NovelToon NovelToon

Cinta Bukan Sekedar Perawan

Bab 1 : CBSP

"Aku sudah kehilangan segalanya, hal yang seharusnya bisa aku jaga telah terenggut. Akankah ada pria yang bisa menerima aku apa adanya?"_ Erina Amalia Putri.

"Dari sekian banyak wanita yang aku kencani, kenapa hanya wanita itu yang bisa membuat hatiku bergetar. Mungkinkah aku sudah jatuh cinta padanya?"_ Devan Radya Dirgantara.

...Selamat Menyimak 🙏👇👇👇...

...🪷🪷🪷🪷🪷...

Pagi ini hujan membasahi kota, membuat sebagian penghuninya seakan enggan untuk keluar atau beranjak keluar rumah karena jalanan yang mulai basah karena guyuran air hujan.

Begitupun dengan wanita yang mulai terbangun dari tidurnya. Dia mulai membuka matanya dan merasakan sakit disekujur tubuhnya, terutama dibagian intinya. Sudah bisa ditebak apa yang sudah terjadi pada wanita itu semalam.

Wanita itu merasakan pusing di kepalanya, dia tidak begitu ingat apa yang sudah terjadi semalam. Perlahan dia berusaha untuk duduk, melihat ke sekelilingnya, baju-bajunya sudah berserakan di lantai.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?" wanita itu melihat dirinya sendiri yang sudah tidak mengenakan pakaian dan hanya sebuah selimut yang menutupi tubuhnya.

Wanita itu bernama Erina Amalia Putri, usianya 23 tahun. Erina baru saja lulus kuliah, rencananya minggu depan dia akan bertunangan dengan kekasihnya, yaitu Dilan Alden Prasetya. Dilan sendiri merupakan putra tunggal dari keluarga Prasetya.

Erina sudah menjalin hubungan dengan Dilan sejak dua tahun lalu. Ayah Erina kebetulan bekerja di perusahaan Pratama Group milik keluarga Dilan sebagai seorang staf.

Rupanya hari itu Erina mengantarkan map milik ayahnya yang tertinggal dirumah. Dari sanalah dia bertemu dengan Dilan hingga akhirnya menjalin hubungan dengan pria itu. Selain cantik, Erina juga adalah gadis yang pintar dan sopan. Itulah yang membuat Dilan jatuh cinta pada Erina.

Namun hari ini, Erina sudah melakukan sebuah kesalahan besar. Dia telah kehilangan mahkota yang seharusnya dia jaga untuk calon suaminya kelak, Erina sudah kehilangan keperawanannya.

Semalam dia baru saja menghadiri acara pesta temannya disebuah cafe. Erina mencoba mengingat-ingat kejadian semalam, dan bagaimana dia bisa berada satu ranjang bersama dengan seorang pria yang dia sendiri tidak kenal.

Erina segera bangun dan memakai kembali pakaiannya sebelum pria disampingnya itu terbangun. Kemudian dia keluar dari kamar hotel untuk pulang ke rumahnya. Erina pulang dengan menggunakan taksi.

Rupanya Dilan sudah menunggunya dirumah, hari ini mereka akan memilih cincin pertunangan.

"Sayang, aku sudah menunggumu sejak tadi, kamu dari mana saja?, om dan tante bilang kamu tidak pulang semalam" ucap Dilan, saat ini mereka sedang berada di ruang tamu rumah Erina.

Kedua orang tua Erina juga sedang duduk di atas kursi sofa, mereka juga merasa khawatir karena semalam Erina tidak pulang, bahkan Erina tidak mengangkat telefonnya. Mereka sudah menghubungi teman-teman Erina, namun tidak ada yang tau keberadaan Erina semalam.

Erina tidak berani menatap wajah Dilan, dia hanya menundukkan kepalanya dengan wajah yang mulai memucat. Kedua orang tua Erina menjadi khawatir, mereka segera bangun dari duduknya dan ikut menghampiri ke arah Erina dan Dilan yang sedang berdiri.

Tiba-tiba seseorang datang mengetuk pintu, kebetulan pintu rumah itu belum tertutup.

"Permisi, saya mau mengantarkan surat untuk bapak Reno Saputra" ucap seorang pria.

"Ya saya sendiri" Reno segera berjalan ke arah pintu dan menerima amplop coklat dari tangan pria itu. Kemudian pria yang mengantarkan amplop itu segera pergi meninggalkan rumah itu.

Reno membolak-balik amplop coklat itu dan tidak ada nama pengirimnya, dia membuka isinya dan nampak sangat kaget melihat foto-foto Erina yang sedang tidur dengan seorang pria.

Melihat wajah kaget suaminya, Rani pun berjalan mendekatinya, "Ada apa yah?"

Reno menunjukkan foto-foto itu pada Rani, istrinya itu juga sangat kaget melihatnya. Reno memejamkan matanya menahan marah, dia merasakan sesak dan sakit di dadanya. Kemudian Reno membuka matanya kembali dan menatap tajam pada putrinya.

"Ada apa om?" tanya Dilan yang juga masih berada di sana.

Namun Reno tidak menjawab pertanyaan Dilan, dia berjalan ke arah Erina dan menampar pipi Erina dengan keras.

"Ayah malu punya putri seperti kamu, bisa-bisanya kamu melakukan hal seperti ini Erina!!" Reno melempar foto-foto itu ke wajah Erina hingga foto-foto itu berserakan di atas lantai.

Dilan yang melihatnya segera berjongkok dan melihat foto-foto itu satu persatu, dia juga sangat kaget melihatnya. Dia tidak percaya jika Erina telah berselingkuh dan mengkhianatinya seperti ini.

"Apa maksud semua ini Erina?" Dilan segera bangun untuk menatap wajah Erina, dia harus mendapatkan penjelasan atas foto-foto itu.

"Ma-maafkan aku Dilan, aku juga tidak tau apa yang sudah terjadi semalam" Erina mengatakannya dengan menangis, dia tau jika dia sudah melakukan kesalahan. Namun dia tidak tau harus menjelaskannya dari mana.

Dilan mengusap wajahnya dengan kasar, "Jadi ini alasan kamu tidak pulang semalaman? Aku benar-benar kecewa padamu Erina."

Dilan melangkahkan kakinya beberapa langkah, kemudian dia berhenti didekat pintu rumah Erina. "Kita batalkan saja pertunangan kita Erina." Dilan mengatakannya tanpa menatap Erina, kemudian dia segera pergi meninggalkan rumah Erina.

Erina tidak bisa menahan kesedihannya, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya sekarang. Dia harus kehilangan pria yang sangat dia cintai hanya karena kesalahan semalam.

Begitupun dengan Reno, dia sangat kecewa dengan Erina. Dia tidak menyalahkan jika Dilan membatalkan pertunangannya dengan Erina, dia bisa mengerti jika Dilan pasti juga sangat kecewa sama seperti dirinya.

Reno memegangi dadanya yang terasa semakin sesak dan sakit, kemudian pandangannya memudar Reno pun tidak sadarkan diri dan jatuh ke lantai.

"Ayah...!!" Rani berteriak histeris, dia mendekati tubuh suaminya yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri dilantai.

Erina ikut berhambur ke arah ayahnya, dia mengguncang tubuh ayahnya. Kemudian Erina segera memesan taksi untuk membawa ayahnya ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain, nyawa Reno sudah tidak terselamatkan saat sampai di rumah sakit.

"Kami mohon maaf, suami ibu sudah meninggal dunia" ucap seorang dokter pada Rani.

"Tidak, itu tidak mungkin dokter! Suami saya pasti masih hidup" Rani menerobos masuk ke dalam ruangan dimana tubuh Reno sudah terbujur kaku, dia menangis histeris dan mencoba membangunkan tubuh suaminya.

Erina mengikuti dibelakang ibunya, dia juga tidak bisa menahan tangisannya melihat tubuh ayahnya yang sudah tidak bernyawa lagi.

"Ayah bangun ayah..." Erina memeluk tubuh ayahnya, dia tidak bisa membendung kesedihannya.

Hari ini juga Reno dimakamkan, Erina bahkan tidak melihat kehadiran Dilan di acara pemakaman ayahnya. Dia tau Dilan pasti sangat kecewa padanya. Seandainya saja dia tidak datang ke acara pesta temannya dicafe kemarin malam mungkin sekarang ayahnya masih hidup, dan Dilan tidak akan membatalkan pertunangan mereka.

Kemudian Erina teringat akan Gina sahabatnya, semalam dia yang menyuruh Gina untuk memesankan taksi untuknya. Sepertinya Erina harus menemui Gina untuk mencari tau apa yang terjadi semalam hingga dirinya bisa tidur dengan seorang pria dikamar hotel.

"Gina, sebenarnya apa yang terjadi semalam? Bagaimana aku bisa berada di hotel dan tidur dengan pria itu?" tanya Erina, saat ini dia sedang berada di rumah Gina.

Gina memang adalah sahabat Erina sejak dikampus. Mereka sangat akrab dan sering berbagi cerita hingga tidak ada rahasia diantara mereka. Bahkan Erina sering menceritakan hubungannya dengan Dilan pada Gina.

"Sungguh Erina, aku juga tidak tau. Aku hanya mengantarkan kamu sampai ke dalam taksi setelah itu aku kembali ke dalam cafe" jawab Gina.

Erina hanya bisa menangis setelah mendengar penjelasan dari Gina. Sekarang dia sudah kehilangan segalanya, dia kehilangan keperawanannya dan kehilangan Dilan. Bahkan dia juga harus kehilangan ayahnya untuk selamanya.

...🎀🎀🎀🎀🎀...

Balik lagi nih dikarya ke 6 author. Mohon dukungannya ya teman-teman semua, silahkan masukkan sebagai favorit dan jangan lupa tekan tombol like, komen, vote dan hadiahnya. Terimakasih 🙏

💐Bagi yang suka bisa lanjut baca, bagi yang tidak suka bisa skip tanpa harus meninggalkan rating jelek. Terimakasih 🙏🥰

Bab 2 : CBSP

Disebuah villa milik keluarga Dirgantara, seorang pria tampan sedang duduk di kursi samping kolam renang. Pria itu hanya mengenakan celana pendek dan telanjang dada hingga terpampang dengan jelas bagian perut dan dada pria itu yang nampak begitu mempesona.

Dia adalah Devan Radya Dirgantara. Devan merupakan CEO di perusahaan Galaxy Group. Usianya saat ini sudah menginjak 28 tahun, namun Devan belum menikah atau bahkan memiliki seorang kekasih.

Seorang wanita datang dengan hanya memakai pakaian da-lam saja. Wanita itu membawa segelas minuman ditangannya. Kemudian wanita itu duduk di pangkuan Devan dan ingin meminumkan minuman dingin ditangannya pada Devan.

"Aku tidak haus, sebaiknya kamu minum saja sendiri minuman itu" Devan tau wanita itu sudah mencampurkan sesuatu kedalam minuman itu.

Wanita itu hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Devan. Kemudian dia segera menaruh minuman ditangannya diatas meja, lalu dia melingkarkan tangannya di leher Devan.

"Kamu pasti sudah tahu jika aku mencampurkan obat perangsang ke minuman itu bukan? Kenapa susah sekali untuk tidur denganmu tuan Devan Radya Dirgantara?"

Kemudian wanita itu mengarahkan bibirnya ke rahang kokoh milik Devan dan menciuminya disana.

Sudut bibir Devan terangkat sebelah, dia tidak begitu menikmati ciuman wanita itu. Namun dia tetap membiarkan wanita itu menciumi lehernya. "Turunlah dari pangkuanku, atau aku yang akan menurunkan kamu dengan caraku"

Kemudian wanita itu menghentikan ciumannya dan mengarahkan bibirnya ke telinga Devan.

"Kalau begitu kamu saja yang menurunkan aku" wanita itu berkata dengan sedikit mendesah, dia ingin menggoda Devan.

Devan segera bangun dengan membopong tubuh wanita itu. Kemudian dia melemparkan tubuh wanita itu ke dalam kolam renang, setelah itu Devan segera pergi meninggalkan ruangan itu. Dia tidak memperdulikan teriakan wanita itu.

Devan adalah pria yang tampan namun berhati dingin. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk tidur dengannya dan berharap bisa berada di bawah Kungkungan pria itu. Namun sayangnya tidak ada satu wanita pun yang berhasil membuatnya bergairah. Justru Devan dibuat muak dengan sikap wanita-wanita itu yang terkesan seperti wanita ja-lang karena begitu menginginkan bisa satu ranjang dengannya.

"Apa anda membuangnya lagi tuan? Bahkan anda belum mencobanya" ujar Dani

Dani adalah asisten sekaligus orang kepercayaan Devan. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil dan sedang menuju gedung Galaxy Group.

Devan tidak menjawab pertanyaan Dani, dia melihat dari kaca spion mobil depan jika Dani terus menatapnya dengan wajah gusar. "Ada apa? apa pria tua itu melakukan sesuatu lagi?"

"Benar tuan, tuan besar sudah memecat sekertaris anda lagi" Dani berkata dengan pelan, dia takut Devan akan marah jika mendengarnya.

Tuan besar Arya Dirgantara adalah kakek Devan, dia memang tidak menyukai wanita-wanita yang dipilih oleh Devan untuk menjadi sekertarisnya. Wanita-wanita itu tidak serius bekerja dan malah selalu saja mengganggu dan menggoda cucunya itu.

"Carikan aku sekertaris yang baru, buat sesuai dengan keinginan kakek. Jika perlu carikan wanita yang masih perawan" perintah Devan yang membuat Dani mengernyitkan keningnya.

Devan berfikir jika wanita yang masih perawan pasti adalah wanita baik-baik. Dia sudah sangat malas berurusan dengan kakeknya, lagipula dia bisa membayar wanita-wanita diluar sana untuk sekedar menemaninya, dengan begitu dia tidak perlu mengganti sekertaris setiap bulannya.

"Ba-baik tuan" jawab Dani, pekerjaan yang diberikan Devan sebenarnya cukup sulit. Kemana dia harus mencari wanita yang masih perawan dan bagaimana dia bisa tau jika wanita itu masih perawan atau tidak, namun dia tidak bisa menolak keinginan tuannya itu.

...💓💓💓...

Pagi ini Erina ada interview kerja, dia sudah memasukkan beberapa surat lamaran kerja ke beberapa tempat. Setelah kematian ayahnya dua bulan lalu, Erina harus menjadi wanita yang mandiri dan kuat. Apalagi sekarang ibunya sangat terpuruk sejak kematian ayahnya, Rani hanya berdiam diri didalam kamar setiap harinya.

"Ibu, aku pergi untuk interview kerja dulu ya? aku sudah menyiapkan makanan untuk ibu dimeja, ibu bisa memakannya nanti jika ibu sudah lapar. Obat ibu juga ada dimeja, jangan lupa ibu minum setelah ibu selesai makan" Erina mencoba berbicara dengan Rani, dia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Dia harus kuat untuk ibunya, walaupun dia sendiri merasa sangat sedih, belum lagi berbagai macam omongan tetangga dan orang-orang disekitarnya yang menganggapnya sebagai wanita mura-han karena sudah pernah tidur dengan pria dikamar hotel.

Kemudian Erina segera meninggalkan kamar ibunya dan menutup pintunya kembali dengan rapat. Erina mengusap air matanya yang mulai terjatuh membasahi pipinya, dia tidak sanggup lagi menahan kesedihannya melihat kondisi ibunya yang terus terpuruk.

Erina harus memiliki hati sekuat baja, biarkan orang-orang menghina dan mengolok-oloknya. Yang terpenting adalah dia harus kuat demi ibunya.

Erina segera memesan taksi, dia meminta taksi itu untuk mengantarkannya ke gedung Galaxy Group.

Sesampainya disana, Erina memasuki gedung Galaxy Group, lalu dia bertemu dengan seorang wanita yang merupakan HRD diperusahaan itu. Kemudian wanita itu membawa Erina menuju ke ruangan direktur utama diperusahaan itu.

"Masuklah, pak Devan ingin menginterview sendiri calon sekretarisnya" ucap seorang wanita, kemudian wanita itu mengetuk pintu ruangan kerja Devan.

Seseorang membukakan pintu, dia adalah Dani. Kemudian Dani segera menyuruh Erina untuk masuk ke dalam, lalu dia meninggalkan Erina sendirian bersama dengan Devan diruangan itu.

Erina berjalan menuju ke meja kerja Devan, dia melihat pria itu sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Apa tujuanmu melamar pekerjaan di perusahaan ku?" tanya Devan saat melihat Erina sudah berdiri tidak jauh dari meja kerjanya.

Devan memperhatikan penampilan Erina dari atas sampai bawah, wanita itu nampak sopan dengan memakai rok hitam selutut dan kemeja panjang berwarna putih. Biasanya wanita yang melamar sebagai sekertaris Devan selalu memakai rok pendek dan membuka dua kancing kemeja atas mereka untuk menggoda Devan.

"Tujuan? Tujuan apa?" Erina tidak mengerti dengan maksud ucapan Devan. Lalu dia melihat Devan bangun dari duduknya dan menghampirinya.

Devan tersenyum sinis, dia menatap dingin pada Erina. "Aku tau tujuan wanita seperti kalian, dengan alasan ingin menjadi sekertarisku. Apa kamu juga datang kemari hanya untuk bisa tidur denganku?"

Erina terkesiap kaget mendengar ucapan Devan. Dia sampai begitu sulit menelan salivanya. Bisa-bisanya pria dihadapannya mengatakan hal seperti itu. Jika saja dia tidak membutuhkan pekerjaan, dia sudah pergi saja dari hadapan pria itu sekarang.

"Apa ini termasuk pertanyaan dalam interview?" tanya Erina mencoba bersikap tenang.

Devan menganggukkan kepalanya, "Dan masih ada satu pertanyaan lagi"

"Pertanyaan? Pertanyaan apa itu?" tanya Erina, dia berharap pria itu tidak mengatakan sesuatu yang aneh lagi dalam menginterviewnya.

"Apa kamu masih perawan?"

... 🏵️🏵️🏵️...

Bab 3 : CBSP

Erina merasa tersinggung dengan ucapan Devan. Bisa-bisanya pria dihadapannya itu menanyakan hal seperti itu pada dirinya. Dia memang sudah tidak perawan, namun dia juga belum menikah. Jika pria dihadapannya itu tau, pria itu pasti akan semakin memandang rendah pada dirinya.

"Saya masih perawan atau tidak itu tidak ada hubungannya dengan anda. Lagi pula saya melamar bekerja disini karena saya membutuhkan pekerjaan dan uang. Jika anda hanya ingin bertanya tentang hal-hal seperti ini sebaiknya saya cari perusahaan lain saja yang lebih membutuhkan tenaga saya" Erina menatap Devan dengan tatapan kesal,. rasanya dia ingin sekali keluar dari ruangan itu sekarang, namun mencari pekerjaan sangatlah susah.

Devan manggut-manggut mendengar jawaban dari Erina, dia rasa Erina adalah wanita yang tepat untuk menjadi sekertarisnya.

"Baiklah, aku menerimamu sebagai sekertarisku. Mulai besok kamu bisa langsung bekerja disini" Devan segera kembali ke tempat duduknya setelah berkata demikian, lalu dia mulai mengotak-atik laptopnya.

Erina hanya menatap heran pada pria yang akan menjadi bosnya itu, padahal pria itu belum membuka CV nya tapi sudah langsung menerimanya sebagai sekertaris. Kemudian Erina segera pergi meninggalkan ruangan kerja Devan, mungkin untuk sementara waktu dia akan bekerja di perusahaan itu dengan pria aneh itu.

Sementara Devan menatap pada pintu yang sudah tertutup dengan rapat kembali. Dia bahkan tidak tau siapa nama wanita yang akan menjadi sekertarisnya itu. Devan hanya berharap wanita itu bukanlah wanita yang datang melamar kerja hanya untuk sekedar mendekati dirinya dan bisa tidur dengannya.

...💓💓💓...

Hari ini adalah hari pertama Erina bekerja di perusahaan Galaxy Group. Erina sudah mendengar cerita tentang Devan yang sudah beberapa kali berganti sekertaris dari salah seorang staf disana. Hampir semua wanita yang menjadi sekertaris Devan terpesona dengan ketampanan pria itu hingga mereka rela menawarkan diri mereka demi bisa tidur dengan pria itu.

"Siapa namamu?" tanya Devan pada Erina, saat ini Devan sudah berdiri didepan meja kerja Erina.

Erina segera bangun dari duduknya, dia berdiri menatap Devan. "Nama saya Erina Amalia Putri, anda bisa memanggil saya Erina"

Kemudian Devan menaruh beberapa map dimeja kerja Erina. "Kerjakan ini, kamu harus menyelesaikannya hari ini juga. Jika tidak selesai kamu harus lembur sampai pekerjaan ini selesai semua"

"Ta-tapi pak...."

"Kenapa? Apa kamu sudah menyerah dihari pertama kamu bekerja?"

Devan memang sengaja memberikan banyak tugas untuk Erina. Dia ingin melihat apakah Erina benar-benar serius dalam bekerja.

"Tidak pak, akan saya kerjakan semuanya" jawab Erina.

Kemudian Devan segera meninggalkan Erina, dia tidak yakin jika Erina akan sanggup mengerjakan semua pekerjaan itu dalam satu hari.

Erina nampak begitu serius dengan pekerjaannya, dia bahkan sampai melupakan makan siangnya. Saat ini dia hanya bisa berharap bisa mendapatkan uang dari pekerjaannya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Dani masuk ke dalam ruangan kerja Devan. Dia melihat Devan yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Sudah waktunya pulang tuan" Dani memang selalu mengingatkan Devan saat sudah jam 5 sore, jika tidak tuannya itu pasti akan menghabiskan waktunya hanya untuk pekerjaan.

"Baiklah" jawab Devan.

"Saya lihat sekertaris baru anda sangat serius bekerja. Dia bahkan tidak memperhatikan setiap orang yang lewat di depannya dan dia tidak meninggalkan meja kerjanya saat makan siang tadi" Dani memang memperhatikan Erina sejak tadi, bahkan saat dia mengantarkan makan siang untuk Devan dia tidak melihat Erina bangun dari duduknya untuk makan siang.

"Benarkah?" Devan tidak begitu memperhatikan karena hampir seharian dia juga tidak keluar dari ruangan kerjanya. Jika sedang banyak pekerjaan, Devan memang menyuruh Dani untuk memesankan makanan untuknya.

Sementara Erina merasa sedikit kewalahan dengan pekerjaan yang menumpuk di mejanya. Ini adalah hari pertamanya bekerja hingga dia merasa sedikit kesulitan untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu sendirian. Walaupun dulu dia pernah magang saat kuliah, tapi tetap saja dia tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan sebanyak itu dalam satu hari.

Tiba-tiba Devan kembali datang menghampiri Erina. "Tinggalkan pekerjaanmu dan pulanglah, kamu bisa menyelesaikannya besok"

"Tapi pak...."

"Jangan membantah perintahku, atau kamu akan mendapat hukuman" Devan segera pergi meninggalkan Erina. Rupanya Devan tidak benar-benar serius menyuruh Erina untuk lembur dihari pertamanya kerja.

Erina masih menatap ke arah kepergian Devan dengan tatapan bingungnya, dia merasa heran kenapa sikap Devan tiba-tiba berubah. Dia pikir tadinya Devan benar-benar akan membiarkannya lembur sampai pagi. Ternyata pria itu tidak seburuk yang Erina pikirkan, tadinya dia pikir Devan adalah pria yang jahat hingga tega menyuruhnya lembur di hari pertamanya kerja.

Kemudian Erina segera merapikan meja kerjanya, lalu dia mengambil tasnya dan segera turun ke lantai bawah. Erina memilih untuk berjalan kaki sambil menunggu angkot untuk pulang. Biaya naik taksi cukup mahal untuknya, bisa jadi gajinya nanti hanya cukup untuk dia naik taksi setiap harinya.

Dari arah belakang, mobil yang dinaiki Devan dan Dani melaju melewati Erina.

"Sepertinya wanita itu benar-benar membutuhkan uang tuan, dia sepertinya bukan wanita yang hanya datang untuk mendekati anda. Saya rasa kali ini tuan besar tidak akan memecat sekertaris anda lagi." ucap Dani.

Kemudian Devan melihat Erina dari kaca spion samping, saat ini mobilnya sudah melaju melewati Erina. Devan merasa apa yang dikatakan Dani adalah benar, namun bisa saja itu hanya taktik wanita itu untuk mencari perhatiannya.

Wanita memang selalu memiliki banyak cara hanya untuk mencapai tujuannya. Selama ini Devan memang belum pernah menemui wanita yang benar-benar tulus.

Keesokan harinya Erina datang lebih awal ke kantor. Dia akan menyelesaikan pekerjaan yang tertunda kemarin, dia harus menyelesaikannya sebelum Devan datang. Dia tidak mau jika Devan berfikir dia tidak serius untuk bekerja seperti sekertaris-sekertaris yang sebelumnya.

Satu setengah jam kemudian Devan sampai di kantor, dia melihat Erina sudah duduk di kursi kerjanya. Kemudian wanita itu berdiri saat melihat kedatangannya.

"Selamat pagi pak Devan, saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan yang bapak berikan kemarin" ucap Erina.

Mata Devan tertuju pada tumpukan map diatas meja kerja Erina. "Bawa semua keruanganku. Aku akan memeriksanya satu persatu"

"Baik pak" Erina mengambil tumpukan map dan membawanya ditangannya. Dia berjalan mengikuti dibelakang Devan.

Erina segera menaruh map-map itu diatas meja kerja Devan saat mereka sudah sampai diruangan kerja Devan.

"Buatkan aku kopi dan antarkan kemari" perintah Devan, kemudian dia segera duduk di kursi kerjanya.

"Baik pak" jawab Erina.

Erina segera pergi meninggalkan ruangan kerja Devan, dia berpapasan dengan seorang wanita saat keluar dari pintu. Wanita itu sangat cantik dan berpakaian seksi. Wanita itu hanya menatap sinis pada Erina kemudian berjalan masuk ke ruangan kerja Devan.

"Siapa dia? Apa dia sekertaris barumu?" Wanita itu bernama Zoya, dia adalah salah satu mantan sekertaris Devan yang sangat tergila-gila pada Devan.

"Apa yang kamu lakukan pagi-pagi disini?" tanya Devan tanpa menatap Zoya, saat ini dia sedang sibuk mengecek pekerjaan Erina satu persatu.

Zoya tidak menjawab pertanyaan Devan, dia malah berjalan ke arah Devan. Zoya menutup map yang sedang dibuka oleh Devan, kemudian Zoya bersandar di meja kerja Devan dengan menghadap ke arah Devan. Dia menarik dasi Devan dan memainkannya dengan tangannya.

Kemudian Zoya mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Devan, namun Devan memalingkan wajahnya hingga bibir Zoya hanya mengenai pipi Devan.

"Ayolah Devan, aku sangat menginginkanmu sekarang" Zoya memainkan tangan kanannya di wajah Devan, sudah lama sekali dia mendambakan wajah tampan itu. Pria yang pernah menjadi bosnya.

Devan menyingkirkan tangan Zoya dari wajahnya, dia menatap tajam pada wanita itu. Kemudian Devan melihat ke arah pintu, ternyata Erina sudah berdiri disana dengan membawa secangkir kopi ditangannya. Rupanya Erina memang sudah berdiri disana sejak tadi.

... ...

... 🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!