NovelToon NovelToon

Haruskah Aku Mengalah Pada Takdir

Rencana melarikan diri

  Malam itu Rose berniat untuk melarikan diri dari rumah yang khusus dijadikan tempat beristirahat para perempuan malam. Rose sudah menyusun rencananya. Jika ia berhasil maka ia tak akan kembali lagi ketempat ini. Namun jika ia gagal, kemungkinan besar malam ini adalah malam terakhirnya melihat rembulan...

 

Dengan ragu-ragu Rose mendekati kaki tangan sang mucikari...

"Bang.. Apa aku tak ada tamu malam ini?" tanyanya dengan berpura-pura lemah...

"Kenapa?" balas pria dihadapannya itu dengan kasar...

"Aku sedikit tak enak badan,apa boleh aku istirahat lebih awal?" Tanyanya lagi masih dengan berpura-pura lemah...

"Tidak ada istirahat sebelum mendapatkan uang! Kau harus makan,baju dan semua perlengkapanmu ini kami yang menanggungnya. Kau harus membayar kami kembali atas apa yang sudah kau nikmati!" Bentaknya dengan keras...

 

Seperti biasanya,Rose berbalik tak membantah lagi. Ia di kenal sebagai anak penurut di antara yang lainnya. Hingga mudah sekali memperlakukannya sesuka hati mereka...

Tak lama mucikarinya mendekatinya...

"Rose bersiaplah.. Tamumu akan segera datang!" Katanya dengan santai...

"Baiklah!" Jawab Rose dengan pelan...

"Ada apa dengan wajahmu? Apa kau baik-baik saja?" tanya sang mucikari yang melihat wajah Rose begitu pucat...

"Aku sedikit tak enak badan!" Jawab Rose pelan...

"Kau masih bisa berdiri?" Tanyanya lagi...

Rose menganggukan kepalanya...

 

"Baiklah... Layanilah tamumu satu ini, setelah itu kau boleh beristirahat!" Katanya memberikan keringanan pada Rose...

Rose berpura-pura terlihat senang, ia tersenyum dan berkali-kali mengucapkan terima kasih pada sang mucikari tersebut...

Rose di antar kesebuah kamar yang khusus di pakai para lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsu bejatnya itu...

Rose masuk perlahan,ia tersenyum kecil pada tamunya itu. Tamu yang sudah menjadi langganannya itu menarik Rose kearahnya. Dan memeluknya. Rose hanya diam saja tak bereaksi. Namun ia memperlihatkan wajah memelas yang siapa pun melihatnya pasti akan kasihan...

"Ada apa denganmu Rose,apa kau sedang tak sehat?" tanya sang tamu padanya..

"Aku sedikit tak enak badan Pak!" Jawab Rose lembut...

"Kenapa tak berobat?" Tanyanya lagi...

"Kami tak boleh keluar selain dengan para tamu yang mengajak kami secara khusus. Dan persediaan obat tak ada disini!" Jelas Rose dengan suara lemah lembut...

"Kau tahu,aku sudah berapa kali mengajakmu keluar untuk membeli semua keperluanmu. Tapi kau selalu tak mau. Ayolah malam ini kita keluar sambil memeriksakan dirimu dan menikmati angin malam,mungkin akan membuatmu sedikit baikan!" katanya lembut pada Selma...

 

Ia tahu bahwa tamunya yang satu ini tak pernah memperlakukannya buruk,bahkan ia pernah mengajaknya untuk menikah,namun Rose menolak karena dia sudah beristri...

"Ayolah... Mengapa masih berpikir!" Desaknya pada Rose..

 

Rose menganggukan kepalanya dengan pelan,pria tersebut pun tersenyum lalu mengajak Rose keluar kamar...

 

Saat mereka keluar,Mucikari yang menjaga di depan pintu pun berdiri sambil tersenyum menatap Rose dengan tatapan tajam. Namun ia segera mengalihkan pandangannya pada pria di samping Rose...

"Ada apa pak,mengapa cepat sekali?" tanyanya pada tamu Rose...

"Aku ingin mengajak Rose keluar. Dia tak enak badan dan aku ingin memeriksakan keadaanya!" Kata tamu Rose pada Mucikari...

"Kau tak perlu repot-repot,kami akan memeriksakannya setelah ini!" Jawab mucikari itu dengan cepat...

"Baiklah jika demikian,aku akan datang lagi lain waktu. Masalah bayaranku tadi,kau bisa mentransfernya kembali!" Kata sang tamu setengah mengancam..

 

Sang mucikari tersebut terlihat berpikir setelah mendengar kata-kata sang pelanggan. Rose pun ingin segera berlalu,namun segera di cegah oleh mucikari tersebut...

"Temanilah dia. Jangan macam-macam awas jika kau berani macam-macam!" Ancam Mucikari itu pada Selma...

 

Sang mucikari itu kemudian menatap sang pelanggan dan tersenyum konyol padanya...

 

"Pak,kau tahu... Rose tak pernah keluar bersama laki-laki lainnya. Dia sangat kujaga. Aku harap kau mengerti apa maksudku!" Katanya sambil mengisyaratkan dua jari kepada tamunya itu...

"Kau tenang saja! Hal seperti itu gampang di atur!" Jawab sang tamu dengan mata yang tak kalah nakalnya...

"Kalau begitu silahkan pak!" Katanya dengan ramah pada sang tamu....

 

Rose dan tamunya pun berlalu meninggalkan sang mucikari. Mereka menaiki mobil untuk ke pusat kota. Selma di ajak masuk ke sebuah apotik untuk membeli obatnya. Lalu di ajak ke beberapa tempat lainnya. Mereka bak pasangan kekasih yang sedang berkencan. Walaupun Rose sebenarnya tak begitu menyukai pria ini,namun karena pria yang ada di sampingnya ini sangat baik padanya. Ia menjadi mudah untuk bicara dengannya. Bahkan dari sekian banyak pertemuan, mereka hanya melakukan hubungan intim dua kali. Itu pun karena sang pria sudah mabuk berat. Selebihnya mereka lebih banyak bicara atau sesekali Rose menemaninya untuk minum...

Saat di rasa waktu sudah tepat,Rose berencana untuk kabur. Ia mencari tempat yang tepat untuk melarikan diri. Ia menoleh kesana kemari dan mengajak sang tamu keluar masuk toko secara bergantian. Tanpa sadar hal ini di ketahui anak buah sang mucikari yang memang mengikutinya dari awal. Beruntung Rose mengetahui hal ini lebih awal hingga ia bisa lebih waspada lagi.. 

Saat mereka sedang memesan jajanan pasar yang ada dipinggiran jalan. Ponsel sang tamu berdering. Itu dari istrinya,Rose pun tersenyum lembut dan menyingkir dari sang tamu dan mendekat pada kedai makanan yang ia pesan...

 

Cukup lama sang tamu menerima teleponnya. Rose pun menjadi ini sebuah kesempatan untuknya melarikan diri. Setelah ia memperhatikan anak buah mucikarinya lengah, Rose berlari dan bersembunyi di balik sebuah kedai makan lainnya. Ia terus memperhatikan sang tamu dan anak buah mucikarinya itu,saat ia rasa semua aman ia pun keluar untuk mencari tumpangan. Namun sayangnya hal ini di ketahui oleh anak buah sang mucikari, Rose pun di kejar hingga ke pinggiran sungai yang berada di tepi jalan. Semua kendaraan yang lewat tak ada satu pun yang ingin menolongnya dari para anak buah mucikarinya itu. Hingga akhirnya ia tertangkap dan di seret ke semak-semak yang tak jauh dari pinggir jalan raya. Ia di tarik dan di pukuli hingga ia tak berdaya lagi. Kedua orang yang memukulinya itu menganggap dirinya pingsan,padahal sebenarnya ia hanya berpura-pura. Saat mereka menelpon rekan yang lainnya,Rose melarikan diri ke jalan raya. Ia pun kembali di kejar oleh dua orang yang memukulinya tadi. Namun sayang,karena terlalu lemah ia hampir saja tertangkap, beruntung Rose melemparkan beberapa batu ke arah mereka. Hingga ia masih bisa membuat jarak antara mereka...

Dengan tenaga yang ia punya, ia terus berlari hingga ke arah jembatan yang sudah ia lalui tadi. Namun sekali lagi ia terperangkap. Di semua arah sudah tersebar anak buah mucikarinya untuk mengepung dirinya. Rose melangkahkan kakinya mundur,hingga akhirnya ia tersentak dengan sisi jembatan. Ia menoleh,sangat tinggi dan air yang mengalir sangat deras. Ia kemudian menoleh kearah orang-orang yang siap menghabisinya,tak ada jalan lain. Melompat atau menyerah. Kedua pilihan itu sama beratnya, sama-sama bisa membunuhnya. Namun ia berpikir, lebih baik mati secara langsung dari pada mati secara perlahan di tangan orang-orang yang kejam itu. Ia pun menoleh sekali lagi ke belakangnya dengan ragu ia menarik nafas dan melompat ke dalam sungai yang sedang mengalir deras. Para anak buah mucikari itu tak mampu lagi menyusulnya. Mereka akhirnya menyerah dan meninggalkan tempat itu dengan tangan hampa...

***

Terimakasih karena sudah membaca ceritaku!

Jangan Lupa... like,Coment dan Vote ya...

Baca juga novelku yang lainnya..

"PERNIKAHAN KONTRAK!"

Dan masukkan ke Favorit juga ya,agar kalian tahu perkembangan cerita selanjutnya🙏

Di tolong seseorang

Rose tenggelam karena memang ia tak bisa berenang,ia berusaha mencapai muka air namun ia kehabisan nafas,ia terlalu lemas dan akhirnya ia terombang\-ambing oleh arus sungai...

Setelah cukup lama Rose tenggelam,tak sengaja ia di temukan oleh seorang yang sedang memancing di pinggiran sungai. Beberapa orang pria yang memang membuat tenda di pinggiran sungai sambil membakar api unggun di dekatnya....

"Pak... Kemari!" Teriak seorang pria yang memanggil seseorang untuk mendekat ke arahnya....

"Ada apa pak Soni?" Tanya seorang yang terburu-buru mendekatinya...

"Pak.. Lihat disana, seperti seseorang sedang mengapung!" Kata pria parubaya yang di panggil pak Soni...

Beberapa pria yang datang bersamaan tadi melihat kearah telunjuk yang diacungkan pak Soni....

"Benar pak!" Kata seorang yang lainnya lagi....

"Kalian yakin?" Tanya seseorang yang paling muda di antara yang lainnya..

Keempat pria itu serentak menganggukan kepala.. 

"Lalu tunggu apa lagi... Selamatkan dia!" Kata pria muda itu...

Keempatnya pun mendekat kearah yang di tunjuk,dan mencoba mengukur kedalaman sungai tersebut....

"Arusnya cukup deras,lagi pula sungai ini cukup dalam!" Kata Pria yang satunya lagi...

"Lalu...?" Tanya pria muda itu lagi...

"Lebih baik minta bantuan warga setempat pak!" Jawab Pak Soni pada pria muda itu...

"Kita akan kehilangan banyak waktu jika harus memanggil warga setempat. Jarak kita dengan pemukiman cukup jauh. Dan medan yang di tempuh pun tak mudah!" jelas pria muda itu seraya melepaskan baju dan celananya lalu menceburkan diri ke dalam sungai...

Keempat pria itu berteriak melihat pria muda yang tak lain adalah bos mereka itu melompat kedalam sungai. Mereka berusaha membantunya,namun tak ada satu pun ide yang berhasil mereka pikirkan...

"Arahkan lampu mobil ke sana!" Teriak pak Soni pada yang lainnya...

Dengan cepat seseorang yang berbadan tegap berlari menjangkau mobil dan menghidupkan lampu sein depan mobil untuk menyinari keadaan sekitar sungai. Dengan sinar yang cukup memudahkan pria muda itu menjangkau tubuh Rose. Ia menarik baju Rose kearahnya dan dengan demikian tubuh Rose sudah berada dalam dekapannya. Pria muda itu menarik Rose ke pinggiran sungai dan mencoba membangunkannya...

Sementara keempat pria itu berlarian dengan cepat menuju bos mereka sambil membawakan handuk dan pakaian kering...

Pria muda itu masih mencoba membangunkan Rose yang tak sadarkan diri...

"Apa dia sudah meninggal pak?" Tanya pak Soni pada pria mudah itu...

"Tidak.. Denyut nadinya masih ada!" Jawab pria muda itu...

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya pria yang lainnya...

"Siapkan mobil,kita akan membawanya ke puskemas terdekat!" Kata pria muda itu memberikan solusi...

Semua bergegas menyiapkan mobil dan membereskan semua barang-barang mereka, sementara pria muda yang menolong Rose tadi mengenakan pakaiannya kembali dan menggendong Rose kedalam mobil lalu membalut tubuhnya dengan selimut yang tebal...

"Pak.. Lebih baik lepaskan semua pakaiannya agar dia tak kedinginan dan akan mempercepat peredaran darahnya!" Kata seorang pria berbadan tegap...

"Lalu siapa yang melepaskannya? Disini tak ada wanita,jika kita yang melakukannya ini akan menjadi pelecehan!" Jawab pria muda itu...

"Lepaskanlah.. Aku yang akan menjadi saksinya jika ia menuntutmu! Kita menolongnya bukan berniat melecehkannya!" Jelas pria berbadan tegap itu...

Dengan ragu pria muda itu membuka sehelai demi sehelai pakaian yang di kenakan Rose,tak sengaja ia melihat bekas luka di bagian lengan dan lututnya. Pria muda itu segera berkata pada pria yang berbadan tegap tadi...

"Jangan bawa dia ke puskesmas. Bawa dia Villa kita!" Katanya...

"Kenapa?" tanya pria berbadan tegap itu kebingungan...

"Cepatlah... Mungkin sekarang ia sedang di cari orang. sepertinya ia korban dari sebuah kejahatan!" Jawab Pria muda yang sedang melepaskan pakaian Rose...

Mendengar apa yang di katakan bosnya,pria berbadan besar itu segera menaikan spedometernya untuk keluar dari hutan di iringi mobil lainnya dari belakang.. 

Ketiga pria yang berada di mobil belakang menjadi keheranan karena mobil yang di iringi mereka melaju dengan cepat menembus beberapa semak belukar dan jalanan terjal lainnya. Namun demikian mereka hanya mengikutinya tanpa bertanya lagi...

Dan benar saja saat di perjalanan mereka di cegat oleh beberapa orang pria yang terlihat begitu sangar...

"Sepertinya kau benar Ken.. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Pria berbadan tegap pada pria muda yang di panggil Ken tersebut...

"Teruslah mengemudi,dan bersikaplah seperti seharusnya,aku akan membalutnya dengan selimut ini dan meletakkannya di bangku belakang!" jelas pria bernama Ken itu...

Pria berbadan tegap itu mengemudikan mobil dengan perlahan dan berhenti tepat di kerumunan beberapa lelaki sangar yang sedang berdiri di pinggiran jalan...

"Maaf ada apa?" tanya pria berbadan tegap itu membuka kaca jendela mobilnya...

"Kalian dari mana?" Tanya seorang yang tak lain adalah mucikari yang sedang mencari keberadaan Rose...

"Kami baru saja selesai memancing!" Jawab pria berbadan tegap itu dengan santai...

"Kalau begitu kami akan memeriksa kendaraan kalian!" Kata pria lainnya yang ingin segera membuka pintu belakang mobil. Tapi di cegah pria berbadan tegap yang langsung turun dari mobil...

"Kalian mau apa memeriksa mobil kami, apa kalian polisi atau pemerintah setempat sehingga berhak memeriksa mobil yang sedang melewati jalan ini?" Tanya pria berbadan tegap itu dengan sangar...

"Kau tak usah melawan! lakukan apa yang kami katakan agar kau cepat pergi dari sini!" Kata seorang pria dari kejauhan...

"Aku tanya siapa kalian!" bentak pria berbadan tegap itu...

"Kami penguasa kawasan sini!" Teriak Mucikari tersebut...

"Kawasan ini adalah milik bosku. Kalian harusnya mengetahui siapa yang sedang kalian hentikan ini!" Kata pria berbadan tegap sambil merampas senter dari tangan mucikari tersebut lalu mengarahkan lampu senter itu pada Ken yang sedang duduk santai sambil menghisap rokoknya...

Semua mucikari itu pun terdiam mengetahui siapa orang yang ada di dalam mobil itu. Mereka serentak menundukkan kepala.. 

"Arga... Jangan membuang waktu dengan mereka. Kembali ke kemudimu lalu antar aku ke villa,aku sudah sangat lelah!" Teriak Ken dari dalam mobil...

"Maafkan kami pak.. Kami sedang mencari seorang gadis yang mungkin ada yang melihatnya!" Kata mucikari itu terbata-bata...

"Apa yang kira kami akan membuang waktu untuk wanita yang kalian cari itu?" Teriak Pria berbadan tegap yang bernama Arga itu...

"Maafkan kami pak.. silahkan lanjutkan perjalanan kalian!" Kata sang mucikari itu...

Arga pun tak menghiraukannya lagi. Ia segera memasuki mobilnya dan menghidupkan kembali mesin mobil dan meninggalkan segerombolan lelaki yang rata-rata berbadan besar dan tegap yang menghadang mereka tadi...

Ken dan Arga menarik nafas lega setelah melalui segerombolan orang-orang tersebut. Kini Ken membuka kembali gulungan selimut yang membalut tubuh Rose.. 

***

Terimakasih karena sudah membaca ceritaku!

Jangan Lupa... like,Coment dan Vote ya...

Baca juga novelku yang lainnya..

"PERNIKAHAN KONTRAK!"

Dan masukkan ke Favorit juga ya,agar kalian tahu perkembangan cerita selanjutnya🙏

Villa milik Ken

 Tak lama mobil yang di kendarai Arga sudah sampai di Villa mereka. Ken segera turun dan menggendong Rose masuk ke dalam Villa di bantu dengan Arga...

"Siapa ini Pak?" Tanya seorang wanita parubaya yang sepertinya adalah asisten rumah tangga di sana...

  Ken tak menjawab,ia terus berjalan membawa Rose kedalam sebuah kamar. Dengan nafas yang tersengal-sengal Ken berbalik kearah wanita parubaya itu...

"Tolong pinjamkan dia bajumu,dia telanjang! Ganti semua hingga ke pakaian dalamnya!" Perintah Ken pada ART-nya tersebut. Lalu ia mengambil handuk dan membersihkan dirinya...

Tak butuh waktu lama bagi Ken untuk membersihkan diri,Ia sudah kembali dari kamar mandinya dan menyusul Arga keluar kamar...

"Bagaimana? Apa kau sudah menelpon dokter?" tanya Ken pada Arga...

"Iya sudah... Sebentar lagi dokter Evan akan kemari!" Jawab Arga...

 Ketiga pria parubaya yang tadi bersama Ken dan Arga saling menyenggolkan tangan satu sama lain. Mereka seperti ingin bicara namun takut untuk memulainya.. 

"Ada apa?" Tanya Arga pada ketiganya...

"Begini pak.. Anu... Apakah benar wanita yang sedang kita tolong itu adalah wanita yang sedang dicari para mucikari yang terkenal di desa sini?" Tanya Pak Soni ragu-ragu...

"Mucikari? siapa? Orang yang mencegat kita tadi?" Tanya Ken bingung sambil menatap wajah Arga...

"Iya... Mereka adalah mucikari perbatasan desa dan kota yang sering membeli anak-anak gadis di desa ini dan beberapa desa lainnya!" Jelas pak Soni lagi...

 Arga dan Ken saling memandang. Lalu Ken menatap ketiga pria parubaya itu yang tak lain adalah pekerja di Villa-villanya...

"Dengarkan aku... Aku tak ingin masalah ini bocor,karena jika masalah ini bocor dan semua orang mengetahuinya. Aku akan terkena masalah baru. Biarkan wanita itu lepas dari genggaman para mucikari itu. Anggap saja kita sedang melakukan kebaikan malam ini. Setelah dia pulih,aku akan mengirimnya kembali kerumahnya!" Jelas Ken kepada para pekerjanya...

"Baik pak!" Kata pak Soni dan rekan-rekannya. Lalu mereka berbalik menuju ke pintu belakang rumah..

Tak lama dokter yang di tunggu sudah datang. Arga mengajaknya kekamar Ken untuk menemui Rose dan memeriksa keadaannya saat ini...

"Silahkan dok!" Kata Arga sopan...

Sang dokter berjalan mengikuti arah yang di maksud Arga. Saat sampai di dalam kamar, Rose baru selsai di ganti pakaiannya oleh ART-nya Ken. Wanita parubaya yang tak lain adalah istri pak Soni itu menyingkir melihat kedatangan dokter di dalam kamar itu..

"Kenapa dia?" tanya sang dokter pada orang-orang yang ada di rumah itu...

"Begini,dia kami temukan saat kami memancing tadi. Sepertinya dia seseorang yang melarikan diri dari kejaran penjahat. Itulah mengapa kami tak membawanya kerumah sakit,kami takut akan membahayakan nyawanya lagi!" Jelas Arga dengan lugas...

"Sepertinya kau benar,banyak luka dan bekas lebam di tubuhnya. Ken,ini akan menjadi perhatian jika ini sampai bocor keluar? Apa kau siap?" Tanya sang dokter pada Ken...

"Jangan bercanda. Lakukan saja apa yang di perlukan, kau yang akan menjadi saksinya jika sesuatu terjadi padaku kelak karena gadis ini!" Jawab Ken dengan santai...

"Aku akan bertanggung jawab,namun aku ingin kau memastikan keselamatan gadis ini!" Kata Dokter itu lagi...

"Maksudmu Van?" tanya Ken penasaran...

"Kau tahu,aku tak suka jika ada orang yang menyakiti seorang wanita, terlebih dengan keadaannya seperti ini. Sepertinya dia sudah tenggelam cukup lama. Tetapi Tuhan masih menyayanginya hingga masih membiarkan dirinya untuk hidup. Maka dari itu jika kau memintaku bersaksi nantinya,kau harus menjanjikan keselamatan gadis ini!" Jelas Dokter yang di panggil Evan tersebut...

"Kau gila... Kenapa aku harus bertanggung jawab pada orang yang tak kukenal. Aku membawanya kemari karena aku tak ingin mengalami masalah lainnya,namun jika aku harus bertanggung jawab penuh atas dirinya,Aku tak mau. Kau tahu lusa aku akan kembali ke kota dan mengerjakan pekerjaanku. Jika kau ingin mengapa tak kau saja yang merawatnya dan bertanggung jawab atasnya!" Oceh Ken dengan suara tinggi...

"Aku tak mempunyai kekuatan untuk bertanggung jawab atas pasien ilegal seperti ini. Sementara di mata hukum kau-lah yang saat ini lebih pantas melakukannya jika kau ingin selamat nantinya!" Jawab Dokter Evan lagi...

Ken terdiam. Ia tak mungkin mencelakai semua bisnis yang sudah ia bangun dengan susah payah begini hanya satu wanita yang tak di kenal. Ia harus memastikan semuanya agar tetap baik-baik saja...

"Baiklah... Aku akan bertanggung jawab pada gadis ini sampai tersadar nanti. Setelah sadar ia harus kembali keluarganya!" Jawab Ken berjanji...

"Baiklah.. Sepakat.. Jika besok dia sadar,bawa dia ke klinikku,aku akan memeriksa keseluruhannya. Mungkin ia mengalami cedera lainnya. Untuk saat ini tetap selimuti dia dan berikan obat luka pada bagian yang terluka. Di lengannya ini ada beberapa luka sobek dan harus kujahit kembali. Untuk saat ini aku rasa ini cukup sampai disini saja!" Kata Dokter Evan sambil membersihkan seputaran luka yang ada di lengan Rose...

Ken dan Arga menunggui dokter Evan menjahit luka Rose hingga selesai. Setelah selesai Dokter Van duduk si sofa yang ada di dalam kamar tersebut. Ia menyalakan rokoknya sambil meminum kopi yang sudah di sediakan ART di Villa tersebut....

"Wanita ini cukup cantik, ia sepertinya belum terlalu dewasa. Wajahnya itu,sangat khas sebagai wanita timur!" kata Evan mendeskripsikan kecantikan Rose...

"Apa yang kau katakan? Kau menyukainya?" Tanya Ken yang juga ikut duduk di sofa tersebut...

"Bukankah kau sedang mencari seorang sekertaris? Dia sangat cocok untuk mengatasi semua klienmu itu!" Kata Dokter Evan lagi...

"Hentikan Van,Aku tak membutuhkan wanita cantik yang bekerja denganku,aku membutuhkan sekertaris yang bisa menyelesaikan semua tugasnya seperti yang kuinginkan!" Jawab Ken sambil menyeruput kopi hitamnya....

"Tunggu saat dia bangun,lalu kau bisa mengetes kemampuannya!" Tantang Dokter Evan pada Ken...

"Kau gila.. Setelah dia sadar,aku akan mengembalikannya pada keluarganya. Mengapa aku merepotkan diriku untuk memberinya pekerjaan!" teriak Ken yang selalu kesal dengan ucapan Dokter Evan jika sudah bertemu...

"Jika kau mengembalikannya, itu sama saja kau menempatkan bahaya dalam hidupnya lagi. Biarkan dia pulih sepenuhnya bersamamu. Setelah itu kau bisa melepaskannya dengan aman!" Kata Dokter Evan memberi saran....

"Apa yang dikatakan Dokter Even benar Ken,kita tak bisa mengirimnya saat dia masih lemah. Itu sama saja kita membunuhnya secara halus. Biarkan dia disini,aku yang akan menjaganya!" Kata Arga menawarkan diri...

"Lakukan semua hal yang kalian mau. Tapi ingat, jangan pernah mengatakan aku tidak mengingatkan kalian berdua. Aku lelah,aku ingin tidur!" kata Ken yang langsung berbaring di sofa santai dekat jendela kamarnya...

Arga dan Dokter Evan tersenyum sambil terus berbincang-bincang....

***

Terimakasih karena sudah membaca ceritaku!

Jangan Lupa... like,Coment dan Vote ya...

Baca juga novelku yang lainnya..

"PERNIKAHAN KONTRAK!"

Dan masukkan ke Favorit juga ya,agar kalian tahu perkembangan cerita selanjutnya🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!