"Marshaaaa! Cepetan tuh babang gojek dah nungguin," teriak Mama tiap pagi yg seperti alunan musik rok bagi gue.
"Iya mah, bentar nih tinggal ngambil tas doang ribet banget dah ah."
Marsha Adelia anak kedua dari tiga bersodara dan anak satu-satunya perempuan dari keluarga Rahadian. Gadis itu memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah menikah dan bekerja sebagai manager di perusahaannya sendiri, dan si bontot masih sekolah di SMU TUNAS BANGSA kelas 11.
Hari ini hari pertama Marsha masuk kuliah di universitas swasta di kotanya. Setelah seminggu dikuras jiwa dan raga buat ospek dengan segala aturan dan kegialaan yang gadis itu alami.
"Mah,Pah, Shasha berangkat dulu ya," ucap Marsha sambil cium tangan dan cipika-cipiki pada sang mamah yang lagi asyik nyiapin kopi buat papah.
"Sarapan dulu, Sha," ucap Papah sambil asyik baca berita online di tab nya.
"Udah telat Pah. Lagian babang gojeknya juga udah nungguin kasian, Pah." Marsha sambil berlari keluar.
"Ayo bang cepetan! Takut telat ini," ucap Marsha sambil memakai helm ijo.
"Yaelah Neng, Abang mah udah nungguin dari tadi," ucap Babang gojek sambil nyengir.
Tepat jam 8 Marsha sampai di kampus merah yang sudah rada sepi karna sudah mulai masuk kelas. Gadis itu terus berlari mencari kelas bahasa yang berada di ujung lorong kampus merah ini.
"Dasar bodoh ngapain pake acara begadang cuma buat liatin medsos si dia sih, telat kan gue," gumam Marsha sambil terus berlari dan mengecek tas takut ada yang ketinggalan.
Tiba-tiba
Bruuk...!
"Aduuuuh! Kalo jalan tuh pake mata," umpat Marsha sambil menahan sakit karna pinggang gadis itu dengan santainya mencium lantai.
"Jalan tuh pake kaki, Neng," timpal suara bariton yang nggak tau siapa malah liatin Marsha yang kesakitan bukannya nolongin. Pria itu terus memperhatikan Marsha sambil senyum-senyum.
"Terserah ... ah," ucap Marsha sambil berlalu karena yakin kalau dosen sudah mulai cuap-cuap di depan kelas.
"Menarik," gumam cowok bariton itu.
Tepat di depan pintu kelas Marsha menarik nafas dalam biar tenang. Masa iya hari pertama udah telat, pikirnya.
Tok Tok Tok
Marsha mengetuk pintu dengan sedikit gemetar, apalagi pinggangnya masih sakit.
"Masuk!" Suara serak namun berwibawa terdengar dari dalam kelas.
Marsha membuka pintu kelas dan berucap, "Selamat pagi Pak! Maaf saya terlambat." Marsha terus menunduk dan memegang erat tasnya.
"Saya tahu kamu terlambat, tapi untuk hari pertama saya masih kasih kelonggaran, silakan duduk!"
"Terimakasih Pak." Gadis berambut panjang itu langsung berjalan masuk mencari tempat duduk yang kosong. Semua mata memandang ke arahnya. Ada yang sinis, ada yang senyum-senyum, ada juga yang nggak liat.
"Hai, Aku Sita," ucap cewek berkacamata dan berambut panjang.
"Hai, Marsha," jawab Marsha dengan menarik ujung bibirnya.
Kelas pun berlangsung dengan lancar.
Di kelas Administrasi tingkat 3
"Lucu juga ya cewek tadi," ucap Alfan sambil memutar bolpoin ditangannya.
"Ngapa woi? Ngomong sendiri," teriak Jaka sambil nepok pundak Alfan.
"Set dah ngagetin lu," sewot Alfan .
"Lagian ngomong kok sama bolpoin, Situ sehat," lanjut Jaka.
"Dih, ganggu lu, Jek."
Alfan Wijaya cowok tinggi sekitar 180cm, rahang kokoh, wajah tampan dengan kulit sawo matang yang terliaht exsotis. Dia anak dari keluarga Wijaya pengusaha terkenal di kota Ss ini. Anaknya cuek, muka lempeng, tapi humoris kalo bareng temen-temennya yang pada gesrek juga.
Tepat pukul 12 siang, kelas mereka bubar dan semua mahasiswa dan mahasiswi berburu ke kantin untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan termasuk Marsha yang hari itu nggak sarapan gara-gara telat bangun.
Marsha bergabung dengan Sita, Ayu, Resa, Diki dan Arga. Mereka semua teman baru Marsha di kampus merah ini.
"Kalian mau pesen apa, biar gue pesenin sekalian," ucap Arga sambil berdiri.
"Gue mie ayam sama es jeruk," ucap Sita dan Ayu.
"Lo, Sha mau apa?" tanya Arga.
"Bakso aja, jangan pake lama," ucap gue sambil terkekeh.
"Terus lo berdua mau apa?" ucap Arga pada Diki dan Resa yang masih anteng sama gadgetnya.
"Samain aja sama Marsha," ucap keduanya.
"Sama nggak pake lama juga ya, Bang," imbuh Resa sambil terkekeh.
Arga berlalu sambil mengerlingkan matanya dengan kesal.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Mereka pun melahap semua hidangan yang mereka pesan sambil sesekali bercanda dengan riang.
Di sudut kantin ada mata tajam yang terus mengawasi gerakan mereka terutama Marsha. Alfan, ya dia yang sedang memperhatikan Marsha dengan tajam dan senyuman di bibirnya.
Dia merasa terhibur dengan tingkah lucu Marsha yang kadang terlihat kekanakan. Jek, Rendi, Devan, saling pandang dan menatap penuh tanya dengan tingkah Alfan yang nggak seperti biasanya.
"Ngapa tuh bocah ya..?" tanya Rendi yang hanya mendapatkan gedikan bahu dari kedua temannya.
"Ok. Gue cabut duluan ya," ucap Alfan tiba-tiba yang ditanggapi melongo dengan ketiga temannya.
Ternyata Marsha and the geng sudah bubar juga dan Alfan berniat buat kenalan sama Marsha yang membuat dia penasaran seharian ini.
Sedangkan di lain tempat, Marsha masih tetep asyik bercanda dengan teman-teman barunya yang memang rada konyol.
"Sumpah ya hari pertama gue sial banget udah kesiangan, ditubruk orang sampe ngejengkang pula," celoteh marsha sambil mengusap usap pinggangnya yang memang masih agak sakit.
"Syukurin hahhaha. Untung dosennya lagi bae noh," sambar Diki sambil terus tertawa.
"Jahad banget dah ah." Marsha menggerutu.
Sementara Sita, Resa, sama Arga cuman mesem2 nahan tawa mereka yang akan meledak.
Pokoknya mereka melewati hari pertama dengan sangat mulus dan lancar kecuali Marsha tentunya yang dapet bonus sakit pinggang.
Waktu pulang pun tiba. Sekarang Marsha sudah ada temen yang searah jalan pulang, maka mereka memutuskan buat naik angkot. Marsha pulang bareng Sita dan Diki sedangkan Arga dan Resa mereka membawa kendaraan masing-masing. Di angkot pun Diki tetep bikin rusuh dengan banyolan-banyolan konyol yang bahkan ada ibu2 yang sampe ngakak ngedengerin ocehan tuh mulut.
"Bang,Bang noh ada polisi tidur," oceh Diki yang mebuat Marsha dan Sita jengah.
"Iya Dek, jangan ngebut pan," kata si Bang supir.
"Bukan Bang, jangan berisik ntar bangun," timpalnya.
Dengan refleks Marsha tabok tuh tangan si Diki sedangkan penumpang lain hanya tertawa bahkan ada yang sampai pegang perutnya entah sakit perut entah geli dengerin ocehan si Diki. Sampai di perempatan akhirnya Marsha turun dan say good bye sama sahabatnya.
"Hati-hati ya see you," kata Marsha.
"See you," timpal keduanya.
Saat gadis itu sampai rumah, ia disambut dengan ocehan bawel sang mama.
"Sha kenapa kok jalannya gitu abis ngapain?"
"Et dah Mah, emang abis ngapain aku tuh jatuh mah tabrakan ma orang tinggi gede, item, idup lagi.Otomatis aku kejengkang lah," oleh Marsha dengan mengerucutkan bibirnya.
"Hahahahha. Kacian anak Mama, sini sini Mamah peluk." Wanita paruh baya itu merentangkan kedua tangannya.
"Iiih Mama nyebelin," rajuk Marsha. "Udah ah aku mau mandi dulu," lanjutnya.
"Cie, cie ... yang udah jadi mahasiswi. Kayanya penyambutan di kampus lo meriah ya sampe pinggang bengkok gitu." Rangga tiba-tiba nyamber sambil mengambil minum dan tertawa.
"Apaan sih lo," sewot Marsha.
Bersambung..
Ini tentang keluarga gue yang sederhana namun bahagia, mulai dari mamah papah gue ya.
Papah gue bernama Rahadian Pratama anak seorang juragan tanah di kota Ss. Sedangkan mamah gue bernama Cantika Maharani.
Mereka menikah karena saling mencintai hingga lahir 3 orang buah cinta mereka.
Sanjaya Alfarizi dia abang gue yang paling baik dan sayang sama ade - adenya. Bang Jay panggilannya, dia memiliki postur yang tinggi sama kaya papah, wajahnya yang tampan membuat dia banyak direbutin cewek dari sejak SMA. Bahkan banyak banget yang kasih gue coklat, boneka pokoknya hadiah-hadiah buat bisa deket sama abang kesayangan gue.
Tapi dasar si abang dia mah cuek-cuek aza. Sampai suatu hari dia ketemu sama Kak Tara cewek cantik, yang ramah dan keibuan. Dia sekarang udah jadi istrinya abang gue. So gue jadi punya kakak cewek deh sayang banget gue sama dia.
Rangga Lesmana dia ade gue atu-atunya yang paling nyebelin tapi ngangenin. Sekarang dia sekolah di SMU Tunas Bangsa kelas 11. Badannya tinggi besar, kulitnya putih, wajahnya lebih mirip ke mamah sih dia. Kami memang terlahir dari keluarga sederhana tapi mamah sama papah tetep mengutamakan pendidikan kami katanya biar nanti di masa depan kita jadi orang yang sukses dan berguna bagi semua orang.
Papah pernah berkata saat kita sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Papah tuh nggak bisa ngasih kalian harta yang banyak, maka dari itu papah sekolahkan kalian semua agar mendapatkan ilmu yang bermamfaat untuk kehidupan kalian di msaa depan. Papah nggak bisa mewrisi kalian dengan harta, jadi papah mewarisi kalian dengan ilmu agar tidak habis walaupun dipakai. "
Kami semua mengangguk dan berhamburan ke pelukan papah.
Hari ini tak terasa sudah 3 bulan gue kuliah di kampus merah. Seperti biasa tiap pagi mamah selalu ribut ngebangunin 2 anak yang masih sekolah yaitu gue dan adek gue tentunya.
" Rangga... Marsha... Bisa nggak sih pagi2 tuh ngga usah berantem. "teriak mamah dari dapur. Saat itu gue dan ade gue lagi rebutan kamar mandi gara-gara bangun kesiangan lagi.
" Yaelah De.. Gue dulu ngapa sih yang mandi, udah telat ini mana dosen hari ini kiler banget" rayu gue sama Rangga yang masih mempertahankan gagang pintu kamar mandi.
"Ngga ah.. Kak hari ini gue ulangan B. Indonesia mana gurunya jutek banget dah ah.. Kalo telat gue ga bisa ikut ulangan.."sambil langsung nerobos masuk ke kamar mandi.
"Ranggaaaa... Jangan tapa lo di kamar mandi cepetan. " teriak gue sambil terus gedor-gedor pintu.
" Et dah berisik banget sih lu Kak... Baru juga masuk"teriak Rangga kesal.
Tik.. Tok.. Tik.. Tok... 20 menit kemudian
Rangga keluar dengan rambut basah dan handuk melilit di pinggang.
Nggak pake aba-aba gue langsung nyeruduk masuk kamar mandi sampe Rangga kepeleset.
Bruk...! Njiiir pantat gue woy...
"Rasaiiiin....hahhaha "teriak gue di kamar mandi.
Mamah sama papah cuma geleng2 kepala ngeliat kelakuan dua anak kesayanganya.
Bang jay sendiri udah rapi dengan jas hitam dan tas hitam yang dibawa sama kak Tara. Mereka duduk di meja makan tinggal gue yang masih berkutat di kamar. Hari ini gue pake kemeja toska sama celana jeans item, rambut panjang gue iket kaya gelung2 gitu, make up gue tipis soalnya gue nggak biasa make up an itu juga karna mamah yang bawel katanya masa mahasiswi masih pake lipglos stowberry sama bedak bayi.
Pokoknya hari ini gue merasa udah cantik deh pokoknya ya walo sebenernya emang dasarnya gue emang udah cantik sih... (narsis banget si). Mata gue bulet trs bulu mata lentik, idung mancung, bibir tipis kulit putih mulus.
Tepat jam 8 gue udah nyampe kampus merah yah kaya biasa kalo nyampe jam segini pasti udah pada masuk kelas otomatis dong gue lari-lari syantik lagi... Untungnya gue ngga pernah pake heels ke kampus jd mau lari, loncat juga bebas.
"Sialan gara-gara si bontot gue telat lagi"gerutu masha sambil terus belari. Sampai beberapa langkah lagi nyampe tiba-tiba....
Gedubraaak.....! Aaaaaawwww.....
Bersambung....
Maaf ya ini novel pertama aku di mangatoon semoga bisa menghibur...
"Aduuuh ngapain sih tuh mak lampir pake ngejar-ngejar gue." ucap Alfan sambil ngos-ngosan dan terus berlari tanpa memperhatikan sekitar sampai tiba-tiba...
Gedubraak! Aaaaaaaaw....!
Gue tiba-tiba udah menindih seorang cewek cantik yang lagi kesakitan.
"Bidadari gue akhirnya ketemu lagi disini"gumam gue sambil tersenyum.
"Woy... Sakit tau"teriaknya sambil mendorong dada bidang gue.
"Eh.. Maaf ya... "ucap gue lembut sambil membantu dia untuk berdiri.
Tiba-tiba saja Dona meluk gue sambil bilang
" Yang.. Kamu ga papa kan"ucap gadis menor itu dengan manja.
"Lepasin gue, Don! "ucap gue sambil terus melepaskan pelukannya.
Si cewek cantik yang ada disamping gue baru aza mau pergi sampai akhirnya gue refleks narik pinggang dia ke pelukan gue.
" Hey... Ngapain lo"teriaknya sambil berusaha melepaskan tangan gue dari pinggangnya, tapi gue malah memeluk dia makin erat dan merapat ke tubuh gue.
"Dona udah deh gue udah punya pacar, ni pacar gue"ucap gue tiba-tiba.
"Eh... Lo... "ucap gadis cantik itu yang langsung gue potong ucapannya dengan kata maaf.
" Maafin aku ya sayang, udahan dong marahnya, masa manggil lo gue biasanya juga. Sayang.,! Sambil gue gemgam tangannya.
Dona hanya melotot liat gue dan cewek cantik sampai akhirnya dia bilang...
"Oh jadi ini cewek jadi2an yang kamu cintai itu, Al. Ok tapi jangan harap kamu bisa lari dari aku. "ucapnya sambil menahan marah.
" Dan lo.. Cewek jadi2an jangan so kecantikan deh lo bisa dapetin hati Alfan,karena dia cuman manfaatin lo aza buat manas2in gue. Inget ya urusan kita belum selesai. "ucap Dona sambil berlalu.
" Sialan gue dibilang cewek jadi2an... "gumam Marsha sambil berusaha melepaskan pelukan cowok gila di sampingnya.
" Lepasin gue... "teriak si cantik sampai akhirnya gue tersadar.
" Eh... Iya maafin gue ya lo jd... "
" Siapa sih lo..udah nabrak gue ampe kejengkang, terus ngaku2 jd cowok gue sampe gue dibilangin cewek jadi2an sama tuh cewek menor. "cerocos cewe cantik yang motong omongan gue.
"Iya gue minta maaf soalnya gue juga berasa horor dikejar2 cewek itu." ucap gue
"tapi... "gue ngga lanjutin omongan gue karna si cewek cantik tiba-tiba udah pergi dari samping gue.
" Tunggu... Gue Alfan Wijaya "teriak gue yang hanya didenger mungkin tapi ngga noleh sediktpun.
Di kelas Administrasi
" Shit... Kenapa otak gue jadi mikirin tuh cewe mulu sih"gumam Alfan sambil mengetuk2 jidatnya.
"Ngapa tuh si Al, tumben mukanya kusut banget kaya baju belum disetrika"tanya Jak pada sohibnya.
"Au ah gelap"
Alfan memang jadi tidak konsentrasi selama kelas berlangsung karena di otaknya cuma ada cewek cantik yang sampe sekarang belum tahu namanya.
"Ok cantik, lo harus tanggung jawab karena lo gue jd ngga konsen hari ini. "gumam Alfan sambil menyeringai.
Akhirnya kelas berakhir dengan sukses tanpa satu pun yang masuk ke otak Alfan.
Di kantin
Kantin udah rame karena waktu istirahat semua mahasiswa dan mahasiswi berkumpul disana ada yang jajan, makan, ada yang minum doang, ada juga yang cuma numpang duduk sambl nongki2 nyari gebetan.
Alfan udah berlari duluan ke kantin meninggalkan teman2nya yang biasanya selalu ngintilin di belakang. Dia celingak-celinguk kaya maling takut ketauhan. Saat matanya tertuju pada meja panjang berkursi 6 yang dekat dengan jendela dan taman kampus. Alfan menyeringai sambil berkata.
"Akhirnya gue nemuin lo, cantik."
Alfan menuju meja yang keliatan berisik banget.
"Sial banget gue hari ini.. Udah telat, ditabrak orang ampe kejengkang,dikatain cewek jadi2an, eh di kelas pa Bangbang malah ngasih gue tugas buat dikumpulin besok lagi... Huaaa"teriak cewek cantik sambil menelungkupkan kepalanya diatas tangannya.
"Lagian lo abis ngapain lagi sih ampe telat lagi, abis nyari mantan lo itu"ucap gadis berkacamata.
"Aaargh... Kesel gue"teriak cewek cantik sambil mendongak.
"Yang sabar ya say, orang sabar disayang tuhan"ucap keempat temanya sambil menahan tawa.
Gue yang melihat itu jadi semkin gemas sama tuh cewek sampe akhirnya gue samperin meja mereka dan say helo.
"Hai.. Gue Alfan, boleh gabung disini kan, mejanya udah penuh"ucap gue.
Mereka semua menatap gue dengan heran dan si cantik malah melotot liat gue.
"Ngapain lo kesini? "ucapnya sambil berdiri.
" Kan gue udah bilang mejanya penuh.. "ucap gue tanpa bersalah.
Keempat temannya welcome dan bersalaman memperkenalkan diri kecuali si cantik yang masih jutek.
" Sha... Lo kenapa jutek gitu sih, dia itu senior kita tau. "bisik cewek berambut ikal.. Yang tak lain adalah Resa.
" Diem lo.. "sewotnya
Gue beruntung karna gue duduk bersebelahan sama cewek cantik..
Tak berapa lama pesenan mereka datang menunya sama, mie ayam bang Mansur, ya secara emang mie itu yang paling enak di kampus ini. Sedangkan gue cuma pesen kopi late, karena sebenernya gue kesini cuma mau nemuin cewek cantik yang lagi asyik melahap mie nya dengan kesal.
Beberapa menit kemudian si cantik bilang kalo dia permisi mo ke toilet.
"Guys... Gue ke toilet dulu bentar ya"ucapnya tanpa menoleh ke gue.
"Oya gue juga permisi ya, "ucap gue sambil berlalu dan hanya dibalas anggukan oleh mereka.
Gue pun ngikutin si cantik ke toilet karena toilet cewe sama cowo emang bersebelahan. Gue pun masuk ke toilet cowok sambil cuci tangan dan nungguin si cantik.
Lalu gue keluar dan pas banget barengan ama si cantik. Dia cuma liat gue sekilas lalu berlalu.
"kemanapun kamu pergi, kamu bakal jadi milik aku, cantik. "gumam Alfan sambil menyeringai dan berjalan cepat menyusul si cantik.
" Tunggu... "! Ucap gue.
Dia malah mempercepat langkahnya otomatis bikin gue kesel lah gue pun berlari dan menarik tangannya dan menyeretnya ke bawah tangga yang memang sepi.
" Lepasiiin gue..! "teriaknya
" Gue cuma pengen tau nama lo cantik"ucap gue sambil terus melangkah sampai si cantik mundur dan terhenti karena ada tembok di belakangnya.
"Mo ngapain lo.. Jangan macem2 atau gue teriak. "ucapnya sambil gemetar
" Kan gue udah bilang kalo gue cuma pengen tau nama lo, cantik"ucap gue santai sambil memerangkap dia dengan kedua tangan gue.
"Gue Marsha Adelia... "ucapnya sambil mendorong dada gue dan berlari.
" Menarik... "gumam Alfan sambil terus berlalu.
Hari ini kampus merah belajar dengan kondusif sehingga mahasiswa pulang sekitar jam 4 sore.
Alfan bergegas pulang dengan mobil jeefnya. Sementara Marsha dan temanya biasa naek angkot kecuali Arga dan Resa yang memang membawa kendaraan masing2.
Sampai di rumah Alfan langsung mandi dan merebahkan diri di kamar. Dia langsung memainkan hp nya dan mebuka medsos lalu mencari nama Marsha Adelia.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!