NovelToon NovelToon

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Bab 1 - LunArbi

Happy Reading !!

.

.

Kring !! ☎️

" ya hallo .. " jawab pemuda yang kini menempelkan ponselnya pada telinga kanannya.

" .... "

" oh oke , aku kesana sekarang" ucapnya lagi, dengan nada yang panik .

Pemuda itu segera meletakkan ponselnya kembali pada saku celanannya. Ia berjalan kearah gadis yang tadi sempat ia tinggalkan untuk sekedar mengangkat telponnya.

" siapa kak ? Kok wajah kakak panik banget ?" Tanya gadis yang sejak tadi duduk di kursi taman pada pemuda itu.

" kamu bisa kan pulang sendiri dulu ? Aku harus pulang cepet ada urusan mendadak" jawab pemuda itu dengan raut panik.

" apa enggak bisa anter Luna pulang dulu kak ? Ini udah malem, Lun,--"

" ga bisa "

" Tapi ,.. "

" udahlah Luna ini tuh urgent banget , kamu kan bisa naik taksi atau ojek dulu . Atau gak kamu telfon sahabat kamu itu dulu , siapa itu namanya , ah Bella " ujar pemuda itu memotong ucapan gadisnya.

"tapi kak , Bella pasti udah tid,--"

" ga ada tapi tapian Lun , ini penting banget. Bella juga pasti belum tidur." potong pemuda itu cepat.

Setelah mengatakan itu , pemuda itu hendak pergi meninggalkan Luna dengan tergesa-gesa. Namun dengan cepat Luna meraih lengan pemuda itu.

" aku mohon kak , setidaknya anterin aku pulang dulu aku takut sendirian disini."

" gabisa aku buru buru" tolaknya.

" kalo gitu kita putus aja." Ucap Luna lirih.

" jangan kekanakan Lun " kesal pemuda itu lalu menghempas tangan kecil Luna kemudian Pemuda itu bergegas berlari kecil pergi dari sana meninggalkan Luna yang kini terduduk di tanah.

Sakit !

Kecewa !

Marah !

Kesal !

Tentu saja gadis itu rasakan !

Tangannya yang mengepal memukul dadanya yang terasa sesak. Gadis itu tergugu ditempatnya bola matanya memanas menatap punggung sang kekasih yang kini sudah tak nampak di pelupuk matanya.

Kepalanya tertunduk menatap ujung kakinya seraya menggigit kuat bibir bawahnya menahan isakan yang sudah hampir pecah.

Ini bukan kali pertama dia ditinggalkan seorang diri saat tengah berkencan dengan kekasihnya itu. Dengan cara yang sama pula pemuda itu meninggalkan gadis itu sendirian setelah menerima telpon dari seseorang yang diyakini Luna seorang perempuan. Namun, ini yang paling parah. Jika biasanya dia ditinggalkan saat berkencan siang hari tapi kini malam hari.

Gadis itu menghapus jejak air mata di pipinya kemudian merogoh sakunya meraih benda pipih miliknya menghubungi salah satu kontak disana.

Tutt...

" hallo .. " ucapnya saat panggilan itu tersambung.

" ... "

" bisa minta tolong jemput aku enggak di taman xx " ucapnya lagi seraya menahan isakan.

" ..."

" oke , makasih . Maaf ngerepotin kamu terus "

Setelah sambungan terputus , gadis itu kembali terisak seraya menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia melihat jam di ponselnya tadi sudah pukul sepuluh lebih lima menit. Biasanya pukul sepuluh kurang dia sudah diantar pulang oleh kekasihnya. Tapi , malam ini dia justru ditinggal sendirian di taman oleh lelaki yang dia sayangi itu.

*****

Setelah lima belas menit berlalu , seorang gadis dengan rambut di kucir kuda datang tergesa dengan sepeda motornya. Langsung menghampiri Luna yang masih terisak di tempatnya.

" Astaga Luna ! " pekiknya. " kenapa kamu sendirian disini ? Cowok kamu kemana hah ?" Tanyanya seraya mencari keberadaan orang yang dia cari. Tangannya langsung menarik tubuh sahabatnya untuk ia bawa kedalam dekapannya.

" hiksss .. Bella " isak Luna didalam dekapan sahabatnya itu.

' brengsek ! Dia pasti ninggalin Luna sendirian lagi . Tega banget mana malem malem lagi'. umpat gadis berkuncir kuda itu dalam hati.

Tangan gadis bernama Bella itu terkepal , sorot matanya menajam melihat wajah sembab sahabatnya itu. Dia tau betul siapa pelaku yang menyebabkan sahabatnya itu bisa sampai seperti ini.

" udah jangan nangis lagi . Kita pulang sekarang ya " ucap Bella menenangkan .

Luna mengangguk pelan , setelah itu mereka berjalan menuju sepeda motor milik Bella kemudian meninggalkan area taman sesegera mungkin untuk menghindari tindak kejahatan mengingat hari semakin larut .

******

" lo bersih bersih dulu gih , ambil baju ganti di lemari gue aja. Gue ambilin lo minum dulu di dapur." Mendengar itu Luna tersenyum seraya mengangguk

Setelah mengatakan itu Bella seger melangkahkan kakinya meninggalkan kamar untuk pergi kedapur sesuai ucapannya. Meninggalkan Luna yang kini sudah masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

karena malam semakin larut, Bella membawa Luna pulang kerumahnya. Apalagi jarak rumah Bella jauh lebih dekat ketimbang kerumah Luna sendiri. Apalagi gadis itu juga masih merasa khawatir dengan keadaan sahabatnya yang masih dirundung kesedihan.

Ceklek !!

Pintu terbuka , Bella datang dengan nampan berisi makanan ringan dan juga minuman.

" udah sini minum dulu , ada snack juga. Lo kan biasanya kelaperan kalo abis nangis"

Luna yang mendapat perhatian dari sahabatnya itu tersenyum haru. Rasa sedih akibat kekasihnya kini perlahan terkikis oleh sahabatnya itu.

" makasih ya Bel , jadi ngerepotin kamu " ucap Luna tak enak hati. Membuat Bella berdecak kesal.

" ck ! Apaan sih Lun . Santai aja kali gue ini sahabat lo Lun. Sama sekali ga merasa direpotin kok"

" tapi kan emang bener Bel , aku selalu ngerepotin kamu terus terusan" ucap Luna tak enak hati.

" ck ! " kesal Bella mendengar jawaban Luna . Namun tak lama seringai tipis terlihat di bibir gadis itu.

" lo ngerasa ga enak sama gue ?" Tanya Bella yang langsung mendapat anggukan dari Luna.

" oh oke " Bella mengangguk. " Kalo gitu putusin aja cowok lo itu kalo emang ga mau ngerepotin gue lagi". Ucap Bella selanjutnya yang mampu membuat Luna bungkam.

Gadis bernama lengkap Laluna Putri Chandra itu semakin menundukkan kepalanya saat mendengar ucapan sahabatnya yang meminta dirinya untuk putus hubungan dengan kekasihnya.

Dia tahu , sahabatnya itu merasa ini yang terbaik untuk nya tapi dia juga berat untuk memutuskan kekasihnya karena cintanya sudah terlanjur dalam mencintai lelaki itu.

" kenapa diem ?" Tanya Bella saat melihat keterbungkaman sahabatnya itu.

Luna mendongak melihat wajah sahabatnya, air matanya kembali menetes. " aku gabisa Bel hikss " lirihnya .

" kenapa ? Karena lo cinta ? Iya ?" Sungut Bella kesal . " ayolah Luna , cinta boleh bego jangan ! Hubungan kalian ini udah aneh tau ga ? Udah ga masuk diakal . Cowok lo itu udah sering banget ninggalin lo sendirian pas lagi kencan . Bahkan dia lebih mentingin cewek lain yang lo sendiri aja ga tau itu siapa." Imbunya menggebu gebu.

Gadis itu sungguh kesal dengan kebodohan yang dimiliki oleh sahabatnya itu. Iya dia tau , Luna sangat mencintai lelaki itu. Tapi , hubungan mereka udah ga sehat. Bahkan , lelaki itu semakin hari semakin seenak udelnya saja dengan sahabatnya itu. Terlebih lagi yang terjadi malam ini, dengan teganya ninggalin Luna sendiri di taman malam hari tanpa mau mengantar pulang lebih dulu.

Bella merasa wajar jika memang sahabatnya itu bisa secinta itu dengan cowoknya jika sikap cowoknya masih seperti dulu . Tapi , beberapa bulan ini cowok itu jelas berubah 180 derajat . Namun , sahabatnya malah justru seakan buta untuk melihat itu semua. Dia hanya tidak ingin sahabatnya itu semakin terluka nantinya.

" Lun .. " panggil Bella pelan . Kedua tangannya kini sudah berada di kedua pundak sahabatnya itu.

" gue bukannya enggak seneng liat lo bahagia dengan cowok lu . Tapi , lo juga jangan buta banget kayak gini lah cowok lo udah keliatan banget udah ga sayang nya sama lo . Please, lo juga harus bahagia Lun . Lupain dia yang udah ga pernah menghargai elo ."

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Luna , gadis itu justru terisak. Melihat hal itu membuat Bella menjadi iba lalu membawa tubuh sahabatnya itu kedalam pelukannya. Mengusap pelan punggung mungil yang kini semakin bergetar dengan hebat .

 

bab 2 - LunArbi

Happy Reading ...

Disebuah kamar bernuansa feminin , seorang pemuda tengah memberikan segelas air pada gadis di hadapannya. Dengan raut wajah penuh kekhawatiran tangan kirinya terus mengusap lembut puncak kepala sang gadis.

" udah minumnya ?" Tanya nya pada gadis itu.

" hmm , udah . Makasih ya udah mau kesini dan ganggu waktu istirahat kamu." Ucapnya dengan raut wajah menyesal.

Pemuda itu tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Tangannya masih mengelus rambut gadis itu.

" udah enakan perutnya ?" Tanyanya dengan suara lembut. Gadis itu hanya mengangguk dengan senyuman kecil.

" yaudah , sekarang tidur ya . Udah malem soalnya "

"Hm "

Beberapa menit berlalu ..

Melihat gadis itu sudah tertidur di ranjangnya , pemuda itu melirik jam di pergelangan tangannya pukul 12 lebih lima menit. Lalu memutuskan untuk meninggalkan kediaman gadis itu.

Pemuda itu kini sudah berada di kursi kemudinya. Tangannya mencengkram kuat kemudi dengan bibir bawah yang digigit kuat. Tiba tiba saja bayangan sosok gadis yang menangis setelah dengan teganya ia meninggalkannya seorang diri di taman tadi membuat hatinya sedikit merasakan penyesalan.

" dia udah pulang kan ?"

" ga mungkin masih nungguin gue kan ?"

" shit !! Harusnya gue anterin dia dulu tadi. Kalo ada apa apa dengan dia gimana ?"

Dengan gusar , Pemuda itu meraih ponselnya dan melihat banyak pesan yang dikirimkan oleh gadis ditaman tadi yang tak lain adalah Luna.

✉✉

Luna : Kak .. kakak serius ninggalin aku sendiri disini ?

Luna : kak ini udah malem , dari tadi aku ga bisa dapetin taksi. Aku ga enak kalo harus hubungin Bella

Luna : kak..

Luna : aku takut ..

Luna : kak .. Kakak ga perlu khawatir sama aku . Bella udah bisa aku hubungin kok dia lagi otw kesini.

Luna : Luna cuma mau bilang , makasih untuk beberapa bulan ini udah mau ngisi hari hari Luna. Luna sadar cinta kakak udah ga ada lagi buat Luna. Terima kasih untuk malem ini , Luna janji ga bakal lagi ganggu kehidupan kakak. Luna nyerah sama hubungan ini .

Bughh !!!

Pemuda itu memukul stir kemudinya kuat , matanya memerah melihat beberapa pesan yang dikirim oleh gadis yang masih berstatus kekasihnya itu. Bulir air mata tak terasa menetes di pipinya.

Rasa bersalah semakin menggerogoti hatinya. Lagi dan lagi dia meninggalkan kekasihnya untuk menemui gadis lain. Lagi lagi dia menyakiti hati gadis se-baik Luna.

" shiitt !! "

" Arrgghhh ... lo brengsek Arbian... lo brengsek " raungnya.

" harusnya lo ga ninggalin dia disana sendirian . LO KEJAM AR , LO BRENGSEK "

Pemuda itu meracau seraya menarik kuat rambutnya . Entahlah , rasa bersalah itu semakin menghantui dirinya kali ini.

Beberapa menit kemudian , pemuda itu menggelengkan kepalanya.

" gak Ar , ini yang lo mau . Dia udah nyerah sama hubungan ini . Bagus kalo dia udah benci dengan lo. Jadi , lo ga perlu berurusan lagi dengan dia. Dan lo ga perlu ngerasa bertanggung jawab lagi dengannya." Bisiknya pada diri sendiri.

" sekarang lo hanya perlu fokus pada Sisil . Ya , inget hanya Sisil."

Setelah menguatkan diri sendiri , pemuda itu memacu kendaraannya menuju kediamannya.

 

Hari terus berlalu..

Dua pasang muda mudi kini tengah berjalan beriringan memasuki area kafe yang cukup populer belakangan ini. Canda tawa mengiringi setiap langkah kaki mereka.

" ayo Ar , kita duduk disana aja " ucap gadis itu menunjuk tempat kosong.

Setelah mendapat persetujuan mereka melanjutkan perjalanan menuju meja yang mereka inginkan. Hingga tak lama pelayan kafe datang menghampiri mereka lantas memesan makanan dan minuman yang mereka inginkan.

" sudah mbak itu saja ? Ada yang ingin ditambahkan ? " tanya pelayan itu.

" tidak itu saja . Kalo kamu ar ?" Jawab gadis itu seraya menoleh kearah pemuda disampingnya.

" itu saja."

Pelayan itu mengangguk , " baik , silahkan ditunggu pesanannya mas , mbak ."

..

..

Tak jauh dari sana tepatnya di salah satu sudut kafe seorang gadis tengah menatap keduanya dengan sorot mata penuh kekecewaan. Air matanya menggenang seakan sudah tak bisa di tampung lagi. Sejak awal kedatangan dua orang itu sudah mengalihkan atensinya.

" jadi , kamu beneran udah ga sayang aku lagi kak ? Jadi dia perempuan beruntung itu . Cantik sekali , wajar saja perlakuanmu pada nya berbeda saat kamu memperlakukan aku. Bahkan janji itu pun kamu ingkari. " gumam gadis itu dalam hati.

Sedangkan disampingnya , terdapat seorang gadis perawakan tomboy nya itu kini tengah menahan amarahnya melihat sahabatnya menangis dan kecewa untuk kesekian kalinya itu.

" emang dasar cowok brengsek si Bian itu , dia ninggalin elo di taman malem-malem sendirian tapi ga ada minta maaf sama sekali sampe detik ini . Lah sekarang malah jalan sama cewek lain." Ucap gadis bernama Bella itu dengan rahang mengeras.

" kita udah putus Bel " jawabnya lirih .

" what ? Kapan ?"

" malam itu . Aku minta dia untuk ga pergi nemuin cewek itu . Aku bahkan ancam dia dengan kata putus tapi dia seakan ga perduli. Mungkin dia emang udah bosen sama aku , dia cuma nunggu waktu yang tepat buat mutusin aku." Ucapnya menahan tangis.

" iya tapi enggak gini juga lah Lun. Dia seakan lupa gimana dulu dia ngejar ngejar elo padahal lo ga mau . Sekarang saat dia bosen dia malah ngebuang lo seenak udel dia ." Ucap Bella dengan bersungut sungut. Gadis itu kesal bukan main , ingin sekali memeberikan bogeman pada wajah sok gantengnya itu yah walaupun memang ganteng aslinya. Tapi Luna tetap saja menahannya dengan alasan ga enak jadi pusat perhatian.

" hah " Luna mendesah lelah. " mau gimana lagi ? Berarti kita ga jodoh."

" lo jadi orang jangan terlalu pasrah gitu lah Lun . Mauan banget di injek injek orang." Kesal Bella.

" bukan gitu Bel , tapi ,-- "

" HALO !! DUA ISTRIKU YANG CANTIKKK "

Ucapan Luna terpotong oleh lengkingan suara dari sosok pemuda tampan yang sudah tersenyum lebar seraya merentangkan kedua tangannya seakan hendak memeluk Bella dan Luna.

Ck !!

Bella berdecak kesal seraya memutar dua bola matanya jengah melihat tingkah salah satu sahabatnya itu . Sedangkan Luna hanya menggelengkan kepalanya seraya menutup wajah menahan malu . Karena kini mereka bertiga menjadi pusat perhatian di kafe karena suara lantang pemuda itu.

" mulut lo Dika , nyebelin banget " ketus Bella.

Pemuda bernama Dika itu hanya menyengir menampilkan gigi gingsulnya yang menambah kesan manis di wajah nya. Dika , pemuda dengan perawakan tinggi , tidak terlalu kurus dengan warna kulit tak terlalu putih itu. Lumayan cukup untuk dikatakan tampan.

" ck , lo mah ga pernah seneng perasaan kalo liat gue Bel ."

" gimana mau seneng , lo malu maluin gue sama Luna mulu." Sewot Bella.

" emang iya Lun ? " Tanya Dika menoleh pada Luna. " eh wait, tunggu! kok muka lo sembab gini sih Lun ? Lo abis nangis?"

Pemuda itu langsung menangkup wajah cantik itu dengan kedua tangannya. Ada intonasi khawatir dalam suaranya itu saat melihat wajah sembab salah satu sahabatnya itu. Bahkan pemuda itu juga sudah memeluk tubuh mungil Luna.

" itu dia nangis karena saking malunya punya temen modelan elo " serobot Bella.

" ck , gue ga nanya elo ya Bellek " sewot Dika pada Bella. Setelah melepaskan pelukannya pada Luna.

Bella hanya memutar bola matanya malas , Dika selalu mengatainya Bellek padahal namanya sudah bagus bagus Arabella Indah Cahyani . Malah dipanggil Bellek . Sedangkan Luna sendiri sudah terkekeh geli melihat dua sahabatnya yang memang tak pernah akur jika bertemu.

" aku gapapa Dika ."

" serius Lun ?" Luna mengangguk mantap membuat Dika hanya menghela napas kasar .

Dia yakin , terjadi sesuatu pada sahabatnya itu tapi tetap saja menyembunyikan itu dari nya.

" yaudah . Kalo ada sesuatu cerita ke gue . Jangan ke Bellek aja ga guna cerita sama dia mah ,-- awwhhh "

Dika menjerit saat kepala bagian belakangnya dipukul oleh Bella menggunakan tote bag gadis itu.

" bangke sakit Bella "

" Lo duluan ya , ngata-ngatain gue ."

" ck , baperan lo "

" lo najisin "

" lo pikir gue babi "

" sejenis "

" lo,-- "

" CUKUP .. UDAH .. udah yah ! Ga enak jadi tontonan orang dari tadi ." Ucap Luna merelai.

Keduanya emang menurut dan tak adu mulut lagi . Namun , kaki keduanya masih saling menendang dibawah meja membuat Luna mendesah kasar seraya memijat pelipisnya.

Tanpa sadar , interaksi mereka diperhatikan oleh sepasang mata yang terus melihat kearah mereka dengan Sorot mata tajam. Namun terlihat sedikit menyendu saat melihat sosok gadis yang beberapa bulan ini selalu ada di sisinya.

Ada rasa panas di hatinya yang merebak saat melihat pria lain begitu dekat dengan gadis itu. Bahkan mampu membuat tawa gadis itu pecah.

Tanpa sadar telapak tangannya menggenggam erat sendoknya. Rahang tegasnya pun ikut mengetat. Ada rasa tak terima melihat gadis itu bahagia bersama pria lain.

Egois ! Ya memang terdengar sangat egois . Dia yang menyakiti namun tak terima jika gadis itu dibahagiakan oleh pria lain.

Hingga suara lembut menyeruak di telingannya. Bahkan tangannya yang menggenggam erat sendok itu pun di sentuh dengan pelan.

" kamu kenapa Ar ? Kok makannnya gak dimakan?"

" hah ? Oh.. ini aku makan kok " jawabnya gagap dengan senyuman canggungnya . Lalu kembali menyuap makanannya.

Tapi nafsu makannya semakin terasa menghilang . Perut yang semula lapar mendadak kenyang saat melihat sosok gadis yang dia sakiti itu pergi meninggalkan cafe dengan canda tawa mengiringi langkah kaki mereka tanpa menyadari keberadaan.

 

bab 3 - LunArbi

Happy Reading !!

.

.

Flashback ..

Seorang pemuda melangkah dengan tegas menghampiri gadis yang kini tengah duduk di sebuah kursi di sebuah taman. Dengan tangannya yang memegang satu buket bunga mawar warna merah berharap cintanya diterima oleh gadis pujaan hatinya itu.

Sudah lebih dari setahun dia terus mengejar dan mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan namun belum ada tanda tanda jika gadisnya itu akan luluh.

" Haii Laluna " Sapanya ramah full senyuman.

" ha,- haii kak Bian ." Jawab gadis itu tersenyum canggung.

" mungkin kamu udah bosen banget dengan pernyataan ini Lun . Tapi , jujur kakak gak akan nyerah untuk dapetin kamu" ucap pemuda bernama Bian itu.

" Apa hati kamu sedikit pun ga tersentuh untuk nerima kakak ? Lun , please mau ya jadi pacar kakak . Kakak serius Lun sama kamu , kakak janji bakal jadiin kamu satu satunya di hidup kakak." Imbuhnya seraya menggenggam jemari mungil gadis itu .

Gadis itu bungkam , Luna sendiri kini tengah bimbang , ia menatap lekat bola mata pemuda dihadapannya itu yang terlihat begitu tulus. Gadis itu menggigit bibirnya kuat. Bohong jika ia tak tersentuh dengan usaha usaha yang dilakukan pemuda itu padanya. Tapi , dia terlalu takut untuk memulai sebuah hubungan.

" kak .. ak,-aku "

" Lun please , kasih kakak kesempatan " pinta pemuda itu memelas.

Luna memejamkan kedua matanya lalu menghembuskan napasnya pelan kemudian kembali menatap bola mata milik pemuda yang kini tengah menatapnya penuh harap.

Perlahan gadis itu mengangguk dengan sudut bibir yang mulai terangkat mengukir senyuman manis.

" Luna coba buat buka hati Luna untuk kak Bian. " Ucapnya.

Sontak membuat bola mata pemuda yang dipanggil Bian itu melebar , senyuman sumringah mengembang di wajah tampan itu .

" se,- serius Lun ?" Tanya nya kembali memastikan .

Luna mengangguk , " iya kak serius ."

" Aaaaaa .. makasih Lun .. Makasih ."

Pemuda itu berteriak senang. Usahanya kini membuahkan hasil , gadis pujaan hatinya kini menjadi miliknya. Tubuh tegapnya bahkan sudah merengkuh tubuh mungil di hadapannya itu.

Saking bahagianya , Teriakan pemuda itu bahkan membuat orang disekitarnya menatap kearahnya karena mereka memang tengah berada di sebuah taman yang cukup ramai mengingat hari ini merupakan hari libur. Membuat Luna sedikit kikuk dengan tatapan orang orang sedangkan pemuda itu justru terlihat tak menghiraukan tatapan orang orang yang menatap kearah mereka.

Pemuda itu masih enggan melepas pelukan eratnya pada tubuh mungil gadis yang kini telah resmi menjadi kekasihnya itu. Kedua bola matanya berkaca kaca menahan rasa haru yang menjalar di seluruh tubuhnya.

Bahkan Air matanya ikut menetes saking bahagianya. Memang sejak pandangan pertama pemuda itu sudah menjatuhkan hatinya pada Luna. Gadis mungil berwajah manis.

" makasih Lun udah terima aku ." Ucapnya lagi setelah melepas rengkuhannya. Luna hanya tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

" ini bunga nya enggak mau kamu ambil yang ?" Ucap Bian menyodorkan buket bunga mawar merahnya.

" hehe , mau kak "

Luna , meraih buket itu lalu menghirup aroma wangi bunga mawar yang masih terlihat segar itu dengan senyuman yang tak pernah luntur.

Kini kedua pasangan baru itu berjalan hendak meninggalkan taman dengan tangan Bian menggenggam posesif tangan mungil milik Luna.

" kak Bian , jangan liatin aku terus dong" rengek Luna pada pemuda yang terus menatap wajah cantik itu.

" memangnya kenapa kalo aku liatin kamu terus ,hm ?" Tanya Bian .

" aku malu kak " cicit Luna lirih.

Bian tak kuasa menahan senyumannya melihat rona memerah diwajah gadis mungilnya itu. Ia kemudian menakup wajah mungil itu dengan kedua telapak tangannya.

Cupp !!

Kedua bola mata indah itu melebar sempurna saat merasakan bibir lembab pemuda itu menyentuh kulit keningnya dengan lembut.

" kak .. " kaget Luna sedikit memekik.

Sedangkan sang pelaku tampak terkekeh melihat reaksi dari sang gadis.

" yaudah kita mau kemana yang ? Mau makan dulu ?" ujarnya. Yang langsung mendapat anggukan dari gadisnya itu.

Dengan senyuman mengembang, mereka kembali melanjutkan langkah kaki mereka tentunya dengan jemari yang saling bertautan.

Yah ,, rupanya pemuda itu cukup enggan melepaskan tautan tangannya pada jemari mungil milik Luna.

......................

Keduanya kini sudah berada di mobil milik Bian.

" jadi , kita mau makan apa yang ?"

" apa aja kak , aku ikut kakak hehe "

" hm. Oke kalo begitu kita meluncur sekarang "

" Let's go !! " sorak Luna riang.

Mobil berwarna hitam itu kini sudah meninggalkan area taman.

Flashback off..

..

..

DOOORR !!

Tubuh Luna terhuyung kedepan , setelah mendapat tepukan cukup keras dari sahabatnya Bella .

" ihh ,, Bella .. ngagetin aja deh ." Ucap Luna kesal , tangannya mengusap jejak air mata di pipi nya dengan cepat sebelum sahabatnya memergokinya.

" habisnya kamu malah bengong aja , mikirin apa sih . Hah ?" cecar Bella.

Huh !

Luna menghembuskan napasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya seraya mengangkat kedua bahunya. Ia sedikit gugup , takut jika sahabatnya itu memergoki dirinya tengah menangis.

" Dika kemana sih ?" Tanya Luna mengalihkan topik.

" masih di kelas " jawab Bella seraya mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Luna. " si buaya buntung itu lagi pedekate sama Naura" Lanjutnya.

" Dika suka sama Naura ?" Bella hanya mengangkat bahunya , dia sendiri sejujurnya asal bicara saja. " cih , dia mah suka semua cewe Lun ." Jawabnya.

" siapa yang suka semua cewek ?"

Baru saja Luna ingin membuka mulutnya , suara orang yang mereka kenal justru terdengar memotong obrolan mereka.

" gue tanya . Siapa yang suka semua cewek ." Tanya Dika dengan nada tak suka. Matanya melirik sinis kearah Bella.

" ya elo lah siapa lagi ." Jawab Bella ketus. " yakali gue? Gak mungkin bangetlah." lanjutnya, seraya memasuki snack kedalam mulutnya.

" fitnah aja lo , entar ada yang denger gue dikira playboy lagi." Ujar Dika bersungut kesal. Pemuda itu segera duduk dikursi tepat berhadapan dengan Luna.

" dih . Ga nyadar lo " sinis Bella. Yang langsung mendapat delikan tak suka dari Dika.

" kalian ini kalo ketemu selalu aja kayak tom and jerry ga pernah akur" Luna berujar seraya menggelengkan kepala pelan."Baek baek ntar jodoh loh. Benci jadi cinta kata orang orang mah." Lanjut Luna menggoda.

" BIG NO !! " pekik keduanya kompak .

Luna semakin tertawa melihat kekompakan keduanya . Sedangkan Bella dan juga Dika kini saling tatap dengan aura permusuhan.

Luna kembali menatap dua sahabatnya itu yang kini kembali beradu mulut . Senyuman terukir di bibirnya , dia sangat bersyukur memiliki dua sahabat yang selalu ada untuknya.

" kalian masih mau berantem aja nih ?" Tegur Luna yang mulai lelah mendengar aksi saling hujat didepannya itu.

" tau nih Dika nih wooo" ucap Bella seraya menoyor kepala Dika.

" sih anjir , lo yang mulai yaa ."balas Dika tak terima.

" Udaaahhh !! " Relai Luna saat keduanya hendak bertengkar lagi.

" jadi nonton apa enggak ini ? Kalo enggak jadi aku mau pulang." Ucapnya kesal seraya mengangkat bokongnya dari kursi. Membuat dua sahabatnya itu panik dan langsung berhenti berdebat.

" jadi dong Lun . Masa ga jadi sih ." Rengek Bella seraya menggandeng manja lengan Luna. Sedangkan Dika hanya menganggukkan kepalanya.

" yaudah ayo kalo jadi , jangan gelud aja ." Omel Luna pada kedua sahabatnya.

Setelah mengucapkan kalimat itu , mereka segera pergi meninggalkan tempat itu menuju bioskop untuk menonton film yang sudah mereka inginkan.

Luna berboncengan dengan Bella , sedangkan Dika mengekori mereka dengan motor gede nya.

 

..

" hahahaaa .. anjirr ngakak banget gua liat muka Dika ."

Keluar dari bioskop , Bella tak henti hentinya mentertawakan Dika yang kini wajahnya sudah ditekuk karena kesal.

" berisik Bellek , " ucap Dika Sewot.

" hahaaaa . Lagian lo sok sokan ngajak nonton horor mana pakek segala bilang ' Lun , kalo takut peluk aku aja ya ' ga taunya sendiri malah yang paling kuat teriaknya." Ledek Bella.

" gue teriak karena kaget ya , inget. Lagian Tuh setan nongolnya mendadak ga breafing dulu." Elak Dika.

" Hillihh .. ngeles aja ." Ujar Bella mencibir.

Sedangkan Luna lagi lagi di buat geleng geleng kepala melihat kedua sahabatnya itu .

" udah ! " relai Luna.

Dika masih memberenggut sebal , sedangkan Bella gadis tomboy itu kini tengah mengulum bibirnya menahan tawa. terlihat dari bahu gadis itu yang nampak bergetar.

" Bel , kita langsung pulang aja ya . Aku capek banget deh pingin istirahat."

" oke deh ." Jawab Bella mengacungkan jempol. " kalo elo Dik?" Tanya nya.

" pulang juga lah gue , sama nih pen molor juga gue hehe " jawab pemuda itu.

Dua gadis itu mengangguk serentak , lalu detik selanjutnya mereka berjalan menuju area parkir dan pergi kearah yang berbeda karena memang arah tujuan Dika dengan Bella, Luna berbeda.

..

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!