Sean aldev arlots. Siswa SMA yang kini duduk di bangku kelas 12. Perusuh serta biang onar di sekolah. putra dari alana serta devan, mrs dan mr arlots.
Sean memiliki geng yang terkenal dan menjadi most wanted di sekolah. Oleh karena itu banyak wanita yang menggandrungi nya.
Bukan hanya dari segi mapan, wajah Sean yang tampan menjadi salah satu faktor ke famousan nya. Dengan otak yang cerdas meski jarang di gunakan untuk hal hal yang berbau positif.
Sean sudah biasa bolos bersama temannya. Kebolosan mereka di gunakan untuk bermain game di kantin.
Seperti sekarang, Sean serta kedua temannya tengah bolos dan bermain game di salah satu bangku kantin.
" Sat sat lo ke kiri yan. Temenin gue!" Teriak salah satu teman Sean yang bernama Jonathan pada rian.
" Ah anjing lo mah. Cuma mau nyampah gue sat". Pekik Rian kesal saat jonat menyampahnya dalam game.
" Anjing! Kok lo malah kabur si yan. Temenin gue lagi anjir. Gue gak akan nyampah tadi cuma gak sengaja". Pinta jonat sambil terus memenceti ponselnya.
" Ck. Diem sat! Lo semua berisik banget. Gue jadi gak pokus ngalahin lawan nih". Gerutu sean. Dirinya kesulitan konsentrasi akibat pertengkaran kedua temannya yang mengakibatkan heronya mati.
" Ah anjing. Mati kan!" Sean menghempaskan ponselnya pada meja. Hal itu membuat jonat serta Rian bungkam. Kalau sudah begini mereka akan takut kena amukan Sean.
Karena Hero yang Sean gunakan mati. Dan hal itu berakibat pada turet groupnya yang mengakibatkan mereka kalah. Padahal mereka hanya tinggal menghancurkan turet besar lawan.
" Kan kalah. Makanya lo berdua kalo main jangan kek anak sd yang rebutan robot dong. Kalahkan kita. Turun level nih". Kesal Sean pada kedua temannya.
Rian dan jonat meletakan ponselnya ke meja. Mereka pun menghela napas berat akibat kekalahan gamenya. Padahal mereka baru saja ingin menaikan level yang niatnya numpang pada Sean yang sudah jago. Eh malah turun.
" Udah lah bosen gue. Mending balik aja". Usul rian. Teman paling cengengesan di antara mereka.
" Cabut!". Sean berdiri sambil memasukan ponselnya ke saku celana abu abunya. Setelahnya dia melangkah dengan di dikuti kedua temannya.
Baru saja mereka berada di lorong kelas mereka di kejutkan dengan keberadaan seseorang yang sangat mereka kenal terutama Sean. Seseorang yang selalu menghukum mereka.
Agatha Evelyn. Ketua osis di sekolah mereka. Memiliki sikap galak dan tegas. Dan tak takut untuk menghukum siswa yang nakal seperti mereka bertiga.
Kini Agatha berdiri sambil berkaca pinggang. Matanya menatap tajam ketiga anak langganan hukumannya.
Tadi Agatha sedang melakukan patroli bergilir sesuai dengan yang sudah di jadwalkan. Dan kebetulan hari ini bagiannya melakukan patroli dan mendapati tiga anak tengah bolos sekolah.
" Kalian bolos lagi?" Tanya Agatha bosan pun tajam. Dia menatap satu persatu dia antara tiga orang itu. Meskipun tubuh mereka lebih tinggi dari pada dirinya.
" Ck. Kalian gak bosen apa bolos terus. Nyusahin sekolah mulu. Kenapa gak keluar aja sekalian." Seru alana dengan malas. bosan sekali dia berurusan dengan tiga orang itu.
" Ck. Lo bisa gak sih pura pura gak tahu aja kita bolos. Cape gue tiap hari kena hukuman dari lo". Ketus Sean.
" Iya tuh tha. Pura pura gak tahu ajalah Lo". Pinta Rian.
" Nggak bisalah. Salah kalian sendiri kenapa bolos sekolah. Kalau Nggak mau di hukum ya nggak usah bolos". Sarkas Agatha. Dia sudah memikirkan hukuman apa untuk ketiga cowok di depannya.
" Ck kita kerjasama ajalah tha. Kita bakal traktir Lo asal lo jangan hukum kita gimana?" Tawar Sean. Dia sedang malas untuk di hukum.
" Sebagai ketua osis yang baik. Gue gak mau!" Tegas agatha.
" Udahlah gausah nawar nawar. Gue udah kebal sama yang begituan. Sekarang pokoknya kalian bertiga duduk di lapangan ngadep bendera sampai istirahat. Kalau nggak gue akan laporin ke guru BK". Ancam Agatha.
Membuat ketiganya memberengut kesal. Masa harus duduk di depan bendera di tengah panas gini. Mana jam istirahat masih lama lagi. Bisa bisa kulit mereka gosong kerena terpanggang sinar matahari.
" Ck. Ngancem doang bisa lo. Coba yang lain". Tantang Sean.
" Oh nantangin. Oke gue laporin ke Bu Jenab" ucap Agatha sambil berancang ancang untuk pergi.
Sontak hal itu membuat kedua teman Sean berteriak. " Jangan!".
" Lo nggak perlu laporin kita ke Bu Jenab. Kita di hukum aja".
" Udah yan. Ayo kita nongkrong di tengah lapang". Ajak rian dengan wajah was was.
Dari pada di laporkan kepada guru BK yang pasti hukuman nya lebih berat, mending dia di hukum saja sekarang. Rian menarik paksa Sean yang ogah ogahan. Mereka pun duduk dan di tengah lapang sambil menghadap pada bendera.
" Ah bangsat. Panas banget cok. Nyesel gue bilang mau di hukum". Keluh Rian kala merasakan panas di kepalanya seperti terbakar.
" Emang Lo mau kita di hukum Bu Jenab?". Tanya jonat yang sedari tadi anteng mantengin bendera.
" Ya nggak lah. Tapi ini panas banget sat pala gue rasanya kek meledak". Rian memegangi kepalanya.
" Udah lah terima aja nasib". Celetuk jonat.
Sedangkan Sean hanya diam. Dia benar benar malas sekali untuk berdebat. Terlebih di tengah matahari terik begini.
Setelah pulang dari sekolah, Sean pikir dia akan langsung istirahat karena lelah akibat hukuman tadi.
Namun harapan nya salah. Alana malah menyuruhnya untuk duduk di sofa ruang tamu menghadap pada kedua orang tuanya.
Kebetulan devan pulang lebih awal dari kantornya.
" Mommy sama Daddy mau ngomong apasih. Sampai harus kayak gini. Kayak di sidang aja". Tanya sean. Dia lelah akibat hukuman tadi di sekolah.
" Ekhm.."
" Jadi gini mommy dan Daddy ingin minta sesuatu sama kamu". Alana membuka suara.
Dahi Sean mengerut. Mommynya terlalu bertele tele membuatnya penasaran.
" Minta apa sih mom?" Tanyanya.
" Mommy sama Daddy minta sesuatu tapi kamu harus turutin".
" Iya kalau Sean mampu". Jawab Sean dengan nada tak sabaran.
" Harus! Kami tahu kalau kamu mampu lakuin ini jadi harus mau oke?" Tanya alana. Tangannya di kaitkan pada tangan devan.
" Ya tapi apa mom? Yang jelas dong kalau ngomong. Gak usah bertele tele begini". Desaknya.
Alana dan devan saling pandang. Mereka kemudian menatap Sean bersamaan. Membuat cowok itu gugup di tatap seintens itu.
" Mommy sama Daddy kenapa sih?" Tanyanya heran.
" Jadi permintaan kami adalah kamu menerima perjodohan yang kami lakukan". Tegas devan.
Ucapan itu sontak membuat Sean nyaris melompat. Dia menatap horor pada kedua orang tuanya. Apa apaan ini tiba tiba dia di jodohkan dan harus menerimanya? Jangan bilang kalau mommynya hamil lagi sampai memiliki permintaan aneh aneh.
Yah, dulu saat Alana hamil anak ketiga, dia sering minta aneh aneh sama Daddy nya. Bahkan Sean sendiri pernah menjadi bahan aneh aneh mommynya. Membayangkannya saja Sean sudah bergidik ngeri.
" Mommy gak lagi hamilkan?" Tanya sean memastikan.
" Kamu apaan sih ngomongnya begitu. Minta adik lagi?" Devan tersenyum.
" Nggak lah. Gak mau Sean punya adik lagi. Udah cukup Kelvin sama alesha aja yang terakhir. Sean gak mau di susahin lagi." Sergahnya.
" oh jadi kalau mommy hamil nyusahin gitu?" Marah Alana.
Sean buru buru menggeleng. " Nggak gitu mom. Sean cuma kesel aja sama mommy". Lirihnya.
" Udah. Sekarang kita harus pokus sama jodoh Sean. Jangan pikiran mommy hamil lagi atau engga". Lerai devan.
Pria itu tidak mau sampai terjadi peperangan akibat perdebatan Sean dan Alana.
" Kayak yang tahu aja Daddy jodoh Sean siapa" ketus Sean.
" Tahulah. Ini lagi mau di dekatkan sama kamu. Pokoknya kamu harus terima perjodohan ini. Kalau engga nanti Daddy usir ke Amerika dan gak pulang lagi."
" Usir aja Sean gak takut". Gumam Sean namun masih bisa di dengar oleh devan.
Devan menghembuskan napasnya. " Gini Sean. Daddy sama mommy memiliki sahabat. Dan orang yang di jodohkan sama kamu itu putrinya."
" tapi suami dari sahabat mommy itu menikah lagi tanpa menceraikan sahabat mommy. Istri kedua nya memiliki seorang anak yang umurnya seumuran dengan orang yang mau di jodohkan sama kamu." Jelas devan.
" Sahabat mommy di asingkan ke sesuatu tempat yang kami gak tahu oleh suaminya. Dia menitipkan pesan untuk menjodohkan kamu dengan putrinya supaya suami sahabat mommy tidak bisa menyakiti putrinya". Lanjutnya.
Sean hanya mangut mangut mengerti. Dia sudah paham apa yang terjadi dari cerita daddynya.
" Gimana? Kamu maukan?" Tanya alana.
Sean mengangguk. " Yaudah mau. Kalau itu kebaikan buat Sean".
" Syukurlah kalau kamu mau. Siap siap, nanti malam kita berangkat ke rumahnya. Daddy sudah bicarakan tadi dengan orang tuanya". Titah devan.
Sean mengangguk. Lalu pamit pada kedua orang tuanya untuk ke kamar. Masih ada beberapa jam sebelum malam. Dia bisa menghabiskan waktu itu untuk tidur.
Seperti rencana Tadi sore. Kini Sean sudah siap dengan pakaiannya untuk datang ke rumah sang calon jodoh.
Begitupun dengan Alana dan devan yang sudah rapi. Mereka sedang menunggu Sean yang masih berada di kamarnya. Entah apa yang anaknya lakukan sampai belum turun.
Ketika mendengar suara derap kaki, Alana dan devan kompak menoleh pada sang putra. Sean turun dengan penampilan yang tampan sampai kedua orang tuanya pun tak dapat berkedip sama sekali. Benar benar bibit unggul devan.
" Pantesan lama. Dandan dulu biar jodohnya terpesona." Celetuk Alana kala kesadarannya kembali.
Sean hanya mengerdikan bahu nya acuh. " Udah lah mom. Gak usah goda goda Sean nanti Daddy cemburu. Mending kita buruan kesana".
" Cie yang udah gak sabar ketemu calon jodoh". Ledek devan.
Anak dan ayah itu sangat suka sekali saling meledek.
Sean tak memperdulikannya. Dia berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil miliknya. Begitupun Alana devan mereka masuk ke dalam mobil milik devan. mereka hanya pergi bertiga sebab kedua anak yang lain sedang berada di rumah oma opanya.
Setelah perjalanan panjang, tibalah mereka di sebuah rumah yang besar dan mewah. Devan turun terlebih dahulu di ikuti oleh Alana dan Sean di belakang.
Saat berada di depan pintu mereka dia sambut dengan senyuman calon mertua Sean. Juna dan wenie.
" Selamat datang di kediaman kami pak devan dan Bu Alana". Senyum Juna.
Mereka membalas dengan senyuman dan ucapan selamat malam. Lalu masuk ke dalam rumah besar itu. Duduk berhadapan dengan sang empu rumah.
" Bagaimana kabar pak devan?" Tanya Juna.
" Sangat baik. Anda pula bagaimana kabarnya?"
" Seperti yang anda lihat. Baik baik saja".
" Em dimana putri anda pak Juna? Dari tadi saya tidak melihatnya". Tanya Alana kala tak mendapati kehadiran calon menantu nya.
"Sepertinya Masih di kamar. Sebentar saya panggilkan". Izin wenie.
Dia pun pergi untuk memanggil putri tirirnya.
" Ini putra anda?" Tanya Juna saat melihat Sean.
" Iya. Dia putra kami. Namanya sean. Sean perkenalkan dirimu" titah devan pada Sean.
" Perkenalkan om. Nama saya Sean. Putra pertama mommy dan Daddy".
Juna mengulas senyum. " Nama saya Juna. Wah tampan sekali putramu. Persis seperti daddynya". Puji Juna. Melihat kesamaan Sean dan devan.
Devan hanya membalas dengan mengulas senyum. Terdengar suara langkah kaki seseorang membuat atensi semuanya menoleh pada arah tangga. Dimana disana wenie tengah menuntun seorang gadis.
Namun saat gadis itu mendongak. Seketika Sean terkelonjat kaget. Matanya menatap gadis yang tengah di dampingi ibu tirinya itu.
'Agatha?!'
" Agatha?!
Sean membulatkan matanya saat tahu jika orang yang akan di jodohkan dengannya adalah Agatha. Ketua osis di sekolahnya yang selalu menghukumnya.
Tak hanya sean, Agatha pun begitu kaget kala mengetahui jika sean lah cowok yang akan di jodohkan dengannya.
Keduanya benar benar terkejut tak main. Tidak menyangka akan terjadi seperti ini.
Wenie membawa Agatha untuk duduk di sampingnya. Wanita itu mengelus lengan Agatha sambil sesekali tersenyum pada keluarga Sean.
" Ini anak kami. Namanya Agatha. Agatha perkenalkan dirimu". Titah Juna pada Agatha.
" H-halo om. Nama saya Agatha". Ujar Agatha gugup.
Apalagi saat matanya tak sengaja melirik Sean yang menatapnya dengan remeh.
" Nama nya cantik seperti orangnya." Canda devan.
" Nama om devano. Dan ini Alana istri Om " lanjut devan.
Agatha tersenyum canggung. Melihat kedua pasangan itu sangat akrab membuat dirinya tak enak.
" Bagaimana dengan perjodohan ini pak devan?" Tanya Juna.
" Kita tanyakan dulu pada anak anak apakah mereka menerimanya". Sahut devan.
" Sean bagaimana kamu menerimanya?" Tanya devan.
Sean mengangguk tanpa berpikir. " Aku menerimanya" ucapnya santai.
Namun tidak bagi Agatha yang sangat terkejut dengan jawaban Sean. Bahkan pria itu menjawab tanpa berpikir dahulu.
" Putri mama apakah setuju?" Wenie menatap Agatha. Namun hanya tatapan tajam mengancam yang di berikan nya.
Ragu ragu Agatha mengangguk. " A- aku menerimanya". Ujarnya.
Semua bernapas lega kecuali Agatha yang terpaksa menerima perjodohan ini. Bukan tanpa alasan dia mau menerimanya. Tapi karena ancaman sang ibu tiri yang akan membuangnya jika ia tidak menerima perjodohan ini.
Apalagi ayahnya mengancamnya jika tidak menerima perjodohan itu maka dia tidak akan tahu bundanya dimana.
" Jadi bagaimana apakah pinangan kami di terima?" Tanya devan setelah sepakat.
Dengan yakin juna menjawab " saya menerimanya".
" Baik karena lamaran ini sudah di terima bagaimana dengan pernikahan nya?" Tanya Juna tak sabar.
Sebab jika putrinya tengah menikah maka dana bantuan ke perusahaannya akan mengalir lancar. Dan juna ingin menyegerakannya.
Yah, devan membuat kesepakatan perjodohan itu dengan Juna supaya di setujui dengan iming iming dia akan menyuntik saham di perusahaan Juna. Yang masih tahap berkembang belum maju.
Tentu saja keberuntungan itu langsung di terima dengan cepat oleh Juna. Dia tak mau melewatkan tambang emas. apalagi perusahaan milik devan begitu besar dan maju.
" Bagaimana jika dua Minggu lagi. Lebih cepat lebih baik" ujar wennie menambahi.
Mata Agatha membelalak saat mendengar ucapan ibu tirinya yang seakan mengusirnya.
" Ide yang bagus. Lebih cepat lebih baik. Kita sepakati dua Minggu lagi pernikahannya di laksanakan". Setuju Alana.
Bukan tanpa alasan Alana menyetujui nya. Dia ingin agar putri dari sahabat nya itu segera lepas dari hak wali Juna. Yang berarti segera menikah dengan putra sulungnya yang tampan tapi menyebalkan itu.
Sukses ucapan alana membuat dua pasangan itu terbelalak. Mereka saling menatap tak percaya pada masing masing.
Sungguh, kenapa cepat sekali? Ingin rasanya Agatha mengumpati ibu tirinya itu.
" Baik lah bicara nya sudah dulu. Bagaimana jika kita makan malam. Ini sudah lewat jamnya. Saya juga sudha menyiapkan makanan".
Akhirnya acara lamaran itu pun berpindah menjadi acara makan malam.
Setelah acara makan malam. Sean serta kedua orang tuanya memutuskan untuk pulang. Karena hari sudah larut malam. Apalagi besok masih harus sekolah.
Begitupun dengan agatha yang langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan dirinya. Dia tak terlalu suka dengan pakaian pakaian gaun.
Saat ingin tidur Agatha di buat terkejut saat ponselnya mendapat pesan dari nomor asing.
08xxxxxxxxx
heh calon istri.
besok gue jemput. jangan sampe telat!
mata agatha terbelalak saat membacanya. apa katanya tadi calon istri? sembarangan.
...****************...
ramein guyss❤️🔥❤️🔥❤️🔥❤️🔥🍷
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!