Hujan lebat turun di malam itu, menambah kesedihan yang sudah ada dalam hatinya Nayna Amelia, Perubahan sikap sang suami membuatnya ingin sekali menyerah pada kehidupan ini. Terlahir sebagai anak yatim-piatu, bahkan ia tak tau yatim piatu sesungguhnya atau anak yang tak inginkan. Karena menurut ibu panti yang mengasuhnya, mengatakan kalau dirinya di temukan tepat di pintu rumah panti tersebut.
Dulunya, sang suami sangat hangat dan penuh kelembutan, tetapi entah apa yang membuatnya berubah. Semenjak kelahiran sang anak, perubahan sikapnya sangat terlihat. Suaminya mulai jarang pulang, sering kali mengabaikan kewajiban keluarganya, dan marah-marah karena hal-hal sepele. Bahkan, ia pernah sampai memukul dirinya sendiri ketika Nayna mencoba untuk membantah perkataannya. Sungguh, Nayna merasa sangat bingung dan terluka oleh perubahan suaminya.
Nayna habiskan masa mudanya dengan harapan memiliki keluarga yang utuh, ia ingin menciptakan keluarga yang bahagia, tetapi hanya rasa sakit yang ia dapatkan. Bahkan mertuanya pun tak menginginkan dirinya karena asal usulnya yang tidak jelas, kalau boleh meminta Nayna tidak ingin terlahir menjadi anak yang tak tahu asal-usulnya. Ia juga ingin merasakan bagaimana memiliki sebuah keluarga yang utuh dan bahagia. Bisa saja Nayna, membalas perbuatan sang suaminya atau pun memintai cerai, tetapi itu semua tak ingin Nayna lakukan, karena ia tak ingin anaknya menjadi anak broken home. Nayna tak ingin anaknya merasakan apa yang dulu ia alami di masa lalu dan Nayna ingin menjadi istri yang berbakti kepada suaminya.
Malam ini Nayna akan berbicara dengan suaminya mengapa sikapnya sangat berubah dan apa yang menjadi penyebabnya. Nayna tak ingin masalah terus berlarut-larut dan akan menjadi sesuatu yang tak di inginkan.
Tiba-tiba saja pintu di buka, dan itu menyadarkan Nayna dari lamunannya. Tetapi, ia merasa lega ternyata suaminya pulang malam ini.
"Mas Radit, kamu sudah pulang?" tanya Nayna dengan senyum yang mengembang.
"Kalau aku sudah sampai rumah, berarti aku sudah pulang. Di mana matamu, Nay?" jawab Radit dengan nada sedikit meninggi.
"Maaf, Mas. Aku hanya bahagia malam ini kamu pulang ke rumah?"
"Jelas aku pulang ke rumah, karena ini rumahku."
"Iya, Mas. Kamu mau mandi sekarang, Mas? Biar aku siapkan air hangat ya, Mas. Kamu pasti kedinginan, kan? Atau Mas mau makan dulu? Tapi kamu ganti baju dulu karena baju Mas sedikit basah. Zayn pasti senang karena papanya malam ini pulang," ucap Nayna sambil menarik tangan Radit. Namun, Radit malah menghentakkan tangan Nayna dan marah-marah kepadanya.
"Tidak perlu pura-pura baik padaku, Nay. Pasti kau akan mengejekku karena sudah lama aku bekerja tanpa mendapatkan kenaikan jabatan. Tidak seperti dirimu yang sangat pintar dalam semua hal, bahkan saat bekerja, kau lebih unggul dariku."
Nayna terdiam sejenak, terlihat terkejut oleh reaksi Radit. Kemudian, dia menjawab dengan lembut, "kamu kenapa mas,? Apa ada masalah di perusahaan?" Nanti kita bahas ya mas, sekarang kamu ganti baju dulu agar kamu tidak kedinginan ya mas!"
"Sudah ku bilang tak usah berpura-pura baik kepada ku Nay, aku muak selalu di hina teman-teman kantor karena tidak seperti dirimu yang selalu unggul. Kan sudah ku bilang kau jangan pernah bekerja setelah tamat kuliah, tapi kau tidak mendengarkan perkataan ku. Malah bekerja dan satu perusahaan lagi dengan diriku"
Nayna menjawab dengan lembut, "Aku bekerja karena ingin membantu kamu mencari biaya pernikahan, Mas. Kita ingin menikah dengan cepat, dan jika hanya kamu yang bekerja, itu tidak akan terlalu cepat terjadi. Sekarang, aku sudah berhenti bekerja, jadi tidak perlu khawatir, Mas."
Radit yang mendengar penjelasan dari Nayna merasa tak terima karena telah di rendahkan oleh Nayna. Dengan sangat emosi Radit menampar pipi Nayna dengan sangat keras.
"PLAKKK,,,"
"Kamu kira aku nggak bisa cari biaya pernikahan itu sendiri, dan perlu kau garis bawahi mengapa aku ingin menikah cepat, itu karena aku ingin kau segera berhenti bekerja. Tetapi setelah kau berhenti bekerja pun teman-teman kantor ku tetap membandingkan kinerja ku dengan dirimu"
"Sudah dua kali kau menampar diriku mas, seharusnya kau memperbaiki pontensi kerja mu bukan menyalahkan diriku" jelas Nayna dengan suara yang bergetar
"Halah persetan dengan itu semua, sebelum kau bekerja di perusahaan itu semua teman-teman kantor ku selalu memujiku. tetapi setelah kau datang hancur sudah karierku".
"Aku menyia-nyiakan masa muda ku dan juga mimpi ku hanya untuk membuat keluarga yang utuh bersama mu mas, tapi kenapa kau seperti ini mas? Bukannya kau seharusnya merasa bangga memiliki istri seperti diriku mas ?"
"Asalkan kau tau aku menyesal memiliki istri seperti mu, istri yang membuat suaminya di anggap rendah dan di pandang sebelah mata oleh orang lain. Apa yang perlu aku banggakan dari mu,ha? Lihatlah tubuh mu yang tak terurus lagi". ucap Raditya sambil menunjuk ke arah Nayna
"Sadar mas,, sadar apa yang kamu katakan telah menyakiti hati ku mas, mana janji mu yang tak akan membuat ku menderita. Tubuh ku yang terurus begini karena aku mengurus rumah, anak kita dan juga dirimu mas", Jelas Nayna sambil menggoyang-goyangkan tubuh Raditya
Namun, Raditya langsung menyentaknya kembali "Halah omong kosong itu semua, banyak kok di luaran sana wanita yang sudah menikah dan punya anak masih bisa mengurus badannya. Memang dasar kau saja yang malas".
"Apa-apaan kamu mas? Mengapa jadi kemana-mana pembahasan ini mas? sebenarnya apa salah ku, mas Raditya?"
"Salahmu adalah kau selalu unggul dari ku dan aku menyesal menikah dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya ini". Ucap Raditya dengan penuh penekanan
Nayna yang mendengar penuturan sang suami tersebut pun tampak terkejut dan tak menyangka sang suami yang di hormati, di cintai itu mampu berkata seperti itu. perkataan yang amat ia hindari dan benci. Nayna pun langsung terduduk di lantai.
"Mengapa kau tega sekali mas, apakah sudah tidak ada cinta mu untuk diriku mas? Tidak bisakah kita menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik tanpa harus mengungkit masa lalu ku". Ucap Nayna dengan air mata yang mengalir deras
Raditya yang melihat dan mendengar sang istri menangis pun langsung tersulut emosi, tanpa di duga ia langsung menarik rambut sang istri dan membenturkan kepalanya ke sudut meja, seketika darah keluar dari dahi Nayna.
"Ingat ini baik-baik aku tidak pernah mencintai mu wanita bodoh, aku hanya ingin menunjukkan pada semua orang kalau mendapatkan dirimu itu sangat mudah. Tentu aku mengungkit tentang masa lalu mu itu, karena memang kau itu anak yang tidak tau asal-usulnya. Mungkin saja orangtuamu membuang dirimu karena kau itu anak pembawa sial, contohnya aku yang terkena sial karena menikahi dirimu". Ucap Raditya dengan terus menjambak rambut Nayna.
Nayna hanya tampak merintih kesakitan dan air mata yang tadi mengalir deras kini telah menguap entah kemana.
.
.
Ayo saksikan kelanjutannya 🌹
Maaf kalau banyak typo, mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian 😘🌹
Setelah melakukan kekerasan kepada Sang istri, Raditya pergi meninggalkannya. Entah kemana pria itu perginya, Nayna sudah tidak memperdulikan lagi kepergian sang suami. Sudah cukup selama ini perlakuan buruk ia dapatkan dari Raditya.
Setelah mengobati luka yang ada di dahi dan sudut bibirnya, Nayna langsung pergi ke kamar sang anak yang di dilahirkannya 4 bulan yang lalu. Untung saja sang anak tak terganggu oleh kegaduhan yang baru saja terjadi.
"Maafkan mama nak, sepertinya mama tidak bisa mempertahankan pernikahan ini nak, maafkan mama yang tak bisa memberikan keluarga yang utuh untuk mu nak,, Tolong maafkan Mama nak, mama enggak sanggup sama sekali nak". ucap Nayna dengan tangis yang di tahannya karena takut anaknya terganggu
"Tetapi, Zayn jangan khawatir mama bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk mu, nak. Mama akan selalu ada untuk mu nak dan tolong jadilah penyemangat untuk mama". Ucap Nayna kembali
Lalu Nayna berdiri untuk mengambil ponsel yang ada di atas nakas, ia langsung mencari nomor yang akan di hubungin nya. Beberapa saat kemudian yang ia hubungin pun langsung mengangkatnya
"Hallo selamat malam kak Fandi".
"Iya semalam malam Nay, ada apa kau menghubungi ku malam-malam begini, apakah ada yang terjadi pada dirimu , Nay???" Tanya Fandi dengan nada khawatir. Pasalnya Nayna tak pernah menghubunginya lebih dulu setelah menikah
"Tidak terjadi apa-apa padaku Kak, Aku hanya ingin berjumpa dengan kak Fandi besok pagi di kantor kakak. Apakah kak Fandi besok sibuk atau tidak ?"
"Tidak Nay, besok aku tidak sibuk. Jadi kau besok bisa datang di jam 9 ya Nay!" jawab Fandi
"Baiklah, terimakasih kak Fandi. Maaf aku telah mengganggu waktu istirahat kak Fandi".
"Tidak Nay, kau tidak mengganggu ku sama sekali. Tapi, mengapa kau ingin bertemu di kantor ku, Nay?" Tanya Fandi dengan sedikit kebingungan
"Besok kak Fandi akan mengetahuinya. Ya sudah aku tutup ya kak. selamat malam kak Fandi". Ucap Nayna yang langsung menutup panggilan nya.
"Malam Nayna ku. Sebenarnya apa yang terjadi pada dirimu Nay. Aku sungguh mengkhawatirkan dirimu". Ucap Fandi yang bermonolog pada dirinya sendiri
"Maafkan Mama sekali lagi ya nak, Mama sungguh tidak bisa mentolerir sikap papa mu yang semena-mena pada Mama. Bagi mama sudah cukup dua kali papa mu menyakiti fisik Mama tidak akan ada yang ketiga atau selanjutnya. Jika Zyan sudah dewasa, Zyan tidak boleh menyakiti hati maupun fisik wanita ya , nak". Ucap Nayna kepada bayi 4 bulan itu.
.
.
.
Dengan waktu yang sama, sampailah Raditya di kediaman orangtuanya. Ternyata Raditya pergi ke rumah orang tuanya. Langsung saja Raditya masuk dan memanggil Mama nya.
"Mama,, mama,,, Raditya pulang ma"
Sang mama yang melihat kepulangan sang anak pun tampak sangat bahagia, karena setelah menikah sang anak tak pernah mengunjunginya.
"Raditya,,,ini kamu kan nak". ucap Ayu Ratih sambil memeluk Raditya
"Iya ma, ini Raditya. Raditya menyesal karena tidak mendengar kan nasihat mama. Raditya menyesal menikah dengan Nayna ma".
"Apa yang sudah anak tak jelas itu lakukan pada mu nak,?"
"Nayna telah menghinaku ma, katanya kalau ia tidak bekerja kami tidak akan bisa menikah ma. Nayna tidak pernah menghargai aku sebagai suaminya ma, Bahkan teman - teman ku pun selalu membandingkan kinerja Nayna dengan diriku ma. Mereka bilang aku selalu kalah dengan Nayna karena sampai sekarang aku belum mendapatkan kenaikan jabatan ma". Jelas Raditya panjang lebar
Sang papa yang mendengar ribut-ribut di bawa pun segera turun untuk melihat.
"Kan sudah papa bilang lebih baik kau bekerja di perusahaan kita, kau akan langsung menjadi CEO tanpa harus bekerja sebagai pegawai rendahan lagi, Nak. " ucap Bambang Soewarno Wiratmaja
Raditya yang mendengar ucapan sang papa, langsung melihatnya dan memeluk sang papa.
"Papa,,,, maafkan Raditya pa, karena telah membantah perintah papa. Raditya menyesal pa".
"Iya ya... papa sudah memaafkan mu nak, papa juga yakin pasti kau akan kembali lagi ke rumah ini." Ucap sang papa sambil menarik Raditya untuk duduk di sofa.
"Lebih baik kau ceraikan saja wanita yang tak tau asal usulnya itu, membuat mama malu saja memiliki menantu seperti itu". Jelas Ayu Ratih sambil ikut duduk di samping sang anak
"Mama mu benar nak, keluarga kita terpandang tidak mungkin memiliki menantu seperti wanita itu."
"Aku memang akan menceraikan wanita itu pa, aku pun sudah muak melihatnya". Jawab Raditya dengan wajah yang menahan emosi
"Tapi, ambil anakmu itu. Dia adalah pewaris Wiratmaja, jadi aku tidak Sudi pewaris ku di asuh oleh wanita yang tidak jelas asal usulnya itu. Apalagi anak mu itu laki-laki, papa ingin anak mu."
"Mama tidak setuju pa, Apa kata teman-teman mama nanti cucu mama terlahir dari wanita yang tak jelas asal usulnya itu. Mama tidak Sudi pa."
"Tidak ada bantahan. Jika Raditya ingin kembali ke rumah ini dia harus membawa anaknya juga. Itu keputusan mutlak dari ku, tidak ada bantahan lagi". Tegas Bambang Soewarno Wiratmaja pada sang istri dan anaknya
Raditya Mahendra Wiratmaja itulah nama aslinya anak dari Bambang Soewarno Wiratmaja dan Ayu Ratih Wijayanti. Mereka merupakan keluarga yang kaya sejak lahir, memiliki perusahaan yang bergerak di bidang properti terbesar d kota J. Dengan nama perusahaan Megacity Wiratmaja Properties yang memiliki beberapa cabang di beberapa kota.
Pernikahan Raditya Mahendra Wiratmaja dengan Nayna Amelia memang sudah tak di setujui dari awal oleh orang tua Raditya, dan Nayna pun merasa goyah untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Tetapi, Raditya terus menerus memberikan dukungan dan masukan supaya Nayna mau menikah dengan dirinya. Sampailah pada akhirnya mereka menikah dan membeli sebuah rumah dengan uang hasil kerja mereka berdua. sepertinya benar kata orang-orang di luar sana jika menikah tanpa restu dari orang tua, pernikahan tidak akan berkah dan tidak berjalan dengan mulus. Namun, itu semua kembali lagi pada yang menjalankan nya.
***
Pagi pun menyingsing, Nayna pun tampak sibuk memandikan bayinya setelah mandi ia berikan Zyan susu, agar tertidur kembali. Setelah Nayna membereskan rumah sambil mencuci pakaiannya. setelahnya ia memasak untuk dirinya sendiri, hebat bukan seorang ibu yang dapat mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri bahkan bisa langsung siap bersamaan. Pesan untuk semua suami yang ada dunia ini sayangi dan cintai lah istri mu selalu.
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan sarapan pagi, Nayna pun bergegas mandi dan menyiapkan kebutuhan sang anak yang akan di bawa lagi. Ia akan pergi lebih awal karena jarak rumahnya dan perusahaan Fandi itu lumayan jauh sekitar 45 menit. Tidak lupa juga ia membawa beberapa berkas yang akan ia perlukan nantinya.
.
.
.
Mohon dukungannya kakak-kakak pembaca sekalian 😘
Maaf banyak typo, mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian 😘🌹
Setelah beberapa menit kemudian sampailah Nayna dengan sang anak yang di gendongnya di perusahaan Fandi. Nayna tampak menyapa karyawan yang bekerja, dulu sebelum menikah Nayna sering mengunjungi perusahaan Fandi ini, karena dulu mereka sama-sama berasal dari panti asuhan. Beruntungnya Fandi di angkat oleh salah satu anggota kepolisian yang telah di tinggal tiada oleh anak mereka.
Ahmad Rafandi mendirikan perusahaannya di bidang hukum, atas dari kerja keras sendiri dan memberinya nama Firma Advokat Rafandi.
"Mau bertemu tuan Fandi ya , mbak Nay? " tanya sah satu karyawan
"Ya benar mbak, apakah kak Fandi ada di dalam mbak ?"
"Ada kok mbak Nay, tuan tadi juga berpesan kalau Mbak Nay sudah sampai langsung ke ruangan tuan Fandi. Begitu Mbak Nayna, jadi silahkan saja langsung ke atas mbak!!"
"Baiklah, terimakasih mbak. dan selamat bekerja".
"iya mbak Nay yang cantik". ucap sang karyawan Sambil tersenyum
Nayna yang mendengarnya pun hanya menggeleng, sewaktu Nayna belum menikah dengan Raditya, ia selalu di gadang-gadang sebagi istri dari bos mereka. Ternyata itu tidak terjadi, pupus sudah harapan mereka untuk mendapatkan nyonya yang baik dan tentunya cantik.
"Selamat pagi om Fandi". sapa Nayna sambil membuka pintu ruangan kerja Fandi
Fandi yang mendengar suara dari Nayna pun tampak langsung melihat ke arah pintu.
"Nayna,,, ayo silahkan duduk dulu!! Mengapa kau bawa Zyan untuk ikut ke sini Nay,??"
"Aku tidak bisa meninggalkannya pada orang lain kak, jadi aku akan membawa anak ku".
"Ya aku mengerti Nay, tapi kau bisa menghubungi ku untuk menjemputmu, kalau terjadi apa-apa dengan Zyan bagaimana ?" Jelas Fandi dengan nada khawatir
"Jadi hanya Zyan saja yang di khawatirkan ini, aku nggak begitu kak,,??"
"Ya kau juga Nayna bawel". ucap Fandi sambil mengacak-acak rambut Nayna.
"Jangan di acak-acak kak, aku sudah sudah payah merapikannya". sambil menahan sakit di dahinya
Fandi dengan penuh keheranan bertanya, "Nay, mengapa kamu tiba-tiba memakai poni? Apa yang kamu sembunyikan dariku?"
Nayna merasa canggung dan mencoba mengelak, "Oh, ini hanya gaya rambut baru. Aku pikir akan menyegarkan penampilanku."
Namun, Fandi tahu ada yang lebih dari itu dan bersikeras, "Nay, aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah luka di dahi itu?"
Nayna merasa terjebak, dan akhirnya, dengan wajah serius, ia berkata, "Baiklah, kak Fandi . Aku akan memberitahumu semuanya dan maksud tujuan aku kemari juga berkaitan dengan luka ini kak".
"cepat jelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang melakukan semua ini kepada mu, Nay?"
Sebelum menjawab semua pertanyaan Fandi, Nayna menarik nafasnya dalam-dalam.
"Semua ini yang melakukannya adalah Raditya Mahendra Wiratmaja suami ku sendiri kak, dan aku kesini untuk meminta pertolongan kepada kakak, untuk mengurus perceraian ku dengannya kak". Jelas Nayna dengan tersenyum
Ia Tak ingin terlihat sedih di depan Fandi, karena Nayna telah menganggap Fandi sebagi kakaknya.
Fandi terdiam sejenak, ekspresinya bercampur antara keterkejutan dan kebingungan.
"Coba jelaskan detail masalah kalian apa Nay, agar aku dengan mudah membantu mu".
Nayna pun mengangguk dan tersenyum. Ia pun langsung menjelaskannya dengan perlahan dan tanpa ada yang di tutup-tutupi oleh Nayna. Bahkan Nayna memiliki bukti kekerasan yang di lakukan Raditya.
Pada Malam terakhir Raditya pulang kerumah, Nayna menyalakan kamera guna untuk mengabadikan momen bahagianya. karena setiap ada masalah dan Nayna ingin memperbaikinya , ia selalu merekam hal tersebut. Namun bukan momen kebahagiaan yang ia dapat tapi, sakit yang luar biasa.
"Aku juga memiliki bukti Raditya menyakiti fisik ku kak". ucapnya sambil menyodorkan flashdisk kepada Fandi
Fandi yang mendengar tersebut hanya diam saja, ia tampak menahan amarahnya. Fandi juga tak sanggup untuk melihat rekaman tersebut. ia benar-benar tak sanggup gadis kecilnya di hajar oleh sang suami.
"Aku ingin kak Fandi segera membantu ku menyelesaikan masalah ini, aku sungguh tidak ingin terus-menerus di siksanya kak".
"Kamu tenang saja Nay, secepatnya aku akan mengurus semua ini. apakah kau ingin Fandi masuk ke penjara juga Nay, aku akan senang hati melakukannya." tanya Fandi dengan wajah yang sangat serius
"Tidak perlu kak, aku hanya ingin hak asuh anak ada di diriku dan aku ingin rumah itu juga menjadi milik ku kak. karena rumah itu hasil kerja ku sendiri" Jawab Nayna
"Baiklah Nay, akan kakak lakukan dengan sebaik mungkin. Dengan adanya bukti rekaman ini dan bukti visum dokter akan sangat mudah bercerai dengannya dan kau akan mendapatkan hak asuh Zyan" jelas Fandi
*maaf ya kalau author kurang jelas menuliskan tentang hukum perceraian ini, mohon saran dan masukannya*
"Terimakasih kak Fandi , aku bergantung pada kakak". ucap Nayna sambil tersenyum
"Jangan terus tersenyum Nay saat kau terluka seperti ini, menangislah jika kau ingin menangis."
Nayna yang mendengar perkataan dari Fandi pun hanya tersenyum saja.
"Air mata ini sudah kering kak, ia tidak akan bisa keluar lagi untuk menangisi laki-laki brengsek itu. Jadi kak Fandi jangan khawatir, ku rasa kak Fandi tau bagaimana diri ku ini. Aku hanya menghargai Raditya sebagai seorang suami, makanya aku tidak pernah membalas semua perbuatannya kak". Jelas Nayna yang masih tetap tersenyum terus.
"Ya.. ya.. kakak tau, kau adalah wanita yang kuat dan mandiri. kakak tidak akan mengkhawatirkan kau lagi, tetapi jika dirimu sudah lelah menangis lah Nay, menangis tidak akan membuat mu lemah."
"Ya,,, om Fandi yang cerewet, mamaku tak akan menangisi lagi pria brengsek itu, Om." ucap Nayna yang menirukan suara sang anak, tampak Zyan yang sudah terbangun pun langsung tertawa.
"Lihatlah bahkan Zyan mendukung mu, Nay. "
"Jelas Zyan mendukung ku kak, karena aku akan menjadi ibu sekaligus ayah untuknya nanti, kak Fandi". Jawab Nayna dengan penuh semangat
"Apakah setelah bercerai dengan Raditya, kau tak ingin mencari lagi pengganti suami mu, Nay?"
"Aku belum memikirkannya kak, kalau Kakak punya kandidat nya boleh lah kenakalan pada diriku kak". Jawab Nayna dengan sedikit bercanda
"Apakah kau tak melihat ku sebagai seorang pria yang menyukai karena cinta, Nay? mengapa harus mencari orang lain lagi?". tanya Fandi
Lagi-lagi Nayna hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Fandi, "Ku rasa kakak tau jawaban aku apa dan itu tak akan berubah kak. kau akan tetap menjadi kakak ku"
"Apa tidak ada kesempatan untuk, Nay?"
Nayna hanya tersenyum tanpa mau menjawab pertanyaan Fandi. "kalau begitu aku pamit pulang dulu ya kak?? Ada yang mau aku kerjakan lagi kak". ucap Nayna berpamitan dengan Fandi
"Ayo aku antar aja Nay, agar aku tidak khawatir kepada kalian!!!"
"Tidak perlu kak, aku kan naik taksi saja. Lagian tidak baik di lihat orang kak, karena aku masih istri orang" jelas Nayna
Akhirnya Fandi menyetujuinya dan hari itu Nayna pulang bersama anaknya menggunakan taksi.
.
.
Sesampainya Nayna di rumah, ternyata sudah ada yang menunggu kepulangannya.
"Oh,,, jadi seperti ini kelakuan dirimu wanita tidak jelas asal usulnya, bukannya di rumah menunggu suami pulang, malah keluyuran tak jelas begini."
.
.
Mohon dukungannya kakak-kakak pembaca sekalian 😘
Maaf banyak typo, mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian 😘🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!