NovelToon NovelToon

Istri Pilihan Mama

Bab 1 Ibu sakit

Seorang gadis tampak sedang duduk di pojok rumah sakit yang tidak jauh dari ruangan UGD, dia hanya memandang kosong ke depan melihat Orang-orang yang berlalu lalang di Koridor rumah sakit.

Lamunan nya dibubarkan oleh suara tangisan dari ruang UGD. Ingatannya langsung teringat kejadian empat hari yang lalu, ibunya juga berada dalam ruangan itu. Alhamdulillah kemarin ibunya telah di pindahkan ke ruangan perawatan.

"Hana...! " ia menolehkan wajahnya melihat kearah suara yang memanggilnya.

"Bibi... kapan datang? " tanya Hana lembut. Wanita itu langsung memeluk Hana, "maafkan bibi baru bisa datang menjenguk ibumu," lanjut wanita itu.

" Tak Apa-apa bi, Hana senang bibi sudah bisa datang untuk menjenguk ibu," Jawab Hana sambil tersenyum dan melepaskan pelukannya.

Ya...wanita itu adalah bibi Hana, selain ibunya bibi adalah orang kedua yang paling dekat dengan Hana. Semenjak ayah Hana meninggal bibi lah orang yang selalu membantu keluarga Hana. Bibi satu-satunya saudara yang Masih di miliki ibu. Bibi sangat menyayangi Hana dan adik - adiknya, karena bibi memang tidak memiliki anak. Suami bibi sudah lama meninggal, tetapi beliau tidak mau menikah lagi. keputusan yang sama di ambil oleh ibu ketika ayah meninggal beliau memutuskan untuk membesarkan kami seorang diri.

Hana dan bibi memang jarang sekali bertemu karena beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, bibi sangat betah bekerja di sana karena majikannya sangat baik walaupun mereka orang yang sangat kaya raya begitu kata bibi. Bibi sudah mengabdi di keluarga iu lebih kurang sudah 30 tahun.

"Bagaimana keadaan ibumu sekarang ?" tanya bibi.

"Ya... begitu la Bi, sekarang ibu sudah sadar dan sudah bisa di ajak bicara," jawab Hana sedih.

"Apakah sakitnya bertambah parah? ibumu itu keras kepala dari dulu dokter sudah bilang kalau dia sudah tidak bisa bekerja terlalu keras lagi, " lanjut bibi mendudukkan tubuhnya samping Hana.

" Semua salah Hana, Bi. Seharusnya Hana tidak usah melanjutkan kuliah, Hana bekerja membantu ibu saja di warung, mungkin keadaan ibu sekarang tidak akan begini, " ucap Hana mulai terisak.

" Tidak sayang... jangan menyalahkan dirimu," jawab bibi sambil memeluk Hana. " Itu sudah kehendak Allah SWT, sekarang kita pikirkan bagaimana caranya agar pengobatan Ibumu bisa berjalan dengan baik, " lanjut bibi sambil mengusap-usap punggung Hana dengan penuh kasih sayang.

" Ibu harus cuci darah setiap 2 minggu sekali Bi, tentu itu butuh uang yang banyak, walaupun ibu memiliki asuransi kesehatan tapi itu tidak akan cukup. Belum lagi angsuran asuransi, biaya sekolah Lana dan Raska, Hana pusing Bi jika terpikir semua itu, " ucapnya sambil memegang kepalanya.

"Kamu juga harus melanjutkan kuliahmu, kan hanya tinggal satu semester lagi untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteranmu. ibumu pasti akan sedih kalau kamu tidak melanjutkan kuliahmu, hanya kamu harapan ibumu satu-satunya agar adikmu juga dapat melanjutkan kuliahnya," lanjut bibi.

"Kita akan mencari jalan keluarnya agar kita bisa keluar dari permasalahan ini, sekarang hantar bibi menemui ibumu dulu, " ucap bibi sambil berdiri.

kami berjalan beriringan memasuki kamar rawat ibu, ternyata ibu masih tertidur seperti waktu Hana tinggalkan tadi. Bibi mendekati ibu dan mengusap rambut ibu dengan lembut. Aku hanya tersenyum melihat pemandangan ini. Aku juga harus bisa menyayangi kedua adikku seperti Ibu dan bibi masih sangat peduli di usia mereka yang sudah tidak muda lagi.

.

.

.

.

Bersambung

Bab 2 keputusan besar

Ini novel pertama ku ya, maaf kalau typo dimana-mana.

mohon dukungannya😄😄

jangan lupa like dan komen ya..

terimakasih.

 

\#\#\#

 

"Terima kasih karena kau akhirnya menyetujui keputusan bibi, semoga inilah yang terbaik sayang, " ucap bibi sambil memandang wajah Hana lekat.

Hana menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu ayo kita berangkat! " lanjut bibi.

Aku tidak tahu apakah keputusan yang aku ambil ini sudah tepat, tapi aku tak punya pilihan lain. kalau pun nanti aku tak bisa lagi melanjutkan kuliah aku sudah pasrah yang penting nanti adik-adikku bisa melanjutkan kuliahnya. Berkorban untuk mereka tak mengapa yang penting mereka nanti bisa mendapatkan kehidupan yang baik dari yang kami jalani sekarang ini.

Perjalanan yang kami tempuh lumayan jauh sekitar 3 jam naik kereta. Setelah turun dari kereta kami kembali melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Sebenarnya kami bisa naik taksi biar tidak repot, tetapi tentu saja mengeluarkan biaya yang lebih besar, tak apalah repot sedikit yang penting irit. Ya begitulah pemikiran kami orang-orang yang punya sedikit uang ini alias miskin.

Kami sampai di depan gerbang rumah yang sangat tinggi, aku sampai tengadah untuk melihatnya. "Gerbangnya saja seperti ini apalagi rumahnya, majikan bibi benar-benar orang yang sangat kaya, "batin Hana.

"Terima kasih ya mas, " ucap bibi pada tukang ojek yang membawa kami. Ya benar sekali setelah naik bus kami harus melanjutkan perjalanan dengan naik ojek lagi, karena perumahan majikan bibi steril dari angkutan umum. Perumahan Sultan ma bebas....

Terlihat bibi sedang berbicara dengan satpam penjaga gerbang mereka terlihat akrab. aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan karena posisi kami agak berjauhan. kemudian terdengar memanggil namaku, aku langsung menghampiri mereka dengan menenteng tas bawaan ku.

" Hana.. kenalkan ini Mang Ujang beliau satpam di rumah ini, " jelas bibi padaku.

Aku tersenyum sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Saya Hana, senang berkenalan dengan bapak, " sapaku ramah.

Mang Ujang menjawab sambil membalas jabatan tangan Hana , "panggil Mang aja biar akrab gitu, " ujarnya sambil tertawa.

"Keponakan Bi Santi ayu tenan," lanjut Mang Ujang menatap wajah cantik Hana.

"Mang Ujang bisa aja,"jawab bibi sambil tertawa. Aku juga ikut tersenyum mendengar pujian Mang Ujang padaku, "permisi Mang kami masuk dulu, " lanjut bibi

Aku juga pamit pada Mang Ujang dan berjalan mengikuti bibi di belakang.

"Ayo masuk sayang, " ajak bibi.

" Iya Bi, " jawabku singkat.

Jiwa miskinku langsung syok melihat pemandangan yang ada di depan ku. " Ini rumah apa hotel, butuh berapa orang untuk membersihkan rumah ini, " gumamku dalam hati menatap kagum bangunan mewah di depan mataku. Halamannya sangat luas dan terlihat asri karena di penuhi pohon yang cantik dan bunga-bunga yang sangat indah.

Tiba-tiba rasa takut dan minder menghampiriku, melihat aku yang canggung bibi senyum - senyum melihat padaku.

"Jangan takut tidak ada setan si sini, " ucap bibi sambil menahan tawa. " orang yang tinggal di sini semuanya baik-baik, " lanjut bibi.

Aku terus berjalan mengikuti bibi di belakang sambil menundukkan Kepala, sekali-sekali aku melihat kiri dan kanan.

Setelah melewati halaman rumah yang luas kami sampai di depan pintu dan langsung di ketuk bibi. Tak lama kemudian terdengar pintu dibuka, melihat siapa yang di depan pintu si empu yang membuka pintu langsung berteriak menyebut nama bibi dan berpelukan seperti sudah lama tidak bertemu, padahal baru terpisah 4 hari.

Bibi mengajakku masuk dan memperkenalkan pada tiga teman bibi yang sedang duduk-duduk. "Perkenalkan nama saya Hana, senang bisa berkenalan dengan bibi, " Ujarku sambil tersenyum kemudian menyalami mereka satu persatu. " Ternyata ponakan Bi Santi cantik sekali kayak artis di TV, " ucap Mbak Sumi.

" Mbak Sumi berlebihan," jawabku sambil menunduk malu. "Kan bibinya cantik juga, " tingkah bibi sambil tertawa kami semua pun ikut tertawa. Setelah berbasa-basi kami pun minta permisi untuk ke kamar.

" Dirumah ini ada Sembilan ART, tukang kebun 2 orang, dua orang untuk memasak, 4 orang untuk membersihkan rumah, dan satu orang sebagai tukang cuci, "jelas bibi ketika kami sampai di kamar. Kamar yang di tepati bibi lumayan besar, lebih besar dari kamar kosku dan kamar ini juga lebih bagus tentunya.

" Malam ini kamu akan berbagi kamar dengan bibi, tapi besok kamu sudah tidur sendirian, " ujar bibi sambil memandangku. Semoga kamu betah disini, jangan pikirkan ibumu sekarang itu sudah jadi tanggungjawab bibi," lanjutnya lagi.

"Terima kasih ya Bi," jawabku.

"Sekarang kamu istirahat dulu kamu pasti capek, nanti setelah makan malam bibi akan memperkenalkan kepada ART yang lain."

.

.

.

.

Bersambung

Bab 3 Perkenalan

Selesai makan malam aku membantu mbak sumi mencuci piring, ya mbak sumi ternyata rekan kerja ku untuk membantu memasak di rumah ini. Orangnya masih muda usianya sekitar 40 tahun, dia bekerja di sini sekitar enam tahun begitu kata bibi. Ia sangat baik dan ramah semoga dia bisa banyak membantu ku di awal mulai bekerja di rumah ini. Memasak bukan hal yang baru bagi ku karena selain hobi selama kuliah aku bekerja sampingan di sebuah restoran yang cukup terkenal di kota ini.

Selesai mencuci piring aku ijin kepada mbak sum untuk ke kamar. Aku ingin segera tidur, besok adalah hari pertama ku bekerja aku tak ingin bangun terlambat. Belum sempat aku memejamkan mata tiba-tiba bibi masuk dan mengajak ku keluar.

"Hana ayo ikut bibi, kamu harus bertemu dulu dengan nyonya rumah ini kebetulan beliau sudah pulang, " ucap bibi sambil menarik tanganku keluar.

Tanpa menjawab aku mengikuti langkah bibi di belakang. Kami melewati ruangan yang sangat luas di sana terdapat meja makan, sofa untuk menonton dan masih banyak perabotan lainnya. Bibi mengajak ku naik ke lantai dua rumah ini, kami menaiki tangga yang sangat cantik dan unik menurut ku. Tiba di lantai dua kami berjalan lurus, sesekali mata ku melirik kiri kanan sambil mengagumi keindahan rumah ini. Tiba di depan pintu yang cukup besar bibi mengetuk sebentar kemudian masuk karena pintu nya memang tidak terkunci. Bibi menarik tangan ku masuk dan kami berjalan beriringan.

Ruangan ini sangat luas buku-buku tersusun rapi pada raknya.Aku mengamati ruangan ini dengan takjub, seandainya ini rumah ku tempat ini akan menjadi spot favorit ku karena aku memang suka membaca.

"Selamat malam nyonya," sapa bibi pada seseorang wanita yang duduk di kursi. ia langsung mengangkat wajahnya ketika mendengar suara bibi. Aku sejenak memperhatikan wajannya beliau masih terlihat cantik walaupun usianya tak mudah lagi, penampilannya anggun dan elegan apakah semua orang kaya memang berpenampilan seperti ini bathinku. lamunan ku buyar ketika bibi menepuk pundakku pelan. "selamat malam nyonya," sapa ku sambil tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman beliau pun menyambut tangan ku kemudian aku mencium tangannya.

Sambil tersenyum beliau mempersilakan kami duduk, kami duduk di depan beliau.

"Nyonya ini keponakan saya yang pernah saya ceritakan kepada nyonya, mulai besok dia yang akan menggantikan saya bekerja, Hana ayo perkenalkan dirimu, beliau ini adalah nyonya Ratna beliau adalah nyonya besar di rumah ini, " jelas bibi sambil tersenyum dan di sambut tawa oleh nyonya Ratna.

"perkenalkan nyonya nama saya Hana, saya akan bekerja rajin dan giat, saya tidak akan mengecewakan anda nyonya," ucapku sambil tersenyum dan membungkukkan badan.

"Benarkah kau tak akan mengecewakan saya Hana?" tanya nyonya Ratna sambil tersenyum.

"Saya akan melakukan yang terbaik nyonya, " jawab Hana kikuk.

"Baiklah aku pegang janjimu, "balas nyonya Ratna masih sambil tersenyum.

"Bik Santi apakah sudah menjelaskan pekerjaan yang akan dilakukan Hana di sini?" tanya nyonya Ratna. "Sudah Nyonya, mulai besok pagi Hana akan memulai pekerjaan nya. sekalian saya ingin pamit dengan nyonya, terimakasih sudah menerima keponakan saya bekerja di rumah ini Nyonya, saya juga mohon maaf kalau selama bekerja di sini saya banyak berbuat salah, " ucap bibi

"Kami juga mengucapkan banyak Terimakasih padamu karena sudah banyak membantu saya selama ini, besok sebelum kamu pulang temui dulu saya dan bapak ya," ujar nyonya Ratna. " Dan tolong kamu tunjukkan kamar saya dan Aditya biar besok Hana tidak pusing mencarinya, "lanjut beliau setelahnya Santi dan Hana pun pamit pada nyonya Ratna.

.

.

.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!