Namanya Lachlan Lexington de Luca tapi panggilannya L meskipun harusnya bisa dipanggil triple L biar saingan dengan triple X nya Vin Diesel tapi tidak. Lachlan bangga dengan panggilan L macam komik Death Note. Tapi kehidupan L tidak jauh-jauh dari Death Note karena sejak kecil, L bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu ! Mau hantu Eropa, Asia, Amerika sudah pernah dia lihat. L tidak mau ke Afrika karena bukannya rasis, tapi bentuk hantunya lebih seram ditambah kulitnya gelap... Semakin menghororkan ...
Akibat dari kemampuannya diluar Nurul hingga membuat para sepupunya sebal karena tiba-tiba L bisa mengobrol dengan sosok tidak kasat mata, semuanya selalu meminta agar tidak dengan sengaja membuat semua orang sebal.
L bukannya tidak ingin membuat takut semua saudara sepupunya tapi ini sudah gift dari Allah jadi mau gimana pun, yaaaa diterima deh. L sudah beberapa kali menjadi konselor para hantu dengan berbagai bentuk dan membantu mereka bisa ke alamnya.
Omanya, Freya Lexington lah yang membantu cucunya menerima gift itu. Apalagi Freya sangat hobi mencari hantu dan ke tempat - tempat seram. Lachlan yang awalnya rada seram saat kecil, akhirnya bisa menerimanya apalagi para hantu yang mengikutinya, sering dimintai tolong contek jawaban ujian.
Harus ada mutualisme simbiosisnya dong ! Mereka minta tolong, aku juga minta tolong. Meskipun Lachlan termasuk anak cerdas tapi kadang dia malas berpikir juga kalau ujian. Biasanya setelah mereka membantu, L membukakan jalan agar mereka bisa ke alamnya. Mereka bukannya tidak bisa kesana tapi tidak mau kesana karean masih ada sangkutan di dunia nyata.
Dan kini Lachlan memilih liburan ke Jakarta usai lulus kuliah dan menjadi sarjana arsitektur meskipun pekerjaan sampingannya diluar prakiraan BMKG.
Mumpung ada waktu sebulan, jadi ke Jakarta saja.
***
Rumah Sakit PRC Group
Nareswari Kosasih menutup matanya karena takut melihat sosok hantu dengan bentuk wajah rusak. Nyes, biasa dia dipanggil, adalah cucu Kapten Kosasih yang bersahabat baik dengan keluarga besar klan Pratomo. Meskipun eyangnya punya koneksi, tapi Nareswari tetap berusaha masuk dengan jalur reguler.
Nareswari adalah lulusan akademi gizi Jakarta dan diterima di PRC Group Hospital. Namun tidak ada yang tahu jika gadis itu adalah seorang indigo. Nareswari sejak kecil sudah bisa melihat makhluk halus dengan berbagai bentuk hingga dirinya ketakutan. Kedua orangtuanya sudah berusaha ke berbagai kyai dan ustadz tapi tetap saja Nareswari masih bisa melihat.
Mau tidak mau dia harus menerima kondisinya tapi tetap sajaaaaa....
"Mbak Nyes, tolongin saya dong ..." ucap mbak Kunti ke Nareswari.
Nareswari masih memejamkan matanya di mejanya dekat dapur rumah sakit. "Mbak, saya nggak tahu caranya menolong mbak ... Please mbak, saya mau kerja. Tolong jangan ganggu saya..." ucap Nareswari pelan takut terdengar para pegawai dapur dan dirinya tidak mau dicap wong gendeng ( orang gila ) karena ngomong sendiri.
"Mbak, saya itu dapat remisi dari malaikat bisa masuk surga ... Tapi harus berbuat baik mbak... Tolongin saya dong..." pinta mbak Kunti lagi.
Nareswari masih memejamkan matanya. Gue bacain ayat kursi. Nareswari membacakan ayat kursi dan surat-surat pendek lalu mbak Kunti pun menghilang. Alhamdulillah.
"Mbak Nyes, ini yang pasien diabet, berapa ya kadar nasinya ?" tanya seorang pegawai dapur.
Nareswari membuka matanya. "Yuk kita hitung lagi."
***
Mansion Giandra Jakarta
"Jangan ngomong sama hantu lho L. Kasian Oma Arimbi kamu, bisa jantungan !" pesan Bima saat cucunya datang untuk berlibur.
"Insyaallah kagak khilaf, Opa..." jawab Lachlan. "Ohya Opa, boleh aku pinjam mobilnya? Aku mau jalan-jalan."
"Hapal jalan?" tanya Arimbi.
"Kan ada GPS tho? Nyasar ya ke kantor polisi. Oh, Mbak Kaysa di rumah sakit kan?"
"Kaysa? Anaknya Shayna sahabatnya Juliet ? Kenapa memang?" tanya Bima.
"Janjian makan siang."
"Jangan bilang kamu mau ditanggap hantu sama Kay !" Arimbi menatap tajam ke arah cucunya yang tampan tapi punya kelebihan diluar Nurul.
Lachlan hanya nyengir.
***
Lachlan dan Kaysa bertemu macam Kakak dan adik karena memang begitulah. Keduanya semakin akrab gara-gara saat Kaysa mengoperasi pasiennya, dia tidak menemukan tumornya. Kaysa tidak tahu posisi pasiennya mati suri saat Lachlan menemani Omanya Freya sedang kontrol.
Roh pasien itu menemui Lachlan yang bisa melihatnya lalu memberitahukan posisi tumornya yang memang sulit ditemukan. Lachlan lalu menuju ruang operasi dan mengatakan pada Kaysa posisi sumber penyakitnya dan dokter cantik itu bisa mengambil tumornya dan
"LL tapi bukan LL Cool J !" seru Kaysa sambil memeluk Lachlan.
"Halo dokter cantik" ucap Lachlan. "Jangan lama-lama, nanti ada yang ngamuk."
"Siapa? Saki? Bodo amat ! Saudara nya dia juga ! Lagian kata Kaivan, tidak ada sejarahnya di keluarga kalian rebutan cewek atau cowok..." kekeh Kaysa sambil melepaskan pelukannya.
"Touché. Yuk ke kantin."
Introducing Dokter Kaysa
***
Lachlan pulang dengan mobilnya setelah bergosip soal roh dengan Kaysa. Dokter cantik itu rupanya tidak takut dengan hantu atau apapun, malah penasaran. L tersenyum soalnya Alsaki takut hantu. Seru nih ...
Pria berdarah Italia yang wajahnya mirip dengan sang ayah, Michel de Luca, menjalankan mobilnya melewati sebuah pemakaman luas. Mata biru kehijauannya melihat sebuah mobil FIAT imut berhenti di depan makam dan tak lama seorang gadis turun dari mobil. Wajah gadis itu tampak ketakutan tapi marah-marah ke arah posisi penumpang dan Lachlan terkejut melihat siapa...eh apa yang dimarahi oleh gadis berwajah manis itu.
Ya Allah, kok ada mbak Kunti.
Lachlan memarkirkan mobilnya di belakang FIAT dan turun menghampiri gadis itu.
"Ada apa ?" tanya Lachlan melihat gadis itu sudah menangis ketakutan sedangkan mbak Kunti tampak memelas dengan wajah seramnya.
"Eh mas bule bisa bahasa Indonesia?" tanya Mbak Kunti membuat L menoleh.
"Kamu kok nakutin mbaknya ini sih? Kasihan tahu !" hardik Lachlan judes lalu menghampiri gadis itu.
"Namanya Nareswari. Panggilannya Nyes" ucap mbak Kunti itu.
Lachlan menatap hantu wanita itu "Kok tahu?"
"Tahu lah mas bule..." cengir mbak Kunti yang bukannya cantik malah nyeremin.
"Nama kamu Nareswari?" tanya Lachlan ke gadis itu.
"Eh? Kok kamu ... Tahu?" Nareswari menatap Lachlan bingung.
"Tuh, si mbak Kunti yang kasih tahu. Nama kamu Nareswari kan? Terus panggilannya Nyes?" jawab Lachlan.
"Mbak... Kunti? Kamu bisa lihat dia?" Nareswari menunjuk ke arah mbak Kunti yang masih berdiri di sisi penumpang mobil gadis itu.
"Bisa lihat, bisa komunikasi juga. Kamu juga bisa kan?" senyum Lachlan.
Tiba-tiba Nareswari memeluk Lachlan. "Oh ya Allah... Alhamdulillah... Ada temennya..."
Lachlan tampak bingung melihat sikap Nareswari tapi merasa tubuh gadis itu gemetaran, L pun memeluknya.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Kali ini cerita horor tapi unfaedah yaaaa dan diluar Nurul
Giliran Lachlan de Luca yang punya cerita.
Semoga suka.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Lachlan masih memeluk Nareswari yang sedikit Membagongkan karena mereka berpelukan di depan kuburan ! Macam film horor tidak jelas gitu. Nareswari masih menutup wajahnya di dada Lachlan yang tertutup jaket karena tiba-tiba dia mendengar tiga suara berbeda hingga tubuhnya semakin gemetaran karena takut.
"Mbak Kunti, jadi mereka berdua bisa lihat kita?" tanya seseorang dengan suara anak kecil.
"Beneran mbak? Kira-kira bisa membantu kita nggak ya..." terdengar suara kakek-kakek.
"Aku rasa kita harus mengeceknya..." timpal seorang pria.
Nareswari semakin erat memeluk Lachlan yang mengusap punggungnya dengan lembut, berusaha menenangkan gadis itu.
"Wuuuiiiihhhh, tumben ada empat langsung nongol..." komentar Lachlan. "Guys, mbok ya tolong, jangan bikin takut mbak Nyes tho... Kalian tuh bisa nggak sih muncul dengan kondisi sebelum mokat yang rada bagusan gitu !"
Keempat hantu itu saling berpandangan. "Mas nya bisa lihat kita? Sek, kok bule logatnya medok sih?" komentar si kakek.
"Dengar ya pak Gondo ( gondoruwo ), jangan tiba-tiba menjulang jadi Buto ya. Wis sampeyan bentuknya model kakek-kakek gini saja..." senyum Lachlan membuat Nareswari malah bingung kenapa pria bule satu ini malah santuy bin Membagongkan.
"Aku medeni ( menakutkan ) ya mas Bule?" tanya pak Gondo tanpa dosa.
"Ya iyalah Bambaaaanngggg !" teriak Lachlan kesal.
"Wuuuiiiihhhh dekne ( dia ) ngerti namaku dulu Bambang..." gelak pak Gondo yang makin membuat bulu kuduk Nareswari semakin merinding dan mempererat pelukannya.
"Mas Bule, aku lupa bentuk aku dulu seperti apa tapi kalau mbak Nyes takut, aku bisa tutup wajahku pakai topi caping..." ucap si pria.
"Dengar mas muka rata, sampeyan ( kamu ) aku panggil begitu ya. Ben ( biar ) gampang" ucap Lachlan membuat Nareswari menoleh sedikit ke arah empat makhluk yang sedang rusuh dengan Lachlan. Astaghfirullah ! Mukanya benar - benar rata ! Nareswari kembali membenamkan wajahnya di dada Lachlan. Ya Allah ... Ini malam apa sih !
"Mas Bule, kalau aku ?" tanya si anak kecil.
"Kamu ta panggil Tole ( anak laki-laki - Jawa ) wae ya Yul tapi gak ada mbak Yul nya. Tolong mukamu dikondisikan jangan pucat gitu ! Bedakan sing nggenah ( pakai bedak yang benar ) !" jawab Lachlan.
"Lha mas, ora nduwe duit nggo tuku skincare ( nggak punya duit buat beli skincare )" jawab si tuyul yang dipanggil Tole oleh Lachlan.
"Anjiiiirrrr ! Tole pun ngerti skincare?" gelak Lachlan membuat Nareswari mendongakkan wajahnya ke arah Lachlan yang tampak santai. "Kamu santai aja Nyes. Biar aku ajak ngobrol mereka, kamu diam-diam saja. Yuk duduk di kursi situ, kamu duduk di belakang aku saja biar aman .."
"Mbak Nyes... Kami nggak niat jahat kok... " ucap Pak Gondo membuat Nareswari menoleh tapi sedetik kemudian gadis itu berteriak kaget melihat wajah seram makhluk itu.
"Idiiiiihhhh pak Gondo ! Kan sudah aku bilang jangan bikin kaget Nareswari !" hardik Lachlan sambil memeluk gadis itu lagi.
"Duh mas Bule. Lali nyeting ( lupa nyeting )" cengir Pak Gondo.
"Ojo nyengir pak ( jangan nyengir pak ), Soyo medeni ( makin serem )" protes Lachlan membuat tiga makhluk lainnya tertawa yang bisa bikin merinding banyak orang yang masih lewat disana.
"Masnya sama mbaknya ngapain itu pelukan depan kuburan ?" tegur seorang pejalan kaki yang berada di seberang jalan.
"Oh ini mas. Habis kuburin kucing. Adik saya masih sedih kehilangan kucingnya..." jawab Lachlan.
"Oh ya sudah mas."
Keempat hantu itu menatap pria yang menegur Lachlan dan Nareswari, hendak mengganggunya.
"Dengar kwartet nggak jelas, kalau kalian tidak diam, aku tidak bakalan bantu kalian!" desis Lachlan agar mereka tidak usil ke orang di seberang.
Keempatnya pun diam di tempat dan Lachlan mengajak Nareswari duduk di kursi depan pemakaman umum itu dengan posisi gadis itu berada di balik punggung Lachlan sedangkan pria itu menghadapi empat hantu itu. Nareswari masih memeluk pinggang Lachlan dari belakang sambil mengintip dari balik bahu pria itu.
"Oke, perkenalan dulu. Namaku Lachlan de Luca, biasa dipanggil L. Kalian bisa manggil L atau mas Bule, terserah. Kalau mbak Nareswari, mbak Kunti pasti sudah bilang sama kalian kan. So, kalian berempat, bisa cerita ada apa kalian sampai bikin takut mbak Nareswari?" Lachlan menatap keempat hantu itu.
"Aku dulu mas Bule ..." ucap mbak Kunti yang sudah mensetting wajahnya menjadi wajah wanita cantik tapi tetap menyeramkan, hanya saja tidak seperti awal Nareswari melihatnya. "Namaku Ningsih, aku seorang PSK. Suatu hari salah satu pelanggan ku, meminta aku menjadi istrinya. Sebagai wanita penghibur, tentu saja aku senang bisa lepas dari kubangan lumpur tapi... Suamiku ternyata sama saja. Dia menjadi mucikari ku yang baru hingga aku bertemu dengan pria lain yang mengajak aku pergi. Kami pergi dan aku memberikan surat cerai ke Suamiku. Sayangnya, mantanku tidak terima aku hidup bahagia dengan suamiku yang baru ... Dia, mantanku, menguntit aku, mas Bule. Saat aku hendak menyebrang dari pasar, mantan suamiku berusaha menabrak diriku namun luput. Aku membalas dendam dengan membunuhnya..."
"Mbak Ningsih, sebelumnya aku mau tanya. Kenapa kalian berempat kompak disini?" tanya Lachlan.
"Kami semua sama-sama mendapatkan remisi dari malaikat di alam sana. Kami semua akan masuk neraka tapi melihat kami masih memiliki kebaikan, malaikat memberikan kesempatan pada kami untuk melakukan hal baik di dunia atau melakukan keinginan terakhir yang berbau kebaikan, diantaranya, macam mbak Ningsih, dia membunuh mantan suaminya tapi dia juga tewas di penjara akibat kerusuhan. Dia ingin memberikan sesuatu pada putrinya tapi belum kesampaian. Aku dulu mencuri dan merampok hingga suatu hari aku membuat seorang anak menangis karena aku mencuri koleksi komiknya dan aku jual dengan harga mahal. Tak lama aku mati kecelakaan jatuh dari lantai dua sebuah rumah" sambung Mas Muka Rata.
"Jadi mbak Ningsih dan mas Muka Rata, hendak berbuat baik, guna memberikan sesuatu dan mengambil sesuatu agar apa yang kalian perbuat bisa menjadi pertimbangan di alam sana?" tanya Lachlan berusaha mencari benang merah. "Kalau pak Gondo dan Tole?"
"Aku ingin tampil sebagai dalang. Dulu aku dalang mas bule tapi hanya sebagai dalang keliling. Suatu hari, ada dalang lain iri dengan koleksi wayang kulit aku dan aku dibunuhnya. Semua koleksi wayang kulit aku, diambilnya. Aku ingin mengambil lagi, dan mendalang untuk terakhir kalinya di depan para anak-anak..." jawab Pak Gondo.
"Kalau aku ingin meminta maaf pada guruku yang sudah aku buat lumpuh..." ucap Tole sambil menunduk. "Sebelum aku minta maaf, aku sudah tewas di tawuran antar pelajar... Aku ingin meminta maaf tapi aku tidak berani mendatanginya ..."
Lachlan menoleh ke arah Nareswari yang tampak tertegun mendengar permintaan mereka.
"Bagaimana Nyes? Kamu mau membantu mereka? Bersama aku?" tanya Lachlan.
"Apakah setelah ini, kalian tidak akan mengganggu aku lagi?" tanya Nareswari sambil melepaskan pelukannya dari pinggang Lachlan dan memberanikan diri menghadapi mereka.
"Nggak Mbak Nyes. Soalnya kami akan kembali ke tempat kami berada jika sudah selesai tugas kami disini" jawab Mbak Ningsih alias mbak Kunti.
Lachlan memberikan senyum manis ke Nareswari. "Bukankah ini seru?"
Nareswari melotot galak ke arah pria bule itu.
Seru dari Monas Bambaaaanngggg !
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Nareswari menatap wajah tampan Lachlan dengan perasaan gemas dan kesal menjadi satu karena dengan cueknya bilang ini akan menjadi pengalaman yang seru.
Ini kagak seru, chuy ! Ini menyeramkan ! Ini namanya golek molo ! Cari penyakit ! Kita tidak tahu sudah berapa lama mereka dut, koit, mokat, mati ! Nareswari memegang kening Lachlan.
"Mas nya waras?" tanya Nareswari judes melupakan empat hantu yang melihat interaksi dua orang di hadapan mereka. "Kita tidak tahu mereka mati kapan ! Masih oke kalau mereka mati kemarin atau paling nggak sepuluh tahun lalu atau ... Nggak lama deh ! Gila aja kalau misal mereka mati seabad lalu ! Carinya gimana coba ?"
"Eeerr... Mbak Nyes, aku mati sepuluh tahun lalu..." celetuk Pak Gondo.
"Diam ! Saya tidak bicara sama kamu dulu !" bentak Nareswari galak membuat keempat hantu itu kaget lalu tertawa kecil.
Ternyata mbak Nyes bisa galak ...
"Kan aku belum bertanya dan mengorek keterangan lebih lanjut, Nyes" senyum Lachlan yang kemudian menatap empat hantu itu. "Begini, aku ada syaratnya. Aku memang liburan di Jakarta dan jika kalian minta dibantu, berikan keterangan yang sejelas-jelasnya. Itu satu. Yang kedua, aku hanya membantu kebaikan bukan kejahatan macam harus membunuh atau menyakiti. No way ! Paham ya?"
Nareswari menatap Lachlan yang dengan santainya macam HRD khusus Ghost Whisperer. Ya ampun ! Santai banget !
"Paham mas Bule" jawab keempatnya.
"Ketiga, kalian kalau mau muncul, kulonuwun dulu, jangan Mak mecungul, Mak jegagik, bikin jantungan chuy... Oh jangan sekali-kali nongol saat aku di rumah Opa Bara. Jangan ikutin aku ke rumah siapapun yang aku datangi ! Kalau mau ketemu di taman atau tempat umum terbuka lainnya tapi tidak di kuburan ! Jangan bawa pasukan Bodrex ! Marakke bludrek ! Oke?" Lachlan menatap keempatnya dengan serius.
"Oke mas Bule..."
"Jebule mas Bule iso ngomong Jowo tho?" ujar Pak Gondo.
"Aku ada turunan wong Jowo, pak Gondo. Jadi bisa lah" jawab Lachlan. "Wis sekarang kalian jangan ganggu aku dan mbak Nyes. Kami butuh istirahat.."
"Matur nuwun lho mas Bule mau bantu kami..." ucap Pak Gondo.
"Tapi, aku tidak mau ada tambahan minta bantuan sama kami ya. Ta selesaikan dulu request kalian."
***
Nareswari berjalan bersama Lachlan menuju mobil FIAT imutnya. Gadis itu baru sadar kalau tadi dia main peluk pria tak dikenal itu saking takutnya dan sekarang Nareswari baru menyadarinya hingga pipinya memerah.
Ya Allah ! Macam cewek murahan aja pakai peluk-peluk ! Nareswari memegang kedua pipinya.
"Kamu kenapa Nyes?" tanya Lachlan melihat Nareswari blingsatan tampak panik. "Nggak ada yang ganggu kamu lagi kok..."
Nareswari mendongakkan wajahnya dan menatap Lachlan yang memiliki postur jangkung hingga leher gadis itu sedikit pegal. Apalagi tingginya 167 dan memakai sepatu flat. Wis, macam ketemu gapura kecamatan.
"Tinggi kamu berapa sih?" tanya Nareswari.
"187-188. Kenapa ? Kamu pegal lihatin aku? Perlu dingklik ( kursi kecil )?" goda Lachlan.
Nareswari menyipitkan matanya. "Dengar K..."
"L. Panggilan aku L, bukan K apalagi Kakaktua..." ralat Lachlan.
"Yakin kamu mau bantu empat hantu itu? Kita itu bantu hantu. Hantu! Kenapa juga kita harus bantu mereka !" ucap Nareswari galak mengacuhkan ralat Lachlan.
"Kalau kamu tidak bantu, kemungkinan besar mereka akan terus mengikuti kamu sampai kamu mau menolong mereka. Lagipula, ini jadi petualangan yang seru kan Nyes. Ohya kita belum berkenalan, namaku Lachlan Lexington de Luca..." Lachlan mengulurkan tangannya.
Nareswari menyipitkan matanya. "Lexington? Apa hubungan kamu dengan Opa Haris Lexington dan Oma Freya?"
"Lho! Kamu kenal Opa dan Oma aku?" seru Lachlan heboh. "Aku cucunya ! Kandung !"
"Eh?"
"Kok kamu bisa ..."
"Opaku Kapten Kosasih. Namaku Nareswari Kosasih..." jawab Nareswari.
"Owalaahhh... Dunia sempit ya Nyes. Aku tahu siapa Opamu. Kan bersahabat baik dengan keluarga aku..." kekeh Lachlan.
"Hah? Kamu anggota keluarga Pratomo?"
"Bingo !" senyum Lachlan.
***
Nareswari mengijinkan Lachlan mengikuti mobilnya demi keselamatan dirinya dari godaan hantu-hantu terkutuk minus akhlak yang ngalah-ngalahin generasi ketujuh kalau kumpul. Setengah jam kemudian, sampai lah mereka di rumah area pondok indah dan Lachlan hanya tertawa kecil karena rumah keluarga Giandra dekat situ.
Definisi tinggal gelundung, sampai rumah Opa Bara.
Lachlan memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah yang tidak terlalu besar tapi sangat sophisticated. Pria itu pun turun dan melihat Nareswari berjalan keluar pagar setelah memasukkan mobil nya di carport.
"L, mau mampir ?" tawar Nareswari.
"No, thank you. Ini sudah jam sebelas malam, sudah nggak patut bertamu. Besok saja kita ketemu di PRC Hospital" jawab Lachlan sopan.
"PRC Hospital ? Kok kesana ?" Nareswari menatap bingung ke Lachlan.
"Lha tuh, tag id card kamu anak PRC Hospital. Jadi tahu lah kamu pasti kerja disana. Aku pamit dulu dan kamu bisa tidur tenang sebab tidak boleh ada yang ganggu kamu... Oke?" senyum Lachlan. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam..." balas Nareswari sambil melihat Lachlan berjalan menuju mobilnya.
"Mbak Nyes, kok bisa pulang sama mas Bule?" tanya penjaga rumahnya dari pos satpam yang ada di dekat pintu pagar.
"Mas Bule itu cucunya Oma Freya jadi masih ada hubungan kekerabatan lah..." jawab Nareswari sambil membalikkan tubuhnya. "Kunci pagarnya pak."
"Oke mbak Nyes. Selamat beristirahat."
***
Keesokan harinya, Lachlan mendatangi pemakaman tempat mereka ngobrol semalam dan berhasil mendapatkan makam masing-masing hantu itu.
"Oke, kalian matinya nggak terlalu lama sih. Benar kata mbak Nyes. Kalau kalian matinya seabad lalu, ya wassalam cari barang ataupun orang yang kalian maksud soalnya waktunya jauh rangenya" ucap Lachlan sambil memegang nisan milik Tole alias Tuyul yang aslinya bernama Rangga Dwipangga. Di nisan itu tertulis kalau Rangga meninggal lima tahun lalu.
"Terus mas Bule mau bantu siapa dulu dari kami berempat?" tanya mas Muka Rata.
"Aku harus cari tahu dulu soal kalian." Lachlan menoleh ke arah empat hantu itu. "Sekarang kita ke rumah sakit dan mulai bekerja disana sekalian nunggu mbak Nyes. Oke?"
Lachlan bersama dengan keempat hantu itu berjalan keluar pemakaman dan masuk ke dalam mobil BMW SUV milik Freya. Lachlan lalu melajukan mobilnya menuju PRC Hospital.
***
PRC Hospital Jakarta
"Jadi ini kamu?" tanya Lachlan saat melihat mug shot mas Muka Rata dari MacBook nya. Lachlan benar-benar mencari tahu berita atau artikel tentang keempat hantu itu. "Jatmiko nama kamu?"
"Iya mas Bule. Ternyata aku jelek ya mas?" kekeh mas muka rata.
"Yup, cakep sekarang. Polos" jawab Lachlan cuek membuat Mbak Kunti dan Tole cekikikan.
"Mas Bule punya kekuatan ini sejak kapan?" tanya Pak Gondo.
"Bukan kekuatan, tapi anugerah. Aku dapat dari kecil... meskipun awalnya ya serem tapi lama-lama biasa bahkan jadi ghost whisperer aku..." Lachlan menoleh dan melihat Nareswari berjalan ke arahnya yang duduk di taman. "Jangan bikin mbak Nyes takut lho gaeeesss !"
Lachlan Lexington de Luca
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!