Wanita itu dinikahi karena empat hal,karena hartanya,karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya.Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.( HR: Bukhari 4700)
🕊Happy Reading🕊
• Tampak seorang gadis cantik dengan balutan kebaya putih dan jilbab senada tengah mempersiapkan dirinya sebelum sah menjadi seorang istri.Gadis itu mengatur napasnya yang terasa berdegup kencang karena rasa gugup yang ia alami.
" Bismillah,atas ijinmu ya allah, hari ini aku dipersunting seorang lelaki yang baik dari golongan agama mu," lirih gadis itu sembari tersenyum memandangi dirinya dari pantulan cermin.Kemudian ia pun melangkah keluar dari kamarnya dan segera diapit oleh kedua sahabatnya dikiri-kanannya.
Rasa gugup semakin membuat degup jantung gadis itu semakin memacu lebih cepat dari biasanya.Semakin dekat ia dengan keberadaan sang calon imam semakin besar pula rasa gugup gadis cantik itu.
Ia pun akhirnya dipersilahkan duduk disamping lelaki berparas tampan yang akan menjadi imamnya nanti.
Gadis itu melemparkan senyumnya pada sang calon imam yang hanya dapat balasan anggukan dan senyuman tipis saja.
" Bismillah..saudara Kenan alvaro syah sudah siap untuk ijab kabul?," tanya pak penghulu itu menanyai kesiapan lelaki yang akan segera menikah itu.
Kenan alvaro syah nama lelaki yang akan segera mempersunting seorang gadis cantik itu terlihat gugup, dan kemudian pak penghulu itu meraih dan menjabat tangannya barulah ia mengiyakannya.
" Saudara Kenan alvaro syah saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Afiqah purnama sari binti Rizwan ammar dengan mahar dan mas kawin berupa emas dan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"
Kenan menarik napas dalam dalam dan membuangnya lembut.
" Saya terima nikah dan kawinnya Afiqah purnama sari binti Rizwan ammar dengan mahar dan mas kawin tersebut dibayar tunai,"
" SAH!," ucap seluruh tamu yang menyaksikan akad nikah tersebut.
" Alhamdulillah.." setelahnya Pak Ustadz memberikan tausyiah tema pernikahan dan membaca doa untuk kedua pengantin.
Acara berpindah ke acara salam- salaman dan sesi photo, Afiqah nampak selalu menebar senyum kebahagiaan berbeda dengan Kenan yang terlihat biasa biasa saja dan hanya sesekali tersenyum tipis.
***
" Yakin gak dianterin?," tanya mama Dea pada Kenan putranya, saat Kenan dan Afiqah siap pergi ke rumah mereka.
" Yakin ma,aku bisa sendiri kok," jawab Kenan seadanya, sembari membuka pintu mobil pengantin yang sudah dihiasi begitu indah.
" Hem, pamit dulu nak," ucap Mama Dea lagi tersenyum dengan tingkah putranya itu.Kenan pun tersenyum lalu menyalimi kedua orang yua Afiqah bergantian lalu menyalim kedua orang tua nya juga.Hal itu juga diikuti oleh Afiqah dia juga menyalim mertuanya terlebih dulu, baru menyalim kedua orang tuanya.
" Kalau udah sampai kabari ibuk ya," ucap Ibuk Anaya pada putrinya Afiqah yang baru saja menikah itu.
" Fiqah akan kabari buk, Fiqah pasti akan kangen ibuk," ucap Afiqah memeluk sang ibu.
Pak Rizwan mengelus pucuk kepala putrinya, " Taat kepada suami mu ya nak," pesan sang ayah yang segera diiyakan oleh Afiqah.
Pak Rizwan pun menyatukan tangan Afiqah dan Kenan." Bawalah dia putriku Afiqah yang kini sudah menjadi istrimu,kemana pun kamu mau,ayah tidak akan mempermasalahkan. Kamu mau bawa dia ke hutan,gunung, atau bahkan ke tempat yang paling sunyi didunia ini, ayah juga tidak akan peduli, berapa kali kamu akan memberinya makan, tapi ayah berpesan bawalah dan bimbinglah Afiqah menuju ridho allah dan berakhir di syurganya allah." pesan sang ayah membuat suasana menjadi haru, bahkan Afiqah kini sudah berderai air mata.
" Jadilah istri yang taat dan ridho pada suami mu nak, raihlah syurga itu dengan ridho suami mu," lanjut Pak Rizwan
memberi pesan, Afiqah pun segera memeluk sang ayah.
Acara perpisahan itu berakhir saat Kenan dan Afiqah melakukan perjalanan mereka.
****
" Tanda tangani surat ini!," seru Kenan meletakkan sebuah kertas di meja depan Afiqah.Afiqah yang tidak tahu menahu menatap heran pada Kenan, lelaki yang sudah menjadi suaminya itu.
" Ini surat apa mas?," tanya Fiqah kemudian membacanya.
" Jujur saja,aku tidak ingin pernikahan ini, maka kita juga tidak perlu menjadi suami istri bukan? kita hanya tinggal serumah dan berstatus suami istri, tapi itu semua tidak berlaku di rumah ini,kamu bebas dari kewajiban kamu sebagai istri begitu juga tidak harus seperti suami.Tanda tangani!," ucap Kenan bagaikan sebuah petir di siang bolong bagi Fiqah,tak terasa air matanya kini sudah membanjiri pipi gadis itu.
" Aku menikah karena ibadah mas,bukan untuk ini, aku gak mau!," ucap Afiqah menggeleng kan kepalanya.
" Afiqah!, kamu hanya perlu menanda tanganinya, tidak perlu kamu setuju atau enggak,!" Kenan meninggikan suaranya kesal dengan tingkah Fiqah.
" Demi allah mas, pernikahan itu ibadah bukan sebuah permainan,pernikahan itu sakral mas,ini sama saja mas menyuruh Fiqah untuk bermaksiat mas," ucap Fiqah kekeuh tidak mau menanda tangani surat perjanjian pra- nikah yang dibuat oleh Kenan.
" Maaf mas,aku menikah untuk beribadah!," ucap Afiqah kemudian sembari melangkah pergi meninggalkan Kenan diruang tengah.
Kenan menyugar rambutnya kesal dengan apa yang sudah Afiqah lakukan.Kemudian ia pun menaiki anak tangga menuju kamarnya.Kamar yang sama saat ia masih membujang alias sebelum menikah, sementara Afiqah berada di kamar bawah.
***
" Assalamualaikum,pagi mas...," sapa Fiqah melemparkan senyum menyambut sang suami yang baru saja menuruni anak tangga.
" Gak usah sok manis deh,gak bakal mempan soalnya," kesal Kenan berlalu, Afiqah menghela nafas seraya mengekor dibelakang Kenan.
Afiqah menyendokkan nasi goreng buatannya ke piring Kenan, tiba tiba ada panggilan masuk ke ponsel Kenan." Ya, kenapa By?,ini gua udah mau jalan kok, tungguin," ucap Kenan kemudian berdiri dan segera mengambil kunci motornya.
" Mas gak sarapan dulu?," tanya Afiqah saat Kenan hendak melangkah pergi.
" Huh,gak usah, terimakasih," ucap Kenan nampak kesal kemudian berlalu tanpa menoleh lagi.
" Ya allah...sabarkan aku menghadapi sikap dingin Mas Kenan ya allah." lirih Afiqah mengelus dadanya.
***
" Selamat bro," ucap Erick memberi selamat pada Kenan atas pernikahannya.
" Selamat apanya?, orang gua gak suka," kesal Kenan.
" Yee sekarang bilang gak suka,entar bucin akut loh," ucap Gabby mengingatkan.
" Aku gak mungkin suka sama cewek begituan, dia bukan tipe ku dan perlu kalian ingat ini semua cuma karena keinginan mama," ucap Kenan menjelaskan.
***
Afiqah sedang vidio call bersama kedua sahabatnya, begitu ia mendengar pintu terbuka, ia pun segera menutup panggilan vidio tersebut dan segera menghampiri Kenan.
" Udah pulang mas?," tanya Afiqah mengulurkan tangannya ingin menyalim Kenan, namun dengan cepat Kenan menolaknya.
" Gak usah!, Afiqah, aku sudah bilang pernikahan kita hanya diatas kertas saja," ucap Kenan segera berlalu.
Lagi dan lagi Afiqah menghela nafasnya panjang.
Bersambung
Tinggalkan jejak kalian ya
Love you
🕊Happy Reading 🕊
" Atas ijin-mu ya allah aku dinikahi olehnya, sekarang sikapnya malah seperti ini,tolong bukakan pintu hatinya ya allah, tolong ijinkan nama Afiqah masuk kedalam hatinya." lirih Afiqah sembari menatapi kamar Kenan yang berada di lantai atas.
***
" Cie...pengantin baru,nape sih lu wajah ditekuk gitu?,harusnya full senyum dong kan pengantin baru," goda Selya bestie Afiqah sembari menyenggol lengan Afiqah.
" Gue lagi bingung Sel," ucap Afiqah nampak sedih.
" Loh...loh...loh,nape?," tanya Selya heboh dan menatap wajah Afiqah dengan rasa penasaran.
" Pernikahan itu harusnya dengan cinta kan?,Dan Mas Kenan dijodohkan sama gue, gak ada cinta sama sekali," ucap Afiqah kemudian menghela nafasnya.
" Ya terus?," tanya Selya.
" Mas Kenan memberikan surat perjanjian pra-nikah pada malam pertama kami."
" WHAT?,"
" Biasa aja dong,gue lagi bingung ini?," ucap Afiqah menampar lengan bestienya.
" Iya masalahnya perjanjian pra nikah gitu loh?,buat apa?,heran gue emang ada ya cowok kek gitu,orang mah kalau udah sah, asal nyerobot aje,gak ada malunya.Cinta gak cinta tetap aja dipake."cerocos Selya panjang lebar.
" Dipake?,emang barang di pake,"ucap Afiqah kembali menampar lengan bestienya.
" Ya terus gue harus gimana?," lanjut Afiqah bertanya.
Selya pun nampak berpikir,ia bahkan mondar mandir di depan Afiqah seakan sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.
" Emang isi perjanjian nya gimana aja?," tanya Selya kemudian.
" Disitu dijelaskan,kita itu cuma suami istri di status doang,sedang dirumah kita hanya orang lain,kita juga beda kamar dan gue dilarang ikut campur urusan dia, begitu sebaliknya,pokoknya inti surat itu kita urus diri masing masing gitu deh," ucap Afiqah menjelaskan.
Selya pun nampak berpikir sejenak lalu..." Aha!,gue punya ide,tambahin aja tuh isi surat perjanjian,kan itu semua atas kemauan Kenan kan?,nah dari situ lu bisa tambahin ide dari gue,"
"Iya,terus apa?," tanya Afiqah kemudian Selya pun membisikkan sesuatu ditelinga Fiqah.
" Tapi...," ucap Afiqah.
" Hust,gak ada tapi tapi, lu mau suami lu itu jatuh cinta sama lu kan?," tanya Selya yang diangguki oleh Afiqah.
***
Tok tok
Afiqah mengetuk pintu kamar Kenan,tak lama kemudian Kenan pun membukakan pintu itu.Kenan menghela nafasnya saat ia melihat Afiqah.
" Kenapa?," tanya Kenan ketus.
" Mari kita bicarakan tentang perjanjian yang mas buat," ucap Afiqah tho the point.
Kenan nampak tak percaya namun ia juga segera menganggukki hal itu.Mereka pun menuruni anak tangga.
Afiqah kembali memberikan surat perjanjian pra nikah yang pernah Kenan berikan padanya.
" Aku sudah tanda tangani,tapi aku juga sudah menambahkan perjanjiannya,mas boleh baca," ucap Afiqah kemudian duduk didepan suaminya yang dibatasi oleh meja.
Kenan pun membaca kembali surat perjanjian pra nikah itu dan...
" Hah,apa?,kamu gila ya,menciummu tiap pagi?dan ini lagi sholat subuh,aku gak bisa!aku gak bisa!" ucap Kenan kesal dengan nada tinggi.Kemudian Kenan berdiri dari duduknya dan ingin segera pergi menaiki anak tangga.
" Ya sudah kalau gak mau,Afiqah juga gak setuju dengan ini,dan terserah sih nanti mamanya mas bakal ngomong apa,yang pasti aku akan keluar dari rumah ini." ucap Afiqah dan berhasil membuat Kenan menghentikan langkahnya dan ia pun menghampiri Afiqah kembali.
" Maksud kamu apa keluar dari rumah ini?,"tanya Kenan singkat.
" Em,lagian buat apa aku disini,sedang mas gak menganggap aku sebagai istri padahal mas sendiri yang sudah mengucapkan ijab kabul,mas tahu artinya ijab kabul kan?,"jelas Afiqah.
" Oke,oke,stop,aku setuju,aku setuju dengan perjanjian konyol yang kamu buat, gak usah ngancam ngancam juga," ucap Kenan kesal sembari mengambil surat perjanjian pra nikah itu,kemudian ia pun segera melangkah pergi.
" Mas...,"
" Apa lagi?," kesal Kenan sembari menghela nafasnya.
" Makan malam sudah siap," jawab Afiqah menahan tawa.
" Aku gak lapar," jawab Kenan singkat dan segera berlalu dari sana.
Sementara Kenan dilanda kekesalan,Afiqah justru tertawa merasa lucu dengan sikap Kenan yang selalu terlihat kesal padanya.
" Nanti juga akan terbiasa," ucap Afiqah kemudian.Entahlah apa maksud dari ucapan Afiqah tersebut.
***
" Assalamualaikum,pagi mas,"ucap Afiqah menyambut Kenan yang baru menuruni anak tangga sembari main ponsel.
" Gak usah sok manis," ketus Kenan sembari duduk di meja makan,Afiqah pun menyendokkan nasi goreng buatannya.
" Lagi makan jangan main hp dulu mas," ucap Afiqah saat Kenan terus saja berkutat dengan hpnya meski sedang sarapan.
" Gak usah ceramah," singkat Kenan terus saja berkutat dengan hpnya.Afiqah yang melihat itu ingin sekali rasanya merampas hp Kenan saat itu juga,tapi malah,jadinya ia menyuapi Kenan dan anehnya Kenan tak mempermasalahkannya,entah karena terlalu asyik dengan hpnya atau apa entahlah,yang pasti Afiqah senang sekali.
Selesai sarapan,Kenan segera berdiri dari duduknya dan segera melangkah dari sana masih pokus pada hpnya,sangking penasarannya,Afiqah sedikit melirik hp yang dipakai suaminya itu dan seketika ia melongo saat tahu sang suami tengah asyik main game.
" Astaga,dari tadi gak nyadar, ternyata gara gara game," bathin Afiqah tak percaya sembari menggeleng kan kepalanya.
Kemudian Afiqah meraih hp milik suaminya dan segera menyembunyikannya dibalik tubuhnya,dan tentu saja Kenan kesal padanya.Namun Afiqah tersenyum dan menunjuk pipinya.
" Apaan sih,ganggu orang aja,balikin gak," kesal Kenan sembari berusaha meraih ponselnya dan tentu saja dengan cepat Afiqah menghalaunya.
" Afiqah jangan main main deh," kesal Kenan kembali mencoba meraih tangan sang istri.Tatapan mereka menyatu saat Kenan sudah berhasil menggemgam tangan Afiqah,detak jantung keduanya kini berdegup lebih kencang dari biasanya,Kenan segera mengambil hpnya dan segera membalikkan badannya,ia juga mengusap wajahnya dan kemudian ia berlalu dari sana.
Afiqah tersenyum senang dan segera pergi masuk kedalam kamarnya." Judes sih,tapi ganteng," ucap Afiqah kala kembali mengingat tatapan Kenan tadi yang semakin membuatnya senyum senyum sendiri.
" Ini hari minggu,apa ya yang bakal dia lakukan nanti?,apa bakal main game seharian?," tanya Afiqah pada dirinya sendiri memikirkan apa yang akan suaminya lakukan hari ini.
" Iseng iseng ajak dia jalan boleh kali ya,sapa tahu mau," lanjut Afiqah segera bergegas pergi.
" Apa lagi?," tanya Kenan saat suara ketukan pintu kembali terdengar.
Bersambung
"Apa lagi?,"
" Mas jalan yok,daripada main hp seharian," ucap Afiqah saat Kenan sudah membukakan pintu.
" Jalan?,barang kamu?,enggak!," tolak Kenan.
" Lagian yang bilang aku gak ada kerjaan siapa,orang udah mau pigi kok," ucap Kenan sembari meraih kunci motornya dari atas nakas.Kenan pun langsung bergegas pergi tapi dicekal oleh Afiqah.
" Mas lupa sesuatu," ucap Afiqah yang membuat Kenan menatapnya.Afiqah pun tersenyum dan menunjuk pipinya tapi emang dasar Kenan,dia belum juga paham maksud dari Afiqah.
" Apa?,gak jelas," ucap Kenan menepiskan tangannya dari tangan Afiqah.
" Mas lupa perjanjian kita," ucap Afiqah singkat tapi cukup membuat Kenan sadar.
" Oke," singkat Kenan kesal,ia perlahan mendekati Afiqah dan...
Cup
Kenan segera berlari menuruni anak tangga setelah mencium kening Afiqah, sedang Afiqah masih membatu memegangi keningnya sembari tersenyum.
***
" Haha pintar juga istri lu,"ucap Gabby tertawa meledek Kenan yang mau saja nurut terhadap permintaan Afiqah.
" Gila sih menurut gua,padahal dia berhijab loh tapi murahan kek gitu," ucap Kenan kesal,sembari mencomot cemilan diatas meja.
" Kan lu suaminya ogeb,jadi udah sah,mau ciuman mau ngapain juga udah sah,paham gak lu," ucap Gabby seraya duduk bersandar didepan Kenan yang diskat oleh meja.
" Tau ah,peduli apa gua soal itu,yang jelas dia bukan tipe gua," ucap Kenan kesal.
" Mama juga ada ada aja sih,pake jodohin gua ke cewek gituan," lanjutnya.
" Mama tuh pengen yang terbaik buat lu Ken,lagian ini udah saatnya lu lupain Mayra,plislah lu udah nikah juga,hargai Afiqah!.Gua yang sebagai cewek mewakili perasaan Afiqah,saat lu kasih surat perjanjian pra-nikah itu pasti sakit bangat Ken,gua tahu itu,makanya lu janganlah sia- siain Fiqah dan lupakan Mayra!," ucap Gabby mengingatkan.
" Kalau lu sendiri gak mau lihat gua disakiti orang lain, kenapa lu malah menyakiti perasaan seorang gadis,iya kan?," lanjut Gabby lagi.
" Tapi ini beda cerita By,gua gak cinta sama dia,"jawab Kenan seadanya.
" Cinta itu datangnya seiiring waktu berjalan Ken,percaya sama gua,kan lu lihat sendiri gua sama Erick gimana, berawal dari dendam akhirnya kita saling cinta kan?,jangan dipaksain juga,pelan- pelan perasaan itu bakal muncul kok," ucap Gabby kemudian menepuk punggung tangan saudaranya itu.
***
" Assalamualaikum mas," ucap Afiqah sumringah saat membuka kan pintu untuk Kenan suaminya.
" Em," singkat Kenan.
" Orang kalau kasih salam itu,jawabnya walaikumsalam mas,bukan em doang,"
" Kenapa gak bikin pengajian aja sekalian,ceramah mulu,gak ada kerjaan lain apa," kesal Kenan sembari melangkah masuk.
" Ada sih mas kerjaan Fiqah,tapi pasti tambah bikin mas kesal," jawab Afiqah yang mendapat tatapan tajam dari Kenan dan Afiqah pun tersenyum dan menunjukkan deretan gigi putihnya.
Kenan menghela nafas jengah dan segera pergi dan lagi Afiqah mengikutinya dan menarik tangannya." Aku udah masak mas,makan yok,"ucap Afiqah sembari tersenyum.
Kenan segera melepaskan tangan Afiqah darinya."Kamu gak punya malu ya,asal narik tangan orang aja," kesal Kenan.
" Sok-sok an pake hijab,tapi sikap kamu tak menggambarkan itu semua," lanjut Kenan yang membuat Afiqah terdiam sejenak.
" Mas kita itu udah halal,mas itu suami Fiqah,jadi gak ada salahnya Fiqah sentuhan sama mas,mau berapa kali mas bilang pernikahan kita hanya di atas kertas saja pun itu sudah percuma karena mas udah mengucap ijab atas nama Fiqah di hadapan ayah Fiqah bahkan di hadapan allah mas," ucap Afiqah menjelaskan.
" Gak usah bawa bawa nama tuhan,aku gak bakal percaya," ucap Kenan.
" Astaqfirullohalazim mas,istiqfar mas..,"
" Aku gak percaya dengan tuhan terus kamu mau bilang apa?," ucap Kenan kini menatap Afiqah dan kemudian menunjukkan kalung salib yang ia pakai.Lagi, Afiqah kembali beristiqfar,ia menutup mulutnya tak percaya.
" Dan maka dari itu,gak usah mengharap lebih dari aku,aku gak sesuai dengan kriteria suami idaman kamu dan jujur saja permintaan ayah kamu tidak akan bisa ku turuti,jalan kita berbeda,so,jangan ganggu aku lagi," ucap Kenan kemudian ia pun pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya meninggalkan Afiqah yang masih tak bisa mempercayai hal itu.
" Ya allah...bagaimana ini?," lirihnya dalam hati.
**
" Ya allah,Engkaulah maha membolak balikkan hati manusia,hamba bimbang sekarang apakah harus berlanjut atau sudahi sampai disini,sungguh hamba tidak tahu jika suami hamba bukan lelaki dari agamamu,ampuni hamba ya allah..."lirih Afiqah saat ia berdoa setelah selesai sholat,Afiqah pun mengusap wajahnya sendiri dengan kedua tangannya.
Semalaman Afiqah tak bisa tidur karena terus kepikiran dengan perbedaan kepercayaan antara ia dan Kenan sang suami.
" Pantas dia menolak sholat subuh," lirihnya seraya memejamkan matanya dan menghela nafasnya panjang.
Sedang Kenan di kamar yang berbeda juga masih terjaga,ia masih berkutat dengan gamenya,tapi tiba tiba pokus nya hilang saat mengingat wajah sedih Afiqah tadi.
" Ngapain mikirin dia sih,salah sendiri kan terlalu banyak halu," ucap Kenan sembari merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya.Tapi bagaimanapun ia mencoba untuk memejamkan matanya ia masih saja terbayang wajah sedih Afiqah.
" Ish sialan." rutuknya pada dirinya sendiri.
Kenan ikut tersenyum saat melihat Afiqah tersenyum dalam tidurnya." Bahkan dalam tidur pun kamu bisa tersenyum," bathin Kenan,perlahan jemarinya merapihkan anak rambut Afiqah yang sedikit menutupi wajah Afiqah." Maaf ya tadi aku membuatmu sedih," ucap Kenan pelan kemudian tanpa ia sadari ia sudah mencium kening Afiqah." Mimpi indah Fiqah,"lirihnya,sebelum keluar dari kamar itu.
**
" Assalamualaikum pagi mas," ucap Afiqah saat Kenan baru saja muncul di meja makan.
" Em," singkat Kenan kemudian ia pun duduk di kursi meja makan.
" Kamu gak masak?," tanya Kenan saat melihat meja makan yang kosong tanpa makanan.
" Enggak,tapi aku udah pesan makanan kok mas,mungkin sebentar lagi datang," jawab Afiqah seadanya,kemudian suasana kembali hening.
" Em Fiqah...,"
Ting tong
" Bentar ya mas," ucap Afiqah segera pergi mengambil pesanannya." Mas mau ngomong apa tadi?," tanya Afiqah saat ia sudah kembali dengan membawa kantong makanan ditangannya.
" Em,gak ada,gak jadi," singkat Kenan kemudian meraih hpnya.
" Oh,tapi kalau soal semalam juga gak papa kok,islam itu toleransinya baik kok mas,jadi Afiqah gak papa kok.Meski kepercayaan kita berbeda,tetap saja Mas Kenan itu suami Fiqah dan Fiqah bertanggung jawab menjaga mas,tapi...," Afiqah memotong ucapannya,sembari duduk didepan Kenan yang diskat oleh meja.
" Tapi ada satu yang buat aku bingung,kalau mas bukan muslim kenapa mas bisa mengucap ijab kemaren?,kalau gak salah,mas juga ikut doa kan?," tanya Afiqah menatap wajah suaminya serius.
" Mamanya mas juga pake hijab sama dengan aku," lanjut Afiqah.
" Aku bukan non muslim sepenuhnya,mama maksa aku buat mualaf tiga bulan lalu,tapi aku tetap gak percaya dengan tuhan mau gimana pun itu," jawab Kenan sekenanya,tapi justru membuat Afiqah tersenyum.
" Mas,mas udah masuk islam itu udah benar, selanjutnya,mas hanya perlu mengisi hati mas dengan adanya tuhan," ucap Afiqah meraih tangan Kenan dan tersenyum. " Inshaallah,allah akan memudahkannya mas," lanjut Afiqah.
Kenan hanya menghela nafas saja dan kembali mengawaskan tangan Afiqah darinya.Selanjutnya mereka pun sarapan.
**
Afiqah kembali menulis kisahnya dalam novel karangannya.Kenan yang ingin keluar rumah tak sengaja melihat Afiqah yang tengah berkutat dengan laptopnya di kamarnya,ia pun tersenyum kala melihat senyuman Afiqah.
" Aku mau keluar,gak usah tungguin,entar malam aku gak pulang," ucap Kenan pamit,Afiqah segera berdiri dari duduknya dan segera menghampiri Kenan bahkan ia sudah lupa mengenakan jilbabnya.
" Emang mas mau kemana?," tanya Afiqah tergesa gesa dan hal itu berhasil membuat Kenan tertawa.Afiqah tersenyum senang memperhatikan wajah suaminya saat tertawa begitu mempesona.Seketika Kenan kembali bungkam dan segera menutup mulutnya dengan tangannya.
" Gak perlu kamu tahu," ucap Kenan ketus seperti biasa,namun membuat Afiqah tersenyum dan ia segera meraih tangan Kenan dan mencium telapak tangannya, yang membuat Kenan heran tapi hanya ada senyuman saja sebagai jawabannya.
" Hati hati ya mas," ucap Afiqah kemudian tapi tak dihiraukan lagi oleh Kenan.Kenan segera berlalu pergi meninggalkan Afiqah.
" Baru kali ini aku lihat Mas Kenan tertawa, tapi apa yang lucu ya?," tanya Afiqah pada dirinya sendiri.Kembali Afiqah tersenyum meningat senyuman suaminya.Kemudian ia kembali membuka laptopnya dan mulai berkutat dengan laptopnya.
***
" Lu gak pulang Ken?," tanya Erick saat melihat Kenan yang masih main hp di sofanya.
" Besok aja," singkat Kenan masih pokus pada gamenya.
" Kasihan istri lu dianggurin gitu,pengantin baru kok main hp mulu,sesekali main sama istrilah," ucap Erick sembari duduk didepan Kenan yang diskat oleh meja dan ia segera dapat lemparan bantal dari Kenan.
" Kampret lu,mesyum bangat otak lu,"
" Ya harus gitu lah,alah...lu sok suci lagi," kesal Erick kembali melemparkan bantal itu pada Kenan.
" Afiqah bukan cewek kek gitu," ucap Kenan kembali memainkan gamenya.
" Yee tau dari mana lu,coba aja belom,cewek sekarang itu banyak yang terlihat baik bro,tapi diluarnya doang,cover tapi isi hah entahlah...," ucap Erick memanas manasi Kenan,berharap Kenan terpancing tapi malah...
" Lu selingkuhi Gabby?," tanya Kenan menatap tajam pada abangnya itu.
" Enak aja,enggaklah.Tapi yang gua bilang ini fakta bro,coba aja kalau gak percaya," ucap Erick sembari berlalu dari sana.
"Ada benarnya juga sih ucapan Erick,tapi gak mungkin juga gua sama Afiqah...ah enggak." ucap Kenan kemudian kembali memainkan gamenya.
***
" Loh,pintu kok terkunci gini sih,dia kemana?," tanya Kenan pada dirinya sendiri,saat sore itu dia pulang.
" Dah...," ucap Afiqah melambaikan tangannya. " Eh mas,udah lama disini?," tanya Afiqah.
" Kamu darimana sih?dan tadi siapa?," tanya Kenan,masih menatapi kepergian mobil orang yang sudah mengantar istrinya.
" Katanya mas gak mau peduli sama hal pribadi aku," ucap Afiqah sembari membuka pintu rumah mereka.
" Gak gitu,jangan geer deh," ucap Kenan ketus kemudian masuk kedalam rumah.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!