Brukk.
" DASAR PEMBAWAH SIAL, BERANI-BERANINYA LO BOLONGIN DRES MAHAL GUE !! ".
Bugh.
Elsa sangat marah melihat dres mahal ratusan jutanya baru saja di bolongin sama erika saat erika menyetrika dres tersebut sehingga elsa mendorong erika dengan kuat menabrak pintu yang ada di belakang erika kemudian menendang erika saking marahnya.
" Ada apa sih ribut-ribut ? ". Hesti ibunya elsa juga ibu mertua erika pun datang menghampiri erika dan elsa dengan wajah kesalnya.
Sorot mata hesti langsung menatap erika dengan tajam setelah elsa menunjukkan dresnya yang bolong pada hesti.
Erika nampaknya hanya diam saja menerima perlakuan dari ibu mertua dan adik iparnya, mungkin karena sudah terbiasa setiap hari di perlakukan kasar layaknya seorang pembantu oleh suami dan keluarga suaminya, sehingga saat ini erika hanya bisa menahan kesabarannya, walaupun sebenarnya dia sangat ingin membalas semua perlakuan kasar yang dia dapatkan selama ini.
Tak.
Tak.
Hesti mulai berjalan mendekati erika dengan cepat, rambut panjang erika pun di tarik oleh hesti, erika hanya bisa meringis kesakitan dengan kedua tangannya menahan tangan hesti.
" Bu tolong lepasin bu, sakit ". Ucap erika meringis kesakitan, sembari memegang kepalanya yang terasa panas karena rambutnya seakan ingin lepas dari kulit kepalanya.
" DIAM KAMU !! APA KAMU PIKIR AKU AKAN MELEPASKANMU DARI HAL INI !! ". Pekik hesti sangat marah.
" SEKALINYA PEMBAWA SIAL TETAPLAH PEMBAWA SIAL !! ". Sambung hesti mengatai erika pembawa sial.
Hesti menarik rambut erika sehingga erika ikut terseret kemana hesti menariknya.
Bugh.
Bagh.
Bugh.
" Rasain, makanya kalo kerja yang bener, haha ibu memang yang ter the best ". Ujar elsa tertawa bahagia di atas penderitaan erika yang saat ini sedang di hukum oleh ibunya di dalam kamar mandi yang berada di ruangan itu.
Elsa pun kembali ke kamarnya walaupun dia masih kesal karna dres yang akan dia pakai nanti malam untuk menghadiri pesta pernikahan sahabatnya sudah tidak bisa di pakai lagi.
Sedangkan hesti, setelah puas memberikan hukuman pada menantunya, dia pun keluar dari kamar mandi tersebut membiarkan erika yang terkapar lemas di bawah guyuran air setelah mendapatkan perlakuan kasar darinya.
Tapi anehnya erika tidak mengeluh kesakitan, dia diam tapi dia mulai mengepalkan tangannya dengan wajah yang sangat datar.
****
Ini sudah jam 3 subuh, erika tidak bisa tidur karna terus memikirkan rian suaminya yang sudah selarut ini belum juga pulang dari kantor.
Ceklek.
Pintu kamarnya baru saja di buka seseorang dari luar, erika yang sedari tadi gelisah sampai mondar mandir langsung mengarahkan pandangannya ke arah pintu berharap itu adalah suaminya, dan ternyata benar dugaannya, perlahan suaminya mulai masuk kedalam kamar, tapi erika terkejut melihat suaminya yang terlihat sangat mabuk.
" Astaga sayang, kamu dari mana saja pulang-pulang sudah mabuk kayak gini sih ? ". Pekik erika langsung menghampiri suaminya dengan khawatir.
Tapi...
" Minggir, jangan sentuh aku ". Ucap rian meninggikan suaranya serta menghempaskan tangan erika ketika erika baru saja memegang tangan rian berniat ingin membantu rian menuju tempat tidur mereka.
Deg.
Ini bukan pertama kalinya rian memperlakukan erika seperti ini, tapi lihatlah, erika dengan bodohnya tetap membantu rian menuju tempat tidur walaupun rian berulang kali menghempaskan tangan erika bahkan mendorong erika.
" Ri ? Mau sampai kapan kamu memperlakukanku seperti ini ? Memangnya apa salahku ? Apa hanya karna sampai saat ini aku belum bisa kasi kamu keturunan sehingga kamu dan keluargamu selalu bersikap kasar padaku ? ". Batin erika sangat memilukan.
Tanpa sadar air matanya menetes tanpa permisi, dia menatap suaminya yang kini sudah tertidur pulas di atas ranjang dengan kesedihan yang sangat mendalam.
" Apa aku selama ini hanya menjadi beban dan pembawa kesialan buat kamu dan keluargamu ? Kenapa kalian setega ini ". Sambungnya.
" Mungkinkah perpisahan di antara kita akan terjadi ? Aku tidak yakin bisa menghadapi hal yang paling aku hindari selama 2 tahun ini aku mempertahankan pernikahan kita, ri ".
Erika menundukkan kepalanya, air matanya kini jatuh menetes di atas lantai, selama dia hidup di dunia ini, dia baru merasakan yang namanya perlakuan kasar dari orang lain, dan semua itu dia rasakan selama 2 tahun ini dia menjalani kehidupan berumah tangga dengan rian.
Akhirnya erika memutuskan untuk ikut tidur di samping suaminya, dia bahkan langsung tertidur pulas saking lelahnya dia dengan semua yang dia hadapi.
****
Ke esokan paginya..
Byuuurr..
Hesti menyiram erika dengan air seember, erika yang tadinya tertidur seketika terlonjak kaget bangun dari tidurnya.
Lagi dan lagi, masalah yang selalu terjadi setiap pagi hari yang harus erika dapati. Berkali-kali juga erika hanya bisa mengumpat dalam hatinya karna ulah mertuanya, kesabarannya selalu di uji mulai dari pagi hingga malam hari dan semua itu terjadi setiap harinya.
" DASAR MENANTU PEMALAS, KERJAANNYA CUMA TIDUR AJA, CEPAT BANGUN DAN LAKUKAN TUGASMU !! ". Teriak hesti melototi erika dengan tajam.
Biasanya erika akan menjawab " baik bu " jika hesti berkata seperti itu, tapi sekarang erika malah bersikap di luar dugaan, dia turun dari ranjang dan langsung menuju kamar mandi dengan wajah datarnya tanpa mengatakan sepatah katapun pada mertuanya.
" Yaaakkkk !! Beraninya kamu mengabaikan saya !!! ". Pekik hesti marah, dia tak menyangka erika akan mengabaikannya.
Dan terjadi lagi, hesti kembali memberikan hukuman pada erika di dalam kamar mandi itu. Setelah itu, hesti dengan wajah yang masih terlihat kesal langsung keluar dari kamar erika dan rian menuju ke lantai bawah di ruang makan.
" Rian ! ". Pekik hesto dengan kesal memanggil putranya.
Rian yang sedang sarapan hanya bisa diam melihat kemarahan ibunya yang selalu saja terjadi di setiap pagi hari.
" Cih, pasti ibu marah lagi sama tu wanita pembawa sial ". Gumam elsa dengan malas.
" Ada apa lagi sih ? Kenapa kamu setiap pagi harus marah-marah kayak gini ? ". Tanya Lexi ayah rian dengan malas.
" Diam kamu mas ! ". Bentak hesti melotot tajam menatap suaminya, Lexi pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar tanpa berniat membalas bentakan istrinya.
" Dengerin ibu yah rian ! Ibu sudah muak dengan kelakuan istri kamu ! Udah gk bisa kasi keturunan sama kamu, terus kerjaannya cuma bisa malas-malasan doang ! Apa dia pikir dia tuan putri di rumah ini ! ".
" Pokoknya ibu gk mau tau ! Mendingan kamu ceraikan dia saat ini juga trus kamu nikahin wanita lain yang bisa memberikan kamu keturunan ! ".
Deg.
Tanpa hesti dan lainnya sadari, ternyata erika sedari tadi sedang menguping pembicaraan mereka di ruang makan.
Betapa hancurnya hati erika mendengarkan semua ucapan ibu mertuanya yang baru saja menyuruh suaminya menceraikan dia dan wanita lain untuk di nikahkan agar bisa mendapatkan keturunan.
" Sudahlah bu, sudah berapa kali akh bilang kalo aku gk bakalan menceraikan erika ". Jawab rian dengan malas.
" Baiklah, kalo memang kamu tidak mau menceraikan dia, ibu akan bunuh diri di depan kalian ! ".
Deg.
Rian, lexi dan elsa tercengang dengan ancaman wanita kesayangan mereka, sedangkan erika mengepalkan tangannya di luar ruangan itu.
" Apa ini akhir dari semuanya ? ". Batin erika benar-benar hancur.
Rian baru saja masuk kedalam kamar setelah dia selesai sarapan, matanya seketika memicing karna tidak menemukan erika di dalam kamar, tapi melihat ranjang bagian atasnya tidak ada, rian langsung berjalan menuju balkon kamarnya, dia yakin erika pasti sedang menjemur busa springbed di balkon saat ini.
Tapi baru beberapa langkah rian berjalan, erika terlihat berjalan masuk ke kamar dari arah balkon dengan wajah yang terlihat sangat datar.
" Apa ini ulah ibu lagi ? ". Tanya rian, padahal rian sudah tau kalo semua adalah ulah ibunya.
Erika tidak menjawab pertanyaan suaminya, dia malah berjalan mendekat dan memeluk suaminya dengan erat. Rian membiarkan erika memeluknya, dia sedikit merasa iba pada erika, karna terlepas dari semua masalah yang menghampiri pernikahan mereka berdua, erika adalah cinta pertamanya.
" Apa aku boleh menanyakan satu hal padamu ? ". Tanya erika seraya melepaskan pelukkannya kemudian menatap suaminya dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Hmm.. Katakan saja ". Jawab rian penasaran.
" Apa kamu benar-benar ingin menceraikanku ? ".
Deg.
Rian terkejut. " Apa erika mendengarkan semua yang terjadi di ruang makan tadi ? ". Batin rian sejenak terdiam membisu.
" Kenapa kamu diam saja ? Apa memang benar kamu berniat menceraikan aku ? ". Sangka erika, jantungnya berdetak kencang, dia takut rian akan menjawab dengan jawaban yang tidak ingin dia dengarkan.
" Kenapa kamu bertanya seperti itu ? Sudah berapa kali aku bilang aku tidak akan menceraikanmu ". Jawab rian terlihat sangat tegas dalam ucapannya.
Erika tersenyum getir, dia menganggukkan kepalanya menanggapi jawaban suaminya.
" Baiklah, aku hanya ingin menanyakan itu saja, kalau begitu, aku ingin minta izin mau ketemu nayla sebentar ". Ucap nayla tersenyum pura-pura agar dia terlihat tegar.
Rian menganggukkan kepalanya. " Pergilah, bukankah sudah lama juga kalian tidak ketemuan ? Pasti nayla sangat merindukanmu ". Rian langsung memberikan izin, karna dia memang mengenal nayla sahabat erika dan dia yakin nayla tidak akan menjerumuskan erika kejalan yang sesat.
" Hmm.. Aku akan pergi sekarang juga, dia memintaku menemuinya pagi ini karna nanti siang dia harus kembali lagi ke italia ". Ucap erika.
" Ya, pergilah ".
Erika mengambil tasnya kemudian keluar dari kamar, rian pun memutuskan untuk membersihkan tubuhnya karna dia harus ke kantor untuk melakukan meeting penting 1 jam lagi.
****
Nayla efendi, satu-satunya sahabat yang erika miliki, mereka telah bersahabat sejak kecil karna rumah mereka di masa kecil tetanggaan dan sudah 2 tahun lamanya setelah erika menikah, pertemuan kali ini adalah pertemuan pertama mereka.
Nayla menautkan kedua alisnya melihat cara berpakaian erika yang cukup berubah drastis dari sebelum erika menikah, karna dulu erika sangat suka memakai pakaian terkesan tomboy, tapi sekarang cara berpakaian erika bahkan sulit di mengerti oleh nayla.
" Yaaa.. Kenapa Lo kek emak-emak rumahan gini pakaiannya ? Gila ya Lo, masa iya gue tinggal 2 tahun ini gaya Lo kayak pembantu aja ". Tanya nayla terlalu terang-terangan.
" Diem Lo setan ! Memangnya kenapa kalo gue pake baju kek gini ? Ada masalah ? ". Jawab erika dengan malas.
Beginilah dunia persahabatan, jika tidak ada kata kasar dalam pembahasan antara sahabat juga tidak ada yang suka ceplas-ceplos omongannya dalam persahabatan, artinya mereka bukan sahabat.
" Yaelah nana, tentu aja akan jadi masalah kalo Lo berpenampilan kusam kayak gini kalo di luar anjirr, gimana sih Lo ". ( Nana adalah nama panggilan kesayangan nayla pada erika yang di ambil dari kedua huruf depan nama tengah erika yaitu naomi yang jadinya nana ).
" Coba deh Lo lihat lagi pakaian Lo ". Nayla berdiri mendekati erika dan memegang baju erika. " Baju panjang, celana panjang, mana kebesaran semua, trus warnanya juga kusam ". Ucap nayla tak habis pikir.
" Apaan sih Lo, baru juga ketemuan udah ajak ribut ". Ucap erika beneran malas dengan tanggapan nayla akan cara berpakaiannya.
" Nana, kan gk lucu tiba-tiba ada berita viral tentang istrinya pengusaha terkenal rian purnama ternyata tidak pandai merawat diri juga terlihat kudet ( kurang update )". Balas nayla sembari duduk kembali di kursinya.
Erika memutar bola matanya dengan malas menanggapi ucapan nayla, di sisi lain erika tanpa sadar menarik lengan bajunya bagian tangan kanan, nayla yang sedari tadi memperhatikan erika seketika terkejut melihat sesuatu yang tak terduga di tangan erika.
Deg.
Nayla langsung menarik tangan kanan erika saat itu juga dengan mata yang melotot sempurna dan erika pun ikut terseret mengikuti tarikan nayla.
" Apa-apaan ini na ? ". Pekik nayla, wajahnya mulai berubah merah, dia langsung tersulut emosi melihat tangan erika.
Erika menyadari kecerobohannya, dengan cepat erika menarik kembali tangannya, kemudian menurunkan kembali lengan bajunya.
" Bukan apa-apa ". Jawab erika tentunya berbohong.
" Apa maksudnya bukan apa-apa ? Haaa ! ".
" Lo pikir gue buta ? ".
Ternyata yang nayla lihat adalah tangan kanan erika penuh dengan lebam kebiruan yang bahkan warnanya biru kehitaman juga ada bekas luka yang sudah mengering, pantas saja nayla sangat marah, karna selama ini dia tidak pernah melihat sahabatnya terluka seperti ini.
" Cih ". Erika berdecih.
" Udah gue bilang gue gapapa, gk usah berlebihan ". Ujar erika tidak ingin nayla mengetahui yang sebenarnya.
Nayla tiba-tiba berdiri. " Apa semua luka itu ulahnya rian ? ". Tanya nayla melotot marah.
" Nay, uda--- ".
" Udah apa ! Jangan berani Lo halangi gue nana, gue bakal bunuh rian sekarang juga ! ".
" Ya-ya-ya-ya ". Secepat kilat erika langsung menahan nayla yang sendak pergi.
" LEPASIN GUE ! BERANI-BERANINYA RIAN LAKUIN HAL KASAR SAMA LO ! ARTINYA DIA GK SAYANG SAMA NYAWANYA ! ". Teriak nayla sangat marah, untung saja ruangan VVIP restoran yang mereka booking kedap suara sehingga teriakan nayla tidak bisa terdengar di luar sana.
" Gue tau Lo peduli sama gue nay, tapi gue gk mau Lo kena masalah karna ikut campur masalah rumah tangga gue ".
Nayla tertawa kecil tak percaya dengan apa yang erika katakan barusan.
" Seharusnya Lo inget, Lo itu siapa dan mereka itu siapa ! Memangnya siapa di dunia ini yang berani sama Lo ? Haaa ! ".
" Ini semua karna Lo yang sejak awal gk mau terang-terangan ngakuin kalo siapa Lo sebenarnya sama rian dan keluarganya, coba aja kalo mereka tau siapa Lo, pasti mereka gk akan lukai Lo kayak gini ! ".
Nayla benar-benar gk nyangka dia melihat sahabatnya seperti ini.
" Ikut gue ".
Nayla tiba-tiba menarik erika, kaget dia di tarik, erika yang tidak siap pun hanya bisa mengikuti nayla, entah kemana nayla akan membawahnya.
****
Pagi berganti malam dengan cepat.
Malam ini rian menghadiri pesta pernikahan rekan bisnisnya di salah satu gedung hotel, dia hanya datang sendirian, dan sekarang dia sudah lumayan mabuk karna sedari tadi rekan bisnisnya terus menerus memberinya minuman beralkohol yang tidak bisa dia tolak.
" Haisss, kenapa tubuhku terasa sangat panas ". Batin rian mulai gelisah, dia merasa ada yang aneh setelah dia meminum minuman di gelas terakhir yang di berikan rekan bisnisnya.
Seorang wanita cantik mulai mendekati rian saat ini. " Tuan rian, bisakah kita bicara di luar sebentar ". Ajak wanita itu yang ternyata adalah salah satu rekan bisnis rian.
Di sela kegelisahannya, rian menganggukkan kepalanya menanggapi ajakan wanita itu, akhirnya mereka berdua menuju ke luar area ruangan pesta di gelar.
3 MINGGU TELAH BERLALU.
Sudah 3 minggu ini erika merasa sikap rian padanya sangat aneh, seperti sikap yang rian lakukan pada erika pagi ini.
" Sayang ? Kamu baru bangun ? ". Sapa rian yang baru masuk kedalam kamar sambil membawa nampan di atasnya ada mangkok juga segelas air.
" Hmm ". Jawab erika berdehem saja.
" Oke, pergilah bersihkan dirimu kemudian sarapan, aku membuatkan sup ayam untuk sarapan kamu pagi ini ". Ucap rian dengan senyuman manisnya, sembari meletakkan nampan berisikan sarapan erika di atas nakas samping ranjang.
Erika tidak mengerti kenapa suaminya terlihat sangat berbeda, rian yang biasanya sedikit cuek sekarang terkesan sangat romantis. Bahkan hesti ibu rian yang setiap pagi biasanya mengusik erika dengan menyiramkan air saat masih tidur kini tidak pernah terjadi lagi karna rian telah memarahi ibunya.
" Aku gk tau kenapa sikap kamu ke aku sangat berbeda selama 3 minggu ini dan aku sangat menghargai perubahan sikapmu, tapi bisakah kamu menjelaskan padaku alasan perubahan sikapmu ? Tolong jangan membuatku penasaran ". Ujar erika menatap rian dengan tatapan datar.
Deg.
Rian sejenak terdiam setelah mendengarkan pertanyaan istrinya.
" Ada apa sayang ? Apakah aku salah disaat aku ingin memperbaiki hubungan kita yang sempat goyah karena kedua orang tuaku memaksa kamu harus memberikan keturunan padaku ? Hmm ? ". Tanya rian seraya menggenggam lembut tangan erika.
Erika menatap mata rian cukup lama setelah rian mengatakan hal tersebut, tapi beberapa detik kemudian erika tersenyum menanggapi ucapan suaminya.
Dia mengangguk paham. " Tidak ada masalah, aku hanya ingin bertanya saja ". Ucap erika.
" Aku ke kamar mandi dulu ". Sambung erika beranjak turun dari ranjang dan langsung berjalan menuju kamar mandi.
Ceklek.
Erika langsung bersandar di dinding kamar mandi dan mulai tersenyum hambar, dia tau di balik pernyataan suaminya tadi ada sesuatu yang sedang rian sembunyikan darinya, tapi erika tidak bisa menebaknya.
Sedangkan di luar sana, rian mengusap wajahnya dengan kasar, dia menatap ke arah pintu kamar mandi dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
" Maafin aku erika ". Batin rian menyadari kesalahan fatal yang telah dia lakukan di belakang erika dan sengaja dia sembunyikan dari erika.
30 menit kemudian.
Setelah sarapan, rian mengajak erika jalan-jalan kemanapun tempat yang ingin erika kunjungi, lagi dan lagi sikap rian semakin membuat erika curiga.
" Dimana tempat yang pengen kamu kunjungi ? ". Tanya rian sambil mengemudikan mobil mulai keluar dari area kompleks perumahan elit yang mereka tinggali.
" Aku tidak ingin pergi ke tempat lain, antarkan saja aku ke makam kedua orang tuaku, aku hanya ingin pergi kesana ".
Ternyata erika sedang merindukan sosok kedua orang tuanya yang telah meninggalkannya sendirian di dunia ini kurang lebih dari 10 tahun yang lalu.
Rian menganggukkan kepalanya, dia pun melajukan mobilnya menuju makam kedua orang tua erika. Wajar saja erika sangat merindukan kedua orang tuanya, karna sejak menikah dengan rian, erika hampir tidak pernah lagi mengunjungi makam ayah dan bundanya.
Setelah 1 jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka berdua tiba di makam keluarga hansen, keluarga erika.
" Ayah, bunda, maaf aku baru bisa mengunjungi kalian ". Batin erika merasakan sesak di dadanya mencoba menahan air matanya agar tidak menetes.
Erika mengusap batu nisan ayah dan bundanya, dia harus tegar di tengah kerinduan yang melanda dirinya pada kedua sosok yang sangat dia rindukan.
Sejenak erika menatap rian dan rian membalas dengan mengusap lembut pundak erika untuk menenangkan erika.
" Ayah bunda, apa kalian melihatnya ? Dia pria yang sangat aku cintai, tapi apakah pernikahan ini akan berakhir ? ". Batin erika menatap rian dengan tatapan senduh.
" Jika dugaanku benar bahwa suamiku sedang menyembunyikan sesuatu dariku, aku berharap bisa mengetahuinya ". Sambungnya dalam hati.
Lama erika curhat dalam hati di depan makam kedua orang tuanya, hari semakin sore, erika mengajak rian pulang karna dia sejak awal memang hanya ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya saja.
****
Ke esokan harinya.
Rian telah pergi ke kantor dari jam 7 pagi karna ada salah satu klien penting yang akan melakukan meeeting di kantor rian, sedangkan erika yang sudah sedari tadi bangun, dia hanya diam di kamar saja tanpa berniat keluar, karna dia malas bertemu ibu mertuanya juga adik iparnya.
Tapi tiba-tiba.
Tok Tok Tok...
Pintu kamar erika di ketuk seseorang, erika pun langsung membukakan pintu kamarnya.
" Maaf nyonya, di luar ada tamu, tapi saya tidak berani mengizinkannya masuk tanpa izin dari anggota keluarga ". Ucap art yang mengetuk pintu kamar erika.
" Memangnya ibu dan elsa kemana, bi ? ". Tanya erika kebingungan.
" Nyonya besar dan nona elsa baru saja pergi berbelanja ". Jawab art itu.
Erika langsung menganggukkan kepalanya paham. " Baiklah bi, aku akan turun kebawah untuk melihat siapa tamunya ".
Mereka berdua langsung pergi menuju lantai utama tepatnya di ruang tamu dimana saat ini tamu yang di katakan art itu sedang menunggu disana.
Ketika erika tiba di ruang tamu, tiba-tiba...
Deg.
" Hai erika, lama gk ketemu ". Sapa seorang wanita yang sangat erika kenali yang ternyata adalah tamu yang di maksudkan art tadi.
" Bella ". Gumam erika dengan pelan.
Raut wajah erika langsung berubah datar, dia juga menatap bella dengan tatapan dingin, Kemudian dengan santainya erika duduk berhadapan dengan bella.
" Yaaa, kenapa kamu menatapku seperti itu ? Haha apa kau tidak bisa melupakan kejadian di masa lalu itu ? ". Ujar bella mengangkat sudut sebelah kanan bibirnya mengukir senyuman penuh arti.
" Cih ". Erika berdecih. " Tidak usah basa-basi, ada kepentingan apa kamu bertamu ke rumah orang pagi-pagi begini ". Ucap erika datar.
" Wah wah wah, ternyata kamu sudah mulai berani meladeniku yah ". Balas bella tersenyum tipis.
Brukk..
Bella melemparkan 1 amplop coklat berukuram besar di atas meja yang berada di hadapan mereka berdua. Erika semakin menatap bella dengan tatapan dingin.
" Apa itu ? ". Tanya erika datar.
" Buka aja sendiri ". Jawab bella dengan santainya.
Tanpa basa-basi, erika mengambil amplop tersebut kemudian membukanya, ternyata isi amplop itu adalah sebuah berkas, erika pun membacanya dengan penuh selidik, sedangkan bella menyunggingkan senyuman tipisnya karna dia sedang menunggu respon erika setelah tau isi berkas yang dia berikan.
Duaarrr..
Matanya melotot tajam setelah membaca berkas yang di berikan bella. Tanpa di duga, erika langsung melemparkan dengan kasar semua berkas itu tepat di wajah bella dengan emosi yang telah meluap-luap.
" Apa maksud kamu memberikan berkas itu padaku ? Apa kau pikir aku akan langsung percaya dengan semua tipuan yang kau lakukan ". Pekik erika tidak bisa lagi menahan amarahnya, tangannya mengepal bahkan kukunya yang cukup panjang telah menacap di telapak tangannya hingga mengeluarkan darah.
" Haha, kenapa kau terlihat sangat marah erika ? Bukankah jelas kalau kau memang selalu kalah saing denganku ? ". Bella tertawa puas melihat erika.
" Sebaiknya mulai sekarang kamu bersiap-siap saja, karna statusmu sebagai menantu di keluarga purnama akan segera aku lengserkan, hahahha ".
Mendengarkan itu, wajah erika tiba-tiba memerah, emosinya mulai tidak bisa di kendalikan, entah apa isi berkas itu, tapi bella berhasil membuat erika mencapai puncak amarahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!