Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang mengalami broken home, sejak ia masih duduk di bangku SMA, lebih tepatnya sejak kls 3 SMA.
Dikarenakan sang ayah berselingkuh dengan wanita lain dan lebih memilih selingkuhannya dibandingkan dengan sang ibu, oleh sebab itu mereka bercerai, dan dari masalah itu pula ibunya meninggalkan dirinya dengan sang nenek.
Lambat laun ia pun bertemu dengan seorang pria yang memiliki sikap dan hati sedingin es.
Ia pun memiliki rencana untuk menaklukkan hati sedingin es itu, mampukah ia menaklukkan hati pria es itu?
...###...
Kisah ini berawal pada saat hari kelulusan dia pada waktu sekolah, pada hari kelulusan sekolah biasanya orang-orang bahagia karena pada saat momen itu semua orang memikirkan masa depan dan juga memikirkan akan melanjutkan pendidikan di universitas mana.
Yaps, semua murid dari sekolah xxx, yang melaksanakan hari kelulusan tersebut terlihat begitu bahagia.
Tapi tidak dengan Senja, bagaimana tidak, semua murid yang hadir di hati itu datang bersama keluarga dan juga kedua orang tua mereka.
Ya, walaupun tidak semua yang datang dengan orang tua mereka, ada yang datang dengan ibunya saja, dikarenakan kesibukan dari sang ayah, serta ada yang datang dengan ayahnya saja, dan lainnya.
Begitupun dengan senja, ia hanya di dampingi oleh neneknya saja, dikarenakan ibunya sudah meninggal sekitar dua Minggu lalau.
Lalu ayahnya? Jangan ditanya, tentu saja ayahnya itu lebih mementingkan keluarga barunya, dan anak tirinya, dibandingkan Senja yang jelas-jelas anak kandungnya dari istri sah ayahnya.
...###...
Satu tahun berlalu, Senja yang kini sudah lulus sekolah, harus memikirkan bagaimana agar ia mendapatkan pekerjaan.
Jika kalian bertanya, mengapa Senja tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, alias ke bangku kuliah?
Jawabnya, ialah lantaran ia tidak memiliki uang untuk membiayai kuliahnya itu.
Sebenarnya, ia sudah mendaftar beasiswa ke kampus impiannya. Namun sayang, nasib beruntung tak berpihak padanya.
Ia tidak lolos, dikarenakan nilai yang ia peroleh tidak memenuhi kriteria kampus impiannya itu.
Dan sebenarnya, ia bisa saja mendaftar di kampus lain. Namun niatnya ia urungkan, dikarenakan ia sudah pesimis terlebih dahulu, lantaran ia berpikir, bahwa tidak ada kampus yang mau menerima dirinya.
Padahal, secara nilai, ia tidak begitu bodoh. Tapi ya, namanya Senja lebih cepat menyerah dibandingkan berusaha.
Kalian tidak boleh seperti itu ya, teruslah berusaha. Istirahat sebentar boleh, tapi tidak boleh menyerah oke 👌😂
Setelah itu, ia bergegas mencari pekerjaan, kerena tidak mungkin ia harus menjadi pengangguran, sedangkan ia harus mencari uang untuk bertahan hidup, terlebih lagi ia harus merawat sang nenek yang kini sudah menginjak usia lansia.
Sebenarnya, ia bisa saja meminta uang pada ayahnya, namun Senja berpikir, meminta uang pada kepada sang ayah itu hal yang sangat mustahil. Bagaimana tidak, jangankan meminta uang, meminta bertemu saja sang ayah ogah untuk bertemu Senja.
Senja sempat berpikir, mengapa sang ayah tidak ingin bertemu dengannya? Apakah ayahnya itu membenci dirinya? Dan apakah ayahnya itu masih memiliki sedikit rasa kasih sayang terhadap nya? Entahlah, hanya ayahnya lah yang tau jawabannya.
Senja merasa, ayahnya itu bukanlah sosok sang ayah yang dulu Senja kenal. Yang mana dulu, ayahnya itu menyayangi dirinya, yang selalu memanjakannya, dan selalu mengutamakan keluarga di banding pekerjaannya.
Namun setelah ada orang ketiga dalam kehidupan dan keluarganya, sang ayah mulai berubah drastis, ia lebih memilih keluarga barunya itu dibandingkan keluarganya sendiri.
Dan karena itu pula, sang ibu lebih sering sakit-sakitan lantaran banyak pikiran, dan puncaknya ialah ayahnya itu menceraikan ibunya, dan tak lama ibunya pun meninggal dunia dua Minggu sebelum hari kelulusan nya.
...###...
Hey guys, aku kembali dengan membawa cerita baru.
Aku harap kalian akan suka dengan cerita baruku ini🤗
Kerena itu jangan lupa like, komen, vote, beri hadiah berupa bunga mawar dan kopi, serta beri ulasan bintang lima pada karyaku ini😘
Terima kasih, dan selamat membaca 💚
Sudah satu Minggu Senja menjadi seorang sekretaris, dan ia pun bekerja dengan baik.
Namun naas, pada suatu hari lebih tepatnya, pada waktu pulang bekerja, ia di panggil oleh bos nya untuk menemuinya di hotel.
"Untuk apa bos memanggil gua malam-malam begini, apalagi di hotel," pikirnya dalam hati.
Lantaran malam itu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, yang mana harusnya ia tidak lagi ada pekerjaan, jika ada pun itu esok hari bukan malam hari.
Apalagi saat ini ia sudah berada di rumahnya, dan hal itu membuat dia curiga.
Namun dia tepis kan pikiran negatif itu jauh-jauh.
Senja pun mulai bersiap-siap, dan saat ia hendak pergi, ia mengurungkan niatnya, lantaran ia masih bimbang, haruskah ia pergi menemui bos nya itu atau tidak?
"Ayolah Senja buang pikiran negatif lu, mungkin lu dipanggil sama bos ada hal yang penting, atau ada mungkin ada rapat yang mendesak, hal ini berlaku di kapan saja bukan?" tanyanya pada diri sendiri, seraya mondar-mandir seperti setrikaan.
Setelah bergelut dengan dirinya sendiri, akhirnya Senja memutuskan untuk menemui bos nya, itu setelah meminta berpamitan pada sang nenek.
Awalnya sang nenek tidak mengijinkan dia, lantaran sang nenek takut terjadi sesuatu terhadap cucu satu-satunya itu.
Namun lantaran Senja terus meyakinkan sang nenek, bahwa akan baik-baik saja, dan akan menjaga dirinya sendiri, mau tak mau sang nenek pun mengijinkan Senja untuk pergi ke tempat dimana bos nya berada.
Tak lama Senja pun sampai di hotel yang dimana bos nya itu meminta dirinya untuk bertemu, Senja pun langsung masuk ke lift, setelah menanyakan kamar pada bagian resepsionis.
Jujur saja Senja merasa tidak enak, lantaran ia seperti wanita yang tidak benar, datang ke hotel pada malam hari begini.
Ting.
Tak lama pintu lift pun terbuka, Senja pun keluar dari lift itu dan mulai mencari kamar bernomor kan 302.
Setelah berhasil menemukan kamar bernomor kan 302, Senja pun mengetuk pintu kamar tersebut.
Tak lama pintu pun terbuka, dan menampilkan sosok pria yang sudah tua, dengan perut buncit serta kumis yang tebal.
Ya, sosok pria dihadapannya ini adalah bos nya.
"Silahkan masuk," ucap pria tua itu.
Senja pun masuk kedalam kamar, dan pria itu pun kembali menutup pintu kamarnya.
Senja yang melihat-lihat kamar tersebut pun tidak sadar, jika bos nya itu sudah menutup pintu kamar itu.
Saat ia tengah melihat-lihat dan tengah berpikir, lantaran tidak ada orang lain selain dirinya dan bos nya, tiba-tiba Senja dikejutkan dengan sebuah pelukan dari belakang.
Senja pun melepaskan pelukan itu dan berbalik ke arah depan, di sana ia dapat melihat pria tua itu yang tak lain bos nya, itu tengah tersenyum kepadanya.
Sungguh melihat senyuman di bibir pri tua itu membuat Senja merasa jijik, apalagi senyum pria itu tidak biasa.
"Apa yang anda lakukan, dan berani-beraninya anda memeluk saya. Cepat katakan apa yang anda inginkan, sehingga memanggil saya malam-malam begini?" tanya Senja dengan nada tegas.
Pria tua itu pun tak menjawab, ia malah tersenyum dan berjalan menuju Senja, Senja pun memundurkan langkahnya, hingga ia menabrak pinggiran kasur.
Melihat Senja yang berada di pinggir kasur, pria tua itu pun langsung mendorong tubuh Senja, hingga tubuh Senja pun terlentang di atas kasur.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, pria tua itu pun langsung menindih tubuh Senja.
"Dasar brengsek!! Apa yang kau lakukan?" pekik Senja.
Senja pun tak tinggal diam, ia langsung menahan tubuh pria tua itu dengan tangannya, agar tidak mengenai tubuhnya.
Entah kekuatan darimana, Senja pun akhirnya mendorong tubuh pria tua itu dengan kencang hingga tubuh pria itu terjatuh ke lantai.
"Kurang ajar kau!!!" pekik pria tua itu seraya memegang punggung nya yang sakit.
Sementara Senja, ia langsung bangun dari tempatnya, dan ia pun segera berlari ke arah pintu.
Namun sayang, saat ia hendak meraih gagang pintu, pria tua itu pun berhasil mencekal lengannya.
"Mau kemana kamu? Jangan harap kamu bisa pergi dari sini!! Malam ini kamu harus melayani ku!"
"Dasar pria tua tak tau diri!! Saya tidak sudi melayani pria tua seperti dirimu!!" ujar Senja seraya memberontak.
"Lepaskan saya!!" ujarnya lagi, Senja pun menendang ke area sensitif pria tua itu.
Dan seketika pria tua itu pun mengaduh lantaran sakit.
"Akhhhh!!! Burung ku," adu pria tua itu.
Sementara Senja ia telah berhasil keluar dari kamar itu, melihat Senja yang telah berhasil keluar dari kamar, membuat pria tua itu mengejarnya, meski masih merasakan ngilu di area sensitifnya.
"Hey jangan lari!!" teriak pria tua itu, tidak perduli dengan suaranya yang mungkin saja mengusik tamu hotel lainnya.
Sementara disisi lain, Senja terus saja berlari, hingga ia menemukan sebuah lift.
Senja pun semakin lari, ketika ia melihat bos nya itu sudah berada di dekatnya.
Senja pun semakin mempercepat larinya, namun pada saat ia sudah berada di dekat lift, ia tak sengaja menabrak tubuh seseorang, yang baru saja keluar dari lift.
"Ahhh sorry," ucapnya dengan nafas terengah-engah.
Senja pun mendongak ke atas, dilihatnya seorang pria yang berparas rupawan, dengan tubuh atletis dapat dilihat dari dadanya yang bidang, serta garis rahang yang tegas, ditambah mata serta alis yang tajam.
Senja yakin pria yang ada dihadapannya ini adalah pria yang memiliki darah campuran.
"Tuan sekali lagi maafkan saya," ucap Senja.
"Hm." Pria itu pun hanya berdehem seraya melihat ke arah Senja, pria itu dapat melihat bahwa kini wanita yang ada dihadapannya itu tengah mendapati masalah, terbukti dari nafasnya yang terengah-engah, serta penampilan nya yang sedikit berantakan.
"Hey kau!"
Mendengar suara yang tak asing, Senja pun reflek bersembunyi di balik punggung pria itu, seraya mencengkeram kemeja pria itu dengan kuat.
"Tuan tolong saya, saya mau di lecehkan oleh pria tua itu," lirihnya.
Pria itu pun hanya diam, tapi ia melihat ke arah bos Senja yang sudah berdiri di hadapannya.
Senja pun semakin kuat mencengkram kemeja yang di pakai pria itu, saat ia melihat bos nya itu sudah berada di hadapannya.
"Hey siapa kau?" tanya bos Senja pada pria itu.
"Cepat awas, jangan sok berani kamu, berani-beraninya kamu melindungi wanita itu. Apa kamu tidak tau siapa dia? Dia adalah sekretaris ku, dan aku adalah bos nya!! Jadi minggir kamu!!" ucap pria tua itu.
"Ke sini kau!!" Pria tua itupun menarik lengan Senja yang tengah memegang kemeja pria itu.
"Tidak, lepaskan saya!!! Saya tidak sudi ikut denganmu!" ujar Senja memberontak.
"Hey! Apa kamu lupa siapa saya, saya adalah bos mu, sudah seharusnya kamu mematuhi perintah saya!"
"Cih, saya tidak mau mematuhi perintah kamu yang menjijikan itu, lebih baik saya keluar dari pekerjaan ini, daripada harus melayani pria tua sepertimu!!"
"Kau!!" Pria tua itu pun semakin menarik lengan Senja, dan Senja pun semakin memberontak untuk dilepaskan.
"Lepaskan saya!!!"
"Tuan tolong saya," ucapnya meminta pertolongan pada pria yang sedari tadi hanya diam saja.
...###...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, dan jangan lupa follow akun noveltoon ku 🙏💚
"Lepaskan tangan kotor anda dari tangan wanita ini," ucap pria itu, yang sedari tadi diam.
Pria itu pun bahkan melepaskan pergelangan tangan pria tua itu dari lengan Senja dengan menghempaskannya secara kasar.
"Hey kau!! Berani-beraninya kamu ikut campur masalah ku dengannya, kamu tidak berhak ikut campur," ucap pria tua itu.
"Saya tau, dia adalah sekretaris anda, dan anda tidak perlu mengatakannya berkali-kali. Tapi jika ada seorang wanita yang ingin dilecehkan saya tidak akan tinggal diam. Jadi sebaiknya anda tidak usah mengganggu wanita ini tuan," ucap pria itu dengan dingin.
"Cih. Memangnya siapa kamu? Berani-beraninya kamu melarang saya untuk tidak menggangu dia. Seterah saya jika saya ingin memerintahkan pegawai saya!"
"Saya tau itu hak anda sebagai bos, untuk memerintahkan apapun kepada pegawainya, tapi tidak dengan menghangatkan ranjang anda. Lagipula, mana ada seorang bos memerintahkan pegawainya untuk bekerja di jam malam begini," ucap pria itu.
"Oh ya, dan satu hal lagi. Perkenalkan nama saya William Narendra, pasti anda tidak asing dengan nama itu bukan? Walaupun saya yakin mata anda sedikit rabun," lanjutnya dengan meledek di akhir kalimatnya.
Pria tua itu pun memicingkan matanya, dan seketika ia pun menjadi gemetaran, saat ia melihat wajah William dari dekat.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok pria yang bernama William Narendra, seorang pebisnis yang terkenal dikalangan pebisnis.
Apalagi William dikenal sebagai seorang pria yang berhati dingin.
"Kenapa? Kamu sudah mengenali saya?" tanya William saat ia melihat pria tua itu gemetaran.
"T- tuan maafkan saya, saya tidak tau bahwa ini adalah anda," ucapnya seraya berlutut di hadapan William.
"Sekarang kamu sudah tau siapa saya, jadi sebaiknya pergi dari sini!" ujarnya.
"Ba- baik." Pria tua itu pun berdiri, ia pun kemudian pergi dari sana.
"Terima kasih tuan, terima kasih atas bantuannya. Jika tidak ada anda, saya tidak tau apa yang akan terjadi pada saya nantinya," ucap Senja ketika bos nya itu telah pergi.
"Hm, sebaiknya kamu segera pulang ke rumahmu, tidak baik seorang wanita pergi malam-malam begini," ujar William dengan dingin.
"Baik, kalau begitu saya permisi. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih."
Setelah mengatakan itu, Senja pun pergi dari hotel itu.
Saat di luar hotel, Senja masih mencari ojek online, maupun taksi online, namun sayang tidak ada yang mau mengantarkannya pulang, lantaran hari sudah malam.
"Ck, kenapa tidak ada yang mau nganterin gua sih," gerutu Senja.
Ia pun terus mondar-mandir seraya menggigit ibu jarinya.
Tak lama ada sebuah mobil mewah berwarna hitam, berhenti di depan Senja.
"Ayo, masuklah kedalam," ucap seorang pria yang tak lain ialah William.
Ya, tadi saat William hendak pergi, ia tak sengaja melihat Senja yang tengah berdiri di sisi jalan.
"Eh," ujar Senja lantaran terkejut, saat melihat pria yang menolongnya itu.
"Kenapa diam saja, ayo cepat masuk," ucap William, dengan nada dinginnya.
"Tapi ... "
"Cepat," sela William.
Senja pun mau tak mau segera masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh William itu.
William pun mulai melajukan mobilnya setelah Senja duduk di kursi yang ada di sampingnya.
"Dimana alamat mu?" tanyanya masih dengan nada dingin.
"Di jalan xxx," jawab Senja.
William pun melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi ke alamat yang di sebutkan oleh Senja tadi.
Tak butuh waktu lama, mobil milik William pun sampai di depan rumah Senja dan neneknya.
Tempat tinggal Senja sendiri ialah tempat yang padat penduduk.
"Terima kasih sudah mengantar saya sampai rumah, dan terima kasih karena sudah menolong saya dari pria bangkotan itu," ucap Senja sebelum ia turun dari mobil itu.
"Hm."
Senja pun membuka sabuk pengamannya, dan mulai membuka pintu mobil.
Namun sebelum ia benar-benar membuka pintu mobil, tiba-tiba William merasa matanya kelilipan.
"Tuan anda kenapa?" tanyanya.
"Entah, tiba-tiba mata saya kelilipan," jawab William.
"Biar saya bantu anda." Senja pun mulai membantu meniup mata William.
Sementara itu di kejauhan, para warga yang tengah melakukan ronda tersebut melihat ke arah mobil William.
"Wah lihat mobil siapa itu? Dan sedang apa mereka didalam mobil itu? Pasti sedang melakukan hal yang tidak-tidak," ucap salah satu warga yang melihat mobil William bergoyang.
"Ayo kita segera ke sana," ujar salah satu nya lagi.
Mereka pun mulai berjalan ke arah mobil William.
Sementara di dalam mobil, setelah berhasil membantu William tidak kelilipan lagi, keduanya saling menatap satu sama lain.
Semakin lama mereka menatap, dan entah siapa yang memulai, kini kedua bibir mereka telah menyatu, mereka pun berciuman.
William pun semakin menekan tengkuk Senja, namun tak lama jendela mobil William di ketuk dari luar, dan ada beberapa warga yang berteriak menyuruh mereka untuk keluar dari dalam mobil.
"Hey keluar kalian!!!"
"Apa yang sedang kalian lakukan di dalam? Kelian sedang berbuat mesum ya, cepat keluar!!"
Para warga pun terus menggedor jendela mobil William.
"Astaga, apa yang terjadi," ucap Senja setelah ciuman ia dan William terlepas.
Sementara William ia hanya diam, tapi ia keluar dari dalam mobil.
"Ada apa?" tanyanya dengan santai seperti tidak melakukan kesalahan, dan seperti biasa ia berbicara dengan nada nya yang dingin.
"Apa yang tengah kalian lakukan?" tanya salah satu warga.
"Bapak-bapak anda salah paham, kami tidak melakukan apapun," jawab Senja yang juga ikut keluar.
"Alah kalian pasti alasan kan, jawab saja kalian tengah melakukan hal yang tidak senonoh."
"Saya berkata jujur, saya dan dia tidak melakukan hal yang tidak senonoh."
"Bohong! Jika tidak melakukan apapun kenapa mobil itu goyang-goyang?"
"I- itu, karena aku tengah membantu dia yang tengah kelilipan," jawab Senja.
"Alah alasan saja kalian, saya tadi lain kalian tengah berciuman," ujar salah satu dari mereka.
Dan hal itu berhasil membuat Senja tidak bisa mengelak.
Lantaran memang benar, tadi mereka tengah berciuman, dan hal itu membuat Senja mengkerutuki dirinya sendiri.
Bisa-bisanya ia terlena dengan seseorang yang baru saja ia kenal, sungguh bodoh.
"Benar kan apa yang saya katakan, kalian tadi sedang berciuman."
"Benar tadi kami sedang berciuman, lalu mau kalian apa?" saut william tiba-tiba.
"Nah kan benar. Ayo lebih baik kita usir wanita ini dari kampung kita, jangan sampai wanita ini membawa kesialan pada kampung kita, karena perbuatannya yang tidak senonoh itu!"
"Tidak saya mohon jangan usir saya," ucap Senja memohon.
Mereka pun berbondong-bondong menghakimi Senja.
"Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian ingin mengusir wanita ini dari rumahnya? Memangnya siapa kalian yang beraninya menghakimi sendiri?" tanya William dengan nada tegas.
"Ini memang sudah menjadi kebiasaan kampung ini, jika ada seseorang yang terciduk sedang melakukan hal yang tidak senonoh, maka dia akan diusir dari kampung ini. Masih mending diusir, daripada kalian di arak keliling kampung dengan bertelanjang," jawab salah satu warga.
"Tapi tidak dengan cara menghakimi sendiri."
"Kami tidak menghakimi sendiri."
"Lalu apa?!!" tanya William yang sudah mulai emosi.
"Sudah-sudah, sebaiknya kita bawa mereka ke rumah pak RT, agar pak RT yang memutuskan apa yang harus dilakukan pada mereka. Haruskah kita mengusir Senja dan neneknya dari kampung ini, atau menikahkan mereka berdua," potong salah satu dari mereka.
"Ya benar itu, ayo sebaiknya kita bawa mereka ke rumah pak RT."
"Lepas, saya bisa jalan sendiri," ucap William saat para warga menggiring dirinya dan juga Senja.
Mereka pun akhirnya pergi ke rumah pak RT.
Sementara disisi lain, salah satu warga tadi, pergi ke rumah Senja dan neneknya.
Pria itu pun memberitahukan pada nenek Senja, bahwa kini Senja tengah dibawa ke rumah pak RT untuk diadili, lantaran sudah kepergok tengah berciuman di dalam mobil, di depan rumah nenek Senja.
"Permisi nek!! Nek!!" ucap seorang pria yang tengah mengetuk pintu rumah Senja.
Tak lama, pintu pun dibuka, dan muncullah nenek Senja.
"Ada apa ini Bon?" tanya nenek Senja pada pria yang bernama Boni itu.
"Begini nek, cucu nenek ... "
"Ada apa dengan cucuku Bon?" potong sang nenek dengan nada khawatir lantaran takut terjadi sesuatu pada cucu semata wayangnya.
"Senja tadi kepergok sedang berciuman dengan seorang pria di dalam mobil itu," jawab Boni seraya menunjuk ke arah mobil William yang tengah terparkir di depan rumah nenek Senja.
"Astaga! Kamu yang bener Bon?"
"Saya bener nek."
"Lalu dimana sekarang cucuku?"
"Saat ini, Senja dan pria itu dibawa ke rumah pak RT untuk diadili."
"Ya ampun cucuku, Senja. Bon ayo antar nenek ke sana."
"Iya nek.
Nenek dan Boni pun langsung pergi ke rumah pak RT.
...###...
Jangan lupa follow akun noveltoon ku ya🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 🤗
Terima kasih, dan selamat membaca 💚
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!