NovelToon NovelToon

Brian Sang Pemain " Doctors"

Episode 1 Brian

Hallo para readers senang sekali bisa rasanya membuat Novel lagi. Dalam Novel kali ini saya mengambil pada tokoh dari anak-anak novel saya yang sebelum-sebelumnya yang sudah selesai.

Sesuai dengan judulnya Brian Sang Pemain.

Brian pemuda yang berusia 27 tahun seorang Dokter kanker yang bekerja di rumah sakit terkenal. Pria tampan dan kaya raya ini selalu di kelilingi wanita-wanita cantik dari kalangan yang berbeda.

Brian bisa di katakan tidak pernah serius menjalin hubungan. Bahkan dia memiliki banyak teman wanita yang sangat akrab dengannya. Namun tidak satupun wanita itu di jadikannya seorang istri atau bahkan di jadikan seorang pacar.

Karena tuntunan dari kedua orang tuanya yang mengharuskan Brian menikah. Karena Brian selalu saja membuat Kayra sang ibu marah dengan banyak wanita yang selalu meneror keluarga mereka karena Brian yang selalu PHP pada wanita. Untuk itu mari kita lihat sama-sama ceritanya. Siapa yang akan menjadi pelabuhan hati Brian dalam pencariannya cinta.

***************

"Brian!" teriak itu begitu kencang yang menggema di dalam ruangan kamar yang sangat luas itu. Pemuda tampan yang berdiri didepan pintu mengehela napasnya saat mendengar suara yang setiap hari menjadi hari-hari nya itu.

Siapa lagi jika bukan suara wanita ibu Negara. Kayra ya sang mama yang sangat cantik dan juga sering berteriak. Sepertinya salah tempat tinggal yang seharusnya tinggal di dalam hutan dan bukan di istana mewah milik Davin Ardiansyah.

Ceklek.

"Ada apa mah!" sahut Brian membalikkan tubuhnya ketika Kayra sudah membuka pintu dengan kasar.

"Kamu ini benar-benar ya!" geram Kayra yang langsung menghampiri Brian dan langsung menjewer telinga Brian.

"Mama sakit, mama! Mama ampun!" keluh Brian dengan telinganya yang di tarik Kayra. Sudah 27 tahun. Tetapi tetap saja Brian selalu mendapatkan jeweran dari mamanya seperti bocah SD.

"Mama ampun mah! Mama sakit!" Brian hanya mengeluh dengan kesakitan atas apa yang di lakukan Kayra.

"Siapa lagi wanita yang di bawah itu hah!"

"Apa lagi yang kamu lakukan Brian!"

"Kamu mau buat mama jantungan dan mati berdiri hah!"

"Mau berapa banyak lagi wanita datang kerumah ini minta pertanggung jawaban kamu hah!"

"Mama tunggu dulu mama! Mama salah paham! Lepas dulu mama sakit!" keluh Brian dan mau tidak mau Kayra yang kesabarannya di uji langsung melepas jeweran tersebut.

"Calm down mah, calm down!" Brian mencoba untuk menenangkan sang mama.

"Kamu masih bilang tenang. Coba kamu lihat apa yang kamu lakukan hah! lihat perbuatan kamu. Kamu itu benar-benar ya membuat mama malu saja," geram Kayra.

"Melihat apa sih mah," sahut Brian.

"Wanita yang di bawah sana. Apa yang kamu lakukan kepadanya hah?" tanya Kayra.

"Mah wanita yang mana. Mama taulah jaman sekarang wanita itu kebanyakan wanita itu melakukan manipulasi. Mama tau sendiri aku ini sangat tampan. Pasti banyak wanita yang menjebakku. Jadi wanita yang di datang kerumah kita hari ini dan sebelum-sebelumnya hanya wanita yang menjebak Brian supaya menjadi menantu mama," ucap Brian yang memberikan alasannya kepada mamanya itu.

"Kamu mau membohongi mama hah! Selalu banyak alasan," ucap Kayra melihat anaknya itu dengan tatapan penuh selidik.

"Siapa yang bohong. Itu serius mah," sahut Brian.

"Begini ya mah!" Brian merangkul bahu Kayra.

"Mama, Brian ini seorang Dokter. Banyak wanita yang pasti tergila-gila dengan Brian dan Brian ini tidak melakukan apa-apa. Tebar pesona itu biasa mah. Tapi kalau mereka baper dengan Brian. Ya mau bagaimana lagi mah. Itu bukan kesalahan Brian. Itu kesalahan mama dan papa yang mencetak Brian kenapa jadi setampan ini!" ucap Brian dengan percaya dirinya.

"Kamu ini benar-benar ya," Kayra langsung memukul Brian.

"Mah sakit!" Keluh Brian memegang lengannya.

"Kamu dengar ya Brian. Mama tidak mau tau. Kamu selesaikan masalah kamu dengan wanita itu. Awas ya kalau kamu bertingkah lagi. Kali ini mama tidak akan mengampuni kamu!" tegas Kayra penuh dengan penekanan pada Brian.

"Iya mama ku yang cantik," sahut Brian yang berusaha meyakinkan Kayra.

"Awas ya kamu kalau kamu itu membuat mama kesal lagi!" tegas Kayra yang langsung meninggalkan Brian setelah menceramahi Brian dan menjewer Brian.

"Huhhhh siapa lagi wanita yang datang kerumah ini yang membuatku mendapatkan jeweran dari mama. Benar-benar hidupku tidak akan hentinya mendapatkan jeweran ini," ucap Brian mengusap-usap telinganya yang masih memerah.

Brian Putri dari Kayra Anastasya yang juga merupakan seorang Dokter yang sama-sama bekerja di rumah sakit yang Medikal senter. Brian memiliki seorang ayah bernama Davin Ardiansyah Altarik seorang pengusahaan terkenal. Yang pasti tidak asing Brian ini anak dari siapa. Anak dari Kayra dan Davin. Bisa di lihat kembali Novel pernikahan di atas surat kontrak.

Kayra sebagai ibu harus pusing dengan anak semata wayangnya yang selalu membuat onar. Bukan sekali 2 kali wanita datang kerumahnya. Entah sudah yang keberapa kali yang membuat Kayra bisa pecah kepala. Mungkin seperti apa yang di kataka Brian resiko mempunyai anak yang tampan.

Tidak tau juga sih apa yang di lakukan Brian pada wanita-wanita itu sampai wanita-wanita itu harus meminta pertanggung jawaban dengan Brian.

**********

"Sayang kamu itu kenapa sih marah-marah terus-terusan. Lihat keriputan kamu semakin terlihat. Nanti kamu semakin cepat tua loh?" tanya Davin pada istrinya itu.

"Bagaimana mama tidak marah. Mama itu capek melihat Brian," keluh Kayra.

"Kenapa lagi dengan Brian?" tanya Davin dengan mengayun suaranya.

"Papa coba bayangkan saja. Tadi pagi ada wanita yang datang kerumah ini dan meminta pertanggung jawaban. Dia mengatakan Brian mencampakkannya. Bagaimana mama tidak pusing," jelas Kayra dengan wajah kesalnya.

"Ohhhh seperti itu," sahut Davin dengan tanggapannya yang singkat yang membuat Kayra kesal.

"Sayang kamu hanya bilang oh," Kayra langsung naik darah dengan tanggapan suaminya itu yang singkat itu.

"Ya soalnya papa juga tidak bisa membayangkannya," sahut Davin dengan santai.

"Mah sudahlah jangan terlalu memikirkan hal itu. Hal semacam itu biasa saja. Lagian nih ya mah. Brian itu sudah dewasa dan anak muda jaman sekarang itu sudah biasa seperti itu. Brian hidup di tempat moderan dan hal itu sudah biasa terjadi," ucap Davin dengan santai.

"Biasa. Jadi maksud kamu. Kamu itu ingin anak kamu itu nanti sampai merusak wanita begitu," sahut Risya yang jadinya emosi dengan Davin yang menjawab simple.

"Bukan begitu mah. Jangan salah paham dong sayang," sahut Davin yang harus membujuk Kayra agar tidak mengamuk.

"Arghhh mama pusing memikirkan Davin. Ini semua gara-gara kamu. Dia mengikuti jejak kamu yang menjadi pemain," Kayra menyalahkan Davin membuat Davin menelan salivanya yang pasrah di salahkan.

"Assalamualaikum!" sapa suara khas seorang wanita yang membuat suami istri itu melihat ke arah pintu.

"Walaikum salam," sahut Kayra dan Davin.

"Naomi," sahut Kayra.

"Tante," sapa Naomi yang mengahampiri Davin dan juga Kayra. Naomi mencium punggung tangan ke-2 orang tersebut.

"Brian sudah berangkat ke rumah sakit Tante?" tanya Naomi. Gadis cantik yang berwajah teduh dan bersuara lembut itu yang memegang tas tote yang sejak tadi pegangnya.

"Masih dia atas. Anak itu baru mendapatkan hukuman dari Tante," jawab Kayra.

Bersambung

Episode 2 Hanya sahabat.

"Hukuman apa Tante?" tanya Naomi heran.

"Apa lagi kalau bukan membuat ulah dengan wanita yang datang kerumah ini, ada lagi wanita ada dan ada," jawab Kayra dengan memijat kepalanya yang semakin berat.

"Biasa Naomi Tante kamu ini orangnya sangat berlebihan," sahut Davin.

"Belain aja terus anaknya itu," sahut Kayra kesal. Naomi hanya tersenyum saja melihatnya pertengkaran 2 orang tersebut.

"Ya sudah Tante. Naomi ke atas dulu ya. Naomi mau melihat Brian dulu!" ucap Naomi.

"Iya sekalian kamu nasehati dia," jawab Kayra penuh dengan penegasan.

"Tante saja tidak bisa menasehatinya. Jadi mana mungkin Naomi bisa menasehatinya," sahut Naomi.

"Ya memang anak itu nggak bisa di nasehati dan selalu bertingkah," sahut Kayra.

Naomi hanya tersenyum dan langsung pergi menaiki anak tangga menuju kamar Brian.

Toko-tok-tok-tok.

"Masuk!" sahut Brian dari dalam.

Naomi membuka pintu di sofa ada Brian yang sedang memakai sepatu.

"Hay Naomi ku yang cantik," sapa Brian yang mengeluarkan pujiannya itu untuk Naomi.

"Jika aku Tante Kayra. Aku pasti membuat telingamu yang satunya merah," jawab Naomi dengan geleng-geleng kepala.

"Jangan melakukan itu Naomi. Kamu harus tetap menjadi wanita lembut dan tidak barbar seperti mama dan juga seperti Anju," sahut Brian.

Menyebutkan nama wanita lain membuat Naomi berubah eksperesi dan mengambil tempat duduk di atas Sofa.

"Naomi kamu sudah sarapan?" tanya Brian.

"Belum!" jawab Naomi.

"Ya pasti belum. Karena kamu pasti ingin sarapan bersamaku," sahut Brian dengan percaya dirinya membuat Naomi tersenyum tipis dengan mengendus.

"Baiklah aku sudah siap. Ayo kita let's go kerumah sakit!" ajak Brian dengan merangkul bahu Naomi membuat Naomi melihat ke arah Brian.

"Aku tidak akan bisa bergerak jika tangan kamu masih seperti ini," ucap Naomi dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Baik sayang," sahut Brian yang langsung melepas tangannya dari bahu Naomi dan Naomi langsung berdiri dengan mereka sama-sama keluar dari kamar itu.

Naomi dan Brian adalah sahabat sejak kecil. Usia Brian lebih tua 4 tahun di bandingkan Naomi. Pertemuan Brian dulu dengan Naomi saat mama nya menolong ibu Naomi yang sedang sakit keras. Kayra juga menjadi Dokter dari ibu Naomi dan di sana Brian dan Naomi bertemu saat Naomi berusia 8 tahun dan Brian 12 tahun.

Mereka menjadi sahabat dekat sampai sekarang. ke-2nya tidak pernah ribut dan saling menyayangi dan pasti sudah saling mengetahui sifat masing-masing. Namun hubungan mereka hanya sebatas pertemanan saja. Tidak ada yang special dari hubungan mereka. Mungkin sudah seperti kakak adik. Jadi tidak punya perasaan yang lebih.

Dan makanya Brian selalu suka-suka memanggil Naomi mau sayang atau apapun. Karena bagi Brian itu biasa dan Naomi juga terbiasa mendengarnya.

Naomi juga merupakan salah satu Dokter ahli bedah di rumah sakit yang sama dengan Brian. Namun lebih senior Brian. Karena Naomi baru menjadi Dokter di rumah sakit tersebut 2 tahun belakangan ini.

**********

Brian dan Naomi berangkat ke rumah sakit bersama dan sebelumnya mereka sarapan terlebih dahulu di tempat sarapan mereka biasa.

"Jangan handphone terus Brian. Kamu sarapan dulu," ucap Naomi yang mengambil handphone Brian. Karena sejak tadi Brian terus bermain ponsel.

"Iya-iya," sahut Brian.

"Kamu ini ya. Selalu mengingatkan pasien untuk selalu fokus makan dan tidak boleh main handphone. Kamu aja sendiri main handphone terus," ucap Naomi yang mulai mengoceh Brian karena Brian yang tidak mendengarkannya.

"Iyaaa Naomi bawel," ucap Brian dengan menghela napasnya.

"Ya sudah makan lagi!" tegas Naomi yang selalu harus keras dengan Brian dan Brian sudah biasa mendapatkan omelen Naomi.

Di tengah Naomi dan Brian yang sarapan. Tiba-tiba ada 2 orang wanita yang menghampiri mereka berdua.

"Brian, Naomi!" sapa salah satu wanita cantik itu.

"Anju, Rachel," sahut Naomi tersenyum menyapa 2 temannya itu.

"Kalian mau sarapan juga?" tanya Brian.

"Iya. Kita mau sarapan," sahut Rachel.

"Ya sudah ayo duduk. Anju kamu duduk sini!" sahut Brian yang menarik kursi untuk Anju.

"Thanks," sahut Anju.

"Huhhh, giliran Anju aja di persilahkan. Akunya tidak!" protes Rachel.

"Anju single dan tidak masalah. Kalau kamu sudah punya pujaan hati," jawab Brian dengan mengedipkan matanya.

Anju hanya tersenyum saja. Sementara Naomi geleng-geleng kepala.

"Kalian berdua pesan apa. Biar aku yang pesankan," sahut Brian.

"Udah nggak usah sok baik," sahut Rachel.

"Aku itu baik Rachel. Memang aku tidak baik apa," sahut Brian.

"Iya saking baiknya semua cewek jadi baper dan pada minta kepastian!" Sambar Anju.

"Ehmmm, kayaknya ada juga nih yang minta kepastian," sindir Rachel.

Brian hanya mendengus mendengarnya. Sementara Anju jadi canggung. Secara tidak langsung dia meminta kode. Sementara Naomi hanya datar saja menanggapi pembicaraan itu.

"Hmmm aku ke toilet sebentar ya," ucap Rachel tiba-tiba.

"Sekalian aku juga," sahut Naomi.

"Baiklah ayo!" ajak Rachel yang berdiri dari tempat duduknya.

"Jangan lama-lama," ucap Brian.

"Kenapa memangnya?" tanya Naomi.

"Nanti ku tinggal!" ucap Brian yang tadi pergi bersama Naomi. Jadi kalau lama-lama Brian akan meninggalkan Naomi.

"Orang ada Rachel kok. Jadi pergi aja kalau mau pergi," jawab Naomi dengan santai. Membuat Rachel tersenyum. Brian hanya berdecak kesal. Rachel dan Naomi pun langsung pergi.

"Udah makan. Jangan sensi-sensi mulu. Entar darah tinggi," ucap Anju mengingatkan. Brian pun makan kembali bersama dengan Anju.

Anju adalah teman Brian juga. Teman sejak SMA dan mereka kuliah kedokteran bersama-sama. Sampai mereka lulus. Brian dan Anju hanya beda satu tahun saja. Anju sudah menginjak 26 tahun. Anju dan Brian bertemu saat di SMA yang sama-sama satu sekolah dan setelah lulus SMA mereka menempuh pendidikan di universitas yang sama dan mengambil jurusan ke Dokteran.

Anju anak yang ceplas-ceplos. Sama aja dengan Brian sebenarnya. Ke-2nya tampak tidak pernah serius. Bicara selalu suka-suka dan kelihatan di antara keduanya tidak pernah saling sakit hati. Walau Anju termasuk wanita yang moodnya suka berubah-ubah. Walau begitu kalau sudah serius Anju lumayan ngeri.

Pertemanan mereka sampai sekarang terjaga. Walau isu-isu di rumah sakit sering mengatakan Brian dan Anju punya hubungan yang spesial. Namun isi itu belum terbukti sampai sekarang. Karena memang Brian ke semua orang juga suka dan dekat kesemua orang dan Anju belum menjadi pacar resminya.

Anju anak dari Anna Fariza Citra Maya Chandra dan Athar Kajiel. Seorang anak pengusaha dari merek terkenal dari brand glossy. CEO Tampa di antara 2 wanita. Novel Anna dan Athar dan Anju anak mereka satu-satunya.

Sementara Rachel juga sahabat Anju, Naomi dan juga Brian. Anju dan Brian mengenal Rachel saat Rachel adalah junior mereka saat pelatihan di rumah sakit. Rachel sama dengan Naomi yang sama-sama berusia 24 tahun dan baru bekerja di rumah sakit tersebut 2 tahun belakangan ini.

Tetapi di antara Anju, Brian dan Naomi. Rachel ini tidak single. Tetapi pacarnya juga tidak ada kayanya. Namun dia menunggu seseorang.

Pernah janji untuk membuatkan kisah Azka dan Rachel dalam Istri Sholeh Milik Tuan Pemarah. Jadi di buat di sini saja ya. Azka dan Rachel yang terpisah saat lulus SMA dan sampai detik ini Rachel tidak membuka pintu hati untuk siapa-siapa karena menunggu imamnya. Azka yang masih di Luar Negri.

Bersambung

Episode 3 Mengajak makan malam

Rumah sakit Medical. Aktivitas di rumah sakit seperti biasanya. Banyak Dokter yang berlewatan, ada perawat atau Suster yang mondar mandir. Banyak juga pasien dan keluarga pasien yang banyak menunggu.

Suara ambulance pasti terdengar. Baik yang datang maupun yang keluar dari rumah sakit. Kegiatan sehari-hari yang sudah terbiasa terlihat ada yang pulang karena sudah sembuh dan ada juga yang pulang tanpa bernapas.

Anju sebagai Dokter bedah saraf yang keluar dari ruang operasi dan mencuci tangannya di wastafel. Seperti biasa setelah operasi harus mencuci tangan dan juga membuka pakaiannya sebelumnya.

Tidak lama keluar juga juga Brian dan masuk kedalam ruangan yang khusus untuk mencuci tangan bagi Dokter yang selesai Operasi. Brian juga kelihatannya baru selesai operasi.

"Lancar operasinya?" tanya Brian dengan melihat ke arah Anju.

"Lancar," jawab Anju yang tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Bagaimana dengan kamu?" tanya Anju pada Brian.

"Lancar juga," sahut Brian. "Tidak ada hari tanpa Operasi," keluh Brian yang bersandar pada dingding wastafel sehingga berhadapan dengan Anju.

"Bukannya profesi Dokter seperti itu dan kamu sendiri yang memilihnya. Mama kamu seorang Dokter dan dari kecil kamu sudah tidak asing dengan dokter dan pengetahuan tentang Dokter. Jadi melihat mama kamu. Kamu pasti sudah tau ini lah resiko menjadi Dokter," ucap Anju.

Huhhhhhh......

Brian menghela napasnya perlahan kedepan dan terlihat sangat lelah.

"Nanti malam makan malam!" ajak Brian tiba-tiba. Brian memang random. Barusan mengeluh dan lelah sekarang sudah mengajak untuk makan malam saja.

"Aku ada shif malam," jawab Anju.

"Aku ngajak kamu makan malam. Bukan jam 10 malam. Jadi tidak ada hubungannya dengan shif," ucap Brian yang tau jika Anju hanya alasan saja.

"Ayolah Anju. Nanti aku ajak orang lain kamu ngambek. Sekarang di ajak alasannya banyak," ucap Brian yang sepertinya Anju sudah biasa ngambek.

"Oke!" sahut Anju mengambil tisu dan melap tangannya. "Tapi awas ya kalau kamu ingkar janji," ucap Anju yang sepertinya menjadi langganan Brian dalam ingkar janji.

"Kapan aku ingkar janji," sahut Brian yang tidak pernah mau mengakui kesalahannya.

"Gitu kalau sudah menjadi hobi. Jadi nggak ingat kapan, saking seringnya ingkar janji," ucap Anju dengan kesal yang memercikkan air ke wajah Brian membuat Brian memejamkan matanya.

"Isss dasar tukang ingkar janji!" desis Anju yang langsung pergi.

"Anju kau itu!" geram Brian yang jadi basah. Namun Brian mendengus dengan menyinggung senyumnya yang geleng-geleng kepala melihat kesalnya Anju.

"Katanya ingat janji tapi masih mau di ajak makan malam. Anju- Anju kamu itu benar-benar," gumam Brian dengan geleng-geleng kepala. Tiba-tiba saja dia begitu gemes dengan Anju yang tidak tau kenapa apa yang membuatnya sangat gemas.

*********

Naomi berada di ruangan salah satu pasien yang sedang memeriksa pasien gadis cantik yang sedang menulis di bindernya.

"Dokter Naomi di mana Dokter Brian?" tanya Aliyah pada Naomi.

"Lagi operasi," jawab Naomi.

"Kenapa bukan dia yang memeriksa ku?" tanya gadis itu.

"Aliyah semua Dokter itu sama. Apa jika saya yang memeriksa kamu akan berbeda?" tanya Naomi tanpa melihat Aliyah. Karena Naomi sibuk dengan pekerjaannya.

"Tidak sih sama saja. Hanya saja. Jika Dokter Brian yang memeriksa pasti dia akan merayuku," sahut Aliyah dengan senyum-senyum membuat Naomi juga ikut tersenyum.

"Awas termakan omongannya. Nanti kamu menjadi korbannya," ucap Naomi dengan becandaanya.

"Tidak apa-apa menjadi korbannya. Kalau bisa melihatnya setiap hari," ucap Aliyah membuat Naomi hanya tersenyum saja.

"Dokter Naomi juga sangat baik. Dokter yang lembut. Makasih Dokter sudah merawat saya di sini," ucap Aliya. Naomi hanya mengangguk saja dengan ucapan tulus dari pasiennya itu.

"Oh iya apa Dokter punya pacar?" tanya Aliyah

Naomi hanya tersenyum saja mendengar pertanyaan Aliyah. Aliyah lumayan banyak bertanya. Tadi menanyakan Brian yang sudah menjadi idolanya dan sekarang bertanya apa Aliyah punya pacar atau tidak.

"Senyum Dokter menggambarkan. Jika Dokter punya pacar," ucap Aliyah menduga-duga dengan pemikirannya dari melihat ekspresi Naomi.

"Apa pacar Dokter tampan?" tanya Naomi yang benar-benar sangat kepo.

"Pasti sangat tampan. Karena Dokter juga cantik," Aliya menjawab sendiri pertanyaan.

Naomi hanya tersenyum setiap apa yang di katakan Aliyah kepadanya dan bahkan tidak di tanggapinya sama sekali.

"Kamu istirahat ya Aliya. Jangan tidur kelamaan," ucap Naomi dengan tersenyum yang sudah menyelesaikan pekerjaan memeriksa Aliyah.

"Saya permisi dulu!" ucap Naomi. Namun tangannya di stop Aliya.

"Dokter tidak mengatakan apa-apa tentang kekasih Dokter," ucap Aliyah yang masih kepo.

"Dia mirip seperti kamu dan dia sudah bahagia," ucap Naomi yang membuat Aliya bingung dengan dahinya yang mengkerut. Naomi menurunkan tangan Aliya dan Naomi langsung keluar dari ruangan Aliya.

"Aneh sekali. Apa kekasihnya mirip wajahnya denganku dan katanya dia sudah bahagia. Lalu apa Dokter Naomi tidak bahagia," gumam Aliya yang bertanya-tanya.

"Arghhh sudahlah kenapa juga aku harus memikirkan hal itu," ucapnya yang tidak mau ambil pusing.

Naomi adalah pasien rumah sakit yang keluar masuk di rumah sakit tersebut. Aliyah mengalami penyakit jantung. Aliyah saking seringnya di rumah sakit itu sudah mengenal semua orang-orang yang ada di sana. Ada beberapa Dokter yang di kenalnya dan juga ada beberapa pewarta yang di kenalnya.

*********

Mobil Anju berhenti di depan rumahnya. Dia pulang sore karena nanti malam mau makan malam dengan Brian. Jadi pulang dari makan malam baru Anju kembali ke rumah sakit.

"Assalamualaikum!" sapa Anju.

"Walaikum salam!" sahut ke-2 orangtuanya yang ada di ruang tamu. Anna dan Athar.

"Mama, papa," sahut Anju yang menghampiri orang tuanya dan mencium punggung tangan orang tuanya secara bergantian.

"Sayang kamu baru pulang?" tanya Anna.

"Hmmm, iya mah sangat melelahkan dan nanti malam akan kembali lagi kerumah sakit. Anju ada shift malam," jawab Anju.

"Ya sudah kamu istirahat aja. Biar nanti malam kerjanya tidak ngantuk," sahut Athar.

"Tapi nanti malam Anju dan Brian mau makan malam," jawab Anju.

"Brian! Sudah lama dia tidak main Kerumah ini," ucap Anna.

"Ya biasalah mah. Namanya juga Brian sibuk," jawab Anju.

"Lalu kamu sendiri bagaimana hubungan kamu dengan Brian?" tanya Athar.

"Hubungan apa sih pah. Jangan seperti orang-orang di rumah sakit deh," sahut Anju yang malas. Jika membahas masalahnya dengan Brian.

"Kamu dan Brian sama-sama saling menyukai. Lalu kenapa tidak mencoba untuk serius," ucap Anna memberi saran.

"Anju tidak bisa menjadi penentunya jika satu pihaknya belum mengarah ke arah sana," sahut Anju.

"Apa perlu papa bicara pada Brian untuk hubungan kalian agar lebih serius?" tanya Athar yang ingin bertindak. Karena tidak mau anaknya di gantungi.

"Ihhhh papa jangan. Anju yang malu nantinya. Sudahlah biarkan saja Brian dan Anju seperti ini. Kita berdua Happy menjalaninya dan lagian Anju juga belum mau untuk menikah. Nanti dulu pah," sahut Anju yang tidak mau orang tuanya ikut campur dengan masalah pribadinya.

"Tidak harus menikah Anju. Paling tidak kamu dan Brian mempunyai hubungan yang jelas. Status jelas. Kalau memang pacaran. Ya pacaran. Karena Brian semua orang di anggap dekat dan itu artinya kamu saja dengan temannya yang lain tidak ada yang Tidak ada yang special," ucap Anna mengingatkan.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!