NovelToon NovelToon

Forbidden Revenge

Chapter 1: Apakah Posisi Pangeran Mahkota Tidak Cukup Bagimu?

Pertengahan Musim Dingin, Tahun ke-7 Yangle

“Lu Yuan! Turun dari takhtamu sekarang juga!”

Teriakan keras dan menuntut, yang datang tiada henti menggema memenuhi aula Istana Tianlong. Ratusan menteri berjubah mewah mengeraskan wajah dan mengekspresikan penuntutan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Aula istana bergetar, tiang-tiang menjadi saksi bisu peristiwa yang mungkin hanya terjadi satu kali dalam sejarah peradaban manusia yang bahkan tidak akan dicatat dalam sejarah.

Semua orang menatap pada satu titik – pada seseorang yang duduk di kursi naga berlapis emas. Berada di tempat tertinggi, orang itu tertawa remeh.

Mahkota naga yang biasanya tersampir dengan baik di kepala, kini diganti dengan mahkota phoenix emas. Rambut yang seharusnya digulung menjadi sanggul, digerai sempurna dihiasi berbagai aksesoris rambut wanita yang semuanya terbuat dari emas asli.

Jubah sutera emasnya menjuntai hingga ke lantai. Dia – Lu Yuan, yang namanya diteriakkan dengan lantang menatap tajam semua orang.

Lebih dari tujuh belas tahun dia menyembunyikan identitasnya untuk melindungi takhta yang didudukinya kini. Kursi naga yang membuatnya tidak nyaman selama tujuh tahun lebih, tampaknya benar-benar harus dihancurkan sekarang.

Lu Yuan selalu tahu bahwa saat seperti ini akan datang. Dia hanya tidak menyangka, kalau saat itu akan tiba pada hari ini, tepat di hari kematian ayahnya.

Mereka yang seharusnya bersembahyang bersama dan berdoa untuk kaisar sebelumnya, kini tak ubahnya dengan anjing yang berebut makanan. Mereka menatap Lu Yuan seperti sebuah mangsa yang harus dikoyak sampai habis.

“Omong kosong! Zhen adalah Kaisar Yangle, penguasa dunia ini! Hak apa yang kalian miliki sampai berani memaksaku?”

Pada saat suaranya memecah keributan, menawarkan semua tuntutan itu, semua menteri kelabakan. Lu Yuan telah bekerja keras untuk negara ini selama bertahun-tahun, mempertahankan wilayah negara, memperluas, memperjuangkan rakyat, mensejahterakan pengisi negeri.

Atas dasar apa mereka menuntutnya? Apakah hanya karena dirinya seorang wanita?

Sebagai Kaisar Yangle, Lu Yuan adalah sosok manusia dengan posisi tertinggi yang memiliki segalanya. Dia memegang kendali atas hidup jutaan orang. Dia begitu terpandang dan dikagumi. Hanya karena identitasnya sebagai wanita terbongkar, semua kemuliaan di dalam dirinya dianggap hina.

Dia tidak pernah meminta dilahirkan ke dunia. Lu Yuan tidak pernah meminta ayah dan ibunya, yang saat itu adalah kaisar dan permaisuri, menjadikannya seorang pria.

Lu Yuan, sejak lahir adalah wanita. Situasi telah mendesaknya untuk membuang jauh-jauh kehidupan wanita, melepas segala sesuatu yang seharusnya dialami wanita pada umumnya.

Lu Yuan tidak punya masa kecil yang menyenangkan seperti kebanyakan orang. Ketika bayi lain mulai merangkak, dia sudah harus berlari. Saat remaja lain menikmati waktu dengan bebas, dia harus menjadi pelajar yang lulus ujian para menteri dengan nilai memuaskan.

Lu Yuan menghabiskan seluruh masa mudanya dengan menjadi putra mahkota, hanya untuk mempertahankan semua yang telah dibangun oleh leluhurnya. Karena ketika itu terlepas, maka dia tidak akan bisa menggenggamnya lagi.

Demi melindungi takhta itu, dia rela melepas segalanya. Masa mudanya, kehidupannya sebagai wanita, hatinya, semuanya. Atas dasar apa mereka menuntutnya untuk melepaskannya pula?

“Sejak leluhur mendirikan kerajaan ini, wanita tidak pernah menjadi pemimpin, apalagi menjadi kaisar! Lu Yuan, kamu adalah aib negara!”

Tuntutan itu tak henti-hentinya datang. Lu Yuan muak. Sampai mati pun, dia tidak akan pernah melepaskan apa yang telah dipertahankannya dengan segala usaha.

Takhta ini, kekaisaran ini, semuanya adalah miliknya. Tidak ada seorang pun yang bisa memaksanya dan merebut darinya!

“Aib?”

Pada saat itu, tawanya melengking di udara. Amarah yang telah membuncah sedari tadi membuat satu-satunya kaisar wanita di dunia mengepalkan tangannya dengan erat.

Berdiri di atas singgasananya yang agung, ia menatap penuh kepada semua menterinya di bawah sana.

“Sekumpulan sampah berani berbicara tentang aib denganku? Konyol! Zhen hidup untuk rakyat, tetapi apa yang kalian lakukan? Mendebatku di sini sepanjang waktu dan bicara omong kosong! Kalian pikir kalian begitu pintar?”

Seringaian jahat muncul di kedua sudut bibirnya. “Li Jing, berikan barangnya padaku!”

Li Jing, kasim yang sejak kecil mendampingi dan melayani Lu Yuan, yang mengetahui segalanya menyerahkan sepotong laporan yang ditulis oleh orang kepercayaannya.

Lu Yuan lantas melemparkannya ke hadapan para menteri. Matanya masih memerah dan mengerikan.

“Menteri korup, pejabat sialan! Berapa banyak keuntungan yang kalian dapatkan dengan bermain di belakangku?”

Raut wajah para menteri di aula pengadilan berubah pucat. Suara mereka yang awalnya seperti burung yang berkicau sekarang sirna.

Buku berisi laporan korupsi dan suap yang mereka lakukan tergeletak di depan Lu Yuan, dengan tulisan yang terpampang jelas.

Apa yang terjadi….Sejak kapan Lu Yuan menyelidiki mereka?

Namun, itu tak lantas membuat mereka menyerah. Para menteri mengumpulkan keberanian dan kembali berteriak padanya dengan lantang, “Memangnya kenapa? Kamu hanya wanita, kamu tidak memahami cara kerja dunia!”

Tawa Lu Yuan pecah dan begitu nyaring. Cara kerja dunia? Dia tahu zaman ini mendiskriminasi wanita dalam kekuasaan dan pengadilan. Tetapi, apakah mereka benar-benar memahami arti dari semua usahanya selama ini?

Lu Yuan adalah pewaris sah takhta ayahnya, dan siapapun tidak bisa menggugatnya!

Tiba-tiba ia berhenti tertawa saat merasakan sesuatu yang dingin menembus jantungnya. Lu Yuan menoleh, ia mendapati sebuah pedang ditusukkan demikian dalam hingga menembus ke bagian depan tubuhnya. Yang membuat Lu Yuan tidak bisa berkata-kata karena orang yang menusukkan pedang itu ke dadanya…. Adalah adiknya sendiri!

Li Jing membelalakkan matanya dan berteriak, “Yang Mulia!”

“Lu…Lu Zheng…Apa yang kau lakukan?” tenggorokannya tercekat, Lu Yuan memuntahkan seteguk darah merah segar.

Lu Zheng, adik yang ia sayangi menatapnya dengan dingin. Selama ini selain pengadilan dan rakyat, Lu Yuan paling menyayangi dan memperhatikan adik semata wayangnya. Namun sungguh tidak ia sangka, dua puluh tahun kasih sayang yang ia berikan ternyata berbalas sebuah tusukan pedang.

Alih-alih melepaskan pedangnya, ia malah menusuknya lebih dalam hingga tubuh bagian atas Lu Yuan robek dan terkoyak. Jantungnya ditembus, darah segar mengalir membanjiri jubah emasnya yang indah.

Seteguk darah kembali dimuntahkan Lu Yuan. Di hadapan para menteri, dua kakak beradik itu terjebak dalam keheningan sesaat.

“Mengapa… mengapa kau melakukannya?”

Lu Zheng berdecih. Satu sudut mulutnya terangkat membentuk seringaian.

“Lu Yuan, aku sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayangmu. Jika kau mati, sinarku bisa lebih terang. Bukankah kau kakakku yang baik? Biarkan aku menebus kebebasanku dengan kematianmu!”

Marah, sakit hati, kecewa, sedih, semuanya telah bercampur dan tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Mata merah Lu Yuan sekarang mulai meredup cahayanya, ada genangan yang siap meluncur. Tidak ada yang lebih menyakitkan di dunia ini selain dikhianati keluarga sendiri.

Adik yang ia lindungi ternyata mengkhianatinya. Tidak ia sangka, kelinci kecil yang begitu lucu ternyata tumbuh menjadi serigala buas yang menerkam keluarganya sendiri.

Ke mana perginya Lu Zheng yang penurut dan begitu menghormatinya? Apakah… Apakah sudah sejak lama dia begitu menginginkan kematiannya?

“Apakah posisi sebagai Pangeran Mahkota tidak cukup bagimu?” tanya Lu Yuan pada Lu Zheng. Ia bahkan mengangkatnya menjadi Putra Mahkota, tetapi adiknya justru menginginkan posisi yang lebih tinggi dari ini.

“Omong kosong! Pangeran Mahkota? Kau bahkan tidak membiarkanku ikut campur dalam politik dan pengadilan. Lu Yuan, aku tidak akan menjadi bonekamu!”

Pada saat ini, Lu Yuan tidak akan bisa bertahan. Tusukan pedang itu terlalu dalam dan mengoyak jantungnya. Kendati hidupnya berada di ujung tanduk, ia belum bisa menyerah. Jika ia harus mati hari ini, maka ia bersumpah akan membawa semua orang bersamanya.

“Cih… dasar sampah!”

Sebelum Lu Yuan benar-benar kehilangan kesadaran, ia menginjak lantai yang berisi kendali mekanisme. Bubuk mesiu yang tersembunyi di antara tiang-tiang aula bertebaran.

Sebelum jatuh ke lantai, Lu Yuan melemparkan lilin di mejanya yang masih menyala, dan ruangan itu seketika meledak!

Lu Yuan masih sempat menyaksikan para menterinya kalang kabut melarikan diri dari kobaran api. Seulas senyum puas terbit, lalu menghilang seiring musnahnya kesadarannya bersama kemarahan dan dendam yang ikut pergi bersamanya.

Chapter 2: Kamu Adalah Nona Ketiga

Sensasi gatal di tenggorokan, disertai rasa sakit di seluruh tubuh memaksa Lu Yuan untuk membuka matanya. Saat sinar membuat segalanya menjadi jelas, ia mengerutkan dahinya.

Untaian kain penutup dan derit ranjang yang bobrok pertama kali menyapanya. Ruangan ini, mengapa begitu asing?

“Nona, akhirnya kau sadar!”

Dia menangkap suara itu dan menoleh seketika. Seorang gadis, berpakaian pelayan berlutut di sisi ranjangnya.

Wajahnya yang kecil tampak lusuh, ada dua lingkaran hitam di sekitar matanya yang sipit. Lu Yuan meraba seluruh tubuhnya, menyasar bagian dadanya.

Ini…. Bukankah dia telah ditusuk oleh pedang yang sangat tajam?

Mengapa tubuhnya baik-baik saja? Ia bahkan tidak melihat darah sama sekali. Seharusnya ia sudah mati karena tusukan pedang dan ledakan di dalam aula.

Tapi, mengapa ia justru baik-baik saja? Selain itu, siapa gadis pelayan di sisinya ini? Apa pula alasannya memanggilnya dengan sebutan nona?

“Kau?”

Gadis pelayan itu langsung menangis keras.

“Nona, aku layak dihukum. Aku tidak bisa menjaga Nona dengan baik sampai membiarkan Nona Kedua menganiayamu lagi. Nona, tolong hukum aku!”

Bagaimana bisa Lu Yuan menghukumnya di saat ia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya? Lu Yuan merenung sesaat.

Berdasarkan logika, nyawanya sudah melayang bersama seluruh kebenciannya hari itu. Ia tidak hanya tidak mati, tetapi memiliki seorang pelayan kecil.

Apakah Raja Neraka tidak tega menerimanya dan membiarkannya hidup lagi?

“Nona Kedua?”

“Nona Kedua, Zhao Lin. Dia selalu menindas kita hanya karena Nona memiliki tubuh lemah dan sering jatuh sakit. Saat Nyonya masih ada, mereka bahkan tidak berani menginjakkan kakinya di sini selangkah pun. Tuan Besar benar-benar sudah melupakan putri sahnya sendiri!”

Marga Zhao. Lu Yuan mengingat jika Klan Zhao di kekaisaran cukup berpengaruh karena keberadaan dan prestasi Perdana Menteri Zhao Yun.

Perdana Menteri Zhao memiliki seorang putri yang sakit-sakitan dari istri sahnya yang meninggal sepuluh tahun lalu. Perdana Menteri adalah orang kepercayaan Lu Yuan, tetapi ia jadi meragukannya ketika insiden tragis itu terjadi.

“Katakan, siapa namaku?”

Gadis pelayan Bernama Xiao Tao terlalu merasa bersalah dan seketika menangis lagi. Kenapa bisa begini? Apakah Nona Kedua terlalu parah menganiayanya sehingga majikannya ini mengalami masalah otak? Mengapa ia justru menanyakan namanya sendiri pada Xiao Tao?

“Jangan menangis. Jawab dulu pertanyaanku!”

“Nona, kau adalah Zhao Yue. Putri sah Perdana Menteri, putri Nyonya Shu.”

Walau tidak masuk akal, tetapi langit sepertinya masih menyayanginya. Lu Yuan dihidupkan kembali di tubuh Zhao Yue, yang rumornya adalah putri tidak berguna dan kerap dicap sebagai sampah pembawa sial karena sakit-sakitan.

Sudah ia duga, ia tidak akan mati semudah itu. Langit tidak begitu buta hingga membiarkan sekelompok sampah pengkhianat itu hidup damai setelah kepergiannya!

Walau sedikit kecewa karena ia dibangkitkan di tubuh wanita yang tidak berguna, setidaknya Lu Yuan tidak benar-benar musnah. Hal penting yang harus ia ketahui sekarang adalah kabar pengadilan istana. Ia ingin memastikan apakah ia berada di masa yang sama atau melintas ke beberapa tahun silam.

“Tahun berapa sekarang?”

Pandangan sayu Xiao Tao semakin meredup. Ada gurat kesedihan mendalam dalam sorot matanya. “Sekarang tahun ketujuh Yangle. Yang Mulia Kaisar Yangle meninggal dan istana masih berduka.”

Lu Yuan terkejut untuk ke sekian kalinya. Ia mengabaikan Xiao Tao, mengabaikan rasa sakit di tubuh akibat pukulan dan cambukan dan berlari menuju jendela usang yang sudah bobrok. Ketika jendelanya dibuka, hamparan salju putih yang tebal di depan matanya membuatnya terpana sesaat.

Ternyata benar, ini adalah tahun yang sama dengan tahun kematiannya. Ketika ia meledakkan aula pengadilan, musim dingin baru memasuki periode tengah.

Sekarang mungkin sudah mulai beranjak ke ujung. Lu Yuan bertanya-tanya, sudah berapa lama ia mati sejak waktu itu?

“Nona, lantainya dingin. Setidaknya pakailah kaus kakimu. Tuan Besar tidak akan peduli jika Nona jatuh sakit lagi.”

“Aku mungkin melupakan beberapa hal. Bisakah kau memberitahuku sesuatu ketika aku menginginkannya?”

“Tentu saja, Nona. Nona adalah Nona terbaik yang kumiliki. Nyonya Shu telah menyelamatkanku dan merawatku, sekarang giliranku yang menjaga dan merawat Nona. Nona tidak perlu bersedih. Beberapa hal mungkin lebih baik dilupakan dan jangan diingat lagi.”

Dengan mendengarkan kata-kata Xiao Tao, Lu Yuan langsung tahu jika kehidupan Zhao Yue sungguh tidak baik. Terlahir sebagai putri sah yang mulia, tetapi justru dianiaya karena lemah.

Bahkan ia menduga Perdana Menteri juga tidak peduli padanya. Padahal, Zhao Yue adalah putri sahnya, darah dagingnya sendiri.

Satu-satunya hal yang ingin ia ketahui sekarang adalah bagaimana kondisi istana setelah kejadian itu. Menurutnya tidak baik menunjukkan diri lebih awal.

Ia berpura-pura batuk, membuat Xiao Tao panik kembali dan terpaksa memapahnya ke ranjang. Tubuh ringkihnya begitu lemah, tenaganya bahkan sulit digunakan untuk menahan bobot tubuhnya sendiri.

“Di mana Perdana Menteri?” tanyanya dengan suara yang sengaja dilemahkan.

“Tuan Besar sedang ada di istana. Sepertinya sedang mendiskusikan pewarisan takhta.”

“Pewarisan takhta?”

“Yang Mulia Kaisar tiba-tiba meninggal satu bulan lalu karena kebakaran yang terjadi di aula pengadilan. Nona mungkin melupakannya, tetapi kejadian itu sungguh tragis dan sangat mengerikan.”

Tragis? Ya, itu memang tragis. Lu Yuan bahkan ingin menertawakan ketragisan itu dengan tawa yang membahana, yang mungkin berselang dengan kemarahan seperti api neraka yang terus menyala sepanjang masa. Lu Yuan meradang, ia mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memerah.

Baiklah. Karena ia sudah terlahir kembali, ia akan memulai aksi balas dendamnya. Biarkan ia membabat habis komplotan pengkhianat itu dan menghancurkan mereka sampai berkeping-keping. Ia akan menggunakan identitas Zhao Yue dalam perjalanan barunya.

Dan hal paling penting yang harus dilakukan sekarang adalah mencari pakaian yang layak dikenakan. Saat ini, tubuhnya hanya mengenakan baju dalam berwarna putih usang yang tipis, yang bisa robek ketika terkena tarikan.

“Ambilkan aku pakaian.”

Xiao Tao pergi dan kembali dengan satu set pakaian hangat yang agak pantas dikenakan. Warnanya lusuh, tapi setidaknya lebih hangat dan lebih nyaman dibanding baju dalam tadi.

Lu Yuan memandangi sekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan luka. Luka-luka itu kebanyakan sudah mengering, ada juga bekas luka lama yang membekas. Ini jelas bukan hal baik, terutama bagi seorang wanita.

Ia bisa membayangkan betapa parah penyiksaan yang Zhao Yue alami sejak dicap sebagai putri tidak berguna. Hatinya tiba-tiba ikut merasakan sakit, tapi Lu Yuan berhasil menyembunyikan semu di wajahnya dengan baik.

Baru saja ia akan menyisir rambutnya, suara ribut dari luar langsung mengusiknya.

“Jalang sialan! Hidupmu begitu beruntung ya? Kenapa kau tidak mati saja?”

Chapter 3: Zhao Lin, Kamu Tidak Layak!

“Itu suara Nona Kedua. Cepat, kita harus sembunyi! Dia mungkin akan memukulimu lagi!”

Sebelum sempat melarikan diri, pintu kamar tiba-tiba ditendang hingga terbuka lebar. Seorang wanita yang parasnya lumayan cantik berdiri dengan angkuh di ambang pintu, menatap sengit pada Lu Yuan.

Pakaiannya sangat indah dan berwarna, tidak seperti yang ia kenakan sekarang. Dari sini saja sudah jelas jika nasib dua putri Perdana Menteri sangat berbanding terbalik dan sangat kontras.

“Jalang kecil, kau benar-benar masih hidup rupanya!”

Lu Yuan semula menunduk, lalu ia mendongak lagi menatap datar Zhao Lin. Rumor mengatakan jika Zhao Lin adalah putri kesayangan Perdana Menteri.

Dia mendapatkan segala hal yang seharusnya menjadi hak Zhao Yue. Itu karena Zhao Lin begitu lihai mendekati Perdana Menteri dan dia mendapat bantuan dari keluarga ibunya. Jika tidak salah, ibu dari Zhao Lin ini hanya seorang selir.

“Kau pikir masih bisa menghadapi Marquis Yongping dengan kondisimu ini? Heh, setelah Kaisar Yangle meninggal dan dekret pernikahanmu tidak diselesaikan, kau seharusnya malu untuk hidup.”

Marquis Yongping? Ah, Gong Zichen dari Keluarga Gong. Lu Yuan ingat bahwa ia memang sempat berniat menikahkan putri Perdana Menteri dengan Marquis Yongping.

Lu Yuan tidak begitu mengenal Gong Zichen, karena sejak ia naik takhta, pria itu selalu berada di perbatasan sepanjang tahun.

Rumor yang sampai ke telinganya adalah bahwa Gong Zichen telah mengembangkan kekuatan yang sewaktu-waktu dapat melawan istana kekaisaran. Karena itulah ia berencana menikahkannya dengan putri Perdana Menteri untuk menyeimbangkan kekuatan.

Tapi, ia tidak menduga jika putri sah Perdana Menteri ternyata memiliki kehidupan yang begitu sengsara. Zhao Lin mungkin tidak terima karena pernikahan itu tidak datang padanya. Itu sebabnya ia menganiaya Zhao Yue dan tidak sadar jika Zhao Yue telah mati dan tubuhnya diambil alih Lu Yuan.

“Zhao Yue, kau tidak layak!”

Kepala Lu Yuan berdengung setiap kali mendengar kata yang merujuk pada hak hidup seseorang. Zhao Lin hanya seorang wanita manja hidup di bawah limpahan kasih sayang Perdana Menteri.

Dia tidak pernah mengalami kesulitan bertahan hidup seperti di medan perang. Dia hanya tahu bahwa semua orang yang lebih lemah darinya pantas ditindas.

Tapi, apa haknya menghakimi hidup Zhao Yue? Gadis ini tidak bersalah, dan karena Zhao Yue bersedia menyerahkan raganya untuk Lu Yuan, maka tidak ada seorang pun yang berhak mengatur hidupnya!

Terbiasa dengan sifat seorang penguasa yang berpikiran tajam dan pandai mengintimidasi, Lu Yuan membalas perkataan Zhao Lin dengan tatapannya yang tajam.

“Lantas, apakah kau juga layak?”

Zhao Lin seketika terkejut. ****** kecil ini, sejak kapan dia punya keberanian membalas kata-katanya?

Sebelumnya ketika dia datang untuk menindas dan menganiayanya, Zhao Yue hanya dapat bereaksi dengan menangis dan diam seribu bahasa. Bahkan ketika dirinya dicambuk dan dipukuli olehnya, Zhao Yue tidak mengeluh dan tetap diam menyembuhkan diri sendiri.

Zhao Lin marah. Zhao Yue meskipun adiknya sendiri, tetapi keberadaannya membuat Zhao Lin membencinya.

Status Zhao Yue sebagai putri sah Perdana Menteri tidak hanya membuatnya iri, tapi membuatnya benci sampai ke sumsum tulang. Memangnya kenapa jika Zhao Yue adalah putri sah? Tanpa dukungan dan trik, dia tidak akan dilirik sama sekali!

“Kau! Beraninya kau membalas perkataanku!”

Zhao Lin maju, menghampiri Zhao Yue dengan marah dan bersiap menamparnya. Dia menyesal tidak mencambuknya lebih keras hari itu. Seharusnya Zhao Lin menggunakan seluruh tenaganya.

Walau Zhao Yue mati pun, Perdana Menteri tidak akan berkomentar apapun. Sebaliknya, ayahnya pasti senang karena Zhao Lin membantunya menyingkirkan satu orang tidak berguna yang menjadi beban kediaman Perdana Menteri.

Lu Yuan beringsut menghindari tamparan Zhao Lin hingga tangan wanita itu hanya menampar angin. Sudut mata Zhao Lin berkedut, ia sangat terkejut karena ****** kecil ini mampu menghindari tamparannya dengan cepat. Dia menampar lagi, tapi lagi-lagi Lu Yuan berhasil menghindarinya.

Lu Yuan lalu menendang Zhao Lin sampai tersungkur di lantai yang dingin. Walau tenaganya tidak seberapa, itu cukup untuk membuatnya sakit selama beberapa hari. Tubuh Zhao Yue lemah, Lu Yuan hanya bisa melawan dengan menyerang titik vital Zhao Lin agar ia jera.

Xiao Tao yang melihat nonanya menendang Zhao Lin sampai jatuh menganga. Matanya tidak lagi membelalak, melainkan hampir melompat keluar dari mangkuknya. Astaga, sejak kapan nonanya punya keberanian itu?

Zhao Lin sangat kejam dan berkuasa, dia mendapat perlindungan semua orang di kediaman ini. Melawannya hanya akan membuat nonanya lebih tersiksa!

“Jalang sialan, kau menendangku?”

Sebelum Zhao Lin menghajar Lu Yuan, Xiao Tao terlebih dahulu berlutut di depan Zhao Lin dengan wajah memelas. Tidak baik jika perkelahian ini diteruskan.

Ia pikir lebih baik meminta maaf terlebih dahulu dan mengaku bersalah daripada harus berakhir dengan kekerasan lagi. Xiao Tao tidak peduli apapun, jika dia harus menanggung siksaan agar bisa menggantikan nonanya, ia menerimanya dengan senang hati.

“Nona Kedua, tolong maafkan Nona Ketiga. Dia masih setengah sadar. Mohon Nona Kedua berbelas kasihan, jangan memukulnya lagi. Xiao Tao bersedia menggantikannya menerima hukuman,” ucap Xiao Tao, dahinya menyentuh lantai dan kepalanya diantuk-antuk beberapa kali.

“Yo, kau punya pelayan yang setia juga. Pelayan kecil, sejak kapan orang rendahan sepertimu berhak menyela majikan?”

Zhao Lin menendang Xiao Tao sampai bergeser beberapa sentimeter. Xiao Tao meringis menahan sakit, tapi dia kembali merangkak untuk memohon.

Mengetahui seorang pelayan kecil rendahan menghalanginya, Zhao Lin kembali menendangnya lagi. Kali ini, tendangan itu berhasil membuat Xiao Tao kesulitan bangun.

Lu Yuan mendecih. Dia menatap lurus dan tajam ke arah Zhao Lin. Wanita ini cukup kejam dan keras kepala juga, pikirnya.

Melihat bahwa pelayan tidak berdosa bernama Xiao Tao menjadi korban dan dianiaya, ia akhirnya tidak tahan lagi. Di istana, dia paling tidak suka melihat seorang pelayan ditindas pelayan lainnya demi membela majikan.

Melawan dengan fisik tidak begitu menguntungkan. Lu Yuan lebih baik menggunakan kecerdasannya untuk membuat Zhao Lin segera menyingkir dari kamar ini.

Senjata paling ampuh untuk melawan wanita semacam ini adalah dengan bertarung secara verbal. Bertahun-tahun berada di atas takhta kaisar dengan menyembunyikan identitas, dia telah mendebat para menterinya dan membuat mereka diam seribu bahasa. Ia bahkan masih mendebat dan melawan mereka sampai ia mati terakhir kali.

“Apa kau sudah selesai?” ucap Lu Yuan.

Zhao Lin seketika terbelalak. Lu Yuan bukan hanya tidak menangis, dia bahkan begitu tenang dan emosinya tidak dikenali.

“Dia pelayanku, aku adalah majikannya. Kau perlu izin dariku jika ingin menendangnya.”

“Hubungan pelayan-majikan kalian ternyata begitu erat. Cih, dasar tidak berguna! Pelayan rendahan tetaplah pelayan rendahan! Kau pikir kau bisa melindunginya dengan baik? Kau bahkan tidak bisa melindungi diri sendiri! Zhao Yue, mengapa kau tidak mati saja?”

Tangan Lu Yuan terkepal erat. Topik ini menjadi sesuatu yang sensitif baginya sekarang. Benar, ia bahkan tidak bisa melindungi diri sendiri ketika bencana itu terjadi.

Adik yang ia sayangi bahkan mengkhianatinya, menusuknya dengan pedang dan mengatakan jika dia harus mati. Lu Yuan gagal melindungi dirinya sendiri, gagal melindungi istana, dan ia gagal menjaga amanat ayahnya. Ia adalah orang yang gagal.

Tapi, siapapun tidak berhak mengomentarinya!

“Zhao Lin, kau yakin ingin melawanku?” tanya Lu Yuan tanpa disertai ekspresi yang sesuai dengan situasi. Ia sangat tenang, walau amarah di dadanya menggelora. Jika bisa, ia sangat ingin membunuh Zhao Lin sekarang.

“Heh, aku bahkan bisa membuatmu merasa mati lebih baik daripada hidup!” ucap Zhao Lin.

“Oh? Kalau begitu cobalah. Aku ingin melihat seberapa besar nyali putri selir melawan seorang putri sah!”

Karena Lu Yuan menyinggung soal status, Zhao Lin tertegun dan ia kehilangan kata-kata. Sekali lagi ia sangat marah dan tersinggung atas ini.

****** sialan ini, beraninya dia mengungkit soal status putri sah dan tidak sah di depannya! Zhao Lin benar-benar harus memberinya pelajaran lagi hari ini!

“Heh, kau pikir aku takut? Di kediaman ini, kau tidak lebih dari sekadar sampah! Jika bukan karena menghargai ibumu yang telah mati itu, ayah sudah lama menyingkirkanmu!”

Ini justru lebih menarik bagi Lu Yuan. Perdana Menteri yang ia percayai dan selalu tampil berwibawa setiap kali menghadiri pengadilan istana dan berbicara padanya dengan penuh rasa hormat itu, sebenarnya orang seperti apa dia?

Berdasarkan perkataan Zhao Lin, seharusnya abdinya itu memiliki suatu ketidakadilan di dalam hatinya, bukan?

Sebuah seringaian kecil terukir di mulutnya. Dia mendecih dan dengan nada meremehkan berkata pada Zhao Lin, “Meskipun begitu, Perdana Menteri tidak akan membiarkan putri seorang selir menikah dengan Marquis Yongping terlepas ada atau tidaknya titah Kaisar Yangle.”

Lalu, Lu Yuan dengan cepat meraih jepit rambut perak di kepala Zhao Lin. Dia menusukkannya di telapak tangan Zhao Lin tanpa ragu.

Zhao Lin terpekik dan berteriak kesakitan. Darah segar keluar dari telapak tangannya yang mulus.

Lu Yuan kemudian mendekat ke sisinya dan berbisik, “Zhao Lin, ingatlah bahwa aku adalah putri sah kediaman Perdana Menteri. Sejauh apapun dirimu terbang, kau tidak akan pernah bisa melampauiku!”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!