NovelToon NovelToon

Surrogate Mom

Rencana Ibu Pengganti

"Mas,harus berapa kali aku bilang,aku gak mau hamil! Aku gak mau badanku jadi jelek gara-gara melahirkan seorang anak,aku gak mau nanti orang-orang yang mengenalku mengejekku karena bentuk tubuhku yang jelek,apa pentingnya sih punya anak?! Kamu gak bahagia nikah sama aku?!" Viona lagi-lagi menolak untuk memiliki anak,permintaan suaminya tak pernah digubrisnya.

"Vi,aku gak akan pernah mempedulikan penampilan kamu,bagiku kamu tetap cantik,aku gak peduli dengan perubahan tubuh kamu,aku tetap mencintai kamu!" Farhan mencoba untuk membujuknya.

"Bukan masalah aku gak bahagia sama kamu,aku bahagia kok,cuma aku juga ingin punya anak Vi,kamu tau kan aku anak tunggal,aku butuh penerus keluargaku" Farhan menjelaskan.

"Ya kalau kamu bahagia ya sudah,gak usah terus menerus bahas soal anak,toh kalau kita gak punya anak,kamu dan aku bisa tetap mesra!" Viona tak mau kalah.

"Vi,kalau memang kamu gak bisa punya anak ya aku terima,aku gak masalah,tapi kamu bukannya gak bisa,tapi gak mau,kamu gak mau memberikan aku anak.Apa salah kalau aku meminta seorang anak dari istriku yang rahimnya sehat?" Farhan semakin dongkol dengan jawaban-jawaban Viona.

"Nggak Mas! Aku gak mau,titik!" Viona memutuskan dengan tegas,lalu pergi keluar dari kamar mereka meninggalkan Farhan sendirian dengan kedongkolannya.

Seperti itulah hubungan mereka saat ini,hubungan yang dibangun selama 10 tahun yang sangat hangat dan penuh cinta itu,kini harus diwarnai dengan pertengkaran dan adu argumen dari keduanya,tak ada lagi kehangatan seperti dulu.

Farhan sangat menginginkan seorang anak untuk penerus keluarganya,dia adalah putra tunggal dari seorang konglomerat,hanya darinya lah keluarga kaya itu akan mendapatkan penerus,mereka bergitu berharap dari Farhan meski secara tak langsung.

Namun, tampaknya harapan mereka harus sirna,karena menantu mereka,Viona tak mau hamil.

Viona sudah melakukan cek kesuburan rahim dan dinyatakan sehat,dia bisa mengandung seorang anak,namun dia enggan,karena tak mau jika tubuhnya menjadi jelek hanya karena mengandung dan melahirkan anak seperti wanita kebanyakan.

Begitupun Farhan,dia dinyatakan sehat dan bisa membuahi,namun kendalanya tetap pada istrinya,Viona memang melayani Farhan sepertti seorang istri pada umumnya,namun dia selalu meminta Farhan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah spermanya keluar di dalam rahim,Viona benar-benar tak ingin sekalipun Farhan melakukan kesalahan.

Viona tak ingin ber KB,dia tahu efek-efek buruk dari KB,itu dapat merusak keindahan tubuhnya,sehingga tak melakukannya.

Farhan sangat mencintai istrinya,dia pria yang tampan juga baik,apapun yang diminta istrinya,dia hanya bisa menurut meski sesungguhnya dia tak pernah mendapatkan kepuasan **** seutuhnya dari Viona.

Farhan juga tak pernah berniat untuk mengencani wanita lain atau berselingkuh dari istrinya,dia sangat setia dan menjaga pandangannya dari wanita lain,banyak wanita yang lebih cantik dari Viona,namun baginya tak akan mengubah apapun.

Rumah tangga mereka semakin hari semakin memburuk,hubungan mereka terasa hampa.

Viona selalu sudah tak ada di rumah ketika Farhan bangun,dia sibuk dengan dunia sosialitanya,Farhan harus melakukan segalanya sendiri dan tak pernah mengeluh karena sudah biasa,hanya saja kebutuhan makanan dan yang lainnya sudah disiapkan pembantu dan asisten rumah tangga mereka.

Mereka akan bertemu ketika malam,dan bertengkar kembali mengenai masalah anak,tak ada lagi pelukan manja,tak ada lagi ciuman hangat dan tak ada lagi gairah di antara keduanya,seolah mereka bukan suami istri.

*****

"Mas,kamu mau punya anak,kan?" Viona tiba-tiba bertanya saat Farhan hendak memejamkan matanya.

Farhan dengan sigap langsung bangun dan mendekat.

"Jangan macam-macam,aku lagi dapet (menstruasi),maksud aku bukan aku mau hamil,tapi kamu bisa punya anak meski bukan dari aku!" Jawab Viona datar.

"Maksud kamu?" Tanya Farhan tak mengerti.

"Kamu bisa punya anak tapi dari rahim wanita lain!" jawab Viona tegas.

"Apa? Jadi kamu minta aku menghamili wanita lain?" Tanya Farhan kaget,tentu saja dia tak mau,dia tak mau berzina sekalipun Viona tak mau melayaninya.

"Iya,kamu menghamili wanita lain,tapi lewat pernikahan dulu,aku gak minta kamu buat hamili wanita lain tanpa menikah,kamu harus menikahi dia dulu tapi dengan syarat,gak boleh ada cinta diantara kalian,kalian hanya perlu melakukan hubungan badan untuk proses penanaman benih,setelah itu kalian hanya tinggal menunggu proses pembuahannya saja" jelas Viona membuat Farhan tercengang,ide gila macam apa itu? Batin Farhan.

"Kamu gilan Vi? Mana ada hal seperti itu? Aku hanya mencintai kamu,sudahlah,kalau kamu gak mau punya anak gak perlu memaksakan diri dengan mengorbankan orang lain,aku gak mau jadi orang jahat karena memanfaatkan rahimnya buat mengandung anakku,lalu setelah itu aku menceriakannya.Itu gak adil buat dia Vi,sudahlah gak usah bahas masalah anak lagi!" Farhan sangat kesal,dia berbaring kembali di tempatnya semula untuk tidur.

"Mas,kamu yakin gak mau punya anak? Anak kamu itu penerus loh,kalau kamu nggak mau ikuti saran aku,orangtua kamu bakalan marah besar,mereka akan memisahkan kita" Viona membujuk suaminya agar mau, sesungguhnya dia tak mau jika posisinya sebagai Nyonya Farhan tersingkir,mengingat jika Farhan adalah pria kaya raya.

"Ya sudah kamu yang hamil,aku cuma mau kamu!" Jawab Farhan tetap tak mau.

"Mas,ayolah,aku gak mau badanku jadi jelek,itu kan juga buat kamu Mas,kalau kita bisa dapat anak dari wanita lain, bukankah kamu akan tetap memiliki aku dengan tubuh sempurna tanpa ada perut bergelambir,atau stretch marks,aku akan tetap mulus buat kamu,ayolah..." Viona merayu Farhan dengan mengusap-ngusap kepada pria itu halus.

Sejenak Farhan berpikir keras,rayuan Viona ternyata berhasil mengubah pikirannya.

"Jadi,aku harus bagaimana?" Tanya Farhan.

"Kamu tinggal mencari wanita yang rupanya cantik yang benar-benar membutuhkan uang,cek kesuburan rahimnya,tawari dia bayaran yang mahal sesuai keinginannya,dan kamu nikahi dia,setelah dia hamil dan melahirkan anak kita,kamu ceraikan dia.Kamu gak jahat Mas,ini cuma kesepakatan karena saling membutuhkan" Viona menjelaskan seolah benar.

"Tapi Vi,kasihan wanita itu kalau jadi janda nantinya" Farhan masih ragu.

"Mas,kamu kok susah sih dikasih saran,jangan terlalu baik jadi orang,toh dia juga kita bayar,gak gratis!" Viona malah kesal karena suaminya masih memikirkan nasib orang lain kedepannya.

"Baiklah,kalau itu mau kamu,tapi aku minta kamu memperlakukan dia dengan baik!" Farhan setuju.

"Oke,kamu gak perlu khawatir,kamu kasih dia rumah dan fasilitas yang baik supaya dia bisa menjaga anak kita dengan baik.Selama proses itu kamu gak perlu bawa dia ketemu sama aku,aku gak mau ketemu orang yang akan tidur dengan suamiku,aku mau kamu bawa anak itu saja,setelah kamu ceraikan dia,pastikan dia pergi jauh dari kota ini,aku gak mau dia mengganggu kita lagi,kamu ngerti kan?" Syarat yang diminta Viona tak terlalu berat,mungkin memang lebih baik jika Viona tak bertemu dengan Ibu Pengganti nya nanti.

Farhan dengan berat hati menyetujui permintaan Viona itu,entah mengapa setiap ucapan Viona seolah perintah yang harus dipatuhinya.

*****

Ameera

[Esoknya]

Farhan terlihat sangat bingung,haruskah dia mulai mencari wanita untuk dijadikan Ibu Pengganti yang diminta Viona?

Tapi mana ada wanita yang mau,mereka pasti tak mau jika hanya di manfaatkan sebagai penampung benihnya.

Setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang sempurna,dimana keduanya saling mencintai,bukan saling membutuhkan.

Tapi,bayangan senyum dan tawa seorang anak menari-nari di pelupuk matanya,seolah melambaikan tangan agar dia memeluknya.

Farhan pun mencoba mengadakan pertemuan dengan beberapa wanita,untuk menawarkan rencananya,namun mereka semua tak mau,kebanyakan dari mereka hanya membutuhkan uangnya dan tak ingin memberikan anak untuknya.

Farhan sangat bingung,dia pun sudah hampir putus asa,dia berjalan dengan gontai ke arah toilet kantor,disana,secara tak sengaja Farhan mendengarkan seseorang berbicara dengan disertai tangis dari toilet wanita,tampaknya wanita di dalam sana sedang mendapat kemalangan.

"Uang sebanyak itu bisa saya dapatkan dimana?" Tanya wanita itu terdengar jelas dari luar.

"Iya,tapi itu nominal yang besar,saya gak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat!" Ucapnya lagi,tampaknya dia sedang berbicara lewat telepon,suaranya terdengar terisak.

"Nanti hubungi saya lagi,saya harus bekerja!" Wanita itu lalu mematikan ponselnya dan terdengar suara pintu akan dibuka,Farhan segera bersembunyi.

Wanita itu keluar dengan mata sembab,Farhan mengenal gadis itu,dia adalah salah satu karyawatinya.Farhan pun memiliki ide untuk menawarkan kesepakatan kepada gadis itu,senyumnya mulai mengembang.

_________

"Meer,kamu dipanggil sama Pak Bos tuh!" Kinan memberitahu Ameera yang sedang fokus dengan laptopnya.

"Ada apa?" Tanyanya sedikit takut karena tiba-tiba dipanggil.

"Nggak tau,mungkin ada perlu" jawab Kinan yang tak tahu menahu.

"Ya sudah,aku kesana dulu ya" Ameera bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah ruangan Farhan.

Ameera mengetuk pintu beberapa kali,hingga terdengar sahutan dari dalam mempersilahkannya untuk masuk.

"Permisi Pak!" Ameera masuk.

"Ya,silahkan duduk!" Farhan mempersilahkan Ameera untuk duduk.

"Maaf,Bapak panggil saya?" Tanya Ameera sopan.

"Iya,saya panggil kamu,maaf ganggu ya" jawab Farhan ramah,pria ini memang ramah.

"Apa saya melakukan kesalahan? Dan harus dihukum?" Tanya Ameera takut.

"Kenapa tanya begitu?" Farhan tak mengerti,mengapa Ameera merasa dia melakukan kesalahan hanya karena dipanggil menghadap?

"Soalnya,kalau dipanggil Bos biasanya karyawana atau karyawati membuat kesalahan Pak" Jawab Ameera malu-malu.

Farhan tersenyum lebar,gadis ini rupanya memikirkan hal terlalu jauh.

"Nggak kok,kerja kamu bagus,gak ada alasan buat saya menghukum kamu" jawab Farhan tenang dengan mengulas senyum.

"Lalu?" Ameera masih bingung.

"Begini,maaf tadi saya gak sengaja dengar pembicaraan kamu di toilet,apa kamu butuh uang banyak?" Tanya Farhan kemudian,membuat Ameera sedikit malu.

"I,i,i,iya Pak!" Jawab Ameera gugup.

"Gak usah malu,saya cuma mau menawarkan kesepakatan sama kamu" Farhan mulai membicarakan intinya.

"Kesepakatan apa Pak?" Tanya Ameera masih tak mengerti.

"Kamu bisa mendapatkan uang sesuai nominal yang kamu butuhkan,tapi dengan satu syarat" Ucap Farhan.

"Syarat apa?" Ameera benar-benar tak paham.

"Kamu harus mengandung anak saya!" Jawab Farhan tenang.

Ameera seketika membulatkan kedua mata indahnya,menatap Farhan tak percaya,orang yang dikenal baik dan ramah seperti Farhan meminta sesuatu yang tak mungkin darinya.

"Maksudnya saya harus hamil anak Bapak?" Tanya Ameera.

"Ya!" Jawab Farhan tenang.

"Tapi,saya gak mau Pak,sama dengan saya melacurkan diri saya demi mendapatkan uang,saya minta maaf Pak,saya masih bisa cari uang dengan cara halal!" Ameera bangkit hendak pergi,namun Farhan menahan.

"Jangan berpikir negatif dulu,saya gak meminta kamu mengandung anak saya tanpa pernikahan,saya akan menikahi kamu secara siri,yang mana dipandang sah secara agama,saya bukan orang seperti itu,saya membutuhkan seorang anak Meer,saya butuh penerus,kita saling membutuhkan" jelas Farhan meyakinkan Ameera.

"Tapi Pak,tetap saja saya seolah menjual diri saya demi uang" Ameera tetap menolak.

"Tolong saya Meer,saya mohon,saya akan memberikan apapun yang kamu mau,saya akan menjamin kehidupan kamu dan orangtua kamu,saya janji" Farhan memohon,dia sangat berharap Ameera akan mau,hanya Ameera satu-satunya harapan Farhan saat ini.

"Saya mohon!" Farhan terus memohon,membuat Ameera iba,Ameera pikir jika Farhan tak bisa memiliki anak karena istrinya mandul,padahal istri Farhan memang tak mau melahirkan anak dari rahimnya.

Ameera berpikir sejenak,saat ini orangtuanya butuh uang untuk biaya operasi,nominalnya tak sedikit,dia takkan mampu membayar biayanya itu.Dia ingin orangtuanya segera sehat kembali dan menajalani hidup yang normal.

Memikirkan orangtua tunggalnya,sang Ayah,membuat Ameera tak bisa berpikir terlalu lama lagi,dia pun menyetujui permintaan Farhan.

"Baik,saya setuju,saya mau melahirkan anak Bapak,tapi dengan satu syarat,tolong bayar biaya operasi Ayah saat ini juga,nyawa beliau sedang dalam bahaya,saya sangat membutuhkan uang itu!" Ameera pun berharap Farhan setuju.

"Tentu saja,saya akan membayar biaya operasi Ayahmu,saya berterima kasih karena kamu bersedia membantu saya!" Mata Farhan berbinar tampak sangat bahagia.

"Kalau begitu,kita ke rumah sakit sekarang,sekalian kamu juga cek kesuburan!" Ajak Farhan tak sabar.

"Iya,Pak,saya siap-siap dulu" jawab Ameera.

"Ya sudah,saya tunggu diluar ya,kamu secepatnya ikuti saya!" Farhan memerintah.

"Baik Pak!" Ameera lalu keluar dari ruangannya dan kembali ke ruangan kerjanya.

Membereskan meja kerja dan mengambil tas nya.

"Kamu mau kemana Meer?" Tanya Kinan,karena belum saatnya pulang.

"Anu,aku mau ke rumah sakit dulu Nan,aku duluan ya!" Ameera berpamitan,Kinan mengerti karena memang tahu jika orangtua Ameera berada di rumah sakit.

Ameera keluar dari gedung dan langsung menghampiri mobil Farhan,dia pun masuk dan mobil itu segera melaju kencang.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah sakit, mereka segera masuk,naik ke lantai 10 dimana Ayah Ameera di rawat.

Sesampainya di kamar Ayah Ameera,mereka masuk,pria senja itu menoleh ke arah suara dan tersenyum.

"Ameera,putriku" ucapnya lemah.

"Ayah,maaf Meera baru datang ya,Meera kerja dulu soalnya!" Ameera meminta maaf dengan menciumi tangan yang kurus itu.

"Nak,kita pulang saja ya,Ayah gak apa-apa kok,biaya operasi sangat mahal,kita gak akan sanggup bayar,belum lagi biaya rawat inap selama disini pasti mahal" pinta Ayah Ameera dengan mata berkaca-kaca.

"Yah,Ayah harus tetap di operasi,gak usah takut, Ameera sudah dapat uangnya!" Jawab Ameera tersenyum.

"Benarkah?" Ayahnya tak percaya,mengingat uang yang dibutuhkan sangat besar nominlanya.

"Iya,Ayah percaya sama Ameera ya!" Ameera meyakinkan Ayahnya,pria senja itu mengangguk.

"Itu siapa?" Ayah Ameera menunjuk Farhan yang sejak tadi berdiri di belakang Ameera,Farhan tersenyum ramah.

"Saya Farhan Pak!" Farhan mengenalkan dirinya kepada Ayah Ameera dengan menjabat tangan dan mencium punggung tangannya takzim.

"Ini Bos Ameera Yah!" Ameera menjelaskan.

"Masih muda dan tampan ya" Puji Ayah Ameera dengan menatap lekat wajah Farhan.

Farhan hanya tersenyum manis mendengar pujian dari Calon mertuanya itu.

"Apa selama kerja, Ameera membuat kesalahan? kalau Ameera membuat kesalahan,atau sering terlambat datang,saya minta maaf Pak,dia sering terlambat karena saya yang pesakitan.Ameera satu-satunya orang yang merawat saya,tolong dimaafkan" Ayah Ameera meminta maaf karena sering membuat Ameera terlambat kerja.

"Tidak Pak, Ameera karyawati yang baik,masalah terlambat kerja gak apa-apa,yang penting Meera datang dan bekerja dengan baik" Jawab Farhan ramah.

"Syukurlah" Ucap Ayahn Ameera lega.

"Ya sudah,Ayah istirahat ya, Meera mau menemui Dokternya,supaya Ayah bisa langsung di operasi hari ini" Ameera menyelimuti Ayahnya,lalu pergi keluar bersama Farhan.

*****

Pernikahan Kedua

Farhan dan Ameera keluar dari kamar rawat Ayah Ameera,mereka berjalan menuju ruangan lain untuk memeriksakan kesuburan Ameera,dan hasilnya positif,Ameera dinyatakan sehat dan bisa hamil,satu titik terang mulai terlihat bagi Farhan,dia memiliki harapan besar terhadap Ameera.

Farhan menyelesaikan pembayaran biaya operasi Ayah Ameera,juga biaya rawat inap selama di rumah sakit dan akan dilaksanakan operasi secepatnya.

Farhan kemudian mendatangi kembali Ayah Ameera untuk melamar Ameera,bagaimana pun juga Ameera adalah seorang gadis yang masih memiliki keluarga,sudah sepatutnya Farhan melamar Ameera secara baik-baik meski pernikahan mereka hanya untuk seorang anak,bagi Farhan Ameera tetap memiliki hak untuk mendapatkan pinangan sebelum pernikahan.

Ayah Ameera seolah tak percaya jika putrinya akan dinikahi pria kaya yang juga bosnya,dia bersyukur karena akhirnya harapan untuk melihat putrinya menikah segera terwujud,pria senja itu bersedia untuk menjadi wali bagi pernikahan Ameera dan Farhan,mereka berencana untuk menikah setelah operasi selesai dan Ayah Ameera bisa dibawa pulang.

Cukup lelah untuk seharian ini,Farhan seharian berada di rumah sakit untuk mengurus berbagai hal,dan dia bisa bernafas lega karena telah mendapatkan calon Ibu Pengganti yang akan melahirkan bayinya.

*****

"Mas,kamu udah dapet calon istrinya?" Tanya Viona tiba-tiba saat mereka makan malam bersama.

"Ya,sudah!" Jawab Farhan sambil menikmati makanannya.

"Dia cantik?" Tanya Viona ingin tahu.

"Cantik,kan perempuan!" Jawab Farhan simple.

"Sama aku cantikan mana?" Tanya Viona lagi.

"Cantikan kamu Vi,gak usah nanya yang aneh-aneh deh,cuma kamu yang paling cantik buat aku" jawab Farhan lagi menatap tajam istrinya.

Viona tersenyum mendengar jawaban Farhan,dia merasa dirinya yang paling cantik.

"Dia seperti apa?" Viona kembali bertanya.

"Dia baik,ramah,sopan,tutur katanya juga halus,awalnya dia nolak,tapi dia butuh uang banyak buat operasi Ayahnya,jadi dia mau.Aku juga udah bawa dia ke dokter,udah diperiksa hasilnya positif,dia bisa hamil" Farhan menjelaskan agar istrinya tak bertanya lagi,Farhan merasa sangat lelah karena seharian berjalan keluar masuk di rumah sakit,dia tak mau terus mendapatkan pertanyaan dari istrinya.

"Syukurlah,aku harap kamu gak jatuh cinta sama dia,Mas!" Ucap Viona penuh harap,dia juga tak mau jika suaminya mencintai wanita lain,karena itu akan membuatnya tersingkir dari posisinya sebagai istri pria kaya dan juga menantu konglomerat.

"Ya nggak lah,aku mencintai kamu kok!" Jawab Farhan tersenyum,berusaha untuk tetap manis di depan istrinya,meski sebenarnya Farhan mulai jengah dengan Viona yang menurutnya tak menghargai dia sebagai suami.

Malam itu,Farhan tidur lebih awal karena lelah,dia tak bercengkrama lagi dengan istrinya setelah makan malam usai.

Viona yang melihat suaminya telah terlelap,bangkit dari tempat tidurnya,mengambil ponsel dan berjalan menjauh dari kamarnya.

Dia menghubungi seseorang di seberang sana,entah siapa,namun sepertinya orang yang dihubungi Viona adalah seorang pria.

"Iya Sayang,maaf ya,tadi Mas Farhan masih bangun soalnya!" Ucap Viona.

"Aku kangen Yang,kapan kita ketemu lagi?" Tanya pria itu.

"Nanti ya,Mas Farhan akan menikah lagi,dan aku sama kamu bisa bebas berduaan,Mas Farhan bakal tinggal sama perempuan itu selama dua minggu setelah menikah dan dia baru akan pulang dua minggu kemudian,kita bisa bebas di rumah ini!" Jawab Viona sedikit berbisik,takut ada yang mendengar obrolannya.

"Hmmm oke lah,aku gak sabar nunggu hari itu!" Balas pria itu.

"Aku juga!" Balas Viona senang.

Mereka mengobrol semalaman seperti dua sejoli yang tengah jatuh cinta,tanpa disadari bahwa pembantunya sejak tadi mendengarkan percakapan mereka,tak mau ikut campur,pembantu di rumah Viona lalu pergi seolah tak tahu apa-apa.

Rupanya Viona telah berselingkuh dari Farhan,pria malang itu tak tahu apapun tentang kebusukan istrinya,yang dia tahu bahwa istrinya setia dan mencintainya.

Viona mempunya rencana lain dibalik mengizinkan suaminya menikah lagi,dia juga akan menikmati romansa penuh cinta bersama selingkuhannya di rumah itu sementara Farhan tak di rumah,sangat licik!

Bukan hanya jalan bersama,tapi mereka sudah berhubungan sangat jauh,mereka sering melakukan hubungan suami istri di hotel,dan yang paling mencengangkan adalah,Viona membiarkan pria itu mengeluarkan sp*rma nya di dalam rahim Viona,dan Viona sendiri tak takut karena dia selalu meminum pil KB sebelum berhubungan,sehingga dia tak akan hamil.

Viona berbohong soal dirinya yang tak ingin ber KB,padahal dirinya sudah menggunakan obat itu selama beberapa bulan ke belakang setelah berhubungan dengan selingkuhannya,Viona mau melakukan apa saja untuk pria itu.

Viona tak memiliki hasrat lagi kepada Farhan,padahal suaminya itu sangat rupawan dan bertubuh atletis,tapi karena dibutakan cinta,Viona tak melihat Farhan sebagai suami yang sempurna,baginya Farhan hanyalah lelaki bodoh yang mau diperbudak olehnya atas nama cinta.

*****

[1 Minggu Kemudian]

Setelah operasi selesai dan Ayah Ameera bisa dibawa pulang dengan keadaan sehat,hanya perlu menunggu pemulihan,Farhan dan Ameera melaksanakan akad nikah di rumah Ameera yang sederhana,pernikahannya tertutup hanya dihadiri beberapa tetangga dan juga saksi.

Acara pernikahan dilakukan secara siri mengingat perjanjian Farhan dan Ameera yang hanya akan menikah secara agama saja,karena Farhan telah terdaftar sebagai suami Viona di pengadilan.

Farhan telah duduk bersila di depan penghulu dan Ayah Ameera untuk akad nikah,sementara Ameera masih di kamarnya sedang di dandani sebagai pengantin wanita.

"Nak Farhan sudah siap?" Tanya penghulu.

"Siap,Pak!" Jawab Farhan mantap,dia seolah mengulang kembali pernikahannya dengan Viona dulu.

Akad nikah pun dimulai tanpa kehadiran Ameera yang akan keluar setelah akad nikah.

Farhan menjabat tangan Pak Haris,Ayah dari Ameera dan mulai melafalkan ijab qobul sesuai syari'at Islam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Humaira Zahwa binti Bapak Haris dengan mas kawin uang tunai senilai 200 juta,cincin berlian seberat 2 gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai!" Farhan dengan lantang mengucapkan itu tanpa keraguan dan gugup sediktipun.

"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya penghulu kepada para saksi yang hadir.

"Sah!"

"Sah!"

"Sah!"

Jawab mereka.

"Alhamdulillah" ucap semua orang,mereka pun berdo'a setelah akad selesai.

Ameera di panggil oleh penghulu untuk keluar,Ameera pun keluar dari kamarnya dengan mengenakan kebaya putih bertabur payet,sangat cocok dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan tinggi,wajahnya di rias tipis tak berlebihan,membuat Ameera tampak sangat cantik malam itu.

Farhan terpesona melihat gadis yang kini telah menjadi istrinya itu,dia tak berkedip saat memandangi Ameera yang berjalan mendekat padanya dengan anggun.

Kini mereka telah berhadapan,Ameera meraih tangan kanan Farhan dan mencium punggung tangannya takzim,tangan kiri Farhan mengusap rambut Ameera lembut.

Mereka sah menjadi sepasang suami istri di mata agama.

Malam itu juga Farhan mengajak Ameera untuk tinggal di rumah baru mereka,dimana rumah itu yang dijanjikan Farhan untuk Ameera.

Usai melangsungkan akad nikah dan menjamu tamu seadanya,mereka pun langsung pergi ke rumah baru beserta Ayah Ameera.

Lokasi cukup jauh dari tempat tinggal Ameera sebelumnya,Farhan sengaja memilih tempat yang jauh agar tak ada yang curiga dengan pernikahan mereka yang terkesan mendadak.

Tiba di rumah itu,Pak Haris tampak takjub melihat megahnya rumah itu,lebih megah dari rumah mereka,meski bagi Farhan rumah ini tak sebanding dengan rumahnya.

"Maasyaallah Nak,ini rumah kamu?" Tanya Pak Haris takjub.

"Iya Pak,ini rumah Ameera sekarang,lebih tepatnya rumah kalian" jawab Farhan ramah.

"Megah sekali" pujinya lagi, Ameera tersenyum melihat Ayahnya yang sangat senang.

Farhan mengajak mereka masuk, Farhan membantu mendorong kursi roda Pak Haris untuk masuk ke dalam.

Farhan menunjuk satu persatu ruangan dan kamar di rumah itu,Pak Haris dan Ameera mangut-mangut mengerti.

Ameera mengantarkan Pak Haris ke kamarnya yang berada tak jauh di samping kamarnya,rumah itu hanya satu lantai,namun megah.

"Ini beneran rumah kita Meer?" Tanya Pak Haris masih tak percaya.

"Iya,Yah,ini rumah kita" jawab Ameera dengan senyum mengembang.

"Alhamdulillah akhirnya kita punya rumah yang layak,Ayah bersyukur karena kamu mendapatkan jodoh yang baik,Ayah harap pernikahan kalian penuh kebahagiaan dan lenggeng" Pak Haris menyertakan do'a untuk putri tercintanya.

"Aamiiin,makasih Pak!" Balas Ameera.

Ameera membantu Pak Haris naik ke atas ranjangnya,dan menyelimuti Ayahnya itu.

Setelah dipastikan Ayahnya tidur, Ameera pun keluar dari kamar itu.

Ameera bingung harus masuk ke kamar Farhan atau tidak,dia sangat canggung,karena Farhan adalah CEO di kantornya.

Ameera telah berdiri di depan pintu kamar bercat putih itu yang mana itu adalah kamar mereka.

Ameera menghirup nafas dalam lalu membuangnya dan mengetuk pintu kamar perlahan.

'tok tok tok' suara pintu kamar di ketuk.

"Masuk Meer!" Sahut Farhan dari dalam kamar.

Ameera memutar gagang pintu,perlahan membuka pintu kamar,dia melihat Farhan sudah duduk di pinggiran tempat tidur dengan memainkan ponselnya.

"Masuklah,gak usah sungkan" pinta Farhan dengan mengulas senyum.

Ameera masuk dan mendekat.

"Maaf ya,aku balas chat Viona dulu tadi" ucap Farhan,lalu menyimpan ponselnya di atas nakas.

Farhan mendongak,menatap Ameera yang berdiri di depannya dengan gugup.

Farhan kagum dengan kecantikan dan keindahan tubuh Ameera,dimana gadis itu hanya gadis biasa yang tak melakukan perawatan mahal,sedangkan Viona bisa mendapatkan semua kesempurnaan fisiknya hanya karena rutin perawatan mahal setiap bulan.

"Kemarilah" Farhan menjulurkan tangannya agar digapai Ameera,memintanya untuk duduk disamping Farhan.

Ameera menyentuh tangan Farhan dan Farhan menggenggam tangan Ameera erat,dia lalu menuntun tangan Ameera supaya mendekat dan duduk di sampingnya.

"Kamu gak usah gugup,toh kita suami istri sekarang" ucap Farhan lembut.

"Gugup Pak,karena baru pertama saya berada di kamar yang sama dengan laki-laki" jawab Ameera gugup.

"Jangan panggil Pak,panggil Mas saja,dan bahasa kamu jangan formal lagi,kita suami istri sekarang,gak enak dengarnya" pinta Farhan.

Ameera mengangguk paham,memang tak seharusnya Ameera memanggilnya Bapak lagi,karena Farhan pun masih muda dan tampan.

"Meer,kamu takut?" Tanya Farhan,karena Ameera tak menatap matanya sejak tadi.

"Nggak Pak,eh Mas,cuma belum terbiasa aja" jawab Ameera masih gugup dan tak berani memandang Farhan.

"Kalau begitu,berbalik dan tatap aku!" Pinta Farhan.

Ameera memberanikan diri berhadapan dengan Farhan dan menatap matanya,saat mereka bertatapan mata,jantung mereka berdebar kencang, seolah tengah jatuh cinta.

"Mata kamu indah Meer" ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Farhan saat menatap mata Ameera.

Ameera juga menatap mata Farhan,dan menatap lekat wajahnya, Ameera kagum karena Farhan sangat tampan,hidung mancung dan alis sedikit tebal.Sungguh Viona sangat beruntung memiliki Farhan,itulah yang ada di benak Ameera saat ini.

Tangan Farhan menggapai kepala Ameera dan melepaskan sanggul di kepala Ameera pelan,kini rambut Ameera terurai dengan indah,Farhan merapikannya dengan jari-jarinya.

Farhan mengusap wajah Ameera lembut,pipi gadis itu sangat halus hingga membuat tangannya tak ingin berhenti mengelus.

Farhan mendekatkan wajahnya,kini wajah mereka sangat dekat nyaris tanpa jarak,Ameera semakin gugup.

Farhan mendaratkan kecupan di bibir Ameera yang ranum,membuat Ameera kaget dan mebulatkan kedua matanya tak percaya jika kini dia telah mendapatkan ciuman pertamanya.

Tak ada balasa dari ciumannya membuat Farhan melepaskan ciuman itu.

"Kamu belum ikhlas,kan,Meer?" Tanya Farhan sedikit kecewa.

"Baiklah,kamu pasti butuh waktu juga,kalau begitu kita tidur ya!" Farhan tersenyum lalu berdiri dan melangkahkan kakinya menjauh dari tempat tidur,dia merasa jika Ameera tak menginginkannya,dia tak boleh memaksa,butuh waktu bagi seorang gadis untuk memantapkan diri menyerahkan jiwa raganya terhadap pria yang baru dinikahinya.

Ameera pun sadar,kegugupannya membuat Farhan kecewa,dia melihat pria itu seakan menahan kekecewaannya dengan berusaha tetap tersenyum.

Ameera kemudian berdiri dan berjalan mendekat ke arah Farhan,sudah waktunya dia melakukan tugasnya.

Ameera memeluk Farhan dari belakang dan meminta maaf karena tadi,Farhan tak kalah kaget karena Ameera berani memeluknya seperti itu,dia pikir jika Ameera tak akan pernah mau melakukan hal semacam itu.

Farhan berbalik,mereka berhadapan,tatapan mata mereka kembali bertemu.

"Maaf Mas,tadi aku merasa seperti mimpi,karena itu ciuman pertamaku!" Ucap Ameera menyesal.

"Aku siap kok!" Tambahnya dengan mengulas senyum.

Farhan menyunggingkan senyum,tangannya kembali menyentuh wajah Ameera dan mendaratkan kembali ciuman di bibir Ameera,kali ini Ameera membalasnya.

Farhan kini tak bisa mengendalikan dirinya lagi,dia tak melepaskan ciumannya dari Ameera,tangan-tangannya mulai menggapai pinggang Ameera dan menariknya hingga tubuh mereka menempel.

Farhan merasa ini malam pertama bagi mereka,sudah sepantasnya mereka menikmatinya,untuk saat ini Farhan tak ingin mengingat Viona,baginya keberadaan Ameera saat ini cukup untuk melepas rindu pada Viona.

Farhan mulai semakin liar,dia menerobos mulut Ameera dengan lidahnya dan memainkan lidahnya di dalam sana.

Ameera melepaskan ciuman Farhan dan menatap pria yang tampak sangat bergairah itu dengan sedikit rasa penasaran.

"Inikah yang namanya malam pertama?" Ucapnya dalam hati.

Farhan tak mau menunggu lagi,hasratnya sudah sangat memuncak,dia membopong tubuh Ameera dan menidurkannya di atas kasur.

Farhan kembali mencumbui Ameera dengan liar,dia tak bisa menahan dirinya lagi atas gadis ini.

Farhan mengarahkan tangan Ameera untuk membuka kancing bajunya,Ameera menurut,dia membuka satu persatu kancing baju yang dipakai Farhan hingga terbuka,tampaklah tubuh depan Farhan yang kekar dengan perut yang kotak-kotak sempurna.

Ameera melongo melihat tubuh pria tanpa ditutupi kain tepat di depan wajahnya.

Farhan menggapai baju kebaya yang dikenakan Ameera,dia membuka kancing kebayanya hingga terbuka,tampak dua gundukan kenyal berukuran standar itu yang masih dibungkus rapi oleh bra berenda berwarna putih.

Ameera malu dan menutupinya dengan tangan.

"Jangan malu Meer,aku suamimu" ucap Farhan dengan menyingkirkan tangan Ameera yang menutupi keindahan itu pelan.

Farhan membuka seluruh baju yang dikenakan Ameera hingga tersisa bra dan ****** ***** yang yang menempel.

"Mas,boleh tutup pakai selimut? Bukanya di dalam aja ya,aku malu" pinta Ameera dengan menutup dua bagian sensitifnya dengan tangan,Farhan mengerti,gadis ini sangat pemalu.Farhan menarik selimut dan menutupi tubuh Ameera yang hampir polos itu dengan selimut.

"Auwww!" Rintih Ameera.

Farhan mulai memasuki Ameera dan Ameera semakin kesakitan,Farhan tak tega,dia mengusap air mata Ameera lembut dan menciumi bibir gadis itu.

"Maaf Meera,tapi aku sudah tak tahan lagi" gumamnya dalam hati,Farhan tak mau berlama-lama lagi,dia segera menuntaskan keinginannya yang telah lama tak dia dapatkan dari Viona,hingga membuatnya sangat menikmati permainan itu.

Kamar itu dipenuhi dengan suara *******,erangan dan lenguhan yang menggema,Farhan merasakan puas setelah air mani nya ditumpahkan di dalam rahim Ameera,yang belum pernah dirasakan selama bersama Viona.

Farhan sangat puas,tubuhnya terkapar lemas setelah permainan yang cukup lama,tubuhnya dipenuhi peluh bekas kenikmatan surga dunia yang baru dia rasakan seumur hidupnya,untuk pertama kalinya Farhan tak perlu melepas miliknya ketika mencapai *******,kali ini dia benar-benar bisa menumpahkan cairan kenikmatannya itu di dalam.

Farhan mengatur nafasnya yang terengah-engah,Ameera pun sama,meski sangat sakit pada awalnya,tapi dia merasakan kenikmatan yang sama untuk pertama kalinya.

Farhan menarik tubuh Ameera hingga ke pelukannya,dia mengecup bibir ranum itu,dan memeluk Ameera hingga mereka tidur bersama dalam keindahan malam pertama.

Farhan benar-benar lupa akan Viona,dia tak memikirkan keraguan bersama Ameera,dia pun lupa bahwa dirinya sangat mencintai Viona dan tak ingin berpaling darinya.

Tampaknya hati Farhan mulai berubah haluan,sejak menatap mata Ameera langsung,Farhan merasa hatinya berdebar,tak seperti pada Viona yang hatinya terasa hampa saat bertatap mata.

Ini pernikahan kedua baginya,tapi terasa seperti pernikahan pertama.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!