Tangan ku mengusap buku yang banyak di penuhi oleh debu, sepertinya buku ini sudah tersimpan di dalam laci ini bertahun-tahun lamanya, seluruh sampulnya sudah di penuhi debu, dan lembaran-lembaran kertasnya sudah mulai terlihat menguning, dan banyak bagian-bagian yang tersobek, seperti di makan serangga.
"𝘊𝘭𝘦𝘰" panggil seorang wanita berumur 42 tahun yang masih terlihat sangat cantik dengan rambut hitam panjangnya
Aku yang mendengar panggilan yang memanggil namaku itu langsung menolehkan pandangan ku yang dari tadi menatap buku yang ku pegang itu beralih menatap sumber suara yang memanggil ku itu yaitu 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢
"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢?, 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨? " tanyaku bingung, karena seperti nya baru saja bunda menitipkan Keyla&Kaila kepadaku karena bunda akan pergi ke klinik terdekat untuk konsultasi penyakit yang di derita bunda
"𝘐𝘺𝘢 𝘬𝘭𝘪𝘯𝘪𝘬 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯?" tanya bunda yang dari tadi memperhatikan buku-buku yang tergeletak di lantai kamarku dan laci tua yang terbuka
"𝘓𝘦𝘰 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩-𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘓𝘦𝘰 𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘶𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨"
"𝘖𝘩 𝘺𝘢𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪, 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪 𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘬, 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶"
Aku yang mendengar ucapan bunda itupun tersenyum dan langsung meletakkan buku-buku itu kembali ke dalam laci tua itu
Aku berjalan menuju pondok kecil tempatku mengajar anak-anak di sana, di hari Sabtu dan Minggu karena sekolah ku libur aku mengajar anak-anak kecil di pondok kecil atau tepatnya di rumah yatim piatu yang jaraknya tidak jauh dari rumahku, aku membantu anak-anak untuk belajar membaca, menulis,mengaji, dan membantu menyelesaikan PR mereka.Aku senang bisa membantu mengajari anak-anak di sini, sesuai dengan cita-citaku yang ingin menjadi seorang guru.
*****
Aku membuka mata ku dan melihat ke arah jam dinding di kamarku, jam menunjukkan pukul 5 aku langsung bangun dari tempat tidur ku dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh, dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa sebelum ke sekolah aku melaksanakan tugasku yaitu mengantarkan kue donat buatan bunda untuk di titipkan di warung dekat rumahku untuk di jual, dan setalah pulang sekolah aku akan mengambil uang dan wadah donat tersebut untuk dijual lagi esok hari, itu adalah tugasku setiap paginya, menjual donat untuk membeli bahan makanan pokok.
Aku bukan lah anak yang terlahir dari keluarga kaya, aku hanya anak yang terlahir dari keluarga sederhana, Bunda hanyalah buruh cuci dan setrika, Ayah sudah berpisah dengan Bunda 4 tahun yang lalu saat bunda masih mengandung Keyla dan Kaila, Ayah sudah memiliki keluarga barunya dan tidak pernah memberi kabar apapun, ataupun memberi sedikit uang untuk anak-anaknya dan mantan istrinya,setelah berpisah dengan Ayah, Bunda harus menjadi tulang pungung keluarga, dan menjadi bunda sekaligus menjadi seorang ayah untuk aku dan kedua adikku, sehabis pulang sekolah aku bekerja di cafe terdekat menjadi seorang barista,untuk membantu biaya sekolahku dan kedua adikku yang tahun esok akan mulai bersekolah, untuk membantu meringankan bunda, karena selain harus membayar biaya sekolah setiap bulannya, bunda juga setiap bulannya harus di rawat jalan karena mengidap penyakit jantung koroner, sejak 8 tahun yang lalu, dan sudah lumayan parah.
"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨?," ucap bunda sambil menatap mataku dengan mata indahnya
"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣erguna aja bun," ucapku sambil mengembangkan senyum di pipiku hingga lesung pipiku tampak
"𝘕𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘯𝘢𝘬?,"
tanya bunda sembari mengadoni kue donat untuk di jual di warung nanti
"𝘐𝘯𝘴𝘺𝘢𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩," ucapku paham akan keadaan keluarga ku
"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘥𝘪 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩"
Itulah yang aku suka dari bunda, bunda selalu memberi saran dan pendapat yang baik kepada ku dan menjadi tempatku bercerita dan berkeluh kesah. Bunda adalah rumah terbaik ku untuk pulang, Bunda selalu istimewa di mataku.
*****
Binatang-binatang kecil yang cantik menghiasi langit pada malam hari di temani oleh bulan yang indah menyinari malam, mata Acleo yang indah tampak terpesona oleh indahnya suasana malam hari, duduk di teras rumah sembari membaca sebuah buku yang berjudul "𝘮𝘺 𝘢𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘴𝘩𝘦𝘭𝘵𝘦𝘳" yang bersampul biru dan terdapat gambar rumah yang terdapat pada cover buku tersebut. Buku itu adalah buku yang pernah Cleo pinjam dari seorang kakek-kakek paruh baya yang hidup sebatang kara yang tinggal tepat di depan rumah Cleo, namun saat Cleo ingin mengembalikan buku tersebut kakek tersebut ingin Cleo untuk mengambil nya dan menyimpan nya, karena menurut kakek tersebut buku itu cocok untuk Cleo. Cleo sangat senang diberikan buku indah tersebut, meskipun Cleo sedikit bingung mengapa kakek tersebut memberikan buku tersebut kepadanya, itu adalah buku favorite nya mengapa ia berikan kepada orang lain.
Aku meninggalkan tempat yang sedari tadi ku duduki dan kembali masuk ke dalam rumah karena jam sudah menunjukkan tengah malam, aku mengambil air wudhu dan bersiap-siap untuk tidur.
Bulan mulai tenggelam dan matahari naik menyinari bumi menandakan hari sudah pagi dan kembali untuk memulai aktivitas kembali.
Cleo dengan jiwa semangat nya siap untuk menjalani hari Minggunya dengan semangat dan rasa syukur karena masih di berikan kesempatan hari ini untuk bisa menjalankan aktivitas, Cleo mengawali harinya dengan berdoa supaya segala sesuatu yang akan di lakukan nya pada hari ini di berikan kemudahan oleh Allah serta dilindungi dari segala macam bahaya apapun. Cleo mulai berjalan menuju sebuah warung tempatku menitipkan donat milik bunda, aku yang sepanjang jalan merasa senang pun seketika menunjukkan ekspresi kecewa ketika melihat warung yang biasa aku menitipkan donat tersebut tampak di kunci dan bertuliskan tutup, rasanya sangat aneh karena warung tersebut jarang sekali tutup mendadak seperti ini, jika ingin tutuppun biasanya pemilik warung tersebut memberitahuku terlebih dahulu jika warung akan tutup hari itu, agar bunda tidak terlanjur membuat donat hari itu, aku mencoba untuk berfikir positive saja mungkin ada keperluan penting sehingga warung tersebut harus tutup mendadak, aku memutuskan untuk pulang membawa donat yang masih utuh tidak jadi terjual tersebut, aku mengembalikan donat tersebut kepada bunda dengan wajah khawatir takut jika bunda merasa kecewa. Aku menceritakan semuanya dengan jujur kepada bunda, dan kekhawatiran ku pun menghilang ketika melihat senyuman indah yang tercipta dari wajah bunda, bunda dengan tenang nya menyuruhku untuk membagikan kue donat tersebut saja kepada anak-anak di panti asuhan
karena takut jika donat tersebut akan mubazir jika terbuang.
Cleo berjalan menuju ke rumah panti dengan membawa donat yang bunda titipkan untuk di berikan kepada anak panti tersebut. Sesampainya Cleo di panti tampak sekali anak-anak sedang belajar mengaji. Aku langsung menghampiri mereka , dan duduk di belakang sembari melihat mereka membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Setalah kegiatan mengaji mereka selesai, satu persatu anak-anak tersebut mulai menghampiri ku, aku langsung menyuruh mereka untuk duduk dengan tertib, setalah mereka duduk aku membagikan donat satu persatu kepada mereka, tampak senyuman di wajahku ketika melihat mereka menyantap donat buatan bunda dengan sangat senang. Bunda pasti sangat senang jika aku menceritakan hal ini kepadanya.
*****
Aku membuka handphone untuk menanyai kepada Bu Rina pemilik warung yang akan aku titipkan donat itu , apakah warung hari ini buka atau tidak seperti kemarin. Ternyata bu Rina sudah duluan memberikan pesan singkat kepadaku.
𝗕𝘂 𝗥𝗶𝗻𝗮
𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘊𝘭𝘦𝘰, 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘤𝘦𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘦 𝘔𝘢𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘢𝘵, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯
7:18 𝘈𝘔
𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘊𝘭𝘦𝘰
7:18 𝘈𝘔
Aku membaca pesan singkat dari Bu Rina tersebut, aku hanya bisa memahami keputusan Bu Rina tersebut.
Aku berjalan membawa handphone ku menemui bunda yang sedang menyuapi makan Kayla&Kaila
"Bunda Leo dapat pesan dari Bu Rina"
"Pesan apa nak?" tanya bunda menoleh ke arah ku
Aku menunjukkan ponselku yang berisikan pesan dari Bu Rina kepada bunda
"Yaudah gapapa nak, nanti kita coba pikirkan cara lain, gimana caranya kita bisa jual kue donat ini, karena ini jalan satu-satunya yang kita bisa nak, kalau ga jualan kue donat ini kita mau makan pakai apa" ucap bunda sembari menyuapi Kayla&Kaila
Aku dapat melihat raut wajah lelah di wajah bunda, tak heran bunda harus bangun pagi untuk membuat kue donat, mengurus aku, Keyla&Kaila, dan harus pergi bekerja sebagai buruh cuci, setelah pulang bunda tidak langsung istirahat bunda mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Aku selalu mencoba untuk membantu bunda, meringankan pekerjaan bunda semampuku.
Aku berjalan menuju kamarku, dan mengunci pintu kamar, aku duduk di pinggir kamar, menyenderkan tubuhku ke dinding kamar. Aku memikirkan bagaimana nasib keluarga ku untuk kedepannya, bagaimana dengan Keyla&Kaila sekolah mereka masih panjang, bagaimana dengan penyembuhan bunda yang harus melakukan rawat jalan setiap bulannya, dan peroses penyembuhan nya membutuhkan banyak biaya, selama ini biaya pengobatan bunda hanya mengandalkan uang dari kerja cuci bunda.
Pagi hari aku menuju ke dapur dengan seragam sekolah yang sudah aku kenakan, aku melihat bunda sedang menggoreng donat.
Aku berjalan mendekat ke arah bunda
"Bunda kue donatnya mau di jual ke mana bun?," tanyaku pada bunda, sembari mematikan keran air yang tampak sudah penuh yang tadi di hidup kan oleh bunda untuk merebus air minum
"Nanti donatnya mau bunda jual setelah bunda kerja bunda kelilingin donatnya," jawab bunda sembari membolak-balikan donat yang tengah di gorengnya tersebut
Aku yang mendengar jawaban bunda tersebut merasa tak yakin karena bunda pasti capek setelah bekerja harus berkeliling mengidarkan donatnya
"Bunda, donatnya Leo bawa sekolah aja bun nanti Leo jualin ke temen-temen Leo siapa tau ada yang mau," ucapku dengan matang
"Leo gapapa nak?, nanti kalau ganggu pembelajaran Leo gimana? Leo ga malu harus bawa donat ini nak?," ucap bunda merasa khawatir
"Kenapa harus malu bun? ga kok bun gapapa ga masalah sama sekali buat Leo," ucapku dengan percaya diri
"Yaudah kalau itu emang kemauan Leo sendiri , boleh Leo bawa donatnya ini," ucap bunda, dan senyum manis pun tercipta di pipi wanita 42 tahun tersebut.
Aku mencium tangan bunda berpamitan untuk berangkat sekolah dengan membawa sekotak donat yang akan aku jual ke teman-temanku nanti di sekolah.
Aku memandangi langit biru yang cerah, sembari memegang selembar kertas yang berisikan materi untuk Olimpiade IPA antar sekolah, aku menjadi salah satu siswa yang berhasil lolos seleksi dari teman-teman ku yang lain, sejak duduk di bangku SD aku suka mengikuti berbagai macam Olimpiade walau aku pernah gagal dan kalah tapi aku menjadikan hal itu sebagai pelajaran untuk bisa bangkit dari kesalahan.
*****
Aku melangkahkan kaki ku memasuki kelasku, yang tengah sepi karena semua murid sedang keluar kelas karena ini adalah jam istirahat, aku hanya melihat Edgar yang tengah memakan bekal makannya yang ia bawa dari rumah.Edgar Anggara, adalah teman dekatku di bangku SMA ini. Kami berteman sejak awal memasuki bangku SMA di kelas 10, awalnya aku tidak yakin bisa berteman dekat dengan sosok Edgar Anggara yang sangat terlihat cuek ini, namun siapa sangka dia bisa cair denganku bahkan dia banyak bicara jika sedang denganku.
Edgar yang sedang menyantap bekal miliknya seketika tersadar bahwa aku datang dan melihat ke arahku "Dah makan belum lu?"
Aku yang sadari tadi menundukkan kepalaku ketika berjalan pun menegakkan kepalaku saat mendengar pertanyaan Edgar tersebut "sudah kok" ucapku sembari duduk di kursi sebelah Edgar
"Sudah makan tapi kok lemes lo Le kenapa?, ada masalah?, cerita sama gue" Edgar menutup tupperware bekal nya yang sudah habis tidak tersisahkan
"Gue gapapa kok, kepikiran aja gimana sama olim 26 Desember nanti"
Semangat Le, belajar yang rajin gue yakin lu bisa kok" Edgar menyemangati temannya itu sembari memberikan senyuman
*****
Meja belajar Cleo di penuhi dengan buku-buku yang berisikan materi untuk Olimpiade nya besok tepatnya 26 Desember tiba hari Olimpiade IPA di mana aku harus beradu otak, demi bisa memberikan hasil yang terbaik untuk Olimpiade besok, walau hanya antar sekolah tetapi aku mencoba untuk selalu berusaha semampuku untuk hasil terbaik dan dapat bisa membanggakan bunda dan membawa nama baik sekolah, urusan juara atau tidak aku tidak mempermasalahkannya karena yang paling penting adalah bagaimana kerja keras dalam mencapainya.
Di buku ungu catatan Acleo, cleo menulis sebuah kata-kata penyemangat untuk dirinya sendiri agar lebih semangat dalam belajar.
Leo percaya jika bukan dirinya sendiri yang bisa memahami keadaannya siapa lagi, love yourself and love yourself, he is great because he can survive.
*****
"Semangat anak Bunda buat Olimpiade nya, semoga apa yang Cleo mau Allah kabulin"
bunda menyemangati Acleo sembari mengelus kepala anak laki-laki nya itu.
"Semangat abang! kalau abang juara abang beliin Keyla Kaila jajan yang banyak ya" ucapan penyemangat dari adik kembar Acleo tersebut
Acleo yang mendengar ucapan semangat untuk dirinya dari bunda dan kedua adik kembarnya itu pun tersenyum bahagia hingga terlukis senyuman manis dari bibir indahnya, mata Acleo mulai berkaca-kaca menangis bahagia karena diberikan semangat oleh orang-orang yang ia sayangi.
Acleo mencium tangan Bunda dan berpamitan untuk pergi ke tempat ia akan melaksanakan Olimpiade , dan mencium kening kedua adik kembarnya itu sembari tersenyum manis.
Sepanjang perjalanan menaiki bus terpancar selalu senyuman manis di wajah Acleo dan terdapat semangat membara di dalam tubuhnya untuk memberikan hasil terbaik di Olimpiade ini.
Sesampainya di sana Cleo di berikan name tag oleh guru yang mendampinginya yang berisikan nomor peserta dan terdapat nama dirinya, Ibu Guru yang memberikan name tag tersebut mempersilahkan Cleo untuk memasuki ruangan tempat Olimpiade akan di lakukan, kala itu jantung Cleo berdebar kencang ketika melihat ramai sekali orang-orang yang akan bertarung dengan nya pada hari ini , tetapi Acleo tetap percaya pada dirinya sendiri bahwa ia bisa, sembari menunggu jarum jam menunjukkan pukul 9 tepat, Acleo terus menerus beristighfar dan berdoa kepada Allah untuk di permudahkan dalam mengerjakan Olimpiade .
Jam sudah menunjukkan pukul 9 tepat pertanda bahwa Olimpiade akan di segera di mulai, Acleo mengadahkan tangannya untuk berdoa sebelum mengerjakan soal-soal yang di berikan pada Olimpiade tersebut.
Acleo sudah mengerjakan 60 butir soal Olimpiade tersebut dengan baik, dalam kurun waktu yang di berikan untuk mengerjakan soal yaitu 3 jam. Acleo bersyukur bisa diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal Olim itu.
"Assalamu'alaikum wr.wb, selamat bagi semua peserta yang telah bisa ikut dalam mengerjakan Olimpiade pada hari ini tepatnya pada 26 Desember 2022, pengumuman siapa pemenang dalam Olimpiade ini akan di umumkan sore ini langsung karena kita melakukan Olimpiade secara online jadi sudah terlihat skor yang di dapat, dan pemenang Olimpiade akan di umumkan secara online dalam grub whatsapp yang kalian sudah bergabung di dalamnya, sekian terimakasih dari saya Wassalamu'alaikum wr.wb." pesan singkat dari Ibu Delia yaitu selaku panitia acara Olimpiade ini.

Mata Acleo berkaca-kaca melihat hasil Olimpiade yang di bagikan tersebut, ia tidak menyangka bahwa ia bisa mendapatkan juara pertama dalam Olimpiade IPA itu. Acleo langsung bergegas mencari Bunda dan kedua adiknya untuk memberi tau kabar bahagia ini, namun tampaknya bunda dan kedua adik kembarnya tersebut sedang keluar.
Acleo tidak lupa mengucapkan segala rasa syukur karena telah diberikan hasil yang terbaik kepada Allah SWT. Acleo sangat bahagia akhirnya doa-doanya yang ia impikan pun tercapai Kun Fayakun Allah akan mengubah lelah mu menjadi berkah.
Tentang Senandika yang terus menerus membisingkan suara ketidakyakinan kepada suatu hal besar yang perlu untuk di capai namun Nafsi masih ragu dengan bayak hal yang takut gagal ketika di coba tetapi kembali lagi kepada Kun Fayakun tidak ada sesuatu yang mustahil "Man Jadda Wajada".
27-12-2022
Suasana pagi di Kota Lampung hari itu tampak cerah dengan langit biru dan awan awan yang tampak indah, di temani dengan rumput-rumput hijau dan danau yang indah. Acleo mempersiapkan dirinya untuk hari ini, ia merapihkan kerah baju koko hitam yang ia kenakan, yang di belikan oleh Bunda di acara ulang tahunnya tahun lalu, ia mengusap rambutnya kebelakang dan memakai kopiah hitam favoritnya.
Tangan Acleo memegang piagam tersebut dengan perasaan sangat senang, hingga terpancar senyuman manis di pipinya hingga lesung pipinya itu tampak.
*****
"Bunda Bunda, gimana sama harinya bunda?," ucap Acleo menanyangkan bagaimana hari wanita yang sangat berharga di matanya itu
"Alhamdulillah, hari Bunda quality good karena doa Leo,hari Leo gimana ni?," tutur Bunda dengan lembut sembari kembali bertanya kepadaku
"Alhamdulillah juga Bun berkat doa Bunda dan atas izin Allah juga, syukuri aja Bun gimana harinya pasti ada makna dari semuanya," ujar Acleo sembari membantu Bunda membentuk adonan kue donatnya.
Tadinya kue donat tersebut ku jual di sekolah tetapi hanya berjalan beberapa hari karena banyak temanku yang menjadikanku bahan perbincangan serta merendahkanku, awalnya aku mencoba untuk tidak peduli karena aku tidak pernah malu dengan apa yang aku lakukan selagi apa yang aku lakukan itu memang benar dan tidak salah, aku tidak pernah malu dengan apa latar belakang keluargaku, aku terus percaya diri dan terus membangun semangat untuk meraih masa depan yang cerah demi mengubah nasib keluargaku, aku akan buktikan bahwa aku bisa sukses walau keluargaku bukanlah keluarga yang mampu tetapi aku bisa maju, dan aku akan buktikan bahwa cita-cita itu di capai bukan di beli.

Jadilah Prasaja dengan Nafsi tetapi Mahardika , dan Bestari.
"Le udah berubah ya lu dulu kek nya ketemu gue belum bisa ngomong r,"
celetuk Bagas teman Acleo saat masih duduk di bangku SD
"Alhamdulillah Gas, udah gede sekarang ga jadi bocil lagi," ucap Acleo tertawa kecil
Bagas adalah teman Acleo saat SD mereka berteman cukup dekat, setalah menginjak kelas 3 SD mereka sering sekali bertengkar , namun pertengkaran itu berakhir setelah mereka memasuki kelas 6 SD.
Hari ini Acleo diminta oleh Bagas untuk datang ke rumahnya karena mereka sudah lama tidak berkumpul bersama setelah 4 tahun berpisah karena sibuk dengan sekolah baru masing-masing.
Acleo menuju rumah Bagas dengan menaiki bus transportasi umum, setibanya di rumah Bagas ternyata Bagas sudah menunggu nya di teras depan rumahnya, Acleo sangat senang bisa bertemu dengan teman lamanya itu, ia pikir pertemanan mereka telah berakhir karena tidak ada komunikasi apapun selama 4 tahun berpisah itu, ucapan terakhir adalah saat perpisahan SD mereka.
"Wah ini yang gue tunggu-tunggu, silahkan masuk Le," ujar Bagas mempersilahkan Cleo untuk masuk ke dalam rumahnya dan mempersilahkan nya untuk duduk
Acleo merasa sangat berterimakasih karena ia telah di sambut dengan baik oleh Bagas, dan di hidangkan teh hangat dan biskuit.
2 jam sudah Acleo dan Bagas berbincang tentang masa SD mereka dulu, sekolah mereka yang sekarang, dan saling deep talk seperti yang mereka lakukan saat deep talk tentang nilai saat kelas 6 SD lalu.
"Bagas" panggilan suara yang berasal dari luar rumah Bagas
"Bentar Le, ada temen gue" pamit Bagas untuk membukakan pintu untuk temannya
Teman Bagas yang baru saja datang itu pun bergabung dengan perbincangan mereka.
"Rel, lu tau ga si?," tanya Bagas kepada Darel temannya yang baru datang itu
"Cleo dulu tuh hobi banget musuhin gue, gue kadang suka mikir bisa-bisanya gue anak orang terpandang gini dia musuhin" cibir Bagas menceritakan keburukkan Acleo di masa kecilnya dulu kepada temannya Darel.
"Gitu amat si mainnya ga asik ah,Heh! Leo lu keliatan dari mukanya kek nya anak kalem kok bisa musuhin temen gue si?" cecar Darel
Acleo yang mendengar hal tersebut hanya bisa terdiam dan tersenyum. Ia sebenarnya tidak ingin mengingat masa kecilnya dulu, tetapi kenapa Bagas mengungkitnya, masa kecil adalah masa kecil di mana belum sepenuhnya mengerti mana yang benar dan mana yang salah dan anak kecil jika bermain memang suka bertengkar perihal hal hal kecil pun. Lagi pula kejadian itu telah lama usai 5 tahun lalu.
Ia diam bukan ia tidak bisa membela dirinya sendiri tetapi ia lebih memilih untuk diam karena ia takut jika ia marah omongannya bisa menyakiti perasaan orang lain.
Acleo merasa malu karena ia di permalukan oleh teman kecilnya sendiri yang ia anggap sebagai teman dekat nya sendiri. Ia merasa sangat tidak enak dengan perbuatan masa kecilnya itupun meminta maaf kepada Bagas
"Maafin gue ya Gas, dulu gue belum punya pemikiran yang baik pemikiran gue masih kekanak-kanakan, gue usahain semoga kejadian kek gitu ga bakal terulang lagi di masa sekarang," ucap Cleo dengan perasaan penuh penyesalan
Acleo takut jika ia memberikan kesan yang tidak baik tentang dirinya kepada orang yang baru saja ia temui itu "Darel" bukan ia ingin merasa selalu terlihat sempurna di mata orang lain tetapi ia tidak ingin kesan yang ia berikan itu buruk.
*****
Percayalah gulana mu pasti terbayarkan jika kamu memang benar-benar berusaha untuk menggapai suatu hal, dan terus menerus berusaha walau dirimu terjatuhkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!