🌹Voteeee sebelum membaca yaaa ghaisss🌹
🌹Follow juga igeh emak : @Redlily123🌹
🌹Jangan lupa baca Stuck with an Arrogant CEO🌹
Ini adalah Novel Romantis Komedi. Jadi akan ada saatnya keromantisan atau humor humor yang mendominasi. Namun meski ini novel romantic komedi, pasti akan ada konflik yang menguras air mata.
Dan terima kasih kepada para pembaca setia yang selalu memberikan support dan masukan masukan.
Terima kasih telah membaca karya receh ini.
Ini adalah buku ke-2 dari series David- Sebastian – Luke. Jadi ada tiga sahabat yang mengalami kisah cinta yang berbeda beda.
Maka dari itu, saya sangat menyarankan alias memerintahkan kalian membaca :
STUCK WITH AN ARROGANT CEO.
Jadi kalian bisa tahu bagaimana asal usul persahabatan mereka, dan sifat Sebastian yang jahil. Di sana juga ada awal mula pertemuan Nana si gadis kampong yang melempar Sebastian dengan sandal saat dia menggodanya.
Bagaimana cara membacanya? Tinggal klik profil RED LILY alias saya sendiri kemudian cari judul ini.
Selamat membaca.
🌹🌹🌹🌹🌹
Los Angeles, Amerika.
Langkah kakinya terdengar berdentum bersentuhan dengan lantai. Saat memasuki ruangan, tatapan Sebastian menjelajahi ruang.
Hingga datang seorang pelayan yang berkata, "Tuan Muda, Tuan Arnold sudah menunggu di ruangannya."
Tanpa banyak bicara lagi, Sebastian melangkah menemui ayahnya yang memanggilnya ke kota ini.
Satu ketukan di pintu sebelum akhirnya dia masuk.
"Dad," ucap Sebastian saat berdiri di belakang pria yang tengah duduk di sebuah ruangan gelap.
"Sebastian, cukup jangan lari lagi. Kepergianmu tidak akan membuat ibumu hidup kembali."
"Jika kau membuatku datang hanya untuk mengatakan itu, aku akan pergi."
Arnold memutar kursinya hingga menghadap putra sulungnya yang berdiri di depannya. "Ada sesuatu yang lain yang membuatmu datang, Bas."
"Kenapa kau ingin memberikan perusahaan pada anak dari wanita itu?" Tanya Sebastian penuh penekanan.
Arnold mengatakan dengan santai. "Anak itu bernama Michael, dan dia adalah adikmu. Wanita yang melahirkannya adalah ibumu."
"Kau sendiri yang bilang ibuku sudah meninggal. Dan tanpa hati nurani kau menikah seminggu setelah kematiannya."
Arnold menarik napas dalam. "Hidu berlanjut, kenapa kau sangat egois? Kau ingin aku sendirian sementara kau pergi ke luar sana?"
Sebastian mencoba tidak terpancing ke arah itu. Dia menyayangi ayahnya, hanya saja situasi membuat jarak mereka merenggang. "Kembalikan perusahaan itu, Mom bilang itu untukku."
Arnold menggeleng, dia berdiri untuk mengambil anggur di lemari. "Aku hanya ingin menjalankan wasiat terakhir ibumu, Nak."
Ketika kata terakhir muncul, Sebastian mulai melemas. Apalagi ketika dia mendapatkan usapan di bahu. "Menikahlah dan punya anak, itu yang diinginkan ibumu. Aku berjanji, jika kau menikah dan memiliki anak dalam waktu satu tahun ini, aku akan mengembalikan perusahaan padamu. Itu yang ibumu inginkan, Bas."
Sebastian memiliki dua usaha, miliknya sendiri dan milik orangtuanya yang dia kembangkan. Miliknya adalah perusahaan kapal pesiar, sementara milik orangtuanya adalah perusahaan yang membuat dan memasarkan helikopter.
"Ingin anggur, Nak?"
🌹🌹🌹
Seorang wanita bernama Lucille menunggu keluarnya Sebastian dari ruang suaminya. Ya, dia adalah ibu tiri Sebastian, yang kini menjadi alasan kalau pria itu tidak ingin pulang ke Amerika.
"Mom?" Tanya seorang anak laki laki berusia sembilan yang baru saja pulang sekolah.
"Yes, Darling?"
"Apa ada Kak Sebastian?" Tanya anak itu dengan mata bersinar.
"Ya, tapi dia sibuk. Naiklah ke atas, nanti Mommy bujuk dia agar menemuimu."
"Oke! Horeee!"
Lucille tersenyum melihat tingkah putranya, dia kembali meneguk martini miliknya. Sampai dia melihat pria yang dia tunggu akhirnya keluar, Lucille mengikuti Sebastian diam diam.
Sebastian sadar diikuti, ketika di tempat sepi dia berhenti melangkah.
"Oow, kau sangat peka, Bas."
"Menjauh dariku."
Lucille malah memeluk Sebastian dari belakang dan mencium punggungnya yang dibalut jas. "Kau masih mencintaiku bukan?"
Sebastian diam, Lucille masih menjadi kekasihnya saat menikah dengan Arnold.
"Kau masih mencintaiku, Bas?"
Sebastian melepaskan ikatan tangan Lucille di pinggangnya, kemudian berjalan begitu saja.
Lucille yang kesal menyusul Sebastian dan menghadangnya. "Kenapa? Kau kesal karena Arnold?"
"Menjauh dariku, kau sudah memilikinya."
"Bas, pria itu sebentar lagi mati, kita bisa bersama kembali."
"Pria itu ayahku," ucap Sebastian penuh penekanan. "Jaga prilakumu dan rawat dia dengan baik."
"Bas." Lucille kembali menahan tangan mantan kekasihnya. "Aku menikah dengannya karena terpaksa."
"Kau menyukai harta."
"Ya, kau benar. Dan sekarang aku kembali menyukaimu."
"Menjauh dariku." Sebastian menghentakan tangannya, dia melangkah masuk ke dalam mobil.
Di dalam sana dia menelpon pengacaranya.
"Tuan?"
"Carikan aku seorang gadis yang bisa aku kendalikan."
"Baik, Tuan."
🌹🌹🌹
Sebastian menatap foto Lucille di ponselnya yang belum berani dia hapus. Lucille adalah mantan kekasihnya yang mengajarkannya arti cinta. Sampai dia mengkhianatinya dan itu berdampak buruk pada diri Sebastian.
Prilaku Lucille membuat Sebastian rusak perlahan.
Malam ini, Sebastian ingin membuktikan lagi kalau hati dan tubuhnya bukan milik mantan kekasihnya.
Dia menghubungi Hans.
"Hallo, Tuan?"
"Bawakan aku wanita malam yang menggairahkan."
"Baik, Tuan."
Menunggu di hotel, Sebastian berharap wanita malam kali ini bekerja sesuai harapan. Jika ini berjalan sesuai yang dia inginkan, maka dirinya bisa melupakan Lucille perlahan.
Dua puluh menit kemudian, wanita pesanannya datang.
Sebastian membuka pintu untuk melihat kedatantan wanita seksi memakai baju merah maroon.
"Hallo, Mr. Holtzman."
"Come in."
Seperti yang Sebastian pada wanita wanita sebelumnya, dia meminta wanita malam itu meminum alkohol sampai akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Saat itu terjadi, Sebastian membuka seluruh pakaian wanita itu. Setelah benar benar polos, Sebastian melihat reaksi tubuhnya.
Dan kenyataannya, alatnya bahkan tidak tertarik sekalipun dan tetap tertidur. Inilah yang membuat Sebastian terkenal dengan pemain wanita. Kenyataannya, dia mencari wanita yang bisa membangunkan alatnya.
Rasa sedih, trauma dan tekanan saat mengetahui kekasihnya menikahi ayahnya sendiri membuat Sebastian terpuruk dan menyebabkan keadaan seperti ini terjadi.
Sebastian terkekeh, "Sialaan kau, Lucille."
Kemudian dia menutup tubuh wanita tanpa busana itu dengan selimut, menyimpan segepok uang sebelum pergi dari kamar hotel itu.
Meski pun Lucille dan dirinya belum pernah melakukan hubungan intim, tapi imajinasi Sebastian selalu diisi dengan wanita itu saat mereka berpacaran.
Belum ada wanita yang pernah menyentuhnya. Atau lebih tepatnya belum ada wanita yang bisa menyembuhkannya.
Ini yang membuat Sebastian dikenal sebagai pemain wanita, pria jahat dan tidak kenal perasaan.
Kekurangan dalam dirinya yang membuat Sebastian mencurahkan seluruh hidupnya untuk kesenangan, kehidupan sesaat tanpa mata hati.
Wanita yang terbangun tanpa busana mengira telah melakukan sesuatu dengan Sebastian, padahal kenyataannya tidak.
Sebastian merokok sambil mengemudi, tuntutan daddy nya membuatnya harus menikah.
Itu alasan Sebastian mencari gadis desa yang polos dan penurut, supaya bisa mengikuti rencananya.
"Aku pikir adopsi anak bukanlah hal yang buruk," ucap Sebastian dalam perjalananannya.
Dia membenci dirinya sendiri yang rusak oleh Lucille. Tapi tidak ada yang bisa Sebastian lakukan, kecuali semakin merusak dirinya sendiri dengan alkohol, rokok dan kesenangan sesaat di klab malam.
Jauh dalam dirinya, Sebastian marah tidak bisa menjadi pria rusak.
🌹🌹🌹
To Be Continue.
🌹Voteeee sebelum membaca yaaa ghaisss🌹
🌹Follow juga igeh emak : @Redlily123🌹
🌹Jangan lupa baca Stuck with an Arrogant CEO🌹
Ini adalah Novel Romantis Komedi. Jadi akan ada saatnya keromantisan atau humor humor yang mendominasi. Namun meski ini novel romantic komedi, pasti akan ada konflik yang menguras air mata.
Dan terima kasih kepada para pembaca setia yang selalu memberikan support dan masukan masukan.
Terima kasih telah membaca karya receh ini.
Ini adalah buku ke-2 dari series David- Sebastian – Luke. Jadi ada tiga sahabat yang mengalami kisah cinta yang berbeda beda.
Maka dari itu, saya sangat menyarankan alias memerintahkan kalian membaca :
STUCK WITH AN ARROGANT CEO.
Jadi kalian bisa tahu bagaimana asal usul persahabatan mereka, dan sifat Sebastian yang jahil. Di sana juga ada awal mula pertemuan Nana si gadis kampong yang melempar Sebastian dengan sandal saat dia menggodanya.
Bagaimana cara membacanya? Tinggal klik profil RED LILY alias saya sendiri kemudian cari judul ini.
Selamat membaca.
🌹🌹🌹🌹🌹
Seorang perempuan yang menanggung beban hidup itu berjalan pelan di setiap langkah. Sampai seorang pemilik warung di pinggir sawah memperhatikannya.
"Nana!" Panggilnya pada perempuan yang melamun sambil melangkah. "Nana!"
Perempuan itu terkejut. "Iya, Mbok?"
"Sini!"
Nana Sri Anjani, nama perempuan yang tinggal di sebuah perkampungan di desa. Dia mendekat. "Kenapa, Mbok?"
"Kenapa melamun?"
"Gak papa, Mbok."
"Katanya ayah kamu masuk rumah sakit lagi."
Nana mengangguk sedih. "Iya, Mbok. Kankernya tambah parah, ayah harus dirawat."
"Kenapa sedih? Katanya kemarin denger ayahmu menjual sawah?"
"Iya, tapi itu buat bayar hutang ibu tiri aku, Mbok."
"Ibu tirimu, Nduk?"
Nana mengangguk.
Membuat Mbok pedagang menggeleng. "Tuhanku, kenapa kau memberikan cobaan yang begitu berat pada anak ini?"
Nana diam, dia memegang bandul kalung di lehernya. "Kayaknya Nana harus jual ini, Mbok."
"Bukankah itu peninggalan ibumu?"
Nana mengangguk. "Bagaimana lagi soalnya, Mbok. Sekarang saja ibu dan kakak tiriku sedang berbelanja dengan sisa uang membayar hutang."
"Lantas kenapa kau tidak menghentikan?"
Dengan sedih, Nana memperlihatkan tangannya yang meninggalkan bekas cambukan.
"Itu kenapa, Na?"
"Pake sabuk, Mbok."
Mbok menggeleng kasihan, dia mengusap punggung Nana yang terlihat lesu.
"Sabar ya."
"Nana harus gimana lagi, Mbok? ayah berobat butuh uang, kalau tidak rumah sakit akan menghentikannya."
"Kamu sekarang kerja?"
"Kerja di sawahnya Pak Agun. Tapi kan Mbok tau bayarannya cuma 50 ribu per harinya, Mbok."
"Butuh biaya berapa buat obat ayahmu, Na?"
"Nyampe puluhan juta, Mbok," ucap Nana sambil menutup matanya menahan tangisan.
Saat itulah ibu dan kakak tirinya baru pulang dari pasar membawa kantong kresek. Ibu tirinya bernama Rina, sementara kakak tirinya bernama Lia.
Melihat Nana yang menangis, Rina tertawa dari kejauhan. "Aduhhh, Mbok…. Gak ada kerjaan ya selain menampung tangisan orang? Tar dagangannya gak laku loh."
"Ibu?" Nana sadar dengan siapa dia bicara. "Ibu, mana uang sisanya?"
"Apa yang kau bicarakan? Tentu saja Ibu belanja untukmu makan."
"Bu, ayah sedang sakit! Ibu harusnya menyisihkan uang untuk ayah dan bekerja di sawah!"
PLAK!
Rina tanpa ragu ragu menampar Nana di sana. "Jangan kurang ajar kamu ya. Ingat nggak dulu waktu ibumu sakit? Aku yang meminjamkan uang pada ayahmu. Sekarang saat aku jatuh, kau berani membentakku!"
"Bukan begitu, Bu. Tapi ayah sedang butuh pengobatan sekarang," ucap Nana sambil menangis.
Yang mana malah membuat Lia mendorongnya. "Minggir kau! Dasar menyebalkan!"
🌹🌹🌹
Nana datang ke rumah sakit dengan harapan kosong, tidak ada kabar baik yang bisa dia sampaikan pada ayahnya. Berada di rumah sakit pun berkat pertolongan dokter Deri yang merupakan dokter terbaik di rumah sakit ini.
Dan Nana merasa tidak enak dengan dokter Deri.
"Nana!" Panggil dokter Deri yang melihat perempuan yang disukainya datang.
"Dokter?"
"Kan sudah aku bilang, panggil saja Deri. Dan berhenti bicara normal."
"Tidak sopan kalau begitu, Dok. Saya kan pasien di sini, sudah sepatutnya menghargai dan menghormati. Saya juga ingin berterima kasih karena dokter membantu saya. Saya janji akan menggantinya."
Dokter Deri terkekeh. "Na, santai aja kalau sama aku. Lagian kita gak kenal baru."
"Terima kasih, Dok."
"Udah, jangan begitu. Apa kau ingin menemuinya? Pergilah, sepertinya ayahmu selesai diperiksa perawat."
"Baik, Dok." Nana pergi melangkah menuju ruangan ayahnya.
Di sana ada seorang pria tersenyum menyambut kedatangannya.
"Nana, kemarilah."
"Ayah….," Ucap Nana mendekat. "Maaf baru datang."
"Apa kau habis menangis?"
Nana menggeleng. "Tidak."
"Ayah tau, Nak. Kenapa?"
Nana mencoba menahannya dengan diam.
"Apa Bu Rina membuatmu kesal lagi?"
"Kenapa ayah menikahinya dulu?"
"Dia pernah membantu keluarga kita. Dan saat dia jatuh, dia meminta bantuan pada ayah."
"Dengan menikahinya?"
Ayah Nana yang bernama Anton itu terdiam.
"Ayah cepat sehat ya, biar nanti bisa makan masakan Nana lagi," ucap Nana mencoba mengalihkan perhatian.
Dia menutupi kesulitannya saat ini.
"Maaf ayah tidak menyekolahkanmu dulu, Na."
Nana diam, dia tahu betul alasannya. Saat itu ibu kandungnya sakit berat dan harus menguras banyak uang.
"Andai waktu bisa diputar, ayah menyesal tidak menyekolahkanmu."
"Tidak ada yang perlu disesali, Yah. Biarkan saja semuanya terjadi, memang seharusnya begini."
Anton menggenggam tangan anaknya, kukunya menghitam akibat tanah sawah. Nana tidak bisa menulis, membaca dan menghitung, yang dia bisa hanya bekerja di sawah sejak kecil.
"Maafkan ayah ya."
"Udah, Yah. Jangan begini lagi. Nana berencana pergi ke kota untuk bekerja."
"Kota mana yang menerima perempuan tanpa pendidikan, Na?"
"Seenggaknya Nana mencoba, Yah."
"Jika ini karena Ayah, jangan lakukan. Banyak orang jahat diluar sana, Na. Jangan pergi ke mana pun."
"Bukan, Yah. Nana ingin menambah pengalaman saja."
Nana yang selalu menyimpan semuanya sendiri itu tetap tidak mengatakan kebenarannya. Dia tidak ingin ayahnya khawatir.
"Ayah cepat sembuh."
"Na, apa dokter Deri meminjamkanmu uang?"
Nana diam sebagai jawaban.
"Lihat, ayah menyusahkanmu. Jangan lakulan itu, Na. Biarkan saja ayah pulang, jangan meminjam lagi."
"Nana bisa membayarnya, Yah," ucap Nana yakin. "Ayah jangan khawatir. Nana ini bugar, bisa bekerja dengan baik jadi akan menghasilkan banyak uang."
"Nyawa ayah hanya sebentar lagi."
"Ayah tidak boleh bicara seperti itu!" Teriak Nana kesal. "Ayah, jika ayah ingin Nana bahagia, maka sembuhlah."
🌹🌹🌹
"Bu Rina?! Ada Nana?"
"Gak ada, tadi ke RS."
"Oh iya makasih." Seorang ibu hamil yang menjadi tetangga Nana itu kembali lagi.
Beruntungnya di perjalanan pulang dia melihat Nana. "Na!"
"Kak Yumna? Cari aku, Kak? Ada apa?"
"Mau minta bantuan, ada banyak setrikaan di rumah. Pembantu Kakak kan cuti, kamu mau? Nanti dibayarnya perbaju."
"Mak, Kak. Mau banget," ucap Nan antusias.
"Yaudah ayo ikut."
Dengan riang gembira, Nana pergi ke rumah Kak Yumna. Kak Yumna inilah satu satunya orang kaya di desa yang ditinggali Nana.
"Bajunya di sana ya, Na."
"Iya, Kak. Siap."
Sambil menyetrika, Nana juga bercerita dengan Kak Yumna yang mengemil di sampingnya. "Kalau mau cemilan ambil aja ya, Na."
"Siap, Kak."
Melihat Nana yang berjuang mati matian, Kak Yumna merasa kasihan. "Na, kamu mau gak kalau Kakak jodohin?"
"Sama siapa, Kak?"
"Ya dengan juragan lain, teman suamiku. Lihat Kakak, Na. Dulu Kakak miskin gak bisa apa apa, punya uang juga enggak. Tapi setelah menerima lamaran boss padi di sini, hidup kakak enak. Meski wajahnya pas pasan, tapi membantu sekali."
Nana diam dan lebih fokus pada setrikaan. Siapapun tau suami dari Kak Yumna itu sudah tua, jelek dan hitam meskipun perjaka.
"Jangan melihat dari luarnya, Na. Kalau sayang dan membantu kita kenapa tidak 'kan? Asal laki laki nya serius saja ingin mencari istri."
Nana mengangguk. "Jika ada yang serius sama Nana, Nana akan menerimanya, Kak."
🌹🌹🌹
To Be Continue.
🌹Voteeee sebelum membaca yaaa ghaisss🌹
🌹Follow juga igeh emak : @Redlily123🌹
🌹Jangan lupa baca Stuck with an Arrogant CEO🌹
Ini adalah Novel Romantis Komedi. Jadi akan ada saatnya keromantisan atau humor humor yang mendominasi. Namun meski ini novel romantic komedi, pasti akan ada konflik yang menguras air mata.
Dan terima kasih kepada para pembaca setia yang selalu memberikan support dan masukan masukan.
Terima kasih telah membaca karya receh ini.
Ini adalah buku ke-2 dari series David- Sebastian – Luke. Jadi ada tiga sahabat yang mengalami kisah cinta yang berbeda beda.
Maka dari itu, saya sangat menyarankan alias memerintahkan kalian membaca :
STUCK WITH AN ARROGANT CEO.
Jadi kalian bisa tahu bagaimana asal usul persahabatan mereka, dan sifat Sebastian yang jahil. Di sana juga ada awal mula pertemuan Nana si gadis kampong yang melempar Sebastian dengan sandal saat dia menggodanya.
Bagaimana cara membacanya? Tinggal klik profil RED LILY alias saya sendiri kemudian cari judul ini.
Selamat membaca.
🌹🌹🌹🌹🌹
Nana menatap ibu tirinya yang sedang mencoba baju baru bersama dengan Lia. Keduanya terlihat bahagia. Saat amarah mengendalikan Nana, dia melihat ke sisi lain di mana Rina sudah menyiapkan makanan untuk dibawa ke rumah sakit.
Rina dan Lia memang baik, meski kejahatan lebih mendominasi. Nana selalu mencoba melihat sisi baiknya supaya keadaan tidak memburuk.
"Bu, tidak perlu memakai baju cantik. Ibu akan ke rumah sakit."
"Diam, bukankah kamu akan ke kota? Kapan?"
"Ibu harus janji untuk merawat Bapak, baru Nana akan pergi."
Rina berbalik. "Asal kamu janji mengirim tiap bulannya lima juta. Sanggup?"
"Darimana Nana dapat uang sebanyak itu? Pendidikan juga tidak, tidak bisa membaca, menulis dan berhitung. Jangan sebanyak itu, Bu. Tapi nanti Nana usahakan."
"Eh! Dasar anak oon! Makannya modalnya jangan cantik doang dong!" Teriak Lia yang baru saja memakai baju baru dan keluar dari kamarnya. "Cantik cantik kok tambuh."
"Kakak kan punya ijazah SMA, kenapa tidak bekerja?"
"Hey! Dia ayahmu! Bukan ayahku! Aku akan bekerja jika ibu sudah sekarat!"
Dan dengan bodohnya Rina mengangguk. "Kau yang harus bekerja, dia ayahmu."
"Tapi, Bu. Sekeras apa pun Nana bekerja, jika Ibu dan Lia menghabiskannya, Ayah tidak akan sembuh."
"Nana Sayang…..," ucap Lia mendekat dan duduk di tangan kursi. "Kami merawat ayahmu dengan baik. Kau pikir siapa yang menyiapkan makanan? Mengganti popoknya? Harus ada harga untuk itu!"
Nana diam lama. "Jika kalian tidak tulus, kenapa tidak pergi?"
"Dasar anak t🌹lol," gumam Rina. "Itu yang dinamakan simbiosis, dimanan aku dan ayahmu saling menguntungkan. Aku bisa tinggal di sini dan mendapat uang darimu, dan ayahmu juga dirimu aku rawat."
"Udah! Sana pergi cari kerjaan!" Teria Lia. "Biasanya jam segini juga turun ke sawah."
Nana diam, dia melangkah mengambil jaketnya dan pergi menaiki sepeda menuju rumah tetangganya.
Dia menemui Kak Yumna.
"Kak Yumna?"
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk, Na. Lagi di belakang."
Nana melakukannya, dia masuk ke rumah besar itu. Dia melihat Kak Yumna sedang membuka paket.
"Apa itu, Kak?"
"Kiriman dari suami. Tuh kan, Na. Meski wajah dan umur udah tua, kalau buat kita bahagia dan serius sama kita kenapa enggak?"
Nana mengangguk setuju. "Paman Entis sudah menjawab, Kak?"
Satu satunya bekal yang Nana punya untuk ke kota adalah pamannya, dia adalah adik dari pihak ibu tapi tidak pernah membantu. Ayahnya selalu meminta untuk tidak meminta bantuan pamannya, karena dia licik. Tapi saat ini Nana tidak punya pilihan selain menghubungi pamannya.
"Tidak ada, Na. Sudah Kakak kirim pesan, tapi tidak dijawan juga."
Nana menghela napas. "Jika sudah ada jawaban, hubungi Nana ya, Kak."
"Tenang, Na. Kakak pasti bantu kok."
🌹🌹🌹
Sesampainya di Indonesia, Sebastian masuk ke apartemennya. Dia merebahkan diri di sana.
Dirinya baru pulang dari Klab malam, mencoba kembali pada beberapa wanita tentang kepekaannya, tapi miliknya tetap saa tertidur.
"Lucille….., kau akan menerima akibatnya telah melakukan ini," ucap Sebastian menahan rasa kesal.
Kening Sebastian mengkerut saat dia mendapat panggilan dari nomor baru.
Tidak ingin ambil pusing, Sebastian mematikannya. Namun ponselnya terus saja berdering.
"Hallo?! Katakan apa yang kau mau!"
"Bas…..," ucap suara itu halus, yang mana membuat Sebastian membuka matanya. "Kau terkejut aku mendapatkan nomormu?"
"Kenapa kau menghubungiku, Lucille?"
"Ada apa? Kau ingin memblokir nomor ini juga? Tidak akan aku biarkan kau jauh dariku."
"Urus hidupmu dan keluargamu."
"Tunggu," ucap Lucille saat Sebastian akan menutup telpon. "Bas, berhenti membenciku. Aku tau kau masih mencintaiku. Ingatlah dulu kita pernah belajar bersama, bercanda berasama yang mana membuatmu bahagia."
Sebastian diam mendengarkan.
"Ingat saat ka--"
Tut.
Sebastian mematikan telponnya. "Dasar murahan."
Sebastian butuh seseorang yang bisa dia atur dan kendalikan. Yang perlu dia nikahi hanya untuk status saja.
"Di mana aku harus mencari wanita penurut itu? Aku harus menanyakan David bagaimana dia menemukan Lily."
🌹🌹🌹
Nana melangkah lunglai sambil membawa selembar kertas di tangannya. Dia mendekati si Mbok.
"Mbok, ini tulisanya apa ya?"
"Apa ini, Na?"
"Dari Ibu sama Lia, katanya harus beli ini."
Dan saat si Mbok membaca, isinya adalah :
Dasar tooolllooooooollllll, booooddddooooo, makannya cari kerja sana supaya gak boodooo! Jangan diem di rumah terus! Nyusahin aja!
Si Mbok menghela napas.
"Isinya cacian lagi ya, Mbok?"
"Sabar ya, Na."
Nana diam dan duduk di sana. "Nana harus gimana ya, Mbok? Paman belum ada kabar, Nana mau ke kota sama siapa?"
Dan ketika hendak menjawab pertanyaan Nana, si Mbok melihat sosok yang tidak asing. "Na, bukannya itu Paman kamu?"
Nana menoleh, senang bukan kepalang dia melihat kedatangan pamannya. Nana mendekat. "Paman!"
"Na, Paman mau bicara. Ayo ke rumah kamu."
Nana mengangguk, dia senyum sangat senang akan ada orang yang menolongnya.
Saat ke rumah, Lia dan Rina tidak ada. Membuat pamannya leluasa untuk mengatakan apa yang akan dia katakan.
"Ada apa, Paman?"
"Na, kamu mau menikah?"
"Menikah? Dengan siapa?"
"Majikannya boss paman sedang mencari istri."
"Majikannya boss? Bagaimana maksudnya?"
"Astaga," pamannya bergumam. "Kau benar benar bodoooh sekali."
Nana diam, mendebat orang di depannya hanya akan membuatnya dalam masalah.
"Jadi, paman itu punya boss, dan boss paman punya boss lagi yang lebih besar dan tua."
"Tua?"
"Iya, paman dengar usianya sudah 40 tahun tapi belum menikah. Dan dia serius ingin mencari istri."
"Apa dia tidak punya pacar? Dia pasti kaya."
Pamannya berdecak. "Kau tahu bagaimana wanita kota hanya ingin yang muda dan bugar."
"Apa dia sakit sakitan, Paman?"
"Paman pikir begitu," gumam pamannya. "Dia sudah tua dan sakit sakitan, hanya butuh istri yang mengurusnya. Paman berpikir seperti itu karena dia ingin istri yang patuh padanya. Tidak harus pandai dan kaya. Tapi ya namanya juga orang kaya, ingin yang sedikit cantik. Kau lumayan cantik, jadi paman pikir bisa menjadi istrinya."
Nana diam, tangannta bertautan memikirkan itu. Dia ingat apa yang dikatakan Kak Yumna tentang pernikahan.
"Mau atau tidak? Dia kaya dan bisa membantu keuangan ayahmu, Na. Dia serius ingin menikah dan punya istri."
"Jika dia memang serius……," gumam Nana. "Nana mau, terlepas wajahnya jelek atau berpenyakitan, asal serius dengan hubungan ini. Nana tidak masalah."
"Bagus." Pamannya bertepuk tangan. "Besok paman akan bilang pada boss paman. Sekarang paman akan ambil fotomu dulu."
"Fot-- aduh aduh!"
Nana merasa kelilipan saat ponsel pamannya memotret. Membuat pamannya berdecak, "Kau memang tidak tau apa apa, kasihan sekali."
🌹🌹🌹
To be continue alias bersambung yaaa ghais.
Kapan Bas ketemu Nana? Ya nanti diatas ranjang. Awok awok awok.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!