Idol Hidden Marriage
Eps 1
Rose
Apa ada yang mau ikut denganku memesan pizza?
Teman kantor lainnya bersahut-sahutan untuk menjawab pertanyaan tentang pizza.
Rose
Jisso, bagaimana denganmu?
Rose
Kita bisa membeli beberapa kotak untuk satu ruangan.
Jisso beranjak dari kursi kerjanya, mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari sana.
Kim Jisso
Bagaimana dengan sup buatanku?
Kim Jisso
{Meletakkan sup diatas meja}
Rajun
Lagi? Kau akan membagi-bagi makanan lagi?
Rajun
{Mendekat kemeja Jisso}
Beberapa teman lain juga mendekat ke meja Jisso membawa satu gelas untuk mencicipi sup yang dibuatnya.
Kim Jisso
Pizza tak baik untuk kesehatan, dan juga tak baik untuk kantongmu!
Kim Jisso
Kau tau, ini tanggal tua, Rose!
Hanna
Rose, cobalah! Jisso memang yang terbaik,
Rose
Lain kali kau harus membawa nasinya juga.
Hanna
Suamimu pasti merasa beruntung menikah denganmu, Jisso.
Ekpresi Jisso berubah. Rose bisa melihat bagaimana perubahan ekpresinya.
Kim Jisso
{Tersenyum tipis}
Rose
Aku tau, Jisso. Pasti sup itu adalah hasil dari tolakan suamimu pagi ini,
Kim Jisso
{Menempelkan jari dibibir Rose}
Kim Jisso
Kecilkan suaramu.
Kini mereka sedang berada dalam kafetaria kantor untuk memesan kopi setelah makan siang.
Kim Jisso
Setidaknya aku sudah berusaha menjalankan tugas seorang istri,
Rose
Sampai kapan, Jisso? Sampai kapan?
Rose
Ini bahkan sudah Lewat setahun kau menikah,
Jisso diam menatap ke dalam genangan cairan coklat dalam cup.
Rose
Tak ada perjodohan yang berakhir bahagia seperti naskah yang kau sunting, Soo.
Rose
Hanya satu persen dari puluhan ribu orang,
Rose
{Emosi tak habis pikir dengan Jisso}
Jisso tak memberi respon apapun. Gadis itu tak mengerti apa yang bisa dia lakukan untuk berkelid.
Rose
Perjodohan. Memang itu masih berlaku di jaman ini?
Rose benar. Jisso sudah menikah, namun tak seorang pun yang tau. Pernikahan itu terjadi begitu saja, tanpa sempat Jisoo memikirkan lebih jauh.
Rose
Masa bodoh dengan suamimu yang mantan idol terkenal itu.
Rose
Lalu karena alasan itu dia pikir bisa menyianyiakan, gadis cantik sepertimu, Jisso?
Rose terus mengomel pada sahabatnya itu.
Kim Jisso
Apa baru saja kau mengatakan kalau aku cantik?
Kim Jisso
{Menopang kepala dengan dua tangan diatas meja}
Rose
Dan sekarang aku menyesal sudah mengatakan itu.
Lee Jihoon
Boleh aku bergabung?
Suara dari balik tubuh Jisso menghentikan tawa kedua gadis yang tengah asik berbincang.
Jisso yang juga terkaget langsung membungkuk untuk memberi hormat,
Kim Jisso
{Membungkuk dengan senyum canggung}
Lee Jihoon
Sudah ku bilang jangan menyapaku berlebihan.
Kim Jisso
Itu tetap tidak enak dilihat,
Lee Jihoon
Aku hanya menggantikan posisi CEO ayahku saja.
Lee Jihoon
Itu bukan berarti aku juga harus menerima hormat seperti tadi.
Kim Jisso
{Mengangguk ragu}
Lee Jihoon
Satu lagi, jangan memberi namaku embel-embel 'nim'.
Lee Jihoon
Kau tau, itu sama sekali tak enak didengar.
Lee Jihoon
Usia kita tak jauh berbeda.
Rose dan Jisso mengangguk-angguk.
Lee Jihoon
Bagaimana dengan bukumu, Jisso?
Lee Jihoon
Aku dengar kau akan mengeluarkan buku baru lagi.
Kim Jisso
Hm, rencananya begitu.
Kim Jisso
Aku sedang dalam masa writers block sekarang,
Lee Jihoon
Kau harus banyak jalan-jalan kalau begitu.
Rose
Bagaimana dengan penerbitan bukumu di Prancis kemarin, Jihoon-nim?-
Lee Jihoon
Itu berjalan dengan baik.
Lee Jihoon
{Ekspresi sedih}
Kim Jisso
Kau terlihat sedih.
Lee Jihoon
Jujur saja, aku tak menyukai posisi CEO seperti yang kujalani saat ini.
Lee Jihoon
Aku lebih suka menulis di ruang kerjaku, atau mungkin pergi keluar mencari udara segar bersama laptopku.
Lee Jihoon
Syukurnya ini hanya posisi sementara, karena ayahku harus menghadiri acara penerbitan buku di luar negeri,
Kim Jisso
{Sudut bibir terangkat}
Jika dipikir-pikir posisi mereka sedikit mirip. Mereka sama-sama tak menginginkan posisi yang dijalani saat ini, terjebak dalam situasi itu, dan terpaksa harus menjalaninya.
Kim Jisso
Terkadang semuanya bukan tentang apa yang kita inginkan, ada sesuatu yang memang harus kita terima.
Kim Jisso
{Menatap tepat ke arah cup kopi Rose di hadapannya}
Rose
Waktu istirahat lima menit lagi. Sebaiknya kita kembali ke ruangan.
Rose
{Menunjuk jam ditangan}
Lee Jihoon
Uh, maafkan aku. Aku membuat kalian larut dalam obrolan.
Rose dan Jisso beranjak dari duduknya lalu melangkah ke arah lift.
Rose
{Menyenggol lengan Jisso}
Rose
Sepertinya Jihoon-nim menyukaimu, Jisso.
Kim Jisso
Berhenti berkata yang tidak-tidak, Rose.
Rose
Lihat, bagaimana cara dia menatapmu sungguh, tadi aku merasa seakan dunia seperti milik kalian berdua.
Kim Jisso
Hey, kau terlalu mendalami naskah yang kau sunting.
Rose
Memang begitu adanya.
Eps 2
Hari ini benar-benar melelahkan untuk Jisso, sama seperti tiga perempat hari yang mengisi kalender mingguannya, akan terus seperti itu.
Pekerjaan Jisso sebagai penyunting sekaligus penulis naskah tidak bisa sekedar dianggap pekerjaan sampingan.
Kefokusan sangat dipentingkan dalam hal menyunting.
Bahkan saking nyaman dengan kefokusannya dalam menyunting naskah, tak heran bila Jisso mendapati langit di luar gedung kantor sudah menggelap.
Jisso bisa saja mengiyakan tawaran Jihoon yang ingin menghantarnya pulang beberapa waktu lalu,
Namun status Jisso yang sudah memiliki suami tak mengijinkan.
Bukannya Jisso takut jika suaminya cemburu, dia hanya menghormati statusnya, lagi pula suaminya tak mungkin cemburu.
Malahan pria itu sama sekali tak peduli.
Kim Jisso
{Menghentikan langkah}
Min Yongie
{Memberhentikan mobil disisi trotoar}
Tak bisa dihindari Jisso berdebar karena sedikit terkejut melihat siapa yang menawarinya tumpangan.
Kim Jisso
A-aku bisa berjalan.
Min Yongie
Ibu berkunjung ke rumah, naiklah.
Min Yongie
Aku tidak ingin ibu berfikir macam-macam.
Min Yongie
{Mengangguk dengan ekspresi datar}
Jisso mendekat perlahan dan masuk ke dalam mobil. Tak menunggu Jisoo siap sepenuhnya, Yoongi sudah kembali menancap gas.
Di dalam mobil mereka hanya diam. Baik Jisoo maupun Yoongi tak ada yang mau sekedar berucap sepatah atau dua patah kata.
Bukannya tak ingin, tapi Jisoo terlalu gugup, Yoongi jarang memberinya tumpangan seperti ini, apa lagi hanya berdua di dalam mobil.
Kim Jisso
I-ibu jauh-jauh dari Daegu hanya untuk berkunjung?
Min Yongie
{Nada dingin dan cuek}
Selanjutnya hening lagi, hanya ada suara mesin mobil yang berdengung di telinga
Bahkan radio mobil tak dinyalakan.
Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai Yoongi berhenti di depan garasi rumah mereka,
Setelahnya Yoongi keluar dari mobil tanpa berucap apapun bahkan terlihat sama sekali tak memiliki keinginan membukakan pintu untuk Jisoo.
Eps 3
Min Yuri
Ibumu menitip salam untukmu. Dia membawakan banyak sekali kimchi,
Kim Jisso
Ah, aku rindu Ibu..
Kim Jisso
{Membalik daging bulgogi}
Min Yuri
Ibumu sangat, sangat, sangat sibuk. Kau tau?
Min Yuri
Restorannya laku keras.
Kim Jisso
Syukurlah, ku harap ayah dan ibu selalu sehat disana,
Min Yuri
Mereka selalu menghawatirkanmu, Jisoo.
Min Yuri
Kau terkadang tak bisa dihubungi.
Min Yuri
{Memindahkan masakan yang telah matang kedalam mangkuk besar}
Kim Jisso
Kau tau sendiri, ibu. Pekerjaanku benar-benar membeludak.
Kim Jisso
Sepertinya kepalaku akan benar-benar meledak,
Kim Jisso
{Mendesah frustasi}
Min Yuri
{Mendekat ke arah Jisoo}
Min Yuri
Biar ibu saja yang menyelesaikan ini.
Nyonya Min mengambil alih pekerjaan Jisoo memanggang daging.
Jisoo masih diam di sebelah ibu Yoongi ketika wanita paruh baya itu mulai kembali meletakkan daging segar di atas panggangan.
Min Yuri
Kau tidak lelah? Biar ibu yang menyelesaikan.
Min Yuri
Kau bilang pekerjaanmu sangat membeludak tadi. Sana, istirahatlah,
Jisoo masih diam di sebelah Nyonya Min, memperhatikan bagaimana ibu mertua membolak-balik daging.
Bagi Jisoo, ibu Yoongi sudah seperti ibunya sendiri. Bahkan Nyonya Min lebih akrab dengan Jisoo dibandingkan anaknya.
Tak heran, karena orang tua Jisoo dan orang tua dari Yoongi sudah kenal sejak dulu. Bahkan rumah mereka di Daegu bersampingan.
Min Yuri
Betapa beruntungnya anakku mendapatkan istri sepertimu, Jisoo.
Min Yuri
{Tersenyum ke arah Jisoo}
Tak bisa dipungkiri Jisoo merasakan keanehan pada dirinya ketika mendengar kalimat dari Nyonya Min.
Min Yuri
Maafkan ibu, sayangnya pernikahan kalian tak bisa dipublikasikan,
Tak apa buatnya, bahkan Jisoo rasa akan lebih buruk jika orang-orang bahkan fans Yoongi mengetahuinya. Dia sudah nyaman berada dalam situasinya saat ini.
Min Yuri
Hubungan kalian berdua baik-baik saja kan?
Kim Jisso
Y-ya tentu, tentu kita baik-baik saja.
Tak seorang pun tau, kecuali Rose mengenai bagaimana hubungannya dan Yoongi sebenarnya.
Alasan orang tua Yoongi menjodohkan anaknya karena khawatir anak dari Keluarga Min itu terlalu sibuk dengan karirnya,
Walau kenyataannya Min Yoongi sudah tak berkarir lagi di dunia idol seperti dulu, tapi itu tak membuat kepopuleran Yoongi menurun, pria itu kini menjadi salah satu produser terkenal tidak hanya di Korea namun sampai ke luar negeri.
Min Yuri
Kau ingat tidak, Jisoo?
Min Yuri
Dulu kau sempat berlari mencariku sambil menangis dengan kertas ulangan di genggamanmu.
Kim Jisso
Itu sudah sangat lawas, ibu. Aku masih sangat kecil saat itu.
Kim Jisso
Saat itu ibuku memarahiku karena nilai ulanganku jelek.
Min Yuri
Kau tak mau pulang ke rumah saat itu.
Min Yuri
Kau menginap di rumah ibu, sampai akhirnya ayahmu menjemputmu ketika kau tertidur dan diam-diam membawamu pulang.
Saat Jisoo dan Nyonya Min asik dengan ingatan-ingatan masa lalu yang membuat mereka sesekali tertawa, Min Yoongi masuk ke dapur untuk mengambil sekaleng soda dari kulkas.
Min Yuri
Duduklah, sayang. Makan malam sudah hampir siap.
Nyonya Min membawa satu lagi daging asap yang telah matang sempurna ke atas piring, dan berlanjut mematikan stove.
Kim Jisso
{Duduk dikursi makan}
Min Yongie
{Menarik kursi lalu duduk disebelah Jisoo}
Min Yuri
Japchae kesukaanmu.
Min Yuri
{Meletakkan japchae yang masih mengepul ke arah Yongie}
Kim Jisso
{Menuangkan air putih ke gelas Yongie}
Min Yuri
Bagaimana dengan pekerjaanmu, sayang?
Min Yongie
Hentikan itu. Sejak kapan kau memanggilku dengan kata seperti itu?
Min Yuri
Sesekali kau harus berkunjung ke Daegu bersama Jisoo.
Min Yuri
Kau tidak kasihan melihat Jisoo merindukan ibunya?
Min Yongie
Aku sibuk, ibu. Mengertilah,
Jisoo hanya diam. Setidaknya hari ini dia lebih banyak mendengar suara Yoongi.
Min Yuri
Makanlah yang banyak, sayang. Makanlah.
Min Yuri
{Memindahkan daging ke piring Jisoo}
Min Yuri
Menyunting naskah pasti menguras banyak tenaga. Kau harus makan yang banyak.
Kim Jisso
Terimakasi, ibu. Tapi kau juga harus makan.
Dan Jisoo baru sadar. Sangat jarang dia mendapatkan kesempatan untuk duduk berdampingan dengan suaminya sendiri ketika makan.
Min Yuri
Bagaimana dengan anak?
Gerakan Jisoo terhenti ketika mendengar ucapan Nyonya Min tentang anak.
Berbeda dengan Yoongi yang masih menyantap makananya dengan santai.
Min Yuri
Tak ada alasan lagi untuk menolak, Yoongi
Min Yuri
Sudah setahun kalian menikah.
Min Yuri
Sibuk bukan alasan, Yoongi.
Min Yuri
Kau akan menginjak umur tiga puluh sebentar lagi.
Min Yuri
Tidak kasihan dengan Jisoo yang telah menunggumu sejak lama.
Min Yongie
Memang begitu adanya, ibu. Aku sibuk.
Min Yuri
Itu saja alasanmu dari dulu. Jisoo bisa saja menceraikanmu jika terus begini,
Yoongi tiba-tiba tak berselera makan. Kursi di dorong dengan punggungnya agar memudahkan beranjak.
Kim Jisso
Aku yang belum siap, ibu.
Yoongi yang akan beranjak dari kursi makan tiba-tiba terhenti. Pria itu tau bahwa Jisoo hanya mencoba untuk menyembunyikan kondisi rumah tangga mereka yang sebenarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!