitu melimpah, dan perempuan atau wanita mana pun pasti dengan rela melemparkan dirinya agar bisa mendapatkan Zico dengan mudah.

Tapi itu tidaklah berguna, bagi Zico yang masih terbayang-bayang masa lalu. Karena apa? karena masih banyak hal yang belum terjelaskan dan yamg terungkap.

Jadi untuk sekarang Zico tidak akan terlalu terburu-buru mencari pasangan, biarkan saja waktu yang menjawab.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!