NovelToon NovelToon

Obsessed With You

Prolog

Di sebuah kamar
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kenapa kamu melakukan ini semua sama aku?" Ella terisak sambil menutupi tubuhnya yang telanjang
Seorang lelaki yang kini sedang memakai piyamanya pun menoleh, lelaki berhati iblis itu menyeringai kepada Ella.
Lelaki
Lelaki
"Seperti yang aku katakan, Aku melakukan semuanya yang aku inginkan. Tidak terkecuali kamu"
Ella mengeratkan cengkeramannya pada selimut, hatinya sakit dan juga sesak. Melihat Lelaki itu tersenyum dan tertawa membuatnya ingin membunuh lelaki itu sekarang juga.
Ella menggeser tubuhnya takut ketika lelaki iblis itu mendekatinya.
Lelaki
Lelaki
"Kamu tidak bisa kemana-mana Ella. Kamu adalah milik aku. Kamu tidak bisa lari dan menghindar. Kamu harus tetap diam di sisi aku kalau kamu tidak mau membuat Kakak kamu menderita. Kamu ngerti?" Bisik lelaki itu tepat di telinga Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Brengsek!" Umpat Ella.
Setelah mengatakan itu, Lelaki yang Ella benci itu berjalan keluar dari kamar Ella. Mata Ella berkaca-kaca.
Matanya tertuju kepada sprei putihnya yang terdapat bercak darah, hal itu sangat mengganggu pandangan Ella.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Aaarrgggggg!!!!....."
Ella mengacak sprei itu dengan frustasi lalu membantingnya ke lantai.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"'Sean Brengsekkk!!!" Pekiknya.

Part 1

.....
???
???
"Maaf banget, tapi aku harus lembur hari ini. Kamu tau kan aku sesibuk apa"
Ella bisa mendengar suara Luna, Kakak kandungnya dari dapur. Ella berpura-pura mencuci piring agar tidak di kira menguping.
Ellena Geraldine Agatha, tahun ini usianya menginjak 19 tahun. Cantik dan pintar, Ella mengambil jurusan hukum karena kemauannya sendiri yang ingin menjadi pengacara sukses seperti Kakaknya.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Jadi. Hari ini dapet kasus apa lagi?"
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Biasa. Perceraian, dan kali ini aku dapat klien seorang Artis yang lumayan terkenal. Kamu tau lah siapa, kamu kan banyak rekan artis juga" suara Luna terdengar lagi.
Sekarang pukul 9 pagi, Luna sudah rapi mengenakan blazer formalnya. Luna Geraldine Agatha adalah seorang pengacara yang lumayan sukses di usianya yang masih muda.
Banyak sekali orang yang berhasil memenangkan kasus karena kecerdasan Luna, hal itu membuat Ella suatu saat ingin menjadi pengacara juga, Ella ingin membantu orang yang kesusahan, seperti yang dilakukan Luna.
Luna menikah di usianya yang ke 23 tahun, ia menikah dengan Sean Jonathan Ananta, Sean adalah pengusaha yang cukup terkenal.
Keluarganya tak main-main. Semua saudaranya sukses di berbagai bidang. Sean berasal dari keluarga yang kaya raya, karena itu Luna mau menerima Sean sebagai suaminya meskipun baru kenal.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Aku janji aku bakal pulang tepat waktu malam ini. Oke?" Ucap Luna terdengar begitu lembut
Sean sedang marah karena Luna yang sangat sibuk setiap hari. Bahkan di hari pertama Luna dan Sean menikah, Luna harus pergi ke kantor karena akan mengadakan sidang. Sebenarnya resiko Sean sendiri karena menikahi perempuan berkarir seperti Luna.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Bukan masalah itu. Kamu sekali-kali harus luangkan waktu buat aku. Buat adik kamu juga. Kamu sibuk terus, kita nikah tapi kayak nggak nikah tau nggak" pungkas Sean.
Luna kemudian mengalihkan pandangannya kepada Ella. Luna tersenyum lalu bangkit dan menghampiri adiknya itu.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"El. Udah nggak usah nyuci lagi. Nanti kan ada yang kesini juga buat nyuci. Udah deh" Ujar Luna. Ella berbalik menghadap Kakaknya itu.
Ella berbalik menghadap Kakaknya itu.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Nggak papa. Lagian aku nggak ngapa-ngapain juga kan" jawab Ella.
Luna mengusap keringat yang mengalir di dahi Ella.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Maafin Kakak ya Kakak nggak bisa terus temenin kamu disini. Kamu nggak papa kan? Disini kan ada Kak Sean, kamu sekali-kali juga harus ngobrol sama dia. Yang akur sama Kakak ipar kamu. Ngerti?"
Ella hanya diam saja mendengar perkataan Luna. Ella menoleh ke arah dimana tempat Sean duduk. Sean kini juga menatapnya.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"El? Ini cuaca panas kayak gini kenapa kamu pake lengan panjang? Ini juga nggak gerah apa pake kerah leher kayak gini?" heran Luna sambil menunjuk kerah baju Ella.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
(Mendadak gugup)
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Ehmm nggak kok Kak. Aku lagi nggak enak badan aja. Jadi dingin"
Luna mengernyit kemudian menyentuh dahi Ella.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Kamu agak anget. Udah istirahat aja. Nggak usah cuci piring lagi. Udah beberapa kali kakak bilang?"
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
(Mengangguk)
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Aku habis ini langsung tidur kok Kak. Tenang aja"
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Yaudah kalo gitu Kakak berangkat dulu. Jaga diri baik-baik ya. Jangan kecapean, kamu kan baru masuk kuliah juga" tegur Luna sambil mengecup pipi adik kesayangannya itu.
Setelah mengucapkan itu, Luna langsung pergi, sebelum pergi Luna tak lupa untuk mencium suaminya terlebih dahulu.
Kedua orang tua Luna dan Ella sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu. Selama ini Luna lah yang membiayai kehidupan Ella, adik satu-satunya.
Dahulu mereka hanya tinggal di apartemen yang sangat kumuh, jauh dari kata layak. Tapi kehidupan mereka berubah setelah Luna berpacaran dengan Sean. Sean sudah membelikan Luna apartemen Mewah ketika mereka baru sebulan berpacaran.
Ella sangat bergantung kepada Luna. Luna pun sama, hanya Ella yang ia miliki saat ini, dan juga suaminya.
Ella sudah memiliki kekasih, Sejak 2 tahun yang lalu. Mereka sekarang LDR karena pacarnya kuliah di New York. Ella jarang sekali menemuinya, dulu kekasihnya akan menemui Ella setiap sebulan sekali, tapi sekarangjarang sekali.
Ella pun membereskan acara mencuci piringnya lagi, tanpa sadar jika ada sepasang mata yang kini sedang menatapnya dengan tajam.
Ella sedang libur kuliah, Tahun ini ia harus melakukan kuliah secara online jadi, selain belajar, Ella hanya akan berdiam diri di kamarnya. Atau tidak
Tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Ella tersentak kaget dan tak sengaja menjatuhkan piring, untung saja tidak pecah.
Ella menoleh, Ella bisa melihat siapa yang sedang memeluknya melalui ekor matanya. Ella pun langsung melepaskan lilitan tangan itu.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Lepasin aku! Jangan kurang ajar!" Marah Ella. Ella menatap Lelaki di hadapannya itu dengan penuh amarah.
Lelaki
Lelaki
"Kurang ajar?" Kata lelaki itu dengan suara meremehkan.
Lelaki itu mendekati Ella dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Ella.
Lelaki
Lelaki
"Bukannya kita kemarin justru melakukan hal yang lebih kurang ajar, Elena?" Bisik Lelaki itu, Ella mendorong tubuh lelaki itu dengan keras.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Jangan kurang ajar Kak! Kakak mau aku bilang ke Kak Luna? Biar dia tau kalau dia ternyata menikahi pria yang salah. Menikahi pria brengsek!" Umpat Ella dengan penuh amarah. Sean justru tertawa, tertawa mengejek Ella.
Sean justru tertawa, tertawa mengejek Ella.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Apa kamu bilang? Kamu mau ngadu ke Kakak kamu?"
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Ya! Kali ini ancaman Kakak nggak akan mempan, Aku bakal ngadu ke Kak Luna!..."
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kalo gitu ngadu aja! Ngadu sama dia! Ngadu kalo selama ini suaminya suka menggoda adiknya sendiri.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
Ngadu aja, Aku tidak akan rugi apapun. Kakak kamu itu nggak ada apa-apanya buat aku. Kamu ngerti!
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Nggak ada apa-apanya? Terus untuk apa Kakak menikahi Kakakku?
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Terus untuk apa Kakak menikahi Kakakku? Kakak cuma berniat mempermainkan Kakakku?!" Ucap Ella terdengar kecewa.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Mempermainkan?"
Sean mendekat lalu melingkari pinggang Ella kembali.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Mungkin lebih tepatnya memanfaatkan?" Bisik Sean
Ella mengepalkan tangannya, rasanya Ella ingin sekali memukul wajah Sean, tapi jika ia menentang, pasti sesuatu buruk akan terjadi. Ella harus melindungi dirinya sendiri dan juga Luna.
Disisi Lain Ella merasa sangat bersalah kepada Luna. Selama ini Luna sangat baik kepadanya, Ketika Sean menyentuhnya, yang ada hanyalah rasa bersalah di hati Ella. Ella membenci Sean dan membenci dirinya sendiri.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Karena Kakak kamu itu lembur sampai malam. Gimana kalau kita bersenang-senang hari ini?" Ucap Sean begitu sensual, bibirnya menyentuh telinga Ella, Ella merinding seketika.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Lepasin aku! Aku nggak mau berhubungan sama kamu lagi! Lepasin atau aku akan teriak!!" Ancam Ella.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Teriak pun percuma. Ini adalah wilayah yang sangat tertutup. Jangan munafik, aku tau kamu juga menikmatinya" ucap Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Menikmati? Nggak! Aku justru jijik sama Kakak! Kakak adalah mimpi terburuk di dalam hidup aku! Aku benci... Arggghhh.."
Ella berhenti bicara ketika sebuah tangan meremas pa******nya dengan sangat kuat. Ella meringis kesakitan.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu tau, semakin kamu berontak, kamu justru akan menyakiti diri kamu sendiri. Ingat, video waktu kita melakukan hal itu masih tersimpan rapi di handphone aku. Kamu mau Kakak kamu liat? Kira-kira, gimana ekspresi Kakak kamu yang polos itu melihat adik kesayangannya dan suaminya sedang bercinta hebat di belakangnya?" ucap Sean sambil mencengkeram rahang Ella dengan begitu kasar.
Ella sudah menitikkan air mata. Pa******nya sangat sakit ditambah cengkeraman Sean yang begitu kasar di rahangnya. Hati Ella lebih perih karena perkataan menyakitkan dari Sean.
Sean menyeringai. Sean sangat suka ketika Ella tunduk seperti ini. Dengan begitu Sean akan sangat mudah menguasai Ella. Tidak ada yang bisa menolak kemauan Sean, tak terkecuali Ella.
Skip
Ella menatap pantulannya di kaca. Matanya memerah menahan tangis, tidak, Air mata Ella sejak tadi sudah keluar dengan deras. Jari-jemari Ella mengepal dengan sangat kuat.
Ella jijik melihat penampilannya sekarang. Memakai lingerie yang bahkan tidak menutupi pa******nya sepenuhnya. Ella merasa seperti seorang pelacur.
Ella menatap ponselnya yang baru saja ada pesan yang masuk. Ella mengambilnya lalu melihat siapa yang mengirim pesan.
Kak Luna
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
Sayang. Hari ini Kakak pulang malam. Kakak harus lembur soalnya. Kamu baik-baik aja kan di rumah?
Ella mencengkeram ponsel itu. Baik-baik saja? Tidak! Ella justru takut.
Takut karena Ella akan mengkhianati Luna untuk kesekian kalinya. Ella mengusap air matanya, Sean pasti akan memberinya hukuman ketika tahu Ella menangis.
Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Aku baik-baik aja kak. Kakakjangan sampai telat makan nanti Maag kakak kambuh. Kakak nggak perlu khawatirin aku.
Ella mematikan hapenya. Ella memakai lipstick yang sudah disediakan oleh Sean. Lingerie itu adalah pemberian Sean, Sean selalu memberikan Lingerie yang berbeda-beda setiap kali mereka bercinta.
Dok...Dok..Dok...
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Ella! Cepat keluar! Kamu mau main-main sama aku?"
Suara itu berhasil membuat bulu kuduk Ella merinding. Suara yang terdengar begitu menyeramkan di telinganya. Ella memakai bedak untuk menutupi bekas tangisannya. Lalu berjalan menuju pintu.
Saat Ella keluar, Ella melihat Sean yang sedang menata alat-alat yang sering kali Sean gunakan untuk menyiksanya. Dalam hati Ella ketakutan, Sean memang psycho. Sean seperti memiliki kelainan ketika sedang bercinta.
Ella menutupi pa****** dan juga area sensitifnya, kemudian berjalan pelan menghampiri Sean.
Sean berbalik, lelaki itu meneliti tubuh Ella dari bawah sampai atas, kemudian menyunggingkan senyumnya.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"selera gue bagus juga" gumam Sean.
Sean kemudian berjalan dan mengambil sesuatu di dalam laci. Ella menggigit bibir bawahnya ketika melihat barang mirip ke****** pria yang sedang di pegang oleh Sean.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Berbaringlah Ella" suruh Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak. Nggak bisakah kita ngelakuin itu biasa aja? Aku takut" ucap Ella dengan nada bergetar.
Alis Sean naik sebelah.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Biasa aja?"
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"lya. Biasa aja. Aku janji aku nggak akan buat kesalahan. Aku nggak suka sama barang-barang gituan. Pliss" mohon Ella
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu tau aku nggak suka dibantah?" Ucap Sean sangat datar.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak. Aku mohon" ucap Ella sedih.
Sean dengan dingin menarik Tangan Ella dan menghempaskan tubuh Ella ke ranjang. Ella meringis karena tubuhnya terasa nyeri.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Menurutlah Ella. Aku nggak akan kasar kalo kamu mau nurut. Kamu ngerti?" Ucap Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak. Tolong.... Aku takut hikss..." Tangis Ella pecah seketika.
Melihat Ella menangis bukannya membuat Sean iba justru membuat Sean semakin tertantang. Lelaki itu mengambil barang yang ia ambil dari laci itu kemudian menyalakan tombol on. Terdengar suara getaran yang membuat telinga Ella semakin nyeri.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Tahan sebentar, ini akan terasa sedikit sakit" Ucap Sean.
( sean pun melakukannya)
.
BERSAMBUNG

Part 2

LANJUT
Ella duduk merenung sendirian di balkon kamarnya. Di balkonnya terdapat pemandangan taman yang begitu luas, Sean membuat taman itu karena Luna yang suka merawat bunga. Tapi apa nyatanya, Luna saja selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengacara. Bahkan Luna tidak punya waktu untuk suaminya.sendiri.
Ella membiarkan angin sejuk menerpa tubuhnya yang setengah telanjang. Ella hanya mengenakan tank top seperut dan celana yang begitu pendek. Ella sudah mengunci pintunya jaga-jaga kalau Sean akan menerobos masuk ke dalam kamarnya. Hari sudah sore, Dan Luna belum pulang. Ella sudah sangat lapar, Ella tak berani keluar kamar karena takut bertemu dengan Sean. Jika Ella memesan makanan secara online, itu sama saja. Ella akan tetap turun ke.bawah.
Tiba-tiba ingatan Ella kembali pada beberapa bulan yang lalu. Saat Sean dan Luna masih bertunangan. Waktu itu, Sean masih terlihat baik di mata Ella.
Sean yang saat itu masih menjadi Kakak ipar idaman Ella. Sean sangat baik, tampan dan begitu pengertian kepadanya. Waktu Luna dan Sean berpacaran, Seanjuga memberikan uang bulanan kepada Ella, Ella pun sangat mengagumi Sean.
Tapi setelah Luna dan Sean menikah, citra Sean jadi sangat buruk di mata Ella. Sean yang kerap kali menggoda Ella di belakang Luna membuat Ella marah sekaligus kecewa. Hingga akhirnya kejadian buruk yang Ella takutkan terjadi. Saat itu kurang dari sebulan pernikahan Luna dan Sean. Saat Luna tidak pulang semalaman karena pekerjaannya, Sean meniduri Ella, untuk pertama kalinya.
Hari itu,...
Sean dan Ella makan malam hanya berdua saja di meja makan. Dikarenakan Luna yang harus lembur di kantornya, Sean memesan makanan online karena hari itu hujan deras di luar.
Sean menatap Ella terus menerus tanpa berkedip, Ella yang diperlakukan seperti itu merasa tidak nyaman. Ella hanya bisa menunduk sambil menikmati makan malam itu.
Sudah sebulan ini sikap Sean begitu aneh kepada Ella. Sean sering menggoda Ella dengan kata-kata agresif, ciuman dan juga pelukan. Ella mencoba positif thinking saja. Tapi ternyata malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Sean dengan teganya memasukan obat tidur dan obat perangsang di minuman Ella. Ella pingsan pada saat itu. Saat Ella bangun, Ella sudah berada di kamar yang belum pernah ia masuki sebelumnya. Ella bangun dengan tubuh yang telanjang bulat, dengan kedua tangan yang sudah diikat dengan sebuah tali di kepala ranjang. Ella histeris saat itu. Ella sangat takut Sean akan berbuat aneh-aneh kepadanya. Ella berteriak seperti orang gila dan terus menyumpahi nama Sean. Dan saat itu juga. Sean menidurinya, untuk pertama kalinya juga Ella berhubungan dengan laki-laki. Sean merenggut kesuciannya secara paksa. Ella marah, Sangat marah. Ella ingin sekali mengadukan hal itu kepada Luna, tapi ternyata Sean mempunyai video saat Sean memper**** Ella.
Saat Ella sudah bertekad untuk mengadukannya kepada Luna. Sean justru mengancamnya, kalau Ella tidak menuruti semua permintaan Sean, Sean akan menyakiti Luna, Kakak Ella.
Ella pun hanya bisa pasrah, Ella pasrah ketika Sean yang setiap hari datang ke kamarnya dan menidurinya. Ella hanya bisa berdoa dalam hati, agar Ella bisa terbebas dari jeratan Sean. Bukan hanya tubuh Ella yang sakit, tapi psikisnya juga.
Ella hampir gila karena terus memimpikan keluar dari rumah ini dan hidup bebas dari bayang-bayang Sean.
Tapi Ella tidak bisa melakukannya, Ella sangat menyayangi Luna. Tidak pernah Ella melihat Luna sebahagia ini karena seseorang. Luna berkorban banyak untuknya, Ella harus membalas semua kebaikan Luna. Meski cara itu salah.
Ting...
Ada sebuah pesan masuk. Ella melihat layar ponselnya.
Sean
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
Aku tunggu di bawah, kita makan di luar.📩
Ella merenung sejenak. Haruskah ia menerima tawaran Sean? Karena jujur Ella sangat lapar sekarang, setidaknya kalau Sean mengajaknya makan malam diluar, Sean tidak akan berbuat sesuatu kepadanya.
Sebuah pesan dari Sean masuk lagi...
Sean
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
Kita janjian makan sama Luna. Luna nggak bisa pulang sampai besok.📩
Hati Ella berdetak cepat. Kalau Luna tidak bisa kembali ke rumah malam ini. Apa itu berarti Sean akan menyentuhnya lagi? Jujur saja Ella sangat lelah hari ini.
Skip
Ella diam selama perjalanan, mungkin sudah hampir satu jam Sean mengemudi dan Ella heran kenapa belum sampai juga. Ella ingin bertanya tapi mengurungkan niatnya. Ella pun memutuskan untuk mengirim pesan kepada Luna..
Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Kak. Kakak udah sampe? Kenapa perjalanananya jauh banget?📩
Ella memasukan ponselnya ke dalam tasnya lagi. Sean tidak suka ketika ia bermain ponsel di samping lelaki itu.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Ella..." Panggil Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
(Menoleh)
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"lya.. Kak?"
Sean mendekatkan wajahnya lalu mencuri ciuman di bibir Ella. Ella terperanjat.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Apa kamu memang selalu cantik seperti ini?" Tanya Sean dengan senyuman yang menawan.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Hah?"
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Andai aja aku ketemu lebih dulu sama kamu. Bukan Kakak kamu, pasti nggak akan serumit ini" Ucap Sean sambil menggenggam tangan Ella.
Apa? Apa Ella tidak salah dengar? Sean berharap kalau Sean lebih dulu bertemu dengannya dibandingkan dengan Luna? Apa itu berarti... Apa Ella pernah bercerita? Kalau Sean tidak selalu kejam kepadanya. Sean kadang bisa menjadi begitu manis. Dan tak jarang Sean memberikan Ella perhiasan yang harganya sangat fantastis, Luna saja tidak pernah diberi apapun oleh Sean.
Sisa perjalanan hanya Ella gunakan untuk melamun saja, bergelut dengan pikirannya sendiri. Sean yang fokus menyetir dengan tangan Kiri yang menggenggam tangan Ella dan Ella yang hanya diam saja.
Sampai mobil Sean sudah sampai di tujuan. Mereka sampai di Sebuah Kafe yang sangat mewah. Kafe itu terletak di tengah kota, Ella belum pernah melihatnya karena memang jaraknya cukup jauh dari Rumah.
Sebelum keluar mobil, Sean tiba-tiba menarik tengkuk Ella lalu menciumnya singkat. Sebenarnya sejak tadi Sean tidak tahan melihat bibir Ella yang begitu menggoda untuk di cium. Sedangkan Ella merasa syok, karena di depan mereka sangat ramai dan kaca mobil depan Sean tidak diberi kaca film.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak! Gimana kalo sampai ada orang liat! Aku malu!" Marah Ella.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kakak kamu udah di dalam. Ayo masuk" Ujar Sean.
Ella pun turun dari mobil, begitupun Sean. Ella hari ini hanya menggunakan setelan baju sederhana saja. Ella tidak tahu kalau ternyata mereka makan di tempat yang sangat mewah seperti ini. Jadi Ella sedikit tidak nyaman.
Ella mengekori Sean dari belakang. Sean tampak sangat tampan dari belakang meskipun lelaki itu sekarang hanya memakai celana jeans dan kemeja hitam saja. Ella pun mencoba mengalihkan pikirannya.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Nggak Ella! Inget. Lo benci sama dia. Dia udah hancurin masa depan lo. Dia itu Suami Kakak lo sendiri. Jadi gue mohon lo harus sadar, batin Ella.
Ella tersenyum ketika melihat Luna yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Ella berlari kecil menghampiri Luna.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Ella. Kebiasaan lari-lari kayak gitu" tegur Luna.
Luna kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Sean yang berjalan ke arahnya.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Sayang... Aku kangen banget"
Luna langsung memeluk tubuh kekar Sean. Ella pun hanya bisa diam ketika Sean justru malah menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin. Sean tidak membalas pelukan Luna.
Tatapan Ella pun beralih kepada seorang Lelaki yang kini sedang duduk di kursi yang sama dengan Luna. Tunggu, kenapa sepertinya tidak asing ya?....
Lelaki
Lelaki
Hai.. Ella. Kamu masih ingat aku?" Sapa lelaki itu. Ella pun mengingat-ingat, dimana Ella pernah bertemu lelaki- itu. Oh iya, Benar! Dia adalah..
Ella pun mengingat-ingat, dimana Ella pernah bertemu lelaki- itu. Oh iya, Benar! Dia adalah..
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"'Kak Arga?"
Arga
Arga
"lya! Kamu masih ingat aku ternyata" seru lelaki bernama Arga itu.
Ella pun sedikit terpana. Terakhir kali Ella bertemu dengan Arga adalah saat ia masih 15 tahun. Ella bahkan masih SMP saat itu. Arga berdiri lalu merentangkan tangannya.
Arga
Arga
"Kamu sudah dewasa ternyata" ujar Arga.
Ella pun tak sungkan untuk memeluk lelaki yang sudah lama tak ia temui itu. Arga adalah mantan pacar Luna dulu, Arga dulu sangat dekat dengan Ella melebihi Kakak dan adik. Ella pun sama, Ella sangat mengagumi Arga. Tapi Arga dan Luna terpaksa putus karena Arga pergi ke luar negeri. Arga menepuk punggung Ella.
Arga adalah mantan pacar Luna dulu, Arga dulu sangat dekat dengan Ella melebihi Kakak dan adik. Ella pun sama, Ella sangat mengagumi Arga. Tapi Arga dan Luna terpaksa putus karena Arga pergi ke luar negeri. Arga menepuk punggung Ella.
Arga
Arga
"Rasanya baru kemarin kamu suka banget minta cokelat diam-diam sama aku"
Ella terkekeh pelan. Ternyata Arga masih ingat tentang itu. Mereka berpelukan cukup lama hingga..
"Ekhemm....."
Suara deheman seseorang berhasil menyadarkan dua orang itu. Ella menoleh ke belakang dan tatapan yang begitu tajam dari Sean. Ella pun memalingkan wajahnya lagi.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Sayang. Kenalin, dia Arga, Dia klien baru aku" Ucap Luna kepada Sean.
Sean hanya tersenyum paksa lalu menjabat tangan Arga. Sean tidak suka Arga memeluk Ella sembarangan. Ella adalah miliknya.
Mereka berempat pun duduk. Ella duduk bersebelahan dengan Arga, dan Luna duduk bersebelahan dengan Suaminya.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"oh iya,Kak. Emangnya Kakak kenapa kok sampe nyewa pengacara?" Tanya Ella penasaran.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Hak asuh anak?"
Arga
Arga
"Iya. Aku sudah menikah 3 tahun yang lalu. Lalu baru-baru ini kita memutuskan untuk bercerai" Ujar Arga.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Aku baru tau kalau Kak Arga sudah menikah" gumam Ella
Arga meneliti tubuh Ella dari bawah sampai atas.
Arga
Arga
"Ck. Kamu bener-bener udah besar Ella. Dulu kamu masih kurus banget, item lagi. Sekarang udah.."
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Ekhemm.... Maaf tapi boleh kita melakukan acara makan malam sekarang? Saya harus segera pulang" ucap Sean dengan suara yang begitu dingin.
Arga
Arga
"lya. Tentu saja" jawab Arga
Mereka pun memesan makanan mereka masing-masing. Ella dan Arga terus saja berbincang dan bercengkerama selama makan malam itu berlangsung, Luna sesekali ikut nimbrung. Sedangkan Sean hanya diam sambil terus menatap Ella dan Arga dengan tajam.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka selesai makan. Sean langsung mengajak Ella untuk pulang karena beralasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini juga. Luna pun mengantarkan Ella dan Sean ke mobil mereka.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu beneran nggak pulang hari ini?" Tanya Sean sambil merangkul pinggang Luna.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
(Mengangguk)
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Maaf ya. Soalnya malam ini aku lembur juga. Aku nanti bakal kabarin kamu terus kok" jawab Luna.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"It's okay. Kamu jangan terlalu kecapean ya. Aku pulang dulu"
Cup
Ella memalingkan mukanya etika Sean mencium kening Luna.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Ella" Panggil Luna
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Hmm..." Ella menoleh.
Luna Geraldine Agatha
Luna Geraldine Agatha
"Kamu jangan suka begadang ya. Nggak baik buat kesehatan kamu" Ucap Luna sambil mengelus rambut Ella.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"lya Kak. Kakakjuga jaga kesehatan ya"
Ella dan Sean sama-sama diam selama perjalanan. Karena Sean tidak membuka suara sama sekali, Ella pun melakukan hal yang sama.
Gadis itu menatap luar jendela. Ella baru sadar kalau di luar sedang hujan. Suara rintik hujan itu begitu nyaring di telinganya. Ella menyandarkan kepalanya di jendela dan menikmati suara hujan itu.
Sean menoleh, menatap Ella yang sepertinya merasa kebosanan. Sean sungguh tidak suka cara Arga menatap Ella dan memperlakukan Ella.
Anehnya justru Sean merasa tidak peduli kalau Luna sedang bersama Arga. Justru Sean merasa marah ketika Ella tersenyum dan tertawa kepada Arga.
Apakah Sean sungguh tidak mempunyai perasaan lagi kepada Luna?
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Buat apa?"
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Aku nggak mau kamu berhubungan sama Arga. Tadi kamu sempet tukaran nomor kan sama dia? Mau kamu yang blokir atau Aku yang blokir?" Ucap Sean dingin.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Ck... Apaan sih Kak. Aku nggak mungkin juga deket sama Kak Arga. Kak Arga udah punya anak. Mana mungkin aku pacaran sama dia" Kesal Ella.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kalo gitu mana hape kamu? Aku mau liat" Desak Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Kak. Mendingan Kakak fokus nyetir aja. Kakak nggak berhak ya atur-atur hidup aku" Ucap Ella tak suka.
Ciittttt......
Sean tiba-tiba mengerem mendadak hingga menimbulkan suara decitan yang begitu keras. Dahi Ella sampai terbentur dengan kaca.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak! Kakak udah gila ya!" Ringis Ella sambil menyentuh dahinya yang perih.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu tau kan aku bisa lebih gila kalau kamu berani nantang aku? Kasih hape kamu sekarang atau kita bakal berhenti disini terus" Ancam Sean.
Ella menatap Sean tak percaya. Lelaki itu benar-benar sudah gila. Untuk apa Sean berlebihan sekali menanggapi Arga. Padahal Sean seharusnya marah karena Luna berhubungan lagi dengan mantannya. Ella benar-benar tak habis pikir.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kenapa? Masih mau nantang lagi?"
Ella mencoba bersabar. Ella pun akhirnya pasrah, Ella menyerahkan ponselnya kepada Sean agar Sean tidak emosi lagi. Sean sangat menakutkan ketika sedang marah.
Sean tersenyum puas. Lelaki itu menyimpan ponsel Ella di sakunya lalu melanjutkan perjalanan itu lagi.
Ella sepanjang jalan memilih untuk diam, Ella merasa sangat kesal kepada Sean.
skip
Ella membaringkan tubuhnya di ranjang empuknya. Setelah membersihkan diri, Ella memutuskan untuk tidur saja. Ponselnya belum dikembalikan oleh Sean.
Ella heran, kenapa Sean biasa saja dan membiarkan Luna dekat dengan lelaki manapun. Tapi justru sangat marah ketika Ella dekat dengan lelaki. Ella hanya berpikir bahwa Sean hanya mendekatinya karena nafsu saja. Tapi Ella rasa tindakan Sean tadi terlalu berlebihan. Atau hanya perasaannya saja? Ella menoleh ke belakang ketika mendengar ada suara pintu dibuka. Dan benar saja, Sean datang dan sudah mengenakan baju tidurnya. Ella pun bangkit, gadis itu menutupi kakinya dengan selimut karena Ella hanya memakai hot pants kali ini. Ella takut kalau Sean akan berbuat sesuatu lagi kepadanya.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"A...Ada apa Kak?" Tanya Ella dengan suara terbata-bata. Ella sangat gugup.
Sean menyerahkan sebuah paperbag yang Ella sendiri tidak tahu apa isinya. Ella menatap Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Ini apa?"
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Handphone baru" jawab Sean singkat.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Hah? Buat apa Kakak kasih aku hape baru?"
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"aku nggak suka kamu berhubungan sama laki-laki lain lagi. Aku udah masukin nomer baru juga. Kamu nggak boleh punya nomor laki-laki lain selain aku? Kamu ngerti?"
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Atas dasar apa Kakak melakukan ini sama aku? Kakak itu cuma Kakak ipar aku! Aku punya kehidupan pribadi aku juga. Jadi jangan pernah mencampuri kehidupan aku! Kakak nggak punya hak apa-apa!" Ucap Ella menantang.
Sean melemparkan paperbag itu ke ranjang Ella dengan santai. Lelaki itu menaiki ranjang Ella, Ella pun langsung menutupi tubuhnya dengan selimutnya.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu lupa? Siapa yang sudah merenggut kesucian kamu? Kamu pikir, ada laki-laki yang mau menerima gadis yang sudah tidak perawan? Aku rasa tidak ada. Kamu cuma milik aku. Kamu ngerti, Elena?" Tekan Sean.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Brengsek! Kakak yang sudah merenggut kesucian aku secara paksa! Kakak nggak bisa hina aku ayak gini. Aku bakal..."
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Bakal apa? Bakal ngadu ke Kakak kamu? lya?"
Mata Ella berkaca-kaca setiap Sean mengungkit tentang kesuciannya.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Kamu tahu. Jika kamu benci sama seseorang. Yang harus kamu benci itu adalah Kakak kamu? Kakak kamu terlalu sibuk sama pekerjaannya, coba kalau Kakak kamu punya waktu untuk suaminya sendiri. Pasti aku tidak akan berpaling ke wanita lain. Jadi. Kamu tau siapa yang membuat hidup kamu berantakan selama ini?" Ucap Sean sambil memiringkan senyumnya.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"ini bukan salah Kak Luna! Kakak nggak akan berpaling ke wanita lain kalau Kakak memang benar-benar mencintai Kak Luna. Dari awal aku udah tau kalau Kak Sean memang bukan laki-laki baik. Apa aku salah?" Jawab Ella berhasil membuat Sean marah.
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"Ya. Anggap saja begitu. Aku memang bukan lelaki baik. Tapi aku bisa mendapatkan semua yang aku mau. Termasuk kamu. Kamu harus ingat, Cuma aku yang boleh menyentuh kamu" Ucap Sean sambil menyeringai.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak Sean nggak cinta sama Kak Luna kan? Dari awal Kak Sean memang nggak serius sama Kak Luna. Kenapa Kak Sean melakukan itu? Kalau Kak Sean memang membenci Kak Luna, tapi Kenapa Kak Sean juga menyakiti aku? Kenapa?" Ucap Ella kecewa.
Sean memalingkan wajahnya enggan menjawab. Sean mundur dan menjauhi Ella.
Ellena Geraldine Agatha //Ella
Ellena Geraldine Agatha //Ella
"Kak! Jawab aku! Kenapa Kak Sean menyentuh aku? Kenapa Kak Sean mengambil kesucian aku! Aku nggak tau apa salah aku ke Kakak! Tapi Kak perbuatan Kak Sean menghancurkan hidup aku. Kenapa Kak...."
Sean Jonathan Ananta
Sean Jonathan Ananta
"KARENA AKU JATUH CINTA SAMA KAMU! APA AKU SALAH?...."
.
BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!