NovelToon NovelToon

My Beloved Baby Sitter

Awal Mula

"Tuan Muda, Tuan..." panggil seorang pelayan seraya mengetuk pintu kamar majikannya.

Suara pelayan dan ketukan pintu itu membangunkan seorang pemuda, pemuda itu merasa kesal karena tidurnya terganggu.

"Bukankah ini belum pagi?" gumamnya.

Rezef Hill, seorang tuan muda yang tinggal di sebuah rumah mewah peninggalan almarhum orang tuanya. Sebagai anak satu-satunya pemuda itu langsung mewarisi harta kedua orang tuanya.

Namun, karena Rezef masih sekolah jadi semua warisan itu dihandle oleh sang kakek dan akan diberikan pada Rezef sepenuhnya ketika pemuda itu sudah cukup umur dan dewasa untuk mengelolanya.

"Ada apa?" kesal Rezef seraya membuka pintu kamar.

"I... itu..." pelayan yang mengetuk pintu kamar Rezef sebelumnya merasa kebingungan.

"Apa kau mau dipecat?" Rezef merasa kesabarannya setipis tisu sekarang.

"Anu Tuan Muda, di depan pintu ada bayi yang menangis," pelayan itu akhirnya mengungkapkan apa yang ingin dia katakan sebelumnya.

Rezef mengerutkan keningnya dalam sekali karena mendengar hal yang tidak masuk akal. "Bayi?"

Pemuda itu ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri.

Dan benar saja memang ada seorang bayi yang ada di mansion besarnya.

"Bagaimana bisa?" Rezef masih merasa tidak percaya.

Ada surat bersama dengan bayi tersebut, di sana tertulis nama dan usia bayi itu.

Namanya Kiko, usianya baru satu bulan. Tolong rawat anak kita dengan baik. _AJ

"AJ?" gumam Rezef yang menyebutkan inisial dibalik surat itu.

Pemuda itu memang playboy dan mantan pacarnya sudah tidak terhitung tapi rasanya tidak ada yang berinisial AJ.

"Ck!" Rezef berdecak karena merasa dipermainkan.

"Cepat periksa semua kamera cctv dan lapor pada polisi!" perintah Rezef kemudian.

Namun, sayangnya pada saat kamera cctv dicek tidak ada rekaman siapa orang yang meletakkan bayi itu di depan kediaman Rezef sebelumnya.

Cctv seperti dihack ketika kejadian peletakan bayi.

Jadi, Rezef tidak mau ambil pusing dan memanggil polisi karena tidak mau berurusan dengan bayi terbuang itu.

"Polisi tidak akan semudah itu untuk mengambil bayinya, Tuan Muda. Pasti akan ada rangkaian tes DNA untuk memastikan itu anak siapa," ucap pelayan yang memberi peringatan pada Rezef.

"Aku yakin dia bukan anakku jadi aku tidak masalah dengan tes DNA," Rezef masih kekeh dengan pendiriannya.

"Tapi, Tuan Muda..." Pelayan tampak ragu untuk mengatakannya. "Mata bayi itu sangat mirip dengan Anda!"

Rezef tidak terlalu memperhatikan mata sang bayi. Akhirnya dia melihat sekali lagi bayi itu.

Sepertinya memang wajahnya tidak asing.

"Coba ambilkan album fotoku saat bayi!" perintah Rezef memastikan.

Ketika Rezef membuka album fotonya saat bayi, matanya terbuka lebar. Wajah bayi itu memang mirip dengannya.

"Bagaimana bisa? Apa bayi itu hasil kloning?" Rezef masih mencoba menyangkalnya.

Jangan sampai kabar ini terdengar oleh kakeknya atau Rezef tidak akan mendapatkan harta warisan sepeser pun.

"Cepat sembunyikan bayi itu!" Rezef memutuskan untuk membawa bayinya masuk ke dalam.

Pemuda itu mondar-mandir sambil memikirkan para mantannya, kira-kira dari mereka siapa yang berpotensi hamil anaknya.

"Ck! Aku kan selama ini bermain aman," decak Rezef sebal.

"Lagipula aku sudah lama tidak melakukannya!"

Waktu itu memang dia sempat khilaf dan bermain dengan beberapa mantan pacarnya. Namun, karena ketahuan sang kakek dan terancam dicabut hak warisnya, Rezef berhenti bermain wanita.

"Cepat cari baby sitter untuk mengurus bayinya!" perintah Rezef kemudian.

Gadis Baby Sitter

"Ayang..."

Seorang wanita paruh baya yang menjadi ketua yayasan memanggil nama salah satu gadis di bawah naungannya.

"Iya Bibi," jawab Ayang bergegas menemui ketua yayasan saat namanya dipanggil.

"Apa kau sudah siap bekerja? Ada bayi satu bulan yang butuh baby sitter cepat," ucap ketua yayasan itu.

Wajah Ayang berubah berseri-seri mendengarnya, inilah yang dia tunggu setelah beberapa bulan menerima pelatihan di yayasan penyalur baby sitter profesional.

"Saya siap, Bibi," balas Ayang yakin.

Hari itu juga Ayang bersiap-siap berkemas untuk pergi dari yayasan, ini memang pengalaman pertamanya menjadi seorang baby sitter tapi dia akan berusaha sebaik mungkin.

Ayang Pitaloka, gadis yang baru lulus SMA itu pergi ke kota untuk mencari pekerjaan karena di kampungnya susah untuk mencari pekerjaan.

Berbekal ijazah SMA, Ayang masuk ke yayasan dan melakukan pelatihan sebagai babysitter.

Beruntung Ayang mendapat tawaran pekerjaan tanpa harus melakukan wawancara terlebih dahulu.

Jadi, gadis itu hanya perlu menunggu mobil jemputan dari majikannya.

"Terima kasih, Bibi," ucap Ayang yang berpamitan pada ketua yayasan.

Sebuah mobil mewah sudah menunggu Ayang di halaman yayasan, sudah dipastikan majikan Ayang adalah orang kaya.

Ayang masuk ke dalam mobil mewah itu, ternyata kalau mobilnya bagus dia tidak mabuk seperti perjalannya ke kota sebelumnya.

Butuh waktu beberapa jam untuk sampai ke rumah majikannya. Rumah itu tampak begitu besar dan mewah, bahkan rumah juragan jengkol yang terkenal di kampung Ayang, tidak apa-apanya dari rumah itu.

Ternyata yang merekrut Ayang adalah Rezef Hill.

Pemuda itu baru pulang sekolah ketika Ayang baru sampai. Jadi, Rezef memakai seragam sekolah.

"Panggil baby sitternya kemari!" perintah Rezef. Dia menunggu di ruang tamu.

Ayang dibimbing oleh pelayan yang bernama Bibi Siti.

"Tuan Muda sudah menunggu Anda," ucap Bibi Siti seraya menunjuk ruang tamu.

Dalam pikiran Ayang, majikannya adalah sepasang suami istri tapi ternyata dia salah. Majikannya adalah seorang pemuda yang masih berstatus pelajar.

"Apa bayinya adalah adiknya?" batin Ayang. Dia terus berjalan ke ruang tamu dan menunduk hormat pada Rezef.

Rezef melihat Ayang dari ujung kepala sampai ujung kaki. Baby sitter itu masih muda.

"Duduklah!" perintah Rezef.

"Baik, Tuan Muda," Ayang segera duduk dan memberikan berkas dan sertifikatnya.

Karena tidak diwawancara sebelumnya, Ayang wajib memberikan data dirinya.

Anehnya Rezef tidak membukanya sama sekali. Seolah semua itu tidak penting bagi pemuda itu.

"Bayinya namanya Kiko dan bayi itu sungguh berisik karena menangis terus jadi tugasmu adalah berhenti membuatnya menangis," jelas Rezef secara singkat.

Ayang merasa tidak mengerti, dia ingin bertanya lebih jauh lagi.

"Apa saya boleh tahu di mana orang tua bayi Kiko?" tanya Ayang.

"Aku tidak yakin dengan orang tuanya, bayi itu adalah bayi terbuang," jawab Rezef secara gamblang.

"Bayi terbuang? Jadi, Tuan Muda memungut seorang bayi? Sungguh mulia sekali," ucap Ayang yang masih berpikir positif.

"Aku tidak memungut bayi manapun, bayi itu datang sendiri. Pokoknya tugasmu adalah membuatnya berhenti menangis, Bibi Siti yang akan menunjukkan bayinya padamu!" Rezef berdiri karena ingin mengakhiri pembicaraan dengan Ayang.

Sebelum itu, Rezef penasaran dengan nama baby sitter cantik itu.

Kelihatannya umur mereka tidak beda jauh.

"Oh iya, namamu siapa?" tanya Rezef.

"Nama saya Ayang," jawab gadis itu yang masih dengan wajah bingung.

"Kenapa namamu Ayang?" Rezef bertanya lagi. "Namamu akan menimbulkan salah paham!"

Belum Ada Solusi

Ayang berjalan ke bagian belakang mansion untuk melihat bayi Kiko. Dia masih tidak habis pikir bagaimana mungkin Rezef meletakkan bayi itu di bangunan para pelayan hanya karena tidak mau mendengar tangisan dari sang bayi.

"Bayinya sedang tidur, Sus," jelas bibi Siti yang mengantar gadis itu.

Memang setiap baby sitter mempunyai panggilan tersendiri yaitu Sus.

Tidak ada catatan khusus untuk merawat bayi Kiko, sepenuhnya bayi itu diserahkan pada Ayang.

"Semua perlengkapan dari baju, susu dan diapers, ada di sini," lanjut Bibi Siti seraya menunjuk sebuah lemari.

"Baik, terima kasih Bibi Siti," balas Ayang.

Gadis itu meletakkan tas bajunya lalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melihat bayi Kiko yang ada di dalam box bayi.

Aroma barang-barang bayi Kiko memang baru semua tanpa dicuci sebelum dipakai.

"Kasihan sekali bayinya," gumam Ayang seraya mendekat ke box bayi.

Untuk pertama kalinya Ayang melihat bayi Kiko dan otaknya langsung menyimpulkan kalau bayi itu memang mirip Rezef.

"Bayi terbuang apanya?" Ayang jadi kesal sendiri.

"Tenang saja, Nak. Kau pasti akan mendapatkan pengakuan!"

Salah satu alasan kenapa Ayang mendaftarkan diri ke yayasan baby sitter karena gadis itu memang menyukai anak-anak jadi dia akan bekerja sesuai dengan bidang yang Ayang sukai.

Jadi, melihat bayi Kiko yang seolah terbuang membuat Ayang tidak terima.

Besok dia harus berbicara pada Rezef lagi.

Suara tangisan dari bayi Kiko yang haus membuyarkan lamunan Ayang.

Gadis itu segera membuat susu dan mengeluarkan bayi Kiko dari box bayi.

"Haus ya sayang," Ayang memberikan susu yang dibuatnya dengan hati-hati.

Bayi itu memang tampak kelaparan dan begitu semangat menyedot susu dari botol. Seharusnya bayi Kiko bisa mendapatkan air susu ibu selama enam bulan.

Lagi-lagi Ayang harus membahasnya dengan Rezef.

Hari itu Ayang tidur dengan bayi Kiko di bangunan pelayan dan keesokan paginya, gadis itu menjemur bayi Kiko sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Sebelum Rezef berangkat sekolah, Ayang harus berbicara pada pemuda itu.

"Tuan Muda..." panggil Ayang seraya berlari ke parkiran.

Pada saat itu, Rezef tengah memilih mobil mana yang akan dia pakai sekolah.

"Ada apa?" tanya Rezef ketika melihat Ayang mendekat. "Aku sudah terlambat!"

Sepertinya Ayang harus bicara banyak sekaligus supaya mempersingkat waktu.

"Begini Tuan Muda, bagaimana kalau bayi Kiko diletakkan di bangunan utama dan bayi itu juga membutuhkan air susu ibu, kita bisa mencari ibu susu yang bisa memberikan air susu ibu eksklusif sampai usia bayi Kiko enam bulan," ucap Ayang dalam satu tarikan nafas.

Rezef menggaruk telinganya, antara tidak terlalu mendengar dan tidak mengerti.

"Apapun mengenai bayi itu, bicarakan pada Bibi Siti, aku tidak peduli," balas Rezef pada akhirnya.

"Hah? Tapi kan Tuan Muda walinya dan lagipula wajah bayi Kiko itu mirip dengan Tuan Muda," Ayang masih kekeh supaya bayi Kiko mendapatkan haknya.

Rezef tampak frustasi di sana karena hidupnya tidak berjalan seperti biasanya setelah kehadiran bayi Kiko.

"Sebenarnya aku masih memikirkan cara untuk lepas dari bayi itu jadi selama aku belum menemukan solusinya lebih baik kau melakukan pekerjaanmu tanpa protes," Rezef yang masih gamang tidak mau membahas bayi Kiko terlebih dahulu.

"Dan jangan sampai ketahuan oleh kakekku jadi kau harus bersembunyi kalau sewaktu-waktu kakek datang!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!