RUBY ALDERIA SMITH.
Gadis cantik dengan bola mata yang indah, pipi yang sedikit cubby menambah parasnya semakin menggemaskan. Anak bungsu dari pasangan Luis Deandra Smith dan Anetesya Nameera.
Ruby memiliki dua saudara laki-laki yang jail tapi sangat menyayanginya, tampan itu pasti, sangat- sangat tampan menurut Ruby. Revan Delindra Smith dan Revin Delindra Smith.
Mereka keluarga yang bisa di katakan sangat harmonis, saling mencintai dan menyayangi tak elak suara canda tawa terdengar dari mulut mereka karena senang menjahili anak bungsunya yang menggemaskan.
AGATHA FRANSISCA putri angkat dari keluarga Smith, dia di adopsi saat umurnya 8thn. Agatha anak sebatang kara yang hidup sendirian di jalanan tanpa ada yang mendampingi, orang tuanya sudah meninggal. Karena kasihan maka orang tua Ruby mengangkatnya sebagai anak mereka.
Agatha anak yang cantik, walau umur nya masih bisa di bilang belia tapi dia tidak menunjukan rasa ingin di kasihani. Dia mendapat perlakuan yang sama dari keluarga Smith tanpa di beda bedakan, apalagi dengan Ruby yang notabenenya sama seorang anak perempuan.
Agatha yang mendapat perlakuan yang seperti itu membuatnya nyaman dan selalu tersenyum, tidak seperti Agatha yang pertama mereka temui waktu itu dan hanya menyematkan wajah datarnya.
Awalnya hidup mereka berjalan sesuai semestinya. Canda, tawa, rasa cinta, rasa kasih, rasa sayang masih dirasakan. Tapi entah kenapa hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun ke tahun sifat dan sikap agatha mulai berbeda.
Sikap Agatha yang tidak suka jika kasih dan cinta orang tua Ruby dan kakak nya terbagi, dari situlah Ruby mengetahui bagaimana Agatha yang sekarang dan dari situlah awal mula kejadian yang tak pernah Ruby bayangkan.
Cinta kasih, Kepercayaan semuanya sirna darinya. Orang tua yang dulu nya memperlihatkan kebanggaan dan kepercayaan berubah menjadi kebencian terhadapnya, mereka lebih mempercayai Agatha dari pada darah dagingnya.
Lalu apa kabar dengan kedua kaka Ruby ? mereka dari awal memang tidak terlalu menyukai Agatha, karena di hati mereka hanya satu adik mereka yang mereka cintai, siapa lagi kalau bukan Ruby atau biasa di panggil Al.
**
Banyak sekali prestasi yang sudah di raih, bahkan di usianya yang terbilang muda dia sudah lulus S2 nya di UNIVERSITAS bergengsi di negara itu. Hal itu tak satupun dari keluarga nya yang tahu, walaupun Ruby satu sekolah dengan Agatha, dia tidak pernah memperlihatkan bahwa dirinya telah memiliki gelar sarjana.
Ruby meminta bantuan kepada pihak instansi agar membantunya menyembunyikan pencapaian nya itu, jika waktunya sudah tiba, dia sendiri yang akan memberitahukan hal ini kepada keluarganya.
Tujuan Ruby bukan lah hal yang main-main, dia meneguhkan segala prinsip dan juga mematangkan rencana nya agar di kemudian hari apa yang telah dia capai dan apa yang dia lakukan akan berpengaruh positif terhadap sekitar nya.
Berkat kerja keras dan juga keteguhan nya, akhirnya Ruby pun sekarang telah memiliki perusahaan sendiri di usia belia nya bahkan perusahaannya sudah memiliki beberapa cabang. Perusahaannya bergerak di bidang perhotelan, manufaktur, perdagangan, jasa dan juga ekstraktif.
Perusahaan yang didirikan Ruby menjadi perusaahan ternama dan terpopuler di dunia perindustrian, tapi tidak ada satupun yang tahu bahwa CEO nya adalah anak belia yang bisa dibilang harusnya masih bermain dan belajar bersama teman-temannya.
Ruby bekerja melalui laptop yang dimilikinya untuk mengerjakan semua tugas kantor, sesekali bertatap muka dengan kepercayaan nya. Ruby mengontrol dan memanage perusahaan dengan baik tanpa di persulit.
Setiap malam, Ruby selalu menerima berkas-berkas yang harus di periksa dan di tandatangani dari asisten kepercayaannya, dia bernama RONALD ESTEN.
Ronald Esten itulah yang membantu Ruby, pengalaman yang Ronald miliki dalam mengelola perusahaan sangat membantu perkembangannya dan Ruby sangat bersyukur, walau bagiamana pun juga Ruby masih awam dalam hal pengelolaan perusahaan
**
Tujuan Ruby tidak memberi tahu mereka karena hal bahagia ini akan Ruby berikan sebagai kejutan untuk kedua orang tua nya yang sebentar lagi merayakan hari jadi pernikahan mereka dan Ruby ingin ini menjadi kado spesial dari nya
Daddy Ruby memiliki perusahaan ternama juga di negara nya bahkan manca negara dengan predikat perusahaan terbaik dan terorganisir. SMITH COMPANY itulah nama perusahaannya yang bergerak di bidang perhotelan dan perdagangan.
Dady Ruby asli orang Jerman dan Mommy nya asli orang China, tapi sekarang mereka tinggal di Jerman. Ruby dan kedua kaka nya di besarkan di Jerman, walaupun mereka tinggal di Jerman mereka tak pernah melupakan adat kebiasaan dari mommy nya yang asli keturunan China.
Ruby orang yang sangat tidak bisa diam jika ingin mengetahui sesuatu yang membuatnya penasaran. Ingat suatu ketika Ruby merengek kepada sang kakek untuk diajarkan beladiri yang terkenal di china, karena waktu kecil sampai sekolah menengah pertama Ruby memilih liburan Ke china ketika waktu sekolah libur tiba.
Ya begitulah Ruby, jika belum menguasai sepenuhnya, dia akan terus mengasah sampai tuntas, entah kenapa, setiap Ruby meminta Kakek Han selalu saja menurutinya. Maka dari itu, Ruby dan kedua kaka nya sangat menyayangi kakek Han.
Revan sekarang bekerja di kantor milik dady nya, dia bekerja sembari kuliah, itu lah yang dilakukan. Sekarang Revan sedang kuliah melanjutkan S2 tingkat awal nya di UNIVERSITAS bergengsi.
Revin pun sama halnya dengan Revan, dia bekerja juga di sana, di perusaan dady nya sembari magang dan sedikit-sedikit membantu dady nya . Revin sedang melanjutkan study S1 tingkat akhir nya sambil bekerja.
Ya itulah yg memang harus di lakukan. melelahkan bukan ? tapi itu satu satu nya cara agar hidup ke depan nya lebih menjanjikan. Karena kesibukan mereka, perhatian yang biasa di dapat oleh Ruby makin kesini semakin tak ada, tapi mereka tetap tidak lupa menanyakan kabar Ruby di setiap harinya.
Rindu, itulah yang sedang di rasakan seorang Ruby terhadap Dady dan kaka nya. Ada mommy di rumah pun terasa sendiri karena mommy nya selalu bersama Agatha, kelakuan dan sifat Agatha semakin hari semakin membuat Ruby jengah.
Karena hal itu lah yang semula ada keterbukaan antara Ruby dan keluarga nya hanya tinggal sifat yang sedikit pendiam, karena keterdiaman itu membuat seseorang memanfaatkannya.
LIKE
KOMEN
VOTE
FAVORITE
dan kasih rate setinggi-tinggi nya 😍😍 tunggu up selanjutnya
" Selamat pagi semua ".
Seorang gadis terlihat menuruni anak tangga, kaki jenjang nya terekspos karena hanya mengenakan rok selutut. Rok terguncang akibat langkah ribut dari sang pemilik kaki. Senyum pun berseri secerah pagi ini.
"Pagi By!".
Mommy Nameera tersenyum, membelai rambut Ruby putri nya yang baru saja sampai di bawah tangga dan merangkul nya ke meja makan.
"Pagi juga putri daddy!".
Daddy Luis pun ikut menyapa putri nya dan tidak lupa mengecup kening seperti kebiasaan nya selama ini. Dia datang dari arah kanan kamar nya, berjalan mendekati meja makan dan sebelum duduk, dia menghampiri Ruby.
"Pagi,By!".
Revan, Revin dan juga Agatha pun ikut menyapa bersamaan dan bergegas duduk di tempat mereka masing-masing
"Sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat, biar tidak ada yang demo saat kau belajar nanti !".
Seru mommy Nameera di sela mengolesi roti dengan selai kesukaan putri bungsu nya itu. Ruby pun mengambil roti itu dan langsung melahap nya dengan semangat.
"Oke mom, terimakasih!".
Ucap Ruby dengan mulut menggembung nya, masih memakan roti.
Keluarga kecil itu di buat gemas akan sikap Ruby,tapi lain halnya dengan Agatha yang menatap tidak suka, delikan alis pun memang memandakan jika remaja satu itu tidak suka pada Ruby
...**...
Sarapan pagi telah selesai, jam menunjukkan jika mereka harus segera berangkat ke sekolah dan yang laki-laki ke kantor.
"Kak ayo, kita berangkat bersama!".
Ajak Ruby dengan bergelayut manja pada lengan Agatha. Ruby ingin sekali sesekali pergi bareng tapi usaha nya selalu sia-sia.
"Eum kita berangkat masing-masing saja sepertinya, 'By! Ada apa juga pagi ini kau mau bareng sama Aku ?!".
Seru Agatha tersenyum manis dan menggoda Ruby di depan orang tua dan juga kedua kakak nya
"Ish jangan begitulah, 'kak ! Aku bosan kalau harus berangkat sendiri terus ! Bareng ya, ya. Kita kan satu sekolah juga !".
Rengek Ruby dengan wajah sedih nya tapi terkesan bodoh, senyum nakal pun masih terlukis di antara kedua sudut bibir nya.
Tingkah manja dari Ruby tidak luput dari perhatian orang tua dan kaka nya, mereka hanya bisa menahan tawa karena ulah menggemaskan si bungsu di pagi hari ini.
"Ya ampun Al, semakin hari semakin menggemaskan saja kau ini. Dasar bayi manis ku!!". Gemas Revan dan juga Revin dalam ketertarikan nya dan juga kelucuan adik mereka itu.
"Ya ampun ini anak satu, bikin repot saja ! Tidak bisa apa aku merasakan duniaku sendiri ? Pengganggu kecil!". Batin Agatha terus saja nyerocos tanpa henti, mimik wajah nya sudah sangat kesal namin bagaimana lagi, dia harus sebisa mungkin menyembunyikan dan tersenyum palsu di depan Ruby terutama keluarga nya.
"Awas saja kau!" Batin nya menggema dan berkoar-koar.
"Kak bagaimana ? Boleh berangkat bersama, tidak?!"
Masih rayuan yang sama.
"Kita pergi masing-masing saja ya, soalnya teman kaka ingin berangkat bersama, lihatlah mereka sedari tadi menelpon !." Ucap Agatha meyakinkan Ruby.
"Ya ampun sudah lah By ! Sana berangkat sendiri saja, pak supir nya sudah bersiap itu, lihatlah sedari tadi dia menunggumu !." Ucap Revan yang baru angkat bicara setelah melihat rengekan manja dari adiknya yang tidak usai.
"Ish, iya iya aku berangkat sendiri saja!" Teriak Ruby menghentakkan kaki nya berkali-kali.
"Lalu Kaka kenapa masih berdiri di depan pintu, bukankah kalian harus segera berangkat juga?! ". Ruby mengingatkan Kaka nya yang dari tadi masih melamun melihat kemanjaan Ruby pada Agatha di teras rumah.
"Ya ampun, sudah jam berapa ini kak, kita ada meeting bersama karyawan hari ini !" kaget Revin melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Ayo Vin, kita harus segera pergi !"
Revan berlari menuju mobil kesayangannya diikuti Revin dari belakang yang tak lupa melambaikan tangan.
"Mom,dad, kami pamit, ya! Bye—bye !" Revin menutup kaca mobil dan langsung melaju dengan kecepatan tinggi.
"Mom,dad,aku juga berangkat !" Pamit Ruby menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati sayang, awas jangan nakal, belajar yang rajin agar jadi orang yang sukses!" Nasehat mommy Nameer sambil memeluk Ruby..
"Sudah sana berangkat ah, nanti semakin telat !" Seru Daddy Luis. Nada suara sang daddy membuat bibir mungil Ruby semakin manyun.
"Ya ampun daddy seperti mengusir Ruby jika seperti ini !" Ketus nya tidak terima.
"Bukan begitu sayang, lihatlah ini sudah jam berapa !" Ucap dady sambil memperlihatkan jam tangannya.
Mata Ruby semakin membulat.
"Astaga bisa-bisa nya !"
"Dad, Mom aku duluan !". Teriak Ruby sembari berlari masuk ke dalam mobil nya yang setia dari tadi nunggu sang majikan.
Melihat sikap anak nya yang seperti itu membuat mommy and dady Ruby khawatir, mereka takut Ruby tak akan pernah dewasa.
Lalu bagaimana dengan Agatha ? Dia sudah berangkat duluan sebelum Kaka angkatnya pergi.
"Mom, Daddy berangkat juga". Pamit Luis sembari tersenyum.
"Hati-hati Dad ". Ucap Nameera sembari memberikan tas kerja milik suaminya.
...**...
Dari sejak masuk sekolah, Agatha mulai tidak menyukai Ruby. Alsan nya sederhana, karena Ruby di limpahi kasih sayang. Untuk itu menurutnya , Ruby terlalu beruntung mempunyai Orang Tua yang pengertian dan kedua Kaka yang sangat menyayanginya.
Agatha cemburu, kenapa bukan dirinya yang berada di posisi itu, dia sangat iri hati sehingga dari setiap hari nya timbul rasa jelek pada Ruby.
Tahun ini Agatha dan juga Ruby akan menyelesaikan pendidikan nya dan akan segera masuk ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu masuk ke Universita
...**...
"Ada apa dengan mu, Tha ?!". Tanya Resa salah satu teman dari Agatha.
"Biasa Res ! Tch, dia benar-benar membuatku kesal !"
Kesal Agatha dengan suara yang berat tertahan supaya tak banyak orang yang mendengarnya.
Teman-teman Agatha sudah tau jika dirinya sama sekali tidak menyukai Ruby. Agatha menceritakan semua nya kepada teman-teman nya, tapi tidak dengan dirinya yang hanyalah putri angkat keluarga Smith.
Bisa jatuh harga dirinya jika mereka tahu, dengan sifat yang seolah dia adalah wanita tercantik dan sombong itu mana mungkin dia menceritakannya.
Siapa yang tidak mengetahui seorang Agatha Fransiska Smith putri dari keluarga Smith orang terkaya. Dia dan teman nya tak elak selalu membuli murid yang nerd atau cupu atau miskin dan sampai sekarang belum ada yang dapat menghentikan nya.
Sikap Agatha selalu terdengar di telinga Ruby, tapi Ruby tak menanggapinya. Dia membiarkan sikap Agatha seperti itu, selama tidak berlebihan maka dia tidak akan memberi tahu siapapun.
...**...
Bel terdengar berbunyi, tanda istirahat dalam pembelajaran telah tiba. Ruby masih terlihat sibuk dengan alat tulis nya
"By, ayo kita cari makan !" Ucap Reina, teman Ruby satu bangkunya.
"Ayo, cacing di perutku sedari tadi berdemo, nih!" Timpal Meily diiringi tawa kecil sesekali mengusap perut nya.
"Eum ayo, tunggu bentar!" Ruby merapihkan terlebih dahulu alat tulis nya dan langsung beranjak pergi tanpa menunggu kedua teman nya.
" Yak, eh eh eh dasar giliran makan paling terdepan kau By!" Ledek Meily melihat Ruby melewati dirinya yang masih belum beranjak dari duduk.
"Ruby!"
Teriak mereka berdua, berlari mengejar Ruby yang telah keluar dari dalam kelas.
Di kantin sekolah terlihat banyak meja yang sudah di tempati, tapi mereka melihat ada meja kosong di ujung dekat jendela kantin dan memutuskan duduk di sana.
"Kalian mau pesan apa ?"
Tanya meily pada kedua temannya.
"Samakan sajalah, 'Mei !" Jawab Reina dengan melipat kedua tangannya di atas meja.
"Kamu By?" Tanya Meily
"Samakan sajalah Mei ! Ayolah perutku sudah lapar, ini! ". Usir Ruby sedikit menggerakkan tangannya.
"Kau ini kenapa By, bukankah tadi kau enggan pergi ke kantin ?!" Ejek Reina sembari tertawa dan bola mata pun berputar bodoh, Meily pun ikut tertawa dengan setengah berlari hendak memesan makanan.
...**...
BRAAKK,,
Suara terjatuh di tambah dentingan sendok saling berjatuhan membuat semua pesanan yang di bawa berserakan.
Semua yang berada di kantin pun terkejut dengan suara itu, hingga mereka mencari asal suara tersebut, tak luput Ruby dan Reina pun melihat ke asal suara tersebut sembari berdiri.
Ruby mematung melihat orang yang terjatuh di sana, baju nya nampan basah dengan pakaian sudah kotor. Reina pun mengikuti langkah Ruby dan akhirnya dengan jelas melihat siapa yang terjatuh. Raut wajah Reina berubah khawatir namun Ruby malah menajam saat ini.
"Yaak!" Meily menengadah, dia membentak seketika pada orang yang ada di depannya. Ya dia adalah Meily yang tengah melangkah dengan membawa nampan berisi makanan berkuah.
Mereka malah tertawa melihat keadaan Meily yang terlihat acak-acakan, bahkan semua pakaian nya kotor dan basah.
"Hahahaha, itu wajahmu kenapa ?!". Tawa Resa semakin pecah.
Resa Meilani Jordan teman dekat Agatha. Mereka sengaja membuat Meily jatuh dengan Agatha menjulurkan kakinya.
"Sorry, aku tidak sengaja !" Ucap Agatha menutup mulutnya sembari menahan tawa.
Ruby sedari tadi mematung melihat sikap kaka angkatnya yang keterlaluan, bukan nya Ruby tidak ingin membalas, hanya saja dia malas meladeni manusia bermuka dua seperti Agatha.
"Sudahlah Mei, dari pada marah-marah tidak jelas mending kau secepatnya mengganti bajumu !"
Ucap Ruby membujuk temannya yang terlihat sudah membucah ingin marah sembari membantu nya berdiri.
"Iya Mei ayo!" Timpal Reina menggandeng lengan Meily.
Kejadian naas yang di terima Meily, semua murid yang berada di kantin berbisik-bisik membicarakan sikap Agatha dan kedua teman nya itu. Lagi dan lagi ketiga siswi itu yang berulah tapi aneh nya tidak pernah mendapat teguran.
...**...
Di toilet masih terdengar ocehan seorang gadis yang masih merasa kesal dengan Agatha dan kedua teman nya. Siapa lagi jika bukan Meily yang masih ngedumel tidak terima di perlakukan seperti itu.
"Jika bukan karena kalian, Aku pasti sudah mencakar wajah menyebalkan mereka!!"
Cerocos Meily sembari menata pakaian dan rambutnya yang terlihat segar dan baru.
"Tapi By, kenapa kau selalu saja diam dengan sikap mereka mu ?" Aneh Reina dengan wajah penuh keheranan.
"Iya By, kenapa kamu diam saja?!" Meily pun ikut terheran, menatap Ruby dari cermin masih merapihkan baju baru nya.
"Eum lebih baik mengacuhkan nya bukan ? dia sudah terbiasa dengan sikap itu, jadi walaupun aku nasehati pun tidak akan masuk ke dalam kepala nya !". Jawab Ruby .
"Oh!". Reina dan Meily hanya ber oh ria.
"Benar juga sih, pala nya dari batu ampe ati nya dari baja! Jahat bener tu orang, kalau dia Kakak kita pasti sudah jadi abu, dah!" Ujar Reina.
Reina dan Meily tak pernah bertanya alasan kenapa Ruby bersikap berbeda pada Agatha, padahal mereka tau dan Ruby pun tau Agatha tak pernah menyukainya.
Walaupun mereka berteman tapi jika itu privasi maka mereka memakluminya, dan mereka satu sama lain tak pernah memaksa. Untuk itu sampai saat ini mereka tidak mengetahui jika Ruby adalah putri bungsu dari keluarga Smith
"Wajah nya selalu membuat ku kesal". Geram Tania pada Ruby, dia langsung berdiri dan mendorong meja kasar.
"Sepertinya dia harus di beri pelajaran Tan ! Tch, apa dia tidak tahu jika teman kita yang satu ini adalah putri dari tuan Smith ?!".
Ucapan Resa yang seperti itu membuat Agatha merasa di atas angin, senyum bangga dan penuh benci terhadap Ruby semakin membuncah.
"Benar apa kata Kau Res, kita harus beri dia pelajaran !". Tukas Agatha menampilkan senyum smirk nya.
Dilain sisi Didalam kelas, Ruby hanya terdiam melihat ke arah jendela kelas dengan tatapan kosong nya. Dia masih merasa tidak habis pikir dengan kaka angkatnya nya itu, kenapa dia bisa berubah drastis jika sedang berada di sekolah.
"Tapi sudah lah, hidupnya ini !". Gumam nya dalam hati sembari menghela nafas kasar.
Disela lamunan, Ruby terusik dengan suara temannya yang melengking membuat kepalanya pening.
"I'M COMING BABY" Teriak Meilu berlari ke dalam kelas membuat telinga Ruby sakit.
"Meily apa kau tidak bisa bicara dengan suara biasa saja hmm ?!" Sarkas Reina karena terkejut dengan teriakan Meily.
Reina dan Ruby pun saling lempar tatap dan akhirnya tersenyum penuh kejahilan.
"Biasa, By " Bisik Reina di telinga Ruby dengan menahan geli.
"Laksanakan !" Sigap Ruby dan menahan tawa nya.
Meily berlari ke arah temannya dan siap duduk, tapi sebelum dia duduk Ruby sudah terlebih dahulu menarik kursi singel itu.
BRUKKKK,
suara terjatuh dan ringisan pun terdengar bersamaan.
"Aw" Ringis Meily menahan rasa sakit di pantatnya.
"Haha, enak bukan ?!" Tawa renyah dari teman-teman nya pun menggema, memenuhi ruang kelas.
"Yaaak kenapa kau menarik kursinya ? Apa tidak ada kerjaan hah ?!" Teriak meily sinis pada Ruby dan masih terduduk di lantai dengan wajah di tekuk.
"Sakit ya Mei ? hahahahahaha " Reina menahan tawa sedari tadi namun kini dia langsung terbahak-bahak melihat temannya jatuh.
"Hahaha maaf, tangan aku gatal sudah lama tidak narik kursi kamu Mei ! " Tawa menggelegar di dalam kelas pun mengundang penasaran tetangga sebelah sehingga terlihat mereka nongol dari balik jendela.
"Aisshh sial ! Awas saja kau ya, aku balas nanti !"
"Tapi nanti saja jika ingat hahaha ?! " ancam Meili diiringi tawa jengkel.
...**...
Pembelajaran telah usai, Ruby berjalan ke depan gerbang sekolah bersama kedua teman nya karena di sana supirnya telah menunggu.
Ruby sangat dekat dengan Pak Alan karena dengan sikap yang dimiliki Ruby membuat sang supir pun nyaman.
"Pak Alan". Teriak Ruby melambaikan tangannya.
Ruby menghampiri Pak Alan sambil menunduk kan kepalanya singkat memberi salam, itulah kebiasaan Ruby, sopan kepada yang lebih tua dan yang berhak menerima atas kebaikannya.
Interaksi Ruby dan supirnya itu tak luput dari penglihatan murid-murid yang berada di parkiran. Banyak bisik-bisik mengarah pada nya saat ini, tapi tak membuat Ruby jengah akan itu. Mungkin penghuni sekolah berpikir jika Ruby hanya anak seorang supir, terlihat dari interaksinya antara dirinya pada sang supir layak nya pada orang tua.
"Tch anak supir ya ?!" Decih Tania. Ruby melirik ke arahnya tanpa bicara sedikit pun. Meily dan Reina yang hendak membalas di cegah lebih dulu oleh Ruby sampai mereka mencebik kesal.
"Sudah Pak kita berangkat saja, yuk !" Ruby melirik pak Alan yang sedari tadi memandang tidak enak pada nya.
"Pak ayo kita pulang, kenapa melamun ?! "Ucap Ruby sekali lagi lalu mengibaskan tangannya di depan wajah pak Alan.
"Mari non" Sadar Pak Alan kemudian membuka pintu untuk nya.
"Mei, Rei, aku pulang duluan ya ! bye bye " Lambaian tangan Ruby dari dalam mobilnya di balas oleh kedua teman nya.
"Ok By hati-hati " Seru mereka serentak masih melambai tangan.
...**...
Di dalam perjalan pulang, Pak Alan hanya memandang Ruby dari kaca spion depan, gerak-gerik Pak Alan mengusik Ruby yang tengah bersantai.
"Ada apa pak ? cantik ya hahaha !" Goda Ruby sembari mengedipkan mata kanannya.
Pak Alan hanya bisa tersenyum dengan sikap nona mudanya itu, dia selalu merasa gemas jika nona nya mulai jail. Rasa syukur terucap dari pak Alan karena memiliki nona yang begitu baik.
Mobil yang di tumpangi Ruby telah sampai di depan rumah megah dengan pekarangan yang begitu luas.
"Sudah sampai " Seru Pak Alan keluar membukakan pintu mobil.
"Terimakasih pak " Ucap Ruby tersenyum manis.
Pak Alan mengangguk senang, Ruby tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah berjasa.
Ruby berjalan ke dalam rumah nya, dengan ceria khas seorang anak kecil.
"Mommy aku pulang" Teriak Ruby menggelegar di seisi ruangan rumah nya.
"Ya ampun Sayang, jangan teriak seperti itu, sakit telinga kaka !". Protes Agatha tak suka dengan sikap manja Ruby. Tapi sang pemilik nama tak menghiraukannya.
"Bukan nya kaka tadi masih di sekolah ? Sshh bisa sampai secepat itu ?! ". Ucap Ruby tidak menghiraukan kekesalan Agatha.
"Tidak sopan, kenapa akhir-akhir ini sikap mu seperti ini Al ?!". Bentak Agatha tidak terima Ruby mengacuhkan nya.
Suara pijakan terdengar keras, terlihat mommy Nameera menuruni anak tangga.
"By kamu kenapa datang dari sekolah berteriak seperti itu ?!". Tegur tegas Nameera.
Ruby tidak suka kepura-puraan seperti Agatha yang hanya ingin di anggap baik dan sopan di depan orangtuanya. Pikir Ruby mungkin hanya itu yang harus dilakukan Agatha, menjadi anak baik keluarga Smith agar dapat menyingkirkan dirinya dengan cepat.
"Iya mom maaf ". Peluk Ruby manja kepada mommy nya dan tak lupa melirik Agatha yang sedang tersenyum puas karena di bela oleh Nameera.
"Jangan seperti itu lagi, bersikaplah dewasa By !" Ucap Nameera mengelus punggung Ruby.
"Contohlah Kakak mu Agatha, lihatlah dia sangat sopan sekali !". Ucap Nameera sembari melepas pelukan Ruby dan melirik Agatha. Agatha tersenyum puas saat dirinya harus dijadikan contoh oleh mommy nya.
"Akan tiba By, kamu tidak kan pernah lagi merasakan pelukan itu, tunggu sebentar lagi !". Hati Agatha benar-benar busuk, bagaimana dia bisa merencanakan itu.
Agatha selalu berpikir keras, bagaimana cara menyingkirkan Ruby dengan membuatnya terusir dari rumah.
"Sudah-sudah, pergilah ke kamar mu dan langsung bersihkan tubuh mu, sana!" Ucap Nameera menyuruh putri bungsunya pergi ke kamar.
Ruby berjalan dengan wajah yang berubah muram di tekuk karena kesal, bukan karena mommy nya, tapi kesal karena tingkah Agatha yang penuh kepalsuan.
Sesampainya di dalam kamar, Ruby merebahkan tubuhnya di atas kasur king size nya yang empuk dengan mata terpejam memikirkan bagaimana kehidupan kedepannya jika seperti ini. Ruby merasa Agatha seolah benar-benar ingin menyingkir kan nya.
"Aku harus memberitahu orang rumah sikap Agatha, apa tidak masalah ?!" Lamunannya menerawang menatap ke atas langit-langit kamar.
"Sepertinya tidak perlu , mereka mungkin tidak akan percaya kepada ku ! Terus buat apa juga, tidak ada untung nya memberitahu kenakalan Agatha ?!"
Pikiran Ruby bergelut terus di dalam kepalanya sampai tak terasa gadis itu terlelap dalam tidurnya tanpa mengganti pakaian sekolahnya terlebih dahulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!