Orang yang berada di posisi paling mencintai kemungkinan besar akan selalu jadi orang yang kalah dalam membina suatu hubungan
Dan akan jadi lebih banyak yang terluka dalam hubungan yang di jalani itu, karena sedalam perasaan seseorang maka akan sedalam itu ia merasakan sakit saat harus terjatuh jika hubungan itu harus berakhir atau pada saat hubungan itu tidak sesuai dengan yang di harapkan
Dan itu semua terjadi padaku, benar-benar menimpa diriku saat ini. Hati dan pikiranku yang tak bisa ku kendalikan dengan mudah dan yang membuatku jadi orang yang seperti sekarang ini
Luka ini masih begitu terasa perih dan tentu masih begitu terasa sakit seakan baru saja kemarin terjadi. Luka di hati ini masih ada dan begitu terasa jelas bagiku. Padahal hal ini sudah bertahun-tahun berlalu tapi masih tetap terasa baru kemarin terjadi
Terkadang aku menertawakan diri sendiri yang begitu picik dan naif saat menghadapi suatu kenyataan
walaupun tahu luka yang ia buat terlalu dalam tapi masih saja aku merindukannya, merindukan masa di mana aku masih bersamanya walaupun tahu tak akan mungkin ada kata kembali seperti dulu atau mengulang cerita lama yang sudah terkubur dalam tapi tetap saja rasa rindu ini masih ada, masih ada untuk mengenang kebersamaan dengannya begitu indah menurutku
Aku mungkin orang yang sangat bodoh, bodoh sekali, otakku seakan tak bisa diminta untuk bekerjasama
Untuk bernafas di dekatnya saja sudah terasa sangat sulit tapi kenapa aku tak membencinya saja agar mengurangi rasa sakit yang kurasakan saat ini agar aku masih bisa untuk tetap bernafas
Terkadang aku tak paham bagaimana hatiku sebenarnya, aku tak membencinya karena tak ada perasaan tersisa lagi untuknya atau terlalu mencintainya dan tak bisa menghilangkannya dari hidupku begitu saja
Aku tersenyum miris untuk hidup yang aku jalani karena dirinya
Bahkan saat ada orang lain yang datang mendekat, orang yang jelas-jelas lebih perduli padaku dari pada dirimu, orang yang selalu memberikan rasa aman serta nyaman, tapi terlalu sulit untuk menggerakkan hatiku
Entah mengapa itu sama sekali tak menggerakkan hatiku, menggerakkan hatiku untuk bisa mencintainya, mencintai orang yang jelas memberikan hidupnya untukku, membahagiakan aku
Apakah hatiku yang sudah tertutup rapat karena luka yang aku rasakan ini atau karena hatiku sudah terkunci olehnya dan tidak bisa di masuki oleh siapapun, entahlah.... aku tak tahu itu
Aku benar-benar merasa bersalah pada dirinya, pada seseorang yang selalu berusaha untukku, membahagiakan dan melindungi ku, bagaimana caranya aku bisa mencintai dia dan melupakanmu
Bantulah aku…….tuhan
atau siapapun itu tolong bantu aku agar bisa kembali bangkit dan kembali bernafas dengan normal dan bantulah aku agar tetap bisa terus menjalani hidup yang seharusnya aku jalani ini dengan bahagia dan sebagaimana mestinya
Rasyid Fahreza seorang pria berusia 27 tahun. Pria yang tinggi tegap, berkulit putih dengan darah blasteran percampuran antara Inggris dan Indonesia. Rasyid adalah seorang pria berdarah dingin dan di kenal sebagai pebisnis handal yang tak segan bertindak keras pada para saingan bisnisnya yang tidak sejalan dengannya atau membuatnya kesal ataupun marah
Tapi pertemuannya dengan seorang wanita langsung membuatnya jatuh cinta saat pertama kali melihatnya, membuatnya ingin mengusahakan wanita itu menjadi miliknya walaupun Rasyid tahu saat itu wanita yang ia inginkan memiliki hubungan dengan pria lain tapi tak menyurutkan keinginannya mendapatkan wanita yang ia inginkan itu
pandangan pertama yang langsung membuatnya jatuh hati dan langsung membuatnya bertekad kuat untuk mendapatkan cinta wanita yang ia sukai biarpun harus merubah keseluruhan dirinya agar wanita yang sukai itu jatuh cinta padanya dan mau menjadi miliknya
Jasmine Arasyid seorang perempuan berusia 23 tahun dengan darah campuran Inggris dan Indonesia menjadikan dia wanita yang begitu cantik , Jasmine berkulit putih dan berambut panjang dengan warna hitam.
Jasmine seorang gadis yang menyimpan banyak luka dalam hatinya yang selalu ia tutupi dengan senyuman di wajahnya dan keramahannya, keramahan yang bisa tertutup dengan seutas senyum tipisnya
Jasmine hidup sebagai anak korban perceraian kedua orangtuanya sejak usianya masihlah 5 tahun
sebenarnya orang tuanya tetap memberikan kasih sayang penuh padanya tapi tetap saja bagi anak yang dibesarkan dari sebuah perpisahan pasti memiliki hal yang tak biasa dan sulit di ungkapkan dengan seutas kata singkat saja
Selain itu Jasmine juga pernah sangat terluka karena kisah cinta pertamanya yang tak berakhir dengan baik dan hal itu tidak bisa ia lupakan sampai sekarang karena kesakitan itu begitu membekas di hidupnya karena pria yang ia cintai lebih memilih kekuasaan dan harta ketimbang dirinya padahal Jasmine tak pernah mengharuskan kekasihnya memberikan seisi dunia padanya, cukup cinta tulusnya saja
Andre Arahman seorang pria tampan berbadan tegap dengan kulit putih khas orang Australia berusia 28 tahun, ia adalah pria dingin yang begitu gila kerja dan kekuasaan, dia tidak perduli dengan anggapan orang lain maupun perasaan orang lain.
Yang ia pikirkan hanya harta dan kekuasaan saja bahkan dirinya saja selalu jadi nomor dibelakang setelah pekerjaannya begitupun orang yang ia cintai menjadi urutan kesekian dari pekerjaan yang ia geluti sebagai ranah mengembangkan kekuasaan dan memperbanyak pundi-pundi keuangannya agar bisa menjadikannya orang yang berkuasa
Inilah kisah cinta antara ketiganya. Cinta di masa lalu dengan cinta di masa sekarang. Sebuah kisah cinta yang mungkin bagi sebagian orang begitu mudah untuk memutuskannya tapi pada kenyataannya begitu sulit untuk di putuskan kepada siapa hati mereka berlabuh karena cinta bukanlah hal yang segampang kita atur atau kita tentukan sedari awal
cinta bisa jatuh kepada siapa saja, dan kapan saja, di kondisi entah tepat atau kondisi yang kurang sesuai karena cinta adalah hal yang kadang menjadi anugerah terindah atau bahkan akan menjadi petaka yang paling menyakitkan
Akankah usaha yang tak kenal lelah akan membuahkan hasil yang indah atau hanya akan membawa ke petaka yang tidak berujung dan apakah hati yang sudah terlanjur terluka begitu dalam akan kembali utuh kembali atau hanya akan menjadi sebuah benda retak yang kapan saja bisa pecah kembali walau hanya mendapat sentuhan perlahan
Disebuah taman yang cukup luas di tumbuhi banyak tanaman bunga serta pohon besar yang tertata rapih. Di sana ada seorang gadis tengah melukis di atas kain kanvas yang terbentang cukup luas di atas rumput hijau.
Saat melukis wajahnya begitu sendu seakan menyimpan begitu banyak kepedihan dan kehampaan yang sengaja ia tutupi dengan banyaknya cipratan cat di tubuhnya. Ia sangat fokus dengan kegiatannya dan tidak mempedulikan orang di sekitarnya yang hanya mampu melihat tapi tak mampu bersuara ataupun berkomentar akan apa yang sedang wanita itu lakukan
Saat tengah asyik melukis, tiba-tiba saja ada wanita paruh baya yang tetap terlihat cantik di usianya mendekat ke arah gadis itu
“sedang apa sayang?” Tanya wanita paruh baya itu dari balik punggung gadis tersebut
Mendengar suara tersebut gadis itu langsung merubah mimik wajahnya seketika secepat mengedipkan mata lalu berbalik ke arah wanita paruh baya tersebut “sedang melukis mah” balas gadis tersebut yang tak lain adalah Jasmine Arasyid dengan tersenyum manis ke arah wanita paruh baya tersebut
Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu kandung dari Jasmine mendekat untuk melihat rupa lukisan Jasmine “ kamu melukis taman bunga” Tanya mama Jasmine yang bernama Raya Fernandi
Mama Raya melihat lukisan Jasmine sambil sesekali melihat taman rumahnya dan menyadari bahwa lukisan Jasmine sama dengan taman miliknya
Tapi walaupun rupanya sama, entah kenapa lukisan itu terasa berbeda, auranya yang fi hadirkan lukisan Jasmine terasa sungguh berbeda tapi mama Raya sulit menjelaskan dengan kata-kata tentang apa perbedaan itu
“iya mah, bukankah bagus” Jasmine berdiri di hadapan mama Raya menunjukkan lukisannya yang terpampang jelas di kain kanvas miliknya yang cukup luas dan berukuran sekitar satu setengah meter
“semua lukisan anak mama adalah yang terbaik” Mama Raya tersenyum tipis memuji hasil lukisan Jasmine yang memang terlihat cukup baik
Jasmine tersenyum tipis mendengar jawaban mamanya “kalau lukisan miliknya bagaimana” Tanya jasmine tersenyum simpul tapi tatapannya tersirat penuh kesedihan saat menanyakan hal itu pada sang mama
“DEG” Mama raya terkejut pendengar pertanyaan putrinya, karena ia paham betul siapa yang dimaksud oleh putrinya itu
Mama raya mencoba mengalihkan pembicaraan putrinya yang terasa sulit untuk ia jawab nantinya “tapi sayang kenapa setiap melihat lukisanmu hati ibu serasa sedih padahal lukisanmu sangat indah” Tanya mama Raya yang selalu merasa sedih melihat lukisan putrinya
Jasmine menatap mamanya dan tersenyum simpul “benarkah mah, apakah Jasmine melukisnya dengan kurang baik sampai mama merasa seperti itu” Tanya jasmine pura-pura tak paham akan pembicaraan mamanya padahal ia tahu betul apa alasannya yang menyebabkan pandangan mamanya seperti itu terhadap lukisannya
Mama Raya mengelus kepala anaknya mencoba menangkis prasangka Jasmine “tentu saja lukisan anak mama yang terbaik mungkin karena mama yang tidak tahu seni saja, makanya tak bisa memahami lukisan anak mama yang begitu indah ini” ralat mama Raya
Jasmine membalas penuturan Mama Raya dengan senyuman lebar “mungkin begitu mah” Jasmine mengiyakan saja pemikiran mamanya
“itu karena mama adalah mama jasmine jadi mama bisa merasakan luapan hati jasmine mah” batin jasmine memandang lukisannya yang penuh makna sebagai luapan kesedihan yang tengah ia rasakan
Mama Raya teringat ada yang ingin ditanyakan pada Jasmine “oh ya Jasmine, apa bulan depan kamu jadi tinggal di rumah ayahmu seperti biasanya” Tanya mama Raya
Jasmine tersenyum simpul pada sang mama “tentu saja mah, bukankah bulan depan adalah giliran Jasmine menemani ayah, kan Jasmine sudah hampir satu bulan di sini jadi bulan depan giliran ayah” balas Jasmine dengan tutur kata lembut
Mama Raya menghela nafas panjang, terlihat tampilan kecewa dari raut wajahnya “ya sudah kamu lanjut melukisnya ya, jangan lupa makan ya sayang, mama mau ke kantor dulu, ada rapat penting dengan klien dari jepang” Mama raya berpamitan pada Jasmine dengan mencium kening putrinya
Jasmine memeluk mama raya “ iya mah, mama kerja saja, nanti Jasmine makan kok” balas Jasmine
“ya sudah, mama tadi sudah pesan sama pelayan untuk siapin makanan kesukaan kamu, dan jangan ganggu kamu saat sedang melukis” mama Raya pun bergegas pergi meninggalkan Jasmine yang sedang melukis di halaman belakang
Mama Raya berjalan menjauh menuju halaman depan dimana mobilnya sedang terparkir
Melihat kepergian mamanya Jasmine melanjutkan lagi kegiatan melukisnya sambil tersenyum miris “kenapa aku begitu lelah menjalani semua ini, semuanya palsu” gumam Jasmine melanjutkan kegiatannya untuk melukis yang tertunda karena obrolannya dengan mama Raya
Para pelayan hanya saling melirik mendengar gumaman majikan mereka tanpa berani bersuara, karena mereka tidak berani menyinggung majikannya dan memang mereka di perintahkan untuk tidak mengomentari perbuatan maupun ucapan nona muda mereka
Jasmine melukis sampai jam 3 sore “selesai” gumam Jasmine ketika menyelesaikan lukisannya
Jasmine berdiri dan menepuk pakaian bawahnya yang baru saja bersentuhan dengan rumput di halaman
Jasmine memerintahkan pelayan di rumah mamanya untuk membersihkan tempat ia melukis dan meletakkan lukisannya di ruangan khusus penyimpanan lukisan Jasmine yang berada di rumah mama Raya
Jasmine yang memiliki kebiasaan melukis dan tempat tinggal yang suka berubah-ubah membuatnya memiliki tempat penyimpanan lukisannya di beberapa tempat yang ia tinggali termasuk rumah mama Raya
Jasmine berjalan menuju rumahnya menuju ruang makan “ bik masak apa” Tanya Jasmine ramah saat memasuki ruang makan
Para pelayan menunduk hormat dengan kedatangan Jasmine “masak sop buntut sama ikan gurame asam manis non “ balas bik ina pelayan di rumah mama Raya yang bertugas untuk memasak
Saat makan semua pelayan rumah berjejer rapih di samping Jasmine bersiap melayani Jasmine jika membutuhkan sesuatu
Jasmine merasa tak nyaman dengan keberadaan pelayan rumahnya yang berdiri bagai patung “berapa kali Jasmine bilang jangan berdiri seperti ini saat tak ada mama, kalau kalian tak mau menemani Jasmine makan, lebih baik lanjut kerja saja” perintah Jasmine menyuruh para pelayan tidak menungguinya saat makan dan melanjutkan pekerjaannya karena terasa kurang nyaman bagi Jasmine
Sebelum semua pelayan pergi, Jasmine menghentikan salah satu pegawai di rumahnya “oh ya Mang Jojo nanti jasmine mau jalan-jalan ke taman tolong jangan ikuti Jasmine ya” pinta jasmine pada sopir yang disiapkan mamanya selama tinggal di rumah mama Raya untuk mengantar Jasmine kemanapun ia ingin pergi
Mang jojo nampak cemas mendengar perintah majikan mudanya “tapi non kalau nyonya tahu pasti mang Jojo yang kena semprot” Mang jojo takut akan kemarahan majikannya kalau lepas pengawasan terhadap putri satu-satunya Mama Raya
“tenang aja mang, mama hari ini pulang malam karena rapat penting jadi pasti mama tidak akan tahu lagian Jasmine akan pulang sebelum mama sampai rumah kok” balas Jasmine menenangkan mang Jojo yang nampak takut dengan kemarahan Mama Raya
“tapi non” sahut Mang Jojo takut-takut antara menuruti majikannya atau putri dari majikannya yang sangat terlihat dari raut wajahnya kalau ia tak ingin di bantah sama sekali
Jasmine mengangkat tangannya menandakan tak ingin ada bantahan dari Mang Jojo “ Jasmine paling tidak suka di bantah” Jasmine menyudahi makannya dengan cepat
Jasmine pun bergegas pergi mengambil tas di kamarnya lalu keluar menuju taman kompleks rumahnya dengan berjalan kaki tanpa memperdulikan para pegawai mamanya yang ketakutan kalau sampai ketahuan mama Raya saat membiarkan Jasmine pergi seorang diri
para pegawai Mama Raya hanya bisa berdoa nona muda mereka akan pulang cepat dan tidak membuat nyonya besar mereka marah karena melepas pengawasan mereka pada Jasmine "gak papa ini kita gak ikutin nona" bisik salah satu pelayan yang di tugaskan untuk menjaga Jasmine
"mau gimana, kalau kita nekat ikutin pasti kita kena semprot sama nona. Kita berdoa saja kalau nona bisa pulang tepat waktu dan gak bikin kita kena omel nyonya" balas pelayan tersebut penuh harap
Jasmine berjalan ke arah taman yang tidak jauh dari rumah Mama Raya
sebenarnya letak taman itu cukup jauh saat Jasmine berjalan kaki dari rumah karena lingkungan rumah Mama Raya terbilang cukup luas jadi berjalan dari depan rumah sampai gerbang depan Rumah Mama Raya sudah cukup menghabiskan waktu
Jasmine memang terlahir dari keluarga yang cukup berada, ayah dan mamanya adalah orang terkaya di negaranya dan juga Jasmine yang memiliki warisan dari kakek dan neneknya dari kedua orang tuanya yang menjadikan iya gadis terkaya nomor satu di negaranya walaupun tanpa harta kedua orang tuanya sama sekali
semua harta kakek dan nenek Jasmine di berikan pada Jasmine karena kedua orang tua Jasmine merintis usaha dari nol bukannya menerima harta dari kedua orang tua mereka, alhasil sebelum kakek dan nenek dari pihak ayah maupun mamanya meninggal, mereka mewariskan harta mereka pada Jasmine yang jelas menjadi anak satu-satunya ayah dan mamanya sebelum mereka bercerai
apalagi sampai kakek dan nenek Jasmine menghembuskan nafas terakhir mereka, Jasmine tidak memiliki saudara lain dari kedua orang tuanya
Kedua orang tua Jasmine bercerai ketika Jasmine berusia 5 tahun. Mama jasmine memang memilih tidak menikah lagi tapi ayah Jasmine menikah kembali dengan seorang wanita yang sama sekali tidak disukai Jasmine tapi ayah Jasmine memilih tidak memiliki anak dengan istri barunya sebab Jasmine masih tidak mau menerima istri dari ayahnya itu
Jasmine berjalan perlahan sambil sesekali memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Setelah 20 menit berjalan Jasmine sampai di taman bunga dekat rumahnya, ia mencari bangku kosong yang cukup sepi dan tertutup pohon besar dan pagar yang tinggi “kita bertemu lagi” Jasmine bicara seolah menyapa tempat yang ia datangi sebagai sahabatnya
“kamu adalah tempatku bersantai saat ini” gumam Jasmine
Jasmine memandangi bunga-bunga yang ada dihadapannya sambil tersenyum tipis “apa kalian tahu seberapa lelah diriku” Tanya jasmine dengan senyuman tapi tatapan matanya begitu sendu dan sarat akan kesedihan
Jasmine terkekeh dengan pertanyaannya “ah bodoh sekali aku, kalian kan tak bisa menjawab pertanyaanku” Jasmine menepuk jidatnya karena kebodohan yang ia buat sendiri
Jasmine menghela nafas panjang “ Aku lelah sekali hidup seperti ini, apa bisa aku egois kali ini pada mereka” gumam Jasmine sambil melihat bunga di dekatnya lalu menengadahkan kepalanya ke atas menatap birunya langit
Tanpa jasmine sadari ada seorang pria sedang membaca buku tak jauh dari tempatnya berada dan mendengar semua ucapan Jasmine
orang itu menutup bukunya mengalihkan pandangannya memandangi wajah Jasmine. Matanya tidak henti memandangi Jasmine dengan tatapan yang sulit di artikan “dia” gumam orang tersebut yang ternyata adalah seorang pria
“aku lelah sekali”ucap jasmine lalu menangis sejadi-jadinya
Tangisan Jasmine terdengar oleh pria itu. Pria itu memandangi Jasmine dengan heran karena Jasmine tiba-tiba saja menangis
“kenapa dia menangis dengan sesakit itu” batin pria tersebut memandangi Jasmine sambil memegangi dadanya seolah ikut merasakan sakit yang di rasakan oleh Jasmine saat itu
“apa kalian bisa membantuku mengurangi sakit disini” tunjuk Jasmine pada dadanya dengan isak tangisnya bertanya pada mawar di sampingnya “ bisakah” gumam Jasmine melanjutkan tangisnya yang memilukan
“mereka bilang menyayangiku tapi kenapa aku tak merasa begitu dan kamu, kamu bilang mencintaiku tapi kenapa menyakitiku dan meninggalkanku begitu saja demi keangkuhan mu itu” tambah Jasmine sambil terus menangis mengingat kilatan-kilatan bayangan masa lalunya yang begitu menyesakan
Jasmine menangis cukup lama, lalu ia terdiam sesaat tanpa suara dan tatapan kosong, sampai ia tidak menyadari langit yang sudah berubah menjadi gelap
Jasmine tersadar dan melihat jam tangannya “ ah ternyata sudah jam segini” Jasmine bergegas pergi dari taman itu agar bisa segera pulang sebelum Mama Raya sampai ke rumah dan mendapati dirinya yang tidak ada tanpa pengawalan sama sekali
Saat akan bergegas pergi tiba-tiba saja ada yang menahan tangannya menghentikan langkah Jasmine
Jasmine begitu terkejut saat ada yang menahan tangannya membuatnya menoleh kea rahasia tangan yang menahan tangannya “di mana rumahmu aku akan mengantarmu” suara seorang pria yang menghentikan langkah Jasmine
Jasmine mengernyitkan dahinya, menatap heran pada pria di hadapannya “apa anda berbicara dengan saya” Tanya Jasmine sambil menunjuk dirinya
“tentu saja, apa ada orang lain disini” balas pria tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh area taman yang memang sudah tak ada orang di sana
Jasmine menunduk sesaat dan tersenyum tipis ke arah pria tersebut “terima kasih tawarannya tuan tapi rumahku cukup dekat jadi tidak perlu mengantarku, aku bisa berjalan kaki untuk pulang ke rumah” balas Jasmine dengan tutur kata lembutnya
Pria tersebut langsung menarik tangan jasmine menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka duduk tanpa memperdulikan ucapan Jasmine yang memintanya untuk melepaskan tangannya “ kamu seorang wanita jadi aku akan mengantarmu karena ini sudah malam, tidak baik seorang wanita berjalan seorang diri di tengah malam seperti ini” pria tersebut berhenti sejenak dan berbalik menghadap Jasmine
Pria tersebut membukakan pintu untuk Jasmine dan sedikit memaksa Jasmine untuk masukke dalam mobilnya
setelah Jasmine duduk dalam mobilnya, pria tersebut bergegas memasangkan sabuk pengaman untuk Jasmine tanpa aba-aba membuat Jasmine tak siap dan tak bisa menolak “namaku Rasyid Fahreza, aku tidak akan macam-macam padamu dan hanya akan mengantarmu pulang saja” ucap Rasyid dengan suara datarnya
“baiklah” Jasmine nampak ragu-ragu menerima ajakan Rasyid
Harusnya Jasmine takut pada Rasyid karena ini adalah pertemuan pertama mereka apalagi Rasyid yang terkesan memaksa
tapi entah kenapa Jasmine menurut saja dan memperbolehkan Rasyid begitu saja untuk mengantarnya pulang di awal pertemuan mereka
Jasmine pun menunjukkan arah jalan pulang ke rumahnya dan tidak sampai sepuluh menit akhirnya mereka sampai di depan halaman rumah mama Raya
Rasyid terkejut dengan tempat yang di tuju Jasmine “ kamu tinggal disini?” Tanya Rasyid saat berada di depan gerbang rumah Jasmine yang ia kenali siapa pemilik rumah itu
“iya aku tinggal di sini, apa kau mengenal orang yang ada disini” Tanya Jasmine sedikit tegang dengan pertanyaan Rasyid takut Rasyid tahu kalau ia adalah anak pemilik rumah yang ada di hadapannya
Rasyid tersenyum kecil “tidak sih, hanya tahu saja siapa pemiliknya, apa kau bekerja disini” Tanya Rasyid
Jasmine sedikit ragu untuk menjawab Rasyid “ah iya, tapi aku hanya sementara saja di sini” balas Jasmine dengan suara terbata
“kenapa sementara” Tanya Rasyid heran saat Jasmine mengatakan sementara
“aku hanya melukis beberapa lukisan yang diinginkan putri pemilik rumah ini, dan pekerjaanku sudah mau selesai jadi sebentar lagi aku tidak bekerja disini lagi” balas Jasmine
“ah, kau seorang pelukis rupanya” ucap Rasyid
“iya” balas Jasmine dengan menganggukkan kepalanya
Rasyid mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan ke arah Jasmine “apa aku boleh minta nomer hp mu” Tanya Rasyid memberanikan diri untuk meminta nomor ponsel Jasmine
Jasmine terkejut dengan permintaan Rasyid tapi sedetik kemudian ia tersenyum simpul ke arah Rasyid “maaf tapi aku tidak mempunyai ponsel” sedikit mendorong ponsel Rasyid menjauh dari dirinya, Jasmine mengatakan tidak memiliki ponsel
Rasyid terkekeh “kamu benar tidak punya ponsel atau tidak ingin memberikan nomormu padaku” Tanya rasyid masih dengan bahasa yang ramah pada Jasmine
Jasmine menggelengkan kepalanya “ memang benar kalau aku tidak memiliki ponsel” balas Jasmine menjawab dengan apa adanya
Rasyid heran mendengar itu “masa sih jaman gini masih ada yang tidak punya ponsel, kalau ada orang yang mau menghubungi kamu bagaimana“ Tanya Rasyid merasa heran kenapa Jasmine tidak memiliki ponsel di jaman secanggih ini
Jasmine terkekeh “aku hanya tidak suka menggunakan ponsel saja, biasanya juga orang yang membutuhkanku hanya menghubungiku lewat email dan aku merasa nyaman dengan hal itu” balas jasmine
Rasyid menghela nafas panjang “ baiklah kalau begitu apa aku boleh minta alamat email kamu" Tanya Rasyid
“untuk” Tanya jasmine kembali
“hanya ingin berteman denganmu, boleh kan” balas Rasyid
"tentu saja boleh” Jasmine mengambil pena dan secarik kertas dari tasnya lalu menuliskan alamat emailnya dan memberikannya pada Rasyid
“terima kasih sudah mengantarku, permisi” Jasmine berpamitan pada Rasyid lalu keluar dari mobil Rasyid
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!