NovelToon NovelToon

Putri Yang Terlupakan

Bab 1 Transmigrasi jiwa

Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, yang menjadi korban kecelakaan tunggal, mobilnya mengalami rem blong. Lalu masuk kedalam jurang, ia langsung meninggal saat mobilnya jatuh ke dalam jurang.

 * *

Di Dinasti Qing terdapat empat Kekaisaran. Di sebelah Selatan di pimpin oleh seorang Kaisar yang dingin dan tegas sangat di takuti oleh musuhnya, karna ke kehebatannya saat bertarung melawan musuh.

Di sini para kultivasi sudah jarang di temui hanya beberapa saja yang mampu tapi tidak begitu hebat, di sini banyak para pendekar hanya menggunakan kekuatan pisik saja.

*

Di sebuah paviliun yang sederhana, Lin Mei perlahan membuka matanya ia merasa asing dengan tempat ini, desain ruangan yang terlihat kuno.

''Dimana aku? Apa aku sudah di surga? Tempat apa ini ... ?'' Lin Mei bergumam, memperhatikan ruangannya yang terlihat kuno.

''Aw. Kenapa tubuhku sakit dan pedih ... ?'' meringis, Lin Mei pun perlahan bersandar di kepala ranjang dan memperhatikan ruangan yang ia tempati, Lin Mei pun melihat pakaian yang ia kenakan, sungguh jauh berbeda dengan yang biasa ia pakai.

Tiba tiba pintu di dorong dari luar dan terlihatlah wanita muda yang membawa nampan, ''Nona, Ji Yu membawakan obat untuk Nona minum!'' ucap seorang wanita muda yang tadi menerobos masuk kedalam kamar.

Gadis muda itu tersenyum, sekaligus menangis melihat Lin Mei sudah sadar, ''Nona sudah bangun? Nona minumlah dulu obat ini, agar luka Nona lekas sembuh!'' ucap wanita muda itu.

Tiba tiba beberapa ingatan melintas di pikirannya. Lin Mei menyadari bahwa jiwanya transmigrasi ke dalam tubuh seorang Nona di jaman kuno ini, seorang putri yang terlupakan, ibu dan kakak laki lakinya meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.

Lin Mei menghela napas kasar, akankah ia mampu melanjutkan hidup seorang Nona yang meninggal karena di pukuli oleh Ibu dan saudara tirinya.

Lin Mei menyadari jika wanita di hadapannya adalah pelayan Feng Yie, lalu Lin Mei mengambil mangkuk obat yang di sodorkan oleh pelayan.

  Masih di mansion Jendral Feng.

Di mansion utama. ''Ibu aku sangat sedih dia selalu mengabaikan aku Bu,'' Hai'er menangis tersedu sedu.

''Tenangkan dirimu sayang, mungkin Kaisar sedang sibuk,'' ujar selir Wang.

''Tapi Bu, hati ku sakit,'' ujar Feng Hai dengan manja.

''Ini tinggal masalah waktu, ayah dan Ibu akan membantumu mendekati Kaisar, beberapa tetua menginginkan anak ayahmu untuk menjadi istri sang Kaisar,'' ujar selir Wang.

''Bukankah Feng Yie anak ayah juga ?'' tanya Feng Hai.

''Dia hanya anak yang terlupakan, sedangkan Hai'er anak kesayangan ayah dan Ibu" jawab selir Wang.

''Baik lah Bu, aku akan menunggu untuk menjadi Permaisuri sang Kaisar,'' Feng Hai tersenyum cerah lalu keluar dari kamar ibunya.

* *

Dua hari berlalu tubuh Feng Yie sudah mulai pulih, di pagi hari setelah sarapan Lin Mei mandi.

''Nona, Ji Yu akan membantu Nona mencuci rambut,'' ucap seorang pelayannya yang kemarin merawat Lin Mei.

''Baik lah,'' jawab Lin Mei singkat.

Setengah jam sudah berlalu Lin Mei pun telah selesai mandi, Lin Mei bercermin, ''Oh astaga wajah ini sangat cantik, rambut hitam panjang, dengan tubuh yang langsing membuat ku mudah bergerak, untung saja aku tidak transmigrasi ke tubuh yang salah ... '' gumam Lin Mei.

Lin Mei transmigrasi ke tubuh Feng Yie wanita yang sangat cantik dan lemah lembut. Tapi sayang hidupnya sangat menyedihkan, saat berumur empat tahun ibu dan kakaknya yang saat itu berumur tujuh tahun meninggal karna sakit, pada saat itu Feng Yie tak mengerti apa pun yang dia dengar dari selir ayahnya bahwa ibunya sakit dan sudah mati, saat itu Feng Yie hanyalah gadis kecil berumur empat tahun hanya mampu menangis karna merasa rindu pada sang ibu dan kakaknya, ia hidup dengan kesendirian hanya ada pelayan yang menemani itu pun hanya sekedar, karna kediaman itu di kuasai oleh selir Ayahnya.

Sang ayah atau Jendral Feng selalu bertugas di perbatasan saat mendengar kabar buruk pun ia tak bisa pulang, setelah dua tahun lebih semenjak istri sahnya meninggal, barulah Jendral Feng kembali dan menemui putri tercintanya bersama istri sahnya.

Saat kembali umur Feng Yie sudah enam tahun lebih. Tapi saat jendral Feng datang ke mansion, ia melihat Feng Yie merebut paksa mainan putri dari selirnya. Saat itu lah jendral Feng selalu melihat kenakalan Feng Yie.

Waktu terus berlalu di saat ayahnya sedang bertugas ke perbatasan, Feng Yie selalu membersihkan mansion seperti seorang pelayan, karna perintah selir ayahnya.

Saat umur Feng Yie delapan tahun ia di berikan seorang pelayan bernama Ji Yu.

Tangan Lin Mei terkepal, mengetahui jika Feng Yie meninggal karena siksaan saudara dan ibu tirinya.

Ji Yu membantu Nonanya menyisir dan mengikat tinggi rambutnya.

Setelah selesai, ''Ji Yu aku akan pergi keluar, kamu ikut denganku !'' ucap Lin Mei.

''Baik Nona,'' ujar Ji Yu. Ji Yu pun mengikuti Nona mudanya.

''Baiklah, ayo kita ke belakang, Ji Yu apa kau bisa memanjat?'' tanya Lin Mei, yang melihat bahwa paviliunnya di kelilingi pagar tembok yang tinggi.

''Ya Nona, Ju Yu bisa,'' jawab Ji Yu, ia memanjat lalu melompat turun mengikuti Nona mudanya.

Brug ... ''Aw,'' Ji Yu meringis.

Lin Mei mengangkat alis sebelah, melihat Ji Yu jatuh dan meringis .

Setelah lama berjalan menyusuri hutan mereka pun beristirahat.

'' Ji Yu, bagai mana kakimu?'' tanya Lin Mei.

''Kaki Ji Yu sudah pulih Nona!'' jawab Ji Yu dengan tersenyum.

Lin Mei pergi tidak jauh dari Ji Yu dan tak lama ia kembali membawa kelinci, lalu membakarnya, setelah daging matang mereka pun memakannya.

Tiba tiba saja Lin Mei di kaget kan oleh seseorang, ''Kau mengagetkan aku, apa kau hantu? tiba tiba muncul di hadapanku tidak tahu dari mana datangnya. Tidak mungkin kau jatuh dari langit kan?'' tiba tiba saja ada laki laki di hadapannya.

''Hahaha maafkan aku, apa kau tidak melihatku berjalan?'' tanya laki laki tadi.

''Jika aku melihat mu, aku tidak akan kaget,'' Lin Mei mengerucut kan bibirnya .

''Apa kau tidak akan menyuruh ku makan?'' tanya laki-laki misterius itu.

''Hahaha kau percaya diri sekali, ingin di tawari makan, sangat memalukan, '' ucap Lin Mei.

Lin Mei melihat wajah pemuda itu, ''Aish apa Kau dewa Kenapa kau sangat tampan?''

Mendapat penilaian dari gadis cantik, pemuda itu tersenyum, ''Aku manusia sama sepertimu dan aku juga sedang kelaparan!''

Lin Mei menyodorkan daging panggang di wajah tampan itu, '' Makan lah sangat di sayangkan pria tampan sepertimu mati karna kelaparan.''

Bibir pemuda itu berkedut.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

bab 2 Feng Yie tertawa bahagia

''Apa yang kau lakukan disini ?'' tanya Feng Yie menyelidik.

''Tentu saja sedang duduk,'' ucap singkat laki laki tampan itu.

Feng Yie menggaruk keningnya sendiri, '' Siapa nama mu? Dan kenapa kamu tidak pergi malah ikut bergabung dengan ku?'' tanya Feng Yie dengan galak, lama-lama ia merasa sedikit takut dengan laki laki tampan ini.

''Nama ku Xiao Zhang,'' Xiao Zhang melihat reaksi wanita cantik di hadapannya. Tapi wanita di hadapannya tidak bereaksi apa pun setelah Xiao Zhang menyebutkan namanya, benarkah wanita di hadapannya tidak mengenalinya.

Malam pun tiba Xiao Zhang sudah tak terlihat lagi Ji Yu sedang membakar daging kelinci.

''Hem, harumnya membuat ku semakin lapar,'' ujar Feng Yie.

Setelah matang Feng Yie dan Ji Yu menyantap daging panggang itu.

Makan pun telah selesai, ''Ji Yu aku sedikit melupakan hal yang sudah aku lewati, lebih tepatnya banyak hal yang tidak aku ingat lagi,'' ungkap Feng Yie, dengan menunduk.

''Apa??? Ini tidak mungkin Nona!'' Ji Yu kaget mendengar ucapan Nona mudanya, pantas saja setelah bangun Nona mudanya bersikap jauh berbeda.

Feng Yie hanya terdiam bingung harus berkata apa, agar Ji Yu tidak curiga padanya karena setelah ia datang di dunia aneh ini, ia tidak begitu memahami kehidupan di sini, Feng Yie kebingungan dengan kehidupan seperti ini.

''Nona jangan melamun, ini semua pasti gara gara gundik sialan itu yang telah memukuli Nona, hingga Nona tidak sadarkan diri hingga beberapa hari,'' ujar Ji Yu.

'' Ji Yu akan membantu Nona untuk mengingat kembali semuanya, jika Nona ingin bertanya tanyakan saja!'' ucap Ji Yu merasa sedih.

Saat Ji Yu datang ke mansion jendral Feng.

Saat itu Ji Yu berumur tujuh tahun dan Feng Yie berumur delapan tahun.

Nona mudanya dan Ji Yu selalu di siksa oleh selir Jendral Feng dan di perlakukan sebagai pelayan dan di saat Feng Yie berumur sepuluh tahun, ia di asingkan oleh selir jahat itu ke paviliun yang paling belakang, karna merasa Feng Yie semakin cantik dan sangat mirip dengan Ibunya.

Karna jendral Feng jarang ada di rumah selalu di perbatasan dan pulang setelah dua atau tiga tahun, membuat Feng Yie semakin kesepian.

Jika jendral Feng sedang bertugas maka selir itu akan menyuruh Feng Yie dan Ji Yu bekerja seperti seorang pelayan belum lagi jika melakukan kesalahan, selir jendral Feng akan menghukumnya dengan memukuli Feng Yie kecil hingga Feng Yie berumur enam belas tahun ia mendapatkan perlakuan kasar dari selir ayahnya. Tapi jika jendral Feng sedang ada di mansion, tentu saja perlakuan selirnya pada Feng Yie berbeda penuh dengan kasih sayang.

''Ji Yu di sini apa orang orang bisa berkultivasi?'' tanya Lin Mei.

''Nona, kita berada di Dinasti Qing, di sini kultivator sudah mulai menghilang, hanya beberapa saja yang mampu berkultivasi, setahu Ji Yu Yang Mulia Kaisar paling kuat,'' Ji Yu terus menceritakan apa yang ia tahu kepada Nona mudanya.

Feng Yie dan Ji Yu berbaring saling terdiam menikmati gelapnya malam hanya ada cahaya sedikit dari api yang mulai padam, sebelum mereka berdua memejamkan mata.

Di pagi hari Feng Yie dan Ji Yu membuka mata merasa nyaman dan segar setelah mereka tidur.

''Ji Yu ayo kita latihan lari agar tubuh kita semakin sehat!'' ucan Feng Yie.

''Baik Nona,'' Ji Yu dan Feng Yie berlari untuk melatih tubuhnya agar tidak mudah lelah.

Mereka berlari tidak jauh dari tempat mereka tidur tadi malam, mereka berlari hingga tiga putaran membuat wajah Feng Yie dan Ji Yu memerah karna kelelahan, Ji Yu sudah tak kuat lagi untuk berlatih dan ambruk.

Feng Yie melihatnya, ''Ji Yu, aku sudah lelah, kita sudahi saja latihannya.''

Setelah cukup beristirahat, ''Ji Yu aku akan mencari sungai untuk mandi, apa kau akan ikut ?'' ucap Feng Yie.

''Ya Nona, Ji Yu ikut,'' jawab Ji Yu.

Kedua gadis itu berjalan beriringan mencari sungai, yang kebetulan tidak jauh dari tempat mereka istirahat, Mata ke dua gadis itu berbinar melihat air sungai, ke dua gadis muda itu menceburkan diri ke sungai.

'' Ah segarnya.'' Feng Yie sangat bersemangat bermain air.

Setengah jam sudah mereka berendam di sungai.

''Nona Ji Yu sudah selesai dan akan mencari buah untuk kita makan,'' ucap Ji Yu.

''Pergilah, aku masih ingin berendam!'' jawab Feng Yie.

Feng Yie masih berenang kesana kemari dengan bahagia, ia tidak menyadari ada seseorang yang terus menatapnya.

''Hem.''

Feng Yie kaget mendengarnya lalu mencari sumber suara.

''Apa yang kau lakukan apa kau sedang mengintip ku? kau jangan berpikir yang macam macam atau aku akan menghajar mu!'' ucap Feng Yie dengan galak.

''Laki laki berengsek apa yang kau lakukan?'' tanya Feng Yie lagi.

''Tentu saja mandi,'' Jawab Xiao Zhang tanpa dosa, ia juga masuk kedalam sungai.

Feng Yie memutar matanya malas, laki laki ini semaunya saja, sepertinya laki laki ini tidak waras.

Feng Yie meringsek ke pinggir. Tapi masih di dalam air dia ingin kabur. Tapi pakaiannya basah kuyup, akan sangat memalukan jika di lihat oleh laki laki.

''Hei Nona, apa aku menakutkan?'' tanya Xiao Zhang.

''Kau jangan macam macam padaku jika kau berani mendekat, aku akan menghajar mu.'' ucap Feng Yie dengan kesal.

Xiao Zhang mengangkat alisnya sebelah dia tersenyum, dan melihat ke arah dada Feng Yie, ''Hem, masih belum tumbuh."

''Apa??? Kau laki berengsek, awas kau, aku pasti bisa membalas mu,'' Feng Yie keluar dari air dengan bibir mengerucut dan pakaian basah kuyup yang tak sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Xiao Zhang menelan air liurnya, ia merasa tubuhnya tidak nyaman, '' Ah sial. ''

Feng Yie berjalan menjauh dari sungai ia berjalan ke arah tadi malam ia tidur. Feng Yie duduk menyalakan api dengan batu dan menghangatkan daging panggang, sisa tadi malam, dengan bibir seperti baca mantra, mungkin ia masih kesal pada Xiao Zhang.

Ji Yu masih memanjat pohon apel dengan susah payah, ''Hah semut apa ini? oh astaga ini menyakitkan.''

Bruk ... ''Aw, bokong ku sakit, aduh semut sialan, untung aku sudah mengambil apel yang banyak,'' gerutu Ji Yu.

Ji Yu kembali sambil meringis, ''Aduh Nona, bokongku sakit gara gara

Semut sialan itu.''

''Hahaha Ji Yu, apa kau sudah mendapatkan ilmu bela diri gaya kera? Hahaha kau lucu sekali,'' Feng Yie terbahak melihat tingkah Ji Yu.

''Nona berhentilah menertawai ku, bokongku sakit, dan tubuh ku sakit dan gatal, gara gara semut sialan itu aku jatuh dari pohon !'' Ji Yu menggerutu.

''Haha Ji Yu maafkan aku. Tapi gayamu lucu hahaha, perutku sakit.'' Feng Yie masih terbahak.

''Hahaha, Nano sebaiknya rapihkan dulu rambutmu, itu sangat menyeramkan hahaha,'' Ji Yu membalas ledekan Nona mudanya.

''Haha apa aku seperti hantu? Ji Yu aku lapar, aku akan memakan mu hihihi,'' Feng Yie bergaya seperti hantu.

''Nona berhentilah, kau memang cantik. Tapi dengan rambut seperti itu sangat menyeramkan,'' reflek Ji Yu memukul Nonanya.

''Nona berhentilah, sepertinya Nona sudah tidak waras!'' ujar Ji Yu lagi.

''Hahaha, yang tidak waras itu Xiao Zhang,'' ujar Feng Yie. Tapi tiba tiba Feng Yie melihat Xiao Zhang berdiri tegak dengan tangan di dada.

''Aish aku lelah, Ji Yu bantu aku mengurus rambut ku! kau tahukan aku tidak pandai!'' ucap Feng Yie.

Ji Yu menyisir rambut panjang Feng Yie, Feng Yie melihat ke arah Xiao Zhang, ''Aish kenapa ia sangat menyeramkan?''

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

bab 3 Xiao Zhang kabur

''Nona sekarang kau jadi semakin cantik, tidak seperti hantu lagi,'' ujar Ji Yu.

Dengan gaya Rambut di ikat tinggi seperti ekor kuda, ''Aku, tahu aku memang cantik,'' Feng Yie memakan daging panggang yg sudah di hangatkan.

Feng Yie melirik ke Xiao Zhang, ''Aish apa dia marah padaku? Tapi apa salah ku? Harusnya aku yang marah padanya, Dia memang laki laki gila, semaunya saja, bukankah orang akan berhenti marahnya jika ada makanan? Hem baik lah,'' ucap Feng Yie dalam hati.

''Hei Tuan tampan!! ke marilah kita makan daging panggang! ini sangat enak apalagi jika habis berenang akan terasa lebih nikmat,'' ujar Feng Yie kini pakaiannya mulai mengering.

Xiao Zhang duduk diam saja ia sepertinya masih marah soal di sungai tadi.

''Ji Yu makan lah ini masih banyak!'' ujar Feng Yie , lalu ia bangun dari duduknya melangkahkan kakinya, lalu duduk dekat Xiao Zhang.

Feng Yie menyodorkan daging panggang di wajah tampan Xiao Zhang, ''Hei Tuan tampan makan lah apa kau tidak menginginkannya ini sangat lezat.''

Xiao Zhang hanya diam saja.

Feng Yi mencubit daging panggang itu lalu menyuapinya, ''Makan lah ini sangat lezat!''

Melihat tangan mungil dan putih yang menyodorkan makanan, Xiao Zhang membuka mulutnya memakan daging panggang yang terasa sangat lezat itu.

Feng Yie tersenyum senang, ''Pintar.''

Ji Yu melirik sebentar ke arah Nonanya, '' Ini semua pasti karena Selir jahat itu, yang memukul Nona terlalu kuat hingga Nona lupa dengan apa yang terjadi padanya, membuat Nona muda berubah ... '' ucap lirih Ji Yu.

Beberapa hari ini Ji Yu terus memperhatikan sikap Nona mudanya yang sangat sangat berubah, Feng Yie berubah menjadi gadis yang berani dan pelahap makanan, cara berjalannya pun berbeda membuat Ji Yu heran, ''Apa orang yang lupa ingatan akan berubah juga tingkahnya ... ?'' gumam Ji Yu.

''Hei tampan, apa aku berbuat salah pada mu ?'' tanya Feng Yie.

Tapi Xiao Zhang diam saja.

''Aku minta maaf sudah mengatai mu tidak waras, aku teringat kelakuanmu di sungai, aku tidak akan membalas mu oke, jadi jangan marah!'' ucap Feng Yie.

Mendengar Feng Yie menyebutkan sungai, perasaan Xiao Zhang sedikit tidak nyaman, ia teringat lekuk tubuh Feng Yie ternyata lumayan berisi lalu menelan ludah.

Xiao Zhang memperhatikan wajah Feng Yie dari mata lalu ke bibir yang merah itu.

''Apa dia sengaja menggodaku ?

aish tubuhku tidak beres,'' ucap Xiao Zhang dalam hati.

''Aku tidak marah padamu, aku harus pergi kau berhati hati lah!'' dengan cepat Xiao Zhang menghilang.

''Hah, dia menghilang? Apa dia hantu?'' Feng Yie celingukan mencari Xiao Zhang.

''Nona sepertinya dia orang hebat, bahkan bisa menghilang,'' ucap Ji Yu.

''Hem kau benar, jika dia datang lagi aku akan minta di ajari.''

''Nona kapan kita akan pulang? Ini sudah lama jika ada yang menyadari Nona tidak ada bisa gawat, " ujar Ji Yu.

''Hem, kau benar juga mari kita pulang! sebelum malam kita harus sudah sampai,'' ucap Feng Yie.

Meraka sampai ke mansion sudah Malam, Feng Yie naik dan melompat, lalu Ji Yu mengikuti Nonanya naik dan melompat, Dan benar saja ketika Meraka hampir sampai terlihat dari kejauhan.

''Huh, ada rombongan orang orang pengangguran,'' ucap Feng Yie dengan malas.

Feng Yie menyelinap dengan cepat masuk ke kamarnya, ''Huh selamat, ini belum saatnya aku membalas.''

''Ji Yu, apa Nona mu ada di dalam ?'' tanya Feng Hai saudara tiri Feng Yie.

''Ya, Nona Feng Yie ada di dalam,'' ucap Ji Yu.

''Bagus,'' Feng Hai langsung menerobos masuk kedalam kamar Feng Yie.

'' Feng Yie!!'' teriak saudara tirinya, Feng Hai menerobos masuk di ikuti empat pelayannya.

''Feng Yie lihat lah, aku dan ibu tadi habis membeli perhiasan dan baju, bagai mana menurutmu? Semuanya terlihat cantik bukan? Tapi ibu tidak membelikannya untuk mu, haha

Kau itu Anak yang terlupakan jadi jangan berharap,'' ucap Feng Hai, melihat raut wajah Feng Yie yang datar tanpa ekspresi, Feng Hai mendengus marah.

''Feng Yie kau tahu ayah akan segera pulang dari bertugasnya dan ada perjamuan di Istana, kita semua akan ke Istana. Tapi tentu saja kau memakai pakaian lama mu,'' Feng Hai tersenyum mengejek.

''Hem, itu bukan masalah,'' ucap Feng Yie dengan datar.

''Apa?? Harusnya kau menangis dan mengemis padaku! dasar tidak tahu diri,'' Feng Hai mengangkat tangan hendak memukul Feng Yie.

Tapi Feng Yie dengan cepat menghindar.

''Ah kau berani pada ku, aku akan mengadukan mu pada Ibu ku,'' Feng Hai merasa kesal pada Feng Yie.

Feng Hai menjerit dengan muka merah, ia sangat marah menurutnya Feng Yie tidak sopan.

Feng Hai lari mencari ibunya, dia akan mengadu dan tentu melebih lebihkan .

Ji Yu bengong melihat Nonanya, bukan kah saat Feng Hai datang akan membuat Nonanya menangis, entah di hina atau di pukul.

Kediaman utama jendral Feng

''Ibu huhuhu, Bu dia kurang ajar padaku, Ibu harus menghukumnya!'' Feng Hai datang pada Ibunya dengan terisak.

''Sudahlah Nak jangan mengganggunya, lebih baik fokus merawat tubuh dan wajahmu agar Kaisar jatuh cinta padamu,'' ujar selir Wang.

Feng Hai tersenyum dan mengusap air matanya, ''Baik lah Bu, aku akan pergi ke kamarku.''

''Ia sayang kau harus tampil paling cantik, karna itu kau harus merawat diri!'' ujar selir wang.

Feng Hai keluar dari kamar Ibunya, ''Nona tidak perlu khawatir dari bentuk tubuh dan wajah Nona tidak akan ter kalahkan,'' ujar pelayan Feng Hai.

''Tentu Saja aku paling cantik.'' jawab Feng Hai dengan sombong.

Di halaman belakang kediaman jendral Feng

''Omong omong apa kau pernah ke Istana?'' tanya Feng Yie.

''Tentu saja tidak, karna jika Nona ikut kesana pun Nona akan di temani pelayannya Nona Feng Hai,'' jawab Ji Yu.

''Hah!! seperti itu??'' Feng Yie kaget.

''kenapa Nona kaget?'' ucap Ji Yu.

''Kenapa tidak kau saja yang menemani aku?'' tanya Feng Yie, merasa heran.

''Aish, Nona sendiri yang melarang ku ikut, karna Nona Feng Hai meminta salah satu pelayannya menemani Nona ke Istana,'' jawab Ji Yu.

''Dan aku menurutinya?''Feng Yie menunjuk pada dirinya sendiri.

''Hahaha Nona benar benar,'' Ji yu sedikit kesal pada Nonanya.

''Nona kan sangat penurut tentu saja Nona akan menuruti, apa yang di katakan Nona Feng Hai dan Nyonya,'' ujar Ji Yu lagi.

''Oh begitu, hehe kita lihat pertunjukan nanti aku bukan Feng Yie yang penurut. Tapi aku Feng Yie yang pintar,'' Feng Yie menyeringai karna tidak ada dalam kamusnya ia mengalah apa lagi kalah, ia harus menang apa pun yang terjadi.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!