Kina melihat sekeliling club malam yang Ia datangi, kedua matanya menilai sekitar club malam yang sudah lima bulan ini di nanti-nanti pembukaannya oleh para kaum muda dan ini sudah hampir 5 bulan setelah pembukaan dan tempat ini semakin ramai oleh para pengunjung.
Kepala Kina mengangguk pelan setelah melihat mengapa setiap orang di media sosial memuji tempat ini, Ia menebak pemiliknya sudah pasti melihat market para kaum muda harapkan dari sebuah club malam.
Jika sebagian orang menganggap club malam sebagai tempat yang tidak layak dikunjungi karena banyak hal negatif di dalamnya, Kina tidak akan menampik pernyataan tersebut karena ada beberapa pemilik club malam yang memang menjadikan tempat mereka sebagai tempat para manusia yang mencari kepuasan sekejap.
Namun ‘ZEUS’ club malam ini benar- benar menampilkan sebuah tempat hiburan malam yang selama ini Ia cari.
Tempat ini hanya menyajikan live music sebagai hiburan, tidak ada lampu yang sengaja dibuat redup namun demi kenyamanan pelanggan mereka menggunakan beberapa lampu kecil di spot-spot tempat tertentu atau khusus jika ada pelanggan yang ingin tempat lebih privasi entah sendiri atau dengan kelompok.
Dan yang paling Kina sukai dari tempat ini adalah Bar yang tidak hanya menyediakan minuman beralkohol namun juga beberapa minuman non alkohol serta menyajikan beberapa menu makanan ringan hingga makanan berat.
Sedikit unik dan berbeda dari club malam yang biasa Ia datanggi, dari pada di sebut club malam mengapa pemilik tidak menamainya dengan cafe saja?
Kina menyodorkan kembali gelasnya yang sudah kosong setelah meminum minumannya dengan sekali teguk.
“kau yakin masih kuat Kina?” sang bartender sedikit khawatir melihat Kina yang sudah ke lima kalinya menyodorkan gelas kosong padanya.
“kau meragukanku Alex?”
Kina dan sang bartender tersebut sudah berkenalan saat pertama kali Kina menginjakkan kakinya di club Zeus ini.
“hanya saja aku tidak ingin kau mabuk seperti minggu kemarin dan menumpahkan muntahan mu pada pakaian orang lain lagi”
Kina memutar kedua bola matanya dengan malas, mengapa Alex mengingatkannya kembali dengan kejadian memalukan sekaligus menakutkan tersebut.
“yah, itu karena aku lagi sial saja”
“dan kau beruntung”
“maksudmu aku beruntung karena muntah di pakaian orang itu dan mengakibatkan aku harus berada semalaman di tempat orang asing itu? Apa Itu yang kau sebut beruntung?”
Alex menggelengkan kepalanya setelah menuangkan minuman ke gelas Kina yang sepertinya mengalami kejadian tidak menyenangkan saat tragedi minggu kemarin.
“setidaknya aku tahu jika kau dibawa orang yang tepat Kina”
Kina mengernyitkan alisnya setelah mendengar perkataan Alex.
“bagaimana kau bisa yakin aku dibawa oleh orang yang tepat?”
“karena orang asing yang kau maksud sekaligus orang yang membawamu minggu lalu setelah kau menumpahkan minumanmu ke pakaiannya adalah bos ku, pemilik club Zeus ini”
Mulut Kina menganga lebar mendengar pernyataan Alex, jika orang yang membawanya minggu lalu ke kamar hotel adalah pemilik club ini maka…
“dan orang asing yang kau maksud itu ada di belakangmu”
Dengan cepat kepala Kina menoleh kebelakang dan mendapati seorang pria berjas navy diikuti oleh seseorang pria di belakangnya yang memakai jas berwarna hitam berjalan menaiki tangga ke lantai dua.
Kina bisa menebak jika pria yang memakai jas berwarna navy tersebut adalah pria yang sama dengan pria yang membawanya ke hotel dan melakukan hal yang Kina tidak inginkan.
Lantas apa yang harus Ia lakukan?
Apa Ia harus menghampiri dan memaki nya karena sudah memakai tubuhnya tanpa persetujuannya untuk kepuasan pria itu sendiri?
"Ku harap kau tidak melakukan hal yang sembrono Kina"
Kina menatap Alex dengan penasaran.
" Dia bukan orang yang ……. yang mudah?"
"Apa maksudmu Alex, katakan dengan jelas"
" Maksudku dia bukan orang yang mudah di dekati, jadi kalau kau punya niat mendekatinya untuk marah karena kejadian Minggu kemarin, aku sarankan kau tahan amarahmu demi keberlangsungan hidupmu Kina"
"Apa hubungannya dengan hidupku?"
"Aku pernah dengar jika dia tidak suka dengan seseorang, bisa dipastikan keesokan harinya orang tersebut menghilang entah kemana"
"Kau bercanda? Di era seperti ini apakah hal seperti itu masih ada?"
"Aku juga tidak mempercayai itu Kina, tapi beberapa bulan yang lalu ada seorang wanita yang bisa dibilang cukup cantik dan selalu berpakaian sexy datang, setiap minggunya wanita itu selalu datang seperti pengunjung biasa, datang - minum - dan pulang."
Kina masih setia mendengarkan cerita Alex
" Namun saat mengetahui siapa pemilik club ini, setiap hari wanita itu terus menerus datang, dan mencoba mendekati bos. Awalnya bos tidak menanggapi, tapi saat malam terakhir aku melihat wanita itu berulah, wanita itu berteriak di hadapan bos di depan para pengunjung jika bos harus bertanggung jawab dengan bayi yang ada di kandungannya"
"Setelah itu?" Tanya Kina
"Setelah itu anak buah bos membawa pergi wanita tersebut, dan sampai sekarang aku tidak pernah melihatnya lagi"
"Bisa jadi bos mu mau bertanggung jawab dan membawanya untuk tinggal bersama"
Alex terkekeh mendengar ucapan polos Kina
"Jika seperti itu, mungkin salah satu temannya tidak akan datang kesini untuk mencari wanita itu Kina"
"Bisa saja wanita itu belum memberitahu temannya"
" Tapi mengapa temannya itu membawa polisi untuk meminta bukti cctv?" ucap Alex membuat Kina terdiam
"Kau ingat dengan berita kasus mayat wanita tanpa identitas ditemukan terbakar di dasar jurang pinggir hutan?" lanjut Alex
Kina mengangguk cepat, kasus itu begitu viral dan sampai saat ini identitas korban belum di ketahui serta tersangkanya belum ditemukan.
" Plat mobil yang ditemukan di sekitar area sama dengan mobil yang digunakan wanita tersebut"
Kina menutup mulutnya tidak percaya
" Jadi alasan teman wanita itu berserta polisi di tempat ini untuk melihat rekaman cctv, untuk mencari bukti dengan siapa terakhir wanita itu bersama"
"Ja….jadi b….bosmu….."
Alex menggelengkan kepalanya.
"Di rekaman cctv hari itu, memang anak buah bos membawa wanita tersebut, namun hanya sampai di depan club, ternyata bos menyuruh anak buahnya untuk membawa wanita tersebut keluar dari club karena sudah mengganggu kenyamanan pengunjung, di depan club pun wanita itu masih mengamuk dan berusaha memasuki club lagi, setelah itu rekaman menunjukkan jika wanita tersebut menaiki mobilnya meninggalkan club”
“di jalan pun mobil tersebut masih terpantau oleh cctv yang berada di beberapa titik jalan, sampai mobil tersebut menikung bukan ke arah tempat tinggalnya, dan setelah itu mobil tersebut tidak terekam lagi di beberapa cctv jalan karena beberapa kamera sudah rusak berhari -hari”
“jadi maksudmu jika aku berperilaku seperti wanita itu, aku akan berakhir sepertinya? jadi secara tidak langsung kau menuduh bos mu adalah dalang di balik kecelakaan tersebut?”
Alex menaikkan turunkan bahunya
“aku tidak pernah mengatakan seperti itu Kina, tak bisakah kau membaca pesan apa yang ku maksud?”
“salahmu sendiri mengapa kau selalu bercerita jika ingin memberitahuku”
Alex menggulirkan kedua matanya, ternyata polos dan bodoh hanya berbeda tipis.
“maksudku, tetap berhati - hati lah dan juga jaga sikap serta ucapan karena di dalam club ini ada berbagai macam manusia yang bahkan kita tidak tahu mereka mempunyai niat apa datang ke tempat ini, menurutku kejadian wanita tersebut bisa saja pelakunya adalah salah satu pengunjung yang merasa kesal dengan kelakuan wanita tersebut atau bahkan pelakunya adalah orang terdekat korban sendiri”
“jika pelaku adalah orang terdekat korban itu mungkin masuk akal, kalau pelaku adalah salah satu pengunjung yang kesal dengan perlakuan si wanita, padahal mereka tidak saling kenal, menurutmu apa itu masuk akal?”
“we never know Kina, kita tidak tahu isi pikiran semua orang, yang terlihat diam dan tenang bisa jadi isi kepalanya sedang merangkai rencana jahat untuk orang lain”
“cukup Alex, jangan membuatku takut”
Alex terkekeh, ternyata wanita ini penakut juga tidak sebanding dengan sifat keras kepalanya.
“ apakah kau begitu memiliki banyak waktu luang sehingga bisa tertawa Alex?"
" Bukankah kau yang menyuruhku agar selalu ramah dengan para pelanggan, bos?"
Kina mematung di tempatnya.
Bos?
Jadi pria yang berdiri di sampingnya saat ini adalah pria yang membawanya saat itu.
"Kau benar Alex"
“shiit” lirih Kina
Dengan terburu - buru Kina mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna biru, dan dengan cepat menutupi sebelah wajahnya dengan tas kecil yang Ia bawa dan berjalan mengendap-endap menuju pintu keluar, seruan dari Alex yang memanggilnya pun Kina hiraukan.
"Sepertinya sudah dua kali kau ditinggalkan bos" ucap Alex
"Akan Ku pastikan ini yang terakhir"
setelah menuangkan minuman yang selalu bosnya nikmati di meja bar, Alex berlalu menuju sisi lain untuk melayani pelanggan yang baru datang.
“sejak kapan?”
“sejak satu jam yang lalu tuan” pria berjas navy menyeringai
“sudah kau dapatkan datanya?”
“sudah tuan” pria berjas hitam menyerahkan ipadnya yang sudah menampilkan data pribadi seseorang.
“apa saya perlu menyuruh orang untuk mengikutinya tuan?” pandangan mereka berdua tertuju pada sesosok gadis yang terburu-buru memasuki mobilnya.
“tentu saja, jangan sampai kehilangannya lagi seperti minggu lalu”
pria berjas hitam menundukkan kepalanya karena merasa bersalah akibat keteledoran para bodyguard yang Ia suruh menjaga seorang wanita yang tertidur namun malah tidak mengetahui jika wanita tersebut sudah kabur melarikan diri dari pantauan mereka.
“maaf tuan, kali ini kami akan mengawasinya dengan baik”
Pria berjas navy kembali membaca setiap kata dan melihat beberapa foto seorang wanita yang ada di ipad yang Ia pegang, sampai dimana jarinya berhenti di sebuah nama perusahaan yang familiar.
“bukankah perusahaan ini yang beberapa kali menawarkan kerjasama pada kita?”
“benar tuan, tapi karena mereka memainkan trik kotor pada laporan keuangannya, jadi saya tidak pernah membalas penawaran mereka”
“sayang sekali, mengapa dia berada di perusahaan yang penuh dengan tikus”
“apa perlu saya menyingkirkan mereka tuan?”
Pria berjas navy mengembalikan ipad tersebut sembari melangkah keluar dari club miliknya.
“lebih dari itu, saya tidak suka ada kotoran berada dekat dengan milikku”
Pria berjas hitam tersebut membukakan pintu untuk bosnya setelah mobil mereka tiba dan setelah memastikan keadaan sekitar aman, barulah dia sendiri memasuki mobil dan duduk di samping pengemudi.
Drrt
Drrt
Pria berjas hitam merogoh saku celananya dan memeriksa pesan yang masuk ke ponselnya.
“Tuan Rafael, Nona Kina sudah sampai dengan aman ke apartemennya”
“hmmm”
Rafael Ravindra seorang pria berusia 33 tahun, memiliki berbagai jenis usaha di berbagai bidang hanya untuk menutupi bisnis gelap yang sudah dia bangun sendiri sejak 10 tahun yang lalu, tiba-tiba tertarik dengan seorang wanita muda yang Ia bawa ke hotel miliknya karena wanita tersebut tidak sengaja muntah ke jas mahalnya.
Ini bukan pertama kalinya seorang pria dewasa sepertinya melakukan hal seperti itu, setiap minggu Ia akan memesan seorang wanita berbeda di tiap minggu untuk menemaninya menuntaskan hasratnya.
Namun baru kali ini dirinya merasa puas hanya dari satu wanita, rasanya dirinya ingin melakukannya lagi dan lagi.
Daniel sebagai orang kepercayaan serta tangan kanan bosnya pun hanya bisa menuruti permintaan tuannya yaitu mencari tahu tentang latar belakang wanita yang terakhir kali dibawa oleh bosnya ke hotel, walaupun di kepalanya penuh tanda tanya tentang sikap bosnya yang begitu penasaran tentang seseorang.
bahkan jika dulu bos nya merasa penasaran bosnya tidak pernah menyuruhnya sampai menjaga dan mencari tahu data tentang orang tersebut.
“bagaimana dengan barang yang saya pesan? Apa sudah sampai?”
“sudah tuan, Vero dan Jimmy sudah berada di pelabuhan sejak sore”
“pastikan barang yang saya pesan sampai dengan utuh tanpa lecet”
“baik Tuan Rafael”
***
Pukul 11.45 siang
Kina merenggangkan tubuhnya yang sudah hampir setengah hari duduk di kursi kerjanya.
setengah pekerjaannya hampir selesai dan 15 menit lagi akan menuju jam istirahat, kedua matanya memandang sekitarnya dimana beberapa rekan kerjanya bersantai dengan ponselnya masing-masing.
Pandangannya beralih pada 2 orang yang berjalan beriringan melewati ruang divisinya, sang manajer marketing (Revan) dan pacarnya (Sarah).
Pria yang Ia sukai dan mantan teman baiknya, melihat mereka yang kini bahagia Kina mengalihkan pandangannya pada ponselnya.
Dulu Ia dan Sarah berteman baik, saat dirinya masih menjadi karyawan baru Sarah banyak membantunya, sampai Ia bertemu dengan Revan dan merasa jika Revan menyukainya karena Revan memperlakukannya berbeda dengan pegawai lainnya.
saat Ia disalahkan Revan selalu membelanya, saat Ia tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya Revan selalu membantunya, saat Ia sedih Revan selalu menemaninya dan mencoba menghiburnya.
Kina begitu senang karena merasa telah menemukan seseorang yang Ia butuhkan selama ini, sampai pada akhirnya Kina selalu bercerita tentang apa yang Ia rasakan pada Revan Ke Sarah.
Sarah hanya tersenyum setiap Kina menceritakan tentang Revan, Kina kira mungkin Sarah tidak tertarik dengan curhatannya karena Sarah tidak pernah menanggapinya, namun ternyata Ia salah.
Malam itu, saat dirinya lembur tidak sengaja Ia melihat Revan dan Sarah saling berpelukan di depan toilet.
“apa tidak apa-apa jika kita mengumumkan hubungan kita?”
“ tentu saja, perusahaan bahkan memperbolehkan”
Sarah menghela nafasnya lelah.
“tapi, Kina....”
“ada apa dengan Kina?” Revan memandang Sarah dengan bingung, dengan cepat Sarah menggelengkan kepalanya dan kembali memeluk Revan.
Kina ya kebetulan melihat dan mendengar apa yang mereka berdua obrolkan hanya mampu membungkam bibirnya sendiri, Ia merasa orang paling bodoh. Pantas saja jika setiap Ia menceritakan tentang Revan, Sarah tidak pernah menanggapinya dan malah mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi, itu bukan salahnya kan?
Mengapa Sarah tidak mengatakan dari awal jika dia mempunyai hubungan dengan Revan? Jika saja Sarah memberitahunya Ia tidak akan menaruh hati pada Revan sejauh ini, dan mengapa Revan memperlakukannya dengan berbeda jika dia sudah memiliki Sarah sebagai pacarnya?
Apa dirinya yang terlalu terbawa perasaan dan menganggap sikap Revan padanya istimewa? padahal apa yang dilakukan Revan adalah hal biasa yang dilakukan seorang manajer pada staf
Pukul 12.00
Jam istirahat telah tiba, seluruh karyawan segera berdiri dari tempat duduk mereka dan mulai berhamburan untuk keluar, baru saja Kina berdiri dirinya dihampiri oleh Sisilia (Sekretaris Direktur).
“Kina...Kina...huh..huh” Sisilia mencoba menormalkan nafasnya setelah berlari dari lantai 5 turun ke lantai 3 melalui tangga darurat karena lift perusahaan begitu lama terbuka.
“ya ampun Bu Sila ada apa? Duduk dulu bu”
Kina menggeser kursinya ke belakang Sisilia agar wanita berumur 35 tahun tersebut bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu, namun wanita tersebut menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menarik tangan Kina untuk mengikutinya ke arah lift berada membuat beberapa karyawan memandang mereka berdua dengan penasaran karena jarang melihat Sekretaris Direktur berlari terponggoh ponggoh hanya demi untuk memanggil karyawan.
“bu..bu Sila...kita mau kemana?”
Untung saja pintu lift langsung terbuka karena jika tidak, Sisilia pasti akan menendang pintu tersebut karena membuatnya sangat emosi seharian ini.
Setelah menekan tombol 10 Sisilia baru bisa sedikit bernafas dengan lega
“bu Sila sebenarnya ada apa?”
Sisilia menggelengkan kepalanya, Ia pun tidak mengerti dengan situasi yang terjadi, sejak dirinya sampai di meja kerjanya yang berada di depan ruang direktur ada beberapa pria berbadan besar dan menggunakan setelan jas hitam formal berdiri di depan pintu direktur yang terbuka lebar, saat dirinya mencoba memaksa masuk pun dia tidak diijinkan bahkan di saat dia mengancam akan menelpon polisi salah satu pria mengatakan tidak perlu karena polisi sudah berada di dalam ruangan direktur sejak dini hari.
Sisilia berdiri dengan gelisah di tempatnya sesekali melirik ruangan direkturnya, pikirannya melayang memikirkan alasan mengapa pria-pria berbadan besar ini serta polisi berada disini, apa direkturnya terlibat masalah?
Ting
Pintu lift terbuka dan menampilkan 4 pria berjas hitam dengan 1 pria berjas maron yang berjalan di depan. Pria-pria yang berjaga di depan pintu direktur sedikit menundukkan kepalanya untuk memberi hormat. Pria berjas maron itu pun melepas kacamata hitamnya dan melihat Sisilia dengan mata tajamnya, Sisilia yang ditatap seperti itu menjadi gugup dan sedikit memundurkan badannya.
“apa anda Sekretaris Direktur?”
“b..be..benar tuan, anda siapa?”
“Daniel, bukankah seharusnya dia berada di lantai 5?”
“menurut informasi dan data yang saya dapatkan, yang terlibat hanya Direktur, manajer keuangan dan satu investor tuan”
Sisilia memandang keduanya dengan bingung, mengapa Ia harus berada di lantai 5 yang dimana lantai tersebut divisi keuangan berada.
“antar dia kesana dan perlihatkan apa yang sedang terjadi”
“siap tuan”
“t..tapi direktur saya” Sisilia memandang pintu ruang direkturnya yang masih terbuka dengan bingung, “di dalam sana hanya ada beberapa polisi yang sedang mencari barang bukti, dan atasan anda sekarang berada di lantai 5”
“barang bukti? Maksudnya apa? Ada apa sebenarnya? Tolong jelaskan ke saya tuan”
“sebaiknya kita segera menuju lantai 5, jika anda ingin lebih tahu apa yang sedang terjadi”
Setelah itu dirinya baru mengetahui jika Direktur yang selama ini Ia hormati melakukan korupsi bersama manajer keuangan dan satu investor, dan mereka bertiga diperiksa oleh polisi secara bergantian di ruangan yang berbeda di lantai 5, Sisilia hampir saja terjatuh jika saja Daniel tidak membantu menahan tubuhnya, dipikirannya memikirkan bagaimana jika kasus ini membuat kantor ditutup, bagaimana dirinya menyambung hidup dengan anak semata wayangnya?
Drrrtt
Drrrtt
Drrrtt
Daniel mengangkat teleponnya yang bergetar
“iya tuan?”
“.....”
“siap tuan, akan saya sampaikan”
Daniel memasukkan kembali ponselnya ke saku jas “bu Sisilia, apa anda masih ingin bekerja di perusahaan ini?”
Sisilia memandang Daniel penuh harap “ tentu saja, saya masih membutuhkan pekerjaan ini. Tapi bagaimana....”
“bos saya, tuan Rafael yang tadi anda temui yang akan mengambil alih perusahaan ini setelah semua masalah yang ada di kantor ini selesai dan akan merombak sistem dan manajemen perusahan. Tuan Rafael masih mempertimbangkan beberapa karyawan yang memiliki status bersih dan tidak terlibat dalam kasus korupsi direktur anda, dan anda salah satu orang terpilih. Apakah anda bersedia bekerja dibawah pimpinan tuan Rafael, bu Sisilia?”
Sisilia berdiri dari duduknya dan dengan cepat memegang kedua tangan Daniel dengan tidak sadar, “saya...saya bersedia bekerja untuk Pak Rafael, apapun pekerjaannya akan saya terima”
“baik, jika begitu tuan Rafael meminta karyawan yang bernama nona Kina untuk datang menemuinya di ruang direktur, bisakah anda membawanya untuk tuan Rafael, bu Sisilia?”
Sisilia mengangguk dengan cepat dan segera berlari meninggalkan Daniel di tempatnya.
Ting
Sisilia menggandeng tangan Kina untuk berjalan menuju ruang direktur yang sekarang ini pintunya sudah tertutup rapat, dan hanya ada 1 orang yang berjaga di depan pintu tersebut.
Bodyguard yang melihat Kina berjalan ke arahnya dengan cepat bergeser dan membuka pintu
“silahkan masuk, kedatangan anda sudah ditunggu” Kina menoleh ke arah Sisilia dan Ia mendapat anggukannya. Kina hanya bisa berdoa dalam hati semoga Ia tidak mendapat kemarahan dari Direkturnya walaupun Ia belum tahu telah melakukan kesalahan apa.
Setelah Kina berada di dalam kedua matanya tertuju pada kursi Direktur membelakanginya dan menghadap ke arah jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan kesibukan jalanan kota.
“permisi Pak, apa benar Bapak memanggil saya?”
Kursi Direktur berputar dengan pelan dan menampilkan sosok pria asing yang semalam Ia hindari
“lama tidak berjumpa”
“a...anda siapa? Di..dimana Pak Direktur?”
“menurutmu dengan saya duduk di kursi ini, apa saya bukan Direktur?”
Kina termenung di tempatnya, bagaimana bisa Direkturnya berganti dengan orang lain dalam satu malam tanpa ada informasi yang beredar di dalam kantor.
Terlalu lama Kina termenung tanpa sadar pria tersebut berjalan pelan ke hadapan Kina.
Rafael melingkarkan tangannya pada pinggang Kina dan mendorong ke arahnya, Kina yang tersadar dari lamunannya tanpa sadar kedua tangannya sudah berada pada kedua pundak Rafael, semakin Kina mendorong pria itu untuk menjauh semakin kencang Rafael mengeratkan pelukannya.
“jangan seperti kamu tidak mengingatku?”
“saya memang tidak mengenal anda tuan, jika sudah tidak ada kepentingan saya akan kembali ke meja saya”
“siapa yang mengijinkan kamu untuk keluar dari ruangan ini, kamu boleh keluar jika kamu sudah mengingatku?”
Kina menggigit bibirnya ragu, Ia ingin segera keluar dari ruangan ini, tapi jika Ia jujur Ia tidak bisa menebak hal apa yang akan Ia alami kedepannya. Dengan sedikit mengumpulkan keberanian Kina mendorong dengan kasar pria itu.
“ya, memang benar saya mengingat anda, anda yang malam itu membawa saya ke hotel”
Kina sudah pasrah jika setelah ini dirinya akan dipecat atau dipermalukan, Ia rasa setelah ini dirinya akan pindah ke kota dimana tidak ada satupun orang yang mengenal dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!