NovelToon NovelToon

DUNGEON LINK

Bab 1. Dunia yang kuciptakan

Suatu hari, aku menerima email. Pengirimannya berkata untuk segera melanjutkan novel yang aku buat.

Saat itu, aku tercengang. Aku mungkin sedang dalam Hiatus. Tetapi meminta untuk melanjutkan novelku segera mungkin, itu mustahil.

Aku, tentu saja, menolak. Faktanya, aku mengabaikannya.

Novel yang kutulis berjudul 'Dungeon Link'.

Itu bukan novel terlaris, tapi itu novel yang cukup populer dan sukses terbesar dalam lima tahun karir penulisanku.

Tetapi pada saat aku menerima email itu, aku telah absen selama tiga bulan.

Alasannya sederhana. Kata-kata itu tidak datang kepadaku.

Pada mulanya, aku mencurahkan seluruh gairahku dalam menulis. Catatan pribadiku mengenai pengaturan dunia telah mendekati 50.000 karakter dan dengan sepenuh hati aku menulis setiap bab. Tetapi setelah setahun menulis, aku jatuh dalam keterpurukan yang parah.

Meski begitu, novelku tetap berlanjut selama enam bulan mencapai tahap pertengahan-akhir cerita. Tetapi karena aku memaksakan diri untuk menulis, ceritanya menjadi penuh dengan lubang plot dan watak karakternya runtuh. Tidak mengherankan, jumlah pembaca menurun dari hari ke hari. Aku terlalu takut bahkan untuk sekedar membaca kolom komentarnya.

Pada akhirnya aku memilih untuk hiatus. Tapi tidak peduli berapa lama aku beristirahat, aku tidak bisa melanjutkan ceritanya, bahkan tidak ada satu kalimat pun yang keluar. Ketika aku sedang berkubang dalam penderitaan karena menyadari kurangnya keterampilan menulisku, aku menerima email lain yang berisi ancaman.

((email terlindungi))

(Jika anda tidak segera menyelesaikan novel anda, maka anda akan mati)

Alih-alih meladeninya, aku menutup laptop di depanku. Berjalan dengan lemas menuju tempat tidur, lalu terjatuh di sana. Perlahan, aku menutup mataku, dan mulai tertidur.

...Tentang hal itu, apakah itu penyebab dari situasi ini?

Peluang memenangkan lotere dikatakan 1 banding 8.145.060. Maka apa yang terjadi padaku pada saat ini harus menjadi peluang 1 banding 7 miliar.

Saat ini aku berdiri di tengah lautan manusia, di dalam ruangan serba putih.

Dan sudah pasti ini bukanlah duniaku, dan Aku bukanlah ‘Aku.’ Meskipun orang mungkin berpikir aku sedang berfilosofi, aku benar-benar tidak. Itu hanya cara terbaik untuk menggambarkan situasi yang aku alami.

Aku ingat dengan situasi ini. Ini adalah Awal dari perang yang akan terjadi di masa mendatang, sesuatu yang ku tulis sebagai prolog di novelku, pemilihan player.

Kemudian, dari atas kami, seorang gadis berambut emas dengan sayap putih muncul. Dia merentangkan kedua tangannya, lalu membuka mulutnya. "Manusia yang dipilih untuk menjadi seorang player, aku ucapkan selamat datang kepada kalian semua. Disini, kalian akan membuktikan bahwa kalian layak untuk menjadi player atau tidak. Bagi yang layak akan dikirim ke dunia baru, sedangkan untuk yang tidak layak akan ditinggalkan. Sert-" terpotong.

"Permisi," seorang pria 31 th maju perlahan. Dia mengangkat satu tangannya sebagai ungkapan bahwa dia ingin menanyakan sesuatu ke gadis di atas kami. "Apa ini adalah sebuah event yang diadakan oleh perusahaan tertentu untuk mempromosikan gamenya? Jika iya, bisakah kamu mengeluarkanku dari sini? Aku punya pekerjaan yang harus aku hadiri."

"Hm? ... Sepertinya kamu, tidak, kalian, belum memahami situasi kalian saat ini." Ucapnya, melihat ke setiap sudut, dia sepertinya mencoba menghitung jumlah orang yang hadir disana. "Kamu benar soal game. Namun, game ini sedikit berbeda dari yang ada di dunia kalian. Game ini ditujukan untuk hiburan para dewa dengan kalian sebagai karakternya, jika kalian mati di sini maka, kalian juga akan mati di dunia kalian." Jawab gadis itu dengan senyum tipis.

"Ha!! Jangan main-main denganku!! Cepat keluarkan aku dari sini. jika tidak, aku akan menuntut perusahaan kalian!!" Pria itu meninggikan suaranya, membentak gadis yang memandang rendah semua manusia yang berkumpul di tempat ini, tak terkecuali diriku.

Mengetahui dirinya baru saja dibentak oleh seorang manusia, gadis itu mengangkat tangannya, mempertemukan antara ibu jari dengan jari manisnya lalu secara sekilas ...

KLAK!

D*rah segar berterbangan ke segala penjuru, membuat orang-orang yang berada di sekitar tempat pria tadi berdiri penuh dengan darah. Rupanya, tubuh pria itu meledak tanpa seorangpun yang menyadari apa yang terjadi padanya.

Tentu saja, aku tidak bisa melihat kejadian itu secara langsung. Layar yang baru saja terbentuk di atas Kamilah yang memperlihatkan semua yang terjadi.

Sudah jelas ini adalah sebuah peringatan bagi kami semua.

"Hmm ...ada lebih dari 60 juta manusia, Itu jumlah yang terlalu besar untuk dikirim ke Dungeon, sepertinya aku harus mengurangi jumlah mereka." Gumam gadis itu.

Jika benar, bahwa ini adalah prolog dari novel yang kubuat, maka, seharusnya mereka akan melakukan permainan kecil terlebih dahulu. Permainan yang sangat simpel namun efektif untuk mengurangi jumlah kami, 'duel'.

"Sebelum aku mengatakan apa yang perlu kalian ketahui nantinya. Aku ingin mengurangi jumlah kalian lebih dulu, kurasa Sampai ... 1/2 dari jumlah kalian saat ini. Hmm ... Kurasa seperti ini lebih baik." Setelah berpikir sejenak. Gadis itu mengangkat kedua tangannya, lalu merapatkan mereka. TEPUK!

Cahaya menyilaukan menusuk mata semua orang. Aku mengangkat Lengan kanan ku menggunakannya untuk mencegah cahaya masuk lebih banyak.

Setelah cahaya perlahan memudar. Ruangan yang tadi dipenuhi oleh manusia. Kini, tersisa diriku dan seorang pria dengan pakaian pekerja kantoran. Dia melihat ke arahku dengan tatapan bingung dimatanya.

Atau lebih tepatnya, dia fokus pada pedang yang kupegang ini.

Tak lama kemudian, suara gadis itu kembali bergema di seluruh tempat. "Ini adalah ujian sederhana untuk kalian. Didalam satu ruang dimensi, ada 2 orang berada di dalamnya. Kalian harus membunuh satu sama lain untuk bisa keluar dari ruang dimensi itu. Dan juga, aku menambahkan batas waktu pada kalian agar penyeleksian ini lebih cepat selesai.

Batas waktu kalian hanyalah 5 menit. Jika dalam waktu yang singkat itu tidak ada yang mati. Maka, semuanya akan mati, mengerti? Kalau begitu mari mulai."

Sebelum penjelasan gadis itu selesai. Aku mengangkat pedang yang melekat di tangan kananku, berlari menuju pria yang berdiri sambil menoleh ke belakang, lalu dengan penuh keyakinan, aku menusuk dada pria itu, menusuknya sampai ujung pedang menembus kebelakang.

Pria itu dengan gemetar menoleh ke arahku. Darah segar ia muntahkan, air matanya keluar dengan sendirinya, dan sebelum kematian menjemputnya dia melontarkan satu kalimat. "Aku... tidak ingin ...mati!"

Setelah memastikan pria itu meninggal, aku melepaskan pedang yang kupengan tanpa mencabutnya dari tubuh pria yang kubunuh. Tubuhnya terjatuh kebelakang dengan darah yang terus mengalir bagai air.

Melihat itu, aku mengambil beberapa langkah kebelakang, mempunggungi mayat dari orang yang baru saja kubunuh.

Dia hanyalah karakter yang kubuat. Aku tidak akan menaruh emosi pada mereka, aku akan mencari tahu cara untuk pergi dari dunia ini dan kembali ke bumi.

Bab 2. Dunia yang kuciptakan (2)

5 MENIT BERLALU. Kami semua telah kembali ke tempat semula kami di kumpulkan, tentu saja dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dari sebelumnya.

Pakaian semua orang yang berada dalam jarak pandangku, tercipra darah dari orang yang mereka bunuh. Walaupun terpaksa, tapi membunuh orang lain jelas satu-satunya cara untuk selamat dari permainan gila ini.

Meskipun begitu, kadang ada orang yang justru senang bisa membunuh sesuka hati mereka, mengambil nyawa tidak lain hanya untuk kesenangan semata, mereka adalah, psikopat.

Aku menyipitkan mataku, mencoba melihat lebih jauh di dalam kepadatan orang-orang.

HM? Bukankah dia itu ...

Setelah cukup lama mengamati orang-orang. Seorang gadis berambut perak dengan tatapan dingin dimatanya menarik perhatianku.

Aku mengenalnya, dia adalah salah satu dari kelompok protagonis cerita ini, Rachel. Gadis yang akan mendominasi di perang besar nanti dengan kemampuan sihir es yang begitu kuat dan sulit dihancurkan.

Menyadari dirinya sedang di awasi olehku dia menoleh, melihat ke arahku dengan ekspresi datar yang tidak berubah sedikitpun. Meskipun begitu, aku mengabaikannya dengan membuang muka lalu kemudian melihat ke atas. Gadis malaikat itu kembali muncul di atas kami semua.

TEPUK! TEPUK! "Bagus sekali," katanya. "Sekarang, setelah jumlah kalian berkurang, aku akan mulai menjelaskan hal-hal penting yang perlu kusampaikan pada kalian semua. Tapi sebelum itu ... Kalian buatlah nickname lebih dulu, tentu saja kalian bebas menggunakan nama apapun." Lanjutnya, menyapu udara kosong didepannya menggunakan jari telunjuk.

[                        ]

[Ok]

Papan hologram berwarna biru muda muncul di hadapanku, memintaku untuk membuat nama. Walaupun terdengar sepele. Tapi, ini merupakan hal yang cukup penting.

Aku dengan santai mulai menulis nama yang akan ku gunakan mulai hari ini dan seterusnya. Melihat sekilas tentang keadaan sekitar, banyak orang yang sepertinya sudah memutuskan nama yang mereka ingin gunakan.

Begitu pula diriku, papan hologram yang tadi kosong sudah ku isi dengan nama yang berisi 9 huruf, itu adalah nama dari seorang pria yang ku kagumi di dalam film yang pernah ku tonton sebelumnya.

[ Nightmare ]

Tanpa ragu aku menekan tombol [ok] setelah itu pandanganku kembali ke atas, menatap gadis berambut emas yang berdiri dengan sombong di atas kami semua. Memandangi kami layaknya gerombolan semut yang bahkan tidak bisa hidup seorang diri.

3 menit terlewati. Lebih dari tiga puluh juta manusia telah membuat nickname mereka dan tentu saja, sistem akan menolak nickname yang sama. Melihat nickname ku diterima, aku merasa cukup puas.

"Baiklah dengarkan ini baik-baik manusia, ini adalah beberapa hal penting yang perlu kalian ketahui sebelum memulai game ini." Katanya. "Pertama, kalian semua akan dipindahkan ke tempat yang sangat berbeda dengan dunia kalian. Disana, terdapat berbagai macam monster yang bisa membunuh kalian kapan saja, dimana saja. Untuk lebih jelasnya, pernahkah kalian memainkan game yang memiliki sihir didalamnya?" Tanyanya melihat orang di bawahnya.

Beberapa orang mengangguk ragu mendengar hal itu. Melihat reaksi mereka, malaikat tersenyum tipis lalu melanjutkan. "Kalau begitu aku akan lanjut ke informasi selanjutnya." Lanjutnya. "Tempat yang akan kalian datangi adalah sebuah Dungeon yang memiliki 100 lantai ke atas. Alih-alih sebuah Dungeon tempat itu lebih mirip seperti sebuah tower yang tertanam di bawah tanah, dan kalian semua akan memulai dari lantai 1, lantai paling dasar di Dungeon itu.

Kedua, sama seperti game pada umumnya yang identik dengan sebuah skill. Game ini juga mempunyai skill yang bisa kalian dapatkan dengan mencari 'Batu Rune'. Batu rune biasanya dapat didapatkan lewat membunuh monster atau menyelesaikan misi. Namun, opsi terakhir sangat jarang ditemui karena memerlukan syarat khusus untuk mengaktifkan misi yang dicari.

Untuk tingkat kelangkaan batu rune, lihat saja dari warna dan bentuknya. Bentuk dibagi menjadi tiga bagian, pertama lingkaran, skill dengan efek area. Segitiga untuk target tunggal dan persegi untuk skill unik, seperti teleportasi. Ditingkat terendah ada warna cerah, menengah untuk tua dan yang tertinggi adalah warna hitam legam.

Kalian juga bisa melihat status kalian menggunakan status window untuk mempermudah kalian dalam mengingat nama skill kalian. Yang perlu kalian lakukan hanyalah memikirkan kata 'status window' dan papan status kalian akan muncul di hadapan kalian dengan sendirinya."

Status window 

[ Nama :      Nightmare

Level : 0

Strength : 3

Axbility : 3

Stamina : 3

Power  : 0

Skill.      : -

Poin yang belum digunakan : 0 ]

Sama seperti pengaturan awalku, ini sederhana dan sangat simpel. 

Strength mewakili kekuatan serangan, dan ketahanan terhadap serangan.

Axbility mewakili kecepatan, kelincahan serta attack speed.

Stamina \= meningkatkan daya tahan baik ( racun/ kutukan )

Power \= meningkatkan Mana yang diperlukan untuk membangun sihir, insting, dan kepekaan terhadap lingkungan.

Sudah jelas semua yang ada di sini penting. Namun untuk permulaan, kurasa aku akan fokus pada Axbility dan juga stamina. Bagaimanapun lantai satu itu berada di tengah hutan yang dipenuhi oleh monster dan serangga beracun.

Tapi ... Selama aku bisa mengubah rasku secepatnya kurasa aku akan baik-baik saja. Pikirku.

"Kalau begitu aku akan pergi ke poin terakhir, class dan ras. Class di tempat ini dibagi menjadi beberapa bagian yang berpesialis dalam bidangnya masing-masing. Contoh Archer yang ahli dalam panah, saber yang ahli dalam pedang, lancer ( tombak ), Rider ( penunggang ), Caster ( sihir ), assassin ( pembunuh ), dan yang terakhir Barseker ( pengamuk ).

Lalu pertanyaannya. Apa class ini penting? Jawabnya iya. Setelah kalian memilih class kalian akan mendapatkan skill khusus yang hanya didapatkan dari class yang kalian pilih. Misalnya, class assassin, pada saat kalian mencapai level tertentu, ada kemungkinan kalian akan mendapatkan skill yang mendukung class tersebut, seperti membantu menyembunyikan diri kalian atau sebagai.

Sedangkan untuk Ras. Mendapatkannya bisa di bilang susah-susah gampang. Jika target kalian adalah ras tingkat tinggi seperti Dragon maka membutuhkan usaha lebih untuk melakukannya. Syarat yang bisa memicu pergantian ras cukup simpel, kalian hanya perlu memakan jantung ras yang ingin kalian inginkan sebanyak tiga kali." Jelas gadis malaikat.

... tunggu! Apa sudah tidak ada lagi yang ingin dia katakan? Pikirku.

Merasa penjelasannya sudah cukup, tubuh malaikat itu perlahan menjadi cahaya kecil yang menyebar mulai dari kaki. Melihat itu, aku panik, mataku terbelalak kaget.

Apa teka-teki itu dihapus dari cerita? ... Sial.

Yang kutunggu sedari tadi adalah teka-teki yang memastikan bahwa tempat 'itu' masih ada dalam cerita, tempat yang ditemukan oleh salah satu antagonis yang merugikan nantinya. Jadi, aku berniat untuk mendapatkannya lebih dulu sebelum orang itu. Tapi ....jika tempat itu dihilangkan dari cerita, aku akan sangat dirugikan di awal cerita.

Tepat sebelum gadis malaikat itu menghilang sepenuhnya dia membuka mulutnya lalu berbicara. "Aku hampir melupakan hal ini. Ada satu tempat yang menyimpan harta yang cukup hebat. Namun, kami hanya bisa menyampaikannya lewat sebuah teka-teki. 'langit yang kamu lihat adalah permukaan, permukaan yang kamu lihat juga adalah langit. Itu adalah tempat yang paling dasar di antara semuanya, jangan terlalu terpaku pada angka yang terlihat'. Itu dia, kalau begitu sampai jumpa manusia."

Setelah mengatakan semuanya, dia menghilang dari pandangan kami semua, digantikan oleh cahaya yang terang, menyinari seluruh tempat yang langsung membutakan kami.

Dan ketika aku terbangun, aku berada di tempat hutan yang dipenuhi pepohonan.

Bab 3. Memulai

DI TENGAH HUTAN yang lembab dan sejuk, aku terbangun. Hal pertama yang kulihat adalah langit biru yang sebagian besar terhalangi oleh daun yang hijau. Aku bangkit, mendorong tubuhku kedepan untuk duduk menyilang.

Karena aku sudah memastikan bahwa tempat 'itu' masih ada, Sekarang aku hanya perlu memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk pergi ke sana.

"Sistem," kataku keras-keras. "Aku ingin mengambil class Archer sekarang."

Setelah aku mengatakan hal itu, sebuah papan hologram muncul di depan wajahku.

[ Apa anda yakin dengan pilihan anda ]

"Ya."jawabku.

[ Class dari player bernama Nightmare telah dipilih, memilih Archer. Melakukan pemasangan ... ... ... Berhasil. ]

[ Senjata khusus Archer ( panah tingkat 9 ) telah dimasukkan kedalam Inventory player. ]

[ Skill khusus dari class akan terbuka pada level 10, 20, hingga seterusnya. ]

[ Harap diperhatikan. Selama player masih ada di dalam Dungeon senjata seperti panah tidak akan pernah kehabisan anak panahnya. ]

Tanpa ragu aku mengangkat tangan kiriku ke samping, menarik sebuah panah keluar dari lubang dimensi yang baru saja terbentuk. Aku juga mengambil anak panah di saat yang bersamaan, meletakkannya di punggungku dengan tali yang melingkar di dadaku.

Bangkit. Aku perlahan berdiri, menyapu pantatku yang kotor karena duduk di tanah dalam waktu yang terbilang singkat atau lebih tepatnya celana, mungkin.

Aku melihat ke atas sebentar, lalu mulai berjalan.

"Sepertinya ini masih siang, kurasa aku akan berburu sebentar lalu mencari tempat untuk beristirahat. Bagaimanapun, monster-monster kuat akan aktif di malam hari. Aku tidak ingin mengambil resiko hanya demi pertumbuhan yang terbilang cepat."

10 menit berjalan, aku akhirnya menemukan monster, monster paling lemah diantara spesies monster yang hidup di Dungeon ini, Ghoul. Meskipun begitu, Ghoul punya skill bawaan yang bahkan setara atau lebih kuat dibandingkan dengan Ras Dragon tergantung bagaimana cara kita meningkatkannya.

Ghoul mempunyai wujud yang mirip dengan goblin dengan tubuh kerdil dan telinga runcing. satu-satunya perbedaan mereka berada pada warna kulit dan topeng yang Ghoul gunakan.

Dimana, Ghoul mempunyai kulit merah dengan urat yang berdenyut layaknya jantung di tubuh mereka, Itu seperti yang ada pada Anime 'Tokyo Ghoul'.

4 Ghoul biasa dan 1 Ghoul petarung, kah.

Dengan posisi bersembunyi di belakang pohon, aku mengambil panah yang berada di bahuku, kemudian mengambil anak panah setelahnya, lalu dengan kuat, aku menarik tali dengan anak panah yang sudah siap meluncur. Aku mengarahkannya ke Ghoul paling besar yang ada di dalam visiku.

Lalu dengan kecepatan yang terbilang tinggi, anak panah itu melesat menuju target yang ku incar.

CHAWW!

Tepat sasaran, anak panah itu menembus kepala dari Ghoul yang ku bidik membuatnya tumbang seketika. Ghoul lain yang berdiri di dekatnya terlihat bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

Melihat situasi ini aku tidak tinggal diam. Aku kembali menarik panahku, mengincar Ghoul lain yang masih kebingungan. Namun, tidak semua hal berjalan lurus seperti yang ku inginkan.

Salah satu Ghoul menyadariku, dia membuka mulutnya lalu memutar kepalanya dengan cepat mengarahkannya ke padaku.

SIAL!

Dalam sekejap mata laser melesat ke arahku, tepat menuju tempat dimana aku bersembunyi. Menyadari laser tinggal beberapa meter lagi di hadapanku, aku segera melompat ke samping dengan insting yang ku punya. Beberapa kali melakukan roll.

Tak berhenti di sana, Ghoul lain juga telah menyadari kehadiranku, mereka semua dengan serempak membuka mulutnya, mengumpulkan mana untuk melancarkan serangan laser yang sama ke arahku.

Melihat situasiku semakin memburuk, aku memutuskan untuk mundur sementara, membiarkan mereka kembali lengah lalu menyerang mereka kembali. Tapi, jika mereka memaksa untuk mengejarku itu justru akan mempermudah diriku dalam membunuh mereka.

Tepat sebelum mereka melancarkan serangan, aku menghentakkan kakiku ke tanah, melompat kebelakang dengan kekuatan penuh.

TEMBAK! Keempat Ghoul yang tersisa melancarkan serangan secara bersamaan ke arahku. Tetapi, karena jarak antara diriku dengan mereka sudah cukup jauh. Semua tembakan mereka hanya melewati ku begitu saja, menembus angin.

Setelah merasa cukup jauh berlari, aku berhenti, duduk dan langsung bersandar di bawah salah satu pohon yang cukup besar.

Ketika aku memeriksa status milikku, 1 poin telah hilang di Stamina memaksaku untuk segera memikirkan rencana baru untuk situasiku saat ini.

Awalnya, rencanaku adalah menembak lalu kabur, menembak lagi lalu kabur kembali. Tapi ... Tak kusangka staminaku akan berkurang 1 hanya dengan sekali tembakan. Meskipun begitu, aku cukup senang kemampuan memanahku sepertinya masih cukup tajam sama seperti di bumi.

Juga, aku sama sekali tidak mendapat notifikasi dari sistem yang mengatakan bahwa aku telah membunuh monster, yang artinya, Ghoul yang tadi terkena panah di bagian kepala belum mati.

... Situasi ini sungguh merepotkan. Aku tidak pernah berpikir aku akan kesusahan melawan monster Spesies terbawah. Namun, aku tidak punya pilihan lain selain mengalahkan mereka.

Bagaimanapun, aku harus segera merubah Rasku menjadi Ghoul secepatnya. Jika Ras Slime kebal terhadap serangan fisik, maka, Ras Ghoul kebal terhadap Magic. kemampuan itulah yang kucari.

Dimasa depan, monster yang menggunakan serangan fisik tanpa sihir sangat langka bahkan sangatlah jarang ditemui. Alasannya sederhana, monster di lantai 10 ke atas juga ikut berevolusi sehingga bisa menggunakan sihir dan aura.

Memilih Ras yang punya kekebalan sihir sangatlah tepat. Walaupun aku menginginkan ras tingkat tinggi seperti Dragon. Tapi aku tidaklah se-serakah itu. Apalagi, Ras Dragon hanya muncul di lantai 80 ke atas, membuatnya semakin sulit untuk di jadikan mimpi, Apalagi tujuan.

Itu sama saja dengan 'mengejar langit yang sama sekali tidak kita lihat karena terhalang awan'.

Setelah memikirkan semua itu, aku bangun dari tempatku beristirahat. Menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya. Setelah memastikan diriku siap sepenuhnya, aku mulai berjalan menuju tempat tadi. Kali ini, kurasa aku perlu mengubah rencana yg kurancang pada awalnya.

Setibaku di sana, jumlah Ghoul yang ada kini berkurang menjadi tiga Ghoul biasa saja. Itu jelas situasi yang menguntungkanku.

Tanpa membuang waktu lagi, aku kembali menarik busur dari punggungku, mengambil 3 anak panah sekaligus, lalu dengan konsentrasi penuh, aku menarget 3 Ghoul didepanku.

CHAWW...

Tiga anak panah melesat ke arah Ghoul yang berdiri di bawah pohon dengan cukup cepat. Tapi, tidak berhenti di sana, aku dengan cukup tangkas kembali menarik 3 anak panah lainnya, meluncurkan mereka tepat setelah anak panah lainnya akan segera mendarat.

3 anak panah pertama berhasil menusuk Ghoul di bagian dada masing-masing dan 1 meleset. Sedangkan gelombang selanjutnya berhasil mengenai ketiganya sekaligus, dengan itu notifikasi datang kepadaku.

[ Anda berhasil membunuh Ghoul biasa ]

[ Anda berhasil membunuh Ghoul biasa ]

Hm? Cuma 2?

Menyadari bahwa satu Ghoul masih hidup, aku menarik satu anak panah dari Inventory dengan cepat, lalu kemudian menerjang maju ke arah Ghoul yang terkena satu anak panah di bagian dada.

Melihatnya akan bangkit, aku mengangkat tanganku yang memegang anak panah ke atas bahuku, memejamkan mataku lalu bergumam.

"Semua benda yang kau yakini sebagai pedang adalah pedang."

Dengan pelan aku membuka mataku, kemudian menyerang mulai dari atas, menebas Ghoul mulai dari bahu sebelah kanan sampai pinggul sebelah kiri. Aku, tanpa berkedip sedikitpun telah membela Ghoul terakhir menjadi dua bagian.

[ Anda berhasil membunuh Ghoul biasa ]

Setelah menerima notifikasi itu aku jongkok di hadapan mayat Ghoul, mengambil sedikit bagian dari jantung Ghoul alih-alih mengambil semuanya. Hal itu juga kulakukan pada 2 Ghoul yang kubunuh lebih awal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!