3 tahun sebelumnya...
Sekolah sudah mulai aktif kembali setelah melewati beberapa hari liburan semester. Para siswa dan siswi kembali ke sekolah untuk melanjutkan pendidikannya sampai lulus.
Begitu halnya dengan ketiga kembar, mereka kembali ke sekolah. Berita tentang keluarga mereka yang mencelakai keluarga Ailee tentu saja sudah menyebar. Itu cukup mempengaruhi, buktinya saat mereka kembali ke sekolah, beberapa orang disana menatap ke arah mereka lalu berbisik bisik. Bahkan bisikan mereka sampai bisa terdengar. Cukup risih, namun apa boleh buat.
Kavin menyarankan ketiga anaknya untuk home scolling saja, tapi ketiganya menolak. Mereka akan tetap melanjutkan sekolah sampai selesai. Tidak peduli dengan berita yang sedang beredar. Lagi pula pelakunya bukan mereka.
Disamping itu, Vanesha sudah berhasil dijebloskan ke penjara akibat ulahnya sendiri. Hakim sudah memutuskan Vanesha akan dihukum selama kurang lebih sepuluh tahun dan denda. Keluarga Natapraja tidak bisa berbuat apa apa. Keputusan hakim sudah bulat. Pihak Ailee menang tanpa usaha besar seperti yang dilakukan oleh keluarga Vanesha.
Rafello dan Ayu bercerai. Namun belum ada putusan, sebab Ayu tidak menerimanya. Dia tidak mau bercerai dengan Rafello. Rafello tidak peduli dengan itu, yang jelas dia sudah mengucapkan cerai dan semuanya berakhir saat itu. Rafello melanjutkan hidupnya dengan anak laki lakinya di Singapura dan mengembalikan perusahaannya. Cukup susah karena masalah yang dilakukan anak perempuannya, tapi Rafello akan tetap berusaha.
"Kuping adek panas banget dengerin cibiran mereka. Padahal kan bukan salah kita, tapi kita yang kena imbas," keluh Briella.
"Marga kita sama kayak wanita kriminal itu. Tapi dia kan udah dapet balasannya. Mungkin bakalan membusuk di penjara," sahut Kairav.
"Ngomong ngomong kok belum lihat Ailee ya? Bri kan mau bicara sama dia. Ini kesempatan Bri buat minta maaf sama dia," ucap Briella. Gadis itu celingukan mencari keberadan sahabatnya. Berharap Ailee masih mau mendengarkan ucapan maafnya. Briella tahu itu memang bukan kesalahannya, tapi kesalahan kakek dan papinya. Tapi dia tetap ingin meminta maaf.
"Iya, tumbenan banget dia telat. Beberapa menit lagi kan masuk," ucap Kairav. Pria itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kak, Ailee masuk enggak?" tanya Briella pada Kalingga.
"Nomornya udah gak aktif. Kayaknya ganti nomor. Kakak gak bisa hubungin dia," jawab Kalingga.
Briella menghela nafasnya lalu menundukan kepalanya. Sepertinya Ailee sangat kecewa padanya dan keluarganya. Dia bahkan mengganti nomornya agar tidak bisa dihubungi lagi.
"Kakak coba cari dia," ucap Kalingga.
"Udah masuk, Ling. Nanti aja, tuh udah ada miss Riza," celetuk Kairav saat melihat adiknya akan berdiri untuk mencari keberadaan Ailee.
"Sial," umpat Kalingga. Pria itu kembali mendudukan bokongnya di kursi saat guru masuk.
"Selamat pagi anak anak," sapa miss Riza.
"Pagi miss," jawab semua murid.
"Bagaimana liburannya? Menyenangkan?"
"Cukup menyenangkan."
"Sangat menyenangkan."
"Biasa saja."
Jawaban jawaban para murid cukup random dan berbeda. Miss Riza hanya terkekeh mendengarnya. Setelah liburan, akhirnya dia kembali mengajar dan bisa menyapa murid muridnya. Fyi, miss Riza adalah wali kelas di kelas ini.
"Semester baru harus dengan semangat yang baru. Perjuangan kalian tinggal satu semester lagi. Beberapa minggu lagi kalian akan disibukan dengan beberapa ujian sebagai bahan pemenuhan kelulusan," ucapnya.
"Dan ya, hari ini salah satu murid sekolah kita yang berasal dari kelas ini akan segera lulus. Dia Ailee. Anak itu saat ini sedang ujian akhir sebagai bahan pertimbangan kelulusannya. Dia lulus lebih cepat dari kalian. Kita doakan agar ujiannya lancar dengan nilai memuaskan."
Deg..
Tubuh Kalingga seketika kaku terdiam saat mendengar ucapan wali kelasnya. Dia sampai mengangkat kepalanya dan menatap ke arah bangku di depannya. Disana adalah tempat duduk kekasihnya.
Murid murid di kelas tersebut seketika berbisik bisik.
"Oke, oke, cukup murid murid. Sebelumnya Ailee memang sudah ditawari dan dia mengiyakan tawaran tersebut. Hari ini dia datang ke sekolah dan langsung melaksanakan ujian di ruangan sebelah perpustakaan-,"
"Hei Kalingga, kamu mau kemana?"
Ucapan miss Liza terpotong saat melihat salah satu muridnya berlari dari kelasnya. Bahkan dia tidak mendapatkan jawaban dari muridnya itu. Kalingga keluar begitu saja dari ruangan kelas dan berlari melesat menuju ke ruangan ujian yang dipakai Ailee. Letaknya di dekat perpustakaan.
Kalingga tidak peduli dengan wali kelasnya atau pun dengan imagenya. Yang ia inginkan adalah bertemu dengan kekasihnya. Kemarin setelah kejadian di dalam lift, Kalingga tidak bertemu lagi dengan Ailee. Sangat susah sekali untuk mencari celah agar bisa menemuinya.
Kakinya berhenti di depan pintu ruangan sebelah perpustakaan. Di depan pintu ada papan peringatan. Tidak boleh ada yang masuk selain yang berkepentingan juga dilarang berisik. Kalingga mengatur nafasnya lalu melangkahkan kakinya. Dia tidak peduli dengan papan peringatan itu.
Tangannya mendorong pintu di depannya. Ruangan tersebut kosong, tidak ada siapa pun. Kalingga mengernyit heran.
"Hei, kenapa masih berkeliaran? Bukannya jam pertama sudah masuk?"
Kalingga membalikan tubuhnya saat mendengar suara di belakangnya.
"Bukannya disini ada yang sedang ujian akhir? Kenapa kosong?" tanya Kalingga to the point.
"Ah, iya memang disini ada yang ujian. Tapi sudah selesai sepuluh menit yang lalu. Murid sudah pulang," jawabnya.
"Kenapa secepat itu? Bukannya ujian biasa dimulai seperti jam pelajaran biasa?" tanya Kalingga.
"Prosedurnya seharusnya memang seperti itu, tapi Ailee meminta jam pagi. Kami pihak sekolah mengiyakannya karena yang memintanya Ailee, peserta yang mengikuti ujian."
"Hanya dia?"
"Iya, hanya dia. Ada masalah dengan Ailee?" tanya guru tersebut.
Kalingga menggelengkan kepalanya lalu melenggang pergi dari sana dengan perasaan lesu. Dia tidak berhasil menemui kekasihnya. Tapi tak apa, masih ada hari esok. Semoga keberuntungan berpihak padanya besok.
Sepeninggal Kalingga, guru tersebut masuk ke dalam ruangan ujian.
"Dia sudah pergi."
Tiba tiba pintu lemari terbuka. Muncul lah sosok Ailee.
"Kamu ada masalah dengan murid tadi? Kenapa harus sembunyi? Miss bahkan harus berbohong karena kamu," ucapnya.
"Maaf miss, hanya masalah kecil," jawab Ailee tersenyum. Gadis itu mendekat ke arah mejanya lalu kembali berucap.
"Miss, apa boleh besok saya ujian di ruangan miss? Tidak ada bedanya juga kan? Saya tidak mau disini, karena besok siswi tadi pasti akan kesini lagi," ucap Ailee. Terlihat guru di depannya nampak berpikir.
"Saya mohon miss," Ailee memohon dengan sangat pada pengawas di depannya.
"Baiklah, nanti saya bantu bicara sama kepala sekolah. Sepertinya kamu terganggu dengan siswi tadi."
Ailee tersenyum senang, "Terimakasih banyak miss."
"Sama sama. Asal kamu nyaman dan memberikan nilai tinggi," ucapnya.
"Pasti miss."
Sebelumnya Ailee memang sudah menduga kejadian ini. Untungnya dia sudah bernegosiasi dengan pengawas ujian. Bahkan memintanya untuk berbohong pada Kalingga.
Tbc.
Selamat datang di season 2 guys. Aku mulai dari tiga tahun terakhir sebelum Ailee pergi. Semoga suka, jangan lupa vote komen yaaa😘
3 tahun kemudian...
Seorang pria bertubuh tegap tengah berdiri di suatu tempat. Pandangannya menatap lurus ke arah depan. Hamparan pasir serta air laut menjadi objek tatapannya. Deburan ombak terdengar bergemuruh seperti gemuruh hatinya.
Tiga tahun berlalu setelah gadisnya pergi, kehidupannya juga pergi. Semuanya berubah begitu saja tanpa bisa dicegah. Kepribadiannya kembali seperti dulu, dingin dan tidak tersentuh. Bahkan sikapnya pada keluarganya pun sama seperti pada orang lain.
Pria itu adalah Kalingga.
Kalingga baru menyelesaikan pendidikan S1-nya dalam kurun waktu tiga tahun dan melanjutkan sekolah penerbangannya di salah satu universitas yang tidak jauh dari Boston.
Sejak kecil pria itu memang sudah tertarik dengan pesawat. Tak disangka saat sudah besar dia benar benar mewujudkan minatnya dalam dunia penerbangan. Kalingga hanya belajar bagaimana caranya menjadi seorang pilot, tapi tidak berminat untuk menjadi pilot asli. Dia hanya ingin menguasai teknik menerbangkan pesawat. Agar suatu saat nanti dia bisa mengendarai pesawatnya sendiri.
Selain sibuk di dunia pendidikan, Kalingga juga sibuk di perusahaan papinya. Kedua saudaranya juga sama sibuknya. Kairav dan Briella masih belum menyelesaikan pendidikan S1 mereka. Meskipun begitu Kairav tetap aktif di perusahaan. Sedangkan Briella, gadis itu sibuk bekerja sebagai seorang model.
Siapa sangka, Briella kini sudah menjadi model papan atas. Bahkan jadwalnya sangat padat. Untungnya dia bisa memanage waktunya antara bekerja dan kuliah. Bagaimana pun dia harus memiliki pendidikan tinggi dengan nilai akhir yang memuaskan, sama seperti kakak keduanya.
Sebenarnya bukan pilihan Kalingga untuk lulus lebih cepat. Dia juga tidak menyangka bisa mengejar target tersebut. Mungkin karena dia sudah berusaha dan tuhan memberikan jalan padanya.
Dalam urusan pendidikan, keluarga, dan pekerjaan Kalingga memang cukup beruntung. Sayangnya dia tidak terlalu beruntung dalam percintaan.
Sudah tiga tahun lamanya Kalingga tidak melihat batang hidung Ailee. Jangankan melihat, bahkan mendengar kabarnya pun tidak pernah. Ailee hilang seperti ditelan bumi. Gadis itu pergi tanpa meninggalkan jejak. Banyak usaha yang dilakukan Kalingga untuk menemukan gadis itu, namun sayang waktu belum berpihak padanya.
Kalingga mengeluarkan ponsel miliknya. Lockscreen miliknya masih sama seperti tiga tahun yang lalu. Lockscreen itu adalah foto candid Ailee.
"I really miss you," gumam Kalingga pelan.
Hatinya berdenyut nyeri saat mengingat gadis itu. Ditinggalkan tanpa aba aba rasanya benar benar menyakitkan sekali.
***
Nama baik keluarga Natapraja sudah kembali sejak dua tahun yang lalu. Semua berkat usaha Kavin dan kedua anaknya. Mereka bertiga berhasil membuat perusahaan semakin maju. Bahkan kini posisinya hampir sama dengan perusahaan Fox.
Perusahaan Fox kini sudah diambil alih kembali oleh Alexander. Pria itu sudah sembuh total sejak dua tahun yang lalu. Kemunculan Alexander tentu saja membuat media kembali heboh. Apalagi tidak ada wanita yang biasa menemaninya. Sampai saat ini media masih mencari keberadaan Cya, istri Alexander. Namun mereka masih belum menemukan kabar.
"Kalingga mana? Sepuluh menit lagi kita akan meeting dengan Alexander, CEO Fox Group," ucap Kavin sembari melirik arloji di pergelangan tangannya.
"Dia ke toilet tadi," jawab Kairav.
Kavin menganggukan kepalanya, "Nanti kasih tahu adik kamu, jangan buat kesalahan yang sama. Papi tahu dia terus mencari keberadaan Ailee, tapi dengan bertanya pada Alexander, rasanya bukan solusi."
Hubungan Kavin dan Alex kembali seperti biasa, meskipun ada jarak yang tercipta. Kavin tidak masalah dengan hal tersebut. Dia sadar diri jika jarak itu ia ciptakan sendiri. Namun ia sudah menebus semua kesalahannya.
"Maksud papi?" tanya Kairav heran.
"Papi lihat, Alex memang sengaja menutupi keberadaan Ailee. Entah apa alasannya. Papi juga gak tega lihat Kalingga kayak kulkas berjalan. Tapi mau bagaimana lagi, papi belum menemukannya," tutur Kavin.
Selama ini dia memang membantu anaknya untuk mencari keberadaan Ailee. Tidak ada permintaan dari Kalingga, tetapi Kavin berinisiatif sendiri. Kepergian Ailee tentu saja karena ulahnya juga. Andai dulu dia tidak bodoh.
"Tapi bukannya lebih baik bertanya pada om Alex? Bagaimana pun om Alex pasti tahu."
"Dia sudah pasti tahu. Apa kamu lupa bang, waktu itu papi bahkan Kalingga mencoba bertanya, tapi dia tidak menjawabnya. Dia terus berdalih dari topik pembicaraan," jawab Kavin.
Saat Kairav akan kembali berbicara, muncul seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia asisten Kavin. Dia meminta Kavin dan Kairav segera ke ruangan meeting, karena disana semua orang sudah menunggu termasuk Kalingga.
Kavin dan Kairav pun berjalan bersama menuju ke ruangan meeting. Meeting kali ini memang diadakan di kantor milik Kavin di Boston.
Satu jam berlalu, meeting sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Meeting kali ini diadakan untuk membahas mengenai kerja sama antara perusahaan Fox dan Natapraja. Sudah sejak lama mereka menjalin kerja sama ini, jadi saat ini mereka hanya melanjutkannya saja.
"Om, bisa kita bicara sebentar?" sela Kalingga saat Kavin dan Alex tengah berbincang.
Alex mengangguk menyetujui lalu mengikuti arah pergi Kalingga.
"Ada apa? Jika tentang anak om, om tidak bisa menjawabnya. Om sudah berjanji padanya, Lingga." Alex cukuo to the point. Mungkin karena dia sudah tahu Kalingga akan bertanya apa. Selama ini topiknya tidak jauh jauh dari anak perempuannya, Ailee.
Kalingga tersenyum tipis, "Ini memang tentang dia. Tapi Lingga bukan lagi bertanya dia dimana. Lingga hanya ingin tahu apa dia baik baik saja?"
"Tentu saja dia baik baik saja. Kehidupannya bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia sudah bahagia," jawab Alex.
"Syukurlah jika itu kenyatannya. Tolong sampaikan padanya, Kalingga masih menunggunya. Kalingga masih berharap dia kembali," tutur Kalingga.
"Kamu masih menunggunya?"
"Selalu, bahkan sejak tiga tahun yang lalu."
"Bagaimana jika dia sudah melupakan kamu dan saat ini sudah bersama pria lain?" tanya Alex.
"Jika pun begitu, Kalingga yakin hanya raganya yang bersama pria lain, tidak dengan hatinya. Untuk saat ini biarkan dia bersama dengan yang lain, jika itu bisa membuatnya bahagia. Tiba saatnya nanti, Kalingga akan kembali om."
"Sebenarnya apa alasan kalian berpisah?"
Kalingga menggelengkan kepalanya, "Ailee pergi begitu saja tanpa pamit. Bahkan dia memutuskan hubungan sepihak. Tentu saja Kalingga tidak akan menerimanya, sampai kapan pun."
"Maafkan anak om, dia mungkin terpaksa melakukan hal itu. Tapi yang harus kamu tahu, selama tiga tahun ini dia sama seperti kamu. Dimana dia sekarang om tidak bisa memberitahu kamu. Kesalahan di masa lalu ternyata cukup berdampak pada hubungan kalian berdua," tutur Alex.
"Mungkin itu juga karma karena keegoisan keluarga Kalingga. Tapi tak apa, Kalingga bersyukur om masih tetap menjalin kerja sama dengan perusahaan papi, setelah apa yang terjadi di masa lalu."
Tbc.
Ohaiiiyooo😄😄
***
Seusai berbincang, Alex pun pamit pergi karena masih ada urusan lain yang harus ia urus. Kalingga tentu saja tidak menahannya, pria itu mengantar Alex sampai ke depan lobby kantor.
Ucapan Alex sedikit mengusik hati dan pikirannya. Apa mungkin Ailee sudah melupakannya selama ini? Jika iya, apa yang harus Kalingga lakukan nanti. Apa dia akan mundur? Tentu saja tidak. Sampai kapan pun dia tidak akan mundur. Bahkan jika Ailee sudah menikah pun, Kalingga akan merebutnya kembali. Tidak peduli dengan hukum yang berlaku, yang jelas dia akan mendapatkan Ailee. Cepat atau lambat.
Bertahun tahun tidak bertemu tentu saja perasaan rindu kian hari kian bertambah. Rasanya Kalingga sedikit gila karena belum berhasil menemukan keberadaan Ailee. Kewarasannya sedikit terkikis karena Ailee.
Ailee, Ailee dan Ailee. Nama itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Lingga."
Kalingga yang tengah memikirkan gadisnya pun menoleh saat namanya dipanggil. Wanita itu lagi.
"Gak usah panggil gue dengan sebutan itu. Lo sama gue gak kenal," ketus Kalingga.
"Loh, kita kan akrab, gak papa kali. Toh gak ada orang lain juga," ucapnya santai.
Kalingga tidak menggubrisnya dan berlalu dari hadapan wanita itu. Namun, tentu saja wanita itu tidak hanya diam saat melihat Kalingga pergi, dia kembali menahan Kalingga. Bahkan menarik tangan pria itu.
"Jaga batasan lo!" Kalingga menghempaskan tangan wanita yang menarik tangannya. Tidak sopan sekali.
"S-sorry Lingga," cicitnya.
"Kenapa lagi?" ucap Kalingga jengah.
"Udah waktunya makan siang, kamu gak lapar?"
"Enggak."
"Lingga tunggu dulu," ucapnya menahan pergerakan Kalingga. Kalingga menghela nafasnya dan menatap datar ke arah wanita di depannya ini.
"Aku udah nunggu kamu loh, masa kamu gak mau nemenin aku makan," keluhnya.
"Lo anak balita? Sampe makan harus ditemenin?"
"Lingga," lirihnya pelan.
Kalingga berdecak pelan dan berlalu dari sana. Dia tidak mempedulikan wanita itu. Peduli setan tentang ayahnya yang jadi investor di perusahaan papinya. Toh itu tidak akan berpengaruh apa apa jika dia profesional.
Sejak awal Kalingga sudah menolak kerja sama antara perusahaan papinya dengan perusahaan ayah dari gadis itu. Entah mengapa dia tidak suka dengan mereka.
"Susah banget ya bikin lo tunduk sama gue. Padahal gue lebih cantik dari mantan lo," gumamnya pelan.
Ia kesal, tangannya bahkan sampai terkepal saking kesalnya. Dua tahun lamanya dia mencoba mendekati Kalingga dan belum membuahkan hasil. Menaklukan seorang Kalingga benar benar sangat sulit sekali. Pria itu masih dibayang-bayangi wanita di masa lalunya.
"Kenapa cemberut gitu hm? Bukannya mau ketemu Kalingga?"
"Ayah, Kalingga nolak aku lagi," adunya pada sang ayah.
"Alica, kamu jangan terlalu manja begini. Om Kavin bilang, Kalingga tidak menyukai wanita manja," jelasnya.
"Tapi yah, kalo aku gak manja, mana bisa Kalingga luluh. Udah dua tahun loh yah aku deketin dia, tapi gak ada kemajuan sama sekali. Bahkan setelah ayah buat kontrak kerja sama."
"Semua butuh proses sayang. Gak bisa instan, waktunya juga berbeda beda. Ada yang sebentar dan ada yang lama. Kamu mendapatkan opsi kedua, yaitu lama. Bukannya mengejar seseorang dalam waktu yang lama itu akan sangat berharga saat di dapatkan?"
"Ya iya sih yah. Tapi aku gak suka sama sikap Kalingga yang ketus, galak, apalagi jarang ngomong sama aku. Aku udah ngomong panjang lebar juga dia tetep bungkam. Kali kali dia jawab kalo lagi mood kayaknya."
Usaha dan effortnya selama ini tidak main main. Dia bahkan selalu datang ke kediaman Natapraja dan mendekatkan dirinya pada keluarga Kalingga. Hanya tante Ashel saja yang menerimanya. Bahkan adik bungsu dari Kalingga juga sangat ketus dan sinis padanya.
"Alica Mahesa, kamu harus sabar. Kamu tahu sendiri untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Natapraja dibawah naungan Kavinder sangat susah. Kamu harus menghargai kerja keras kamu selama ini. Biarkan Kalingga seperti itu dulu. Tiba saatnya nanti dia akan melirik ke arah kamu. Percaya sama ayah," bujuknya pada sang anak.
"Baiklah."
***
Setiap hari Kalingga harus berhadapan dengan Alica. Selama dua tahun ini gadis itu terus mengganggunya tanpa lelah. Kalingga benar benar muak dan bosan dengan tingkahnya. Tapi tanpa disadari, Kalingga kembali mengingat kejadian di masa lalu saat bersama Ailee.
Dulu, Ailee juga melakukan hal yang sama. Terus mendekatinya agar Kalingga melirik. Bedanya cara mendekati Ailee tentu saja berkelas sampai membekas di ingatan Kalingga, hingga hatinya tergerak dan mulai menyukai Ailee sampai mencintainya.
Cinta Kalingga untuk Ailee selalu sama besarnya seperti dulu. Tidak pernah berkurang sedikit pun. Bahkan setelah berpisah dalam waktu yang cukup lama.
"Masih muda sering melamun, kayak banyak beban aja hidup lo," cerca Kairav yang baru saja masuk ke dalam ruangan tempat Kalingga bekerja.
"Lo kalo gabut gak usah kesini terus ganggu gue. Gue lagi males ladenin kegabutan lo," tegur Kalingga.
"Santai men. Gue kesini bukan buat hilangin gabut gue. Gue kesini cuma mau kasih tahu lo, proyek yang bakal jadi tempat usaha lo udah hampir jadi. Opa Adi bilang lo harus cepet cepet beresin sekolah penerbangan lo," tutur Kairav.
"Gue tahu."
"Bajing*n! Kalo gitu kenapa gak bilang?!" tanya Kairav kesal.
"Lo gak nanya," jawab Kalingga santai.
"As*."
Buk...
Majalah yang tadi tergeletak di meja kerja Kalingga kini sudah melayang dan mendarat dengan sempurna di wajah abangnya. Kalingga tidak takut kualat, biarkan saja abangnya kesakitan. Selama ini dia sudah banyak mengganggu waktu galaunya. Juga sering mencibirnya. Padahal dirinya sendiri sudah jomblo dari lahir.
"Biad*b lo jadi adek. Gak gue anggap tahu rasa lo," lagi dan lagi Kairav kembali merutuki sikap adiknya yang tidak tahu diri itu.
"Mending sekalian aja. Gue juga udah bosen jadi adek lo. Briella juga kayaknya."
Kairav mendengus kesal lalu mengeluarkan ponselnya. Ponselnya adalah pelarian dari rasa kesalnya pada Kalingga.
"Ngomong ngomong, lo masih diganggu Alica?" tanya Kairav tiba tiba.
"Itu pertanyaan, bukan omongan," sela Kalingga.
"Sama aja di ucapin pake mulut. Jawab pertanyaan gue," tekan Kairav.
"Menurut lo." Bukannya menjawab malah balik bertanya. Kalingga benar benar menyebalkan sekali.
"Menurut gue sih iya. Awas, hati hati lo kepincut. Ailee bisa aja kembali," peringat Kairav.
"Lo pikir gue cowok apaan-,"
"Cowok jadi jadian," potong Kairav.
"KELUAR LO BANG!!"
"MOH!"
Mendengar jawaban dari kakak laki lakinya ini benar benar membuat emosi Kalingga seketika naik. Ia pun mengambil frame foto di mejanya lalu hendak melemparnya ke arah Kairav. Namun sebelum itu Kairav sudah lebih dulu pergi untuk menghindari amukan pria yang ditinggal pas lagi sayang sayangnya.
Tbc.
Ramein🤸♀️🤸♀️🤸♀️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!