"sayang, apa kamu sudah selesai?" seorang lelaki berujar dari balik pintu ruang tamu
"sebentar lagi...." sebuah suara indah dan merdu terdengar dari dalam kamar diiringi sebuah pemandangan yang menawan seorang perempuan berjalan keluar mengenakan dress selutut dengan stocking hitam transparan berpadu dengan sepatu hak tinggi dan rambut yang ditata sedemikian rupa dibiarkan tergerai, pandangan matanya yang berkilat kilat menjatuhkan pesonanya pada siapapun.
"Baby, your'e very beautiful" seorang lelaki beranjak dari duduk dan berlari memeluk mengecup keningnya menyaut pergelangan tangan lalu menarik keluar koper hitam berpadu dengan silver.
Mobil merah darah melaju dengan kecepatan tinggi dijalanan yang mulai sepi didalamnya seorang perempuan sedang mengusap usap pipi lelakinya yang fokus menyetir memandang jalanan, saat tiba di tikungan tajam sebuah dump truck menjulang tinggi melaju dengan kecepatan tinggi tampa ampun menghantam mobil merah darah milik pasangan yang sedang bermanja, mobil mereka terdorong mundur keluar jalan tercebur kedalam jurang, dengan kesadaranya yang tersisa mereka mengusap pipi satu sama lain.
"sayang maafin aku, karena kamu harus berada dalam keadaan yang mengenaskan seperti ini, jika saja ada keajaiban aku ingin kita kembali bertemu dan bersatu bagaimanapun keadaan dan wujud kita, aku janji akan menemukanmu dan menjadikanmu sebagai pasangan hidupku sampai akhir" sang lelaki meneteskan air matanya dan mengecup lembut pipi gadisnya
"Akan aku pegang janjimu, temukan aku dan jadikan aku pasangan hidupmu lagi, I wish I meet you and love you again, I Love You Baby, good bye, and don't forget me" sang perempuan memeluk erat lelakinya, pandangannya mulai kabur.
suara sirine polisi meraung raung bersautan dengan suara jepretan kamera cahayanya berkilat kilat dibawah terik matahati kerumunan wartawan semakin bertambah banyak seiring dengan mobil mewah yang mulai terangkat keatas.
"hormat komandan, tidak di temukan satupun mayat di bawah sana, hanya bangkai mobilnya yang kami temukan" seorang petugas SAR memberi hormat komandan polisi.
" Cari terus sampai dapat telusuri semua sudut jurang!!" komandan berteriak lantang.
Sesaat setelah bangkai mobil mendarat orang berbaju biru putih lengkap dengan peralatanya mulai memasuki keramaian, seorang perempuan memakai jas berkacamata hitam melenggang menjadi pusat perhatian, karena dari sudut manapun dipandang semua orang akan tahu dialah sang detektif yang terkenal dengan ketelitian dan kejeniusanya, kasus apapun dapat ia pecahkan.
"bagaimana komandan apakan mayatnya sudah ditemukan" Selly melepas kacamata hitamnya duduk di atas bangkai mobil mengedarkan matanya kedalam mobil sesaat pandanganya tertuju pada sebuah benda berbentuk love di samping kursi.
selly membuka paksa pintu mobil mengenakan sarung tangan mengambil benda tersebut, saat hendak membukanya pandanganya kembali tertuju pada sebuah foto agak gosong di samping kemudi, ia mengambilnya mengusap lembut gambarnya mulai terlihat sedikit, selly kembali memeriksa seluruh mobil saat ia membuka dasboard terlihat sebuah koper hitam berpadu silver masih utuh karena bahan pembuatanya menjadikan koper tetap utuh dalam keadaan apapun, terlihat bahwa sang pemilik memang dari kalangan atas, saat selly membuka koper terlihat ada berbagai barang di sana, sebuah kotak merah menarik perhatianya ia pun membukanya, selly tercengang saat melihat isinya, sebuah testpack dan foto hasil USG lengkap dengan surat tak ada satupun foto sang pemilik koper tertinggal didalam hanya sepasang nama yang tercetak di dalam surat.
***My beloved husband Ale Vincely
Baby ini aku istrimu Milley Angela, saat kau membaca surat ini yakinlah bahwa aku sangat mencintaimu, dan akhirnya aku mempunyai buah cinta kita, aku sedang mengandung sekarang dan usia kandunganku menginjak 6 minggu, mungkin kau bertanya tanya kenapa aku memberitahu lewat surat bukan secara langsung saja, alasanya karena saat aku hendak memberitahumu kau selalu beralasan lelah sepulang dari kantor, jadi sebelum aku lupa diri untuk segera memberitahumu aku menulis surat ini, Im sory for anything about me, because my reason now. and Thank you for everything for your time for me, your love, and your life until Now and I am very happy after meet you, I Love you my husband.
from your beloved Wife Milley Angela***
Selly menitikan airmatanya kebahagiaan mereka harus berhenti samai sini bahkan dengan keadaan sang istri sedang mengandung muda keinginan mereka untuk bahagia bersama sang buah hati terhenti oleh kecelakaan maut.
sella berpikir mungkin pasangan suami istri ini hendak bepergian jauh melihat barang bawaan dan pasport yang tertata rapi di dalam koper.
Sella tak habis pikir kenapa mereka ditakdirkan untuk berakhir mengenaskan.
Maret 2018
sebuah awal yang baru
Anne mengendap endap menyusuri bangunan menempatkan tubuhnya disisi tembok, disisi lain seorang lelaki tengah serius membaca sebuah buku agak tebal di kursi taman tak menyadari jika dirinya sedang di perhatikan gerak geriknya, Anne mengambil kamera di dalam tas mengalungkan di lehernya dan mulai mengambil gambar lelaki yang sedari tadi ia perhatikan, setelah merasa cukup mengambil beberapa gambar Anne berjalan santai keluar dari persembunyianya dengan kamera yang masih mengalung di leher menghampiri bangku taman di sebelah lelaki itu saat hendak duduk sebuah tangan lebar dan kekar menarik tanganya.
"hei apa apaan ini, lepasinnnn sakitt..." Anne menyipitkan matanya meringis kesakitan.
"lepasin gakk sakitttt, woii budek yahh lepasin tangan gue sakitt, mas tolong lepasin tangan saya mas... sakit.." Anne memberontak pergelangan tanganya yang mulai agak memerah membuat airmatanya menetes begitu saja ia tak memeperhatikan siapa yang memegang tanganya ia tak peduli sedangkan tanganya yang mulai kesakitan tak kunjung dilepaskan.
Akhirnya setelah beberapa kali memberontak Anne terbebas, ia terkejut setelah melihat orang yang membuat tanganya perih dan memerah.
"Kemarikan kameramu" cara bicaranya yang mengerikan membuat Anne menunduk tegang.
"Aku bilang kemarikan Nona apa perlu saya mengambilnya sendiri" Muka tanpa ekspresi dan perkataanya yang mengintimidasi membuat Anne begidik ngeri, ia bermaksud melarikan diri tapi terhenti karena Dia sudah terlebih dulu menarik kameranya dan membuat Anne sempoyongan masuk ke dalam pelukan manusia tanpa ekspresi nan mengerikan itu
demgan sigap dia melepaskan kamera dari leher Anne mulai menelusuri beberapa foto, tak lama kemudian dia mengembalikannya pada Anne, memegang tangan anne dan mengerahkan sebuah kartu nama.
"Kalau kau memang tertarik dengan fotografi, sebaiknya jangan mengambil gambar orang lain diam diam, Kau bisa datang ke alamat itu" dia membalikan badanya menuju sebuah mobil hitam.
Anne menyadarkan dirinya dan mulai membalik kartu nama itu disana tertulis :
HENDRY WISSON
FT ENTERTAIMENT
"ooh hmm jadi namanya HENDRY , baiklah gue bisa mencari tau sehebat apa dia" Anne tersenyum jahil meninggalkan taman menuju sebuah parkiran, Sekumpulan orang berbaju hitam bermunculan dari segala arah memberi hormat, seketika Aura Anne berubah menjadi menakutkan dan mengintimidasi.
"Salam Nona, apa yang bisa saya lakukan pada pemuda tadi" Dion sekretaris pribadi Anne menegakan kepala menunggu perintah.
"Tidak ada, cukup siapkan rumah sederhana, motor matic biasa, juga beberapa baju dari kalangan orang biasa, jangan lupa, bawa pergi semua pengawal dari hadapanku mulai sekarang!" Anne berkata lantang dengan senyuman yang tak bisa diartikan.
"Tapi Nona, Apa yang harus saya katakan Pada TUAN dan NYOYA" Dion memberi tatapan memelas.
"tidak ada, biar aku saja yang bilang ke papa dan Mama nanti" Anne melenggang meninggalkan Dion masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintunya sedari tadi.
Setelah mobil yang Anne tumpangi menjauh 4 mobil hitam mulai melaju mengikuti dari kejauhan.
Anne berhenti di sebuah rumah, tidak... lebih tepatnya seperti sebuah istana bangunanya yang terlihat agak tua memberikan kesan se Elegan Istana Kerajaan banyak patung berdiri di mana mana Di tengah tengah berdiri sebuah air mancur dengan kolam, halaman yang luas berisi aneka tanaman dan bunga yang indah sedangkan lokasinya yang jauh dari perkotaan sehingga menyulitkan siapapun yang mencari tahu dimana tepat lokasi bangunan megah nan kuno itu berada.
"Pah mah Anne pulangg" Anne berteriak dari luar pintu masuk
Semua pelayan langsung berbaris rapi menyambut Nona Mudanya yang baru saja pulang.
"Sayang kamu itu dari mana saja, kenapa kamera usang itu kamu bawa juga" Nala, ibu Anne menuruni tangga dan langsung memeluk putrinya.
"Duh mah, Anne kan habis jalan-jalan, lagian ada apa sama kamera Anne, ini masih bagus kok, dan ini kamera kesukaan Anne mah" Anne membela diri dan duduk di sofa.
"Huh.. iya deh terserah kamu, padahal tiap bulan papa kamu juga belikan kamera baru kenapa yang kamu pakai cuma yang itu" Nala mengambil kamera sang putri dan mulai melihat gambar apa yang putrinya ambil kali ini.
Anne masuk ruangan paling ujung dekat gudang, begitu pintu terbuka terlihat rak kaca berjejer rapi menjulang tinggi di sebelah kanan kamera koleksinya tertata dan tersusun rapi di sebelah kanan tas2 branded dan sepatu sepatu berjejer memenuhi rak, di bagian tengah ruangan berjejer 3 rak buku pada barusan pertama berisi buku sejarah dan buku materi, barisan kedua berisi buku bisnis, dan barksan terakhir adalah rak yang paling Anne sukai, banyak buku novel, komik dan cerpen memenuhi rak dari atas sampai bawah.
ia berjalan menuju rak kedua mengambil tangga, menggesernya kedepan rak memilih Novel Horror setelah mendapatkan yang diinginkan ia menghampiri kursi dekat jendela menghidupkan musik siap menggeluti buku yang barusaja ia ambil.
"sayang kenapa kamu masih disini, ayo dong semua udah nunggui tuh di meja" tiba tiba mamah datang merebut buku.
"iiih mamah siniin bukunya Anne baru aja mulai bacanya" aku berusaha merebut buku di tangan mamah.
"nanti lagi deh lanjut bacanya, sekarang ayo ke meja makan papah udah nungguin tuh dari tadi" mamah terus membawa buku dan berjalan keluar ruangan.
"iya iya bentar dong mah tungguin"
anne berlari kecil menyusul mamah nya.
"pagi pah, dek" aku duduk disamping adiku dan mulai mengambil nasi plus lauk pauk dan mulai menyantap .
"pah, mah besok Justin ada kerja kelompok sama temen jadi kemungkinan malem baru pulang" justin berkata tanpa menoleh sedikitpun.
"Dek kamu itu ngga bisa apa diam di rumah sehari aja suruh temen kamu kerja kelompok disini juga bisa" anne selalu heran dengan tingkah adiknya
"Anne sayang biarin aja itu kan maunya adekmu toh kamu sendiri juga nga pernah tuh diem dirumah sehari nemenin mamah" mamah berbicara menatap anne dengan sedikit tersenyum.
"oh ya pah mah Anne mau izin yah, besok anne mau pindah ke rumah kecil deket toko roti Bill, sekalian pantau perkembangan toko plus cafe di sana, gimana pah mah" anne berkata agak memohon.
"eeeh ya jangan dong sayang, pah gimana nih emang papa ngizinin anak kita yang cantik ini tidur di rumah kecil sempit dan ngga terawat itu" mamah agak khawatir
"Iya itu yerserah kamu aja Anne, papah izinin aja" kata papah cuek
"ihhh pah, kok gitu sihhh" mamah agak kecewa dengan jawaban papah.
"udah lah mah biarin aja biar anne belajar mandiri toh itu kemauanya sendiri, tapi jangan lupa loh anne sayang, kamu tetep harus meneruskan perusahaan papah yang A " kata papah lantang
"ya udah deh mamah ikut papah aja" mama akhirnya menyerah
"iya pah santai aja Anne bakal pegang perusahaan A papah kok percaya sama anne, papah fokus aja tuh ajarin justin di perusahaan B" kata anne dengan senyum sumringah.
"oke deh" kata papah lagi
setelah percakapan panjang di meja makan Anne mulai membereskan barang barangnya ia sudah menyuruh beberapa orang membereskan rumah juga keperluan setelah dirinya pindah.
saat dia hendak mengepack beberapa buku di perpustakaan ia menemukan sebuah kotak merah dengan gembok yang sudah terbuka karena penasaran ia membuka kotak merah namun sebelum membuka si kotak Ia merasa pusing lalu muncul banyak gambaran seperti sebuah film di dalam pikiranya, entah gambar apa ia tak tahu namun ia seperti akrab dengan orang yang ada di gambaranya, sebelum selesai berpikir tiba2 pintu terbuka lagi lagi pasti mamah masuk yampa ketuk pintu.
"sayang itu udah ditungguin pak sopir di depan buruan" kata mamah memghampiri
"mamah nanti anne berangkat sendiri aja pake motor, motornya hdah dateng kan mah?"
"udah sih, beneran kamu nggak mau dianter nih" mamah meyakinkan
"bener mah nanti Anne sendiri aja" kataku yakin
"ya udah deh, mamah mau lanjut nonton tv lagi" kata mamah lalu beranjak meninggalkan ruangan.
Anne membawa kotak merah tadi menuju kamar dan mengepack bersama dengan buku2 nya di dalam koper.
ia menuruni tangga dan berjalan meninggalkan ruang tengah menuju motor matic hitam keluaran terbaru.
karena hanya ada mamah di rumah jadi anne langsung pergi.
"mah Anne berangkat dahh" teriak anne dari luar.
sebelum mamah balas menjawab teriakan anne, dia sudah menjauh meninggalkan kompleks rumahnya.
tak membutuhkan waktu lama Anne sampai di sebuah rumah tanpa halaman yang luas hanya ada dua kursi panjang di halaman dan satu lampu di depan rumah.
rumah ini memang tak seluas rumahnya eh ralat .. rumah papah dan mamahnya ..
tapi cukup jika hanya untuk ditempati anne seorang diri, rumah yang begitu elegan dan tak terlalu luas, enak dipandang mata karena banyak sekali tanaman bunga di halaman, persis seperti permintaan anne terakhir kali.
tak lama setelah masuk dan membereskan barangnya hari sudah menjelang sore jadi ia harus pergi ke toko untuk membeli sayur dan makanan persediaan, tak lupa kamera kesayangan mikiknya ia kalungkan di leher mulusnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!