Daddy?
Part 1
AAAAAAAAA //suara teriakan
Alexandra Vallerine
(terkejut)
Alexandra Vallerine
Jackson
Alexandra Vallerine
*bergumam
Alexandra Vallerine
[berlari ke sebelah kamar]
Mata Lexsa membulat melihat anak kecil berusia 5 tahun tengah menangis sesenggukan. Lexsa segera menghampiri anak itu dan memeluknya erat.
Alexandra Vallerine
Jack kenapa nangis, sayang? Jack mimpi buruk ya?
Jackson A Damian
Hiks.. Njack takut mom. Njack dikejar hiks monster menyeramkan. Njack takut
Alexandra Vallerine
[mengecup puncak kepala Jackson]
Jackson A Damian
[tangan memeluk pinggang Lexsa]
Alexandra Vallerine
Sstt tenang, sayang. Itu cuma mimpi. Sekarang
Jack bobok lagi ya
Jackson A Damian
[menggeleng]
Nggak mau mom, hiks Njack takut ketemu monster itu hiks lagi
Alexandra Vallerine
Jack tenang saja, mom bakalan nemenin Jack
bobok. Bukannya besuk kita mau jalan-jalan.
Alexandra Vallerine
Jack nggak mau kan kalo acara jalan-jalannya batal //ujarnya lembut sembari mengusap air mata yang mengalir dipipi bulat Jackson
Jackson A Damian
Janji ya mom, jangan tinggalin Njack sendiri. Njack takut
Alexandra Vallerine
Iya sayang. Yaudah ayo bobok lagi
Lexsa menarik selimut hingga menutupi tubuh mungil Jackson. Dia memajukan wajahnya dan mengecup dahi pria kecil didepannya.
Jackson tersenyum sebelum memejamkan matanya. Bibir Lexsa terus mengulas senyuman.
Matanya tidak henti menatap wajah damai pria kecilnya. Lexsa mengusap pipi gembil Jackson yang membuat siapa saja yang melihat ingin menciumnya.
Terkadang Lexsa cemburu melihat semua orang yang dia kenal maupun orang asing sering mencium dan mencubit pipi gembul itu.
Jackson A Damian. Putra kecilnya. Seseorang yang sudah menemani dia selama 5 tahun ini. Bagi Lexsa, Jackson adalah segalanya. Dia akan melakukan apa saja untuk membuat putra kesayangannya bahagia.
Alexandra Vallerine
Mom menyayangimu. Kamu harta berharga mom satu-satunya. Jangan pernah meninggalkan mom sendiri
Alexandra Vallerine
*bergumam
Alexandra Vallerine
[mengecup dahi Jackson]
Alexandra Vallerine
[menjauhkan wajah dan tersenyum]
Matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul satu dini hari. Lexsa memeluk erat Jackson dan mulai memejamkan matanya yang terasa berat.
Part 2
Lexsa membuka matanya saat merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Dia menguap lebar dan melirik kesamping. Matanya melihat kesana kemari saat tidak menemukan keberadaan putra kecilnya.
Alexandra Vallerine
Jackson
Alexandra Vallerine
* sedikit teriak
Sahutan kecil dari arah kamar mandi menjawab semuanya. Lexsa tersenyum. Meski baru berusia 4 tahun, tetapi Jackson sudah mandiri. Lexsa beranjak dari kamar Jackson. Dia membasuh wajahnya sebelum menuju kedapur.
Jackson A Damian
Mom ayo berangkat
Alexandra Vallerine
[menoleh ke belakang]
Jackson sudah siap dengan celana jeans pendek dan kemeja kotak-kotak. Tas kecil bergambar kartun berambut kuning dan berambut raven menggantung indah dipunggungnya. Lexsa terkekeh. Didekatinya sang putra yang terlihat antusias.
Jackson nyengir dan mendaratkan kecupan dipipi kiri kanan Lexsa secara bergantian. Lexsa mengecup hidung mungil Jackson dengan gemas.
Alexandra Vallerine
[mengangkat tubuh Jackson dan mendudukannya dikursi]
Alexandra Vallerine
Kita sarapan dulu baru berangkat [meletakan dua piring nasi goreng diatas meja]
Jackson A Damian
*mata berbinar
Alexandra Vallerine
*tersenyum
Jackson A Damian
Selamat makan mom
Alexandra Vallerine
Selamat makan sayang. Pelan-pelan ya, nanti
tersedak
Jackson A Damian
[mengangguk]
Jackson A Damian
[menyuap nasi ke mulut]
Alexandra Vallerine
Jackson tunggu diruang tamu ya. Mom mau ganti
baju dulu
Jackson A Damian
Siap kapten //hormat
Alexandra Vallerine
*terkekeh geli
Lexsa beranjak menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Hanya jeans hitam panjang berpaduan dengan kemeja kotak-kotak merah. Rambut panjangnya dia biarkan tergerai.
Alexandra Vallerine
[mengambil tas kecil]
Alexandra Vallerine
[menyusul Jackson di ruang tamu]
Alexandra Vallerine
Kita berangkat sayang
Jackson A Damian
Ayo mom. Njack udah nggak sabar
Alexandra Vallerine
Baiklah²
Lexsa melajukan mobilnya menuju salah satu taman bermain. Dia memang sudah membuat janji untuk ke taman bermain bersama Jackson dan teman-teman kerjanya direstoran. Kebetulan hari ini weekend jadi taman bermain yang dia datangi sangat ramai.
Part 3
Mobil Andra berhenti di parkiran paling ujung. Dia segera keluar disusul Jackson yang terus tersenyum sumringah.
Jackson A Damian
Mom, kita naik apa?
[menatap sekelilingnya takjub]
Alexandra Vallerine
[mengacak acak rambut Jackson]
Alexandra Vallerine
[tangan kiri menggandeng tangan Jackson]
Jackson A Damian
Itu om Rendra. Njack ikut om Rendra ya mom
Alexandra Vallerine
lya, tapi jangan lari-lari. Nanti jatuh sayang
Jackson A Damian
[mengacungkan jempol]
Jackson A Damian
[menjauh tempat]
Andra sendiri hanya menatap sekelilingnya. Banyak anak kecil bersama keluarganya yang lengkap. Ada ayah dan ibu. Andra tersenyunm miris. Dia tidak tau apakah Jackson menginginkan seorang ayah atau tidak.
???
Woy Lexsa
[menepuk bahu Lexsa keras]
Alexandra Vallerine
*kaget
Alexandra Vallerine
Lo apa-apaan sih Bi? Dipikir nggak sakit apa? Gue heran lo cewek apa cowok sih? Yakali cewekntenaganya kayak kuli bangunan
Bianca Christania
Lo tau Lucinta Luna?
Alexandra Vallerine
*mengernyit
Tau. Gini-gini gue nggak hidup digua yang tidak tau apa-apa. Emang kenapa? Nggak ada sangkutannya dodol
Bianca Christania
Ada. Gue itu kayak Lucinta Luna. Nama gue dulu
Brian dan sekarang ganti Bianca
Alexandra Vallerine
A****! Pantesan
Bianca Christania
Ahahahaha
Lexsa misuh-misuh. Dia beranjak meninggalkan temannya yang masih tertawa tanpa tau malu itu.
Yahh walaupun Andra tau kalo Bianca memang nggak punya rasa malu. Tarikan pada lengannya membuat Lexsa tersentak kaget. Belum lagi tamparan yang tiba-tiba dilayangkan pada pipi kirinya.
Alexandra Vallerine
Ahh ****!
Perih menjalar dipipinya. Dia mendongakan kepalanya. Lexsa tersentak kaget melihat wanita parubaya didepannya. Namun dia menyembunyikan kekagetannya dibalik raut datarnya.
Alexandra Vallerine
[mata beralih kebelakang menatap wanita]
Beberapa orang menatapnya dengan berbagai tatapan. Hingga pandangannya terhenti pada pria yang paling pojok. Pria itu menatapnya datar tanpa ekspresi. Lexsa menahan nafasnya tanpa sadar.
Mata bulat pria itu selalu membuatnya menahan nafas sejak beberapa tahun yang lalu. Tidak ingin berlama-lama, Lexsa mengalihkan pandangannya pada wanita didepannya yang masih menatapnya nyalang.
Alexandra Vallerine
Maaf nyonya. Apa kita saling mengenal?❄️
Wanita
ANAK S*****. PERGI DARI RUMAH SEENAKNYA. DAN SEKARANG KAMU BERLAKU KURANG AJAR DENGAN ORANG TUAMU
Alexandra Vallerine
*tersenyum miring di dalam hati
Alexandra Vallerine
Orang tua katanya?
Alexandra Vallerine
Maaf nyonya. Tapi sepertinya anda salah orang
Wanita
APA? ANAK KURANG AJAR. MENYESAL AKU
MELAHIRKANMU
Alexandra Vallerine
*mengerjapkan mata
Alexandra Vallerine
Tapi kenyataannya saya tidak terlahir dari rahim
anda. Dan nyonya, saya bisa saja menuntut anda
Alexandra Vallerine
Anda datang dan langsung menampar saya yang jelas-jelas tidak mengenal anda. Apakah anda wanita terhormat? Apakah anda tidak malu menampar orang asing
Alexandra Vallerine
Nama saya Lexsa bukan Alexa
[tersenyum miring melihat wanita didepannya
terdiam]
Alexandra Vallerine
*mendengus
Alexandra Vallerine
*melipat tangan di depan dada
Alexandra Vallerine
Bukankah saya sudah mengatakannya❄️
Mata Lexsa menatap sekitar. Banyak pasang mata melihat kearah mereka diam-diam. Lexsa memutar bola matanya jengah. Tangannya kembali mengusap pipinya yang masih terasa panas. Dia yakin saat ini pipinya memerah
Alexandra Vallerine
*menggeram kesal
Alexandra Vallerine
*menatap Bianca yang nyengir di belakang
Alexandra Vallerine
Demi k***** miper yang berwarna pink. Gue nggak
akan segan-segan buat matahin tangan lo kalo
sekali lagi nepuk bahu gue
Alexandra Vallerine
Manggil tanpa harus meremukan tulang bisa kan, Bi
Bianca Christania
Duh maaf, sa. Nggak sengaja gue. Seriusan deh
[mengacungkan kedua jari membentuk V]
Alexandra Vallerine
*tersenyum masam
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!