"ALANA!"
Gadis itu terbangun dengan memegang dada yang berdegup kencang sementara matanya menatap sekitar. Dia menghela nafas lega setelah sadar jika sosok yang memanggilnya tadi hanya mimpi.
Gadis itu memijat pelipisnya karena merasa pusing memikirkan semua kejadian ini. Setelah pikirannya melayang kemana-mana, dirinya baru ingat jika hari ini ada urusan dengan seseorang. ia segera bergegas mandi dan bersiap-siap.
"kira-kira apa yang membuatnya berteriak seperti itu?" Gadis itu menatap langit dengan pikiran yang masih terbayang-bayang akan mimpinya
"Alana!"
Gadis itu menolehkan kepala saat mendengar namanya terpanggil, dia menatap kearah Gadis yang tak berada jauh darinya
"Reyna," ucap Alana dengan tersenyum lebar
Gadis berambut hitam itu berlari kearah Alana lalu memeluknya dengan erat. Mereka berpelukan cukup lama menumpahkan rasa saling rindu
"Sudah puas memeluk ku?" tanya Alana yang membuat Reyna tertawa lalu segera melepas pelukannya dan menatap kearah sahabatnya dengan hangat
Mata Alana terlibat berbinar menahan air mata kala melihat, Reyna sahabat kecilnya. Kepindahan orang tua Reyna membuat mereka harus berpisah
"Astaga!"
"Ada apa?" tanya Reyna kebingungan
"Aku harus pergi kita bicara nanti saja dirumah ku," pamit Alana lalu berlari Meninggalkannya
Pintu rumah terkunci untung saja Alana membawa kunci cadangan.
"Bibi, maaf aku sedikit terlambat," serunya dia menatap keseluruh ruangan yang hanya berisikan perabotan. Keheningan menyelimuti ruangan membuat sekujur tubuh gadis itu merasa merinding.
Alana mengetuk pintu kamar Bibinya berulang kali. beberapa menit menunggu tetap tidak ada jawaban membuat dia semakin heran. Kemana perginya Bibi. Alana melangkah keluar seraya mengamati setiap rumah-rumah yang tak berada jauh dari kediaman Bibinya.
"Kenapa hari ini terlihat sepi sekali,"
Alana merasa sangat heran saat melihat Desa ini sangat sepi karena, Biasanya di jam segini sudah ramai lalu lalang orang untuk pergi bekerja.
Namun, ada satu rumah yang membuat dirinya penasaran. Entah sejak kapan rumah itu berdiri diujung sana yang pasti, ia hanya ingat kalau diujung sana hanya ada kuburan. Dia berjalan ke sana lalu terlihat sosok Wanita paruh baya tengah bersantai sambil Menyulam.
"Permisi Nenek, apa anda melihat kemana Bibi Mary pergi?" tanya Alana dengan sedikit takut
Wanita paruh bayah itu hanya menoleh seraya memicingkan mata, lalu menunjuk kearah Hutan terlarang membuat sekujur tubuh gadis itu gemetar dengan hebat.
Pasalnya Hutan itu sangat terlarang ada banyak Makhluk buas yang sering memangsa manusia disana.
"Tidak! Bibi tidak mungkin kesana!" sentak Alana.
Alana menatap kearah hutan dengan rasa cemas. Ingatan tentang kejadian pahit dimasa lalu membuatnya meneteskan air mata
"Ibu aku mau main," pamit Alana pada ibunya
"Ingat ucapan ibu! jangan main kehutan!" Cassie memperingatkan putrinya dengan tegas
Alana mengangguk dengan Hormat membuat Cassie tertawa gemas
____________
"Kita sembunyi dihutan saja!" ajak Peter sahabat nya
"Jangan! Di sana sangat berbahaya," cegah Alana namun ucapnya diabaikan oleh kedua teman nya
Alana terpaksa mengikuti kedua temanya hingga masuk kedalam Hutan terlarang. Dia menatap sekeliling hutan dengan jantung yang berdegup sangat kencang
"Kau itu penakut ya," ledek Reyna
Alana mendengus kesal.
"Jika ada hal buruk terjadi, aku tidak mau tanggung jawab!" ucap Alana pada mereka
"Iya terserah kau saja," balas Reyna dengan tawa
"Wah, Hutan ini sangat indah ya," seru peter
Srek srek srek
"Stop!" Alana seperti mendengar suara aneh tepat dibelakang Pohon itu. Reyna dan Peter juga mendengar suara yang sama
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini!" ajak Alana pada mereka
Srek Srek
Alana menoleh ke sumber suara itu dengan badan yang gemetar. Matanya terbelalak dengan jantung yang berdegup sangat kencang saat melihat ada sosok hitam berbadan kekar dengan kuku tajamnya berada tak jauh diri hadapannya
Alana memberi aba-aba pada kedua temannya untuk segera lari dari sini. Namun sialnya, Makhluk dengan wajah yang mengerikan itu berhasil menangkap Peter
Alana bisa melihat dengan jelas bagaimana makhluk itu merobek temannya dengan brutal lalu memakan isi perutnya
"Tidak!! Kita harus pergi secepatnya!" teriak Reyna sembari menarik lengan Alana
"Alana, apa yang kau lakukan kau bisa mati jika diam saja!" bentak Reyna menyadarkannya
"Tetapi, Peter,"
"Kita cari tempat aman dulu!"
Mereka pun pergi meninggalkan Peter yang sudah tewas dengan berlumuran darah.
Meraka berlari hingga menemukan sebuah gua yang dipenuhi oleh dedaunan. Rasa lelah dan takut membuat mereka hampir kehilangan setengah kesadaran
Mereka segera masuk dan bersembunyi digua itu, Reyna tertunduk lemas dia merasa sangat bersalah atas kematian Peter
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" ucap anak kecil yang berusia enam tahun itu dengan bercucuran air mata. Dia memeluk Alana dengan erat
"kita akan cari jalan keluarnya," Gadis berusia tujuh tahun itu bergeming dalam diamnya, dia juga bingung serta takut mengingat pesan dari ibunya yang tidak memperbolehkannya bermain dihutan ini.
Alana menyeka air matanya dia tidak ingin melihat temannya tewas sekali lagi.dia sudah hampir menyerah dengan keadaan. Sudah dua jam lebih mereka bersembunyi di gua ini. Badan mereka terasa Kaku bahkan menggerakkan jari saja tidak bisa. Sedangkan diluar sana makhluk itu masih mengincar mereka.
"Alana, ini Ibu kau ada dimana?" teriak Cassie
"Kita harus berhati-hati," ucap Martin,
Mereka membawa senjata tajam serta bubuk pemberian dari seseorang untuk berjaga-jaga
Akhirnya mereka menemukan keberadaan Alana dan temannya digua yang tertutup dengan Dedaunan kering. Alana terbelalak melihat Kehadiran orang tuanya. rasa sakit yang ia rasakan seketika hilang setelah memeluk mereka
"Ibu maafkan aku," Lirih nya penuh dengan penyesalan
Cassie segera membawanya keluar dari sini dengan aman. Sementara Martin mengawasi keseluruh arah hingga matanya menangkap sosok bayangan hitam yang muncul dari balik gelapnya hutan, sosok itu sangat besar dengan kuku yang tajam.
Makhluk itu menyeringai dengan bibir yang berlumuran darah segar. Martin sangat yakin kalau makhluk itu habis menyantap manusia
Tidak melewatkan kesempatan, Martin segera mengalihkan perhatian makhluk itu sementara Cassie membawa anak-anak pergi. Namun, Sosoknya yang besar dengan sangat mudah melibas tubuh martin hingga terpental
Martin menoleh kearah makhluk itu, dia menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya, dia tersenyum seringai sambil menatap makhluk itu tanpa rasa takut.
Martin kembali berdiri sambil mengangkat pedangnya, dia tau jika serangannya tidak akan mampu mengalahkan Makhluk itu
Cassie menoleh kebelakang memastikan keadaan Suaminya
Martin menatap Cassie dengan hangat meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja
Arghhhh
Martin menahan Kuku tajam sosok itu dengan pedangnya. Lalu memukulnya hingga terpental
Pertarungan mulai sengit Makhluk dengan taring itu menatap tajam seolah ingin mencabik-cabik tubuh Martin. Mereka bertarung cukup lama Membuat Makhluk itu lemas tak berdaya. Akhirnya Martin berhasil melumpuhkan Makhluk itu walaupun hampir meregang nyawanya sendiri
Merasa yakin kalau Makhluk itu sudah tewas Martin segera pergi menyusul Cassie. Dia berlari dengan sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan keberadaan makhluk itu. Martin menemukan Cassie. Dia segera membawa mereka ke perbatasan hutan. ditengah larinya tiba-tiba sosok itu datang menyerang Martin
"Kalian cepatlah lari!" Martin menahan taring tajam makhluk itu dengan tangannya.
Cassie berlari sekuat tenaga membawa putrinya ke perbatasan. Cassie melempar tubuh Alana dan Reyna bergantian hingga mencapai Perbatasan.
"Segera pergi dari sini!" perintah Cassie dengan tegas, dia menatap putrinya dengan senyum pias
gadis itu menangis kencang melihat kepergian Ibunya. Dia berniat menyusul nya namun berhasil dicegah oleh Reyna
"Alana!" sentak Reyna dengan memegang tangan sahabatnya
"Ibu!" teriak Alana
Cassie berlari menyusul Suaminya yang tak berada jauh dari perbatasan. kedua gadis itu bisa melihat pertarungan mereka
"Kali ini jangan mencegahku!"
Martin menoleh kearah Cassie dengan tersenyum
"Baiklah Kali ini kita akan melawan makhluk itu bersama. seperti yang pernah kita lakukan dulu!"
Martin menyerang sosok itu dari segala arah. Makhluk itu mengerang kesakitan setelah mendapat serangan dari Cassie. Pertarungan itu cukup menguras energi mereka. Cassie segera melempar bubuk tepat kearah Makhluk itu
Makhluk itu mengerang kesakitan Membuat Kesamaptaan untuk Martin dan Cassie kabur.
Gadis itu tersenyum senang kearah kedua orang tuanya yang berhasil kabur dari makhluk itu.
Mereka berhasil mencapai perbatasan namun Cassie terjerat sebuah akar pohon yang membuatnya terjatuh. di detik itulah sosok makhluk lain datang menarik kaki Cassie hingga hilang di gelapnya hutan.
"Cassie!" Martin segera berlari kerahnya hingga dirinya ikut menghilang di balik gelapnya hutan. tak lama terdengar suara dentuman dan teriakan yang sangat keras hingga membuat para penduduk desa mendengar dan beramai-ramai datang menuju Perbatasan
Gadis itu menangis melihat kedua orang tuanya menghilang bagai ditelan bumi. Lalu ada Sosok Pria paruh baya mendekat kearah Alana dan memeluknya dengan erat
"Ikhlaskan mereka!" bisiknya ke telinga Alana
"Tidak! Tidak! aku mau menyusul mereka, Ibu! Ayah! Kalian Jangan pergi!" teriak Alana yang berlari karah hutan namun berhasil dicegah. dia menangis sekencang mungkin hingga tak sadarkan diri untuk beberapa hari
"Gadis muda!" Panggil seseorang membuyarkan lamunan Alana. Dia menolah kearah suara
Alana buru-buru menyeka air matanya dan tersenyum kearah Pria yang berada tak jauh darinya.
"Apa kau memerlukan bantuan?" Alana berjalan kearahnya
"Dimana semua orang? Mengapa Desa terlihat sangat sepi!" tanya Pria itu dengan heran
"Aku tidak tau, jika kau mau aku bisa mengantar mu pada seseorang,"
Pria itu mengerutkan keningnya
"Siapa?"
"Dia Kakek ku sekaligus Tetua Desa ini,"
"Baiklah aku mau, tapi apa yang kau lakukan disini sendirian?" tanya pria itu heran
"Ah, itu aku habis berbicara dengan Nenek,"
Pria itu mengerutkan alisnya sambil melihat sekeliling
"Dimana? Aku tidak melihat siapapun disini kecuali dirimu saja,"
Alana membalikan badan menatap rumah itu dengan jantung yang berdegup kencang. dia Mengamati seluruh arah mencari sosok wanita tua tadi
"Tadi ada dan dia duduk di sana!" sentak Alana sambil menunjuk sudut rumah itu dengan penuh yakin
Pria itu menghela nafas kasar
"Sudah lebih baik antar aku sekarang!" Pria itu menariknya lalu segera membawanya pergi
Alana berjalan dengan sesekali melihat kebelakang memastikan bahwa Wanita tua itu ada disana.
Ini Aneh tapi, aku sangat yakin kalau Nenek itu ada disana
___
"Bibi!" panggilnya sambil berlari kearah nya
Wanita dengan rambut sebahu itu menoleh. Dia menatap Pria yang berada disamping Alana. ia merasa mengenal Pria itu.
"Alana! Siapa dia?" sentak Mary dengan keras. Ia menatap tajam kearah Pria itu
"Dia_,"
"Apa anda Mary Dawson?" potong Pria itu membuat Mary tercengang. Ia menatap Pria itu dengan curiga
"Tenanglah aku bukan orang jahat," ucap nya lalu memberikan amplop kecil pada Mary.
Mary membuka Amplop itu lalu seketika tubuhnya bergetar dengan hebat
"A_apa kau Albert?" ucap Mary dengan bibir gemetar, Mata nya terlihat berbinar seakan ingin menangis
Pria itu tersenyum sambil menyeka air matanya
"Ibu," ucap Albert dengan menatap kearah Mary
Mary langgsung memeluknya dengan erat, Mereka berpelukan cukup lama
"Setelah 15 tahun, Akhirnya kau kembali Nak," ujar Mary dengan derai air mata
"Dia anak Bibi?"
Mary melepas pelukannya dan menyeka air mata nya, Dia berbalik menghadap Alana dengan tatapan hangat.
"Dulu kalian itu sering bermain bersama," ucap Mary dengan sedikit tertawa
Mary adalah Kakak kandung dari Martin Dawson. Jadi bisa dibilang Albert adalah sepupu Alana
Umur mereka hanya selisih 5 tahun dimana Albert berusia 22 tahun sedangkan Alana 17 tahun.
Mary menikah dengan Pria kaya raya bernama Jonas karl. setelah melahirkan, Mary merasa jika sikap suaminya itu telah berubah, hingga tepatnya saat umur Albert 7 tahun dibawa oleh Jonas ke kota yang sangat jauh dari desa. Jonas hanya meninggalkan sepucuk surat yang sampai saat ini masih disimpan oleh Mary.
Kembalinya Albert kesini karena Jonas, mantan suami Mary telah meninggal. Dia mencari beberapa petunjuk tentang Keberadaan Ibunya atau Mary. Hingga akhirnya dia bisa sampai kesini hanya berbekal Foto dan Alamat desa saja.
Albert berjalan kearah Alana dengan tersenyum manis
"jadi dia itu Gadis yang sering aku gendong dulu ," ucap Albert dengan mencubit pipi Alana
"Seperti Mimpi saja, dulu aku selalu berharap ingin memiliki seorang Kakak," ucap Alana membuat Albert tertawa
"Oh ya, Alana kau dari mana saja bukankah Bibi sudah menyuruhmu untuk datang lebih awal!" tanya Mary dengan tegas
"Aku sudah datang tapi, Bibi tidak ada dirumah," jawab Alana
"Bibi menyuruhmu untuk datang ke rumah Kakek Raul!" ucap Mary membuat Alana tersentak. Gadis itu membulatkan mata dengan menatap kearah Mary
"Alana besok pagi kita harus ke rumah Paman Raul ,Kau harus datang lebih awal dan membantuku disana!"
"Alana apa kau dengar ucapan Bibi!" sentak Mary
"Iya iya," balas Alana dengan malas
Alana menepuk dahinya
"Astaga aku lupa,"
Mary menghela nafas sambil mengacak-acak rambut gadis itu
"Kau itu, Lalu kalian bertemu dimana?"
"Aku bertemu dengannya dirumah yang berada di ujung sana," jawab nya sambil memakan buah yang berada dimeja
Mary mengerutkan keningnya
"Ujung mana?"
Alana menceritakan jika ada wanita yang tinggal dirumah itu. Mary semakin terkejut usai mendengar bahwa Wanita tua itu juga mengatakan kalau Dirinya pergi kehutan. Padahal sudah jelas jika hutan itu adalah hutan terlarang yang siapapun tidak boleh memasukinya
"Siapa wanita sialan itu! Beraninya dia mengatakan hal itu. Lalu kau tidak pergi kehutan itu kan?" tanya Mary dengan sangat cemas
"Tidak, awalnya aku berpikir Bibi pergi kesana untung saja kak Albert datang," jawab gadis itu dengan mulut yang penuh makanan
Mary menghela nafas lega dengan mengusap keningnya yang berkeringat
"Tapi aku hanya melihat mu berbicara sendiri. Aku sama sekali tidak melihat wanita tua yang kamu ceritakan tadi disana," sela Albert dengan serius membuat Mary bingung
Alana berbalik menatap Pria itu dengan kesal.
"Sendirian bagaimana? Jelas-jelas aku melihat wanita itu disana!" debat nya tak terima
Mary mengernyitkan keningnya.
"Memangnya kau ada di rumah sebelah mana!" tanya Mary heran
"Diujung sana Bibi! Rumahnya dekat dengan pemakaman bukankah disana ada Rumah!"
Mary terbelalak tak percaya. Semua orang juga sudah tau jika Rumah itu sudah lama kosong tapi mengapa Alana mengatakan habis bertemu dengan wanita tua dirumah itu.
"Astaga!" pekik Mary membuat semua orang menatap kearahnya. wanita itu langgsung menarik tangan Alana dan membawanya masuk keruangan
"Bibi ada apa?" Kenapa kita menemui Kakek?"
"Sudah diam! Albert kau juga ayo ikut masuk!" sentaknya membuat mereka terdiam seketika
Sosok pria tua dengan kaca mata antik diwajahnya itu menatap kearah mereka secara bergantian. Dia adalah Raul Tetua Desa Adanora. Setelah mendengar cerita dari Alana. Raul segera membuka buku bersampul kuno lalu mencari beberapa halaman yang diinginkannya.
"Alana kau adalah gadis yang selama ini dicari oleh mereka, umurmu sudah 17 tahun?"
Alana mengangguk.
"Lalu maksud Kakek apa? Dan siapa mereka?" tanya gadis itu penasaran
Raul meletakan buku itu lalu menatap mereka dengan tatapan cemas.
"Sebenarnya 1000 tahun yang lalu Hutan Loko tidaklah terlarang. Dahulu kala Hutan itu dipimpin oleh dua bangsa yang kuat. Tapi ada sebuah kejadian besar yang membuat dua bangsa ini hilang bagai ditelan bumi sampai sekarang. awalnya hutan itu masih biasa namun seiringnya waktu hutan itu berubah menjadi mengerikan. Hutan itu dipenuhi oleh Makhluk yang aneh dan seram Jika, saja dua bangsa itu masih ada kemungkinan besar Orang tuamu masih selamat. " jelas Raul sambil menatap kearah mereka
Albert tercengang usai mendengar bahwa kedua orang tua Alana telah tewas. Dia menatap kearah gadis itu dengan perasaan iba.
Alana tertunduk dalam diamnya dengan pikiran yang melayang entah kemana. Dia masih belum bisa menerima Perkataan Raul dengan baik
"Tapi bagaimana kakek tau, bukankah kejadian itu sudah sangat lama bahkan ribuan tahun!" sela Albert dia merasa ragu pada cerita Raul.
"Buku ini warisan dari kakek buyut ku disini hanya tertulis sebagian kisah tentang Hutan Loko dan berbagai Mahkluk mitologi yang sulit diterima oleh akal,"
Raul adalah Anak dari pemburu Dan keturunan dari seorang Brian tones. Mungkin agak aneh seseorang bisa mengetahui tentang kejadian 1000 tahun yang lalu. tapi Raul bisa membuktikannya dengan buku peninggalan dari leluhurnya. buku itu menyimpan berbagai rahasia tentang kejadian masa lampau
"Kita tidak akan pernah tau ada dunia lain dibalik Hutan Loko itu. Seseorang yang mencoba masuk kesana meraka akan tewas dan tidak akan pernah kembali," ucap Raul dengan serius
Mereka terdiam untuk sesaat hingga Alana gadis yang masih muda itu berteriak kencang
"Berat sekali penyampaian kakek!" teriak nya lalu pergi meninggalkan ruangan
Raul menatap Alana dengan lekat dia sangat mencemaskan keadaan cucunya itu.
Kepergian Alana membuat Albert bisa leluasa bertanya tentang Kematian Martin dan Cassie pada Raul.
"Bagaimana Paman Martin bisa tewas?" tanya Albert
Mary tertunduk lemas dia menghela nafasnya
..."Ayah! Ayah dimana?" teriak Martin...
..."Kau kenapa?"...
...Martin segera menceritakan kepada Raul jika putrinya pergi dari pagi dan belum kembali sampai sekarang. Cassie menemukan barang milik putrinya yang jatuh tepat diperbatasan Hutan Loko....
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya apa Paman pergi kehutan loko?"
"Tidak ada yang berani mendekat kearah hutan. Kecuali Martin dan Cassie," ucap Mary
Albert terdiam untuk sesaat. Dia menatap kearah luar
"Kami hanya mendengar suara dentuman keras yang berasal dari Hutan. Lalu kami semua beramai-ramai pergi ke perbatasan saat sampai disaat kami hanya melihat Alana tengah menangis bersama Reyna," jelas Mary
"Lalu Kematian Paman?" Albert merasa penasaran atas kematian paman nya itu
"Mereka hilang dibalik gelapnya hutan dan sampai sekarang mereka tidak pernah kembali,"
Kematian Martin dan Cassie membuat luka yang cukup dalam untuk Alana. Selama ini Alana hidup berdua dengan Mary tapi, Dia memilih untuk tinggal sendiri saat umur nya sekitar 15 tahun. dirinya memilih tetap tinggal di rumah lamanya dan menatap disana sampai sekarang
"Aku merasa kasihan kepadanya," lirih Albert
"Mary awasi Alana dengan ketat jangan biarkan dia pergi kehutan sampai waktu nya tiba," perintah Raul pada Mary
Raul menjelaskan pada Mary dan Albert jika Alana adalah seorang gadis dengan darah suci. Mereka sempat tak percaya
Albert terkejut dia sama sekali tidak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia memilki darah suci
"Hal ini memang tidak bisa diterima oleh akal," jelas Raul dengan menatap Albert
"Aku memang tidak percaya tapi, mungkin saja itu benar contohnya aku melihat alana berbicara sendirian dirumah kosong itu. Walaupun dia selau mengatakan dia bertemu dengan wanita tua Dissa. Itu sangat aneh,"
Albert bergeming dalam diamnya. Pikirannya telah melayang membayangkan situasi saat ini.
Sosok wanita yang dilihat gadis itu adalah Roh jahat yang telah lama bersemayam dihutan Itu. Dia bisa menghirup aroma darah milik nya
Untung saja Albert datang tepat waktu jika tidak Alana akan terbujuk dan pergi kehutan untuk yang kedua kalinya. Dibuku itu memang tidak dijelaskan secara gamblang apa yang sebenarnya terjadi pada Hutan Loko. dan hubungan Alana dengan hutan itu dan mengapa dia bisa disebut gadis berdarah suci
Pria paruh baya itu hanya tau jika Hutan itu seharusnya memilki 3 pemimpin dan satunya adalah seorang Ratu yang sangat disegani. Raul tidak tau siapa pemimpin yang satunya. Ada beberapa robekan dibuku yang membuat Raul penasaran. Dia sendiri hanya bisa merasakan dan mencium Darah Alana yang berbeda dari darah umumnya
Dulu Raul tak sengaja meneteskan darah Alana ke minuman hewan peliharaannya, Serigala yang tadinya sakit langgsung sembuh setelah meminum air bercampur darah milik gadis itu. Raul tidak ingin siapapun tau bahwa cucunya adalah gadis dengan darah suci. dia tidak ingin Alana cucunya dimanfaatkan oleh orang-orang jadi, dia menyembunyikan rahasia besar ini sampai sekarang
Raul adalah Ayah dari Cassie. Sudah sangat jelas jika seorang Kakek tidak ingin nyawa cucunya dalam bahaya
"Mulai saat ini aku akan menjaga Alana," ujar Albert tegas. Ia langgsung bangkit dari duduknya dan segera pergi menyusul gadis itu
_____
Sementara itu di Kastil Nevil yang tua ada sosok Vampir yang berusia ribuan tahun telah bangkit dari tidurnya. Edward sang Raja Vampir telah kembali.
Pria itu berjalan keluar menuju ke Istana Fuller yang tak berada jauh dari Kastil Nevil. Akhirnya setelah menunggu ribuan tahun Edward akan segera bertemu dengan Istrinya.
Pria dengan tinggi 190 dengan badan yang kekar serta tatapan yang tajam membuatnya terlihat mengerikan dan tentunya juga tampan
Dia sudah berada Di Aula Istana Fuller lalu dengan gagahnya ia berjalan kearah singgasana miliknya
"Yang mulia," ucap James. Dia berjalan kearah Edward sambil membawa segelas darah segar
"Buang!" Perintah Edward sambil menepis tangan James.
"Tapi__,"
"Aku hanya minum darah Istriku," potong Edward tegas
Rahangnya mengeras dengan tatapan yang nyalang membuat siapapun takut untuk menatap nya. Tidak ada seorangpun yang berani membantah ucapannya
James menghela nafas lalu menyuruh pelayan untuk membuang darah itu
"tapi apa anda akan bisa menemukan Sang Ratu," ucap James pelan
"Aku akan mencarinya sendiri! Apakan Hutan loko terjaga dengan aman selama aku tertidur?"
James hanya diam sambil sesekali menatap kearah Vampir lain nya
"Kenapa diam?" tanya Edward dengan tatapan yang nyalang
Semua Vampir yang berada di aula juga diam tidak ada satupun dari mereka yang berani untuk berbicara
"Apa kalian tidak punya mulut ha! Beraninya kalian diam saat aku bertanya!" sentak Edward dengan tatapan tajam
"Istana Fuller dengan Hutan Loko sudah anda batasi Tuan jadi, kami tidak pernah tau apa saja yang sudah terjadi dihutan." jelas james dengan bibir yang gemetar
______________
Ini hanyalah gambaran sosok Raja Vampir Atau Edward aku ambil fotonya di pin
Ini juga sama gambaran Raja Vampir Atau Edward hanya berbeda warna rambut saja. oh ya dalam cerita ini Raja Vampir digambarkan dapat merubah warna bola mata serta warna rambut ya
kalau untuk visual aku udah ada sendiri ya guys 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!