"Bunga apa kamu tidak menimbang apa yang ayah ucapkan? Pikirkan dengan baik apa yang sudah kau putuskan, terlalu cepat kau mengambil keputusan hidup yang hanya mengulas sesaat pada lelaki itu."
geram Banu pada anak gadis nya yang terus meminta ijin untuk menikah dengan lelaki pilihan nya, tanpa memperdulikan asal usul lelaki itu.
"Kau sudah ayah nasehati, melarang tapi kalau tetap bergeming dengan keputusan yang tidak seharus nya kau pilih nak, pikirkan sebelum terlambat."
gadis itu tetap tidak menjawab apa yang ayah nya tanya dan ucapkan, segala nasehat sudah di hanturkan dari halus hingga penekanan.
Bunga hanya memandang ayah nya yang sedari tadi berbicara dengan nya dengan jenuh agar segera selesai obrolan dengan ayah tercinta.
"sudah ayah biarkan bunga memilih nanti nya bunga sendiri yang menjalani hari hari bunga dengan nya, yah. Tolong kali ini saja ayah menyetujui apa yang bunga inginkan, selama ini bunga selalu menuruti apa kehendak ayah sampai jadilah anak ayah seperti ini."
Bunga memohon dengan wajah memelas pada ayah nya, menatap dengan tatapan harapan supaya Banu tidak lagi mengclaim diri nya salah mengambil keputusan. Bunga terus menatap ayah nya hingga akhir nya Banu malas berdebat dengan anak keras kepala nya, anak yang selalu Ia banggakan, anak kesayangan nya. Pergi begitu saja meninggalkan Bunga sendiri di ruang keluarga.
bunga menarik nafas panjang memandang sang ayah pergi berlalu tanpa melihat dirinya dan tidak berkata apa apa, bunga tau sang ayah sangatlah kecewa.
tapi bunga sendiri tidak tau harus bagaimana.
Pagi datang bunga segera bangun dari tempat tidur berbegas mandi dengan malas karena mengingat perdebatan dengan ayah nya, membayangkan bertemu sang ayah di meja makan untuk sarapan.
"Oh bisakah waktu berlalu tanpa harus melihat ayah yang tak menatap ku", bunga berbicara dalam hati sambil bermake-up ringan, sampai suara Ratna terdengar memanggil nya.
"Nak cepatlah turun sarapan, sudah jam 7 jangan sampai tidak sarapan dirimu."
"sebentar lagi bunga turun Bu, tunggu"
Saut bunga dari dalam kamar.
"Jangan terlalu keras yah dengan Bunga hari hari nya ceria karena ayah selalu mempedulikan nya, tanpa berdiam tidak menyapa nya" tegur Ratna pada suami nya.
"biar dia bisa berfikir apa yang di pilih nya benar atau tidak, dia sudah masuk fase membangun jati diri nya memilih siapa yang baik dan tidak baik untuk berdampingan, teman atau pasangan"
jawaban Banu membuat adik adik bunga diam di atas meja makan.
Bunga turun dengan takut melihat ayah nya, menyapa ke adik adik nya juga ayah,
"Pagi ayah, Ibu, Caca, Tora"
adik adik nya tersenyum menjawab sapaan kakak nya
"pagi ka, ibu masak nasi goreng kesukaan Kakak pagi ini", Tora udah nambah loh ka.
Bunga tersenyum ke Tora.
"Ibu, boleh kah bunga sarapan di kantor ? Bunga ada janji pagi ini, takut kesiangan bu"
"makan lah dulu nak sedikit nanti kalau sudah di kantor pasti lupa makan, habiskan susu mu nak"
Berhari hari sudah banu tetap diam tidak seperti biasa nya, bunga terus mencari cara untuk berdamai dengan ayah, sampai nya di kantor bunga tak sampai hati berdiam terlalu lama dengan banu, mengambil ponsel mengirimkan pesan teks ke pada ayahnya.
"maafkan bunga ayah, bunga tidak tau harus berbuat apa supaya ayah tidak lagi diam padaku,"
Tak ada balasan apapun dari banu untuk anak perempuan nya itu, berharap bunga bisa mengerti dengan larangan yang di berikan nya, sayang jiwa muda bergerak dengan pilihan.
Hari hari mereka bertemu tanpa sapa dan obrolan, hanya menatap malas pada bunga, begitu sebaliknya bunga yang takut untuk menyapa banu, tapi tetap memperhatikan setiap gerak dan ucapan sang ayah.
Akhir pekan pun tiba, Banu mengajak keluarga kecil nya menghabiskan waktu berlibur singkat ke villa yang mereka miliki memakan waktu 3 jam perjalanan dari keramaian ibu kota.
tiba di villa mereka sibuk dengan mempersiapkan segala yang di bawa dari rumah.
Bunga memberanikan diri duduk di dekat Banu mencurahkan segala isi hati nya selama di diamkan sang ayah, "ayah maafkan aku, aku tak bisa di diamkan begitu lama seperti sekarang, aku tak pernah ayah biarkan sendiri sejak kecil, maafkan bunga ayah"
Banu menatap anak perempuan nya yang menanggis terguguh sudah tak bisa membendung rasa sedihnya.
"Bawalah dia yang kau pilih nak, bawalah dia menemui kami orang tua mu, jika memang benar dia yang kau pilih"
Hati bunga bergetar dengan ucapan banu, "terima kasih ayah, maafkan bunga ayah".
Banu pun memeluk Bunga yang selalu Ia rindukan masa tumbuh kembang nya sejak terlahir sampai kini tumbuh menjadi gadis cantik yang dewasa.
"ayah, kita mau jalan jalan kebun teh nih ayah, ka bunga mau ikut tidak ?" Caca memanggil ayah dan Kakak nya. Supaya tidak terlalu larut dalam suasana gemetar untuk kakak nya.
"kita bergabung dengan ibu dan adik adik mu."
"Kau baik baik saja ka ?" Caca melihat kakak nya begitu murung
"kalau kakak butuh waktu sendiri tidak apa, jangan memaksakan diri selalu ceria di depan umum, tidak baik ka, "caca yang tau kalau kakak nya sedang sibuk memikirkan segala sesuatu yang menjadi pertentangan dari ayah nya.
"Ayah jarang sering melarang mu ka, apapun itu keputusan nya, bahkan kami iri ka kau selalu di puji nya karena prestasi dan sesolekan dirimu. kau selalu di banggakan nya dimanapun itu"
Bunga menatap adik perempuan nya sesaat, tanpa berkata apapun, tapi hati dan pikiran nya masih terus bertanya ada apa dengan ayah nya walau sudah mengantongi ijin dari banu.
"istirahat lah ka di villa, agar kau lebih baik nanti kau butuh waktu sendiri, tenangkan hati mu jangan terlalu banyak bertanya, biar aku yang memberi alasan pada mereka untuk kau beristirahat, Caca pergi bergabung dengan adik, ayah dan ibu nya."
Mereka berlalu pergi dan bunga sendiri di villa merenungkan semua, ada hati senang atas ijin dari sang ayah, tapi bunga pun masih bertanya tanya ada apa dengan ayah nya.
...****************...
Pesan teks di terima bunga, "ayang apa semua baik baik saja ? Apa yang membuat mu tidak memberi kabar beberapa hari ini" pesan dari Chandra di baca bunga, tak langsung membalas pesan teks itu, bunga terus menatap pada layar ponsel nya.
"aku baik baik saja, terlalu banyak pekerjaan dan akhir pekan ini kami sekeluarga pergi ke villa ayah chan" sikat balasan bunga, agar semua rasa khawatir nya tidak menjadi bahan perdebatan antara pasang kekasih.
"kabari aku kalau sudah sampai jakarta ya, bunga jaga kesehatan mu"
Bunga duduk di ujung ranjang menatap kosong entah mau menghabiskan waktu nya untuk kegiatan apa, karena kegelisahan nya membuat nya malas.
seperti ada yang hilang dari diri bunga, kehilangan sosok ceria sang ayah.
"Oh Tuhan, Jika memang yang ku pilih salah tolong tunjukkan apapun itu cara nya".
rintih hari bunga menatap langit langit kamar yang sendiri dia rasakan, hari menjelang sore melamun, sampai ayah ibu dan adik adik nya kembali ke villa.
Ratna datang ke kamar bunga membawakan susu hangat, karena tau sang anak tidak mencolek makanan yang Ia siapkan siang tadi, "minum lah nak jangan terlalu gelisah, berdoa mintalah petunjuk pada Tuhan atas keputusan mu. Ibu mau siapkan makan malam dulu, nanti turun lah makan bersama."
bunga menanar memandang sang ibu yang berlalu keluar dari kamar nya.
"Sudah siap semua?" tanya Ratna pada anak anak nya, kita pulang hari ini. Jangan sampai ada yang tertinggal ya, bunga lebih dulu siap dengan segala yang di bawa nya, seperti liburan yang tidak menarik untuk bunga dengan kondisi hati yang gelisah.
Bunga tak lagi ngobrol dengan siapapun hanya diam sepanjang perjalan pulang, Tora memecah keheningan bunga, "ka nanti kita mampir ke toko yang biasa kita singgahi yaa, Kakak mau rasa apa ? Tora yang traktir kakak, Tenang."
bunga membalas senyum, " ok deh aku mau coklat 1 aja", bolu kesukaan mereka yang tak boleh absen kalau mampir ke kota hujan, bandung.
Hanya Tora yang bisa membuat bunga menjawab dengan senyuman, tak pernah gagal cara nya membuat mood bunga kembali.
Sampai nya mereka kembali ke ibu kota, bunga sih dalam diam bertanya tanya ada dengan sang kekasih dan ayah nya, tapi tidak ada yang berkomentar sekedar bertanya. ibu dan adik adik nya hanya berusaha membuat hari hari nya kembali ceria seperti biasa.
"Ibu, boleh kah aku berbicara nanti?" Bunga menghampiri Ratna untuk meminta waktu mencurahkan apa yang jadi pertanyaan nya selama sang ayah menentang nya, pasti ada sebab yang tidak langsung di sampaikan.
"boleh nak, istirahat lah dulu nanti ibu akan ke kamar mu jika sudah rapih nak", Ratna menepuk pundak Ratna sambil berlalu
Saat semua kembali dengan aktifasi masing masing, bunga hanya di kamar dengan lamunan nya, tak ingin membuang waktu dengan perasaan yang tidak tau sampai dimana kegelisahan nya.
Bunga mengambil ponsel mengirim pesan teks untuk Chandra memberi kabar "aku sudah dirumah, aku istirahat dulu ya Chandra nanti kita bicara" bunga menyandarkan kepala nya pada bantal hingga akhir nya terlelap sampai waktu sore.
Ratna yang melihat dari depan pintu kamar hanya tersenyum tidak mau membangunkan bunga dari tidur nya, "pasti ia lelah memikirkan nya" Ratna berbicara sendiri.
Hingga malam pun tiba semua hidangan makan malam sudah siap di meja makan, adik adik bunga sudah berbegas duduk dan menunggu sang ayah juga bunga, "ibu wangi sekali ayam mentega nya" Tora membuka percakapan antara mereka yang hening sejak sampai rumah tadi, mereka khawatir pada bunga yang tak keluar dari tadi.
Tora panggil kakak mu Bunga, ajak makan bersama atau kau ambilkan untuk nya temani ia. baik Bu, Tora temani Kakak makan di atas, tora siapkan dulu ya.
Tak butuh waktu lama Tora pun sudah sampai di depan kamar Bunga, "ka.. Ayo makan temani aku makan di balkon, aku mau makan disana" bunga dengan malas membuka pintu kamar, berjalan di belakang Tora.
"Tumben sekali mau makan di balkon tor, kau baik baik saja ?" Tanya bunga pada Tora .
"aku baik baik saja ka, kakak yang sedang tidak baik baik saja ada apa dengan mu ?"
Tora tidak tahan melihat bunga akhir nya bertanya dengan terus terang.
"Kau tau seberapa lekat nya aku dengan ayah tor ? Sedih rasa nya ketika ayah tidak menyetujui apa yang ku pilih saat ini", tanpa alasan tor.
"Aku bagai hilang arah dimana biasa aku bersandar, bercerita seketika hening di bawa kecewa yang aku sendiri tidak mengerti itu kenapa". Tatapan bunga lurus tanpa memandang jauh, relung hati nya tak bisa di bohongi, semua mengerti itu.
"aku mengerti perasaan mu ka, aku sendiri juga tidak tau alasan kenapa ayah seperti itu, tapi kau pasti ingat ka bagaimana ayah selalu mendidik kita anak anak nya, tidak semua hal harus selalu di jelaskan alasan nya, bahkan kau lebih mengerti ka bagaimana karakter ayah. Kita di tuntut mencari jawaban dari apa yang ia perintahkan, ajarkan. Ayah tidak meninggalkan kita begitu saja ka".
"tenangkan dirimu, kau punya waktu mencari tau apa alasan ayah seperti itu".
Sedikit kelegaan di hati bunga dengan jawaban sang adik laki-laki nya, seulas senyum terbit dari bibir bunga, yang membuat Tora senang.
"kalau senyum kan bagus ka, tidak tegang gituu loh", Tora memeluk bunga
"semua pasti baik baik saja ka, percayalah ayah tidak membiarkan kita salah ambil keputusan apalagi dirimu yang selalu beliau jaga seperti berlian".
...****************...
Ratna melihat kembali ke kamar bunga dengan khawatir menelisik sang anak apa sudah membaik, karena Tora tidak memberi cerita pada ibu nya apa yang mereka perbincangkan.
Memang tora rese deh... Buat penasaran ibu nya aja.
"Hai anak cantik ibu, apa ibu boleh masuk nak ?" sambil melihat dalam kamar bunga yang tidak tertutup rapat.
"boleh ibu, masuk lah bu. Bunga tunggu ibu dari tadi, terima kasih ibu ayam mentega nya bunga suka sekali".
Ratna senang ternyata Bunga sudah mau makan.
"Apa yang membuat mu gelisah nak ? Beberapa hari ibu lihat kau selalu diam seperti berfikir tapi tidak tau jawaban nya, ceritakan pada ibu nak".
"Ibuu.... Bunga bingung dengan sikap ayah tidak berterus terang dengan kalimat yang ayah ucapkan, ayah menentang hubungan Bunga dan Chandra tapi ayah tidak memberi tahu alasan apa yang membuat nya seperti itu Bu, Bunga baru meminta ijin untuk berhubungan belum untuk menikah bu, tapi ayah berfikir sudah sejauh itu".
Keluh Bunga pada Ratna, menumpahkan segala isi hati nya berhari hari setelah percakapan dengan sang ayah, sedikit membuat nya lega dengan meluapkannya
"Nak, kamu tau ayah mu terkadang tidak masuk di akal fikir manusia, ayah sama seperti mu memiliki indra yang berbeda dengan kita manusia biasa, rasa khawatir ayah sangat besar pada mu, apalagi kamu selalu istimewa di mata nya, tidak ada satupun orang tua yang mau anak nya susah nak, sampai di bagian bagian kecil hidup anak nya, kalau memang niat mu baik berdoalah pada Tuhan nak mintalah apa yang menjadi kesukaran mu, Bersyukur atas Hikmat dan Nikmat yang Ia berikan. kau lupa nak tidak ada yang mustahil bagi Sang Pencipta".
Nasehat Ratna di simak bunga dengan sesama sekarang bunga mengerti dengan ke khawatiran sang ayah pada nya.
Gadis itu memeluk sang ibu, hangat dalam dekapan peluk ibu dalam lena yang andai bisa seperti masa kecil.
"Terima kasih ibu bunga mengerti tidak terlalu khawatir seperti kemarin".
"Ayah tidak akan marah jika benar, karakter ayah sama dengan mu, maka mengerti lah dia seperti mengerti dirimu nak ibu tidak akan melarang selama itu baik untuk mu sama dengan ayah mu".
...****************...
"Helen...."
Panggil bunga dari lorong ruang kantor nya, teman yang begitu akrab pada nya.
"Heboh deh masih pagi udah teriak aja nga, kenapa? Sarapan Ayuk aku mau ke kantin ke pagian nih sampai nya nanti kita meeting jam delapan OMG!".
Tanpa ba-bi-bu bunga pun mengangguk setuju untuk ke kantin, perut yang keroncongan ngak akan bisa membantu aktifitas nya dengan baik.
"Aku mau coklat panas aku kira telat tadi jalan Len, udah lari lari dari halte, ada apa ya tumben banget meeting internal pagi banget jam jam yang banyak godaan nya".
"Itu loh nga, ada rotasi pegawai kepala bagian keuangan mau di rotasi ke daerah dan kita dapet kepala bagian keuangan baru kata nya ih engak banget gosip nya, kamu sekertaris ngak update berita". Helen dengan gaya comel nya memberi penjelasan pada teman nya itu.
"oh jadi!!! kasian ya pak jati jadi pindah jauh, jauh dari istri dan anak juga deh, aku tau sudah lama Helen tapi ya tau kan aku engak ambil pusing. Konon cerita yang kamu tau itu juga aku ngerti kenapa. Kepala bagian keuangan yang mau di sini abis ke sandung kasus, nanti jam satu bos bos mau rapat juga sama pimpinan tertinggi membahas tentang rotasi pegawai, aku mau keluar cari cemilan toples buat bu bos Len, mau ikut ?".
Tak menunggu lama helen pun mengangguk kepala tanda menjawab mau ikut.
ih wanita kalo udah ketemu gosip panjang ya say, gak mau kalah berita up to date.
"Nga, kamu gimana sama cancan itu yang kemarin sering kirim food untuk kamu?"
"Masih Len, baik baik aja semoga ada jalan baik nya ya, aku baru mengenal nya masih panjang jalan nya nih".
Helen yang hobby bercerita mengalihkan rasa khawatir bunga tentang peringatan dan tentangan ayah nya.
Mereka memang hobby bercerita tukar berita dan nasehat, paling rajin ngomong Helen ngak pernah abis ide buat buka topik bahasan nya.
ke istimewaan tersendiri untuk Bunga punya temen seperti Helen, sebenar nya helen adalah anak yang di adopsi banu dan di rawat juga di sekolahan bareng bunga, ke deketan nya tidak di ragukan bagai pinang susah di belah belah.
...****************...
"aku nanti jemput ya bunga" pesan teks di baca bunga segera membalas nya "oke Chand aku pulang jam tujuh malam nanti,masih ada pekerjaan yang harus selesai malam ini".
Akhir nya jam pulang pun datang ingin rasa nya cepat sampai rumah lalu berbaring dengan nyaman setelah seharian penuh bekerja.
ponsel bunga berdering telepon Chandra sudah menunggu di lobby kantor untuk menjemput nya.
"Halo bunga, aku sudah di lobi Ayuk pulang sudah malam"
bunga langsung berbegas mengakhiri hari bekerja nya dengan absen pulang dan pergi ke lobby.
"Kita langsung pulang aja ya Chand aku lelah sekali rasa nya"
pinta bunga dengan lesu, hati dan pikiran nya masih mencari jawaban atas apa yang ayah nya sampaikan dan nasehat nasehat yang di dapati dari ibu dan adik nya
"oke kita pulang ya, nanti langsung istirahat".
Sampai rumah bunga menawarkan Chandra untuk mampir tapi karena hari sudah malam Chandra urung niat untuk mampir,
"aku langsung pulang aja bunga, sudah malam tidak enak dengan om tante".
"hati hati di jalan Chand kabari kalau sudah sampai ya".
Chandra memang selalu berusaha menghindari kontak langsung ke orang tua gadis itu dengan senyap selalu menolak jika di atas singgah walau hanya sekedar ngeteh, setelah Chandra tak terlihat di ujung jalan bunga langsung masuk, sepi tak ada suara di dalam rumah, bunga langsung masuk ke kamar.
dengan jalan gontai setelah mandi bunga membayangkan bisa langsung terlelap tidur tapi sayang seperti ada hati mengganjal tidak tau ada apa, mata nya awas mengitari sudut ruang yang tidak ada apa apa disana.
sudah hampir satu tahun insting batin yang bunga sendiri tidak mengerti kenapa, seperti berkata tapi tanpa kata. Nahlooo gimana itu, dia selalu berusaha melawan jika memang di rasanya negatif.
"Tuhan kira nya Engkau selalu menyertai dan melindungi mereka yang ku sayangi",
Doa bunga di panjatkan dengan tulus setiap ada rasa di hati nya yang mengganjal tanpa sebab.
Bunga berbaring dengan nyaman di tempat tidur nya dengan menatap langit langit kamar nya, membayangkan hari esok pasti damai, hingga mata nya terpejam lebih cepat karena sudah terlalu lelah bekerja seharian.
Pagi hari nya Bunga duduk di meja makan dengan ibu dan adik adik nya, tidak mendapati pandangan sosok ayah nya yang selalu mengutamakan sarapan bersama
"Bu ayah dimana?" tanya bunga sambil mengedarkan mata nya mencari sang ayah.
"Ayah pergi keluar kota berjalanan bisnis nak, pagi sekali sudah berangkat, cepatlah sarapan nanti kalian terlambat".
Rutinitas sehari-hari yang tidak pernah habis di jalanin selalu berulang setiap hari nya tapi bunga tidak merasa bosan dengan keseharian nya, selalu membuat dunia nya selalu nyaman.
...****************...
Hari ini Bunga di ajak Chandra untuk pergi sekedar makan malam bersama, setelah pulang kerja. Bunga langsung memberi kabar pada ibu nya lewat telfon
"halo ibu, bu bunga nanti pulang telat, Bunga mau bertemu Chandra pulang kerja nanti"
"oke nak, jangan terlalu larut pulang nya, beri kabar ibu apapun itu, jangan mematikan ponsel mu".
Mereka memilih cafe tempat favorit Bunga supaya Bunga nyaman, Chandra pun mengerti ada sesuatu yang tidak biasa sedang di alami gadis itu, masih dalam hening bunga melamun memikirkan nasehat dari ibu dan adik nya, memang tidak mudah untuk bunga jalani setidak nya masih bisa di mengerti alasan nya kenapa ayah seperti itu.
"Kok melamun nga, ada yang kamu pikirkan atau menganggu mu ? Chandra membuka obrolan mereka, "tidak Chand, aku hanya lelah banyak sekali pekerjaan ku tadi"
"ceritalah kalau mau bercerita tidak baik memendam sendiri mungkin aku bisa membantu mu"
tidak menyerah Chandra untuk membuat bunga berbicara menceritakan apa yang menjadi kekhawatiran nya, sayang bunga masih belum nyaman untuk bercerita banyak pada kekasih nya.
Bunga bukan orang yang bisa menyimpan raut wajah, semua natural sesuai perasaan dan pikiran nya. Alih alih lelah bekerja masih bisa di terima oleh Chandra.
"Gimana Pekerjaan mu Chand, apa berjalan baik ? Maafkan aku yang sibuk beberapa waktu belakangan ini ya..."
Chandra tersenyum menatap bunga
"Its okey sayang, semua baik baik saja. Aku lagi banyak waktu luang beberapa waktu ini"
Makanan yang mereka pesan sudah di hidangkan oleh pelayan di meja yang mereka duduki, mereka makan dengan hikmat dan hening, menikmati setiap suapan yang ada sampai habis.
"Beberapa hari kedepan aku akan pergi dinas dari kantor, nanti kalau aku luang aku beri kabar ya Chand, aku akan pulang akhir pekan".
"Iya sayang, beri kabar kapan pun kamu mau pada ku, aku tidak masalah untuk itu, apa kamu mau aku antar sampai bandara ?"
"oh tidak Chand aku pergi bersama rekan kerja ku saja' pulang yuk Chand nanti ibu khawatir menunggu ku dirumah".
Chandra mengantar bunga sampai ambang pintu pagar rumah, seperti biasa tidak akan mengindahkan kalau di ajak mampir walau sebentar.
"langsung beristirahat jangan sampai kurang tidur mu ya, aku pamit pulang Bunga salam untuk tante".
bunga hanya tersenyum memandang chandra yang berlalu pergi pulang, tapi hati nya bertanya kenapa tidak pernah mau untuk singgah cuma menyapa sang ibu.
Di dalam kamar bunga sibuk dengan ponsel nya mencari tau tentang Chandra lewat media sosial yang bukan lagi hal sulit mencari informasi, sampai bunga pun tertidur pulas hingga pagi menjelang.
Setiap waktu kosong bunga selalu mencari tau tidak melewatkan informasi yang dia dapat di media sosial tentang seorang Chandra yang baru saja ia terima sebagai kekasih nya.
Hingga bunga mendapat sebuah foto begitu banyak komentar dari teman teman Chandra yang membuat bunga penasaran, tak lama bunga membuka dan membaca satu persatu setiap foto dan isi komentar yang ada sesuatu yang menjadi hati semakin penasaran.
"Apa maksud dari setiap foto foto ini ya? seperti hanya moment tertentu yang di abadikan sosial media nya, tapi setiap kolom komentar seperti memberi pujian yang berbeda. lirih bunga dalam hati membuka foto foto chandra yang di share dalam sosial media nya".
Mata Bunga membeliak kaget ketika membuka foto yang di rasa mengenal seseorang di dalam foto tersebut. "Bang Matius? Apa hubungannya dengan Chandra begitu akrab tapi mereka tidak memberi tahu ku, ah sudah lah biarlah mereka".
Chandra seperti aktif dalam suatu kegiatan hingga sekarang padahal usia nya tak lagi remaja, apa yang dia cari di dalam organisasi tersebut, aku risih melihat ini, begitu akrab pada setiap perempuan atau aku tanya saja ya ke Chandra langsung. bunga semakin penasaran sampai gemetar hati nya ingin menanyakan semua yang di lihat dalam sosial media nya.
Bisa emosi aku kalau terus melihat ini, tapi hati ini ingin terus mencari tau siapa Chandra ini apa aku salah menerima nya berada menjadi kekasih ku ?
"Oh Tuhan tolong beri aku petunjuk untuk ini, supaya aku tidak salah memilih, hilangkan lah pikiran negatif yang ada supaya bisa berfikir dan merasakan dengan baik.Amin."
Bunga menarik selimut berlalu tidur dengan rasa penasaran nya yang terus membuat nya ingin terus mencari tau lewat apapun perantara nya.
...****************...
"Pagi anak ibu yang cantik, tumben jam segini baru turun, kamu ngak berangkat kerja nak?"
sambil melihat jam dinding yang menujukan pukul sembilan pagi, Ratna bertanya pada sang anak yang tidak biasa nya keluar kamar hampir di siang hari.
"Hari ini aku berangkat bu, pergi beberapa hari untuk dinas ke keluar kota, sampai nanti hari Jumat kalau tidak ada halangan, aku akan pulang dari Yogyakarta Bu.
Ibu, apa salah aku bertanya ke Chandra tentang aktifitas nya ? Ingin sekali aku bertanya dan tau dari nya langsung Bu"
Ratna menatap bunga dengan penasaran, kegelisan genap di bola mata anak nya yang tidak bisa di bohongi walau kata kata di ucapkan berbohong.
"Apa kau baik baik saja nak? Tidak ada yang salah selama itu untuk kebaikan, hubungan yang yang sehat adalah hubungan yang saling terbuka, jujur dan menerima segala kelebihan juga kekurangan,
Jangan jadikan suatu hubungan untuk mengganggu kesehatan, waktu mu bekerja nak. Sekira nya itu tidak baik ambil lah pilihan".
Tutur Ratna menasehati Bunga yang terlihat tidak bersemangat.
"Ibu tidak mau melarang kau, karena jika di larang maka kau akan semakin menjadi melakukan nya, lakukan sesuai naluri hati mu".
Bunga menyerapi setiap kalimat sang ibu, sambil menikmati roti dan susu coklat kesukaan nya.
"ehemm baik bu, boleh kah bunga terus bertanya pendapat pada ibu untuk apapun itu?"
"Loh kenapa tidak boleh nak, lebih baik kau bertanya supaya kau bisa menentukan pilihan mu, mencari solusi. Suka dan Duka mu ibu akan selalu menemani mu".
****
Setiba nya di Yogyakarta Bunga masih terus mencari tau lewat media sosial, tidak mau terlewar sedikit pun informasi yang ia lihat dan baca.
"Nga, kamu baik baik aja ? Tumben banget main ponsel terus? "
Helen bertanya dengan penasaran karena bunga bukan tipe yang suka dengan ponsel smartphone, dia lebih sibuk membaca dan melukis, sesekali melihat ponsel di waktu senggang tidak sampai Berjam jam lama nya.
senyum kuda di berikan bunga untuk helen, ngak mau ada kecurigaan yang melibatkan sahabat nya.
"aku lagi penasaran sesuatu, maaf ya aku sampai lupa ada kamu Len,,"
"Cari apa sih nga sampe begitu serius nya ? Mau aku bantu mencari nya?"
Helen berusaha memecahkan kesibukan bunga yang sedari di jakarta sampai di Yogyakarta terus dengan ponsel nya.
"Aku mencari tahu tentang Chandra lewat sosial media nya Helen, Rasa Penasaran itu terus mengganggu dari kemarin Len, cuma dari sosial media aku bisa mencari tahu nya".
"Nga, apa kamu tidak mengenal teman, atau siapapun dari Chandra?, sudah bukan hitungan bulan kamu mengenal nya dan menjalin hubungan dengan dia"
Lirik Helen dengan gaya julid mode cewe yang penasaran kok bisa loh.
"Hehehe..... Tidak Helen, tapi aku lihat ada foto yang aku mengenal orang itu, dia Bang Matius teman ku di Gereja Helen, apa aku tanya aja ya sama dia tentang Chandra?"
tarikan nafas helen terdengar oleh bunga dengan kesal natap Bunga rasa uhhhhhh ini perempuan kok bisaaaa loh pacaran ngak kenal seluk beluk nya.
"Kamu tuh kenal dimana sama chandra, kok bisa loh bunga, menjalin kasih tidak tau asal usul dan dimana dia bergaul".
Umpat helen pada bunga yang bikin merinding Bunga bagai ibu tiri lagi meledak, jaman micin masih kaya jaman penjajahan susah mencari informasi orang lain.
"Boleh lah tanya sama teman mu itu bang tius tius itu, dari pada kamu gila cari tau dari sosial media terus Bunga, sampai lupa ada banyak manusia di samping mu".
Salah satu teman yang bersama mereka langsung melirik dengan ngeri melihat Helen sungguh bagai ibu tiri yang mau menerkam mangsa.
"kenapa kalian dari tadi ini lagi helen ngomel terus lagi dateng tamu atau kesambet di tiang bandara tadi"
telisik vandy yang termasuk bagian dari dua gadis itu yang ikut pergi Dinas.
"Kesel Vandy, tau kesel kan? Kok bisa loh tapi ah sudahlah aku juga bingung mau jelasin gimana"
Omel Helen dengan lirikan mengerikan ke Bunga.
"Ah sudahlah ayo kita nikmati waktu luang saja dari pada ngomel terus".
Ajak vandy ke 2 gadis tersebut.
"ikut aku aja ke alun alun Jogja cari wedang jahe disana, jangan ngurung terus di dalam kamar hotel nanti butek otak kita masih banyak kerjaan besok di jemur di matahari".
Mereka menikmati suasana kota Jogja, kota yang selalu di rindukan banyak umat manusia yang pernah datang ke sana dan jadi tempat yang memupuk rasa penasaran pada manusia yang belum pernah kesana. Begituhhhh gaiss
Bunga berusaha membuang rasa penasaran nya dengan menikmati suasana bersama teman teman nya, sibuk ngobrol, berfoto foto, Helen ngak mau ketinggalan semua wajib di foto apapun yang di lihat nya pasti di foto dengan ponsel nya.
Ponsel Bunga berdering, melihat layar ada panggilan yang bertuliskan teks Chandra memanggil.
"halo Chand, kenapa ? Aku lagi di luar bareng teman teman ku"
alih bunga ingin segera mematikan telepon nya,
"tidak apa Bunga, aku hanya mau menelepon saja ya sudah lanjutlah jangan lupa jaga kesehatan mu' bye"
Mendapat telepon rasa penasaran nya kembali muncul, gelisah melanda waktu bunga.
"Nanti saja aku tanyakan ke bang Matius tentang nya. Semoga bisa hilang rasa penasaran ku ini".
Dalam hati bunga berbicara sendiri sambil berlari mengejar kedua teman nya yang sudah berlalu pergi
"Heleeen, Vandy..... ikut....... Tunggu......"
Mereka sering menggunakan waktu kosong dinas nya seperti berwisata tapi tetap jam kerja mereka berriang tempur dengan kegiatan kerja nya.
"Lagi ngapain si dari sibuk sama ponsel aja, kaya ngak ada kegiatan lain yang lebih positif gitu nanti aja kalo mau mengkepo sesuatu, nikmatlah waktu dan moment yang pasti ngak akan dua kali terulang walau di tempat yang sama"
Omelan helen lumayan agak panjang sebab udah mulai jenuh lihat tingkah teman nya yang satu itu.
Bunga hanya tersenyum kuda membalas Helen.sampai waktu menunjukkan hampir jam dua belas malam mereka terpaksa kembali ke penginapan yang mereka sudah pesan.
"Vandy jangan kesiangan nanti aku bangunin kamu aja, mana kunci duplikat nya atau mau tidur di kamar bertiga dan jelas kamu tidur di sofa,"
celoteh Bunga pada teman laki laki nya karena tau susah untuk di bangunin kalo udah tidur.
O"h terima kasih Kanjeng Putri, lebih baik tidur sendiri dari pada dengerin perempuan menjulid sebelum tidur. Merusak kesehatan itu jangan lupa jam 8 ya, bye Girls"
Mereka masuk kamar masing masing, Bunga yang susah tidur masih dengan penasaran nya, berusaha memejamkan mata takut kesiangan bahaya, ibu tiri ngomel nanti.
Pagi pun datang mereka bertemu di resto untuk sarapan, bunga yang terlebih dahulu duduk meja resto menikmati sarapan, di susul Helen yang melihat bunga sibuk dengan ponsel nya.
"Hei Bunga, masih pagi ini jangan merusak mood mu dengan mencari tau berita yang akan merusak kesehatan batin hari ini"
julid Helen dari belakang bunga yang melihat bunga terus mencari tau lewat sosial media apapun itu.
"Dasar Kuntilanak betina masih pagi udah gentayangan aja hidup nya, ambil sarapan mu sana duduk sini"
cuit bunga ke teman nya itu yang tidak lama di susul oleh vandy yang sudah membawa sepiring sarapan nya.
"Kenapa si nga pagi pagi udah ngomel aja, dari kemarin aku liat kalian kaya tikus sama kucing"
vandy pun kepo pada dua teman perempuan nya itu. Sepanjang perjalanan ke Jogja sampai hari ini masih sama.
"Itu loh Bunga lagi sama pacar baru nya, heran pacaran lagi kepo daily nya"
cicitan helen bikin gemes ke bunga
"orang tuh ya kalo temen lagi mencari tau ya coba di bantu gitu ini kok ngomel"
"Pacar kamu yang jemput kemarin nga ? mau aku bantu cari tau?"
Sambung vandy berusaha mengakhiri kekhawatiran yang memang sudah di ketahui nya
tanpa menunggu lama Bunga menganggukkan kepala nya sebagai tanda menerima tawaran vandy.
"Mau Vand tolong di bantu ya, seneng banget di bantuin.... terima kasih vandy".
"Jadi temen tuh begitu Helen Kusuma Dewi baik, ramah, mau menolong"
Julid Bunga ke sahabat nya.
Mereka bertiga sampai di tempat pelatihan yang di tunjuk atasan nya, mereka mendampingi sampai pelaksanaan tersebut usai.
"Kerja rasa main terima kasih Ya Allah nikmat mu untuk ini, sering sering kaya gini yaa, indah banget hidup"
Vandy dan bunga pun menoleh ke Helen dengan tatapan mata meruncing.
"eh kuntilanak betina cepetan udah tengah hari ini malah sibuk bersantai, laporan nya di biar langsung di report hari ini"
"Rese banget si nga, bener bener deh.. Aku udah selesai dari tadi lihat lah mereka sudah kembali ke ruangan masing masing".
ejek helen pada bunga yang masih belum selesai menyelesaikan pekerjaan nya.
"Nga, nanti kita ke tempat wisata ya, pasti nanti selesai sebelum selesai. Biar segar gitu, mungkin nanti ketemu jodoh yang beneran nga"
...****************...
Jam menunjukkan pukul dua siang mereka telah selesai lebih cepat dari yang di bayangkan, Bunga yang masih sibuk dengan ponsel nya membuka sosial media, menunggu Vandy yang bersiap mengemas barang barang andalan nya, tas dan alat dokumentasi.
"Yuks Girls, aku sudah selesai. Bunga ada yang mau kasih tau sesuatu sama kamu, tentang kekasih mu itu, tapi sebelum aku beritahu aku mau kembali ke penginapan berat bawa ini perabotan jalan jalan".
Ajakan Vandy membuat Bunga seperti mendapatkan air segar di Padang gurun, Helen yang juga kepo mangut mangut kepala.
"Nanti kita ke cafe ice cream ya panas sekali siang ini"
ajak bunga di perjalanan menuju penginapan mereka.
jangan lama lama di kamar nanti keburu sore ya.
Sesampainya nya mereka di cafe, bunga langsung memesan ice cream favorit nya, cafe ini jadi tempat tujuan favorite para wisatawan.
"Vandy, katakan apa yang mau kau sampaikan. Supaya aku tidak terlalu penasaran...."
Cecar Bunga pada teman nya.
"sabar bunga, aku mau ikut mendengarkan nya"
oceh Helen Miss Kepo.
"Dengar informasi ini Bunga, aku tidak mengulang lagi 2kali untuk ini, dan kamu hanya bisa bertanya jika memerlukan informasi lain, tapi sebelum aku memberitahu ada yang mau aku tanyakan pada mu Bunga".
Bunga dengan penasaran menyimak informasi dari vandy juga mengangguk tanda setuju dengan yang ucap nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!