Gadis berusia 25 tahun ini kembali melangkahkan kakinya ke tempat ia berkerja di salah satu cafe yang cukup ramai di daerah itu.
Hari ini sangat cerah namun berbeda dengan wajah gadis itu, terlihat jelas dia sedang tak baik-baik saja.
"Hana" panggil seseorang kepadanya saat dia sudah memasuki cafe tempatnya berkerja.
Mendengar seseorang memanggilnya Hana berbalik melihat ke arah orang yang memanggilnya.
Hana tersenyum melihat temannya Annisa sudah berada disana.
"Aku ganti baju dulu" ucap Hana.
Setelah menganti bajunya dengan baju kerja Hana menghampiri Annisa yang sedang merapikan meja cafe karena sebentar lagi cafe akan di buka.
Saat sedang asyik membersihkan dan merapikan cafe tiba-tiba Tika datang menghampiri Hana.
"Han kami di panggil pak Bobby, katanya ada yang mau di bicarakan" ucap Tika.
"Baiklah" ucap Hana berlalu meninggalkan Annisa dan Tika.
"Kira-kira pak Bobby bilang apa yah ke Hana" ucap Annisa.
Tika hanya mengangkat bahunya tak tau.
Mereka pun melanjutkan perkerjaan nya karena sebentar lagi cafe akan di buka.
Saat ini Hana sudah berada di ruangan pak Bobby selaku boss pemilik cafe tempat Hana, Annisa, Tika dan yang lainnya.
"Kata Tika bapak memanggil saya" tanya Hana memulai pembicaraan.
"Ia saya memanggil kamu karena ada yang ingin saya beritahukan ke kamu" ucap pak Bobby.
"Masalah apa yah pak" tanya Hana lagi.
"Ibu mu" ucap pak Bobby.
Hana yang mendengar kata ibu terkejut tak ingin merespons ucapan pak Bobby.
"Aku tahu kamu masi benci dengan mereka tapi ibu mu sedang sakit, dia berharap kamu bisa datang untuk menjenguknya" ucap pak Bobby menatap Hana yang hanya diam.
Hana diam.
"Saya tau kau sangat membenci mereka tapi, untuk saat ini bisa kah kamu menemuinya" ucap pak Bobby lagi.
Namun Hana justru berucap.
"Sepertinya itu bukan hal yang terlalu penting, jika tak ada pembicaraan lain saya pamit untuk keluar" ucap Hana berlalu pergi tampa harus berbalik lagi.
Pak Bobby tak bisa berbuat banyak jika Hana sudah berkata seperti itu, karena dia sangat tau itu tak akan membuahkan hasil apapun.
Dengan mata yang lurus menatap kedepan pak Bobby melihat punggung Hana yang sudah hilang di balik pintu.
Pak Bobby adalah paman dari Hana, adik dari ayah Hana namun karyawan di cafe tempatnya bekerja tak ada yang tau Hana menutupi identitas sebenarnya.
Hana kini sudah bergabung dengan teman-temannya didepan. Hana langsung menujuh meja kasir karena dia bekerja sebagai kasir di cafe ini.
"Han aku lihat wajah mu koh makin murung yah" tegur Annisa saat melihat Hana.
"Aku hanya lelah" ucap Hana singkat.
Tak lama terlihat pintu cafe terbuka dengan berbunyinya bel kecil yang di gantung pintu itu.
"Sudah kembali ke tempat mu ada pelanggan" ucap Hana menyuruh Annisa untuk kembali ke tempatnya.
Hana dengan senyuman ramanya menyapa pelanggan pertama mereka hari ini.
"Selamat pagi pak, bisa di bantu pesanannya" ucap Hana dengan tersenyum rama.
"Selamat pagi Han, seperti biasa aku pesan 2 americano, 2 pastry dengan isian vanila, terus jangan lupa milkseck stroberi 1" ucap lelaki itu.
"Pesanannya 2 americano, 2 pastry dengan isian vanila, 1 stroberi milkseck" ucap Hana mengulang pesan lelaki itu dan memberikan struk pembayaran.
"Pembayarannya tunai, atau debit" ucap Hana lagi.
"Debit" lelaki tersebut mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dompetnya.
"Terima kasih silahkan menungguh pesanannya" ucap Hana mengembalikan kartu lalaki tersebut.
Setelah itu Hana sibuk melayani pengujung cafe yang lain, yang sudah mulai ramai.
Tak lama Annisa memberikan pesanan lelaki tersebut.
"Tumben kau baru kelihatan biasanya juga paling rajin datang kesini" ucap Annisa saat memberikan pesan lelaki itu.
"Aku baru saja sampai dari luar negeri bersama boss ku" ucap lelaki itu.
"Ohh baiklah, selamat pagi" ucap Annisa tak melanjutkan pembicaraan karena pelangan mereka makin banyak.
Lalu lelaki itu berjalan keluar dari cafe dengan membawah pesanan di tangannya.
Di luar cafe terlihat mobil hitam mewah terparkir di pinggir jalan, menungguh lelaki itu membawahkan apa yang telah dia pesan.
"Kenapa kau lama sekali" ucap bintang.
Yahhh lelaki yang menungguh di dalam mobil adalah bintang.
Dan yang turun untuk masuk ke cafe adalah Dimas asisten pribadi bintang.
"Perasaan ini sudah sangat cepat" ucap Dimas membantah ucapan bintang.
"Terserah kau saja" ucap bintang meminum coffenya.
"Ahhhh ini sangat nikmat, aku sangat merindukan coffe dari cafe ini" ucap bintang lagi.
"Tapi jika boss turun langsung dan melihat kasirnya aku jamin boss bakal tertarik dengan wanita itu" ucap Dimas.
"Ohh pantas saja kau lama jika ku suruh beli coffe ternyata mata mu jelalatan juga" ucap bintang.
"Tidak, aku tak tertarik pada wanita itu" bantah Dimas.
"Terus" tanya bintang lagi.
"Ahhh sudah tak usah di bahas boss" uca Dimas.
"Milkseck ku mana" tanya bintang.
"Tenang aku membelinya" ucap Dimas lagi.
"Bagus nanti setelah sampai simpan di kulkas yang ada di ruangan ku" ucap bintang.
"Siap bos" ucap Dimas.
Setelah percakapan mereka dan memakan sarapan pagi merkea di mobil.
Dimas menyalahkan mesin mobil, menujuh perusahaan bintang, dan meninggalkan cafe tersebut.
Hana sibuk di kasir, menerima semua orderan pesan pelanggannya yang makin siang akan makin ramai orang datang.
Setelah seharian bekerja yang cukup melelahkan tepat pukul jam 10 malam cafe tersebut tutup, kini Hana dan para karyawan cafe tersebut sudah bersiap-siap merapikan cafe sebelum mereka meninggalkannya.
Hana pulang bersama dengan Annisa karena kosan mereka searah namun berbeda tempat.
"Han besok kamu off" tanya Annisa.
"Hmmm" ucap Hana yang sibuk melihat ponselnya.
Mendengar jawaban Hana sperti itu membuat Annisa tak bertanya lagi, karena nanti sama saja dia berbicara dengan angin.
Malam ini mendung setelah tadi seharian panas, Hana yang kini sudah berada di kamar kosnya merebahkan dirinya di kasur kecil miliknya.
Saat sedang asyik membuka akun media sosialnya, tiba-tiba terlihat panggilan masuk tertulis "Rumah" Hana mengerutkan keningnya.
Dia tak mengangkat panggil tersebut, justru mengabaikannya. Dan masuk ke grup keluarga yang tak pernah dia buka terlihat ribuan pesan yang tak pernah dia baca.
"Biarkan aku hidup dengan damai dan soal ibu itu bukan urusan ku" isi pesan yang di kirim Hana ke grup chat keluarganya.
Hana tak pernah keluar dari grup itu, entah kenapa ada yang membuat dia mengurungkan niat keluar dari grup itu.
Setelah mengirim pesan itu, tampa menungguh balasannya Hana mengabaikan grup itu yang sengaja dia senyap kan.
...****************...
*Hai teman teman ini novel kedua ku yah... dan semoga kalian menyukai novel ini, jangan lupa untuk menambahkan novel ini ke favorit beranda kalian yah dan jangan lupa untuk like dan follow autor.**🥰🥰*
Bintang Alexander pria mapan berusia 30 tahun, pemilik dari perusahaan Green Alexander yang bergerak di bidang properti, hotel dan vila, ia mewarisi perusahaan ayahnya.
Bintang memiliki saudara perempuan bernama Sky Alexander yang saat ini sedang berkuliah dia luar negeri, ibunya bernama Marta Alexander dan ayahnya bernama Alexander.
Bintang dan Sky memiliki darah campuran antara Paris dan Indonesia.
Bintang memiliki sifat yang rama dan penyanyang, dia selalu perhatian terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya, namun tetap tegas berwibawa saat dia masuk kedunia kerjanya, dan di takuti rekan kerjanya. bintang sangat dekat dengan ibunya dia tak pernah meninggikan suara di depan ayah, ibu, dan adiknya. Begitupun Sky adiknya yang sama seperti Bintang memiliki sifat yang lembut, perhatian terhadap orang-orang di sekitarnya dan juga cantik.
Sifat Bintang dan Sky itu menurun dari orang tua mereka yang selalu bersikap sopan pada orang-orang disekitar mereka, tak pernah marah atau memaki orang pokonya keluarga ini sangat harmonis, bahagia, dan terutama saling menghargai. Ibu dan ayah bintang saja masi sangat mesra sampai saat ini.
Keluarga idaman.
...****************...
Hari ini bintang seperti biasa akan berangkat pukul 07.00, di jemput oleh Dimas selaku asisten pribadinya dan seperti biasa mereka akan mampir ke cafe King untuk memesan 2 americano, 1 milkseck, dan tak lupa pastry nya 2 dan tak lupa Dimas lah yang selalu turun untuk memesan.
Namun mereka cukup lama menungguh di mobil, karena cafe langganan mereka belum di buka, tapi sudah terlihat para karyawan sibuk mempersiapkan cafe yang sebentar lagi buka.
Bintang mulai bosan.
"Tumben mereka lama bukanya" tanya Bintang.
"Mungkin hari ini memang lambat" ucap Dimas.
Namun tak ada sautan lagi, Bintang justru sudah sibuk di layar iPad nya.
"Boss Bagaiman nanti jika anda menikah" tanya Dimas tiba-tiba membuat Bintang yang sedang sibuk itu melirik ke arahnya.
"Memangnya kenapa jika saya menikah" tanya Bintang.
"Pasti wanita itu bahagia dan sangat beruntung memiliki boss" ucap Dimas.
"Jika mereka bahagia bersama ku, lalu kenapa Nisa pergi" tanya Bintang, sepintas mengingat tentang wanita yang dia pacari selama 3 tahun namun memilih untuk pergi meninggalnya.
"Kalau Nisa, memang dia yang kurang bersyukur" ucap Dimas.
"Sudah jangan bahas itu lagi, toh juga itu sudah lama berlalu, mendingan kau turun sekarang, karena cafe nya sudah buka dan setelah itu kita langsung ke perusahaan" ucap Bintang.
Dimas yang sudah paham pun turun dan membelikan pesanan Bintang, seperti biasa dengan pesanan yang sama setiap harinya, kecuali dia sedang berada di luar kota dan saat libur pun Bintang akan selalu memesannya juga.
Kini mobil Dimas dan Bintang sudah meninggalkan parkiran cafe menujuh ke perusahaan.
Bintang dan Dimas berjalan beriringan, memasuki lift khusus, menujuh kelantai 10 tempat ruangan Bintang dan di depanya ada ruangan Dimas dan juga meja sekertaris berada tepat disamping lift.
"Selamat pagi pak" ucap sekertatis itu sopan.
Bintang tersenyum dan berlalu berjalan menujuh ruangannya, sementara Dimas mengikuti Bintang untuk memastikan bahwa kini Bintang sudah sampai baru dia bisa masuk ke ruangannya.
Hari ini bintang sangat sibuk namun, dia juga sudah membuat janji dengan ibunya bertemu di mall untuk membeli kado buat adiknya Sky yang akan datang berlibur ke Indonesia sekalian untuk merayakan ulang tahunnya dan bintang juga ingin makan siang bersama ibunya.
"Dim siang nanti kita ke mall, ibu menungguh ku disana" ucap bintang melalui interkom.
"Baik boss" ucap Dimas.
Setelah berbicara Bintang langsung menutup interkom itu.
Sementara dilain tempat. tepatnya di kosan, Hana menikmati waktu liburnya namun Pikirannya tetap terbayang akan pesan yang di kirim oleh perawat ibunya.
Dulu kehidupannya sangat bahagia, damai, ayah dan ibunya tak prnah bertengkar, namun semua berubah saat ayah Hana membawah pulang seorang wanita dengan anak perempuanya ke rumah mereka dan kehidupan Hana berubah 180 derajat.
Tiba-tiba ponsel Hana berdering terlihat simbol hati yang patah sedang memanggil.
Hana tak menjawab panggilan itu ia justru mengabaikannya.
Beberapa kali panggilan itu masuk ke ponselnya namun tetap, Hana tak mengangkatnya.
Hari ini sepertinya Hana akan jalan-jalan ke mall sedikit menghilangkan beban pikirannya, yang sangat berisik disana.
Saat akan memasuki sebuah toko baju di mall tersebut Hana bertemu dengan wanita yang tak ingin dia temui.
Sungguh mood Hana langsung hancur saat melihat wajah wanita itu, apa lagi dia bersama ibunya.
"Ternyata kau masi hidup, aku pikir kau sudah mati" ucap wanita itu yang di kenalan dengan nama Nisa.
Namun Hana memilih untuk tidak menghiraukannya.
"Pulang sana ibu mu mencari mu, bikin susah saja" ucap wanita paru baya itu.
Hana tetap tak perduli pada mereka justru Hana memilih untuk pergi.
"Dasar tak sopan, pantas saja ayah mu itu mengusir mu" ucap wanita paru baya itu bernama Ningrum.
Hana berbalik ingin melawan namun ia urungkan karena semua mata pengunjung menatap ke arahnya.
Dengan perasaan kacau Hana memilih pergi tapi dia tak menangis. Sementara Nisa dan ibunya Ningrum tersenyum puas setelah melihat Hana tak berkutik.
Hana bisa saja melawan mereka, cuman Hana tak suka menjadi pusat perhatian orang-orang apa lagi dia sudah berusaha sejauh ini untuk menutupi identitasnya.
Saat buru-buru keluar mall Hana tak sengaja bertakbir akan dengan seorang lelaki.
"Maaf" ucap Hana saat dia menyadari menabrak seseorang. Tapi Hana tak berbicara lagi setelah itu dia memilih pergi.
Bintang terkejut saat dia di tabrak oleh Hana dan mencoba menahan hana untuk tidak jatuh.
Ternyata lelaki yang di tabrak tadi adalah Bintang.
"Tungguh sebentar" Bintang saat melihat ponsel Hana jatuh saat mereka bertabrakan tadi namun Hana tak berbalik.
Bintang mencoba mengejar namun Hana sudah masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi meninggalkan parkiran mall.
Hana memasuki jalan tol, pikirannya saat ini kacau, dengan kecepatan tinggi Hana memacu mobilnya dengan sangat kencang, tampa perduli keselamatannya, pikirannya kalut hatinya nyeri lukanya terbuka kembali dengan sangat jelas, dia berteriak sekuat tenaga mengeluarkan semua amarahnya hingga akhirnya dia memutuskan untuk menepi di res area. Cukup lama dia berada disana setelah itu dia memutuskan untuk pulang ke kosannya.
Dulu Hana setengah mati menutup luka hatinya, karena dia pikir seiring berjalannya waktu dia akan sembuh dengan sendirinya tapi ternyata luka itu masi ada dan makin dalam.
Ke adaan seperti ini membuat Hana menjadi makin depresi, apa lagi saat ini dia sudah tak pernah menemui dokter psikologinya lagi.
Setelah tadi menemani ibunya untuk makan siang di mall, Bintang kini sudah kembali ke perusahaannya, ditemani oleh Dimas.
"Boss ponsel ada berdering" ucap Dimas menyadari ponsel yang ada di kantong Bintang berdering.
"Biarkan saja, itu bukan ponsel ku" ucap bintang.
"Terus itu ponsel siapa" tanya Dimas lagi.
"Jangan hiraukan" Ucap Bibtang.
Dimas yang mendengar ucapan Bintang, berhenti bertanya tentang ponsel yang sedari tadi tidak berhenti berdering.
Kini Bintang sudah berada di ruangannya, dengan rasa penasaran yang besar Bintang mengeluarkan ponsel Hana tang tadi terjatuh saat mereka bertabrakan.
Bintang mencoba untuk membuka ponsel tersebut, ternyata ponsel itu tak memiliki pengaman kunci, jadi sangat mudah untuk di buka.
"Wanita yang aneh" gumam Bintang karena sangat mudah baginya mengakses ponsel itu.
Terlihat begitu banyak panggilan masuk dan pesan yang tak pernah di baca.
Namun mata Bintang tertujuh pada pesan yang bertuliskan kontak Nisa dan Dr. Cristal (psikologi).
"Apa ini Nisa yang kukenal" gumam Bintang.
Saat sedang sibuk membaca pesan yang bernamakan Nisa, Bintang di kejutkan dengan panggilan masuk yang bertuliskan "Home" bintang ragu mengangkatnya, namun rasa penasaran Bintang membuatnya harus mengangkat panggilan itu, dan agar dia juga bisa mengembalikan ponsel wanita itu.
"Hallo non Hana" ucap wanita di seberang sana.
Cukup lama Bintang terdiam, hingga akhirnya dia berbicara.
"Maaf saya bukan Hana" ucap Bintang.
Wanita yang di seberang sana terkejut saat yang berbicara seorang lelaki, bahkan dia mengecek kembali nomor yang dia telepon dan betul itu nomor ponsel Non Hana.
"Maaf anda siapa, bukan kah ini ponsel milik non Hana" ucap wanita itu.
"Ia ini benar ponsel wanita itu, namun tak sengaja aku menemukannya saat dia menjatuhkannya" ucap bintang.
"Ohh maaf, aku hanya ingin berbicara pada non Hana" ucap wanita itu lagi.
"Begini saja, bisa kirimi aku alamat Hana biar aku bisa mengembalikan ponsel ini" ucap Bintang.
"Maaf tuan, tapi saya juga tak mengetahui non Hana tinggal dimana" ucap wanita itu kerena benar keluarganya tak ada yang tau Hana tinggal dimana.
"Oh baiklah, biar nanti aku mencarinya mungkin ada kontak yang sering dia hubungi" ucap Bintang setelah itu dan berpamitan untuk menutup panggilannya.
Bintang berharap, bisa menemukan kontak yang sering dia hubungi oleh pemilik ponsel tersebut.
Dari pencarian kontaknya Bintang merasa begitu heran karena tak ada kontak sebanyak yang dia pikirkan, hanya ada beberapa yang bernama dan selain itu ada kontak yang tak di beri nama hanya memiliki Emoticon seperti itu.
"Sebenarnya dia wanita seperti apa" gumam bintang lagi yang masi sibuk mencari pemilik ponsel ini.
Kelakuan Bintang boleh dikata sebagai pelanggaran Privasi namun dia sangat penasaran dengan wanita pemilik ponsel ini, karena Dari semua yang berada di ponsel ini yang di lihat oleh Bintang adalah Kesepian yang tak ada ujungnya dan semua gambar yang ada di ponsel itu terlihat jelas pemiliknya memiliki kerinduan yang dalam.
Tiba-tiba terlihat pesan masuk.
Annisa
"Siapa pun kau, jika ponsel ku ada pada mu, aku mohon tolong kembalikan ke cafe King, karena aku bekerja di cafe King" isi pesan tersebut karena terlihat ponsel Hana sedang online.
^^^Hana ^^^
^^^"Baiklah aku akan Menemuimu pukul 17.00 " balasan yang di kirim Bintang . ^^^
Setelah mengetahui ponsel hilang entah kemana, Hana pergi menemui Annisa guna untuk mencari keberadaan ponselnya, saat membuka pesan terlihat ponselnya online hingga Hana memutuskan untuk mengirim pesan ternyata di respon dengan baik.
Lama menungguh di cafe Hana memutuskan untuk kembali ke kosan nanti setelah jam 17.00 dia akan kembali ke cafe dan mengambil ponselnya kira-kira siapa orang yang mendapatkan ponselnya membuat Hana penasaran.
Di perusahaan Bintang juga penasaran ingin melihat wajah wanita pemilik ponsel karena di galeri ponsel itu tidak terlihat foto namun hanya ada beberapa foto keluarga dan salah satu dari orang itu Bintang kenal sangat jelas yaitu Nisa mantan kekasihnya dulu.
Namun Bintang enggan untuk menghubungi Nisa.
Tak terasa pukul 17.00
Hana sudah berada di cafe tersebut, sambil menungguh Hana membantu karyawan yang lain.
Sementara Bintang dan Dimas kini dalam perjalanan menujuh cafe King, mereka sangat jafar cafe itu, karena termaksud cafe langganan mereka.
Saat sampai Hana melihat ke arah luar jendela, terlihat dia orang pria yang salah satunya sangat Hana kenal.
Pintu cafe terbuka masuklah Bintang dan Dimas, tak lupa untuk memesan makanan mereka.
"Selamat sore pak, bisa di bantu pesanannya" ucap Dimas.
"Baik saya pesan 2 americano, 2 pastry isian vanila" ucap Dimas.
"Dan saya ingin bertemu dengan Hana" ucap Dimas.
"Dim kau lurus saja, dia berada disana, memangnya ada apa" tanya Annisa penasaran.
"Hanya ingin mengembalikan ponselnya"ucap Dimas.
Sementara Bintang hanya diam, selesai membayar pesanan mereka Bintang berjalan menujuh tempat Hana, dan Dimas memilih untuk duduk di meja yang lain.
"Haii selamat sore" ucap Bintang saat berada di depan meja Hana.
"Silahkan duduk" ucap Hana berdiri sambil mempersilahkan Bintang duduk.
Kini mereka duduk saling berhadapan.
"Ternyata ini wanita yang aku tabrak hari itu" gumam Bintang.
"Ini ponsel mu" ucap Bintang sambil meletakan ponsel Hana ke atas meja.
"Maaf sudah membuat mu repot" ucap Hana.
"Dan maaf sudah menabrak anda waktu di mall" ucap Hana lagi.
"Aku Bintang" ucap bintang mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Hana ragu untuk menyambut tangan Bintang yang di uluran ke arahnya.
"Hana" ucap Hana akhirnya.
Dimas datang membawah pesanan Bibtang tadi.
"Apa kau bekerja disini" tanya Bintang.
"Yahh aku bekerja disini" ucap Hana.
"Dibagikan apa" tanya Bintang lagi.
"Aku kasir, saat ini aku sedang off" ucap Hana.
"Maaf, tadi ponsel mu berdering terlihat panggilan masuk aku mengangkatnya" ucap Bintang.
"Tak apa" ucap Hana singkat.
"Aku ingin bertanya pada mu" ucap Bintang.
"Kau ingin tanya apa" tanya Hana penasaran dengan ucapan Bibtang.
"Aku lihat di ponsel mu terlihat nama Nisa, apa kau saudara dari Nisa" ucap Bintang.
Namun Hana diam tak ingin menjawab pertanyaan Bintang.
"Aku tak ada maksud lain, hanya penasaran kau dan Nisa ada hubungan apa" ucapa Bintang.
Hana masi diam.
"Baiklah jika kau tak ingin menjawabnya, dan maaf sudah mengganggu privasi mu" ucap Bintang.
"Kau mengenal Nisa" tanya Hana.
"Yah aku cukup mengenalnya" ucap Bintang.
"Kau memiliki hubungan spesial dengannya" tanya Hana lagi.
"Dia hanya masalalu ku" ucap Bintang.
"Dan sekarang kami sudah tak berhubungan lagi, kalau kau ada hubungan apa dengan Nisa" ucap Bintang bertanya pada Hana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!