NovelToon NovelToon

Dewa Dunia Kecil

CH 1 : Paket Misterius

20 November 2023, musim panas, Kota Nan Qing.

Sudah bulan november, tapi suhu di luar pada saat ini sangat tinggi, hampir mencapai empat puluh derajat.

Tianzhun mematikan komputernya, memijit keningnya, tubuhnya terbaring lemas di kursi.

"Akhirnya pekerjaanku selesai!"

Langit sudah sangat gelap.

Hari ini adalah ulang tahunnya, ia sebenarnya ingin mengambil cuti untuk merayakannya, tapi tuntutan deadline dari klien mengatakan, bahwa dia harus menyelesaikan pekerjaannya hari ini juga, sehingga dia tidak punya pilihan lain selain lembur.

Hidup seperti ini benar-benar melelahkan.

Setelah mengistirahatkan tubuh untuk beberapa saat, ia akhirnya bangkit dan pergi ke dapur. Namun, suara bel tiba-tiba berbunyi...

Dia mengurungkan niatnya untuk makan, dan melangkah menuju pintu.

Disana, sudah ada dua paket, yang satu berupa surat dan satu lagi adalah kotak kardus yang besar. Surat itu berasal dari tagihan listrik, sementara kardus besar itu sangat misterius.

Paket ini bukan barang bayar ditempat, sehingga kurir hanya mengirim dan menaruhnya di depan pintu.

Sebuah kata-kata singkat tertulis pada kardusnya, "Selamat Ulang Tahun", tanpa ada catatan lainnya.

Dia tidak tahu dari siapa kotak itu berasal.

Setelah berpikir sejenak, Tianzhun menyadari bahwa ia tidak punya banyak teman, selain sahabatnya, Zhu Qinghan. Selain dia, tidak ada orang lain yang mungkin mengirim hadiah ulang tahun untuknya.

Selama hari kerja yang sibuk, ia tidak memiliki waktu untuk membuka paket tersebut. Hingga sekarang, ia akhirnya bisa membuka paket ini.

Paket tersebut sebesar lemari es, dengan susah payah ia membukanya, dan di dalamnya terdapat sebuah kotak kaca besar.

Panjangnya sekitar dua meter, tinggi dan lebar lebih dari satu meter, ketika diletakkan di lantai, di dalam kotak kaca tersebut terdapat pemandangan miniatur desa zaman kuno.

Desa tersebut terlihat sangat gersang, rumah-rumah di dalamnya terlihat sangat rapuh, seolah bisa runtuh kapan saja.

Wilayah desa ini sepertinya sedang mengalami kemarau yang begitu panjang, membuat seluruh bentangan tanahnya kering dan menguning.

Tianzhun tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari, "Biasanya kotak pemandangan akan menampilkan paviliun, air terjun, atau pemandangan yang indah lainnya. Tapi mengapa kotak pemandangan ini hanya menampilkan desa yang dilanda kekeringan? Apakah ini artinya bahwa seleraku hanya cocok untuk melihat ini?"

Pada saat ini, pintu kayu dari salah satu rumah bobrok di desa itu tiba-tiba terbuka dengan suara berderit.

Dari rumah yang bobrok itu, muncul seorang manusia kecil yang sepertinya berbahan plastik, dengan tinggi sekitar satu sentimeter, dan manusia kecil itu memiliki rambut panjang, dia ternyata adalah gadis kecil.

Tianzhun terkejut, dan bertanya-tanya dalam hati,

"Apakah mereka terbuat dari plastik?"

"Tapi bagaimana mereka bisa bergerak?"

"Mungkinkah ini semacam mainan otomatis?"

"Ini dibuat sangat realistis? Kotak pemandangan ini cukup menarik, Zhu Qinghan ternyata benar-benar tau bagaimana memberikan hadiah yang keren, pasti dia telah menghabiskan banyak uang untuk ini."

Setelah memeriksanya lebih dekat, manusia kecil itu memiliki wajah yang cantik, satu-satunya kekurangan adalah dia sangat kurus, tampaknya menderita kekurangan gizi.

Dengan keranjang anyaman di tangannya, gadis itu keluar dari desa, di padang pasir yang gersang.

Dia sedang menggali dan mencari sesuatu dengan gigih, dan segera, ia menemukan sesuatu dan meletakkannya dengan hati-hati ke keranjang.

Dia terlalu kecil, tinggi badannya tidak sampai satu sentimeter, dan keranjang anyaman di tangannya lebih kecil lagi, sehingga apa yang baru saja ia temukan begitu kecil, membuat bidang pandang Tianzhun tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Tianzhun segera mencari kaca pembesar, dan dengan kaca pembesar tersebut, ia dapat melihat dengan jelas bahwa yang ditemukan oleh gadis kecil itu adalah sepotong akar rumput.

Gadis kecil itu dengan gigih mencari di dalam tanah, kadang-kadang ia menemukan sepotong akar rumput, kadang-kadang ia menemukan sepotong kulit pohon kering yang ia kupas, jika dia beruntung, dia bisa menemukan beberapa helai daun tanaman liar.

Ketika dia menemukan itu, ekspresi wajahnya seperti menemukan harta karun, dan dengan hati-hati ia meletakkannya di keranjang.

Gadis itu berlari kembali ke desa dengan keranjang yang berisi akar rumput, tanaman liar, dan lainnya. Setelah masuk ke dalam rumah, tak lama kemudian asap mulai mengepul dari rumah kecil yang rapuh itu.

Tianzhun melihat melalui jendela rumahnya, dan dengan kaca pembesar ditangannya, ia bahkan dapat melihat gadis kecil dan seorang wanita paruh baya, yang sedang memegang mangkuk retak, sepertinya sedang makan.

"Apakah mereka mencari akar rumput, kulit pohon, dan daun tanaman liar untuk dimakan?"

Tianzhun akhirnya menyadari, "Sepertinya kotak pemandangan ini digunakan untuk merefleksikan tahun-tahun kelaparan dalam sejarah, kehidupan yang keras dan sederhana dari rakyat jelata. Kotak ini sepertinya digunakan untuk memberikan pelajaran hidup, bahwa kehidupan bahagia yang ada saat ini, datang setelah bencana kemiskinan yang luar biasa."

Tianzhun tidak bisa menahan diri, dia mengambil hpnya dan menelepon Zhu Qinghan, "Bro, kado ulang tahunmu benar-benar unik, bahkan memberikanku pelajaran yang positif. Aku sangat menyukainya, terima kasih."

Dari dalam ponsel, suara Zhu Qinghan terdengar bingung, "Apa maksudmu dengan hadiah ulang tahun? Mungkinkah ini adalah hari ulang tahunmu?"

Tianzhun : -_-

Tiba-tiba, kotak pemandangan mendadak mengeluarkan suara-suara aneh, Tianzhun kemudian meletakkan ponselnya, berbalik dan melihat ke dalam kotak kaca.

Pada saat ini, sekelompok manusia kecil bergerak dengan cepat menuju desa, mereka mengenakan pakaian yang robek, membawa pedang dan tombak yang ditempa dengan indah. Beberapa di antaranya bahkan membawa perisai, yang lainnya mengenakan zirah kayu yang usang.

Jelas sekali, mereka adalah gerombolan perampok!

Mereka masuk ke desa dan mulai berteriak-teriak.

Tapi suara mereka sangat kecil, bercampur aduk, dan terdengar di telinga Tianzhun seperti suara nyamuk.

Dia segera menutup pintu dan jendela, menghilangkan semua kebisingan kota. Hanya dengan cara inilah dia mulai bisa mendengar apa yang diucapkan oleh manusia kecil pendatang baru ini.

"Seluruh penduduk desa, dengarkan ini! Bawa semua makanan yang kalian miliki ke hadapanku sekarang juga, jika tidak, aku akan membunuh kalian satu demi satu."

Semua pintu rumah di desa ditutup rapat, tidak ada yang berani keluar.

Tianzhun dapat melihat melalui kaca pembesar, bahwa gadis kecil yang baru saja mencari akar rumput dan wanita paruh baya itu, berada di luar rumah, mereka terlihat sangat ketakutan.

Gadis itu berteriak, "Kami juga tidak punya makanan, lihatlah ...

"Di rumah, kami hanya punya akar rumput, sedangkan makanan dalam mangkuk ini ... hanya berisi akar rumput ..."

Suara gadis itu lemah dan menyentuh, tampaknya kekurangan tenaga, dia sangat lemah, mungkin karena perutnya kosong dalam waktu yang lama.

Salah satu perampok berkata dengan dingin, "Tidak peduli apakah kau makan akar rumput atau kulit pohon, jika kau tidak memberikan makanan, aku akan menebas satu per satu dari kalian dan memakan daging kalian."

Gadis kecil itu ketakutan dan mulai menangis. Kemudian, seorang wanita paruh baya buru-buru melompat ke depan, memeluk gadis itu dan berteriak, "Tuan, kumohon, ampunilah kami."

Namun perampok tersebut sepertinya sama sekali tidak peduli, dia tanpa ragu menebas leher wanita paruh baya dengan pedangnya, menimbulkan cairan merah yang menyembur ke segala arah.

Seketika, wanita paruh baya itu jatuh dan tak bergerak.

Ketika melihat adegan ini, tubuh gadis kecil itu menjadi lemas, kemudian dengan sisa tenaganya dia mendekati tubuh wanita paruh baya itu, dan menangis tersedu-sedu.

Perampok tersebut sama sekali tidak terpengaruh, ekspresi mereka tetap dingin dan kejam, bahkan ia sekali lagi mengayunkan pedangnya ke arah leher gadis kecil itu...

Melihat ini, Tianzhun benar-benar tidak tahan lagi, ia mengangkat tutup kotak kaca, mengulurkan tangannya ke dalam kotak, dan menjentikkan jarinya...

"Bang!"

Perampok tersebut terlempar beberapa meter ke depan oleh jari Tianzhun, ia terbang dan menghantam tanah dengan keras, beberapa bagian tubuhnya hancur, dan dia tidak bergerak lagi.

Tianzhun terkejut, "Wah, mereka juga bisa mati?"

CH 2 : Dewa, Selamatkan Aku

  

1227 M, bulan ketujuh, Dinasti Feng.

Jianxi, Kabupaten Chang An, Desa Wuxia.

Musim kemarau yang begitu panas telah berlangsung selama tiga tahun, suhunya sangat ekstrim, hampir mencapai 40 derajat.

Tidak ada hujan di Jianxi selama bertahun-tahun, vegetasi layu dan tanah menguning membentang di seluruh wilayah.

An Zhu sudah lama tidak makan cukup.

Dia adalah gadis pekerja keras, berusia sekitar 17 atau 18 tahun, namun telah kehilangan ayahnya ketika dia masih kecil, dan bergantung pada ibunya seumur hidup. Kehidupan yang miskin membuat An Zhu sangat peka sejak dia masih kecil, ia sering membantu ibunya dengan berbagai pekerjaan yang ada.

Pasangan ibu dan anak itu saling bekerja keras bersama, tetapi sekeras apapun mereka berusaha, mereka masih tidak bisa menjalani kehidupan yang layak.

Seiring berjalannya waktu, dalam dua tahun terakhir, kehidupan ibu dan anak itu semakin sulit.

Ketika kekeringan semakin memburuk dari hari ke hari, sungai di dekat desa telah berhenti mengalir. Air di dalam sumur hanya cukup untuk diminum penduduk, tidak ada air untuk mengairi ladang.

An Zhu tidak punya pilihan selain pergi ke sekitar desa setiap hari, menggali tanah untuk mencari akar rumput atau dedaunan tanaman liar, dan membawanya kembali untuk dimakan bersama ibunya.

Belakangan ini, tanaman liar pun sebagian besar telah mengering, membuat pasangan ibu dan anak tersebut hanya bisa mengupas kulit pohon atau menggali akar rumput.

Mereka telah mencapai titik buntu, dimana mereka hanya bisa berjuang keras untuk bertahan hidup, tanpa ada jalan keluar.

Seolah semua penderitaan itu masih belum cukup, sekarang mereka masih harus menerima penderitaan lain, misalnya dari para bandit yang saat ini tiba-tiba datang ke desa mereka.

Pada saat ini, ibu An Zhu baru saja terkena sabetan pedang dari para perampok hingga meninggal dunia.

An Zhu memeluk ibunya dan menangis tersedu-sedu.

Seolah belum puas, bandit itu masih memiliki senyum kejam di wajahnya. Dia bergumam dalam hati, "Daging dari wanita paruh baya yang baru saja aku bunuh, hanya bisa memberi makan saudara-saudaraku selama dua atau tiga hari. Jika aku membunuh gadis ini, maka persediaan makanan akan cukup untuk dua atau tiga hari berikutnya... hehe"

Bukan hanya di Desa Wuxia, kekeringan juga melanda desa lainnya, membuat wilayah sekitarnya mengalami kemiskinan yang sangat ekstrim.

Dia mengayunkan pedang berkaratnya dan hendak menebas bagian belakang leher gadis itu.

Pada saat yang sama...

Langit tiba-tiba berubah!

Hamparan awan tebal seketika bubar, saat sebuah tangan raksasa tiba-tiba terulur dengan cepat meraih ke bawah, melewati sisi An Zhu, dan menyapu bandit itu.

An Zhu yang sedang menunduk ketakutan, tiba-tiba merasakan bahwa ada sesuatu yang menghalangi sinar matahari, kemudian dia mengangkat kepalanya.

"Ini..."

Dia menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya.

Tangan raksasa yang terulur dari awan mengangkat jari telunjuknya tepat di atas tubuhnya, dan dalam sekejap, perampok yang sedang mengayunkan pedangnya itu terlempar.

Dia diterbangkan dengan kecepatan tinggi dan sangat jauh. Dia lepas landas dari posisi An Zhu, melintasi langit, dan terbang hingga keluar desa.

Dia terjatuh dengan bunyi gedebuk keras dan terguling-guling di tanah seperti karung pasir. Saat berhenti, semua tulang di tubuhnya patah, dan seketika dia mati.

Ada suara samar angin dan guntur di langit, dan suara agung yang marah mengutuk, "Dasar begal terkutuk."

Kemudian, tangan itu kembali ke dalam awan dan menghilang begitu saja.

An Zhu bahkan sejenak melupakan kesedihannya, dia hanya memandang ke arah langit dengan ekspresi linglung.

"Apa yang baru saja terjadi?"

Perampok lain tidak jauh dari sana berteriak keras, "Mengapa dia tiba-tiba terbang."

"Aku tidak tau, aku baru saja menoleh tapi sudah melihatnya terbang." kata yang lainnya.

"Apakah gadis kecil ini yang melakukannya?"

Para perampok itu segera mengepung An Zhu.

An Zhu duduk di tanah sambil memegangi tubuh ibunya dengan sedih, menatap kosong ke puluhan perampok yang mengelilinginya.

Dengan kondisinya yang lemah, ia tentu saja tidak berpikir untuk melarikan diri atau melawan.

Dia hanya bingung...

Jelas-jelas sebuah tangan raksasa muncul dari langit dan menghempaskan perampok itu, mengapa mereka justru menuduh seolah dia adalah pelakunya?

Apakah mereka buta, tidak bisakah mereka melihatnya? 

Pemimpin perampok itu kemudian bertanya dengan dingin, "Gadis kecil, apa yang baru saja kau lakukan?"

An Zhu menggelengkan kepalanya tanpa daya.

"Jadi kau berani padaku?" kata pemimpin bandit.

Dia kembali berkata, "Aku punya banyak cara untuk membuatmu mengaku."

Dia mengambil langkah besar ke depan dan mengayunkan pedang berkarat di tangannya.

An Zhu hanya bisa pasrah menunggu kematiannya...

Namun, pada saat ini, awan kembali bergejolak, dan tangan raksasa lainnya terulur.

Dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya, dengan jentikan jari, tiba-tiba pemimpin bandit itu berteriak keras. Dia terbang mundur lebih dari sepuluh kaki, dan menghantam tanah dengan keras. Semua tulang di tubuhnya seketika hancur, dan sosoknya terlalu menyedihkan untuk dilihat.

Para bandit yang tersisa terkejut, "Apa yang terjadi?"

"Mengapa kakak tertua tiba-tiba terbang mundur dan mati begitu saja?"

"Gadis kecil ini pasti melakukannya lagi!"

"Sihir! Itu pasti sihir!"

"Dasar iblis… sihir macam apa yang kau gunakan?"

Sekelompok bandit itu sangat marah dan mengepung An Zhu secara bersamaan.

An Zhu akhirnya bisa mengerti kali ini, "Jadi, tidak ada satupun dari mereka yang bisa melihat tangan raksasa itu, hanya aku yang bisa melihatnya."

Dia menatap awan di langit, dan melihat dimana awan itu sebelumnya terbuka. Samar-samar dia bisa melihat wajah seorang pemuda diatas langit, seolah-olah dia adalah seorang dewa yang sedang memandang rendah seluruh dunia.

Dia meletakkan tubuh ibunya, dan berlutut ke langit, "Dewa, tolong selamatkan aku."

.....

Alis Tianzhun berkerut semakin dalam.

Dia telah mengambil tindakan dua kali, membantu gadis kecil itu dan menghancurkan dua bandit secara berturut-turut.

Diam-diam dia mengutuk dirinya sendiri karena merasa seperti anak kecil, "Sial, kenapa aku jadi ikutan emosi, padahal itu cuma mainan, kan?"

Saat masih memikirkan hal itu, tiba-tiba ia menyadari bahwa gadis kecil itu memandang ke arahnya, bahkan saat itu ia merasa bahwa tatapannya benar-benar seperti manusia pada umumnya.

Mata gadis kecil itu bahkan dipenuhi emosi yang kompleks!

Dia melihat gadis itu berlutut dan bersujud kepadanya, memohon, "Dewa, tolong selamatkan aku."

Seketika, Tianzhun merasakan seolah hal terlembut di dalam hatinya disentuh oleh gadis ini.

Tianzhun memandang para bandit itu dan berkata dengan dingin, "Hidupnya sudah sangat sulit, mengapa kalian masih tega membunuh mereka dengan kejam?"

Dengan itu, dia melampiaskan kemarahannya kepada para bandit yang tersisa, "Kalian tidak layak menjadi manusia, bahkan jadi manusia mainan pun kalian tidak pantas...

"Pergilah ke neraka!"

Dia menepuk satu persatu para perampok kecil di kotak kaca!

.....

Para bandit itu tampak bingung dan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Mereka baru saja menyaksikan pemimpinnya terbang, terbang jauh, dan sudah mati saat mendarat. Kemudian, mereka melihat gadis itu berlutut di tanah, seolah-olah memohon kepada Dewa untuk meminta bantuan.

Sesaat kemudian, suara angin dan guntur tiba-tiba terdengar di langit, seolah-olah ada sesuatu yang jatuh dari langit dengan kecepatan tinggi, membawa serta angin dan gelombang kekuatan yang sangat besar.

Dalam sekejap, hamparan pasir kuning di tanah berputar-putar, kemudian berubah menjadi badai pasir yang liar, tetapi ketika mereka melihat ke langit, mereka tidak melihat apapun.

"Bang!"

Seorang bandit tiba-tiba hancur.

Seolah gunung dewa telah menimpa dan menekan kepalanya, menghancurkan seluruh tubuhnya menjadi bubur daging, dan darahnya mewarnai tanah menjadi merah.

Para bandit lain sangat ketakutan hingga mereka berteriak panik, "Ap... Apa yang terjadi?"

"Bagaimana dia bisa mati?"

"Bang!"

Bandit lain berubah menjadi bubur daging dan tubuhnya terkubur di tanah.

"Bang!"

Bandit lain hancur...

"Bang!"

"Bang!"

Kekuatan tak kasat mata yang mengerikan terus menerus menghancurkan para bandit menjadi bubur daging satu demi satu.

Para bandit yang tersisa berlari dengan panik ke segala arah, tapi tidak ada gunanya...

Bang! Bang! Bang...!

Satu demi satu dari kelompok bandit itu meledak dan berubah menjadi bubur daging, membuat desa itu dipenuhi dengan aliran darah.

An Zhu memeluk tubuh ibunya dengan air mata berlinang, "Ibu, dewa telah membuka matanya, dan dia telah membalaskan dendam untukmu."

CH 3 : Fakta Mengejutkan

Kotak kaca itu untuk sementara sunyi.

Semua pintu rumah kumuh di desa tiba-tiba terbuka.

Penduduk desa berhamburan keluar dan menuju lokasi sekitar bandit yang sebelumnya dihancurkan oleh Tianzhun.

Pada saat ini, Tianzhun duduk di luar kotak kaca dan memandangi situasi di dalamnya.

Telapak tangannya benar-benar berwarna merah, diwarnai oleh cairan merah dari orang-orang kecil itu.

"Bukan, ini bukan cairan merah biasa !"

Dia mencium bau darah yang menyengat di hidungnya.

Meskipun satu bandit kecil hanya memiliki sedikit darah, setelah memukul puluhan bandit kecil, hampir seluruh bagian telapak tangannya ternoda merah, dan bau amis darah menjadi lebih kuat.

Penduduk desa kecil sekarang berbisik-bisik di sekitar tubuh bandit, memandang ke langit dari waktu ke waktu.

Beberapa orang mengelilingi gadis kecil itu, seolah ingin menanyakan sesuatu. Suara mereka seperti auman nyamuk, jika tidak berteriak keras, Tianzhun tidak akan bisa mendengarnya dengan jelas.

Sebuah pemikiran aneh muncul di benaknya, "Bukankah para manusia kecil ini harusnya tampil sesuai dengan plot yang telah ditentukan oleh mainan ini? Tapi kenapa mata gadis itu bisa bertemu dengan mataku, bahkan dia juga memohon kepadaku...

"Selain itu, setelah aku memukul para bandit itu sampai mati, tindakan penduduk desa juga berubah sesuai dengan perkembangan situasi."

Tianzhun memandangi darah di tangannya dengan serius, dan kemudian menatap manusia kecil di dalam kotak kaca.

“Orang-orang kecil ini memiliki kesadaran!”

Penemuan ini mengejutkan Tianzhun.

Dia segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci darah di tangannya, lalu kembali ke kotak dan menatap ke dalamnya.

Tak lama kemudian, dia melihat penduduk desa sudah sibuk.

Mereka menyita senjata para bandit dan membagikannya ke setiap keluarga. Kemudian, mereka menggali lubang di tanah di luar desa dan menguburkan semua mayat yang hancur ke satu lubang.

Sementara jenazah warga desa yang dibunuh bandit, mereka bungkus menggunakan tikar jerami dan membawanya keluar desa. Mereka juga menggali beberapa lubang untuk menguburkannya dengan layak.

Kemudian mereka memotong beberapa kayu untuk dijadikan batu nisan. Tampaknya tidak ada seorang pun di desa itu yang melek huruf, bahkan tidak ada satu kata pun yang tertulis di kayu nisan. Hanya beberapa tanda bengkok yang diukir di kayu nisan itu dengan pisau, untuk mengidentifikasi dari keluarga mana kuburan itu berasal.

Gadis kecil itu berlutut di depan salah satu makam, menitikkan air mata, dan bersujud beberapa kali...

Setelah memeluk relik ibunya, dia akhirnya dengan gontai berjalan kembali kerumah.

Beberapa saat kemudian, kotak kaca itu kembali hening, sehingga tidak ada sesuatu yang menarik untuk dilihat.

Tianzhun menguap dan menyadari bahwa dia belum tidur selama dua hari satu malam.

Dia menggosok matanya yang lelah dan pelipisnya yang sakit, dan memaksakan tubuhnya yang lelah ke komputer.

Pikirannya saat ini jelas penuh dengan tanda tanya.

Dia menyalakan komputer, masuk ke forum sejarah tempat dia sering nongkrong, dan memposting secara anonymous : "Jika manusia kecil di dalam kotak kaca tiba-tiba hidup, bagaimana kita harus menghadapinya?"

Balasan 1 : "Saatnya ke dokter."

Balasan 2 : "Kamu sedang bermimpi, cepatlah bangun."

Balasan 3 : "Apakah ada gadis cantik? Intip saja ketika dia berganti pakaian."

Tianzhun : -_-

Tidak ada yang bisa memahami perasaannya saat ini.

Dia kemudian membuka ponselnya, dan melihat foto profil bosnya yang seolah berkedip-kedip dengan liar.

Setelah memeriksanya, dia menemukan bahwa sepanjang hari ketika dia menatap kotak kaca dengan penasaran, bosnya telah mengiriminya beberapa pesan :

"Kamu belum bangun? Kemarin client A kurang puas dengan desainnya, dan perlu revisi di beberapa tempat. Segera hubungi aku setelah kau bangun."

"Panggilan tak terjawab dari Client B..."

"Sudah jam berapa ini? Kenapa kamu belum bangun juga? Pihak A terus menerus mendesakku."

"Sialan, ini sudah siang, apa kau berpura-pura mati?"

"Panggilan video dibatalkan ..."

"Ini jam dua siang, apa kau mau terus seperti ini?"

"2 panggilan tidak terjawab..."

"Sudah jam enam dan kamu masih belum membalas pesanku? Baiklah, aku akan membayar setengah gajimu bulan ini. Keluar dari sini!"

Notifikasi Ewallet, "Bos mentransfer uang kepada Anda : 3.350 yuan."

Tianzhun : -_-

Aku dipecat!

"Tapi aku tidak perlu marah atau sedih, lagipula aku tidak ingin lagi melakukan pekerjaan jelek itu. Aku merasa lega setelah kehilangan pekerjaan."

"Aku sangat lelah, sudah berapa lama aku tidak bisa tidur nyenyak? Aku manfaatkan saja kesempatan ini untuk beristirahat sepuasnya."

Dia bahkan tidak mau repot-repot mandi, berjalan ke tempat tidur, menjatuhkan tubuhnya, dan langsung tertidur.

....

Ketika Tianzhun bangun, keesokan harinya sudah lewat jam sebelas.

Sakit kepala akibat kurang tidur terus berlanjut. Dia menyalakan komputer seperti biasa, namun dia baru teringat bahwa dia tidak perlu bekerja lagi. Dia sangat lapar, karena kemarin dia terus memandangi kotak kaca dengan bodoh sepanjang hari, dan dia tidak melakukan apapun.

Dia tidak makan sebutir nasipun, jika tidak kelaparan, tentu saja akan sangat aneh.

Dia berjalan ke dapur dengan mengantuk, merebus air, dan melemparkan dua butir telur ke dalamnya.

Setelah pikirannya kembali jernih, dia teringat kotak kaca itu lagi, jadi dia buru-buru lari dari dapur ke ruang tamu.

Kotak kaca masih ditempatkan di ruang tamu, dan orang-orang kecil di dalamnya sudah bangun dan beraktivitas di sekitar desa.

Tianzhun segera menemukan gadis kecil itu, dia membawa keranjang bambu dan mencari akar rumput di tanah gersang di luar desa...

Dia baru saja kehilangan ibunya kemarin, sehingga dia mungkin belum bisa melupakan kesedihannya, tapi dia sudah harus memaksakan dirinya untuk mencari sesuatu untuk dimakan.

Tianzhun menghela nafas pelan dan bergumam, "Gadis ini sangat menyedihkan."

Begitu kata-kata ini diucapkan, gadis kecil itu tiba-tiba mengangkat kepalanya.

Seolah dia mendengar sesuatu, kemudian ia mengangkat kepalanya dan melihat ke atas langit.

Setelah mencari beberapa detik, matanya terpaku pada lokasi Tianzhun.

Tianzhun segera merasakan hal itu lagi, saat matanya bertemu dengan mata gadis itu.

Mereka benar-benar melihat satu sama lain!

Situasi itu terasa rumit.

Mata Tianzhun penuh belas kasihan dan simpati, tapi mata gadis itu penuh kesedihan dan harapan.

.....

1227 M, bulan ketujuh, Dinasti Feng, Provinsi Jianxi, Kabupaten Chang An, Desa Wuxia.

An Zhu kehilangan ibunya dan sekarang hidup sendirian.

Tapi dia tidak punya waktu untuk berduka, karena tidak ada makanan di rumah. Dia harus tetap hidup, dia tidak bisa menjadi orang tidak berguna, yang hanya tahu bagaimana menangisi kematian ibunya.

Dia bangun pagi-pagi, membawa keranjang bambu, dan berjalan keluar desa dengan hati yang dipenuhi kesedihan.

Pertama, dia bersujud di depan makam ibunya dan menginjak kuburan para bandit.

Kemudian, dia berjalan mencari tempat tumbuhnya rumput liar.

Dia telah mengobrak-abrik hamparan pasir ini berkali-kali, dan semakin sulit menemukan akar rumput.

"Lengan maupun kakiku semakin lemah, badanku sudah agak goyah dan kakiku tidak stabil."

Dia tidak tahu berapa lama dia bisa bertahan hidup. Mungkin sampai besok, atau mungkin hanya sampai lusa. Suatu hari, dia tidak lagi bisa menemukan cukup akar rumput, dan dia akan kelaparan dan terlalu lemah untuk pergi ke luar.

Tidak ada lagi tempat di desa untuk mencari makan, jadi dia hanya bisa menunggu di rumah.

Dia tahu bahwa hari itu semakin dekat.

Saat ini, dia tiba-tiba mendengar suara dari langit, "Gadis ini sangat menyedihkan."

Dia samar-samar mendengar suara ini di suatu tempat...

An Zhu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat wajah seorang pemuda muncul di awan, matanya bertemu, itu adalah sepasang mata yang penuh kasih sayang, penuh emosi.

Gadis itu tahu bahwa dia adalah dewa yang telah menyelamatkannya. Kemudian dia menundukkan kepalanya sekali lagi, "Dewa, saya sangat lapar dan saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Mohon bermurah hati dan selamatkan hidup saya."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!