Ini kisah ku, perkenalkan namaku Stella Ayu Wijaya. Biasa di panggil Ayu atau Ella. Hari ini aku memasuki masa SMK ku. Oya, aku mengambil jurusan Administrasi perkantoran dulu sebelum aku masuk sekolah ini jurusan ku namanya Sekretaris. Aku lulus dengan nilai terbaik saat wawancara. Tapi peringkat ke 88 untuk ujian tertulis. Lulus saja aku sudah bersyukur.
Waktu pendaftaran aku ditemani Ayah. Saat SMP pun Ayah selalu menemani ku sampai dihari pertama masuk pun setia menunggu ku sampai selesai.
Lanjut...
Hari pertama sekolah pasti hari Senin, jadi aku mengikuti upacara dengan barisan sesuai jurusan dan tingkatan kelas. Sebelum dimulai, aku meletakkan tasku di kelas, mengikuti upacara sampai selesai. Setelah barisan bubar alias selesai, semua kembali ke kelas. Aku mengambil tasku, terlihat di dekat sana ada kerumunan anak-anak lain di papan pengumuman depan kelasku. Ku ikut serta melihat, ternyata itu pengumuman pembagian kelas untuk jurusan yang ku ambil.
Terlihat jelas tenyata aku di kelas AP 3, lagi aku melihat lagi ternyata aku sekelas sama sahabat jaman ku SMP. Senang sih ,tapi hari pertama ini dia tidak masuk. Entah apa alasannya dia juga tak ada kabar. Berjalan menuju kelas yang berada pas didepan lapangan basket dan gedung baru.
Aku mulai mencari tempat duduk. Aku duduk di bangku urutan kedua dan barisan kedua dekat pintu kelas. Jadi saat belajar, bisa memandang keluar lapangan luas yang terbentang dengan warna merah marun dan hijau.
Hari-hari aku jalani seperti biasa hingga pada saat aku menemukan teman-teman baikku. Awalnya cuma berdua tapi malah nambah, sekarang jadi berlima dan pasti nya perempuan semua.
Sekitar 30 lebih jumlah kami dikelas. Laki- laki nya hanya 7 orang sisanya perempuan semua. Dan aku terpilih jadi bagian pengurus kelas sebagai Sekretaris. Tugasku kadang mencatat di papan tulis dan mencatat absensi kelas. ( Maklum jaman ku masih nyata-nyata di papan tulis ).
****
Pagi itu hari Rabu, kami diwajibkan memakai sanggul khusus jurusan ku saja dan memakai sepatu high heels maksimal 5 cm dan di wajibkan berdandan simple untuk hari Rabu dan Kamis. Hari itu di khususkan untuk Jurusan di sekolah.
Ketika jam pelajaran masih berlangsung, dikelas hanya di beri tugas mencatat karena Guru yang bersangkutan ada kesibukan. Aku bergantian mencatat di papan tulis dengan wakil ku namanya Sari. Dan kebetulan spidol-spidol dikelas sudah macet. Jadi aku keluar untuk mengisi tinta spidol tadi di ruang piket. ( Serius, jaman ku masih spidolan. proyektor masih langka ).
Ditemani Susi teman baikku, kami berjalan keliling lingkungan sekolah padahal kan tinggal jalan lurus saja dari pintu kelas lewati lapangan sudah nyampai di tempat tujuan.
Kami berjalan sambil membawa spidol-spidol tadi melewati kelas kakak tingkat. Lewati jurusan Multimedia yang terkenal menghasilkan cowok-cowok ganteng seantero sekolah dimana pun. Lalu melewati jurusan Penjualan, melewati depan kelas mereka saja sudah terdengar suara keributan.
Entah itu kelas 2 atau kelas 3 sama-sama ribut dan berisik. Para siswa nya pun pada berhamburan keluar kelas. Kami melewati dengan wajah biasa saja padahal dalam hati memang malu. Setelah itu, jurusan Busana Butik jurusan yang kalem tenang. Tapi menghasilkan karya yang baik. ( Sampai kini jurusan itu selalu membawa karya ke tingkat Provinsi ).
Hingga sampailah kami ke ruang piket. Setelah usai semuanya, kami kembali dengan rute yang sama. Namun kali ini berbeda, saat menyusuri depan kelas kakak kelas jurusan Penjualan. Mata ku seolah tidak berhenti memandang sosok cowok yang berada didekat pintu kelasnya. Ku pandangi dengan tangan terus menggenggam tangan Susi karena gemes. Iya dia tampan, putih, mata sipit pokoknya keren menurutku.
Dia pun melihatku, mata kami saling bertukar sambil kaki ku berjalan melewati kelasnya. Hati yang berdebar-debar telah hilang. Aku berjalan biasa setelah jauh dari kelasnya, spontan kaki ku loncat-loncat tidak jelas.
" Kenapa Ayu ?". Tanya Susi heran.
" Hah. Gak papa kok Si ". Mengulas senyum sok manis agar tidak ketahuan.Setelah sampai dikelas kondisi ku kembali normal.
Hingga beberapa hari kemudian, di jam istirahat pertama. Aku berjalan ke kantin di dekat kelasku bersama teman-teman ku Susi, Eshi, Ohta dan Era.
Sialnya baru saja aku ingin masuk kantin, terlihat sudah Kakak kelas yang ku ceritakan tadi di dekatku. Pas banget dia juga ingin ke kantin. Tapi aku bersikap biasa saja karena malu, ya iya lah malu. Sikapku ini memang memalukan diri sendiri.
Aku makan setelah itu kembali ke kelas. Beberapa menit kemudian aku baru ingin keluar dari kelas untuk membuang sampah yang menumpuk di laci meja ku. Kakak tadi lewat di depan kelasku pas sekali didepan ku kini. Aku tepis pandangan ku tadi sembari menduduk. Saat dia menjauh aku lirik lagi tapi sialnya dia melihat lirikkan ku. Aduh aku malu sudah ketahuan !!!
" Dorrrrrrrrr ". Temanku mengangetkan ku dari belakang.
" AGHHHHH !!!! Jangan ganggu Napa". Lirihku kemudian memasuki kelas kembali.
" Biasa aja kelesss !!". Jawabnya sewot.
Dia teman sekelas ku, namanya Heru Pramono Anwar. Hampir tiap hari di kelas selalu usil padaku. Kadang aku tidak peduli dia bicara apa padaku. Melihat ku saja dia sering ketawa-ketawa tidak jelas seperti orang gila gitu.
Saat jam sekolah usai, aku keluar kelas bersama temanku lalu tak lama berpisah. Ketika pulang aku baru sadar didepan ku yang sedang berjalan adalah Kakak kelas tadi. Aku berjalan pelan demi melihat dia dari belakang. Sambil merapikan diri, takut menoleh ke belakang saat diri ini belum siap.
" Ayuu !!!!". Suara teriakan kembali menggaung dari belakang.
Aduh siapa sih yang manggil aku hingga bergema ke mana-mana plus nyaring-nyaring. Ku balik pandangan ku ke belakang ternyata Heru si iseng tidak jelas berlari mendekati ku.
" Apaan sih?". Gumam ku berdecak sungguh kesal.
" Hahahaha iseng aja". Jawabnya sambil tertawa garing.
" Hah? Gak jelas betul deh jadi makhluk bumi". Aku balik pandangan ku. Saat ku melihat ke depan, ya ternyata Kakak kelas yang tadi pun berbalik memandang ku. Aku lalu menunduk tidak tenang dan berpura-pura menarik Heru agar berjalan cepat meninggalkan nya.
" Ada apa sih narik-narik?!". Kata Heru.
" Diam !!!". Balas ku pada cowok super iseng dan rajin tertawa ini.
*********
Esoknya aku masuk sekolah kembali. Dan di sambut dengan tingkah usil Heru. Tapi aku tidak begitu peduli dengan dia, anggap saja tidak ada. Kemudian duduk dan mengobrol bersama temanku menyabut pagi yang indah dengan rumpi ala-ala cewek.
" Susi, tahu kah kakak kelas yang waktu itu?". Memberi kode pada kejadian waktu itu.
" Yang mana?". Berbalik Susi bertanya.
" Penjualan itu nah, putih-putih gak tinggi mata sipit yang ganteng sendiri di kelas !". Jelas ku mulai geram.
" Hah?". Jawab singkat Susi. Jawaban yang tidak jelas.
" Oh kak Heri". Sela Ohta, gadis berambut gelombang sebahu.
" Ohta kenal kah?". Tanya ku meliriknya.
" Satu arah rumahnya sama rumah ku". Jawab nya begitu santai sambil bercermin pagi. Itu kebiasaan nya.
" Oh kak Heri , aku juga kenal". Timpalnya Susi.
" Kenapa suka kah?". Tanya Ohta padaku.
Berpikir sejenak. " Tanya aja". Jawab ku gengsi banget kalau jujur sejujurnya meskipun didepan teman sendiri.
" Kalau gak salah, ada cewek nya tu jurusan Multimedia". Jawab Susi spontan menyandarkan tubuhnya ke badan kursi sekolah.
Saat tahu dan mendengar perkataan Susi wajahku langsung saja lesu. Dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan tentang Kak Heri.
" Cowok aja terus". Heru seperti menyinggung kami dengan suara memang cukup terdengar didalam kelas. Aku mendengar perkataan Heru tapi tidak aku peduli kan. Jam pelajaran pun di mulai kembali, belajar seperti biasa karena sudah kewajiban sebagai anak sekolah.
____________
Hingga semester 1 terlewati aku mendapat peringkat 3 yang pertama adalah Ohta disusul Era dan terakhir Aku. Sejak saat itu kelompok ku di gosipkan kumpulan anak-anak pintar, gosip itu sampai ke telinga para guru yang mengajar dan ke kakak kelas yang lain.
Aku melewati suasana sekolah ku dengan memendam perasaan suka terhadap kak Heri meskipun dia memiliki pacar yang sangat cantik. Beda jauh dari aku yang biasa-biasa saja dan selalu biasa saja. Kadang aku pun malu karena aku tidak sebanding dengan mereka.
Rasa suka itu kian ku rasa makin biasa saja. Karena aku begitu sibuk mengejar peringkat ku dengan terus belajar dan menghafal tiap-tiap pelajaran ketika ulangan semester.
Hari Jumat pagi seperti biasa senam pagi. Berbaris sesuka hati namun harus rapi. Aku ditengah dengan posisi kiri kanan di isi teman ku kami di barisan paling depan. Aku melihat di depan kelas jurusan Penjualan, mereka membuat barisan sendiri tepat di halaman kelas mereka. Kak Heri berada di barisan pojok paling belakang.
Sesekali aku memandang nya yang asik bercanda dengan temannya. Lagi, dia seperti memandang ku balik. Namun pikirku mungkin saja dia melihat orang lain. Aku kembali berbicara pada temanku. Senam pagi ku laksanakan dengan riang dan semangat.
Saat jam senam berlangsung ada gerakan kebelakang yang mengharuskan ku berbalik. Saat ku berbalik, ternyata ada cowok seperti nya berstatus Kakak kelasku. Ganteng berpostur tinggi dan sedikit kekar. Terlihat dia tersenyum saat melakukan gerakan-gerakan senam.
Mulai saat itu lah aku beralih ke Kakak Senam tadi dan membuang rasa kagum ku pada kak Heri. Dasar, jiwa labil ku kembali bergejolak !!. Saat usai dan para kelas di beri jam istirahat. Aku seperti biasa menyusuri kelas-kelas bersama Susi. Ternyata yang ku lihat tadi Kakak kelas ku jurusan Busana Butik.
Hingga beberapa hari, aku mulai memberanikan diri meminta tolong temanku untuk minta nomornya. Akhirnya aku dapat nomor handphone nya. Malam saat aku selesai belajar, aku mencoba SMS duluan.
Aku : Hai boleh kenalan kah?
Kak Mardi: Ia
" ihhh gitu amat balasnya". Kata ku kesal. Aku memang anti sekali membaca balasan pesan sangat-sangat singkat.
Aku : Kak Mardi kan
Kak Mardi : Ia
" Apaan balasannya singkat gini terus. Bodok ah !!!!". Makin geram saja, aku pun menghapus nomor kontak nya di ponsel dan kertas bertulis nomornya ku buang ke tempat sampah.
Selesai jam pelajaran, aku menggandeng Ohta ke kantin beli cemilan. Berpasan saat di depan pintu tak sengaja aku mendengar Sari berbincang dengan teman kelasku yang lain.
" Itu nah kak Mardi nembak aku". Ucap Sari pada teman sebangkunya Ila.
Gini amat ya nasib orang jelek. Yang disuka di tikung orang Mulu. Aku memang berpura-pura tidak dengar dan kembali berjalan ke kantin bersama Ohta. Saat berjalan melewati jurusan 10 Akuntansi 1 lalu melewati 12 Akuntansi alias kelas 3 AK. Kembali jiwa miiskin asmara ku terlonjak, ku lihat lagi sosok cowok lucu saat senyum, itu terlihat manis.
" Ota, kakak tu manis ". Ucapku berbisik.
" Mana?". Ohta membalik badan nya, mencari orang yang di maksud.
" ih jangan gitu,nanti ketahuan". Balas ku lalu menarik tangannya.
Kami pun kembali berjalan masuk ke dalam kantin. Ohta mengambil makanan ringan begitu pun aku,setelah kami membayar. Ku kembali merangkul Ohta.
" Itu nah". Aku menunjuk cowok yang berdekatan dengan cowok tinggi yang lagi berdiri di depan pintu.
" ih itu Kak Budi ". Bisik Ohta.
" Kenal kah?". Tanyaku sambil berjalan keluar kantin. Di depan kantin itulah kelas Akuntansi berada.
" Kan searah rumahnya sama aku ". Gumam Ohta bangga.
" Semua cowok tinggal di dekat mu. Beruntung dong !". Jawab ku sambil bercanda ria.
Setelah sudah sampai ke kelas. Seperti biasa Heru berdiri di depan pintu bersama Edo sahabat nya yang sekelas dengan ku. Heru memandang ku dengan ketawa-ketawa tidak jelas.
" ihhh orang gila ". Ungkap ku jujur memandangnya sekilas.
" ih terserah aku lah, hahahaha !". Jawab Heru santai.
" Terlalu bahagia hidupmu suka ketawa gak jelas akhirnya gila sendiri". Tambah ku makin jengkel.
" Apaan sih, kalau suka bilang". Ohta menimpali nya, risih mendengar ucapannya tapi biarkan saja.
" hahaha". Begitu lah Heru menjawab, entah apa yang mereka bahas hingga tertawa puas begitu.
Aku dan Ohta masuk ke kelas sambil makan cemilan yang kami beli. Eshi dan Era saat itu mengembalikan buku ke perpustakaan sedangkan Susi mungkin saja lagi ke kelas sebelah melihat temannya. Aku keluar kelas membuang bungkus-bungkus cemilan ku tadi, tempat sampah berada di depan kelas.
" Heeii Ayu !!". Sapa Heru.
" ih !!". Jawab ku menjauh karena itu dari Heru yang super jahil.
Ku lihat lagi ke belakang Heru ternyata Eshi dan Era kembali ke kelas. Aku melambai ke mereka. Mereka pun berlari mengerti maksud ku. Sampai sudah mereka ke kelas.
" Lama banget". Tanya ku.
" Ngantri Bu". Jawab Eshi lalu masuk ke kelas dengan gaya nya.
" Gak makan kah?". Tanya ku lagi pada Era.
" Kenyang wahahahaha". Jwab Era tertawa tidak jelas. Jangan-jangan ketularan Heru.
Ku kembali melihat lagi Heru dan Edo yang masih diluar kelas lagi duduk.
"Uwekkkkkkkkkk😝". Ejek ku pada nya lalu membuang muka ku.
****
Senin pagi, saat itu petugas upacara nya kelas 3 AK. Kebetulan jadi pemimpin upacaranya adalah kak Budi. Sialnya pagi itu aku telat karena kesiangan bangun. Jadi, saat upacara sudah berlangsung gerbang sekolah ditutup.Terpaksa aku menunggu diluar bersama siswa yang terlambat lainnya hingga upacara selesai. Ternyata bukan hanya aku yang terlambat ada teman sekelas ku namanya Putri.
Saat itu yang terlambat dihukum membersihkan lingkungan sekolah, memunggut sampah di parit sekolah. Aku bersama teman kelasku melaksanakan hukuman hingga berakhir. Setelah selesai kami kembali di suruh kembali ke kelas.
" Kasian nya munggut sampah". Ejek Heru padaku.
" ihhh !". Tambah Edo, anak itu selalu ikut-ikutan dimana Heru berada.
Aku memasuki kelas tanpa membalas ocehan mereka, sudah lelah malah di timoali ocehan kurang apik. Aku di sambut Ohta dan yang lain saat duduk di kursi ku.
" Ini nomor kak Budi". Ohta memberikan robekan kertas padaku yang berisi nomor ponsel.
" Dari mana Ohta dapat?". Tanya ku meletakkan tas di atas meja.
" Minta sama Kak Ria, itu temannya kak Budi juga". Jelas Ohta.
" Makasih ya, paling ngerti deh". Ujarku kegirangan. Butuh usaha sih untuk mendekati cowok apalagi seorang kakak kelas.
" Semoga berhasil yu". Sahut Susi padaku sembari senyum dimana-mana terlempar untuk ku.
Lanjut...
Malam hari aku belajar karena ada ulangan, hampir 1 buku IPS aku hafal entah masuk di ulangan apa tidak. Aku hafal saja siapa tahu keluar saat ujian. Mendapat juara kan butuh usaha semaksimal mungkin. Sekitar jam 9 lewat belajar ku sudah usai, aku teringat kembali nomor yang Ohta berikan padaku. Aku mencoba SMS kak Budi.
Aku : Hai boleh kenalan kah?
Kak Budi : Ini sapa.
" Wih cepat banget balasnya". Kata ku.
Aku: Ini kak Budi kah?
Kak Budi: Iya, ini siapa sih ?
" Astaga, kasar betul balasannya. ih malas banget". Lagi-lagi aku kesel dan ku hapus nomor tadi dan segala macam SMS yang ku kirim padanya. Gumpalan kertas tadi ku buang dan ku bakar. ( Aneh juga sih aku waktu itu, antara aku yang baca nya dengan nada kasar atau apa? Maafkan aku😜 ).
Paginya di sekolah. Saat itu detik-detik kelas 3 sibuk dengan ujian prakteknya. Kelas 1 dan kelas 2 pun sibuk ulangan tengah semester sebelum ulangan semester genap dilaksanakan.
Aku dan yang lain sibuk belajar, aku berusaha untuk tidak mengingat nama-nama cowok yang pernah aku suka demi peringkat ku. Aku semakin rajin ke perpustakaan belajar dan mencatat atau bisa di bilang merangkum beberapa materi. Apa saja aku lakukan demi mewujudkan mimpi ku.
Setiap kali aku berpas-pasan dengan Kak Heri, Kak Mardi atau Kak Budi aku berusaha bertingkah biasa saja. Bercampur kesal dan kecewa. Kalau aku histeris malah kesannya, ganjen.
********
Hari Selasa kelas ku ada pelajaran Agama Islam. Setiap pelajaran Agama kelas ku bergabung dengan kelas X Penjualan. Saat itu temanku yang non muslim adalah Era. Jadi dia belajar di perpustakaan. Anak-anak Penjualan pun datang ke kelas kami. Bisa dihitung perempuan nya cuma 5 sisanya cowok semua.
Dengan rusuhnya mereka datang, kelas ku kekurangan kursi. Jadi mereka mengambil kursi di ruang kelas sebelah alias Lab. Bahasa. Namanya kelas ribut dimana aja tetap ribut dan rusuh nya minta ampun. Ditambah lagi cowok 7 di kelas kami jadi nambah nakalnya. ( Sekolah ku dulu kalau pelajaran Agama selalu di gabungkan. Bukan karena Gurunya kurang ya ).
Setelah semua mendapatkan kursi dan duduk. Guru agama didepan menjelaskan pelajaran. Kelasku dengan tenang mendengar kan. Namun barisan kelas Penjualan asik mengobrol sendiri.
" Aduhhh berisik". Keluh Ohta.
" Tolong diam dong yang jurusan penjualan". Tambah Yeti teman sekelas ku yang berparas tomboi. Akhirnya mereka diam dan kembali mendengar kan penjelasan Ibu Nadiroh guru khusus Agama Islam untuk kelas 1.
" Kerjakan soalnya, ibu mau ke kantor dulu". Kata Beliau lalu membuka pintu kelas yang tertutup tadi dan keluar meninggalkan kelas.
" Huhhhhhhhhhh lanjut !!!!!!". Seru anak Penjualan dengan girang. Karena bagi mereka seorang Guru hanya menghambat kesenangan mereka. Jadi kalau tidak ada Guru, jiwa rusuh kembali menghantui diri dan jiwa anak-anak itu.
Aku, Ohta, Eshi dan Susi tidak peduli keributan dari mereka. Kami fokus mengerjakan soal yang Ibu Nadiroh berikan. Kami pun membuat lingkaran lalu mengerjakan dengan teliti.
" Sapa disini namanya Ayu?". Teriak cowok Penjualan. Aku melirik suara tadi ternyata dia Putra. Aku hanya melihat tapi tidak peduli.
" Kita sudah semester 2, masa iya kamu tidak kenal sama nama anak SK ?". Tanya temannya. SK adalah Sekretaris.
Aku semakin tidak peduli,tapi teman-teman ku melirik aksi mereka.
" Aku !". Ceplos Eshi.
" Ohhh katanya dia putih kok hitam". Ejek mereka pada Eshi. Eshi memang gadis berkulit sawo matang.
" Biarlah !!!". Eshi menjawab dengan nada santai dan melanjutkan tangannya menulis jawaban-jawaban.
" Minta nomormu kamu dong Ayu". Teriak Putra lagi.
Putra Setia Agung, salah satu siswa jurusan Penjualan yang terkenal sangat-sangat bandel. Kalau jam pelajaran selalu tidur terkadang mengobrol dengan yang lain.
" Yu dia kesini". Jelas Susi melirik arah belakang ku.
" ihh aku tidak peduli". Ujarku masih fokus menulis huruf per huruf di atas kertas.
" Makin dekat yu". Tambah Susi lagi. Malah dia yang kepanikan.
" Biarin, gak peduli Si". Aku tetap menulis.
" Yu in-.....".
" Ayu lihat jawaban nomor 5 dong". Tiba-tiba Heru dibelakang ku.
" Hah, gitu aja gak tau?". Gumam ku tercengang. Anak itu sudah tidak jelas. Isi kepalanya mungkin kosong.
Heru menarik kursinya di dekat ku dan duduk di antara kami. Entah saat itu Susi bilang ada Putra tapi hanya ada Heru yang mendekati ku. Mungkin saja Susi bercanda. Aku kembali belajar dan membiarkan Heru melihat jawaban yang ku tulis.
" Sudah gak?". Ibu Nadiroh kembali ke kelas.
" Sudah !!!". Jawab serempak anak SK.
" Belum !!!". Jawab serempak anak Penjualan.
Heru lalu menarik kursinya kembali ke kumpulan Budi dan lain-lain. Tak lama pelajaran agama usai. Ibu Nadiroh pun keluar ruangan disusul cewek-cewek penjualan sambil mendorong kursi untuk dikembalikan.
Aku kembali ke posisi tempat duduk ku di dekat pintu kelas. Tenyata tempat duduk ku di duduki Putra. Saat itu Putra belum beranjak dari situ. Aku mendekatinya lalu berdiri menunggu dia pergi.
" Siapa?". Tanyanya memandang diriku yang memang lagi jengkel sama tingkahnya.
" Itu ayu ****** !". Jawab Alif temannya Putra yang menonjol kepala Putra.
" Aduhhh !!!". Lirihnya mengusap ujung kepala. Aku hanya diam memperhatikan mereka." Ohhh boleh minta nomor mu?". Tanya nya kembali.
" Maaf, aku gak punya hp !". Jawab ku judes.
" Oke nanti ku minta lagi, tunggu kamu ada hp". Dia lalu pergi bersama teman-temannya.
Aku meletakkan tasku kembali dan merapikan buku-buku ku. Syukurlah nilai aku hari ini tinggi. Kebutalan saat aku keluar kelas, aku melihat Era lagi duduk berbincang bersama Bobi dan Isa mereka anak Penjualan yang non muslim.
" Mojok terus !!!". Sorakku pada Era.
" Biarin wekkkk😝😝😝". Balas nya padaku. Aku lalu mencubit pipinya dan berlari jauh dari Era. Ku tinggal Susi, sudah jauh dari jangkauan Era, ku tunggu lagi Susi.
Kamipun berjalan ke kantin. Terlihat dari jauh saat itu kantin dipenuhi X Penjualan yang masih membawa tas. Ada yang makan ada juga yang sekedar duduk bercanda. Dasar bikin penuh saja !.
Aku dan Susi membeli p*p mie dan beberapa cemilan untuk teman makan. Mie nya disiram di kantin lalu aku memberi sekitar 3 sendok makan sambal bakso ditambah perasan jeruk dan kuahnya itu loh di kasih hampir penuh cup (maknyusss). Jam istirahat pertama ramai terkadang harus antri berdesakan.
Aku sudah siap dengan p*p mie ku sedangkan Susi masih menunggu mie nya disiram tapi sudah dia beri sambal dan jeruk. Aku menunggu sambil duduk di kursi kosong. ( aku sungguh rindu makanan saat di sekolah ).
" Ayu !!". Suara cowok memanggil ku.
Aku mencari suara itu ke kanan ke kiri. Pas ku lihat ada lambaian tangan. Ya ternyata Putra lagi. Dasar sok kenal sok akrab.
Saat itu ada beberapa kakak kelas makan di kantin sebelah. Kantin sekolah ada 3 berjajar. Langganan biasa kami beli berada di tengah. Yang jual pun sudah hafal nama ku dan yang lain. Kadang dikasih bonus.
Putra berada di kantin kiri. Dia bersama temannya makan. Malas banget melihat dia. Mata ku, ku alihkan ke kanan. Ternyata ada Kak Heri disana lagi makan bersama temannya, tapi disampingnya malah ada cewek.
Baju warna hijau tosca, simbol baju jurusan Multimedia sedangkan kuning melambangkan jurusan Penjualan. Karena lagi ujian praktek,mereka diwajibkan memakai baju jurusan dan praktik. Ternyata itu cewek yang di bilang Susi. Cantik banget, putih, rambut keriting, hidung mancung. Jauh beda dari aku.
" Ayok yu !!". Ajakan Susi. Kami membawa p*p mie tadi ke kelas. Untuk makan bareng disana berdua.
Saat kaki ku berjalan keluar kantin,belum sampai pagar yang membatasi kantin dan halaman kelas. Kak Heri lagi-lagi menatapku. Sekilas aku lihat tapi langsung ku tepis aku takut pacarnya menjambak rambutku. ( Geer kali aku ini ).
Sampai lah dikelas lalu kami berdua makan. Sesekali Era dan Eshi mencicipi racikan mie kami berdua.
" Hambar!!". Eshi mencoba mie ku.
" Manis nya!!". Era mencoba mie Susi.
Setelah makan selesai kami mengembalikkan sendok dan garpu milik ibu kantin tadi. Lalu kembali ke kelas lagi.
****
Ujian semester genap berlangsung. No pacar karena sudah janji sama Ayah harus dapat peringkat 2. Jadi aku belajar sungguh-sungguh. Beberapa Guru memberikan kisi-kisi jadi aku mudah mempelajari nya, aku hafalkan biar mudah menjawabnya.
Aku bersaing sehat bersama kedua temanku. Aku begitu fokus dengan belajar dan belajar sudah tidak berpikir lagi untuk terlibat sama cowok yang gak jelas.
Sekitar seminggu ujian berlangsung. Kelas 3 saat itu libur jadi kelas-kelas dipakai untuk ulangan. Duduk sesuai urutan absen dengan posisi sendiri-sendiri.
Hari pertama ulangan aku sekelas sama Eshi yang lain diruang sebelah. Sebelum ulangan dimulai, kembali ku ingat-ingat hafalan ku tadi malam sambil duduk didepan kelas.
" Mulut komat Kamit kek Mbah dukun aja". Gurau Heru.
Ku balas dengan tatapan tajam padanya. Dia hanya tertawa tidak jelas. Itulah hobinya, susah senang ya ketawain aja. Oya, aku seruangan sama Heru dan Edo. Tapi posisi mereka jauh dari aku.
Ulangan dimulai. Aku mengerjakan soal dengan lancar dan aman. Aku menjawab semua soal. Tak lama, aku selesai duluan dari yang lain. Yang selesai boleh keluar dari ruangan. Aku membawa buku-buku keluar untuk ulangan selanjutnya.
Beberapa menit kemudian, ku lihat Ohta pun keluar dari ruangan sebelah. Kami sambil tos-tosan dan tersenyum. Lega rasanya bisa menjawab semua soal.
Detik-detik terakhir ulangan selesai, Eshi dan Heru masih mengerjakan soal. Aku berdiri di depan pintu yang terbuka.
" Ayok Eshi semangat". Kata ku menyemangati.
" Fighting !!!". Tambah Ohta ikut-ikutan.
" Aku gak kah?". Tanya Heru memandang ke depan pintu kelas.
" Siapa Lo?". Jawabku lalu menjulurkan lidah. Tidak ada untungnya menyemangati dia.
****
Singkat cerita , seminggu setelah ujian semester genap. Aku dan yang lain lega dan puas. Akhirnya terlepas dari buku-buku yang membuat kepala sakit. Seperti biasa selesai ulangan pasti mengadakan classmeeting antar kelas. Kelas ku mengikuti lomba futsal cowok.
Saat pertandingan di mulai. Kelas ku sangat-sangat kompak saling berteriak mendukung Budi dkk. Saat itu Budi sebagai pelatih, yang mengarahkan mereka sedangkan yang lain jadi pemain.
Bertanding melawan AP 1. Aku menonton dari dekat bersama Susi. Dekat banget di bangku pemain. Tak lama jam istirahat, mereka berkumpul mendengar kan arahan Budi. Saat itu berada pas di dekat Heru. Heru yang berkeringat dan letih sambil mendengarkan Budi. Tak lama Pluit berbunyi tanda permainan dimulai kembali.
" Heru semangat". Seru ku padanya yang masih mengikat tali sepatu nya.
" Hah. Em iya". Jawabnya singkat lalu kembali ke permainan.
Skor kelas ku unggul dan kami lolos. Kelasku bermain lusa melawan X KP alias Penjualan. Melawan Putra dan teman-temannya.
Usai pertandingan, aku dan Susi kembali ke kelas yang dekat dengan lapangan futsal. Para pemain pun mengambil barang-barang mereka lalu ke kelas. Aku kembali duduk di depan pintu dengan menarik kursi ku keluar.
Di temani Susi, ku duduk sambil melihat pemain lain bersiap-siap. Sepertinya jurusan Multimedia vs Akuntansi . Aku kehausan sambil duduk diluar meminum sebotol air dingin.
" Ayu !!". Suara Heru memanggil ku dari dalam kelas.
" Iya!". Jawabku sambil berteriak.
" Sini dulu !!". Balasnya lagi.
" Yang perlu ke sini !". Sahutku keras dari luar kelas.
Tak lama, Heru keluar dari kelas dengan pakaian masih baju futsal yang basah penuh keringat. Berjalan tanpa menggunakan alas alias sepatu mendekati aku dan Susi.
" Aku haus". Dia duduk di kursi kosong mendekatiku.
" Ini minum aja !". Aku menawari minuman ku yang tersisa setengah.
" Gak papa kah?". Tanya nya.
" Iya minum dulu sambil ku beli minuman lagi ini . Tunggu ya". Aku dan Susi berjalan menuju kantin membeli minum.
Tak lama, ku lihat Heru masih duduk ditempat tadi dengan kondisi botol yang kuberikan kosong.
" Ini !!". Aku ajukkan botol minuman mineral biasa.
" Makasih ya ".
" Sama-sama". Jawabku lalu kembali duduk.
" ini !!". Heru memberikan ku uang.
" Apaan ni?". Tanyaku heran melihat uang yang disodorkan.
" Gantiin uang mu !". Jawabnya balik.
" Gak usah lah". Balasku lagi.
" Serius ?". Kurang yakin.
" Iya, kasihan juga lihat muka mu kek menderita gitu". Ejek ku.
" Asemmmm !!". Heru lalu pergi masuk ke dalam kelas.
" Yu, padahal kan sudah ada minuman di sediakan Eshi untuk mereka". Jelas Susi tiba-tiba.
Eshi adalah Bendahara di kelas ku, tiap ada kegiatan dia lah yang bertanggung jawab atas segala macam konsumsi.
" Hah serius? Kalau ku tahu tadi. Aku ambil duit nya". Seru ku pada Susi.
" Lupa apa gak tahu ?". Tanya Susi melirik sambil memainkan alisnya.
" Gak tahu Si, serius !". Jawab ku singkat sambil melihat pertandingan futsal yang baru saja dimulai. Oya, saat pertandingan berlangsung Ohta dan Era sibuk banget komplain nilai mereka ke ruang Guru. Jadi hanya ada aku dan Susi. Kalau Eshi main game mulu di laptopnya.
" Jalan-jalan yuk". Ajak ku pada Susi.
" Ayok, sekalian mau ke toilet basahi rambut". Ujarnya berbisik.
Kami berjalan meninggalkan kursi-kursi yang tergeletak di luar kelas. Kami melewati kelas X Akuntansi lalu belok kiri toilet berada sedangkan kanan melewati 2 kelas lagi ujungnya itu kantin.
Kalau sudah ke toilet, hobinya Susi rapiin baju terus basahi dikit rambutnya. Entah apa maksudnya. Setelah itu kami berjalan keliling gak jelas. Melewati perpustakaan lalu kelas-kelas X Multimedia kemudian lewat ruang guru.
Melepas bosan karena jam pelajaran kosong. Aku mengintip dari luar ruang guru ternyata Ohta dan Era masih sibuk berbincang pada guru. Ohta dikenal sangat-sangat pandai loh, kalau merasa dia benar dengan jawaban nya tapi di salahkan pastinya komplain. Semua orang juga melakukan hal yang sama kan?.
Aku melewati mereka lalu ke ruang TU sekolah berjalan lurus ruang piket, X busana butik. Sudah ujung perjalanan rasanya ingin belok arah alias kembali karena malas banget disana ada Putra.
Aku memberanikan kaki ku melangkah melewati kelas-kelas Penjualan. Kagetnya aku, kenapa ada Kak Heri dan yang lain di dalam kelas 3 KP. Padahal kan mereka lagi libur untuk persiapan UN.
Dia berada di depan kelas,depan kelas mereka tu ada bangku panjang, disitulah mereka lagi duduk. Tapi ku perhatikan ada cewek yang waktu itu di kantin bersamanya.
Aku melewati dengan menundukkan kepala ku berpura-pura mengobrol bareng Susi. Sudah terlewat lah Kak Heri, Ehhh si Putra menghadang ku dengan tubuhnya. Tak sengaja juga aku menabrak badannya.
" Ahhh nembus ke hati". Celetuk Putra mengundang para temannya tertawa lepas.
" Minggir !!!". Bentakku.
Aku ke kiri dia ke kiri aku ke kanan dia ke kanan begitu terus. Sedangkan Susi bisa melewati tanpa hambatan karena Putra tidak begitu peduli dengan dia.
"Heiii Ayu !". Sapa Bobi.
Ingat? Dia teman Era kalau pelajaran Agama. Semenjak menjalin hubungan teman sama Era, kami sudah terbiasa dan saling mengobrol kalau bertemu.
" Ayuuuu". Tambah Isa.
" Iya". Aku menjawab sambil tersenyum pada mereka berdua.
" Kamu senyum sama mereka tapi sama aku jutek". Kata Putra padaku.
" Minggir donk aku mau ke kelas !!". Aku masih berusaha melewati nya.
Putra melepaskan tanganku lalu ku julukan lidahku padanya dari jauh. Saat itu aku melihat Kak Heri seperti memandang ku dengan senyum. Aku lalu cepat berjalan. Sikap mereka di perhatikan kelas X MM yang berada di samping kelas Putra .
Aku malu dengan cepat berjalan bareng Susi. Tak lama berjalan aku kembali ke kelas. Duduk di kursi yang tadi didepan kelas. Sambil menghirup udara segar.
" Asik ya di pegang-pegang". Keluh Heru melirik tajam padaku.
" Apaan?" Jawab ku ikutan sinis.
" Gak papa". Heru yang tadi berdiri didepan kelas kembali masuk ke kelas
****
Esoknya aku ke sekolah di antar Ayah naik motornya. Hari itu hari Rabu, jadi baju yang ku kenakan berwarna ungu. Warna ungu khusus untuk jurusan Administrasi Perkantoran alias SK dengan dipadukan rok lipat hitam dan sepatu biasa yang diwajibkan. Menggunakan tas ransel biasa. Pagi itu aku mengerai rambutku.
Melewati ruang guru, lapangan sekolah dan tiba dikelas.
" Cieeee ".
" Apa?". Aku melihat Heru duduk di kursi nya. Pagi itu sudah ada beberapa yang hadir hanya saja wujud mereka entah dimana. Terlihat dari tas-tas yang berada di kursi
" Gak papa hahahahaha ". Sambil tertawa riang.
" Pagi !". Sapa Eshi memasuki kelas.
" Iyaaa Pagi Bu ". Jawab Ku sambil melempar candaan.
" Rambut baru si Ibu". Ejek Eshi padaku.
" baru lihat". Balasku santai.
Iya sih Hari ini aku sedikit berubah. Rambut ku yang dulu selalu ku ikat. Tapi kali ini aku biarkan tergerai karena kemarin aku ke salon, untuk meluruskan rambutku.
Cobaan banyak, berjam-jam di salon dengan bau-bau yang luar biasa menyengat bikin kepala ku sakit dan mual. Cuma sendiri ke salon hari itu pulangnya pun sore banget. ( Pengalaman tak terlupakan. Dan sekarang masih pengen Bonding lagi ).
Lanjut,
Karena jam kosong, aku dan yang lain sibuk nonton film di laptop. Membentuk lingkaran tiap-tiap kelompok kelas tapi ada juga yang keluar dan lain-lain.
Pukul 8 pagi, di lapangan ada pertandingan futsal tapi aku tidak tertarik untuk menonton nya, karena yang main kelas 2. Teman kelas ku yang lain sibuk bersorak-sorak cowok. Hanya aku, Susi, Eshi, Ohta dan Era yang fokus nonton. Sedangkan cowok-cowok kelasku pergi entah kemana .
Susah fokus nonton,karena suara ribut dari depan kelas. Akhirnya Eshi terpengaruh lalu ikutan nonton. Begitu pula Era malah menarik kursi ke luar kelas.
" Ohta !!!".
" Aw Santi, kenapa?". Ohta beranjak keluar kelas.
Santi jurusan Akuntansi. Karena bajunya warna biru gitu. Ohta keluar kelas dan berbincang sebentar. Lalu kembali ke kursinya mengambil buku.
" Aku di panggil ya guys. Dah dah jangan kangen ya?". Pamit Ohta padaku dan Susi.
" Sibuk terus!". Keluh ku pada sahabat ku yang satu itu. Tersisa aku dan Susi lagi nonton.
" Susi !!". Panggil seorang cewek di dekat pintu kelas
" Iya". Gumamnya menatap ke luar depan pintu kelas.
" Sini dulu, temani aku !!". Tukasnya mengajak Susi.
" Bentar ya Ayu". Susi pergi bersama temannya dari kelas sebelah.
Aku lanjut nonton drama sendirian dikelas tapi saat itu pintu kelas memang lagi terbuka lebar. Dan kondisi luar pun dipenuhi teman-teman kelasku duduk membawa kursi mereka masing-masing yang lagi asik nonton pertandingan.
Beberapa menit setelah Susi pergi. Aku begitu fokus dengan yang aku tonton.
" Hei !". Sapa Heru.
" Napa ?". Aku menjawab tapi pandangan ku tetap ke depan laptop.
" Nonton apaan?". Cecar nya.
" Lihat aja sendiri". Balasku jutek.
" ihhhh suka betul nonton begituan". Ejeknya yang duduk didekat ku. Memangnya salah ya nonton drama begini?.
" Ya coba lihat itu, cowoknya ganteng. Romantis pula". Ceplos ku sembari menunjuk arah layar laptop.
" Baperrrrrr". Ketusnya bernada sewot.
" Jangan ganggu aku !!!". Balasku pada sang pengganggu.
Suasana terhentik sejenak. Aku sibuk nonton film. Namun, Heru entah lagi apa tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaannya padaku bahkan mengusili ku.
" Kenapa diem?". Aku alihkan pandangan ku untuk melihat aktivitas Heru di sebelahku. Aku terdiam melihat dia yang menatap ku tanpa ekspresi apapun. Yang biasanya tertawa tidak jelas. Kali ini dia hanya diam. Dengan cepat aku kembali melihat laptop dan kembali menonton.
" Aku diem lagi nonton, katanya gak mau di ganggu !!".
" Oh ". Jawabku singkat.
" Ayu...". Bisiknya di telingaku. Risih sekali dibuatnya.
" ih apaan sih, kalau makin dekat ku tinju ni". Ku tunjukkan kepalan tanganku di wajahnya.
" Jangan gampang di pegang-pegang". Ujarnya padaku pelan.
" Pegang apaan, gak ngerti ?". Masih sibuk nonton.
" Aku tu s-".
" Eh Ru ngapain di situ..?". Panggil Edo yang mengintip dari luar.
" Apa?". Jawab Heru dengan raut wajah kesal. Mungkin pembicaraan nya terpotong karena ulang sahabat nya sendiri.
" Sini dulu !!". Perintahnya pada Heru dengan melambai kan tangan.
Heru pergi dari kelas dan menyusul Edo teman yang begitu dekat dengan dia. Kemana aja selalu berdua. Aku masih nonton sampai Susi kembali. Barulah aku ke kantin.
Sebelum ke kantin, aku bersama Susi ke ruang Guru karena aku ada urusan. Aku harus melaporkan absensi kelas ke wali kelasku. Saat sampai diruang guru aku melihat Putra lagi berbincang bersama guru BK. Aku hanya melihat dia kemudian aku menemui wali kelasku.
Selesai melaporkan absensi, aku dan Susi keluar ruang Guru. Di ikuti Putra. Aku melihat wajahnya saat itu lebam dan merah kebiruan. Apa mungkin dia berkelahi lagi,pikirku. Aku menggandeng Susi lalu berjalan keluar ruang guru.
" Ayu ?". Putra menutupi jalan ku.
" Kenapa ?". Mencebikkan bibir.
" Ayu aku ke toilet bentar ya,oke". Susi meninggalkan ku sendirian.
" Ehhhhh main pergi aja". Keluhku pada gadis yang sudah berlari menjauh.
" Atitttt ". Ringisnya mencari perhatian dari ku.
" Kamu kelahi lagi?". Mengulik informasi lagi.
" Iya, habis mereka selalu memanasi ku".
" Saranku ya, baiki sedikit sikapmu ".
" Iya ".
" Ini". Aku memberikan permen padanya. " Dah aku mau ke kantin". Pamitku.
****
Sekitar pukul setengah 10 kurang. AP 3 vs KP bersiap-siap untuk bertanding. Kami tidak mau kalah, seluruh cewek dikelas ku turun ke lapangan untuk menyemangati mereka. Peluit berbunyi tanda nya permainan dimulai. Aku terus berteriak tidak jelas mengikuti permainan. ( Saat itu memang seru sekali, jadi rindu ).
Babak pertama kami unggul. Saat Babak kedua Heru terjatuh. Terlihat jelas Putra sengaja membuat Heru jatuh dan terluka. Tapi Heru tetap bermain sampai pertandingan usai. Mau curang bagaimana pun yang jujur pasti menang.
Ketika semua pemain kembali ke kelas, Budi sedang mengurut kaki Heru di dalam kelas. Tidak ada yang sanggup masuk kelas karena keringat mereka tercium. Aku hanya melihat Heru dari luar kelas. Seperti kesakitan ketika Heru di urut.
" Do, Heru gimana ?". Tanya Eshi pada Edo yang buru-buru membawa minuman.
" Terkilir aja". Jawab Edo.
Aku mendengar nya, rasa amarah ku mulai memuncak. Kesel karena Putra bermain curang dan mencelakakan orang lain. Berkali-kali sasarannya Heru dan 2x mendapatkan kartu kuning. Tak lama semua pemain keluar pergi ke kantin sekolah. Tersisa Heru masih terbaring di lantai kelas. Sedangkan Edo ke kantin. Aku memberanikan diri masuk kelas.
" Heru". Panggil ku yang ku lihat matanya terpejam.
" Em". Jawabnya.
" Gak papa kah ?". Tanyaku lagi.
" Iya besok juga sembuh kok". Ujarnya lagi.
" Baguslah".
" Ayu !!". Memanggil namaku.
" Apa ?". Kembali bertanya.
" Aku jamin dia gak akan menganggu mu lagi". Jelas Heru.
" Siapa ?".
" Putra".
" Ini ". Aku melempar beberapa makanan ringan padanya.
" Aduhhhh". Keluh nya lalu menegakkan tubuh.
" Itu makan. Makasih". Aku melangkah keluar kelas.
" Ayu !!!". Panggilnya lagi.
Membalikan wajah sembari menebar lagi senyum pada Heru. " iya?!".
Dia melihat ku namun dia melempar bajunya yang basah dan penuh keringat padaku tepat di wajahku. "Apa-apaan sih. Ini bau". Keluh ku lalu melempar bajunya kembali.
" Sembunyikan itu dari cowok lain, jangan tunjukkan kecuali aku". Gumaman itu sungguh sukar ku uraikan. Tidak paham.
" Hah? Apaan !!".
" Gak papa, sudah sana pergi". Usirnya.
" Aku sudah mau pergi, kamu aja nahan-nahan aku dari tadi . ihhhh gak jelas". Aku keluar kelas dengan muka kusut dan kesal.
Singkat cerita, kelasku mendapat juara 2 lomba futsal. Juara 1 yang megang kelas Multimedia. Akhirnya classmeeting selesai. Sejak saat itu Putra tidak lagi menganggu ku. Meskipun aku lewat dia dengan sengaja masuk ke kelas .
*********
Detik-detik pembagian raport🖤
Semua orang tua yang mengambil raport. Jadi Ayah lah yang ke sekolah. Acaranya dimulai sekitar jam 9 pagi. Hampir teman-teman ku orang tua atau wali mereka sudah datang. Ayah ku sempat tersesat disekolah mencari kelasku. Tapi akhirnya ketemu sama Ayah .
Aku arahkan kelasku ke ayah. Tak lama, pembagian raport dimulai sedangkan siswa nya diluar menunggu. Terdengar suara wali kelas ku menggumumkan yang mendapat 3 besar.
" Untuk juara 1 di peroleh oleh Ohta Yani".
Mendengar itu Ohta gembira dan orang tuanya pun duduk di depan wali berbincang mengenai nilai nya.
" Untuk juara 2 di peroleh Stella Ayu Wijaya"
Aku lalu loncat-loncat senang karena menepati janji ku pada Ayah.
" Dan terakhir juara 3 jatuh ke Sari Retno".
Kami berdua lalu memberi selamat pada Sari. Sari adalah wakil ku sebagai Sekretaris kelas. Wajah Era sedikit kecewa karena posisi nya terbesar jauh. Tapi kami tetap memberi semangat.
" Selamat ya". Ucap Heru pada ku.
" Em makasih ".
Ayah lalu keluar kelas. " Ayah tunggu diluar ya Kak". Ucap Ayah padaku.
" Iya, bentar ya ayah".
Aku masih berbincang pada Era dan Eshi. Karena mereka belum pulang. Oya, Era dapat dudukan ke 4 sedangkan Eshi ke 5 dan Susi ke 10. Saat itu aku duduk didepan kelas, namun Heru menarik menarik tangan ku.
"Apaan?". Tanyaku padanya yang menghentikan langkahnya di samping kelasku.
" Ayu !!!".
" Iya ada apa. Cepat aku mau pulang". Gerutu ku.
" Aduh. . ".
" Kenapa begitu? Kebelet ya ?".
" Ahhhhhh bodok ah, ini buat mu". Heru lalu pergi dariku. Sebelum itu dia memberikan kotak kecil untukku yang berbungkus rapi kertas kado merah bermotif daun-daun.
Aku lalu menaruhnya dalam tasku. Lalu berjalan pamit ke Era dan Eshi untuk pulang. Karena ayah sudah lama menunggu ku diluar. Ketika jalan mendekati pagar.
" Ini buat mu, aku dengar kamu peringkat 2". Putra memberikan sebungkus kado yang berukuran sedang padaku dan berlari menjauh.
Aku taruh kembali ke tasku. Dan berjalan mendekati ayah.
" Tadi itu siapa?". Tanya ayah.
" ih anak berandalan Yah mau malak Ayu tapi Ayu palak kembali hahaha". Jelasku pada ayah. Kami lalu jalan pulang kerumah. Akhirnya liburan semester dimulai esok. No buku jadi harus rehat otak dulu.
Ketika malam, aku merebahkan tubuhku. Aku kembali ingat ternyata hari ini aku dapat 2 kado. Aku lalu memeriksa tasku dan ku ambil lalu ku buka satu persatu.
Pertama aku buka kado dari Heru. Heru memberikan aku sebuah gelang lucu berbuahkan kucing. Kebetulan banget aku sangat suka kucing. Berwarna pink dan pas di tangan ku. Ku buka lagi kado dari Putra, aku mendapat kan boneka kucing lucu warna hitam putih dan ada gantungan nya berukuran kecil. Lucu sekali.
Bekas kado tadi aku sumpal-sumpal aku buang, lalu aku temui kertas kecil seperti memo jatuh di kakiku. Kertas warna kuning.
" Aku suka kamu".
Itu lah tulisan di kertas. Entah dari siapa namanya tidak tercantum di situ. Hanya 1 kertas yang ku temui setelah aku membongkar habis bungkus kado tadi. Pikirku, antara Heru dan Putra. Tapi mana mungkin mereka menyukai ku. Aku kan tidak menarik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!