Happy Reading😍
Terlihat Reygan yang kini tengah berjalan menyusuri koridor kelas, dan sangat jelas terdengar suara ricuh dari arah kelasnya. Tentu saja hal itu sudah terbiasa ditelinganya, teman-teman absurd dikelasnya yang selalu jadi biang keributan. Sepertinya kali ini tampak berbeda, suara mereka lebih jelas dan ribut dari biasanya.
Namun rasa tidak perduli dan masa bodonya, membuatnya acuh tak acuh dan melupakannya. Reygan terus melanjutkan langkahnya bersama dengan teman-teman yang terlihat mengekor dibelakang tubuh jangkungnya.
"Ribut amat lo pada!!" Bentak Reygan, Tiba-tiba kelas menjadi hening karena kehadiranya.
"Tegang amat woy, biasa aja kali" teriak Armand, yang membuat mereka menghela nafas lega.
"Ada apaan?" tanya Daffa, karena penasaran dengan apa yang mereka ributkan sendari tadi.
"Katanya sih bakal ada murid baru" ucap salah seorang teman lelaki dikelasnya dengan penuh semangat.
"Serius lo, cewek cowok?" Sambar Daffa dengan suara yang terdengar bersemangat, seperti layaknya seorang bocah yang baru saja mendapatkan hadiah setoples permen kesukaannya.
"Cewek bro! Gila cantik katanya" Teriak salah satu dari mereka, yang membuat Daffa terlihat mengerjapkan kedua matanya.
"Giliran cewek, langsung semangat lo!" Sindir Reza.
"Syirik aja lo tokek racun!" Ucap mereka bersamaan, dan dihadiahi tatapan tajam dari Reygan.
"Santai dong masnya" Ucap Armand, Karena sadar dengan perubahan Reygan. Temannya itu benar-benar tidak tau caranya bergaul, pantas saja tidak ada wanita yang berani untuk mendekatinya. Sifatnya membuat orang ingin memakinya, terlalu dingin untuk seorang sepertinya.
Waktu terus belalu, kelas sudah kembali kondusif tidak seperti sebelumnya. Terlihat Bu Ayu yang bernotabe wali kelas mereka sudah datang memasuki kelasnya. Bu Ayu memang terkenal dengan mulut pedasnya, dan mereka memilih untuk tidak berurusan dengannya.
"Selamat pagi anak-anak!!" Sapanya dengan penuh semangat, sambil terus menatap mereka dengan penuh selidik.
"Pagi bu!!" Balas seluruh murid kelas XI Sosial-1, dengan serempak.
"Kalian akan kedatangan teman baru" Ucap Bu Ayu to the point, yang membuat mereka menatapnya penuh antusias.
"Cantik ya Bu?" Tanya Armand tiba-tiba.
"Armand!! kamu ya!" Tegur Bu Ayu. Seketika Armand hanya diam mematung ditempatnya. Seketika terdengar gelak tawa dari teman-temannya, karena Armand yang selalu menjadi sasaran empuk wali kelasnya.
"Nggak usah ketawa lo pada!!" Teriak Armand tidak terima.
"Dasar lo, gitu aja ngambek!" Ejek Reza. Sedangkan Armand hanya memalingkan wajahnya.
"Kamu silahkan masuk" Suruh Bu Ayu dengan suara yang terdengar sedikit berteriak.
Terlihat seorang gadis jangkung dengan rambut panjang, yang terlihat mungil dimata mereka. Wajahnya terus tertunduk, menatap kearah lantai dibawahnya. Semua mata terus tertuju padanya, ia sadar dengan tatapan orang-orang dikelasnya. Seolah sudah menjadi kebiasaan untuknya. Seketika kelas kembali tidak kondusif seperti sebelumnya.
"Ibu minta kalian tenang" Ucap Bu Ayu berusaha menenangkan. Namun usahanya sia-sia, kelas masih terus dalam keadaan ribut yang membuatnya naik pitam dihadapan murid barunya.
"Kalian bisa diam tidak!!" Bentak Bu Ayu yang sudah tidak lagi bisa menahan rasa kesalnya.
Seketika kelas kembali hening, keributan yang baru saja pecah seolah hilang seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak ada satupun siswa atau siswi yang berani membuka mulut untuk menyeruakkan pendapatnya.
"Silahkan kamu memperkenalkan diri" Pinta Bu Ayu dengan suara yang terdengar sangat lembut ditelinga mereka, berbeda sekali dengan sebelumnya "Ini tidak adil" Pikir mereka.
Gadis itu terlihat mengangkat wajahnya perlahan, yang membuat mereka semakin pernasaran seperti apa rupanya. Seketika mereka terdiam, dan fokus memperhatikan dengan seksama.
"Aira Aurelia Arganegara, pindahan dari Bandung, Terimakasih" Ucap Aira singkat, sedangkan mereka hanya diam dan terus memperhatikan.
"Baik anak-anak, ada yang ingin kalian tanyakan?" Tanya Bu Ayu setelah Aira selesai memperkenalkan dirinya.
Dipojok ruangan, terlihat seorang laki-laki yang sendari tadi asik dengan rutinitasnya, tidak sedikitpun terusik dengan keadaan kelasnya. Ia tidak sedikitpun tertarik untuk ikut serta bersama teman-temannya, hanya akan membuang waktu tidurnya. Reygan terus merebahkan kepalanya diatas tangan yang ia jadikan alas tidurnya, hingga suara seseorang mulai mengusik ketenangannya.
"Woy gan lo diam aja, cewek cantik tuh" ucap Daffa yang mulai mengganggu tidurnya, ia sangat malas untuk menanggapinya. Dan kembali ke posisi sebelumnya.
"Yaudah Aira, kamu silahkan duduk di bangku yang kosong" Ucap Bu Ayu mempersilahkan. Aira hanya menggangguk dan segera beranjak untuk mencari tempat kosong untuknya.
Happy Reading😍
Akhirnya jam pelajaran sudah berakhir, dan sudah waktunya untuk istirahat. Terlihat semua murid yang sudah berhamburan dari kelasnya menuju kantin sekolahnya untuk segera mengisi perutnya yang sendari tadi berdemo, tanpa terkecuali Reygan dkk.
Namun berbeda dengan seorang gadis yang sempat menjadi perbincangan hangat dikelasnya, terlihat Aira yang tengah disibukkan dengan aktivitas membaca sebuah novel dibawah pohon rindang yang ada ditaman yang terletak tidak jauh dari kantin sekolahnya.
Aira tengah fokus dengan novel yang ada ditangannya, rasa damai dan ketenangan yang selalu diinginkannya. Hingga seseorang datang menghampiri dan berusaha untuk mengejutkannya.
"Dorr!!" Terdengar suara seorang laki-laki dari arah belakangnya, Aira sudah menduganya. Lelaki itu terlihat menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, usahanya gagal. Karena Aira memasang tampang datar dan juga dingin andalannya, Aira sangat pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Ada apa?" Tanya Aira to the point, karena memang ia tidak suka untuk berbasa-basi. Hanya membuang waktu berharga miliknya secara cuma-cuma.
"Cantik-cantik kok sendirian, boleh gue duduk disini?" Belum sempat Aira menyetujuinya, ia terlihat sudah duduk disampingnya. Laki-laki itu sangat dekat dengannya, hal itu membuatnya bertambah risih dengan kehadirannya.
"Sorry, masih banyak tempat kosong disini" Tegur Aira. Karena merasa terganggu dengan kehadiran laki-laki yang tidak dikenalnya.
"Tapi gue maunya disini, nemenin lo" Jawabnya dengan santai, dan terlihat merangkulkan salah satu tangannya kepundak Aira.
Aira benar-benar kesal sekarang, ia sudah tidak ingin lebih lama bersama laki-laki yang terus mengusik ketenangannya. Aira bangkit dari tempat yang sendari tadi ia dudukki, dan segera beranjak pergi meninggalkan laki-laki yang kini menatapnya. Aira mulai melangkahkan kakinya, dan terdengar suara laki-laki yang mengintruksinya.
"Loh cantik, mau kemana sih?" Teriaknya tanpa rasa malu, benar-benar sangat menggangu.
Aira yang merasa jijik terus melanjutkan langkahnya, ia benar-benar sangat kesal sekarang. "Nggak waras!!" Gerutu Aira.
"Woy, Cantik-cantik kok sombong, gini-gini gue cowok terganteng disekolah ini!" Teriaknya lagi, karena tidak terima dengan kepergian Aira yang mengabaikannya begitu saja.
Dikejauhan terlihat sepasang mata yang sedari tadi diam-diam tengah memperhatikan gerak-gerik seorang gadis, yang menarik perhatiannya.
"Menarik" Gumam Reygan tanpa sadar, dan ucapannya terdengar oleh Daffa yang tengah duduk didekatnya.
"Gue bilang juga apa, cewek itu emang beda" Timpal Daffa, yang sedari tadi diam-diam juga memperhatikan gerak-gerik sahabatnya.
"Sok tau lo!" Sanggah Reygan yang berusaha mengelak karena sudah tertangkap basah oleh sahabatnya.
"Udahlah Gan, ngaku aja" Ucap Reza yang ikut menimpali ucapan Daffa.
"Berisik!!" Bentak Reygan, sambil beranjak pergi meninggalkan mereka yang terus menerus menggodanya.
"Heran gue, tuh orang dikasih makan apa coba? kok bisa keg batu, mana kalo ngomong ngirit banget ke bajaj" Ucap Daffa sambil menggelengkan kepalanya.
"Ellah lo keg baru temenan sama dia aja" Balas Armand yang ikut nimbrung.
"Yaudah sih, kaya baru pertama kali aja" Ucap Reza dibarengi gelak tawa dari mereka.
Saat ini Aira terlihat disebuah bangku kosong yang ada ditaman, dan masih dengan posisi yang terus menggerutu karena kekesalannya. Laki-laki itu benar-benar menghancurkan moodnya.
"Gue benci laki-laki " Ucap Aira tiba-tiba. Sambil membanting novel yang ada ditangannya.
"Kalo benci laki-laki, yang buat lo siapa?" Tanya seseorang dari arah belakang. Terdengar aneh ditelinganya.
"Lo siapa?" Tanya Aira dengan wajah yang terlihat terkejut. Ia benar-benar lupa menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Sorry gue buat lo kaget" Ucap laki-laki tadi.
Tanpa sadar seulas senyum terukir diwajahnya, meski hanya sekilas namun sangat jelas terlihat. Aira kembali fokus dengan novel yang sudah ada ditangannya, terlihat sangat serius dan antusias dimatanya.
"Cantik" Gumam Reygan tanpa sadar. Samar-samar Aira sempat mendengarnya, namun ia tidak menggubrisnya.
Reygan terlihat salah tingkah karena ulahnya sendiri, namun Aira tetap mengabaikannya dan kembali fokus dengan novel miliknya. Dengan sangat terpaksa, Reygan berusaha untuk memperkenalkan dirinya lebih dulu.
"Reygan Pramudya Pratama" Ucap Reygan memperkenalkan diri. Namun Aira hanya meliriknya sekilas.
"Gue nggak tanya" Ucap Aira singkat. Namun sangat menusuk hatinya.
Reygan hanya diam membisu, untuk pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh seorang wanita. Dan gadis itu berlalu meninggalkan Reygan begitu saja. Reygan benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya.
"Nah lo ketauan!" Teriak Daffa yang membuatnya terkejut.
"Apa si lo!" Ucap Reygan pura-pura tidak mengerti.
"Udahlah Gan, kita sahabatan udah dari orok. Kalo lo suka sama tu cewek bilang aja nggak usah munafik" Ucap Daffa panjang lebar.
"Terus?" Tanya Reygan santai.
"Bacot Gan, gue udah panjang lebar ngomong lo cuman ngomong gitu, anjengg lah!" Teriak Daffa dengan raut wajah yang terlihat kesal. Sedangkan Reygan, berlalu begitu saja meninggalkan Daffa yang terlihat kesal dan memaki dirinya.
"Untung gue sayang sama lo" Teriak Daffa dengan wajah yang terlihat sangat menjijikan.
"Najiss!" Balas Reygan sambil bergidik ngeri.
Tidak terasa bell pulang sudah berbunyi. Dengan kecepatan kilat, terlihat para pelajar yang berbondong-bondong keluar dari kelas masing-masing untuk segera pulang.
"Akhirnya ya Allah balik juga!" Ucap Armand dengan ekspresi bak anak sholeh.
"Muka lo biasa aja" Teriak Reza dengan tampang jijik.
"Iri ae lo, gue tau gue ganteng tapi gue nggak sombong" Ucap Armand membanggakan diri.
"Bacot lah Mand, capek gue!" Ucap Reza sambil menghela nafas.
"O ajayakan" Ucap Armand santai dan itu terlihat sangat menyebalkan dimatanya.
"Btw si Daffa mana?" Tanya Armand tiba-tiba, karena tidak melihat mereka berdua. Tanpa mereka sadari, orang yang tengah mereka pertanyakan terlihat sudah bersiap-siap akan segera pulang.
"Ciee nyariin" Goda Daffa dengan senyum yang terlihat menjijikan.
"Siapa yang nyariin lo!" Ellak Armand.
"Terus lo nanyain gue mau apa kalo bukan nyariin?" Tanya Daffa.
"Ya gue mau nebeng sama lo lah nyet!" Teriak Armand tiba-tiba.
"Nggak usah ngegas bagong, udah sono lo balik aja sendiri kagak usah bareng-bareng gue" Teriak Daffa tidak terima.
"Jangan ngambek dong mamas Daffa Abraham Maulana yang paling ganteng tapi boong, nanti kalo dedek yang ganteng dan imut ini di culik tante girang gimana?" Ucap Armand dengan raut wajah yang dibuat sedemikian rupa.
"Bunuh orang dosa nggak?" Tanya Daffa semangat.
"Berisik lo berdua!!" Bentak Reygan.
"Mamas Reygan kenapa sih kok marah-marah terus? Nanti ganteng nya ilang loh" Goda Reza.
"Nanti dedek-dedek emezz nya ilangan loh" Ucap Daffa dibarengi gelak tawa dari teman-temannya. Sedangkan Reygan hanya menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Ihhh dedek atuttt" Ucap Daffa dengan wajah yang diimut-imutkan.
"Woy mau pada pulang nggak sih?" Tanya Reza tiba-tiba.
"Lah iya yak, gue lupa nyett!" Teriak Armand.
Digerbang sekolah, terlihat Aira yang baru saja beranjak keluar. Dia harus buru-buru menuju halte terdekat, karena harus segera sampai dirumah sebelum sore. Aira benar-benar kesal, karena halte cukup jauh dari sekolahnya. Aira tidak menyadari jika seorang laki-laki tengah mendekat kearahnya.
"Lo anak baru itu kan?" Tanya seorang laki-laki dari dalam mobilnya.
"Iya" jawab Aira refleks.
"Dimas Arya Wiguna" Ucap dimas memperkenalkan diri. Aira hanya diam, enggan untuk menanggapinya.
"Mau bareng?" Tawar Dimas tiba-tiba.
"Makasih, gue bisa jalan sendiri" Ucap Aira dingin.
Namun Dimas terus mengikutinya, dan berusaha untuk mengajak Aira lagi. Dimas tidak juga menyerah, meski Aira terus mengabaikannya.
Sedangkan dikejauhan, Reygan sendari tadi memperhatikan gadis yang sudah merebut perhatiannya. Tanpa sadar ia mulai beranjak dari tempatnya, Reygan baru menyadari jika ia sudah berada ditempat Aira dan Dimas sekarang.
"Bisa lo nggak maksa!" Bentak Reygan tanpa aba-aba.
"Urusan lo apa?" Tanya dimas. Akhirnya mereka terjerumus dalam perang dingin diantara keduanya.
Tanpa mereka sadari, Aira yang sedari tadi diam memperhatikan akhirnya memutuskan untuk segera pergi meninggalkan mereka yang entah sedang apa sekarang.
****
Aira yang baru sampai, langsung beranjak masuk kedalam rumah. Rumah yang menurut sebagian orang adalah tempat ternyaman yang selalu dirindukan, tapi untuknya tidak ada tempat ternyaman selain bersama orang tuanya. Saat ini Aira tinggal bersama Om dan tantenya, jadi ia tak seperti anak-anak lain yang bisa bersantai jika sedang dirumah.
"Aira kenapa kamu baru pulang?!" Tanya sang Tante sinis.
"Tadi busnya lama Tante" Jawab Aira sambil menundukkan pandangannya.
"Yaudah sekarang kamu ganti baju terus beres-beres" Ucap sang Tante. Aira hanya menuruti ucapannya, dan beranjak untuk segera berganti pakaian.
"Aira cepetan" Teriaknya dari arah luar.
Tak lama setelah selesai berganti baju, Aira langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang tadi tantenya suruh.
"Nggak usah males, kamu itu numpang disini!" Bentak sang tante. Aira hanya tersenyum miring, karena selalu hal itu yang menjadi ancaman.
****
Dikediaman Reygan terlihat teman-temannya yang sudah bersantai dirumahnya, seolah rumahnya sendiri. Dan itu sudah sangat biasa bagi Reygan.
"Woy gue tadi liat Reygan perang sama si Dimas masa" Ucap Daffa yang membuat mereka antusias saat mendengarnya, karena kejadian sangat langka bagi seorang Reygan.
"Dimas kelas Fisika-1, si Ketos?" Tanya Reza penasaran.
"Lah iya, yang lumayan ganteng terus pinter itu ya walaupun masih gantengan gue sih" Jawab Daffa sambil membanggakan diri.
"Najiss lo, gantengan juga kucing gue yang dirumah" Ledek Armand.
"Woy main yuk main " Teriak Daffa tiba-tiba, karena melihat Reygan yang sudah datang dan menghampiri mereka. Seketika ruangan menjadi hening seperti tidak ada penghuni.
Happy Reading😍
Tidak terasa hari sudah sore, langit-langit terlihat menjingga, pertanda sang senja telah datang menampakkan dirinya. Aira sangat menyukainya, ia selalu menantinya. Karena keduanya sangat mirip, dikagumi banyak orang namun selalu merasa kesepian.
Akhirnya Aira menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, dan seperti kebiasaannya dikala sore ia akan mulai bercerita dengan sang senja. Meskipun akhirnya ia hanya bercerita sendiri.
"Tau nggak, hari ini Ara mulai masuk kesekolah baru. Tapi masih belum bisa nerima kehadiran orang lain" Ucap Aira kepada sang senja, meski akhirnya ia sadar tidak akan ada respon dari sang pemilik sinar jingga.
Baginya, seperti ini sudah cukup untuk mengurangi sedikit beban hidupnya. Menurut Aira hanya senja yang mengerti dan menyimpan semua keluh kesahnya. Waktu terus berlalu, sinar senja mulai redup dan tergantikan oleh gelap dan dinginnya sang rembulan.
"Sumpah, capek banget" Keluh Aira, ia memang sangat pandai menyembunyikan semua beban yang ditanggung nya dihadapan orang lain. Aira sangat berbeda jika ia tengah diluar rumah, Aira selalu menyimpan semua bebannya seorang diri. Karena tidak ada lagi tempatnya untuk mengadu.
KRING,,,, KRING ,,,, KRING
Terdengar suara alarm yang biasa Aira pasang mulai menggema diseluruh penjuru kamarnya, namun hal itu tidak juga mengusik tidur pulasnya. Hingga akhirnya suara seorang wanita mulai memekakan telinga dan berhasil mengejutkannya.
"Aira bangun, Jam berapa sekarang?!" Teriaknya dari luar kamar Aira. Gadis itu terlihat menghela nafas dan sesekali mengerjapkan matanya, sekilas ia memalingkan wajahnya dan menatap ke arah jam yang bertengger rapih diatas meja.
"Ya ampun telat" Panik Aira sambil berlari tergesa-gesa menuju kamar mandi. Aira tidak sempat memikirkan apa-apa lagi sekarang, yang ia pikirkan bagaimana caranya berangkat kesekolah tanpa harus terlambat.
Akhirnya Aira sudah siap dengan seragam yang terlihat melekat ditubuhnya, dan terlihat sibuk mengingkat tali sepatu miliknya.
"Selesai, tante Ara berangkat, Assalamualaikum" Teriak Aira dari arah luar, ia tak sempat untuk mengisi perutnya karena hari semakin siang sekarang.
"Anak itu!" Gerutu sang tante yang sangat tidak suka.
****
Aira baru saja turun dari bus yang ia tumpangi, dan ia masih beruntung karena cepat mendapatkan bus. Namun, tetap saja ia masih datang terlambat kesekolah.
"Pak jangan ditutup, biarin saya masuk" Bujuk Aira dengan nafas yang tersegal-segal.
"Kamu anak baru itu kan, kenapa bisa telat?" Tanya sang satpam yang tengah berjaga hari ini.
"Maaf saya kesiangan Pak, bukain ya Pak" Ucap Aira yang berusaha untuk membujuknya.
"Yaudah saya bukain, tapi besok-besok jangan sampe telat lagi" Ucapnya sambil membuka pintu gerbang untuk Aira.
"Makasih Pak" Ucap Aira sambil berlari tergesa-gesa menuju koridor sekolahnya.
Aira terus berlari dengan langkah tergesa-gesa dikoridor kelas, dia takut jika guru mata pelajaran yang mengajar hari ini sudah memasuki kelasnya. Namun, seseorang dengan sangat tiba-tiba menabrak tubuh Aira hingga membuatnya terjatuh ke lantai.
"Awww!!" Pekik Aira sambil meringis karena terjerebam ke lantai.
"Lo nggak papa?" Tanya seseorang, dan terlihat mengulurkan tangannya.
"Gue yang salah" Ucap Aira tanpa sempat melihat orang yang baru saja menabraknya.
"Biar gue bantu, lo pasti sakit kan" Ucapnya, dengan tangan yang terus terulur kearah Aira.
"Gue yang nggak,,," Belum sempat Aira melanjutkan ucapannya. Ia langsung teringat dengan tujuannya, tanpa pamit Aira langsung berlari meninggalkannya.
Terlihat ia yang mengulas senyum dibibirnya, karena melihat tingkah gadis yang berhasil menarik perhatiannya. Iya, seorang Reygan baru saja tersenyum untuknya.
***
Akhirnya Aira sudah sampai didepan kelasnya, namun takdir sedang tidak berpihak padanya. Terlihat seorang guru yang sudah masuk dan mengajar dikelasnya.
"Mampus gue!" Ucap Aira seraya menepuk keningnya yang tidak bersalah.
"Santai aja nggak usah panik" Ucap seseorang dari arah belakang, yang membuat Aira memalingkan wajahnya berniat melihat siapa yang baru saja berbicara padanya.
"Lo!" Ucap Aira, setelah mengetahui siapa orang dibalik tubuhnya.
"Gue minta maaf, gara-gara gue lo jadi telat" Ucap Reygan terlihat menyodorkan tangannya, berusaha untuk meminta maaf padanya.
"Iya" Ucap Aira singkat tanpa membalas jabatan tangannya. Aira langsung beranjak masuk kedalam kelas dan meninggalkan Reygan.
Sebelum memasuki kelas, Aira sempat ragu dan takut karena ia sadar jika masih murid baru disekolah nya. Namun Aira tetap memaksakan diri untuk segera masuk kedalam kelas.
"Maaf Bu saya telat" Ucap Aira terlihat menundukkan kepalanya kearah lantai.
"Kamu murid baru kan, kenapa bisa telat?" Tanya sang guru.
"Dia telat gara-gara saya" Potong seseorang dibalik punggungnya.
Seketika semua mata tertuju pada seseorang yang tadi sempat memotong pertanyaan yang guru lontarkan pada Aira, karena rasa penasaran yang akhirnya membuat ia berbalik untuk melihat siapa yang baru saja membelanya.
"Dia lagi" Gumam Aira tanpa sadar, seraya menghela nafas.
"Kenapa bisa gara-gara kamu Reygan?" Tanya sang guru pada Reygan.
"Tabrakan" Jawab Reygan singkat.
"Maksud kamu gimana, kalau ngomong itu yang jelas Reygan!" Kesal sang guru, karena jawaban yang ia terima.
"Saya tabrakan pas dia lagi buru-buru jadinya dia telat, kalo saya nggak nabrak dia nggak akan telat. Jadi itu semua gara-gara saya" Jelas Reygan.
"Woww!! mamas Reygan ngomong banyak" Sambar Daffa dengan raut wajah seperti baru mendapatkan emas ditumpukan sampah.
Sontak semua teman sekelasnya tertawa seperti tidak teringat akan semua dosa-dosanya.
"Ngakak 4G anjir" Celetuk Maman yang juga teman sekelasnya. Terlihat Reygan yang kini menatap kearah teman-temannya.
"Tuhkan marah" Ucap Reza.
"Kalian Ibu hukum, biar adil" Ucapnya tak ingin dibantah.
"Sekarang kalian berdua keluar bersihin taman Belakang, sampai jam pelajaran ibu selesai" Ucapnya lagi dengan tegas. Namun mereka terus diam, belum juga keluar untuk menjalankan hukuman yang diterimanya.
"Atau mau bersihin toilet?" Tanya sang guru tiba-tiba.
"Jangan bu" Teriak mereka bersamaan.
"Ciee barengan, jangan-jangan jodoh" Teriak Aceng ketua kelas yang otaknya agak geser diantara mereka. Daffa bilang Aceng itu korban ML.
"Ciee mamas Reygan udah punya jodoh" Daffa ikut nimbrung.
"Sudah cepat, kalian kerjakan hukumnya atau mau ibu tambah" Ucap sang guru menyudahi.
"Jangan bu" teriak mereka bersamaan untuk kedua kalinya.
"Ciee" Teriak semua teman sekelasnya serempak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!