NovelToon NovelToon

SCANDAL CINTA AROFAH

HAMIL

Arofah diam membeku menatap satu benda kecil di tangan nya. Ia tidak tahu apakah ia harus senang atau malah bersedih.

Yang jelas kenyataan ini bisa menjadi malapetaka ataupun pintu kebahagiaan baginya.

Esok adalah hari pernikahan nya dengan seorang pria pilihan kedua orang tuanya. Sedangkan saat ini Arofah tengah mengandung benih kekasih hatinya.

Apa yang harus dilakukan?

Di dalam otaknya bergema pertanyaan yang sama. Yang ia sendiri tidak tahu apa jawaban nya.

" Tidak, pernikahan adalah satu ikatan sehidup semati. Jika aku tidak jujur, maka sama saja aku mempermainkan sebuah pernikahan"

Arofah menggenggam erat hasil testpack nya, ia bangkit dengan penuh keyakinan bahwa semua tidak akan ada yang tersembunyi.

Cepat Arofah bergerak menemui Mariana, Sang Ibu sambung. Dia harus menemui wanita itu dulu sebelum Ayahnya. Karena menurut Arofah , Mariana adalah perempuan yang sangat senang jika melihat Arofah dalam masalah besar.

Hal ini akan dijadikan sebagai jalan pintas buat Arofah agar pernikahan nya dengan pria kaya itu gagal total.

Tapi Arofah salah besar, saat ia menemui Mariana yang tengah berbincang dengan Ayahnya Hartanto.

Dia menunjuk kan hasil testpack itu. Mariana menatap heran, begitu juga dengan Hartanto .

" Apa ini ? " Mariana menelisik benda tersebut dengan cermat. Ia merasa tidak asing dengan benda tersebut.

" Kau hamil? "

Ekspresi Mariana sama seperti yang diharapkan oleh Arofah , Arofah langsung mengiyakan.

" Hamil? "Hartanto mengulang ucapan istrinya, ia bingung kenapa anak gadisnya bisa hamil?

" Aku hamil anak Mas Pras Bu " Arofah mengakui sejujurnya.

" Pras ? " Tubuh Hartanto refleks berdiri, ia sangat mengenal nama pria itu. Dia seorang pengembala kambing di kampung ini. Termasuk kambing-kambing milik Hartanto .

Prasetyo juga bukan orang lain bagi Hartanto , Ibunya adalah kerabat jauh. Tidak mungkin Hartanto merestui hubungan Arofah dan Prasetyo .

" Jadi kamu hamil anak dia ?!!" Hartanto tersulut emosi, suara meninggi. Arofah langsung tertunduk, ia tidak akan berani melawan tatapan Ayahnya jika sudah begini.

" Mas... jangan keras-keras" Diluar dugaan Mariana mencoba menenangkan sang suami.

" Gimana aku nggak emosi Dek?, dia hamil anak pengembala itu. Sedangkan besok adalah hari pernikahan nya " Hartanto tetap saja meninggikan suaranya, Mariana terpaksa menutup mulut Hartanto agar berhenti mengoceh.

" Sudah sudah... jangan diperpanjang lagi"

Arofah heran tumben Ibu sambung nya itu meredam emosi Ayahnya saat marah. Biasanya Mariana akan girang sekali jika Arofah dimarahi habis-habisan oleh Hartanto .

" Arofah , cepat masuk ke kamar. Tunggu Ibu disana " Mariana memberikan perintah, Arofah tidak membantah. Ia pergi masuk ke dalam kamar nya.

" Dek maksud mu apa ? Hah? Kenapa kamu terlihat tidak khawatir sama sekali? " Hartanto memiliki pertanyaan yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Arofah .

Mariana tersenyum simpul, ia membimbing suaminya untuk duduk.

" Dengerin aku Mas, Keluarga Wicaksono sangat menginginkan keturunan. Ini adalah rejeki kita, Arofah hamil sebelum nikah "

Hartanto menautkan kedua alisnya, apa yang barusan dikatakan istrinya adalah sebuah rencana licik.

" Tapi Dek, kalau mereka tahu gimana? "

" Tenang saja Mas, mereka tidak akan tahu. Hanya aku dan kamu saja yang tahu "

Hartanto masih ragu meskipun Mariana sangat meyakinkan. Ia takut hal ini akan menjadi bumerang dalam pernikahan Arofah kedepannya.

Lain halnya dengan Mariana , senyuman bahagia terukir indah. Rasa khawatir yang sebelumnya menghantui kini sirna sudah.

Ia memang sempat kepikiran, bagaimana kalau ternyata Arofah juga tidak bisa memberikan keturunan? Pasti semuanya akan sia-sia.

Via , anak sambung Hartanto tanpa sengaja mendengar percakapan mereka. Ia keluar dari persembunyiannya saat tahu jika Ayah tirinya sepakat dengan rencana si Ibu.

" Bu.. Bapak... "

Mariana dan Hartanto refleks menoleh.

" Kenapa kalian licik sekali? Kasian Mas Rama jika harus menikah dengan Arofah yang sudah hamil anak Mas Pras. Lagian juga Arofah dan Mas Pras saling mencintai "

Via menentang dengan lantang karena sebenarnya dirinya lah yang ingin menikah dengan Rama anak tunggal Wicaksono.

Mariana buru-buru menyump4l mulut Via , ia tidak ingin ada yang mendengar berita kehamilan Arofah .

" Kalau bicara dipikir dulu" Mariana geram sekali akan tindakan putrinya, Via menepis tangan ibunya dengan kasar.

" Habis Ibu mau menipu keluarga Mas Rama yang sudah baik sama kita. Biarkan Via aja yang nikah sama Mas Rama, toh Via masih ting-ting " tanpa sungkan Via menawarkan diri.

" Rama maunya sama Arofah " Bantah Mariana tegas.

" Tapi Bu "

" Diam!!!" Mariana tidak ingin memperpanjang masalah ini, ia terpaksa menganc4m Via dengan jelingan mautnya.

Via merunduk takut, ia tahu bagaimana karakter sang Ibu jika sudah marah?

" Cepat masuk kamar! " Mariana menunjuk ke arah kamar putrinya, Via patuh ia pun pergi menuju kamar nya.

Tapi ia tidak masuk, langkahnya terhenti di depan pintu. Ada rencana licik tercipta, bagaimana pun Via harus menggagalkan pernikahan Arofah dan Rama. Satu-satunya orang yang bisa melakukan itu adalah Prasetyo .

Jadi Via bergegas pergi keluar secara diam-diam sebelum Ibunya menyadari.

Namun sangat disayangkan, ternyata Prasetyo tidak ada di rumah. Ia juga tidak pergi mencari rumput. Kata Ayahnya, Prasetyo sedang keluar tapi tidak tahu kemana?

Via sangat kecewa, padahal hanya Prasetyo harapan nya untuk bisa menggagalkan pernikahan Arofah . Tapi sekarang pria itu tidak ada.

" Apa yang harus aku lakukan? " Bisik Via lirih, terpintas sekilas ingin memberi tahu Ayahnya Prasetyo saja. Tapi Via ragu, kalau sampai terjadi huru hara tentu Ibunya tidak akan membiarkan Via lolos begitu saja.

Via tahu Mariana sangat terobsesi dengan harta, pernikahan Arofah dan Rama seperti transaksi jual beli.

Entah kenapa harus Arofah ? Kenapa tidak dirinya saja yang dinikahkan dengan Rama?

Via memang menyukai Rama saat pria itu datang untuk melihat Arofah . Dan hal itu sudah ia ungkapkan kepada Ibunya. Tapi Mariana justru menjanjikan pria lain yang jauh lebih kaya raya.

" Katanya Ibu tidak menyayangi Arofah ? Tapi kenapa justru menikah kan Arofah dengan Mas Rama ? " Via tidak bisa melihat kasih sayang Ibunya pada saat ini. Ia beranggapan jika Ibunya sudah berubah, lebih menyayangi Arofah anak tirinya.

Sementara Arofah sendiri menunggu dengan perasaan was-was. Ketika pintu kamar nya terbuka, ia menegakkan tubuhnya bersiap menyambut kedatangan sang Ibu.

" Fah, pernikahan mu sudah di depan mata" Mariana memulai ceramah nya, raut wajahnya menampakkan keseriusan dan sedikit kelembutan.

Arofah meneguk saliva, ini sangat tidak wajar.

" Ibu akan menutupi aib mu serapat mungkin, dan kau pun harus melakukan hal yang sama. Kamu tidak mau kan, akibat perbuatan mu nama baik Ayahmu tercoreng. Kita semua bisa terusir dari desa ini Arofah "

Arofah tersentap, sampai begitu kah dampak dari perbuatannya?

Mariana mengusap punggung Arofah lembut, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama menjadi Ibu sambung Arofah .

Kemudian Mariana meninggalkan Arofah sendiri untuk berpikir. Mariana yakin Arofah pasti akan mempertimbangkan ucapannya beribu-ribu kali. Karena ia tahu, Arofah bukan seorang anak yang gegabah seperti Via . Dia cerdas dan bijak.

Tapi entah kenapa Arofah bisa melakukan hubungan terlarang dengan Prasetyo? Ah biarlah, ini musibah yang menguntungkan bagi Mariana . Dengan demikian semua keinginan nya akan dipenuhi oleh keluarga Wicaksono .

HARI PERNIKAHAN

Prasetyo duduk menyendiri di sebuah gubuk jerami, saksi bisu percintaannya dengan Arofah sore itu.

Bayangan kemesraan yang mereka lakukan masih membekas di tempat itu. Tanpa disadari, Prasetyo menangisi kenangan indah bersama Arofah .

Ia sangat mencintai Arofah , sehingga ia nekat untuk melakukan nya agar Arofah bisa hamil dan menikahi nya.

Tapi ternyata, Arofah justru menikah dengan pria lain. Orang pribumi yang kaya raya.

Prasetyo tertunduk pilu, ingin rasanya ia berteriak lantang melampiaskan kepedihan hati. Namun suara nya tertahan di tenggorokan, menciptakan ia kesulitan untuk bernafas.

Pria malang itu tergugu , isakan nya terkatup oleh bibir yang merapat erat. Ia tidak sanggup kehilangan orang yang sangat ia cintai selain mendiang Ibunya.

Tawa Arofah , keriangan sang gadis tak mampu ia hapuskan begitu saja. Arofah adalah cinta pertama nya, pelabuhan jiwa dan raganya.

Keadaan tidak jauh berbeda, Arofah meringkuk di sudut kamar nya. Menangis sambil memeluk kedua lututnya. Entah bagaimana ia menghadapi hari esok? Semua buram tanpa masa depan yang jelas.

Sedangkan di tempat lain, Keluarga Wicaksono sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk pernikahan Rama . Hasti lah yang begitu bersemangat untuk segera menjemput mantu. Senyuman lebar selalu tersungging indah di bibir nya.

" Rama... "

Pria berwajah tampan itu menoleh, melihat sang Ibu datang mendekat ia tersenyum tipis.

" Kau sedang melamun apa? " Tanya Hasti, ada sedikit kekhawatiran dengan keadaan putra tunggalnya.

Rama menggeleng lemah, ia nampak berseri-seri.

" Besok adalah hari pernikahan mu Nak, kau sudah siap bukan? "

Rama mengiyakan.

" Jangan terlalu larut dengan memikirkan perasaan Rara, semua ini adalah salah nya juga. Kenapa tidak bisa memberikan Ibu cucu? " Hasti menampakkan wajah kesal.

Bila menyinggung nama Rara, hati Rama langsung terbersit kepedihan yang hanya dirinya yang tahu.

Untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya, Rama berbalik menatap langit malam.

Hasti tahu jika ucapan nya telah menyinggung perasaan Rama , ia mengusap punggung putranya dengan lembut.

" Ini juga salah Ibu, karena tidak bisa memiliki anak lagi selain dirimu "

Rama sontak menoleh.

" Ibu, sudah lah " Rama jadi merasa bersalah, ia meraih Hasti ke dalam pelukannya. Hasti yang berpura-pura sedih, tersenyum saat membenamkan diri dalam dada Rama .

...----------------...

" Saya terima nikah dan kawin nya Sitti Arofah Binti Hartanto dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!!!" Tanpa ragu Rama mengucapkan kalimat suci di depan penghulu dan sanak saudara.

" Gimana? sah? "

" Sah! sah! " Jawab saksi bersahutan.

" Alhamdulillah.... ( Di sambung dengan doa dari Pak penghulu) "

Arofah tertunduk, ia sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Air mata berderai tanpa siapapun tahu.

Kebahagiaan yang dirasakan oleh semua orang yang menjadi saksi pernikahan nya di masjid itu, sama sekali tidak ia rasakan.

Rasa perih juga menyiksa dibagian bawah perutnya, entah apa yang diberikan oleh Mariana tadi ? Arofah dipaksa memakai benda aneh yang dimasukkan ke dalam lubang inti nya.

Untuk memastikan, Mariana sampai menunggu dan melihat nya secara langsung Arofah memakai nya.

Via putus asa, ia berjalan gontai keluar dari masjid. Harapan nya pupus untuk bisa menikah dengan pria yang disukai nya.

Tiba-tiba sekelebat seseorang terlihat berjalan pergi dari halaman masjid. Via tahu dia adalah Prasetyo . Ia gegas berlari mengejar.

Tapi belum sempat ia memanggil namanya, sebuah tangan menutup mulutnya dari belakang.

Via terbelalak, tubuhnya di tarik paksa ke belakang.

" Ibu " Via tidak percaya jika perbuatan nya diketahui oleh Mariana .

" Apa yang akan kamu lakukan? memberi tahu Pras ? "

" Ibu, dia harus tahu " Bantah Via dengan berani.

" Kalau dia sudah tahu? kau mau apa? Apa kamu pikir bisa dengan mudahnya menikah bersama Rama ?"

Via tertegun, ia tidak bisa yakin hal itu akan terjadi. Selama ini Via menyadari jika Rama sama sekali tidak pernah melirik nya. Karena itu dia memilih Arofah yang jauh lebih cantik daripada Via .

" Sudah ibu bilang, nanti Ibu akan Carikan yang lebih kaya dari Rama . Tapi sebelum itu kau harus berbenah diri, operasi plastik kek. Biar tambah cantik "

Via membulat kan matanya, Operasi plastik? Itu memang mimpinya sedari dulu. Tapi kendati Biayanya yang tidak sedikit, membuat Via mengubur mimpi nya tersebut.

" Ibu akan membiayai semuanya, kau akan menjadi cantik! jauh lebih cantik dari Lucinta Luna "

" Benarkah Ibu? Ibu tidak berbohong kan? " Via ingin memastikan kejujuran Mariana .

Mariana menyelipkan anak rambut putrinya di sela daun telinga.

" Kapan Ibu pernah berbohong pada mu sayang? "

Via senang sekali, ia langsung memeluk Ibunya dengan erat.

" Makasih Bu "

Mariana tersenyum puas, akhirnya ia bisa mengendalikan Via agar tidak merusak rencana nya.

___

Usai acara ijab qobul, Arofah langsung diboyong kekediaman keluarga Wicaksono . Dengan berat hati, Arofah pergi meninggalkan Ayahnya.

Ada rasa perih di hati Hartanto , semenjak Arofah lahir ke dunia. Dia tidak pernah tinggal terpisah, dan hari ini Hartanto harus rela melepaskan kepergian putri semata wayangnya itu.

" Jangan lupa minum obat ya Pak, ingat pantangan dari Dokter supaya asam urat Bapak tidak kambuh" Itu adalah pesan terakhir dari Arofah sebelum ia pergi.

Hartanto meremas baju batik yang dikenakan, dadanya berdenyut sakit. Ia seperti telah mengkhianati putrinya itu dengan cara menikah kan demi uang.

" Sudah Mas, jangan nangis kayak anak kecil" Tegur Mariana begitu menyadari kesedihan Hartanto .

Pria paruh baya itu hanya geleng-geleng kepala, ia berbalik pergi masuk ke dalam mobil nya.

Mariana tidak perduli, yang penting baginya sekarang uang transferan akan segera masuk dari Hasti . Karena Arofah sudah sah menjadi istri Rama .

Di sepanjang perjalanan, Arofah berangan jauh. Sesekali air matanya meleleh, ia menyeka menggunakan punggung tangan nya.

Rama tahu kesedihan Arofah , tapi ia memilih diam. Di dalam mobil ini hanya ada dua dan Arofah serta supir pribadinya. Jadi dia tidak perlu lagi berpura-pura tersenyum bahagia.

" Untuk apa kau menangis? "

Arofah tersentap, ia mengeringkan wajah nya dengan cepat.

" Tidak usah sok paling tersakiti, Toh ini semua kemauan mu bukan? "

Arofah bingung dengan ucapan Rama yang kini sudah sah sebagai suami.

Rama tersenyum kecut, sedikit pun tak dipandangnya sang istri. Ia nampak jijik terhadap Arofah .

Arofah yang tidak mengerti kemana jalan pikiran Rama , hanya tertunduk diam. Ia bagai arca yang tak bergeming sedikitpun.

Mobil yang ditumpangi oleh Arofah sudah tiba di halaman rumah besar milik keluarga Wicaksono .

Kedatangan nya disambut hangat, seperti halnya pengantin baru. Arofah mendapatkan banyak hadiah dari keluarga Rama . Perhiasan dan benda berharga lainnya.

Wicaksono memberikan sebuah kunci rumah dan Hasti memberikan kunci mobil.

" Untuk sementara rumah dan mobil ini masih atas nama kami, kelak jika kamu sudah hamil dan memberikan kami keturunan, maka semua ini akan beratas namakan dirimu" Hasti menjelaskan, Arofah tersenyum menanggapi.

Meskipun sebenarnya semua itu tidak lah penting bagi nya.

KEDATANGAN RARA

Usai menerima banyak sekali hadiah, Arofah digiring masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disediakan.

Satu persatu baju pengantin nya dilucuti oleh dua orang pelayan. Kemudian di ganti dengan pakaian haram dinas malam.

Arofah sedikit risih, tapi ia bisa apa? Tangan Arofah gemetaran, ia takut karena sudah pasti akan ketahuan jika dirinya sudah kebobolan.

Arofah mempersiapkan diri untuk menerima segala Consequence nya. Ia siap jika harus dihina dina ataupun diceraikan saat itu juga.

Terdengar suara pintu di dorong dari luar, Arofah menarik kakinya dan memeluk nya erat. Perasaan nya tidak karuan, tubuhnya menggigil.

Rama muncul, pria itu menutup pintu rapat-rapat. Rama merasa hawa dalam tubuhnya memanas, ia kecolongan. Pasti ada seseorang yang telah memberikan minuman energi untuk pria sejati.

Sehingga mengakibatkan tubuhnya gerah dan berenergi. Ia menatap Arofah yang tertunduk sambil memeluk tubuh.

Wajah Arofah manis dan menggemaskan, Rama tersenyum miring. Ia merangkak mendekati gadis yang sudah siap memadu kasih dengan nya.

Tidak perduli dengan hati dan perasaan, Rama menarik Arofah hingga terlentang. Ia kemudian menaiki gadis itu.

Arofah terbelalak, tubuh nya semakin menggigil. Cara ini terlalu kasar, bukan seperti seseorang yang ingin berkasih.

Dengan rakus Rama menyer4ng Arofah , gadis itu berontak. Tapi apalah daya, kekuatan nya tidak sebanding.

Rama sangat gan4s dalam menyalurkan hasrat kelelakian nya. Ia menikmati tubuh Arofah berkali-kali sampai berdar4h-dar4h.

Karena dibawah pengaruh obat, Rama tidak bisa membedakan apakah Arofah masih suci atau pun sudah kebobolan?

Namun noda dar*h di atas sprei adalah bukti yang dipercayai oleh Rama , tanpa harus tahu dari Arofah sendiri.

Di tambah lagi obat yang diberikan oleh Mariana membuat lubang milik Arofah semakin sempit.

Rama terkulai lemas sesudah ******* kesekian kali. Ia sangat kelelahan, sedangkan Arofah pingsan di samping nya.

___

Matahari sudah berada di peraduannya, Arofah pelan-pelan membuka matanya. Ia merasakan sekujur tubuhnya sakit sekali. Sehingga kesulitan untuk bergerak.

" Kau sudah bangun? " Suara tegas namun terdengar begitu peduli. Arofah tidak menanggapi, hanya untuk membuka mulutnya saja ia tidak sanggup.

Rama menyusun bantal kemudian membantu Arofah duduk sambil menyender.

" Maafkan aku " Rama merasa bersalah, sangat bersalah. Ketika ia bangun menemukan keadaan Arofah . Ia meruntuk dirinya sendiri, kenapa ia bisa se kalap itu?

Rama tertunduk sambil membungkus tangan Arofah menggunakan kedua tangannya. Rasa sesal menggelayut dalam diri.

Arofah hanya bisa diam, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hatinya berpikir, Apakah ini saat nya dia untuk jujur? Mungkin hal itu bisa mengurangi beban di hati.

TOK TOK TOK

Baru saja Arofah membuka mulut untuk bicara, suara ketukan pintu yang sedikit kasar mengalihkan perhatian.

Rama mengernyit heran, selama ini tidak ada penghuni rumah yang berani mengetuk pintu sekasar itu. Ia gegas pergi mendekati pintu, dan begitu pintu terbuka.. Rama membeku.

Rara menatap suaminya dengan perasaan pilu, ia tidak perduli dengan perkataan Hasti yang ngedumel karena berani datang dan masuk ke rumah itu tanpa ijin.

" Ayo pergi! Disini bukan tempat mu " Hasti masih mencoba untuk menarik Rara , wanita itu seperti patung yang berat sekali. Ia tak bergeming, matanya lurus menukik wajah suaminya.

Rama bingung harus menjelaskan dari mana, posisi nya bagai makan buah simalakama.

" Rara " Wicaksono turun tangan, pria tegas itu berdiri diantara mereka. Sedangkan Arofah tidak bisa melihat apa yang terjadi, ia kesulitan untuk bergerak.

" Pulang lah, esok Rama akan menemui mu "

" Saya mau sekarang! " Jawab Rara tanpa mengalihkan matanya dari sang suami.

" Malam ini adalah malam pertama mereka, tidak baik jika Rama pergi meninggalkan pengantin " Wicaksono menjelaskan, Wajah Rara berpaling menatap Ayah mertua dengan mata nanar. Tega sekali! Hati Rara berteriak perih.

" Ayo Ra " Hasti kembali menarik lengan Rara, kali ini ia sudah mampu mengheret wanita itu.

Tubuh Rara perlahan pergi, tapi matanya terus berusaha menatap Rama yang diam membeku.

Seakan mata itu ingin kan penjelasan detik ini juga. Sedangkan Rama tidak tahu harus bagaimana? Diam adalah jalan aman baginya.

" Dimana Arofah ?" tanya Wicaksono , Rama menggerakkan kepala nya sebagai jawaban.

Wicaksono sedikit mengintimidasi ke dalam kamar, ia melihat Arofah tengah duduk. Wajahnya kuyu sekali.

" Bahagia kan Arofah , dia tidak tahu apa-apa" Wicaksono menepuk pundak putranya kemudian pergi.

Rama diam, karena Arofah tidak tahu apa-apa ia jadi semakin merasa bersalah. Awalnya Rama mengira Arofah sama saja dengan kedua orang tuanya yang hanya menginginkan uang.

Tapi setelah tadi tanpa sengaja Rama membaca pesan singkat Mariana , ia sadar jika dirinya telah salah sangka.

" Arofah ! Ingat! Jangan macam-macam kalau kamu tidak ingin Ayahmu dipermalukan. Jadilah istri yang baik untuk Rama "

Arofah menunggu Rama masuk untuk bertanya apa yang terjadi di luar sana? Tapi saat Rama sudah masuk, ia tidak jadi bertanya karena melihat riak wajah suaminya yang tidak mengenakkan.

Rama lesuh, ia berdiri di dekat jendela sembari menyulut rokok. Hening! Tidak ada yang bersuara.

___

Di rumah Hartanto , ketiga orang penghuni rumah itu tengah makan malam enak dengan berbagai macam menu.

Mariana sangat lahap sekali, sudah lama ia tidak bermewah-mewah seperti ini.

" Bu " Via berucap sambil memakan paha ayam krispi.

Hem??

" Bagaimana nanti kalau ketahuan Arofah hamil duluan? "

Sontak Mariana tersedak mendengar pertanyaan Via . Hartanto pun berhenti mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

" Kau ini , masih saja bahas masalah itu? " Mariana kesal sekali.

" Ya bukan gimana-gimana Bu, kan kalau pengantin baru pasti akan melakukan hubungan suami istri. Sedangkan Arofah kita tahu dia sudah tidak virgin lagi " Dengan gamblangnya Via mengutarakan apa yang ada dalam pikiran nya sejak tadi.

Alhasil, sebuah tepukan kasar mendarat di jidatnya.

" Aduh Ibu " Via memekik keras, tangan nya mengusap keningnya.

" Sepertinya kau perlu dirukyah" Celoteh Mariana membuat Via mendengus kesal.

Si Ibu melanjutkan kembali santapan makan nya yang sedikit terganggu. Perutnya seperti tidak kenyang-kenyang karena saking lezat nya makanan malam ini.

Hartanto bangkit dari duduknya, disebabkan pikiran yang tidak tenang selera makan nya pun hilang.

Mariana acuh, ia tidak perduli dengan sikap Hartanto yang meninggalkan meja makan sebelum makanannya habis.

" Jangan lupa untuk biaya oplas ku Bu " Via berbisik kepada Ibunya, Mariana hanya berdehem mulut nya sesak oleh makanan.

Via tersenyum, membayangkan saja wajahnya akan berubah cantik setelah oplas nanti, sudah membuat nya kegirangan.

Ada seberkas niat untuk merebut Rama dari Arofah . Via akan membuat Rama jatuh cinta kepada nya hihihi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!