🌷🌷🌷🌷🌷🌷
...HAPPY READING......
.
.
"Cepat berpencar!" teriak laki-laki yang umurnya sudah empat puluh lima tahun. Dia bernama Axel. Orang yang menjadi pengawal sekaligus tangan kanan Reyvano Arkana Atmaja.
"Tuan Muda... kemana dirimu?" gumamnya pelan karena belum berhasil menemukan tuan muda yang sudah seperti anak kandung beliau sendiri.
"Aku harus mendapatkannya. Pasti sudah terjadi sesuatu pada Tuan Rey," pria tersebut berjalan untuk ikut menyusuri setiap lorong hotel. Walaupun orang-orangnya berpencar mencari ke berbagai tempat.
Hampir satu jam kemudian. Mereka tidak berhasil juga menemukan Reyvano. Tadi sebelum menghilang, Rey pergi ke toilet. Pemuda tampan itu tidak mau dikawal karena lagi berada di hotel keluarganya sendiri. Namun, siapa sangka dia hilang pada saat lampu gedung itu mati secara tiba-tiba.
"Bagaimana? Apakah kalian belum berhasil menemukannya?" tanya Axel kembali. Dia juga sudah mengeledah setiap kamar tamu dan juga CCTV. Akan tetapi tetap tidak menemukan keberadaan Reyvano.
"Belum ada petunjuk apapun, Tuan." salah satu dari pengawal yang menjawab.
Ttttddd!
Ttttddd!
"Apa yang---" pria tersebut tidak jadi melanjutkan ucapannya. "Ini Tuan Muda." ucapnya merasa lega karena sejak tadi tidak bisa menghubungi nomor bos mereka.
"Cepat lacak tempat Tuan Rey saat ini." perintah Exel berjalan kearah lift. Para pengawal tidak menjawab melainkan mengagguk mengerti.
📱 Exel : "Tuan Muda, Anda berada di mana?" tanyanya khawatir.
📱 Reyvano : "Om, aku berada di hotel Arumi. Datanglah ke sini dan katakan pada para wartawan yang berada di luar. Jika aku lagi menghabiskan malam bersama calon istriku." jawab Rey yang tetap memangil Axel om. Karena dia memang sangat menghormati Axel sebagai penjaganya sejak kecil.
📱 Axel : "Hah? Apakah saat ini Anda lagi bersama seorang gadis? Siapa? Apakah Laila sudah kembali?" berbondong pertanyaan ditanyakan langsung oleh pria tersebut. Sebab siapa saja yang dekat dengan Rey tentu dia mengetahuinya.
Namun, tuan mudanya itu tidak pernah dekat dengan gadis manapun. Rey hanya pernah sekali berpacaran dan sekarang sudah putus sejak dua tahun lalu.
📱 Reyvano : "Bukan! Aku lagi bersama seorang gadis di hotel Arumi. Ada yang menjebak ku, jadi cepatlah datang!"
📱Exel : "Baik-baik! Saya akan berangkat sekarang." Exel memutuskan sambungan telepon mereka. Dia paham walaupun tidak dijelaskan secara detail.
Tidak membutuhkan waktu yang lama. Mobil Exel dan mobil iring-iringan pengawal lainnya sudah tiba. Kebetulan sekali jarak hotel Arumi dan hotel Atmajaya group hanya berjarak sekitar lima kilometer.
Begitu melihat Axel, para wartawan langsung berlari untuk mewawancarai pria tersebut.
"Tuan Axel, kami baru saja mendapatkan informasi. Katanya Tuan Rey Atmaja lagi bersama seorang gadis. Apakah itu benar? Bagaimana bisa seorang yang terhormat seperti Tuan Rey bisa meniduri seorang siswi?"
"Ya, itu benar. Tapi dia meniduri calon istrinya sendiri dan akan menikah dalam waktu dekat." sesuai perintah Axel pun melakukan sandiwara tersebut dengan benar. Tidak ada kebohongan di wajah datarnya.
"Apa? Jadi Tuan Rey lagi bersama calon istrinya sendiri? Apakah Anda datang untuk menjemputnya?" kata salah seorang wartawan dari stasiun televisi ternama.
"Ya, benar sekali. Saya datang untuk..." Axel tidak melanjutkan ucapannya dan menatap kearah Reyvano yang baru saja keluar bersama seorang gadis cantik. Nampak dari pakaian gadis itu bukan dari kalangan biasa. "Itu dia Tuan Rey dan calon istrinya." kata Axel membuat para wartawan menoleh kearah belakang mereka dengan kamera yang masih menyala.
"Tuan Muda, jadi benar informasi yang kami dapatkan . Bahwa Anda lagi menghabiskan waktu bersama seorang gadis?" Wartawan langsung bertanya kepada Reyvano.
"Ya, itu benar? Apakah ada masalah? Dia adalah kekasihku. Jadi tidak ada larangan dari siapapun bila kami menghabiskan waktu di malam ulang tahunnya." jawab Rey tersenyum kecil.
Untung saja dia bukan laki-laki bodoh yang bisa dijebak. Jadi sebelum terlambat Rey bisa membuat gadis tersebut mengikuti cara mainnya. Mereka terbangun dalam keadaan polos tidak memakai sehelai benang pun. Dari situlah Rey tahu jika dia kena jebak.
Seingatnya dia pergi ke toilet di hotel Atmaja group. Lalu saat listrik padam. Tiba-tiba ada yang membekap mulutnya mengunakan obat bius. Jadi bagaimana bisa hal seperti itu terjadi jika tidak ada yang mau menjatuhkannya.
"Nona, apakah benar Anda kekasih Tuan Rey? Dan siapa nama Anda?" seperti tidak percaya si wartawan juga bertanya pada gadis yang belum tahu siapa namanya.
"Iya, Saya dan dia adalah pasangan kekasih. Nama Saya Sisilia Ariani. Minggu lalu Saya berulang tahun, jadi karena kami tinggal di ibukota terpisah. Membuat malam ini sebagai penggantinya." jawa si gadis tersenyum kecil. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah malam ini.
"Kalian sudah mendengarnya, kan. Jadi menyingkirlah karena tuan kami mau lewat." Axel tiba-tiba menyuruh anak buahnya membuat seperti formasi barisan. Tanpa bisa membantah para wartawan tersebut membiarkan Rey pergi dari hadapan mereka.
"Huh! Jebakan seperti apa ini." keluh Sisilia menghembus nafas panjang. "Seumur-umur aku belum pernah berbohong pada siapapun dan malam ini karena dirimu, aku harus berbohong pada mereka." lanjutnya lagi.
"Kata siapa kau sedang berbohong pada mereka," bukan Rey menjawab. Melainkan Exel yang duduk di kursi depan sebagai sopir.
"Maksud Anda apa?" Sisilia menatap lekat kearah Axel. Sedangkan Rey yang duduk disebelahnya malah sibuk pada ponsel.
"Nona, Anda dan Tuan Rey memang akan menikah. Walupun hanya menikah sementara, karena semua berita tentang kalian pasti akan menjadi berita terpopuler besok pagi." jelas Axel.
"Aku tidak mau! Enak saja. Aku sudah memiliki kekasih yang sangat aku cintai." tolak gadis itu cepat. "Jika pun menjadi berita terpopuler, tidak ada urusannya denganku."
"Jika Nona tidak mau, maka jangan salahkan Saya menghancurkan perusahaan Maet Mariage dalam waktu satu malam." ancam Axel karena untuk mencari tahu tentang Sisilia dia tidak membutuhkan waktu berpuluh menit.
Saat dalam perjalanan menuju hotel Arumi. Reyvano sudah mengirim pesan singkat untuk mencari tahu tentang Sisilia lewat KTP gadis itu.
"Anda mengancam ku?" seru Sisilia yang sekarang merampas paksa ponsel Reyvano. "Kenapa Anda diam saja? Apakah sopir mu gila mau kita menikah?" hardik nya mulai marah.
"Kau ikuti saja permintaan Om ku, jika tidak dia pasti melakukan apa yang dia katakan padamu." jawab Rey mengambil ponselnya kembali.
"Aku---"
"Nona, tenanglah! Tuan muda kami juga tidak mau menikahi Anda. Namun, ini terpaksa dilakukan untuk membungkam mulut para wartawan." sela Exel berhenti sejenak. "Kami akan memberikan Anda imbalan yang besar. Anda sebutkan saja apa yang diinginkan?"
"Hei... aku tidak butuh uang kalian. Aku memiliki kekasih orang kaya raya. Dia bisa memberikan aku apapun itu. Jadi jangan pernah mau tawar menawar tentang harta." Sisilia sampai memukul bangku yang duduki oleh Axel.
... BERSAMBUNG... ...
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
...HAPPY READING......
.
.
"Nona, walaupun Anda tidak mau, pernikahan ini tetap akan terjadi. Anda tahu kan jika para wartawan tadi bisa saja mengumumkan pada publiks tentang kejadian malam ini." masih Axel yang menjawab karena Rey hanya diam dan seakan tidak ambil pusing dengan masalah tersebut.
"Kenapa kalian mempersulit ku? Apakah ini salah satu cara kalian menjebak seorang gadis? Aku---"
"Aku sebetulnya tidak ada niat untuk menikah dengan gadis manapun. Namun, karena kita sudah sama-sama dijebak, ya walaupun sasaran mereka adalah aku. Jadi mohon kerjasamanya, Nona kecil. Kita bisa berpisah setelah semua keadaanya aman." sela Reyvano karena merasa sakit telinga mendengar suara berisik Sisilia.
"Tapi aku sudah memiliki kekasih, dia pasti akan kecewa padaku." gadis tersebut mengusap wajahnya kasar.
"Jika dia benar-benar mencintaimu, maka akan menunggu sampai waktunya kita berpisah." masih dengan keadaan tenang Rey memberikan penjelasan akan masalah diantara mereka.
"Bagaimana mungkin dia memberiku izin menikah dengan pria lain. Walaupun hanya untuk menutupi kejadian ini. Dia pasti akan mengakhiri hubungan kami."
"Kau ini cantik-cantik tapi bodoh. Tidak usah katakan padanya. Cukup keluarga mu dan keluarga ku yang tahu. Kita hanya perlu mengundang beberapa reporter televisi untuk menyaksikan. Namun, dengan ketentuan berita tentang dirimu tidak boleh tersebar." Rey yang kesal akhirnya berbicara kasar.
"Dengan begitu masalahnya selesai. Kau cukup mencari cara untuk berbohong pada kekasih mu itu. Cari alasan jika untuk sementara kau pindah ke kota ini," lanjutnya lagi.
"Lalu bagaimana aku menjelaskan pada kedua orang tuaku? Mereka tidak mungkin memberikan izin begitu saja karena tahu jika kekasih ku adalah Lio."
"Oh, jadi kekasih mu namanya Lio, aku menjadi penasaran dengan pemuda itu. Bagaimana mungkin dia mau memiliki kekasih seperti mu." ujar Rey tersenyum tipis yang hanya bisa dilihat oleh Axel.
"Nanti kakek dan nenek ku yang akan menemui kedua orang tua mu. Kau tidak perlu khawatir karena ayah mu tidak mungkin menolak lamaran dari kami,"
"Huh! Aku bisa gila bila terus seperti ini. Tolong antarkan aku ke hotel Atmajaya group. Aku butuh waktu untuk memikirkan masalah ini," seru Sisilia.
"Nona, jadi Anda sebetulnya menginap di hotel Atmaja group?" tanya Axel setelah sejak tadi menjadi pendengar.
"Ya, aku menginap di hotel Atmaja. Kenapa? Kalian jangan kaget karena kekasih ku memang orang kaya." gadis cantik itu menyombongkan nama kekasihnya yang tidak lain dan bukan adalah adik dari Reyvano.
"Wah, sepertinya kekasih Anda benar-benar orang kaya," Axel menahan tawanya. "Lalu buat apa Anda mendatangi hotel Arumi?"
"Aku menghadiri acara pesta ulang tahun teman lama ku. Dulu dia tinggal di ibukota yang sama. Namun, sudah tiga tahun ini dia pindah ke sini." sambil mengobrol akhirnya mereka sudah tiba di hotel Atmaja group.
"Nona, ingatlah besok pagi jam setengah sembilan pagi. Anda harus sudah memberikan jawaban. Jika Anda sampai menolak maka jangan salahkan kami bila terjadi sesuatu pada perusahaan Maet Mariage." ancam Felix sebelum membuka kunci pintu mobil.
"Astaga, apa bedanya dengan aku berpikir atau tidak. Jika Ujung-ujungnya tetap harus menerima pernikahan konyol ini."seru Sisilia langsung turun dari mobi.
Tidak lupa dia juga membanting keras pintu mobil Reyvano. Sebagai bentuk cara untuk meluapkan amarahnya.
"Kenapa aku harus terjebak dengan pria gila itu? Bagaimana aku menjelaskan pada Zelio?" ucap Sisil penuh sesal.
Jika bukan karena menghadiri ulang tahun sahabat lamanya, tidak mungkin Sisil datang ke sana. Kecuali ketika dan Zelio liburan. Namun, sampai saat ini Sisil memang tidak tahu siapa kakak dari kekasihnya.
Ttttddd!
Begitu dia tiba didalam kamar hotelnya. Ponsel gadis itu berbunyi. Membuatnya langsung mengangkat panggilan tersebut. Akan tetapi dengan suasana hati tidak tenang.
📱 Sisilia : "Ya, Sayang?" berpura-pura jika tidak terjadi sesuatu padanya.
📱 Zelio : "Dirimu baik-baik saja kan? Aku sejak tadi mencoba menghubungi mu,"
📱 Sisilia : "Ya!" cukup menjawab singkat karena tidak tega untuk membohongi sang kekasih.
📱 Zelio : "Sil, kamu baik-baik saja kan? Ada apa, Sayang? Apakah sudah terjadi sesuatu padamu?" tidak pernah sebelumnya Sisil bersikap seperti saat ini justru membuat Zelio curiga bila gadis yang dicintai kenapa-kenapa.
📱 Sisilia : "Aku baik-baik saja, Lio Sayang. Aku hanya lelah karena sejak tadi sibuk membantu Monica. Maaf ya, tadi ponselnya sengaja aku non aktif dan baru dihidupkan beberapa saat lalu."
📱 Zelio : "Syukulah! Aku hanya khawatir kamu kenapa-kenapa, Sil. Kamu tahu kan bahwa aku sangat mencintaimu." ucap pemuda itu percaya.
📱 Sisilia : "Aku juga sangat mencintaimu, Lio. Maafkan aku sudah membuat mu khawatir. Sudah larut malam, aku mau istirahat dulu ya, ini aku baru saja masuk kamar hotel."
📱 Zelio : "Ya, selamat beristirahat. Aku mencintaimu!" baru saja dua hari mereka tidak bertemu. Namun, Zelio sudah sangat merindukan kekasihnya.
"Aku juga sangat mencintaimu, Lio. Maafkan aku sudah berbohong padamu."
Air mata Sisil terus membasahi wajah cantiknya. Gadis itu bersandar pada pintu kamar. Hancur! Ya itulah yang dia rasakan saat ini. Impian indah bersama sang kekasih untuk menikah beberapa bulan lagi harus pupus karena kesalahan orang yang tidak bertanggung jawab.
"Jika aku tidak menuruti permintaan pria brengsek tadi, maka perusahaan papa yang menjadi taruhannya. Apa yang harus aku lakukan ya Tuhan? Apakah aku berkata jujur saja pada Lio? Lalu apa Lio akan percaya setelah melihat foto-foto telanj4ng ku bersama pria lain?" Sisil terus menangis karena dia benar-benar binggung harus mengambil keputusan seperti apa.
Sementara itu di lain tempat. Tepatnya di kediaman keluarga Dion Atmaja.
"Apa? Kamu tidak mabuk sayang?" seru Nyonya Ellena setelah mendengar bahwa cucunya mau menikah dalam waktu dekat ini.
"Ya, Nek. Rey sadar. Jika Nenek tidak percaya tanya saja pada Om Axel." Rey menatap kerah Axel karena pria itulah yang membantunya menjelaskan.
"Axel? Saya percaya kamu tidak mungkin berkata bohong. Sejak kecil kamu menjaga Rey dan sampai saat ini. Kamu bagaikan ayah kedua baginya. Jadi apakah benar Reyvano mau menikah?" sekarang Tuan Dion yang bertanya.
"Ya, benar sekali, Tuan." jawab Axel yang tentunya akan berpihak pada Rey.
"Syukurlah! Nenek sangat bahagia mendengarnya, Sayang." Nyonya Ellena langsung memeluk cucu pertamanya.
"Tapi... dia gadis dari ibu kota Y," jawab Rey ragu karena selama ini nenek dan kakeknya selalu mengatakan tidak boleh mencari istri jauh-jauh karena mereka tidak mau jauh dari sang cucu.
"Sejak kapan kamu mempunyai kekasih dari ibukota Y? Setau nenek ibu dan ayah mu tidak pernah mengatakan bahwa kamu memiliki kekasih di sana?"
"Sejak malam ini, Nek." jawab Rey keceplosan karena dia belum pernah membohongi orang-orang yang disayangi.
"Malam ini?" Tuan Dion menyergitkan alisnya sampai keningnya berkerut.
"Ya, maksudnya semenjak malam ini. Semenjak memutuskan untuk menikah dengan gadis dari ibukota Y. Tapi Nenek dan Kakek tidak perlu khawatir, gadis itu mau tinggal di sini bersama kita,"
"Jika dia mau tinggal bersama kita itu lebih baik, karena jika kamu pindah ke sana. Kakek dan Nenek akan bersama siapa. Kedua orang tua mu juga sudah ada di sana." ujar Tuan Dion. Membuat Rey tersenyum kecil.
... BERSAMBUNG... ...
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
...HAPPY READING......
.
.
"Nenek sama Kakek tidak perlu khawatir, dia sudah bilang mau tinggal di sini bersama kita." jawab Reyvano mengambil keputusan sendiri. Dia terpaksa melakukan hal tersebut demi menjaga nama baik keluarga Atmaja.
"Sudah larut malam. Bahkan ini sudah menjelang pukul satu pagi. Kamu istirahatlah! Begitu juga Axel," ujar Nyonya Ellena sambil menguap. Gara-gara Rey baru pulang, akhirnya membuat pasangan suami itu terbangun dari tidur mereka.
"Ya, Nenek dan Kakek juga istirahat. Maaf sudah mengganggu kalian berdua." Rey berdiri dari sofa lalu menatap ke arah Axel dan berkata.
"Om, ayo istirahatlah! Jika aku sudah menikah Om boleh cuti selama 3 hari." Rey tergelak setelahnya. Dia memang sudah menganggap pria tersebut seperti mana Devan ayahnya.
"Axel, pergilah istirahat di kamarmu. Jangan dengarkan apa yang dikatakan oleh Rey," ujar Nyonya Ellena karena Axel walaupun lagi liburan bersama keluarganya, tetap saja masih memantau keadaan Reyvano.
"Baik, Nyonya.' Tuan besar, Saya istirahat dulu," pamit Axel dengan sopan.
"Nenek, Kakek. Rey ke kamar dulu ya," sekarang barulah Rey berpamitan untuk kedua kalinya. Namun, sebelum benar-benar naik ke lantai atas dia memberikan ciuman Selamat malam pada keduanya.
"Ayah, apakah Rey serius mau menikah?" tanya Nyonya Ellena pada suaminya. Sampai umur mereka sama-sama tua, dia dan Ayah Dion selalu bermesraan dan menggunakan sebutan ayah dan ibu.
"Entahlah! kita tunggu saja keputusannya dalam beberapa hari kedepan. Namun, kita tidak usah memberi tahu pada Devan dan Zizi dulu." jawab Tuan Dion yang disetujui oleh istrinya. Lalu pasangan suami istri tersebut pun kembali ke kamar mereka untuk melanjutkan tidur.
Sementara itu di lantai atas. Yaitu kamar tidur Reyvano yang sudah dirombak sejak dia mulai tumbuh dewasa.
"Gadis kecil yang berani." ucap Rey tersenyum sambil menatap kartu identitas miliki Sisil. "Kenapa aku merasa senang ya, melihat dia marah tidak jelas. Seperti suara kaleng yang dipukul." lanjutnya lagi.
Ketahuilah Rey yang dulu saat masih kecil begitu ramah. Akan tetapi setelah besar, yaitu ketika hubungan dia dan kekasihnya kandas, pemuda tampan itu mulai bersikap dingin pada siapapun. Rey selalu menyibukkan diri untuk bekerja dan bekerja. Padahal perusahaan Devan Atmaja ayahnya tidak kalah maju di ibukota Y. Mereka adalah keturunan keluarga kolongmerat.
Hampir selama setengah jam pemuda yang merupakan seorang direktur di perusahaan kakeknya itu memikirkan gadis yang sudah dijebak bersamanya malam ini. Sampai terasa mengantuk barulah Rey mulai memejamkan mata. Akan tetapi dia tidak menganti pakaian dan masih tidur dalam keadaan memakai jas mahal. Karena tadi sebetulnya Rey habis menghadiri sebuah acara penting.
*
Suara burung yang berkicau dan sinar matahari yang masuk lewat celah jendela kamarnya membuat Rey terbangun.
"Sudah jam setengah enam, hari ini aku ada janji untuk bertemu gadis itu. Lalu setelahnya berangkat ke perusahaan untuk bekerja." baru saja membuka mata akan tetapi Rey sudah ingat semua jadwal kegiatannya hari ini tanpa harus diingatkan oleh Axel sebagai tangan kanan sekaligus juga sekretaris pribadi maupun sekertaris perusahaan.
Pemuda tersebut turun dari atas tempat tidur dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Hampir lima belas menit kemudian dia pun sudah selesai. Berlanjut memakai pakaian yang telah tersusun rapi di dalam lemari pakaiannya.
Namanya juga masih lajang, jadi Rey sudah terbiasa mengurus dirinya sendiri. Tugas para pelayan hanyalah menyiapkan semua barang keperluannya pada tempat yang sudah ditentukan.
Sejak kecil Rey sudah terbiasa bangun pagi karena pada saat itu ibunya seorang penjual kue. Hal itu ternyata berlanjut menjadi kebiasaan untuk dia hidup mandiri. Tidak seperti Zelio adik bungsunya, sejak lahir hidup dalam bergelimpangan harta dan dipenuhi kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sedangkan saat Rey kecil harus bertahan hidup dalam serba kekurangan.
"Sayang, kamu sudah turun. Nenek baru saja mau ke atas untuk memanggilmu," ucap Nyonya Ellena karena Rey sudah turun dengan mengenakan baju kameja putih berlengan panjang.
Sungguh sangat tampan. Akan tetapi sayang sekali Rey begitu sulit untuk digapai oleh gadis-gadis terhormat sekalipun. Berbeda dengan ayahnya dulu ya merupakan Casanova.
"Iya, Nek. Rey pagi ini mau bertemu... gadis itu," jawabnya jujur.
"Rey, nama kekasihmu itu siapa? kenapa kau selalu menyebutnya gadis itu?" tanya Tuan Dion yang baru saja menyusul ke meja makan. Dibelakangnya juga ada Exel yang akan ikut sarapan bersama mereka.
Semenjak pria itu diangkat menjadi sebagai tangan kanannya. Rey selalu memaksa agar mereka sarapan bersama. Jadi kesannya seperti pada om nya sendiri.
"Namanya... nanti Nenek dan Kakek bisa berkenalan sendiri." jawab pemuda itu asal.
"Rey, kenapa kamu bisa lupa namanya. Bukankah tadi malam sudah membaca kartu identitas gadis itu."
Rutuk Rey pada dirinya sendiri. Sungguh dia benar-benar lupa nama gadis yang akan dia nikahi.
"Axel!" Tuan Dion menatap pada sekertaris cucunya.
"Nama kekasih Tuan Muda adalah Sisilia, Nyonya," kata Axel yang lebih hafal semua yang bersangkutan dengan Reyvano.
"Wah, nama yang cantik. Nenek jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya," Nyonya Ellena tersenyum.
"Sebelum Kakek dan Nenek datang ke ibukota Y untuk melamarnya. Rey akan membawa Sisil menemui kalian."
"Baiklah! Nenek akan mempersiapkan penyambutan calon cucu menantu Atmaja. Kamu sebutkan saja makanan apa yang menjadi kesukaannya,"
"Dia suka berbagai macam makanan, Nek. jadi tidak perlu repot-repot untuk menyambut kedatangannya." lagi-lagi Reyvano menjawab asal.
"Tuan muda, kenapa Anda harus terlibat masalah seperti ini. Kelihatannya memang masalah sepele. Namun, yang Saya takutkan akan menyusahkan Anda di masa depan."
Gumam Axel karena apapun itu tentu dia yang akan sibuk sendiri. Karena Reyvano taunya terima beres. Kecuali bila masalah perusahaan.
"Oke, jika begitu Nenek akan membuatkan kue seperti kesukaanmu saja. Agar nanti setelah kalian menikah Sisil bisa belajar untuk membuatnya. Jadi di saat suatu hari nanti Nenek sudah tidak ada di dunia ini, Sisil bisa membuatkannya untukmu."
"Nenek tidak akan pergi ke mana-mana dan tidak boleh meninggalkan Rey sendirian." kata pemuda tersebut karena dia memang selalu membantah bila nenek dan kakeknya membahas tentang kematian.
"Tapi Rey, Nenek dan Kakek ini sudah tua, Nak. tidak mungkin pisan menemanimu untuk selama-lamanya." imbuh Nyonya Ellena.
"Bu, sudahlah tidak usah membahas sesuatu yang kita sendiri belum tahu kapan akan terjadinya." Tuan Dion mengelengkan kepalanya kearah sang istri. Tidak ingin perasaan cucu mereka menjadi bersedih. Seperti itulah sayangnya Tuan Dion pada Reyvano.
"Axel, ayo tambah lagi! Kamu selalu sibuk dari pagi sampai malam, jadi harus bisa menjaga kesehatanmu," Nyonya Ellena pun tidak membahas kematian lagi dan mengalihkan pembicaraan pada sekertaris cucunya.
... BERSAMBUNG... ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!