NovelToon NovelToon

DENGAN BISMILLAH KU TERIMA PINANGANMU

Melati Adina

Melati gadis cantik dangan berwajah ayu baru berumur 24 Tahun, Melati anak kelima dari bersaudara, satu kakak tertuanya meningalkan dirinya sendiri di tempat kelahirannya,dan ketiga kakak perempuan nya yang sudah menikah tidak pernah tahu dengan keadaannya yang tingal sendiri semenjak ibu dan ayahnya meningal, dirinya yang yatim piatu, membuat para tetangga sekeliling tempat tinggalnya merasa kasihan dengan kehidupan Melati selama ini.

Melati semenjak smp membiayai hidupnya sendiri untuk bertahan hidup, kadang kakak tertuanya mengirimkan uang dari kota bekerja, terkadang tidak ada sama sekali,sehinga Melati harus mencari nafkah sendiri untuk hidupnya.

Kesakitan dan kesulitan hidup selama ini dijalankan Melati hanya dirinya saja yang tahu, kadang Melati merenung dirinya sendiri, kadang dirinya meresa sedih atas apa yang dibuat oleh Saudaranya, meningalkannya sendiri, tampa mereka pernah bertanya, apakah Melatih bisa bertahan hidup selama ini.

Sepulang sekolah melati harus bekerja dengan menjadi tukang cuci dan gosok dirumah para tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti itulah keadaan melati dari sekolah menegah pertama, setelah lulus SMA melati bisa bekerja ditoko kue dengan menggunakan ijazah SMA-nya.

Bertahun-tahun melatih hidup dengan sangat miris, memiliki saudara tapi dirinya tidak memiliki saudara, hidupnya hanya sebatang kara.

Sakit jika diabaikan oleh keluarga sendiri,itu yang dirasakan Melati selama ini.

Hari ini Melati baru saja pulang dari tempatnya bekerja dengan seragam toko Melati berjalan di jalan dengan rasa lelah.

Sampai diruamah, dirinya duduk sebentar diteras rumah kecil itu, melati sedikit melamun, sehinga dirinya tidak tahu Buk Mirna datang dan memanggilnya beberapa kali.

"Mel.... Ohh Melati."Teriak Buk Mirna kerena Melati tidak mendegarnya.

"Melati....!!! " Teriak Buk Mirna dengan sangat kecang sehinga gadis ayu itu tertegun saat mendegar teriakan Buk Mirna.

"Ehh ya Buk, maaf aku tidak dengar buk."Sahut Melati sedikit kaget saat mendegar pangilan Buk Mirna.

"Ini ada sambal untuk kamu Mel,tadi ibu masak bayak kerena Siya akan pulang dari kuliahnya hari ini."Kata Buk Mirna selalu baik pada Melati kerena gadis itu teman dekat putrinya yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan di kota lain.

"Ohh iya buk, terimakasih banyak ya Buk, aku jadi gak enak sama Buk Mirna selalu kasih aku makanan." Kata Melati tidak enak hati pada orang tua sahabatnya itu.

"Tidak apa, kamu seperti anak ibuk sendiri Mel, jangan merasa tidak enak begitu." Kata Buk Mirna pergi setelah bicara pada Melati.

"Ibu selalu baik padaku, kadang aku sendiri yang malu selalu menerima apa yang selulu ibuk berikan padaku."Kata Melati bicara sendiri disaat melihat kepergian Buk Mirna masuk kedalam halaman rumah yang memiliki pagar besi itu.

Melati masuk dengan membawa piring yang berisi masakkan Buk Mirna, Melati menaruh ditudung saji yang ada dimeja makan miliknya.

Setelah itu melati masuk kedalam kamar untuk langsung membersihkan tubuhnya kerena sebentar lagi waktu magrib akan masuk, biasanya melati selalu kemesjit untuk sholat berjamaah,dengan warga setempat, Melati adalah gadis yang bergaul dikelilingi tempatnya tingal, sesama ibu-ibu pengajian di tempatnya tingal Melati tidak pernah sombong dirinya berbaur dengan ibu-ibu pegajian, jadi dirinya bayak dikenal oleh ibu-ibu dikomleknya.

Saat pulang sholat magrib Melati selalu melakukan kegiatan rutin yang setiap malam dengan mengajar beberapa anak-anak megaji dirumah tetangganya.

Setelah siap dengan mengajar anak-anak, melati langsung pulang untuk beristirahat, kerena dirinya juga sangat lelah setelah beraktivitas seharian diluar.

Keesokan pagi Melati melanjutkan aktivisa lagi, kerena dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tampa kata lelah dirinya selalu semangat untuk dirinya sendiri, terkadang Melati juga merasa jenuh, lelah namun tidak ada yang bisa dilakukan lagi, untuk menumpang hidup dengan saudaranya selama ini yang tidak pernah tahu dengan hidupnya.

Jadi Melati tidak mau memikirkan itu lagi, semua itu akan membuatnya sedih akan mengingat masa-masa dirinya masih bersama ibu dan ayahnya waktu hidup.

Pagi ini Melati dengan biasa membersihkan rak kue yang sebelum toko buka, setelah siap Melati juga harus menata kue yang telah dibuat oleh koki yang bekerja diruangan kerja koki kue ditokonya bekerja.

Jam 9 pagi toko kue Tempatnya bekerja bukak, Melati dengan santai menata kue yang ada dirak, saat pengujung sepi.

Saat itu Melati hanya berdua saja sip pagi ,Dua temanya akan masuk siang untuk sip malam nantik untuk mengantikan Melati dan temanya satu Sipnya.

"Mel, nantik siang aku akan cepat pulang, kerena ibukku lagi sakit tidak ada yang jaga dirumah, ayahku lagi manda diluar kota, adikku juga sekolah."Kata Akila teman satu sip melati.

"Ya sudah kamu bilang ke Buk Hasisa saja Kila biar gak repotkan nantik jika kamu izin dulu."Kata Melati tidak masalah jika temannya saat ini lagi butuh Bantuannya.

"Apa aku sempat jumpa buk Buk Hasisa ya Mel, soalnya Buk bos kita datangnya selalu agak lambat."Kata Akila agak bingung juga.

"Yah sudah biar aku yang bilang nantik sama Buk Hasisa, kamu bisa pulang cepat hari ini." Kata Melati dengan baik hati mengizinkan teman satu sipnya itu pada bos yang punya toko kue itu.

"Tapi kamu gak apa sendiri nantik Mel, soalnya sip siang belum masuk."Kata Akila tidak enak pada Melati.

"Tidak apa Kila, kamu jaga dulu ibumu, kasihan sakit ditingal sendiri,kamu juga jangan lupa bawak itu berobat ibu kamu sekalian ya." Kata Melati dengan sangat hati-hati bicara agar temanya itu tidak tersinggung.

"Iss senang kali punya teman sebaik kamu Mel." Kata Akila tersenyum gemas pada Melati yang juga tersenyum padanya.

"Apaan sih kamu Kila, biasa aja kali."Sahut Melati melihat tingkah temanya itu.

Setelah jam siang menujukan pukul 11.30 Akila pamit pada Melati yang masih berdiri di depan meja kasir, saat ini pas toko kue itu agak sepi tidak terlalu banyak pengujung datang belanja.

"Mel aku pamit ya, soalnya adik ku akan berangkat sekolah sebentar lagi, aku mitak izinkan pada Buk bos ya Mel!! "Kata Akila yang sambil keluar dari toko itu meningalkan Melati sendiri saat ini menjaga toko.

Saat bersamaan saat Akila pulang, ada seorang datang untuk belanja kue.Melati masih pokus ke layar komputer didepanya,dirinya tidak melihat pengujung masuk kedalam toko, dengan tiba-tiba seseorang itu bertanya pada Melati yang asik melihat layar didepanya itu.

"Mbak,apa ada bronis coklat yang enak dan lembut disini jual."Kata seorang pria yang sangat tampan didepannya sedikit tersenyum pada Melati.

Saat Melati ingin menjawab kata dari orang yang belum dilihatnya itu, Melati sedikit terlena kerena ketampanan pria yang ada dihapannya itu, lama melati terdiam sampai pria itu menjentikan jemarinya depan wajah Melati.

"Ehhh maaf mas, saya jadi bingung lihat wajah tampan mas."Kata Melati asal.

"Apa mbak, saya tampan ya?"Tanya Pria itu lagi.

"Iya, mas memang tampan."Jawab jujur Melati, sambil berjalan kearah rak kue dimana pria bersamanya itu meminta bronis enak dan lembut yang dimintak oleh pria tampan itu.

"Mas boleh coba sempel ini lebih dahulu, jika cocok dengan selera mas, mas bola pesan.

"Tapi jika tidak cocok dengan seleraku bagai mana? " Kata Pria itu lagi sambil memperhatikan Melati tersenyum manis dan sopan padanya.

"Ya itu terserah mas saja, kami sebagai penjual tidak memaksa pengujung yang datang ke toko kami untuk membeli."Jelas Melati dengan Ramah.

"Baiklah, aku mau bronis ini dibungkus dengan lima kota ya,kerena jika gak beli itu tidak sopan bangiku."Kata Pria itu dengan santai bicara pada Melati.

"Baiklah, silakan mas tunggu sebentar disana, saya akan megemas pesanan mas lebih dahulu."Kata Melati meperselakan pria tampan itu untuk menunggu dibangku tunggu dalam toko itu.

"Cantik, wajah ayu membuatku suka dengan keramahannya bicara." Puji pria itu saat Melati megemas kue yang lagi ditunggu pria yang masih memperhatikan Melati.

...----------------...

Pembicaraan dengan Buk Mirna

Buk Mirna yang lagi bicara dengan teman yang tidak tingal dikomlek yang sama dengannya,Buk Bida dengan serius berbincang dengan Buk Mirna teman lama waktu sekolahnya.

Kadang mereka sekali-kali saling berkunjung kerumah, namun hari ini Buk Bida yang datang kerumah Buk Mirna.

"Ada apa jeng Bida datang kerumahku, tidak bisanya jeng Bida ke sini, apa ada yang peting? " Tanya Buk Mirna pada teman lamanya itu.

"Begini Mir, aku lagi ada sedikit masalah dengan Bibikku."Kata Buk Bida merasa tidak enak hati bilang pada buk Mirna.

"Ada apa? Katakan saja kamu gak usah sungkan jeng merasa tidak enak, kita sudah berteman lama."Kata Buk Mirna biasa saja.

"Jeng, aku kesini ingin menayakan Siya, apa putri kamu sudah memiliki kekasih?"Kata Buk Bida lagi sehinga membuat bingung Buk Mirna.

"Soal itu saya juga gak tahu jeng, putriku sudah punya calon apa belum, saat ini putriku lagi pokus dengan pendidikannya."Balas buk Mirna apa adanya.

"Begini Jeng,saya ingin mencarikan jodoh untuk anak Bibikku yang tidak kunjung dapat jodoh."Kata Buk Bida lagi.

"Jika itu jeng, jangan bilang jeng mau lamar putriku untuk anak bibirnya Jeng ya, saya belum mau Siya menikah,saya tidak mau pernikahan menganggu pendidikan putri saya Jeng, maaf jika itu mau Jeng Bida, saya menolaknya."Kata Buk Mirna dengan sopan menolak keinginan Buk Bida.

"Tapi Jeng Mirna tolong bantu saya untuk mencarikan pasangan untuk adik sepupu saya,jika tidak bibik saya itu akan selalu kawatir dengan putranya itu tidak menikah-menikah, saat ini adik sepupu saya tidak mudah lagi."Jelas Buk Bida lagi.

Saat bersamaan Melati pas datang kerumah Buk Mirna ingin mencari Siya putri Buk Mirna baru kemarin pulang dari kota tempatnya kuliah.

"Asalamualaikum"Ucap Melati sangat lembut dengan sopan masuk kedalam rumah Buk Mirna.

" Waalaikumsalam...!! sahut mereka berdua bersamaan.

"Ehhh Melati, mau cari Siya ya."Sapa Buk Mirna dengan senang saat melihat gadis cantik dan Ayu itu.

"Iya Buk, Siya ada Buk? "Tanya Melati sopan.

"Kamu masuk saja Siya ada dikamarnya saat ini, sana kamu samperin saja, ibu lagi ada tamu juga." kata Buk Mirna menyuruh Melati masuk kedalam.

"Siapa itu Jeng? Gadis itu cantik, sopan dan ramah lagi." Puji Buk Bida pada Melati kerena pertama kali melihat gadis itu.

"Ohhh, Dia teman putri saya Jeng, rumahnya sebelah." kata Buk Mirna seadanya.

Saat bersamaan mereka baru ingat Melati orangnya yang tepat untuk dijodohin pada adik sepupu Buk Bida.

"Ahhh, itu dia Jeng baru cocok dengan Anak bibik Jeng Bida, saya akan bantu ngomong pada Melati."Kata Buk Mirna semangat saat ini ingin menjodohkan Melati dengan Adik sepupu Buk Bida.

"Bola-bole Jeng, gadis itu terlihat baik, aku rasa Shiko tidak akan menolaknya."Kata Buk Bida dengan tersenyum senang saat ini melihat Melati.

"Jika begitu saya cari waktu untuk bicara pada Melati Jeng, nantik saya akan kabarkan lagi bagai mana keputusan Melati apa mau gadis itu dengan adik sepupu jen Bida."Ucap Buk Mirna lagi.

"Baiklah jika begitu Jeng Mirna, saya pamit pulang dulu, tapi Jeng Mirna tolong bantu Saya saya bicara pada Gadis itu, aku suka dengan cara bicara sangat sopan."Kata Jeng Bida lagi pada Buk Mirna.

"Itu gak usah dibilang, biar saya yang urus, berdoa saja biar Melati mau Jeng."Kata Buk Mirna sedikit semangat untuk menjodohkan Melati dengan adik sepupu temanya itu.

Setelah kepulangan Buk Bida, Buk Mirna Masuk melihat kedua gadis itu lagi apa saat ini.

Buk Mirna melihat Putrinya lagi bercerita dengan Melati, Buk Mirna tidak mau menganggu mereka berdua sat ini, Buk Mirna akan mencari waktu yang tepat untuk bicara pada Melati.

Melati saat ini lagi bercerita tentang Pria yang dua hari lalu dia lihat ditoko tempatnya bekerja, sampai dirinya malu sendiri, kerena terang-terangan Melati memuji ketampanan pria itu.

"Gila kamu Mel,masak kamu bicara langsung seprti itu pada pria itu, jika aku pasti sangat malu kali, gak bisa aku bayangkan wajahku Mel."Reaksi Siya mendengar cerita dari sahabatnya itu.

"Aku sebenarnya sangat malu tapi gak ada jalan lain lagi saat itu cuma aku yang ada ditoko, teman satu sipku juga baru pulang waktu itu, pas pria tampan itu datang, aku spontan saja mengatakan padanya."Kata Melati cerita pada Siya.

"Tapi aku salut dengan kamu Mel, masih bisa layani dia, walau menahan malu pada pria itu."Kata Siya sagat suka dengan sikap Melati yang agak berani itu.

"Ya bangai mana lagi, tidak ada pilihan mau gak mau aku harus melayani dia memilih kue yang ada dirak."Kata Melati seadanya.

"Ehh Mel, apa tahun ini kamu jadi untuk melajutkan lagi pendidikan kamu yang tertunda? " Tanya Siya baru ingat Melati akan melanjutkan kuliahnya yang pernah tertunda setahun lalu, kerena biaya Melati kurang.

"Aku tidak tahu Siya, aku lebih pokus bekerja saja dari melanjutkan kulia ku lagi,kadang aku ingin menikah saja agar aku bisa berkantung hidup pada suamiku, aku sudah lelah harus seperti ini terus Siya, namun jodoh belum menghampiri ku." Kata Melati diselah senyum manisnya banyak beban yang dipikirkan oleh nya.

"Jodoh pasti ada untuk kamu Mel, tapi waktu saja belum mempertemukan kamu kali!! " Canda Siya diselah perbincangan mereka yang tadi serius jadi candaan.

"Benar juga katamu Siya, aku harus menunggu sang pegeran tampan itu datang untuk meminang ku." Ketawa mereka berdua saat ini.

Buk Mirna yang ada didapur mendengar kedua gadis itu ketawa senang membuat Buk Mirna Senang juga, kerena jarang terdengar kegaduhan seperti saat ini jika putrinya tidak ada dirumah,rumah buk Mirna sunyi, hanya dia yang tingal sendiri kedua putranya saat ini tingal dikota berbeda dengan keluarga mereka masing-masing.

Waktu magrib datang saat ini Melati dan Siya akan sholat dimesjid bersama Buk Mirna juga, setelah siap dengan sholat, melati tidak lupa untuk megajar mengaji anak-anak tetangga nya.

Siya sebagai teman yang baik, tahu Sikap melati sangat baik, melati mau meluangkan waktunya untuk beramal sebentar dengan megajar anak-anak tetanga tampa dibayar.

Melati iklas melakukan itu, kerena dirinya juga mau berbagi ilmu yang didapatkan, walau hanya megaji tapi Melati iklas untuk megajar anak-anak tetanggnya, ibuk-ibuk sekitar komlek juga senang dengan kebaikan Melati.

**

Tidak saat ini dengan Buk Bida lagi bicara dengan seorang wanita lewat ponsenya tampak serius.

"Pokonya aku tidak mau tahu bibik yang harus bujuk anak keras kepala itu mau menerima gadis yang sudah aku pilih untuknya."Kata Buk Bida sangat serius bicara pada lawan bicaranya diponselnya saat ini.

"Jika gadis itu baik bagi kamu, baiklah aku akan membuat anak keras kepala itu tidak berkutip lagi padaku."Kata Wanita paru baya itu dengan senyuman liciknya diwajah yang sudah tidak muda lagi.

"Lakukan dengan baik bik, aku tidak mau tahu agar anak keras kepala itu mau mengikuti kata bibik kali ini."Kata Buk Bida dengan semangat saat ini, sambil menutup ponsel kembali.

...----------------...

Melati menerima tawaran dari Buk Bida

Buk Mirna saat ini dengan sengaja memnagil Melati untuk menyampaikan niat baik Buk Bida pada gadis itu, untuk menjodohkan Melati dengan adik sepupunya temanya itu.

Setelah Melati berada dirumah Buk Mirna dengan ditemani Siya yang baru tahu dari ibunya, kerena ada yang memintak Mekati pada ibunya.

"Ada apa Buk? Sehinga ibu meyuruh aku datang kesini apa ada hal penting yang harus ibu sampaikan padaku? "Bingung Melati yang baru saja pulang kerja, kerena dipangil oleh temanya Siya dirinya akhirnya datang ke rumah sahabat nya itu.

"Ngomong saja Buk, kenapa harus segan sih, jika Melati mau itu gak masalah bu, agar Melati juga ada tempat untuknya bersandarkan hidup pada seseorang yang akan menjaganya seumur hidup."Kata Siya santai saja mulutnya mengoceh sehingga Melatipun bingung dengan perkataan Sahabatnya.

"Apa maksud kamu itu Siya, apa ada hal yang tidak aku tahu saat ini? " Tanya Melati masih bingung.

"Ehhh gini Nak Melati, ibu mohon maaf ya, jika ibu lancang kerena Kemaren ada seorang yang menginginkan kamu untuk dijodohkan dengan Adik sepupu dari teman ibuk, kamu ingat ibuk yang sore kemaren bersama ibu biacara bukan?Itu orangnya yang memintak ibu untuk menyampaikan niat baiknya pada kamu, tapi ibu juga tidak memaksa kamu untuk menerima tawaran Buk Bida kemarin, mana tahu kamu mau, ibu rasa itu jalan yang baik untuk kamu Mel, ibu kadang merasa kasihan dengan hidup kamu yang sendiri tampa dipedulikan oleh kakak kamu."Kata Buk Mirna seadanya pada Melati, Buk Mirna hanya menyarankan saja pada Melati agar mau menerimanya tawaran dari Buk Bida, dengan dirinya dijodohkan dengan adik sepupunya.

"Tapi Buk aku gak tahu orangnya,kayak mana dengan

adik Buk Bida dia akan menolak Melati."Kata Melati sedikit bingung, tapi dirinya tidak menolak apa yang dikatakan oleh Buk Mirna padanya.

"Kamu jangan takut soal itu pasti adiknya Buk Bida orang yang baik, yakinlah Mel kamu akan bisa bergantung hidup dengan suami yang akan menjaga kamu, sebaiknya kamu menikah saja dari pada kamu selalu hidup seperti ini."Kata Buk Mirna dengan lembut bicara pada Melati.

"Baiklah Buk aku serahkan saja semua pada ibuk,Melati mau asal dia pria yang baik menurut ibuk."Kata Melati setuju dengan tawaran bik Bida padanya.

"Jika begitu ibu akan megabarkan Buk Bida kerena kamu setuju untuk dijodohkan dengan Adik sepupunya."Kata Buk Mirna sangat senang saat mendengar kata Melati.

"Tapi Buk,sebelum pembicaraan yang lebih serius lagi apa aku boleh Bicara padanya atau sekedar mengenal pria itu walau tidak bertemu."Pinta Melati.

"Jika itu mau kamu nantik ibu akan bilang pada Buk Bida, agar kalian saling berkenalan lebih dahulu."Kata Buk Mirna.

"Baiklah Buk, jika tidak ada lagi yang harus dibicarakan Aku akan pulang Buk."Kata Melati pamit pulang setelah apa yang sudah dibilang Buk Mirna padanya.

Buk Mirna juga lansung menghubungi Buk Bida bahwa Melati menerima tawaran darinya.

Dan Buk Mirna juga menyampaikan apa yang sudah dimintak Melati tadi, dan Buk Mirna juga memberikan no ponselnya Melati pada Buk Bida supaya Adik sepupu Buk Bida bisa menghubungi Melati sebelum tahap yang lebih serius lagi.

"Jeka begitu Terimakasih banyak ya jeng Mirna sudah membantu saya untuk bicara pada gadis itu."Kata Buk Bida sangat senang medegar kabar yang baru dibilang Buk Mirna Melati mau dijodohkan dengan Adik sepupunya.

"Jika begitu tugasku sudah selesai Jeng, itu aku serahkan pada Jeng Bida saja lagi untuk mengatur itu semua."Kata Buk Mirna singkat.

Tidak ada lagi perbicaraan saat ini, Buk Mirna kembali menaruh ponselnya dimeja dengan senyuman yang terkembang senang.

***

Keesok harinya, seorang pemuda dengan berlari keridor rumah sakit saat ini dimana ibunya lagi tidak sadarkan diri.

Wajah kawatir Shiko saat mendapat kabar dari pembantu rumah Mamanya itu, kerena Shiko tidak tingal dirumah yang sama dengan Mamanya, Shiko pria yang mendiri semejak dirinya masih kuliah.

Dengan nafas tersegal-segal Shiko masuk kedalam rungan dimana mamanya terpasang alat medis ditubuhnya.

"Bik, bangai mana dengan keadaan mamaku saat ini?"Tanya Shiko Sagat kawatir dan rasa takut akan terjadi apa-apa pada mamanya.

"Nyonya belum siuman dari tadi Den."Sahut bik tun yang menjaga Mamanya selama ini.

"Kenapa mama bisa begini bik, apa yang terjadi, apa mama melakukan pekerja berat lagi?"Kata Shiko tahu mamanya itu memiliki riwayat penyakit jantung jadi Shiko juga tidak bisa bilang santai saja saat mendegar kabar mamanya masuk dirumah sakit.

Tidak lama Dokrer keluar dari dalam rungan rawat mama Shiko, Shiko sangat tahu siapa dokter itu, kerena dokter pribadi untuk keluarganya dan teman dari kecil dokter tampan itu.

"Bagai mana keadaan mamaku saat ini Dam? "Kata Shiko pada Adam dokter yang merawat mamanya.

"Saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan namun kamu juga jangan pernah membantah apa yang dimintak oleh mamamu, itu akan membuat tekanan darah mama kamu naik akan berdampak patal, dan mengikutlah semua apa yang diinginkan oleh mamamu, Shi, aku juga tidak tahu akan berapa lama lagi mama kamu bertahan hidup."Kata Dokter itu tampak serius bicara pada Shiko yang terlihat cemas dengan kondisi mamanya.

Shiko tidak menjawab kata dari temanya itu, dirinya hanya diam saja saat Dokter tampan itu bicara padanya.

"Jika begitu aku akan melanjutkan kembali pekerjaanku Shi, kamu boleh masuk kerena Mama kamu baru saja sadar dari pinsanya."Kata dokter tampan itu apa adanya.

Setelah kepergian Dokter tampan itu Shiko masuk untuk melihat Mamanya yang terbaring lemas ditepat tidur dan tangan yang masih lengket jarum impis dan ada alat ditubuh mamanya saat ini.

"Ma, apa sudah agak baikkan?"Tanya Shiko duduk samping mamanya dengan megengam tangan mamanya itu.

"Kamu datang nak? "Kata Wanita sudah tidak muda itu lagi bicara dengan sangat pelan dan lemas.

"Aku disini bersama mama,Shiko akan jaga mama."Kata Shiko sangat menyayangi mamanya itu melebihi apapun.

"Nak, Mama ingin memintak sesuatu dari kamu, yang selama ini kamu selalu menolaknya, mungkin umur mama tidak lama lagi, mama ingin melihat kamu menikah dan memiliki keluarga, dan ada istri yang akan mengurus kamu kelak." kata mama Shiko sangat lemah.

"Jangan mengatakan apapun saat ini ma, jika mama sehat aku akan melakukan apa yang mama mau, walau itu menyuruh Shiko untuk menikah."Kata Pemudah itu dengan lantang bicara pada mamanya itu.

"Apa kamu serius bicara seperti itu pada Mama, dengan iklas dalam hati kamu nak? Mama ingin kamu menikah dengan gadis pilihan Mama nak, setelah mama sehat mama ingin kamu untuk meminang Gadis itu."Kata Mama siko saat ini sangat senang kerena putranya masuk perangkapnya.

"Ya, aku janji ma akan menuruti apa kata mama setelah ini."Kata Shiko tidak mau melihat mamanya itu sakit seperti saat ini.

Mama Shiko sangat senang akhirnya putranya itu mau untuk menikah setelah berkali-kali memintak Shiko menikah kerena umurnya yang tidak muda lagi, itu yang membuat Mamanya tidak tenang, dengan jalan berbohong saat ini mamanya bisa menjalankan misinya dengan muda dengan bekerja sama dengan Teman Shiko,yaitu dokter Adam yang Abil andil juga dengan rencana Mama Shiko.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!