Malam hari disebuah sekolah.
" Tolong...!! " teriak seorang gadis sambil berlari.
" Tolooong..!! "
" Hahahahha... berhentilah berteriak baby " ucap seseorang yang mengejar gadis itu.
" Ayyahhh.. Ibuuu..!! aku mohon bantulah aku " pekik gadis itu sambil menangis terisak.
" Ayolah, kita harus bermain-main " ucap orang tadi sambil terus mengejar gadis itu.
" Akhh!! " gadis tadi terjatuh hingga tersungkur.
" Huhh... akhirnya kau menyerahh " ucap orang tadi sambil tersenyum menyeramkan dibalik topengnya.
" Kumohon, lepaskan aku.. hiks " ucap gadis itu memohon.
" Husstt.. kau akan ku kirim ketempat yang tenang " ucap orang itu sambil terus mendekat.
" A-aku mohon,, hiks.. kumohon lepaskan aku " ucapnya menangis histeris.
Saat gadis itu ingin kembali berdiri, dia langsung ditendang oleh seseorang tadi, lalu dipukuli dengan membabi buta.
" Huhff.. kau sangat berisik " ucap orang itu lalu menyeret gadis tadi ke gudang sekolah.
Saat digudang sekolah, gadis tadi disiksa dengan kejam dan kemudian ditusuk dibagian perutnya, namun bukan ditusuk dengan cepat, tapi perlahan-lahan.
" AKKKHhhh!! "
" Bukankah itu nikmat baby~ " ucap orang tadi dengan senyum psikopat nya.
" S-siapa kau? " tanya gadis itu lemah.
" Kau ingin melihat wajah ku? baiklah " ucap orang itu lalu membuka topengnya.
" A-apa sa-salah ku-hh? " ucap gadis itu sekarat.
" I don't know, aku hanya mengikuti keinginan bos ku " ucap orang itu sambil tertawa.
Shet..
" Akhhh!! hiks s-sakit.. "
" Sayangnya aku tidak peduli, baiklah sekarang mari berfoto.. " ucap orang itu sambil memakai topengnya.
Setelah dia memakai topengnya, dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan berfoto dengan gadis yang dia siksa tadi.
Setelah berfoto, orang tadi kembali menyiksa gadis itu dengan berbagai macam cara hingga gadis itu meninggal.
" Hahh.. finis " gumam orang tadi lalu kemudian pergi.
......................
Pagi harinya, semua siswa disekolah itu buru-buru ke gudang saat mendengar telah terjadi pembunuh yang sangat sadis. Namun yang aneh dari sekolah ini adalah, wajah para siswa nya tidak ada yang ketakutan, mereka hanya kepo dengan korban.
~Kembali ke kelas masing-masing dan tenang, Thanks~
Setelah mendengar pengumuman itu, semua siswa bubar dari gudang sekolah dan segera masuk ke kelas masing-masing.
Namun ada salah satu siswa yang tampak sangat sedih saat melihat korban pembunuhan itu, karna korban adalah sahabat dekatnya.
" Miki.. " ucapnya lirih.
Saat gadis itu masih diam saja sambil memandangi wajah sahabat nya, tiba-tiba dia langsung dihampiri oleh kepala sekolahnya.
" Apa kau tidak mendengar pengumuman, Kim Asura?! " ucap kepala sekolahnya.
" A-anu.. permisi Madam.. " ucap gadis yang dipanggil Asura itu, lalu kemudian pergi.
Sebelum masuk ke kelasnya, Asura berniat menghubungi orang tuanya terlebih dahulu, jadi dia masuk kedalam toilet.
" Kumohon angkatlah Pa.. " gumam Asura deg-degan.
" Ahhh sial! bagaimana cara menghubungi Papa " ucap Asura mencoba berfikir jernih.
Saat sedang berfikir keras, tiba-tiba pintu toilet Asura diketuk oleh seseorang.
" Apa kau masih lama? " tanya orang yang diluar sana.
" Ahh.. tunggu sebentar, aku segera selesai " ucap Asura.
Karna sudah tidak punya ide lain, Asura melukai tangannya dan membuat sebuah simbol angka dengan darahnya. Saat ingin memfoto tanda itu, Asura kembali didesak oleh orang yang ada diluar sana, sehingga code yang dibuatnya terfoto tidak jelas.
" Ayolah, pelajaran olahraga ku sebentar lagi akan dimulai!! " pekik orang yang diluar sana.
" Iya sebentar " ucap Asura mengirimkan foto tadi pada Ayahnya, lalu membersihkan simbol itu, dan kemudian keluar.
" Kenapa lama sekali? " tanya orang tadi saat Asura sudah keluar dari toilet.
" Ahh maaf, perutku sakit " ucap Asura berbohong, lalu kemudian pergi.
Saat Asura telah pergi, orang itu kemudian masuk ketoilet yang ditempati Asura tadi, tapi dia langsung terlihat bingung karna ada bekas darah di kloset toilet itu, serta air yang berwarna merah di lantainya.
...----------------...
" Semoga Apa mengerti dengan foto tadi " gumam Asura sambil jalan ke kelasnya.
Saat Asura telah sampai di depan kelasnya, ternyata telah ada guru yang sedang mengajar.
Tok.. tok.. tok..
" Permisi Buk.. " ucap Asura sopan.
" Dari mana kamu Asura? " tanya guru yang mengajar di kelas Asura.
" Ah maaf, aku habis dari toilet buk " ucap Asura.
" Lain kali jangan terlambat, sekarang duduklah " ucap guru itu.
" Baik terimakasih buk.. " ucap Asura berjalan ke arah tempat duduknya.
Saat Asura melewati gurunya, dia tidak sengaja melihat ada noda merah di lengan baju guru itu.
" Apa itu darah? " gumam Asura dalam hatinya.
Setelah duduk dikursinya, Asura mengikuti pelajaran dengan pikiran yang sangat kacau. Bagaimana tidak, teman satu-satunya telah tiada, dan itupun tidak mendapatkan respon bela sungkawa dari sekolah terhadap murid mereka yang baru saja terbunuh.
" Apa.. ini tempat terkutuk " gumam Asura dalam hatinya.
...———————––—————————...
...———————––—————————...
...Haii semuanya.. author baru bikin ig nih namanya : novel.zee...
...bantu follow yahh... 😊💙...
...Jangan lupa di like, komen, subscribe dan vote sebanyak-banyaknya yaa... byeeee💙💙...
2 Minggu Setelah kejadian.
Jendral Nam baru saja menyelesaikan tugasnya dinegara lain, dan saat ini dia mempunyai jadwal untuk pulang kerumahnya. Sebelum pulang dia mengambil barang-barangnya diruangannya.
Setelah selesai mengambil barang-barangnya, kemudian Jendral Nam pergi menuju rumahnya. Setelah sampai dirumahnya, dia mendapati rumahnya yang sangat berdebu seperti tidak diurus.
" Apa anak ini bermalas-malasan lagi? " gumamnya sambil mengecek semua ruangan.
" Huhff.. masih jam 12, pasti dia sedang ada disekolahnya " ucap Jendral Nam.
Sambil menunggu anaknya pulang, Jendral Nam memainkan ponselnya dan mendapati ada beberapa panggilan tak terjawab serta beberapa pesan dari anaknya 2 minggu yang lalu.
" Apa ini? " gumamnya sambil melihat pesan dari anaknya.
" Apa dia butuh sesuatu? kenapa foto yang dia kirim sangat buram sekali?! " gumamnya lagi, setelah berfikir beberapa lama akhirnya Jendral Nam memilih untuk menghubungi anaknya.
Tapi sayang, nomor telfon anaknya tidak bisa dia hubungi. Awalnya Jendral Nam mengira jika anaknya memang sengaja mematikan ponsel agar fokus belajar. Tapi saat jam sudah menunjukan pukul 2 siang, nomor anaknya tetap tidak bisa dihubungi, padahal itu sudah jam pulang sekolah anaknya.
Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam segera kesekolah untuk menjemput anaknya.
Di sebuah sekolah.
" Haiiss, kemana anak itu?! padahal sekolahnya sudah sepi sekali " gumam Jendral Nam sambil celingak-celinguk.
" Apa dia berkunjung kerumah temannya?! "
Saat Jendral Nam masih sibuk mencari anaknya, dia dihampiri oleh seorang satpam.
" Permisi, ada yang bisa saya bantu? " tanya satpam itu tidak mengenali Jendral Nam, karna Jendral Nam sudah berpakaian layaknya orang pada umumnya.
" Ahh.. saya sedang mencari anak saya, apa semua siswa telah pulang? " tanya Jendral Nam pada satpam itu.
" Benar Tuan, anak-anak sudah pulang 1 jam yang lalu " ucap satpam itu ramah.
" Haiiss, kemana anak itu?! " gumam Jendral Nam pelan.
" Apa anda sudah menghubunginya? " tanya satpam itu.
" Sudah, tapi nomornya tidak aktif " ucap Jendral Nam.
" Mungkin anak anda sedang menuju kerumah Tuan, atau dia sedang dirumah temannya " ucap satpam itu lagi.
" Ahh.. mungkin kau benar, kalau begitu aku pergi dulu " ucap Jendral Nam ramah.
" Silahkan Tuan.. " ucap satpam itu juga ramah.
Saat Jendral Nam, masuk kedalam mobilnya, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari anaknya.
Tingg..
Saat Jendral Nam melihat pesan itu, dia langsung bingung dan kemudian melihat satpam itu yang tersenyum kearahnya.
Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam kembali menghubungi anaknya tapi panggilannya ditolak.
" Apa-apaan ini, kenapa anak ini menolak panggilan ku " ucap Jendral Nam sedikit kesal.
......................
Dirumah Jendral Nam.
Hari semakin larut tapi anaknya juga tak kunjung pulang. Sudah beberapa kali Jendral Nam menghubungi nomor anaknya tapi tetap saja ditolak dan sesekali tidak aktif.
" Apa anak ini lupa dengan rumahnya hah?! " ucap Jendral Nam yang benar-benar sudah kesal dicampur khawatir.
" Lihatlah, ini sudah jam 10 malam tapi dia tidak kunjung pulang " ucap Jendral Nam.
" Baiklah, sekali lagi aku akan menghubungi anak ini jika tetap tidak aktif barulah aku mencarinya " gumam Jendral Nam lalu kembali menghubungi nomor anaknya.
Kali ini tidak seperti yang tadi, kali ini anaknya menggangkat telfon dari Jendral Nam.
" Hei anak nakal, kau dimana hah?! aku sudah menunggumu sejak tadi dirumah, kenapa kau tidak pulang hah?! " ucap Jendral Nam marah, tapi awalnya tidak ada respon dari seberang sana, yang terdengar hanya keheningan.
" Halo?! " ucap Jendral Nam.
[ Halo.. ]
ucap orang diseberang sana.
Betapa terkejutnya Jendral Nam saat mendengar suara yang menjawab telfonnya bukanlah suara anaknya, melainkan suara orang lain.
" Hei, siapa kau? kenapa ponsel anakku ada padamu hah?! " ucap Jendral Nam marah.
Lalu orang itu menjawab, yang membuat Jendral Nam terkejut bukan main. Setelah orang itu mengatakan seseuatu, lalu sabungan terpupus.
" Haloo?! "
"Hei, apa yang kau maksud hah?! "
" Halo?! "
" Sialan, dia memutuskan panggilannya! " umpat Jendral Nam marah.
Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam langsung menghubungi bawahannya untuk melacak nomor anaknya.
[ Kau lacak nomor ini sekarang juga ]
[ Siap Jendral ]
Setelah itu Jendral Nam bergegas mencari keberadaan anaknya. Dia berusa menghubungi nomor telfon sahabat anaknya namun, nomor itu tidak aktif.
" Haiss, kenapa semua nomor tidak aktif sekarang! " gumam Jendral Nam kesal bercampur panik.
" Aku harus kerumah temannya " ucap Jendral Nam lalu segera menuju rumah teman anaknya.
......................
Saat sampai dirumah teman anaknya, Jendral Nam langsung mengetok pintu rumah itu, tapi tidak ada respon dari orang yang ada di rumah itu.
" Apa rumah ini kosong?! " gumam Jendral Nam kembali mengetok pintu rumah itu. Namun tetap sama, tidak ada yang membukakan pintu rumah itu.
Karna tidak mendapatkan apa-apa, Jendral Nam memutuskan untuk pergi, namun baru saja Jendral Nam berbalik badan dia mendengar ada suara benda pencah dirumah itu.
Prangg...
" Apa itu?! " ucap Jendral Nam berusaha mengintip kedalam rumah.
" Kembalikan anakkuuu..!!! " pekik seseorang dari dalam rumah itu.
" Permisi, siapapun didalam tolong buka pintunya.. " pekik Jendral Nam dari luar sambil terus menggedor-gedor pintu rumah itu.
" Anakku.. Kembalikan anakkuuu!! " pekik orang itu lagi.
" Heii yang didalam, buka pintu nya, apa yang terjadi?! " pekik Jendral Nam.
Saat mendengar keributan, para warga disana langsung keluar dari rumah masing-masing.
" Hei Tuan, apa yang kau lakukan?! " ucap warga disana pada Jendral Nam.
" Ini sudah malam Tuan, tolong jangan membuat keributan! " ucap warga yang lain marah.
" Ahh.. mohon maaf semuanya. Saya sedang mencari anak saya, karna dia tidak pulang-pulang makanya saya mengunjungi rumah teman anak saya ini, tapi kenapa didalam ada suara seseorang yang berteriak?! " tanya Jendral Nam kepada warga setempat.
Awalnya para warga enggan menjawab pertanyaan Jendral Nam. Dan malah ingin bubar.
" Heii... kenapa kalian tidak menjawabnya?! " tanya Jendral Nam.
" Sudahlah Tuan, kau tidak perlu tau masalah orang lain karna itu privasi " ucap warga.
" Ah maaf, aku seorang polisi, siapa tau aku bisa membantu keluarga ini " ucap Jendral Nam menunjukkan kartu Identitas nya.
" Kau yakin?! "
" Tentu saja " ucap Jendral Nam yakin.
" Dia baru saja kehilangan anaknya " ucap salah satu warga.
" Hilang?! maksudnya? " tanya Jendral Nam ingin tau lebih jelas.
" Ikutlah dengan kami Tuan, kita akan berbicara didalam " ucap warga disana.
Lalu kemudian Jendral Nam dibawa kesalah satu rumah warga dan mendengarkan penjelasan mereka tentang orang yang ada dirumah itu.
" Itu adalah ibu Miki, dia menjadi gila saat tau anaknya dibunuh " ucap salah satu warga pada Jendral Nam.
" Dibunuh? tapi kenapa?! " tanya Jendral Nam.
" Kami juga tidak tau, anak itu dibunuh oleh orang dengan sangat kejam. Awalnya orang tua Miki sudah melaporkan ini pada pihak yang berwajib, tapi para polisi mengatakan bahwa itu bunuh diri, bukan pembunuh " ucap warga menjelaskan.
" Kami juga bingung kenapa polisi itu mengatakan itu adalah bunuh diri, padahal sangat jelas bahwa anak itu dibunuh oleh orang baj*ngan " ucap warga merasa geram dengan keputusan polisi.
" Kalau boleh saya tau, dimana mayat anaknya ditemukan? " tanya Jendral Nam.
" Disekolahnya, di Alexander High School " ucap warga serentak.
Malam hari di tengah hutan lebat ada tempat tersembunyi, yaitu sebuah gedung tempat para pasukan elit berlatih dan berlindung. Para anggota elit ini antara lain adalah Polisi elit, Tentara Elit, Kopassus, dan Agen Rahasia Negara.
Biasanya pasukan-pasukan elit ini hanya boleh digerakkan dengan perintah para petinggi seperti Presiden, Detua Perwakilan Rakyat, dan ketua petinggi lainnya. Walaupun hanya bisa beraksi sesuai perintah Pemerintah, tapi mereka semua adalah orang-orang misterius yang hanya akan digerakkan ketika keadaan darurat, atau urusan penting. Tidak ada yang mengetahui identitas asli mereka kecuali Jendral mereka.
~ Perhatian! panggilan udah pasukan Agen Rahasia untuk segera keruang rapat, Sekarang! ~
Setelah mendengar panggilan itu, para Agen Rahasia langsung berlarian keruang rapat. Dalam ruangan tersebut mereka telah ditunggu oleh seseorang yang berpakaian gagah dan tegap.
" KA! (Ketua Anggota) " ucap orang itu.
" Siap, anggota Alba hadir " ucap kapten tim Alba dengan tegap.
" Tiger hadir "
" Bravo siap "
" Wolf hadir "
" Lion Hadir "
Setelah semua anggota hadir, barulah mereka dipersilahkan duduk oleh orang tadi.
" Kalian tau kenapa kalian dikumpulkan? " tanya orang itu.
" Siap, tidak Jendral " ucap semua anggota tegap.
" Kalian merasa berbuat salah? " tanya orang yang disebut Jendral itu.
" Siap, tidak Jendral "
" Baiklah, sebelum rapat dimulai saya ingin bertanya. Apakah ada diantara kalian yang belum pernah mendapatkan misi? "
" Siap, tidak ada Jendral " ucap semua anggota.
" Lalu diantara kalian semua, siapa yang sudah pernah gagal dalam misinya? "
" Siap, tim Alba Jendral " ucap Ketua kelompok Alba.
" Kenapa? "
" Siap, target berhasil kabur Jendral "
" Tim Alba keluar sekarang "
" Siap, Jendral " ucap semua anggota tim Alba, lalu kemudian keluar.
" Ada lagi? "
" Siap, tim Bravo Jendral "
" Alasan? "
" Siap, penyamaran kami terbongkar Jendral " ucap salah satu anggota Bravo
" Mereka tau kalian Agen Rahasia? " tanya Jendral itu serius.
" Sial, tidak Jendral.. mereka hanya tau kalau kami seorang tentara " ucap Ketua tim Bravo.
" Tim Bravo keluar, lakukan hukuman kalian lari 20× mengelilingi lapangan "
" Siap, Jendral " ucap semua anggota Bravo lalu kemudian keluar.
" Apa ada lagi? " tanya Jendral itu.
" Siap, tidak Jendral " ucap anggota yang tinggal.
" Baiklah antara tiga kelompok, kelompok mana yang paling banyak mendapatkan misi? "
" Siap, kami semua sama Jendral " ucap Ketua kelompok Lion.
" Baiklah, kalian semua kelapangan sekarang "
" Siap, Jendral " ucap semua anggota lalu segera pergi menuju lapangan.
......................
Saat Tim Tiger, Wolf, dan Lion sudah berkumpul dilapangan, mereka semua disuruh untuk berlomba.
" Saya akan mengadakan lomba untuk kalian semua, seperti biasa kalian melakukan lomba secara estafet. Dimulai dari merakit pistol hingga menembak, bagi yang mengumpulkan poin terbanyak dan waktu tercepat itulah pemenangnya, mengerti?! "
" Siap, mengerti! " ucap para anggota.
" Oke, sekarang mulai! " ucap Jendral itu membarikan aba-aba.
Saat perlombaan sudah dimulai, Jendral tadi terus memperhatikan gerakan setiap kelompok. Mereka tampak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
" Jendral Nam " panggil seseorang pada Jendral tadi yang ternyata memiliki nama lengkap Kim Nam-Ji.
" Ada apa? " tanya Jendral Nam pada orang itu.
" Pejabat Kim Joung- Eun ingin berbicara dengan Anda " ucap orang itu.
" Baiklah, tolong perhatikan mereka " ucap Jendral Nam.
" Baik, Jendral "
Kemudian Jendral Nam pergi keruangan nya untuk menghubungi pejabat yang disebutkan orang tadi.
Saat sampai di ruangannya, Jendral Nam segera menghubungi Pejabat Kim Joung- Eun.
[ Halo, Selamat malam Pejabat Kim ]
[ Hm, malam Jendral Nam ]
[ Ada apa anda menghubungi saya? ]
[ Saya ingin keluar kota besok lusa, jadi saya ingin pengawalan dari para polisi elit ]
[ Baiklah, Tuan Kim ]
[ Apa semuanya baik-baik saja? ]
[ Tentu ]
[ Baiklah, aku hanya ingin mengatakan itu, selamat malam Jendral Nam ]
[ Malam Pejabat Kim ]
Setelah panggilan tertutup, Jendral Nam hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Pejabat Kim. Jika bukan orang kepercayaan Presiden Korea, maka Jendral Nam tidak akan setuju begitu saja, karna anggotanya bukanlah anggota sembarangan yang bisa diminta seperti itu.
" Dia benar-benar sudah merasa seperti raja " gumam Jendral Nam, lalu kemudian kembali ke lapangan.
......................
Dilapangan.
" Bagaimana? " tanya Jendral Nam.
" Siap, mereka semua seri Jendral " ucap orang yang diperintahkan oleh Jendral Nam untuk mengawasi para Agen Rahasia.
" Perlihatkan penilaian individu nya kepada ku " ucap Jendral Nam.
" Ini Jendral " memberikan kertas penilaian.
" Kalian semua boleh istirahat, hasilnya akan ku beritahu nanti " ucap Jendral Nam.
" Siap, Jendral " ucap para anggota yang berlomba tadi.
" Kau ikutlah dengan ku Kolonel Cha " ucap Jendral Nam.
" Siap Jendral " ucap Kolonel Cha.
Dan ya, orang yang memanggil Jendral Nam tadi adalah seorang Kolonel yang memiliki nama lengkap Lee Cha-Min.
...———————––—————————...
...———————––—————————...
...Haii semuanya.. author baru bikin ig nih namanya : novel.zee...
...bantu follow yahh... 😊💙...
...Jangan lupa di like, komen, subscribe dan vote sebanyak-banyaknya yaa... byeeee💙💙...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!