Nathaniel Baswara Adhiwiguna adalah seorang lelaki kaya raya yang tak hanya kaya tapi juga tampan,tubuhnya tinggi ,tegap dan proporsional terlihat sangat gagah saat ia berjalan,tak hanya itu Nathaniel atau yang biasa di panggil Nathan adalah seorang pewaris dari ADHIWIGUNA GROUP sebuah perusahaan besar yang di kelola oleh Baswara Adhiwiguna yang merupakan ayah kandung Nathan,sejak kecil Nathan sendiri sudah di didik dan disiapkan untuk menjadi pewaris utama dari perusahaan besar milik sang ayah.
Ibunya adalah Felicya Adhiwiguna seorang wanita yang dahulunya di kenal sebagai seorang model ternama yang dinikahi oleh Baswara Adhiwiguna dan memutuskan untuk pensiun dari dunia modeling lalu fokus untuk mengurus keluarganya, beliau adalah seorang wanita yang anggun dan elegan juga berkelas, parasnya sangat cantik dengan tubuhnya yang juga menawan tetap terjaga meski tak lagi muda, sungguh latar belakang keluarga yang luar biasa
Kendati demikian tak menjadikan Nathan sosok yang angkuh dan arogan, ia justru adalah seorang pemuda yang sangat dermawan dan rendah hati, meskipun memiliki watak yang keras dan tegas namun ia juga sebenarnya adalah orang yang berhati lembut
Nathan adalah seorang penganut katholik yang taat dan setia, ia tidak pernah berkhianat atau pun mengingkari ucapannya sendiri, ia adalah pemuda yang sangat dapat di percaya dan diandalkan
Sosok anak lelaki yang manis dan patuh pada kedua orang tuanya, sosok anak lelaki yang penyayang terutama pada sang mama
Sempurna itulah kata yang mampu menjabarkan hidup seorang Nathan, hidupnya sangat sempurna dengan berbagai kelebihan yang dia miliki, membuat wanita berbondong bondong untuk mendekati Nathan dan berusaha untuk merebut hatinya.
Tak sedikit wanita dari kalangan atas sama seperti dirinya seringkali berusaha melakukan segala macam cara hanya untuk mengenal seorang Nathaniel Baswara Adhiwiguna
Tapi tentu saja tidak satupun dari mereka berhasil merebut hati seorang Nathan ya karena hati Nathan telah terpatri abadi oleh satu nama yaitu Kirana Maharani Daneswari yang merupakan kekasih hati Nathan, pacar Nathan sejak kelas 1 SMP hingga sekarang keduanya telah sama sama dewasa
Kirana Maharani Daneswari adalah seorang wanita berparas cantik,berpenampilan anggun dan elegan juga seorang wanita yang berasal dari keluarga terpandang, Kirana adalah putri tunggal dari seorang perwira TNI-AD, ayahnya adalah seorang perwira berpangkat Mayor Jenderal atau Mayjen bintang 2 di TNI-AD yang bernama Herlangga Daneswari, sedangkan ibunya yaitu Maharani Daneswari adalah seorang wanita yang juga memiliki latar belakang keluarga yang tidak sembarangan, ibunya adalah pemilik dari salah satu rumah sakit ternama di Ibu Kota sekaligus berprofesi menjadi seorang Dokter,Kirana sendiri memutuksan untuk mengikuti jejak sang ibu dan menjadi seorang Dokter.
Dengan latar belakang seperti itu tentu saja Tamara sangat pantas jika bersanding dengan seorang Nathan tak heran hubungan keduanya sangat langgeng meski sudah bertahun tahun bersama
Bagi Nathan sendiri Kirana adalah cinta pertamanya yang ia temui saat berada dibangku kelas 1 SMP, Kirana adalah wanita pertama yang mampu membuat Nathan jatuh cinta, membuatnya jatuh sedalam dalamnya hingga ia tidak bisa berhenti mencintai Kirana meski telah bertahun lamanya.
Begitupun Kirana, baginya Nathan adalah cinta pertamanya lelaki pertama yang membuatnya jatuh hati hingga sejatuh jatuhnya, hingga ia tak mampu berpaling dari Nathan walau hanya sesaat.
Namun meskipun sudah lama bersama dan juga saling mencintai dengan sangat dalam satu sama lain, hubungan Nathan dan Kirana seolah tidak ada kemajuan dan terus bertahan di satu titik
Bukan karena tidak cinta ataupun tidak ingin bersama, tapi karena keadaan yang membuat segalanya seolah sangat rumit.
Jika Nathan adalah seorang penganut katholik yang taat maka Kirana adalah seorang gadis muslim sejak lahir, meski ia bukanlah seorang yang sangat agamis namun tetap saja ia tidak mungkin berpaling dari Tuhannya
Dengan perbedaan besar ini tentulah menjadi satu tembok penghalang yang tinggi dalam hubungan keduanya, satu perbedaan yang menjadi jurang pemisah bagi keduanya
Kendati Demikian baik Nathan dan Kirana sama sama tidak mampu untuk berpisah satu sama lain, mereka tdak mampu untuk saling meninggalkan dan tetap bertahan meski dalam perbedaan ini.
Lalu bagaimanakah nasib hubungan keduanya nanti? Di tengah tengah perbedaan keyakinan yang sangat besar, mampukah mereka bertahan? Atau kah harus berpisah karena perbedaan yang memisahkan
Bagaimanakah Nathan dan Kirana memperjuangkan cinta mereka?
*****************************
Seorang wanita terlihat berjalan dengan buru buru memasuki sebuah rumah sakit setelah ia memarkirkan mobilnya pada parkiran rumah sakit, wanita itu berjalan dengan ngos ngosan sambil berusaha merapikan baju dan rambutnya
"Huftt akhrinya aku sampai, syukurlah masih ada waktu 2 menit sebelum aku terlambat", ujar wanita itu sebelum memasuki ruangan di depannya
Wanita itu membuka pintu dan ia sudah disambut oleh beberapa rekannya yang lain, seorang wanita menyapanya
"KIRAN!! akhirnya kamu datang, kamu tahu tidak aku sudah sangat panik menunggumu , aku takut kamu akan terlambat lagi Ki!,", ujar wanita itu pada Kirana, ya wanita yang masuk dengan terburu buru itu adalah Kirana
"Hhehe maaf, aku bangun kesiangan pagi ini, oh ya Dokter Danu belum datang kan?", tanya Kirana sambil memindai sekeliling ruangan itu
"Saya disini Kirana Daneswari", ujar seorang pria yang berhasil menginterupsi Kirana, gadis berusia 25 tahun itu langsung menoleh ke arah sumber suara
Ia hanya nyengir saja sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal
"Eh Dokter, saya ngga telat kan Dok? Ini masih ada waktu 2 menit sampai pukul 8", ujar Kirana sambil menunjukkan jam tangannya.
Dokter Danu hanya geleng geleng saja, ia lalu menyuruh Kirana dan rekannya bersiap karena mereka harus melakukan kunjungan pada pasien
Setelah bersiap Kirana dan Syifa dua rekan magang di bawah Dokter Danu lalu mulai berjalan mengikuti Dokter Danu di belakangnya, mereka sudah menyiapkan buku catatan disaku masing masing.
KIRANA menjadi Dokter Internship sudah 6 bulan ini, ia magang di salah satu rumah sakit besar di Yogyakarta, ia berada di bawah pengarahan Dokter Danu seorang spesial bedah saraf, sama seperti cita citanya yang ingin menjadi seorang Dokter Spesialis Bedah Saraf
Saat ini Kirana mendampingi Dokter Danu melakukan visit di salah satu pasien yang baru saja selesai melakukan operasi di kepalanya dan baru saja sadarkan diri semalam
Pasien yang seorang anak remaja lelaki berusia 16 tahun itu terus manatap Tamara tanpa sedikitpun berkedip, ia menatap kagum ke arah Kirana
Kirana tentu saja sadar bahwa pasiennya itu terus memperhatikannya, Kirana hanya tersenyum senyum saja lalu ia menyapa
"He kenapa kamu terus melihatku begitu hemm?", tanya Kirana yang sukses membuat bocah itu kelagapan dan malu bahkan wajah tampannya sudah memerah seperti kepiting rebus
Karena belum bisa bicara normal maka bocah itu hanya diam dan menggeleng pelan, ia memalingkan pandangannya ke arah lain
Kirana lalu memegang tangan bocah itu ia berusaha menyamangati pasien nya itu
"Hei, Riko kan namamu? Kamu yang semangat ya! Kamu tenang saja, kondisimu baik kok nanti seiring terapi yang akan kamu jalani aku yakin kamu bisa segera pulih", ujar Kirana sambil memberikan semangat pada bocah itu
Ia bahkan memberikan hadiah berupa gantungan kunci pada Riko katanya supaya Riko jadi lebih semangat
Mendapatkan semangat dan hadiah dari Kirana membuat Riko jadi kegirangan bocah remaja itu mengembangkan senyumnya dengan sempurna, ia menatap penuh kagum pada sosok Kirana
Dokter Danu yang melihat kehangatan itu juga ikut tersenyum, mesik ia berusaha keras untuk menyembunyikan senyumnya namun Dokter Danu tidak bisa menampik kebaikan dan kehangatan hati seorang Kirana.
Akhirnya Dokter pamit dari ruangan Riko dan memutuksan untuk melanjutkan kunjungan pada pasien yang lain
Setelah jadwal kunjungan akhirnya jam kana siang pun tiba, Kirana bersama Syifa berjalan bersama menuju kantin rumah sakit
Tamara merebahkan tubuhnya pada sebuah kursi dimana di tempat itu beberapa Dokter magang lain sudah berkumpul
"Kamu terlihat kelelahan Kirana, APA YANG KAMU LAKUKAN HARI INI?", Tanya seorang Dokter lelaki pada bernama Irfan pada Kirana
Kirana enggan menjawab dia masih sangat lelah dan lapar, jadi Syifa yang mewakili dan menjawab pertanyaan Irfan
"Biasa dia habis kena semprot dari Dokter Danu lagi", ujar Syifa santai
Sedangkan Kirana hanya melirik malas kearah Irfan dan Syifa, ia lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya ia menatap layar ponsel yang menampilkan fotonya bersama Nathan sang kekasih senyum Kirana mengembang seketika begitu melihat foto itu ia lalu mengusapnya dan memeluk ponselnya seperti memeluk orang
Teman temannya yang melihat ia hanya bergidik ngeri saja, dasar bucin baru LDR sebentar saja sudah kayak apa gitu
"Ki, sepertinya kamu itu kangen sama Nathan makanya kamu jadi ngga fokus dan sering kena semprot Dokter Danu", ujar SYIFA santai
"Dasar Bucin, baru LDR JOGJA-JAKARTA aja dah kayak LDR INDO-BELANDA", sahut Nisa rekan Kirana yang lain
Mendengar ocehan teman nya Kirana hanya melengos saja dia benar benar malas menanggapi, mereka tidak tahu saja meski LDR JOGJA-JAKARTA tapi tetap saja terasa sangat jauh apalagi Tamara selalu terbiasa bersama NATHAN dan ia sangat merindukan sang kekasih saat ini
Rasanya ia tidak sabar untuk segera mendapatkan jatah liburnya, ia ingin pulang dan bertemu Nathan juga kedua orang tuanya, padahal selama LDR ini Nathan sering menghampiri Kirana ke Joga setiap seminggu sekali tiap weekend Nathan akan selalu menyempatkan waktu untuk bersama dengan Tamara
Kirana menatap senduh ponselnya, ia sedih karena sejak tadi Nathan belum mengirimkan pesan apapun padanya, padahal biasanya Nathan sangat rajin mennghubungi Kirana bahkan saat Kirana belum sempat membalas pesan dari NATHAN maka pemuda itu akan SPAM CHAT padanya, jadi kenapa sekarang tidak ada pesan apa apa? Ah Nathan mungkin sedang sibuk saja pikir KiranA.
Malamnya setelah Sholat Maghrib akhrinya Kirana bersiap untuk pulang, ia mulai merapikan barang barangnya dengan lesu, ia sedang sangat lelah saat ini setelah jam makan siang ada banyak hal terjadi padanya
Ia kembali merogoh ponsel di sakunya dan masih sama ternyata Nathan belum menghubunginya seketika membuat pikiran Kirana mulai buruk pada sang kekasih, ia tetap berusaha menutupi segala pikiran buruknya
Kirana bangkit dan mulai bersiap meninggalkan ruangannya, saat tiba tiba Syifa yang berlari muncul dan mengagetkan Kirana
"Astaga Syif!! Kamu itu loh mengagetkan aku saja loh", ujar Kirana kesal
"KIRAN!!, AKU yakin kamu tidak akan kesal setelah kamu tahu siapa yang sudah menunggumu di bawah", ujar Syifa penuh semangat
Sayangnya Kirana sangat malas untuk menanggapinya ia hanya memutar bola matanya malas dan menjawab
"Haha benarkah? Tapi aku tidak tertarik", ujar Kirana cuek ia lalu melangkah untuk meninggalkan ruangan
Tepat sebelum Kirana berhasil melangkah keluar, langkahnya tiba tiba terhenti begitu mendengar perkataan Syifa
"NATHAN!! Dia ada di bawah KIRAN! Dia datang untuk menjemputmu!!", ujar Syifa dengan semangat
Seketika Kirana membeku ia tidak salah dengar kan? Nathan? Sang pacar ada di depan? Tanpa menunggu aba aba Kirana langsung berlari kegirangan ia sudah tidak sabar untuk menemui sang pujaan hati.
Kirana berlari hingga ngos ngosan untuk menemui sang pacar yang sudah menunggunya di bawah, ia bahkan sangat tidak sabar saat lift serasa bergerak lambat baginya.
"TINGG" LIFT yang dinaiki Kirana akhirnya tiba di lobby rumah sakit, ia dengan cepat melangkahkan kakiknya keluar ia memindai sekitar dan berhasil menemukan sosok Nathan yang sudah berdiri menunggunya tepat di depan pintu rumah sakit, dengan segera Kirana berlari ke arah Nathan
Gadis itu berlari sambil merentangkan kedua tanganya, sementara Nathan yang melihat kemunculan Kirana yang telah berlari lalu ikut merentangkan tangannya untuk menerima pelukan dari Kirana
Dan BRUGHH! Tubuh Kirana menghambur ke dalam dekapan Nathan ia memeluk erat Nathan begitupun sebaliknya, keduanya berpelukan dengan erat tanpa mempedulikan orang orang yang mulai melihati mereka
"NATHAN!! Aku benar benar merindukanmu", ujar kirana pada Nathan
"Aku juga sangat merindukanmu Ana aku sangat merindukanmu,makanya aku berada disini sekarang dalam pelukanmu", ujar NATHAN sambil mengecup pucuk kepala Kirana
Kirana lalu melonggarkan pelukannya dan menatap intens wajah sang pacar yang terlihat sangat tampan
"Tapi kenapa kamu tidak bilang padaku?Kenapa tidak bilang kalau kamu mau kesini? Bahkan kamu tidak menghubungiku seharian ini", ujar Kidana sambil memajukan bibirnya
Nathan sangat gemas dengan tingkah wanitanya ini, ia lalu mencubit gemas pipi Tamara dan berkata
"SAYANGKU,CINTAKU ANA ku, aku ini ingin memberikan kejutan padamu, makanya aku sengaja tidak menghubungimu, aku ingin tiba tiba muncul begini dan membuatmu senang sayang", ucap Nathan dengan sangat lembut
"Sungguh seperti itu? Bukan karena kamu sudah bosan padaku? atau jangan jangan kamu sudah menemukan wanita lain selama aku di Jogja, makanya kamu berpaling?", ujar Kirana yang mulai berdrama
NATHAN hanya geleng geleng saja dengan pikkirann pacarnya itu HEMM DRAMA lgi batin NATHAN
Nathan dengan cepat meraih wajah Tamara dengan kedua tangannya lalu berkata , "Tak akan ada cinta yang lain, Tak akan ada wanita yang lain Hanya kamu seorang, HANYA kamu Ana ,hanya kamu yang akan selamanya bertahta dalam hatiku di hidupku dan aku yakin kamu juga tahu itu", ucap Nathan dengan sangat tulus
Kirana meleleh seketika ia mendengar ucapan Nathan, gadis itu lalu tersenyum manis ia menatap Nathan penuh cinta dan mengencangkan pelukannya
Nathan lalu kembali mencubit gemas pipi sang pujaan hati dan berkata "Sudah ayo masuk ke dalam mobil Tuan Putri, cacing di perutmu itu pasti sudah sangat lapar dan meminta dikasih makan", ucap Nathan
Ia lalu membukakan pintu untuk Kirna dan mempersilahkan gadis itu masuk duluan, baru ia segera berlari masuk ke dalam mobil menyusul Kirana
Sekarang Nathan sudah duduk di kursi kemudi, ia menoleh dan menggenggam tangan Tamara, "Tuan Putri mau makan apa? Apapun yang Tuan Putri inginkan akan saya turuti malam ini", ujar Nathan lalu mengecup manis punggung tangan sang pujaan hati
Kirana hanya tersenyum dan tersipu mendapat perlakuan manis Nathan ia hanya menjawab terserah Nathan saja, heem kebiasaan para wanita memang.
Akhirnya Nathan mengemudikan mobilnya untuk meninggalkan area rumah sakit, mobil itu berjalan dengan perlahan.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mobil yang dikendarai Nathan tiba disebuah restoran,Nathan dengan segera turun untuk membukakan pintu untuk Kirana
Ia membukakan pintu sambil menundukkan tubuhnya ala ala pelayan pada majikannya dan berkata , "Silahkan Tuan Putri"
Kirana memarahi Nathan dan meminta dia untuk berhenti menggodanya begitu, ia takut kalau orang orang berpikir Nathan memang pelayannya, Nathan cemberut mendengar penuturan Kirana
"Yang benar saja lagipula mana ada pelayan setampan ini? Tidak akan ada yang berpikir begitu sayang", ucap Nathan pada sang kekasih
Kirana hanya geleng geleng saja ia lalu berkata, "Ada! Awas saja kalau kamu menggodaku begitu, nanti aku akan benar benar mengakuimu sebagai pelayanku pada semua orang", ujar Kirana mengancam Nathan ia lalu dengan cepat melangkah masuk duluan meninggalkan Nathan yang masih membeku mendengar ancaman Tamara
"ANA!! Tunggu jangan tinggalkan aku sayang, baiklah tidak akan ku ulangi lagi, ANA tunggu dong", teriak Nathan pada Kirana yang berjalan kian menjauh
Nathan lalu menyerahkan kunci mobilnya pada petugas parkir dan mulai melangkah masuk menyusul Kirana
TBC
*HALLO INI ADALAH KARYA PERTAMAKU DISINI,AKU MOHON BANGET DUKUKANNYA UNTUK KARYAKU INI YA, JANGAN LUPA KRITIK DAN SARAN UNTUK KAYA KU INI,SUPAYA KEDEPANNYA AKU BISA MEMBERIKAN KARYA YANG LEBIH BAIK LAGI TERIMAKASIH*
"Tak akan ada cinta yang lainnn, ku pastikan cintaku hanya untukmu huoooo", Nathan bernyanyi dengan suara merdunya jangan lupakan dengan senyuman yang terus tersungging di wajah tampannya, ia terus menolehkan wajahnya ke samping wanita cantik yang saat ini duduk manis di sampingnya, ia tak henti mengecup lembut punggung tangan sang pujaan hati.
Mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang kekasih hati membuat Kirana tersipu malu, sama halnya dengan Nathan gadis itu juga tidak bisa berhenti memancarkan senyuman bahagia dari wajahnya, sungguh dia merasa sebagai wanita yang paling bahagia saat ini
Akhirnya mobil yang dikendarai Nathan telah sampai di depan gerbang kos Kirana, lelaki itu keluar duluan dan membukakan pintu untuk Kirana, Kirana turun dari mobil dan langsung memeluk erat tubuh Nathan
"Terimakasih untuk malam ini Nathan, sungguh aku sangat bahagia karena kamu mau menyempatkan waktumu datang kemari menemuiku", ujar Nathan bahagia karena di tengah kesibukannya Nathan masih menjadikan dia prioritas utama
Nathan tersipu dengan ucapan sang kekasih, ia lalu mengusap lembut pucuk kepala sang kekasih tidak lupa juga memberikan kecupan di kening Kirana
"Sama sama sayang, kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku, jika itu untuk senyummu maka aku bersedia mengorbankan seisi dunia ini Ana", ujar Nathan sambil menatap Kirana dengan penuh cinta
Kirana lalu memutuskan untuk pamit masuk ke dalam karena hari sudah semakin larut,Nathan tidak langsung masuk ke dalam mobil ia tetap menunggui hingga Kirana masuk ke dalam, sebelum Kirana melangkahkan kedua kakinya kedalam Nathan lalu lebih dulu berpesan
"Ana, jangan lupa besok pagi aku akan menjemputmu, berangkatlah lebih awal besok aku ingin mengajakmu sarapan dulu", pesan Nathan
"Siap Pak Bos!", jawab Kirana sambil memberikan kedua jempolnya pada Nathan
Ia lalu segera berlari masuk ke dalam kost an, begitu Kirana sudah tidak terlihat lagi Nathan segera masuk ke dalam mobil ia dengan segera menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang
*************
Keesokan harinya Nathan sudah bangun lebih awal,pemuda itu langsung mengecek ponselnya lalu dengan cepat ia mencari kontak Kirana dan menelponnya,cukup lama hingga akhirnya Kirana menjawab panggilan dari Nathan
"Halo,Dengan Kirana Daneswari disini", sahut Kirana di seberang dengan suara khas orang yang baru bangun tidur
"Ana! Ini aku Nathan,bangunlah ini sudah jam 5 pagi lekaslah bangun dan bergegas untuk sholat shubuh dulu", ujar Nathan
"Oh kamu Nath? Hem baiklah aku akan bangun sekarang,aku matikan dulu yaa", sahut Kirana
Nathan lalu mematikan telponnya ia tersenyum gemas menatap layar ponselnya
"Dasar Ana kalau tidak aku telpon dia pasti akan terlambat sholat shubuh", ucap Nathan masih dengan menatap lekat wallpaper ponselnya yang merupakan foto dirinya bersama Kirana
Yaa begitulah seorang Nathan,meskipun ia dan Kirana berbeda,namun Nathan tidak pernah lupa mengingatkan Kirana untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah melakukan sholat shubuh Kirana langsung bersiap di depan meja rias,menyapukan make up tipis pada wajahnya yang memang sudah cantik natural,ia menggunakan lipstik berwarna coral pada bibir indahnya,warna favorit Nathan.
Rencananya pagi ini Kirana dan Nathan akan berjalan jalan pagi,lalu menyantap bubur ayam yang merupakan sarapan favorit keduanya.
"Halo Nath aku sudah siap,kamu dimana?", tanya Kirana pada Nathan diseberang sana
"Keluarlah sayang,aku sudah berada di depan kos kosanmu", sahut Nathan
Kirabaa seketika menyambar tas yang berada diatas ranjangnya ia berlari keluar dan benar saja mobil Nathan sudah terparkir manis didepan gerbang
Setelah mengunci kamar kosan,Kirana langsung berjalan keluar menghampiri Nathan yang kini sudah berdiri di depan mobilnya
"Selamat Pagi Ana ku,kamu cantik sekali pagi ini sayang", ujar Nathan lalu mencium pucuk tangan Kirana
"Hem kamu ini,ayo kita berangkat sekarang Nath,kamu tahu kan bagaimana galaknya Dokter Danu", sahut Kirana sambil mempergakan ekspresi wajah marah ala Dokter Danu.
Nathan lalu membukakan pintu mobil untuk Kirana dan mempersilahkan gadis itu masuk lebih dulu,baru ia berlari masuk kedalam mobil.
"Kita berangkat sekarang ya Nona", ujar Nathan dengan tersenyum lebur ke arah Kirana
Mobil berjalan perlahan dengan suasana sekitar yang masih belum terlalu padat,maklum baru jam 6 pagi.
"Kita mau kemana Nath?', tanya Kirana
"Hem,sebentar sepertinya aku ingin makan gudeg saja,bagaimana kamu mau?", tanya Nathan yang di angguki oleh Kirana
Nathan mengemudikan mobilnya menuju penjual gudeg langganannya,letaknya tidak jauh dari malioboro.
Seperti biasa Nathan akan turun duluan lalu membukakan pintu untuk Kirana,ritual yang tidak pernah dilewatkan setiap kali mereka jalan bersama.
Nathan jalan bergandengan dengan Kirana,mereka langsung memesan makanan di tempat yang kebetulan agak rame karena memang ini jam sarapan.
Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya Nathan dan Kirana mendapatkan makanan mereka,keduanya duduk di pojokan yang agak sepi,sengaja agar bisa lebih tenang katanya.
Mata Nathan berbinar melihat makanan yang ada di depannya,namun lebih berbinar kala melihat wajah ayu Kirana yang kini berada tepat di depan matanya.
Kirana tentu saja sadar akan hal itu,ia tetep memilih menyantap makanannya cuek
"Nath,kamu itu mau makan aku apa mau makan gudeg?", tanya Kirana tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang kini tengah ia santap.
"Hehe ,aku pengennya makan kamu juga Ana!! Habis kamu cantik sekali", ujar Nathan sambil mencubit gemas pipi Kirana
"Dasar Kamu ya,nikahi aku dulu baru kamu bisa memakanku", ujar Kirana santai kayak di pantai
GLEG rasanya hati Nathan mendengar ucapan Kirana,menikah? Tentu saja ia sangat ingin menikahi gadis yang ada di depannya ini,tapi tembok yang terbentang diantara mereka sangat tinggi dan Nathan belum menemukan solusi untuk merobohkan tembok itu.
Nathan langsung diam seribu bahasa,ia memilih fokus untuk menyantap makanannya,tidak ada kata yang keluar dari bibirnya
Kirana juga sama,gadis itu sebetulnya paham dengan apa yang dirasakan Nathan,jadi dia juga memilih diam,menghabiskan makanan yang sebenarnya sudah tidak berselera lagi untuk dia santap sekarang.
Setelah beberapa menit,akhinrya keduanya menghabiskan makanan itu Kirana langsung berdiri diikuti Nathan yang mengikut dibelakangnya
Setelah membayar makanan yang mereka santap,kedua sejoli itu lalu berjalan bersama menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka makan
Nathan masih membukakan pintu untuk Kirana,meski tidak ada kata apapun yang lolos dari bibirnya,begitupun Kirana ia juga sudah membisu sejak tadi
Mobil telah melaju dengan keheningan di dalamnya,sesekali Nathan melirik ke arah Kirana yang kini tampak sibuk memandang keluar kaca.
"Ana?", panggil Nathan pelan
"Iya", sahut Kirana tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan
"Hem,kamu jadi langsung mengambil program spesialis setelah magangmu selesai?", tanya Nathan
"Sepertinya begitu", jawab Kirana datar
"Dimana kamu berencana melanjutkan pendidikan spesialismu? Bukankah lebih baik jika kamu bekerja jadi Dokter umum hingga 2 tahun dulu baru ambil spesialis?", ujar Nathan
"Aku ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat Nathan,aku tidak ingin membuang buang waktu hanya untuk sesuatu yang aku sudah tahu akan seperti apa ujungnya", sahut Kirana datar namun sukses menusuk ke dalam hati Nathan
Lelaki itu langsung menepikan mobilnya,membuat Kirana agak terganggu
"Ana,apa kamu marah denganku? Katakanlah jika memang kamu marah", ujar Nathan menatap serius Kirana
"Untuk apa aku marah? Untuk hal apa aku marah? Kamu itu ada ada saja'', sahut Kirana kesal
"Tapi kenyataannya begitu Ana,sejak tadi kamu diam,setelah kamu mengatakan kata kata menikah kamu langsung diam", sahut Nathan
"Yang diam kamu apa aku? Bukankah kamu yang memilih diam membisu tidak menjawab apa apa,saat aku mengatakan begitu tadi? Lalu kenapa sekarang menyalahkanku? Lagipula kamu memang selalu seperti itu kan? Kamu selalu diam saat aku berbicara mengenai masa depan hubungan kita,aku sudah paham itu,sudahlah akhiri saja percakapan yang tidak berguna ini", ujar Kirana kesal namun masih ia tutupi
Nathan hanya bisa terdiam,ia tidak bisa membantah apa apa lagi,lagipula benar apa yang di katakan Kirana,memang dia selalu membisu tiap kali Tamara membahas mengenai masa depan mereka.
Nathan melanjutkan perjalanannya,sepanjang jalan ia dan Kirana hanya saling diam,hingga tidak terasa mereka sudah sampai di parkiran rumah sakit tempat Kirana magang
Nathan akan keluar untuk membukakan pintu untuk Kirana,namun gadis itu sudah turun lebih dulu.
Kirana melangkah keluar tanpa mempedulikan Nathan,gadis itu seolah menganggap Nathan tidak ada bersamanya
"Ana! Tunggu!", teriak Nathan sambil berjalan menyusul Kirana,ia meraih pergelangan tangan kanan Kirana
"Tunggu Ana,kamu jangan ngambek begini,baiklah aku salah sayang aku salah,maafkan aku ya", ujar Nathan memelas
"Kamu tidak salah,aku juga tidak salah tidak ada yang salah", ujar Kirana datar lalu melepaskan tangan Nathan dan berlalu begitu saja
Nathan hanya bisa menghela nafas kasar memandang langkah Kirana yang makin menjauh darinya,pria itu lalu berjalan kembali ke dalam mobilnya
Nathan mengemudikan mobilnya dengan kencang meninggalkan parkiran rumah sakit,tanpa ia sadari Kirana sebenarnya masih mengamati dia sejak tadi,gadis itu sembunyi agar tidak ketahuan kalau ia mengawasi Nathan.
"Maafkan Aku Nath", ujar Kirana senduh
Kirana lalu melanjutkan langkahnya naik ke ruangan tempat ia bekerja,ia meletakkan barangnya dengan lesu,tentu saja semua itu tak lepas dari pandangan Syifa
"Kenapa kamu Ki? Semalam habis kencan,tadi juga habis kencan kok kusut gitu mukanya", ujar Syifa
"Entahlah Syif,aku bingung semakin hari aku merasa segalanya berantakan buatku dan Nathan,tidak ada kejelasan dalam hubungan kami Syif", jawab Kirana senduh
Syifa memandang iba pada sang sahabat,Ya Syifa mengerti bagaimana beratnya hubungan Kirana dan Nathan
Sedangkan ia saja yang hanya berbeda pendapat dengan sang pacar bisa menjadi satu masalah besar,apalagi Nathan dan Kirana yang jelas jelas perbedaannya sangat besar.
"Ki? Bagaimana pendapat orang tuamu? Apa Pak Mayor menyetujui hubunganmu dengan Nathan?", tanya Syifa pelan
Kirana melirik malas ke arah Syifa,sialan pertanyaan macam apa itu,Dasar Syifa
"Ayah akan setuju kalau Athan mengikutiku menjadi seorang muslim Syif,tapi itulah masalahnya,Nathan tidak bisa meninggalkan Tuhannya dan akupun tidak ingin merebutnya dari Tuhannya", jawab Kirana
"Lalu kalau sudah tahu begitu,kenapa kamu masih pertahankan? Kirana,sainganmu itu Tuhan,Tuhan ingat itu", ujar Syifa berusaha memberi solusi
"Aku tahu Syif,tapi aku tidak bisa mengakhiri semuanya begitu saa,aku dan NAthan kami sudah lama bersama,sudah lebih dari 10 tahun Syif,aku sangat mencintai dia Syif", ujar kirana senduh
Syifa menghela nafas panjang mendengar jawaban Kirana,gadis itu bingung harus menjawab apa
"Kirana,kamu itu cantik ,seorang Dokter,ayahmu seorang Jenderal,bundamu juga seorang Dokter dan punya rumah sakit lagi,diluaran sana aku yakin banyak pemuda muslim yang mengantri mendapatkanmu Ki", ujar Syifa
"Tapi mereka bukan Nath syif! NAthan adalah satu satunya lelaki yang kucintai setelah ayahku!!", ucap Kirana agak kesal
"Hem yasudahlah Ki,terserah kamu saja", sahut Syifa pasrah
*********************
Sementara itu Nathan yang sekarang sudah sampai di dalam kamar hotel tempat ia menginap kini tengah duduk termangu di atas ranjang.
Lelaki itu menatap layar ponselnya yang menunjukkan beberapa foto foto dirinya dan Kirana sejak mereka masih sekolah SMP,SMA,KULIAH hingga sekarang
Nathan menggeser geser foto foto tersebut ia tersenyum,pikirannya kini menerawang ke beberapa waktu yang lalu saat pertemuan pertamanya dengan Kirana
*FLASHBACK ON*
Nathan yang tengah menjalani MOS itu berjalan marah menghampiri seorang kakak kelas yang sepertinya tengah merundung seorang gadis yang juga seorang siswa yang tengah menjalani MOS sama seperti dirinya.
"Lepaskan Dia!!", ujar Nathan sambil menghempas kasar tubuh seorang siswa lelaki yang tengah merundung gadis itu
"Hey! Apa apan kau anak baru! Menyingkirlh!! Kau menggangguku!", ujar siswa itu kesal
"Kau yang apa apaan?! Hanya karena kau senior lalu berusaha merundung gadis ini?!", ujar Nathan kesal sambil menatap ke arah gadis yang hanya bisa terdiam menahan air matanya itu.
"Kau tidak tahu siapa akua ya?! Aku Nathaniel Adhiwiguna! Papa ku donatur terbesar di sekolah ini tahu?! Dan kamu?! Berani beraninya kamu tidak sopan padaku,pergilah!!", ujar Nathan congkak
Kedua bocah lelaki itu pun akhirnya menyingkir,mereka tidak ingi cari gara gara dengan Nathan
"Hey,kemarilah jangan menangis,kamu sudah aman sekarang", ucap Nathan hangat
Gadis itu akhirnya mengangkat kepalanyA,ia menatap sekeliling dan beralih menatap Nathan
"Terimaksih,kamu sudah menolongku", ucap gadis itu
DEGG rasanya jantung Nathan bergetar hebat saat melihat wajah ayu gadis yang dia bela itu,bagaimana bisa gadis remaja bisa secantik ini,Nathan diam membisu ia terpana dengan kecantikan gadis di depannya
"Siapa namamu? Apa kamu juga siswa baru sepertiku?", tanya Gadis itu pelan
"Ah aku? Aku hemm namaku adalah Nathaniel Baswara Adhiwiguna,aku juga siswa baru sepertimu, kalau kamu siapa namamu?", tanya Nathan gugup
"Kirana Maharani Daneswari, namamu panjang sekali aku harus memanggilmu apa?", tanya Kirana
"Nama yang indah ,seindah orangnya", ujar Nathan keceplosan,ia lalu dengan cepat memukul bibirnya,hingga membuat Kirana terkekeh
"Hehe kamu bisa memanggilku Nath", ucap Nathan
"Nath? Seperti itukah orang orang memanggilmu?", tanya Kirana
"Bukan orang orang,tapi hanya kamu seorang,hanya kamu yang boleh memanggilku dengan panggilan itu", ujar Nathan dalam hati
"Ah baiklah,Nath senang berkenalan denganmu", ucap Kirana dengan senyuman manisnya yang membuat remaja puber seperti Nathan makin menggila
"Aku juga senang berkenalan denganmu Ana", sahut Nathan
"Ana? Siapa itu?", tanya Kirana heran
"Itu adalah nama panggilan yang aku berikan padamu,Ana kamu setuju kan?", tanya Nathan antusias
Kirana hanya menggeleng geleng saja dengan tingkah bocah lelaki di depannya ini,namun sejujurnya ia juga senang tapi dia tutupi karena malu.
"Nath dan Ana begitulah kita saling mengenal sekarang,setuju kan?", ucap Nathan memastikan
"Hem iya aku setuju,Nath", ucap Kirana malu malu
"Hehe baiklah Ana", sahut Nathan tak kalah malu malu
"Oh ya Ana,kedepannya jangan diam saja saat ada orang yang mengaganggumu,atau kalau kamu tidak berani kamu bisa mengadukannya padaku,biar aku atasi saja mereka", ucap Nathan jumawa.
Kirana hanya tersipu saja dengan penuturan Nathan,pipi gadis remaja itu bahkan kini memerah seperti kepiting rebus yang baru saja matang.
Alih alih menjawab,gadis remaja itu malah berlari dari hadapan Nathan,sungguh ia tidak ingin Nathan melihat wajahnya yang memerah begini
"Ana! Tunggu aku! Mau kemana kamu? Kok aku kamu tinggal sih?", ujar Nathan sambil berlari mengejar Kirana
Namun gadis itu cuek saja,ia terus berlari sambil memegangi pipinya dengan menggunakan kedua tangannya
*FLASHBACK OFF*
Nathan tersenyum senyum sendiri saat teringat dengan masa itu,masa masa terindah dimana ia bertemu pertama kali dan langsung jatuh cinta pada saat itu juga dengan Kirana
"Tak terasa sudah 10 tahun berlalu Ana,dan sejak saat itu hingga kini aku masih mencintaimu Ara,aku masih sangat mencintaimu,bahkan tiap hari rasa cintaku makin dalam padamu Ana,tidak sedikitpun rasa cintaku padamu berkurang Ana,tidak walau hanya setitik dan seterusnya akan seperti itu Ana", ucap Nathan tulus tanpa sedikitpun dusta dimatanya
Lelaki itu lalu mengusap usap laayar ponsel dan mengecupnya penuh kasih,seolah Kirana benar benar berada dihadapannya sekarang.
Namun ekspresi wajah Nathan tiba tiba berubah senduh,tanpa ia sadari setetes aid mata lolos dari netra indahnya tanpa disuruh.
"Tapi bagaimana kedepannya Ana? Bagaimana dengan hubungan kita? Sedangkan diantara kita tidak ada yang mau mengalah,sungguh menikah denganmu,lalu hidup menua bersamamu adalah impian terindah dalam hidupku Ana"
"Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana hidupku jika tanpa dirimu,aku tidak akan sanggup Ana,bagiku namamu itu sudah terukir abadi dalam hatiku,aku lebih baik mati daripada hidup tanpamu,tapi bagaimana caRanya kita bisa bersama? Tembok itu terlalu tinggi untuk kita panjat, haruskah aku mengalah? Meninggalkan keyakinanku untuk bersamamu? ", ujar Nathan panjang lebar,ia sedih memikirkan nasib hubungannya dengan Kirana
Lelaki itu lalu merobohkan tubuhnya diatas ranjang hotel,matanya menatap lirih ke arah langit langit kamar
"Ana oh Kirana kekasihku,belahan jiwaku,satu satunya cinta dalam hidupku", ujar Nathan senduhh
**********************
Di rumah sakit,Kirana baru saja menyelesaikan pekerjaannya ia kini merasa sangat lelah
Gadis itu menyandarkan kepalanya pada kursi didalam ruangannya,lalu memejamkan matanya perlahan
Tidak lama Dokter Danu terlihat memasuki ruangan itu,ia tersenyum melihat anak didiknya itu yang kini wajahnya terlihat sangat damai.
"Ekhem ekheem", ujar Dokter Danu yang sukses mengagetkan Kirana
Seketika gadis itu pun terbangun gelagapan dari posisinya tadi,ia lalu berdiri tegak.
"Eh Dokter,sudah malam begini kok Dokter belum pulang sih? Betah banget dirumah sakit", ucap Kirana ngasal
"Yaa lagipula dirumah juga saya tidak ada siapa siapa yang menunggu,jadi ya sudah lebih baik kan saya dirumah sakit dulu,siapa tahu ada pasien yang tiba tiba membutuhkan penanganan saya", ujar Dokter Danu santai
"Ih Dokter jahat ya? Sama aja Dokter ngarep ada pasien yang kritis dong? Hayo loh ngaku Dokter", ucap Kirana menggoda sang Dokter
Dokter Danu gelagapan duh harus menjawab apa dia
"Enggak,bukan begitu maksud saya Kirana,auh sudahlah jangan dibahas lagi kan saya jadi lupa tujuan saya kemari itu apa", ujar Dokter danu berusaha tetap cool di depan Kirana
"Oh,ada tujuannya to,saya pikir Dokter mau marahin saya lagi", ujar Kirana ngasal
Dokter Danu hanya menggeleng geleng saja,ia sejujurnya gemas dengan tingkah Kirana
"Kirana,magangmu kurang 5 bulan lagi kan?", tanya Dokter Danu yang mendapat anggukan dari Kirana
"Jadi bagaimana? Kamu sudah mendaftar sekolah spesialis yang saya rekomendasikan?", tanya Dokter Danu
"Hem sebenarnya saya sudah mendaftar diam diam beberapa hari yang lalu Dok,karena proses pendaftarannya panjang jadi saya memutuskan mulai lebih awal,tapi sejujurnya saya masih bingung", ucap Kirana
"Bingung kenapa lagi?", tanya Dokter Danu heran
"Kejauhan ga sih Dok? Itu kan sekolah nya di LA itu artinya nanti saya jauhan sama ayah dan bunda dan Nathan", ucap Tamara pelan di akhir
"KIRANA,bisa bersekolah disana adalah impian semua orang dan kamu adalah salah satu yang beruntung kalau kamu diterima disana,kalau kamu lulus pendidikan spesialis disana kamu akan mudah mendapatkan pekerjaan di berbagai rumah sakit bahkan di luar indonesia pun kamu masih akan sangat mudah bekerja di rumah sakit besar jika kamu menyelesaikan pendidikanmu disana,jadi pikirkan baik.baik, saya menyarankan kamu karena kamu itu cerdas kamu Dokter yang hebat di masa depan'', ucap Dokter Danu coba membujuk Kirana
"Hem baiklah dok, akan saya pikirkan baik baik saya juga akan mendengarkan nasehat anda dengan baik", jawab Kirana lalu tersenyum hangat pada Dokter Danu
Dokter Danu balas tersenyum pada Tamara,Dokter muda yang kini berusia 34 tahun itu berlalu dari hadapan Kirana
Selepas kepergian Dokter Danu,wajah Kirana terlihat senduh tatapannya Nanar
"NATH,apa yang harus aku lakukan? Apakah aku bisa berjauhan denganmu? Bagaimana dengan masa depan hubungan kita?", ujar Kirana senduh
TBC
*mohon kritik dan saran ya untuk karya yang lebih baik lagi kedepannya
Setelah perdebatan hari itu,Kirana dan Nathan seolah saling mendiamkan sudah 3 hari berlalu bahkan Nathan sudah kembali ke Jakarta
Tapi hingga kini baik Nathan maupun Kirana tidak saling memberikan kabar dalam bentuk apapun,keduanya sama sama membisu
Kirana merebahkan punggungnya pada kursi yang ada diruang kerjanya,wanita itu memejamkan matanya erat seolah berjuta pikiran ada dalam otak cerdasnya
"Ki, halooo Kirana", ucap Syifa sambil melambaikan tangannya ke depan mata Kirana
"Apa Syif?", sahut Kirana datar
"Hey ayolah ini sudah jam pulang ayo kita pulang sekarang saja,atau kamu masih betah disini?", tanya Syifa
Kirana tidak langsung menjawab gadis itu masih diam,jujur saja Kirana sedang sangat malas berada di KOS tapi memutuskan untuk tetap berada dirumah sakit setelah seharian penuh disini juga terdengar membosankan baginya
"Syif bagaimana kalau kita mampir kemana dulu begitu? Ke mall atau cafe?", tanya Kirana
Syifa tersenyum mendengarnya dia tahu kalau sang sahabat sedang tidak baik baik saja,sebab sangat jarang Kirana mau diajak apalagi mengajak hangout begini,biasanya Kirana memilih untuk langsung pulang ke KOS saja setelah jadwal piketnya selesai yaa jadi kalau sudah begini sudah bisa dipastikan kalau Kirana sedang tidak baik baik saja
"Yaudah ayukk!!!", sahut Syifa antusias
Kirana dan Syifa segera bangkit dan mulai bersiap untuk meninggalkan rumah sakit
Keduanya meninggalkan rumah sakit dan mulai jalan menuju tempat tujuan mereka menggunakan mobil civic turbo milik Kirana
"Enaknya kita nongki dimana ya?", tanya Kirana
"Bentar bentar", sahut Syifa sambil matanya celingukan mencari tempat yang enak
Setelah bingung menentukan tempat,akhirnya pilihan dijatuhkan pada sebuah cafe yang tidak terlalu rame tapi juga tidak sepi terlihat nyaman untuk bersantai
Setelah memarkirkan mobil dengan aman Kirana dan Syifa segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe
Keduanya memilih duduk di pojokan saja,seorang pelayan langsung menghampiri mereka untuk mencatat pesanan
"Hem saya pesan matcha latte sama tiramisu dessert aja ya mbak oh ya matcha latte nya tolong jangan manis manis", ucap Kirana yang langsung diangguki sopan oleh sang pelayan
"Kalau saya pesan avocado coffe sama dimsum mentai aja mbak", ucap Syifa yang juga langsung di catat oleh sang pelayan
"Baik kak pesanannya sudah saya catat,silahkan ditunggu", ucap si pelayan sopan lalu berlalu dari hadapan Syifa dan Kirana
Syifa menatap lekat wajah Kirana yang terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat itu
"Ki,sebenarnya ada apa? Kamu terlihat lesu,kenapa Ki?", tanya Syifa
Kirana hanya diam lalu menghembuskan nafas kasar ia balik menatap wajah Syifa
"Nathan Syif", sahut Kirana
"Ada apa dengan Nathan? Apa kalian bertengkar?", tanya Syifa lagi
"Entahlah Syif aku tidak tahu ini disebut bertengkar atau apa tapi yang jelas sudah 3 hari ini kami saling diam,Nathan tidak menghubungiku begitupun aku juga tidak menghubungi Nathan", sahut Kirana lesu
Syifa sudah menebaknya sudah pasti pekara itu yang membuat Kirana terlihat lesu bahkan murung beberapa hari ini
"Apa karena perbedaan itu? Kalian mendebatkan itu?", tanya Syifa hati hati
Dan kirana hanya mengangguk pelan sebagai jawaban
"Ki kalau menurutku akan jauh lebih baik kalau kamu lebih dulu menghubungi Nathan,mungkin saja dia ingin menghubungimu lebih dulu tapi dia takut kalau mungkin nanti kamu cuekin dia,mengalahlah Kirana", ujar Syifa lembut
"Bukannya aku tidak ingin mengalah Syif tapi entahlah semua terasa sangat absurd dalam kisah kami tapi aku masih sangat mencintai Nathan jadi aku harus bagaimana?", tanya Kirana senduh
Syifa menggenggam erat tangan Kirana untuk memberinya kekuatan, "Ki kalau kamu bertanya padaku maka aku cuma bisa kasih 1 jawaban buat kamu"
"Apa itu Syif?", tanya Kirana
"Ajak Nathan mengalah dan mengikuti caramu Ki hanya itu solusi untuk kalian", ujar Syifa
Mendengar penuturan Syifa membuat Mata Kirana memerah ada rasa sesak dalam dadanya namun buru buru ia menggelengkan kepalanya
"Tidak segampang itu Syif andai bisa aku dan Nathan kami tidak akan sebingung ini,kamu tahu kan bagaimana berpengaruhnya keluarga Nathan? Papi dan Mami nya aku yakin mereka tidak akan mengijinkan itu dan Nathan juga tidak mungkin menentang kedua orang tuanya dan Tuhannya", ujar Kirana senduh
"Kirana lalu apa kamu tidak akan melepaskan Nathan? Hubungan kalian akan terus seperti ini?", tanya Syifa lagi
Kirana hanya menggeleng pelan,"Aku juga tidak tahu Syif tapi untuk saat ini biarlah begini terlebih dahulu"
Syifa mengangguk ia tersenyum dan memberikan pelukan hangat pada kirana sebagai bentuk dukungan dan semangat untuk sahabat tercinta
Setelah kurang lebih 2 jam berada di cafe ini,akhirnya Kirana dan Syifa memutuskan untuk pulang ke KOS
Keduanya berjalan beriringan menuju tempat mobil Kirana diparkirkan,wajah Kirana masih terlihat senduh meski bibirnya tersenyum
Tidak jauh dari tempat mereka terlihat seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil HRV keluaran terbaru,ia tengah menelpon seseorang untuk mengabarkan bahwa ia baru saja tiba di tempat mereka janjian saat kedua matanya secara tidak sengaja menangkap seseorang yang juga dia kenal ada di tempat ini
"Kirana? Itu Kirana?", ujar wanita itu
Dia ingin mengejar Kirana namun sayangnya Kirana sudah keburu masuk kedalam mobil bahkan telah melajukan mobilnya secara perlahan
"Kirana!! Ya tidak salah lagi itu Kirana! Tapi apa yang dia lakukan di tempat ini?", ucap wanita itu dengan kedua matanya yang terus memandang kepergian kirana
Seketika sebuah senyuman simpul terbit diatas bibir tipisnya
*********
Keesokan harinya di Jakarta,Nathan tengah menghadiri meeting bersama beberapa orang lainnya
Namun fokus Nathan sama sekali tidak tertuju pada layar proyekter maupun pada orang yang tengah melakukan presentasi
Fokus Nathan justru tertuju pada sang belahan jiwa yaitu Kirana,sudah beberapa hari ini Nathan terus memikirkan Kirana setiap saat,entah bagaimana kabar gadis cantiknya itu
"Haruskah aku hubungi dia? Tapi bagaimana kalau ternyata dia masih marah padaku?", gumam Nathan yang masih bisa di dengar oleh Asisten Pribadinya
Setelah 1 jam berlalu akhirnya meeting pun selesai dilakukan,Nathan menjabat tangan dua orang yang baru saja menyelesaikan presentasinya sebelum kedua orang itu meninggalkan ruang meeting
Tepat setelah itu,Nathan kembali merubuhkan punggungnya pada kursi ia berusaha melonggarkan dasinya
"What's wrong bro? Lu gak keliatan fine selama beberapa hari ini? Ceritain ke gua apa yang salah?", tanya Andrew asisten Pribadi sekaligus sahabat Nathan
"Kirana", sahut Nathan datar
"Why? Dia marah sama lu?", tanya Andrew dan hanya diangguki saja oleh Nathan
"Dah ketebak sih gua,soalnya cuma Kirana yang bisa bikin lu hilang fokus Nathaniel", ujar Andrew
"Andrew? Apa menurut lu,gua sama Kirana bisa jadi satu?", tanya Nathan tiba tiba
Andrew mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari sang sahabat
"Tiba tiba? Kenapa? Lu ga yakin ama Kirana?", tanya Andrew
"Gua selalu yakin ama Kirana Ndrew,disini gua ga yakin ama diri gua sendiri,gua gak yakin kalau bisa ninggalin keyakinan gua demi bersatu ama Kirana", ucap Nathan sambil menatap hampa langit langit
Andrew menghela nafas kasar lalu memberikan sapuan pada pundak Nathan
"Do you love her?", tanya Andrew
"You know that i love her so much, i can't live without her", sahut Nathan
"Kalau gitu perjuangain cinta lu ke Kirana,don't let her go", ujar Andrew
Nathan tersenyum dia seolah baru saja mendapatkan dukungan dari sang sahabat,ya Andrew memang benar karena Nathan tidak akan pernah melepaskan Kirana sampai kapanpun itu
"Mending sekarang gua pesenin lu tiket ke Joga,flight siang ini juga? Gimana bro?", tanya Andrew sambil menaik turunkan kedua matanya
Nathan tersenyum merkah ia memberikan tangannya pada Andrew,"Tod dos dulu Kita,lu emang paling ngerti gua"
Andrew memutar bola matanya malas,dia sadar kalau setelah ini dia akan sangat sibuk karena sudah bisa dipastikan dia akan menghandel pekerjaan Nathan selama beberapa hari ke depan
Sementara itu di tempat lain,seorang pria paru baya terlihat tengah fokus dengan stick golf di depannya,pria itu baru saja berhasil menggulirkan bola putih menggunakan stick itu saat Asistennya mendekat dan mengantarkan ponsel miliknya yang sudah berdering sejak tadi
"Permisi Tuan,ada telpon untuk Anda",ujar Sang asisten
Pria itu tidak menjawab,kedua matanya tetap fokus melihat ke arah bola yang masih bergulur menuju tempatnya baru setelah memastikan bola itu masuk ke dalam tempat yang semestinya ia mengambil ponsel itu dan menjawab panggilan yang terus berdering
"Katakan ada apa Pak Jenderal?", tanyanya to the point
Keduanya mengobrol selama beberapa menit sebelum ia mengakhiri panggilan itu
"Hubungi Nathan dan suruh dia menemuiku di rumah malam ini", ujar pria paru baya yang ternyata adalah Baswara Adhiwiguna Papi kandungnya Nathan
Pemilik sekaligus CEO dari Adhiwiguna Grup dan juga Papi dari Nathan,siapa yang tidak mengenalnya? Satu Jakarta bahkan seluruh Indonesia mengetahui siapa Baswara dan bagaimana sepak terjangnya dalam dunia bisnis
"Maaf Tuan tapi Tuan Muda tidak di Jakarta,saya baru saja mendapat kabar bahwa Tuan Muda baru saja melakukan penerbangan ke Jogjakarta siang ini", sahut si asisten sambil menundukkan kepalanya
Baswara melirik si asisten,entah mengapa suasana hatinya mendadak jadi buruk mendengar fakta bahwa sang putra sekarang berada di Jogja
Ya tentu saja Baswara juga tahu apa tujuan Nathan hingga meninggalkan pekerjaan demi datang ke Jogja
"Anak itu,dia terus saja bersikap seenaknya sendiri", gumam Baswara kesal
"Gadis itu,kenapa Nathan tidak bisa lepas darinya? Padahal jelas jelas mereka tidak akan pernah bisa bersatu", gumam Baswara
Sang Asisten hanya diam dan terus menunduk,dia tahu kalau Baswara sedang berada pada mood yang buruk dan kalau dia menjawab dia takut jawabannya hanya akan memperburuk suasa hati Baswara
Akhirnya dengan perasaan kesal Baswara melangkah,dia memutuskan untuk meninggalkan tempat golf karena sudah tidak mungkin melanjutkan permainan dengan mood yang sangat buruk
************
Di Jogjakarta,
Kirana baru saja menyelesaikan pekerjaanya,yaa ini masih sore dan piketnya berakhir dengan cepat sore ini
Jadi bisa dibilang ini adalah sebuah jackpot tersendiri untuk Kirana,setidaknya dia bisa pulang cepat dan bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk istirahat di KOS
"Syifa sudah pulang duluan jadi aku harus pesan gojek sepertinya? Atau gocar?", gumam Kirana sebelum menjatuhkan pilihannya pada gocar
Setelah beberapa saat akhirnya Kirana memutuskan untuk turun kebawah karena sepertinya gocar yang dia pesan akan segera tiba
Lift yang digunakan Kirana baru saja sampai di lobby saat ia secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang sangat dia kenal
"Kamu?", ucap Kirana
"Kirana!! Ini beneran kamu? Hoo sudah lama kita ga ketemu Ki", sahut seorang wanita yang sangat antusias
"Ah iya ini aku Kirana! Aku senang bertemu denganmu Erina!! Sudah sangat lama sejak aku melihatmu", ujar Kirana
Keduanya saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan satu sama lain
"Bagaimana kabarmu Er?", tanya Kirana
"Aku sangat baik Ki", sahut Erina
Ya gadis itu adalah Erina,Erina Gunawan yang merupakan teman SMP hingga SMA Kirana,keduanya berteman dekat
Mungkin karena mereka sama sama anak Jenderal maka dari itu mereka cocok saling berteman
Ayah Erina yaitu Handri Gunawan adalah seorang jenderal bintang 1 di Kepolisian
"Oh iya Er kayaknya gocar yang aku pesan udah sampai deh,kita ngobrol lain kali aja yA?", tawar Kirana setelah ia mendapatkan pesan masuk di ponselnya
Raut wajah Erina berubah senduh,gadis itu sedih karena baru saja bertemu tapi harus berpisah lagi
"Ki bagaimana kalau aku saja yang mengantarmu pulang? Gocar itu kamu cancel saja? Gimana? Aku masih kangen Ki", rengek Erina
Kirana jadi tidak tega,sebetulnya dia juga masih kangen dan ingin ngobrol dengan Erina
"Tunggu sebentar", kirana mengeluarkan ponselnya dia mengubungi gocar dan ingin membatalkan pesanan namun ia tetap memberikan kompensasi untuk itu
"Aku sudah membatalkannya Er,sekarang ayo ikut denganku,kita ke cafetaria rumah sakit aja", ujar Kirana menggandeng tangan Erina yang merasa kegirangan karena bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kirana
Keduanya sudah berada di cafeteria,seperti biasa Kirana akan duduk di pojokan
"Kamu kemana saja Er? Aku tidak pernah mendengar kabarmu bahkan sosial mediamu pun sulit kutemukan", tanya Kirana
"Aku tinggal di Canada selama beberapa tahun ini Ki,bersama dengan Bibiku,kamu ingat kan kalau aku sangat nyaman bersama dengan bibiku? Aku kuliah disana tapi sudah selesai jadi aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia saja", sahut Erina
"Ah pantas saja,lalu kenapa kamu di Jogja? Bukankah harusnya kamu di Jakarta?", tanya Kirana
"Aku ada pekerjaan Ki,aku sedang berusaha mengembangkan kosmetik,kamu tahu kan aku tertarik dengan kosmetik sejak dulu? Ah ya bagaimana denganmu?", tanya Erina
"Seperti yang kamu lihat Er,aku baik sangat baik,aku sedang koas sekarang aku akan menyelesaikannya 5 bulan lagi", sahut Kirana tenang sambil menghisap gelas matcha latte di depannya
"Wah kamu hebat Ki,kamu mewujudkan mimpimu jadi Dokter ya", ujar Erina bangga dan Kirana hanya mengangguk
Erina terlihat tenga memikirkan sesuatu sebelum ia kembali membuka bibir tipisnya dan mengajukan pertanyaan lain pada Kirana
"Lalu bagaimana dengan Nathan? Apa kalian masih bersama?", tanya Erina penasaran
Kirana langsung menghentikkan gerakannya yang tengah berusaha menyuapkan sesendok roti ke mulutnya
"Ya kami masih bersama Er", sahut Kirana dengan senyum canggung yang entah mengapa ada sedikit perasaan lain dihatinya
Raut wajah Erina berubah begitu mendengar jawaban dari Kirana,namun segera ia berusaha menutupinya agar Kirana tidak curiga padanya
"Kalian awet juga ya padahal dah 10 tahun tapi masih langgeng aja", sahut Erina dengan wajah sumringah
"Ya begitulah Er,kami tidak bisa saling melepaskan,cinta kami masih sama sama kuat", jawab kirana dengan kedua matanya yang memancarkan binar cinta
Tanpa Kirana sadari sebenarnya Erina sudah mengepalkan erat kedua tangannya,dia meletakkan tangannya di atas paha maka dari itu Kirana tidak bisa melihatnya
Erina masih akan bertanya sebelum ponsel milik Kirana berbunyi
"Bentar ya Er", ucap Kirana lalu menekan tombol hijau di layar ponselnya
"Halo dengan Kirana Daneswari disini,iya Pak ada yang bisa saya bantu?", tanya Kirana pada orang di seberang sana
"Apa Pak? Baik saya akan segera kesana", sahut Kirana
Kirana segera memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum ia kembali fokus pada Erina
"Maaf Er tapi kayaknya aku harus pergi", ucap Kirana terdengar mendesak
"Mau kemana Ki? Kan kita belum selesai ngobrolnya", ujar Erina berusaha mencegah
Kirana sudah lebih dulu berdiri,ia menoleh pada Erina, "Nathan Er"
"Ada apa dengan Nathan? Apa terjadi sesuatu padanya?", tanya Erina terdengar khawatir
"Tidak Er,hanya saja dia sudah menungguku di lobby barusan security menelpon untuk memberitahukan itu padaku,aku pergi dulu ya Er nanti aku hubungi lagi", ucap Kirana mengulas sebuah senyuman sebelum melangkah meninggalkan Erina
Erina masih mematung ekspresinya menunjukkan bahwa dia tidak bahagia dengan apa yang baru saja dia dengar bahkan tatapan matanya berubah drastis setelah Kirana menghilang dari hadapannya
Sementara itu,Kirana mengedarkan pandangannya ke penjuru lobby untuk mencari sosok Nathan,entah mengapa namun hatinya yang berhari hari ini merasa sangat hampa mendadak menyala begitu mengetahui bahwa Nathan sekarang ada disini untuk menjemputnya
Kedua netra indah kirana berhasil menangkap sosok Nathan yang berdiri di depan pintu,Kirana langsung jalan menghampiri Nathan
"Nath", ujar Kirana yang masih mencoba jual mahal
Merasa dirinya dipanggil oleh sosok gadis yang amat dia rindukan membuat Nathan langsung menoleh,ia tersenyum dan langsung berlari ke arah Kirana
Tanpa basa basi tanpa aba aba Nathan langsung memeluk erat tubuh Kirana,hingga membuat gadis itu terkejut sekaligus malu dengan aksi Nathan
"Nath apa yang kamu lakukan?", tanya Kirana sambil berusaha melepaskan pelukan Nathan
Nathan tidak menjawab apapun,lelaki itu hanya diam sambil terus memeluk erat Kirana rasanya dia sangat tenang saat memeluk tubuh Kirana
"Lepaskan aku Nath! Lihatlah semua orang melihat kita,bagaimana kalau Dokter pembimbingku melihatnya?", ucap Kirana sambil terus berusaha melepaskan pelukan Nathan darinya
"Aku merindukanmu Ana", ujar Nathan lirih
Kirana akhirnya melepaskan pelukan Nathan,walaupun sebenarnya dia juga rindu tapi Kirana juga kesal pada kekasihnya itu,bagaimana bisa dia betah tidak berkomunikasi selama berhari hari dengannya
"Pembohong", ucap Kirana dingin lalu segera berjalan meninggalkan Nathan
"Ana tunggu", teriak Nathan sambil mengejar Kirana
Namun gadis itu seolah tuli,ia tidak mempedulikan Nathan
"Ana kumohon tunggu aku! Dengarkan penjelaskanku dulu Ana", ujar Nathan sambil berusaha meraih tangan Kirana
Nathan akhirnya berhasil meraih tangan kirana namun gadis itu melepaskannya dengan cukup kasar
Nathan tidak punya pilihan lain,ia langsung memeluk Kirana dari belakang untuk menghentikan langkah Kirana,Nathan tidak peduli jika kini mata semua orang tertuju pada keduanya
"Jangan pernah melangkah meninggalkan aku Ana,tidak walau hanya 1cm", ucap Nathan lembut
Kirana masih diam,gadis itu masih kesal dan marah pada Nathan dan tentu saja Nathan sadar akan itu
"Jangan marah sayang,aku disini sekarang bersamamu,maafkan aku", ucap Nathan lembut
Kirana sudah tidak tahan lagi,rasa rindu pada Nathan jauh lebih dalam daripada kesalnya
"Aku memaafkanmu Nath", sahut Kirana
Nathan tersenyum,dia tahu gadisnya itu berhati lembut
"Jangan seperti kemarin lagi,aku tidak suka saat kita berhenti berkomunikasi", ucap Kirana yang kini sudah membalik tubuhnya ke arah Nathan
"Iya sayangku,maaf ya kemarin aku terlalu takut kalau kamu mengabaikanku makanya aku diam tapi lihatlah sekarang aku disini kan? Bersamamu", kata Nathan dengan senyum lembutnya
"Aku merindukanmu Ana", ucap Nathan lembut
"Aku juga merindukanmu Nath", sahut Kirana
Nathan tersenyum mendengarnya,ia langsung membawa Kirana dalam pelukannya dan Kirana tidak menolak
Keduanya berpelukan dengan erat,seolah tidak peduli bahwa saat ini mereka belum meninggalkan halaman rumah sakit
Tanpa disadari oleh Nathan dan Kirana bahwa sebenarnya sejak tadi Erina mengamati keduanya dari kejauhan
Wajah Erina marah padam darahnya mendidih menyaksikan ini semua kedua tangannya mengepal erat hingga memutih
"Aku tidak akan membiarkan kalian bersatu!! Tidak akan!!", gumam Erina murka
TBC
*KRITIK DAN SARAN SANGAT AKU NANTIKAN DARI KALIAN GUYS,JANGAN LUPA COMMENT YA😀😀*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!