"Lepaskan aku!" Eva berteriak keras, sambil memberontak di bawah himpitan tubuh kekar seorang pria asing yang membuat Eva tak bisa bergerak namun pria asing yang sedang mabuk itu, tak menghiraukan teriakannya.
Ini adalah malam terburuk yang harus dilalui oleh Eva, malam yang tak ingin dilalui oleh siapa pun karena ini adalah malam paling sial dalam hidupnya
Namanya Eva lestari, usia 26 tahun. Dia bekerja di sebuah resort mewah yang ada di pulau Bali. Malam itu, seorang tamu asing yang baru datang meminta resepsionis untuk mengganti sprei dan inilah kesialan yang harus Eva tanggung untuk seumur hidupnya.
Sebelum terjadi yang tak dia inginkan itu terjadi, seorang pria asing keluar dari kamar mandi dalam keadaan mabuk dan telanjang. Sontak saja Eva terkejut, namun Eva harus berpura-puta tak melihat dan terus melakukan pekerjaannya.
"Siapa kau?" pria asing itu bertanya dalam bahas Spanyol yang membuat Eva tak mengerti.
"Hallo, Sir. Aku pegawai hotel yang bertugas mengganti Sprei ranjangmu," Eva menjelaskan lalu dia kembali mengganti sprei agar dia bisa segera keluar dari kamar itu tapi dalam hitungan detik saja, Eva terkejut ketika bule dengan badan besar dan otot di mana-mana itu menerjangnya hingga dia jatuh terbaring di atas ranjang.
"Apa yang kau lakukan, Sir?!" teriak Eva sambil memberontak.
"You, i want you!" ucap bule itu. Dari mulutnya tercium bau alkohol, Eva memberontak dengan sekuat tenaga tapi dia tak berdaya. Sekuat apa pun dia berusaha untuk melepaskan diri, pada akhirnya dia tetap kalah.
Baju yang dia kenakan dirobek dengan paksa, teriakan dan permohonan Eva tak dihiraukan karena pria asing itu sedang mabuk. Kalah tenaga membuat Eva tak berdaya, pria asing itu memperlakukan dirinya seperti pelacur.
"Jangan lakukan hal ini, Sir. Tolong lepaskan aku!" Eva kembali berteriak dalam bahasa inggris namun pria itu justru mengoceh dalam bahasa Spanyol.
"Jangan lakukan, jangan!" Eva terus memberontak meski dia tahu akan sia-sia.
"Shut up!" teriakan pria asing itu membuat Eva ketakutan.
"Please, let me go!" pinta Eva dengan air mata berderai namun pria asing yang sedang mabuk itu tak peduli sama sekali. Seberapa kuat Eva memberontak, seberapa keras dia berteriak, tidak ada yang mendengarnya. Kekuatan yang dimiliki oleh pria asing itu tak main-main, seluruh tubuh terasa sakit luar biasa apalagi ketika rudal besar milik si bule itu merobek kesuciannya.
Eva berteriak keras karena sakit. Sangat sakit tapi dia tak berdaya sama sekali. Hancur sudah, masa depannya hancur. Permainan kasar pria asing itu benar-benar menyakitkan dan itu adalah malam paling buruk yang harus dia lalui.
Eva tak berdaya diterjang oleh pria asing yang menikmati tubuhnya akibat mabuk. yang pria asing itu tahu jika Eva adalah seorang wanita malam yang baru saja dia panggil tapi ternyata Eva adalah pegawai hotel saja yang seharusnya mengganti spreinya yang kotor tapi kini Eva justru mengotori seperti itu juga dengan darah keperawanannya.
Tangisan Eva pun tak bisa ditahan, tubuhnya tergolek di atas ranjang dan tak berdaya setelah pria asing itu selesai menikmati tubuhnya. Eva menangis, hanya itu yang bisa dia lakukan. Dia bahkan tidak berani memandangi pria asing yang sedang berbaring di sisinya dan tertidur akibat lelah setelah menikmati tubuhnya. Hancur, dia benar-benar hancur. Tidak ingin berlama di dalam ruangan itu, Eva Memungut pakaiannya satu persatu dan memakainya sambil menahan sakit di sekujur tubuh. setelah selesai Eva segera pergi dari kamar terkutuk itu. Dia kembali ke ruang istirahat dan menangis sendirian di sana. Kenapa semua itu terjadi padanya?
Ponsel yang berbunyi membuat Eva takut Apalagi setelah dia melihat siapa yang menghubungi. Air mata pun dihapus dengan cepat dan dengan tangan gemetar Eva menjawab panggilan dari kekasihnya yang sebentar lagi akan menikahi dirinya.
“Kenapa kau baru menjawab, Apa kau sedang sibuk?” tanya Erik pada kekasih hatinya.
“Ma-Maafkan aku, Erick. Aku belum selesai bekerja. Mungkin sebentar lagi barulah aku selesai," Eva berusaha untuk tetap tenang agar Erik tidak curiga akan keadaan dirinya.
“Baiklah sayang, aku sudah menunggumu di bawah. Setelah selesai cari aku oke?”
“Sebentar lagi aku sudah selesai,” ucap Eva dengan hati yang hancur berkeping-keping. Bagaimana dia bisa menjelaskan hal ini pada Erick? Bagaimana dia mengatakan apa yang baru saja dia alami pada pria yang sudah akan menikahinya sebentar lagi?
Mereka sudah melakukan pertemuan dua keluarga, gedung resepsi pun sudah dipesan dan gaun pengantin pun sudah Eva dapatkan. Cincin pernikahan pun sudah mereka beli dan mereka hanya menunggu harinya saja tapi kenapa dia harus mengalami hal seperti ini di saat hari pernikahannya dan Erik sudah begitu dekat ?
Eva kembali menangis sejadi-jadinya meski dia tahu tangisannya itu tak berarti sebab tangisannya itu tidak bisa mengembalikan keperawanannya yang telah direnggut oleh pria sing itu namun dia membutuhkannya agar dia merasa lebih baik walau sesungguhnya dia tidak mungkin baik-baik saja setelah malam naas itu. tidak ada yang tahu kesedihannya, Eva bahkan menyembunyikan apa yang baru dia alami dengan baik saat dia bertemu dengan Erik yang menjemputnya.
Erik tersenyum memandangi kekasihnya yang cantik tentunya yang akan dia nikahi sebentar lagi. Dia bahkan menyambut Eva dan memberikan pelukan untuknya.
“Kenapa begitu lama, aku sudah menunggumu cukup lama di sini,” ucapnya basa basi.
“Maaf Erik, pekerjaanku sedikit banyak jadi tidak bisa aku tinggal begitu saja apalagi tiba-tiba banyak tamu yang datang. Aku harus membersihkan beberapa kamar agar dapat ditempati oleh para tamu,” dusta Eva Padahal dia terlambat gara-gara diperkosa oleh pria asing itu.
“Baiklah, kau sudah bersama denganku sekarang. Apa kau ingin makan sesuatu? Jika kau ingin makan sesuatu kita berhenti sebentar di pinggir jalan untuk makan dan setelah itu kita pulang. bagaimana, kaa mau bukan?”
“Tentu saja aku rasa semangkuk bakso cukup untuk kita berdua di malam yang dingin ini,” ucap Eva.
“Lagi-lagi bakso, apa kau tidak bosan dengan makanan itu? kita makan di restoran saja, aku tidak suka melihatmu hampir setiap hari makan bakso.”
“Tidak mau, Aku hanya ingin semangkuk bakso!" ucap Eva karena yang ingin dia makan memang semangkuk bakso.
“baiklah, semangkuk bakso kesukaan calon istriku. Tidak ada yang tidak untukmu nyonya,” perkataan Erik membuatnya tersenyum namun senyuman itu sirna setelah dia mengingat apa yang baru saja di alami. Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan? Hanya itu saja yang bisa dipikirkan karena dia tidak tahu dan dia takut Erik marah lalu membenci dirinya lalu mengakhiri hubungan mereka berdua. Lebih dari apapun dia tidak ingin berpisah dengan Erik tapi dia harus bagaimana? Sungguh dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan
Hari pernikahan Eva dan Erick akhirnya tiba. Seharusnya Eva bahagia di hari pernikahannya, itu karena dia sudah mempersiapkannya dengan begitu antusias bersama dengan Erik tapi dia justru tidak terlihat seperti itu. Semua yang dia alami malam itu benar-benar membuatnya takut karena sampai sekarang, dia belum mengatakannya pada kedua orang tuanya dan pada Erick serta keluarganya.
Dia sempat berpikir untuk mengatakan apa yang dia alami malam itu pada Erick tapi dia sangat takut. Jujur saja dia tidak mau hubungan mereka berakhir karena dia sangat mencintai Erick tapi bagaimana nanti dia menjelaskan apa yang terjadi dengannya pada Erick? Dia tidak mungkin menutupinya terlalu lama apalagi setelah acara pernikahan itu, mereka akan melewati malam pertama yang sudah dinantikan oleh Erick. Bagaimana jika Erick mendapati dirinya sudah tidak perawan? Takut, jujur saja dia sangat takut.
“Eva, apa kau sudah selesai?” kakak perempuan Eva memanggil, dia bernama Nana dan sudah menikah. Kakaknya sudah dikarunia putra dan putri karena dia sudah menikah lama. Eva dan Nana adalah pasangan dari Mirna dan Bobby yang memiliki beberapa tempat makan di Bali tapi Eva lebih suka hidup mandiri.
Eva berusaha tersenyum saat kakaknya menghampiri dan berdiri di sisinya. Eva berusaha bersikap seperti biasa agar kakaknya tidak curiga dengan apa yang dia takutkan.
“Kenapa wajahnya terlihat pucat?” tanya kakaknya curiga.
“Tidak, aku baik-baik saja. Sudah dirias begitu cantik, bagaimana wajahku bisa terlihat pucat?” Eva segera menjawab dan melihat penampilannya karena dia khawatir dengan perkataan yang kakaknya ucapkan.
“Sepertinya hanya perasaanku saja. Mama dan Papa sudah menunggu, jadi bersiaplah.”
“Kak Nana, apakah menikah itu menakutkan?” Eva menunduk, dia sungguh takut.
“Tentu saja menakutkan, menakutkan saat malam pertama tapi udah itu enak!” ucap kakaknya menggoda.
“Apaan sih, kak. Malu tau!” ucap Eva dengan wajah memerah.
“Udahlah, cepetan. Ntar Erick kelamaan nunggu kamu. Ingat, ntar malam jangan matiin lampu, terang lebih enak!” kakaknya masih menggoda.
“Kaka! Malu didengar orang tau!” teriak Eva namun kakaknya sudah berlari keluar sambil tertawa.
Eva masih tersenyum namun senyumnya mendadak sirna setelah kakaknya pergi. Malam pertama? Itu yang paling dia takutkan karena malam pertama yang seharusnya dia berikan untuk Erik sudah direnggut oleh pria asing itu.
Eva menunduk dengan air mata mengalir. Bagaimana sekarang? Dia benar-benar membutuhkan keajaiban agar malam naas itu bisa kembali terulang supaya dia dapat menyelamatkan diri dengan tidak masuk ke dalam kamar terkutuk itu. Adakah tongkat peri yang bisa dia gunakan untuk mengubah situasi yang dia alami saat ini? Jika ada maka dia benar-benar sangat ingin meminjamnya agar nasib buruknya dapat diubah.
“Eva, Kenapa kau ada di sini?” kali ini ibunya yang masuk ke dalam karena Eva tidak juga keluar padahal acara pernikahannya dengan Erik sudah akan dimulai.
“Mama, Eva takut Ma,” ucap Eva dengan mata berkaca-kaca.
“Apa yang kau takutkan? Semua anak gadis pasti akan menikah nantinya. Kau lihat kakakmu, dia sudah memiliki dua anak sekarang dan tidak lama lagi, kau pun akan menyusul dan memberikan cucu untuk mama dan papa.”
“Tapi Eva takut Ma, Eva takut kalau Erik membenci Eva.”
“ Apa maksud perkataanmu? Tidak ada satu pria pun yang akan membenci pengantinnya apalagi di hari pernikahan. Erick begitu mencintai dirimu jadi Kenapa kau berkata seperti itu?” ibunya mulai curiga dengan keadaan putrinya yang tidak seperti biasanya..
“Ma, sebenarnya Eva?” ucapan Eva terhenti karena seseorang masuk ke dalam ruangan padahal Eva ingin memberitahu ibunya Jika dia telah diperkosa oleh seseorang.
“Nyonya, acara sudah mau dimulai. Pengantin wanita diharapkan untuk ke ruang pesta,” ternyata itu adalah seorang wedding organizer ini tugaskan untuk Datang Memanggil Eva.
“Nanti kita bicara lagi, Sekarang kau sudah harus bergegas. Jangan sampai membuat Erik marah karena menunggu terlalu lama dan jangan sampai orang-orang mengira kau tidak menginginkan pernikahan ini karena kau bisa mempermalukan Erik dan kau bisa mempermalukan keluarga kita.
Eva mengangguk, sebaiknya dia Jalani dulu pernikahan itu nanti barulah dia akan menjelaskan kepada Erik dan keluarganya. Dia harap, mereka bisa mengerti terutama Erik karena dialah korbannya.
Ibunya segera mengajak Eva keluar. Erik pun sudah menunggu dan terlihat gagah dan tampan. Para tamu undangan yang berjumlah hampir 1000 orang Sudah memenuhi ruangan dan sebagian besar dari mereka adalah tamu undangan dari keluarga Erik karena keluarga Erik adalah pengusaha Resort.
Eva semakin terlihat gugup. Dia juga terlihat takut. Suara tepuk tangan yang ramai dan orang-orang ramai yang memperhatikan dirinya membuat jantung Eva berdegup dengan cepat. Dia merasa jika kepalanya mendadak jadi pusing dan tatapan matanya terlihat sedikit buram. Eva sampai menghentikan langkah dan hal itu membuat ayahnya yang mengantar sangat heran dengan keadaan putrinya.
“Apa yang terjadi denganmu? Apa kau baik-baik saja Eva?” Ayahnya terkejut karena wajah Eva terlihat pucat. Eva bahkan hampir jatuh karena kepalanya yang mendadak pusing. Hal itu membuat sedikit kehebohan dan seorang wedding organizer buru-buru menghampiri Eva lalu memberikan kursi untuknya.
keluarga Eva menghampiri Begitu juga dengan Erik yang bergegas menghampiri calon istrinya yang terlihat tidak sedang baik-baik saja.
“Ada denganmu, sayang? Apa kau sedang sakit?” Erik sudah berjongkok di hadapan Eva dan memegangi kedua lengannya.
“Apa yang terjadi denganmu, Eva?” ibunya pun bertanya dan terlihat cemas sebab keadaan putrinya yang seperti itu di saat yang tidak tepat.
“Aku tidak apa-apa Ma, maaf aku hanya sedikit pusing saja,” Eva berusaha meyakinkan Jika dia tidak apa-apa Karena acara pernikahan itu tidak boleh batal. Jika sampai hal itu terjadi maka Erik akan semakin kecewa padanya bahkan tidak saja Erik , keluarganya dan semua orang akan kecewa serta membenci dirinya.
“Apa kau yakin, jika kau tidak yakin ,maka kau bisa beristirahat sebentar,” ucap Erik yang sangat mengkhawatirkan keadaan calon istrinya.
“Aku tidak apa-apa Erik, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku dan maaf karena aku jadi mengacaukan hari pernikahan kita. Sekarang aku sudah baik-baik saja dan acara bisa dimulai kembali.”
“Apa kau yakin Eva?” tanya ibunya yang cemas dan khawatir.
“Tentu saja Ma, aku sudah baik-baik saja,” Eva berusaha tersenyum agar semuanya yakin jika dia baik-baik saja dan dia berharap dia bisa bertahan sampai pernikahan itu selesai karena dia tidak mau mengacaukannya.
Setelah semua yakin jika keadaan Eva baik-baik saja, mereka kembali ke tempatnya. Erik pun juga kembali ke tempatnya karena mereka akan melakukan sumpah pernikahan. Eva kembali diantar oleh ayahnya sampai dia disambut oleh Erik. Akhirnya pernikahan itu dapat berjalan dengan lancar, Eva dan Erik pun dapat mengucapkan janji dan sumpah mereka sebagai suami istri. Eva benar-benar menahan diri karena sakit kepalanya kembali lagi dan kali ini dia merasa jika tubuhnya sangat lemas. Perutnya bahkan tidak nyaman dan dia merasa sedikit mual.
Erik membuka kain tipis yang menutupi kepalanya karena dia harus mencium Eva sebab mereka sudah sah menjadi suami istri namun pemandangan Eva justru semakin buram dan kepalanya pun semakin berdenyut sakit.
“Eva, apa kau baik-baik saja?” Erik bertanya karena dia cemas melihat keadaan Eva.
“Erik aku,” Eva memegangi kepalanya. Dia pun melangkah ke belakang dengan sempoyongan dan tidak lama kemudian, tubuh Eva tumbang ke samping Karena dia sudah tidak kuat menahan diri lagi. Erik berteriak lalu menangkap tubuh istrinya. Pesta itu tiba-tiba menjadi heboh dengan kepanikan karena pengantin wanitanya tiba-tiba saja pingsan.
Akibat pengantin yang pingsan, pesta pernikahan menjadi kacau bahkan pesta itu berjalan tanpa adanya pasangan pengantin sebab Erik membawa Eva yang baru saja sah menjadi istrinya ke rumah sakit. Entah apa yang terjadi dengan Eva hari ini, tapi dia memang sudah terlihat tidak baik-baik saja semenjak beberapa hari sebelum pernikahan mereka.
Erik menebak jika Eva terlalu lelah beberapa hari belakangan sebab mereka harus sibuk menyiapkan pesta pernikahan mereka. Mungkin itu yang buat Eva jatuh pingsan namun setelah dia berada di rumah sakit dan mendengar apa yang terjadi pada istrinya tentu saja itu bukan kabar yang baik yang ingin dia dengar.
“Istrimu sedang hamil, tuan. Selamat untukmu,” perkataan sang dokter bagaikan petir di siang bolong bagi Erik karena selama ini dia tidak pernah menyentuh Eva bahkan selama mereka berpacaran Erik tidak pernah melakukan hubungan badan dengan Eva. Lalu bagaimana Eva bisa hamil? Apakah ada laki-laki lain selain dirinya yang telah menyentuh Eva tanpa sepengetahuannya?
Tidak percaya dengan apa yang dokter itu diagnosa, Erik kembali meminta Eva diperiksa ulang agar dia semakin yakin apakah yang diucapkan dokter itu benar atau tidak. Pemeriksaan ulang pun dilakukan dan hasil yang diberikan tentu saja sama. Hal itu menjadi pukulan keras bagi Erik sebab Eva telah mengkhianati dirinya dan telah berselingkuh tanpa dia tahu. Entah siapa pria yang sudah tidur dengannya, dia sungguh tidak terima.
Erik segera meminta keluarganya menghentikan pesta pernikahan yang masih berlangsung. Dia merasa pesta itu tidak perlu dilanjutkan dan dia juga merasa keluarganya dan keluarga Eva harus tahu apa yang telah terjadi. keluarga besarnya tentu saja sangat heran begitu juga dengan keluarga Eva karena permintaan Erik yang tak masuk akal namun Erik tetap meminta pesta itu dibubarkan dan dia juga meminta seluruh keluarga besar untuk datang ke rumah sakit agar mereka semua tahu pengkhianatan yang Eva lakukan.
Eva apa yang baru sadar membuka kedua matanya dengan perlahan. Sakit kepala dan mual yang dia rasakan sejak tadi sudah berkurang tapi kini, tidak hanya menghadapi sakit kepala saja karena dia telah ditunggu oleh Erik sedari tadi yang sudah sangat ingin tahu kenapa Eva mengkhianati dirinya dan siapa yang telah menodai Eva.
“Siapa pria itu, Eva?” Eva langsung mendapatkan pertanyaan itu begitu Erik sadar Jika dia telah siuman.
“Erik, di mana kita?” Eva melihat sekitarnya untuk mencari tahu di mana mereka saat ini.
“Jangan basa-basi lagi denganku. Jawab saja pertanyaanku, siapa pria yang sudah tidur denganmu dan yang telah menghamilimu?” Erik segera mendekati Eva dan berdiri di sisinya. Erik memandangi Eva dengan tatapan kecewa sebab selama ini dia sangat mempercayai Eva. Dia juga sangat mencintai Eva dan dia tidak pernah berpikir jika Eva akan mengkhianatinya sedemikian rupa dengan cara mengandung anak pria lain dan mempermalukan dirinya di hari pernikahan mereka itu.
“Aku akan menjelaskan padamu Erik. Aku akan menjelaskan asalkan kau mau percaya padaku," pinta Eva memohon.
“Setelah pengkhianatan ini, apa kau berpikir aku akan percaya padamu lagi? Teganya kau, Eva. Apa yang kurang dariku sehingga Kau menghianati aku seperti ini? Apakah kasih sayang yang aku berikan selama ini kurang? Apa uang yang aku miliki tidak cukup untukmu sehingga kau berselingkuh dan membiarkan benih pria lain tumbuh di rahimmu? Coba jelaskan, apa yang kurang dariku!” Erik berteriak dengan keras akibat rasa kecewa yang sangat dalam. Rasa cintanya untuk Eva yang ada dalam hati selama ini, sirna begitu saja akibat pengkhianatan yang Eva lakukan padanya.
“Apa yang terjadi, Kenapa kau berteriak seperti itu?” pertanyaan itu terlontar dari ibu Erik yang baru saja tiba sama dengan keluarga Eva. Mereka segera menghampiri Erik dan Eva, suasana semakin menegangkan dan Eva pun semakin ketakutan sebab semua keluarga sudah berada di sana dan dia tahu dia tidak akan bisa menyembunyikan Apa yang terjadi pada mereka semua lagi.
“Apa yang terjadi, Erick? Kenapa kau meminta Papa membubarkan acara pernikahan kalian berdua? Berikan Papa alasan yang masuk akal karena Kejadian ini benar-benar memalukan kami jadi katakan apa yang terjadi?” tanya ayah Erik. kejadian tidak menyenangkan itu tentu saja membuat mereka malu tapi sebentar lagi mereka akan semakin malu dan akan semakin marah pada Eva.
"Untuk apa pesta itu dilanjutkan, pa? Untuk apa dilanjutkan karena pengantin wanitaku hamil anak dari pria lain!”
“Apa?” semua yang ada di sana terkejut. keluarga Erik juga keluarga Eva mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Erik sampaikan.
“Bicara yang jelas!” teriak Ayah Erik yang mulai dikuasai oleh api emosi.
“Apa yang terjadi padamu, Eva?” ayahnya pun berteriak dengan keras karena dia ingin tahu apa sebenarnya terjadi pada putrinya.
“Maafkan aku…. maafkan aku,” Eva menunduk dan menangis. Seharusnya dia mengatakan hal itu sejak awal, seharusnya dia memberitahu agar keadaan tidak semakin kacau tapi dia terlalu takut.
“Katakan, Eva. Kenapa kau melakukan hal ini padaku? Kenapa kau bermain api di belakangku dan mengandung anak dari pria lain?” Erik bertanya dengan perasaan kecewa yang teramat dalam.
“Aku tidak mengkhianati dirimu, tidak karena kau tahu aku sangat mencintai tapi di malam itu, saat aku terlambat kembali, sesungguhnya malam itu aku mengalami kejadian tidak menyenangkan. Seorang tamu pria asing yang sedang mabuk memperkosa aku ketika aku mendapat tugas untuk mengganti sprei seperti yang dia inginkan. aku sungguh tidak berdaya, Erick. Kekuatan pria asing itu tidak bisa Aku lawan. Aku sangat ingin mengatakan hal ini pada kalian semua tapi aku terlalu takut untuk mengatakannya!” Eva berharap Erik percaya dengan apa yang dia katakan dan dia juga berharap keluarga percaya tapi reaksi yang mereka tunjukkan justru di luar perkiraan karena mereka tidak percaya dengan apa yang Eva katakan.
“Tidak perlu berbohong dengan mengarang cerita seperti itu. Jika kau memang berselingkuh di belakangku, katakan saja siapa pria itu dan kenapa kau melakukannya?”
“Sudah aku katakan aku diperkosa, Erik!” teriak Eva dengan keras. Dia juga tidak menginginkan hal itu terjadi tapi semua terjadi di luar keinginannya. Lalu apa yang bisa dia lakukan? Bahkan dia tidak tahu jika dia sedang hamil dan ini kali pertama dia tahu jika dia sudah mengandung anak dari pria asing itu. Jika dia tahu mungkin sudah dia gugurkan agar keadaan tidak semakin memburuk tapi sekarang semua sudah tahu dan dia hanya bisa berharap mereka bisa menerima penjelasannya itu.
“Kau benar-benar mengecewakan aku, Eva. Kami sungguh kecewa padamu!” Erik melangkah mundur dengan perasaan hancur. Tidak saja Erik yang hancur dan kecewa, kedua orang tua Erik dan keluarga Eva juga merasakan hal yang sama.
"Tunggu, Erik. Percayalah padaku jika aku diperkosa!” Eva hendak mencegah agar Erik tidak pergi namun Erik menepis tangannya sehingga membuat Eva terjatuh ke atas lantai. Tidak ada yang menolong dirinya, kakak yang peduli selama ini terlihat kecewa dan tidak mau menolong dirinya. Ibu dan ayah yang selama ini menyayangi dirinya, juga kecewa dan hanya memperhatikan Eva dengan tatapan kecewa. Erik yang selama ini mencintai dirinya, tidak peduli dengannya lagi dan kedua orang tua Erik juga merasakan hal yang sama.
“Aku tidak bohong, aku diperkosa oleh pria asing itu. Tolong percaya padaku Erik. Aku terlalu takut untuk mengatakan hal ini pada kalian semua karena aku takut kalian membenci aku terutama kau Erik. Seharusnya kau tahu jika Aku begitu mencintaimu selama ini sebab itu aku tidak berani mengatakannya karena aku takut kehilangan dirimu.”
“Cukup! Cukup, Eva.Sekalipun yang kau katakan saat ini adalah benar tapi tidak seharusnya kau menyembunyikan masalah besar ini pada kami semua. Kenapa kau melakukan hal ini Eva? Seharusnya kau mengatakan sejak awal sehingha aku bisa mempertimbangkan dirimu. Apakah aku harus melanjutkan pernikahan ini atau tidak? Tapi kau justru diam seribu bahasa dan kau menipu kami semua agar pernikahan ini tetap berlangsung. Mau kami taruh di mana Wajah kami pada semua tamu undangan itu, eva?” Erik kembali berteriak menumpahkan rasa kecewanya pada Eva.
Evw hanya bisa menangis sebab dia tahu jika dia juga salah. Seharusnya dia mengatakan apa yang terjadi pada semuanya tapi dia terlalu takut.
“Cukup, Erick. Anggap saja kau sudah sial karena yang kau nikahi ada seorang pelacur!” Ibu Erik menenangkan putranya.
“ Ayo kita pergi, Biarkan saja dia. Tidak perlu kita kasihani karena dia hanya penghianat!” perkataan itu dilontarkan oleh ayah Erik yang kecewa pada menantunya.
Eva tak bisa mencegah kepergian mereka meski dia sudah berusaha namun rasa kecewa mengalahkan segalanya. Entah bagaimana dengan hubungan mereka setelah ini tapi mereka sudah dinyatakan sah sebagai suami istri sebelum Eva jatuh pisang.
"Mama, percaya pada Eva ma. Eva diperkosa. percaya pada Eva kakak, Papa juga harus percaya dengan Eva!” minta Eva pada keluarganya.Jika Erik dan keluarganya tidak bisa mempercayai dirinya tapi dia harap keluarganya mempercayai dirinya.
“kau sungguh mengecewakan, Eva. kini kau bukan bagian dari kami lagi!” ucapan itu dilontarkan oleh ayahnya akibat rasa kecewa yang teramat dalam.
“Apa maksud perkataan Papa?”
“Kau bukan keluarga kami lagi, Eva!” ucap kakaknya.
“Tidak, tolong jangan pergi. Jangan tinggalkan aku karena aku butuhkan kalian!” pinta Eva memohon namun dia diabaikan oleh keluarganya dan dia dicampakkan begitu saja sebab mereka semua kecewa. Eva berusaha mencegah agar keluarga tidak pergi, dia juga berusaha menjelaskan agar keluarganya percaya namun tidak ada satu pun dari mereka yang percaya oleh sebab itu Eva ditinggalkan begitu saja dan tidak ada yang peduli padanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!