Dengan mata melotot, gemuruh dada bergejolak bak dihantam puluhan palu. Kenapa ia harus dia dapati kenyataan yang begitu menyakitkan. Saat ia lihat wanita yang ia puja, bertukar peluh didepan mata.Apa salah dia sampai dia begitu bodohnya dikhianati. Dua tubuh polos tanpa sehelai kain itu. , tidak menyadari kehadiran Arkan. Lidahnya kelu meyaksikan l pasangan mesum itu. Tanpa suara ,dia tinggalkan pasangan laknat , dengan hempasan daun pintu begitu keras. Barulah keduanya menyudahi aks tak senonoh itu. Keduanya terlonjak kaget dan baru sadar, ada yang datang menyaksikan perbuatan bejat mereka. Gegas Winda menarik handuk dan melihat Arkan pergi dengan motor maticnya.
Ada yang hilang dan terhempas.dari tercerabut dari hatin Winda. Air mata mengalir begitu saja, Winda yakin hubungan kasih yang sudah satu tahun dijalanin Winda dan Arkan berakhir sudah. Ia yang begitu mudah terbujuk rayu Deon, dengan rela menyerahkan tubuhnya dengan imbalan rupiah. Harus merelakan hubungan itu kandas sudah.
Gairah yang tadi begitu liar, saat Deo berpacu diatas tubuhnya hilang sudah dan hambar sekarang . Deo yang tadi begitu buas kini sudah mengenakan baju, dan siap meninggalkan rumah Winda. Toh suasana sudah kacau, dengan kehadiran Arkan yang tidak mereka sadari membuat mood jadi kacau.
" Baiklah sayang, selesaikan masalah kalian berdua. Atau gua akan cari pengganti lu," ucap Deo sambil meninggalkan segepok uang merah. Dan pergi begitu saja dengan mobil yang ia parkir.dikuar rumah Winda.
Winda hanya bisa bengong sepeninggal dua lelaki dari rumahnya, keduanya mempunyai arti tersendiri. Arkan yang tampan dan sopan, belum sekalipun menjamah area pribadinya. Namun kepada Deo, lelaki yang dikenalkan sahabatnya dia serahkan mahkotanya. Winda silau akan kemewahan yang Deo tawarkan,.apalagi Deo tipe lelaki yang agresif. Soal ketampanan, jelas Arkan lah orangnya, namun soal isi kantong Deo punya segalanya. Uang bisa membeli segalanya.
Dengan hati yang remuk redam Arkan memacu motornya ke tempat yang tenang. Dia sampai ketepian danau, untuk menenangkan diri.
Gak disangka Winda yang begitu kalem, tega mengkhianatinya. Entah apa alasannya, toh itu gak penting lagi untuk dipertanyakan. Baginya selesailah sudah hubungan mereka. Kenyataan itu amat sangat melukai perasaanya. Terluka, sakit hati, kecewa tentu saja.
Ternyata Tuhan sayang dirinya, bagaimana kalo perselingkuhan itu terjadi saat mereka sudah menikah.Pasti itu akan terjadi pertumpahan darah, setidaknya akan ada perceraian . Ah sudahlah yang terjadi biarlah terjadi , walaupun dendam itu ada..Ia coba berbesar hati, mungkin ini sudah suratan takdir.
Ada nada panggilan masuk,.itu dari Winda. Gegas Arkan me reject dan blokir nomor.Winda. Usai sudah kebersamaan diantara mereka..gak perlu ada sayonara, cukup jauhi Winda mulai saat ini dan seterusnya.
Arkan ingin fokus mengejar cuan, agar tidak ada wanita lagi yang mempermainkan cintanya nanti.Dengan kemahiran sebagai konten creator, menguasai multi media Arka bertekad menaklukkan dunia. Sebagai langkah awal dia coba melamar kerja part time sambil nunggu wisuda yang akan digelar beberapa hari ke depan.
Sehari sejak kepergok, Winda masih berusaha mencari Arkan.
Winda yang sejatinya teramat mencintai Arkan, dan bertekad m membangun mahligai dengan. Arkan suatu saat nanti. Namun sayangnya, takdir seakan mempermainkannya. Winda yang masih labil terlena kilauan harta Deo .Ia tidak rela jalinan kasih terhempas begitu saja.Walaupun ini semua salahnya, ya karena nafsu sesaat musnah sudah impian itu tinggal kenangan.
Panggilan telpon dan pesan yang Winda kirimkan untuk Arkan pun sia-sia. Siapa yang sudi melihat tambatan hati berkhianat. Andaikan sang waktu bisa diputar, tentu dia pilih setia dengan cintanya Arkan. Namun nasi sudah jadi bubur, menyesalkan percuma saja.
Tak ingin larut rasa kecewa,
Arkan menyibukkan diri untuk menata masa depan. Dalam sehari beberapa kali ia mengirim lamaran via email. Selang beberapa hari, salah satu perusahaan yang cukup bonafid memberi kesempatan untuknya interview, dan Arkan begitu antusias memenuhi panggilan kerja itu. Arkan sudah bertekad bulat, untuk mengumpulkan fulus sebanyak-banyaknya agar nantinya gak ada lagi penghinaan yang kedua kalinya. Kalau perlu wanita akan dibuatnya bertekuk lutut.
Arkan menyadari betul wajahnya rupawan.
Saat sesi wawancara, terlihat interviewer nya terpesona saat menatapnya. Bukannya sombong, atau kege-eran tampang Arkan memang diatas rata -rata. Muka ganteng , putih , atletis, tinggi 185 cm siapa yang gak kesengsem melihatnya.
"ehm. Maaf Bu, apakah interviewnya sudah bisa dimulai," tanya Arkan dengan sopan..Sontak membuat Bu Sheila jadi merah mukanya karena malu.
" Ah iya maaf, mari kita mulai.", jawab Sheila sambil membagikan soal psikotes.
Sambil menunggu Arkan menjawab soal psikotes, lagi lagi Sheila tanpa jengah terus melihat ketampanan Arkan. Arkan cuek dan fokus mengerjakan materi psikotes yang berlembar-lembar.
Tes selanjutnya dilanjutkan sesi tanya jawab untuk mengulik keahlian yang dikuasai dan apa saja pengalaman yan relevan dengan apa yang dilamarnya.Setengah jam interview Arkan jalani, yang lebih banyak Sheila gunakan untuk menatap Arkan daripada menelisik keahlian Arkan. Bagi Arkan yang penting dia bisa lolos wawancara dan segera mulai kerja. Masalah Sheila yang agak berbeda saat mewawancarainya baginya gak jadi soal. Toh ia gak rugi, wajah Sheila gak kalah cantik dari Winda, mantannya. Lagi pula sekarang dia yang butuh kerja. Jadi ia enjoy saja
Akhirnya Sheila mengakhiri sesi interview dan menanyakan nomor Arkan untuk mengabari diterima tidaknya di Pelangi Group. Dan wawancara itupun diakhiri dengan berjabat tangan diantara mereka. Sheila seakan enggan melepaskan tangan Arkan. Apalagi saat Arkan pamit undur diri, sejatinya pengin menahan agak lamaan. Sheila berjanji akan segera mengabari hasilnya. Arkan berharap semoga saja dia diterima.
Menunggu adalah hal yang paling menjemukan, apalagi menunggu hasil wawancara tentu hatinya berharap-harap cemas. Untuk mengisi waktu luang, Arkan pergunakan untuk membuat design graphis yang nanti akan ia tawarkan secara online. Siapa tau nanti ada yang berminat.
Sebelum ada yang serius, ia terus perbaiki design yang sekiranya masih bisa dia upgrade. Hasil karya Arkan cukup bagus. Terbukti
sudah ada beberapa hasil karya Arkan, yang dibeli oleh user. memang belum begitu besar hasilnya, namun cukup puas Arkan menerimanya. Orang sukses harus banyak belajar, dari kecil, dari sekarang dan mulai saat ini. Itu motto yang ia pegang.
Dia tak mau berkutat dengan kenangan bersama Winda. Cinta tak harus saling memiliki kan?
Biarlah luka itu akan sirna seiring jalanya waktu, 'time will heal the wound'. Masa muda harus banyak berkarya, bukan untuk menumpuk dosa. Walaupun Arkan bukanlah seorang yang religius, tapi ia selalu ingat pesan kedua orangtuanya. Jagalah nama baik keluarga.
Hari yang ditunggu pun tiba, pihak kampus mengumumkan wisuda akan digelar di auditorium kampus. Rasa lelah, suka duka saat menjalani perkuliahan hingga saat menjawab pertanyaan dosen penguji saat mempertahankan apa yang dituliskan skripsinya terbaya sudah. Apalagi saat Arkan dinyatakan lulus dan hari wisuda tinggal menghitung hari. Ia lupakan semua kenangannya saat kebersamaan dengan Winda. Ia tutup memori dan cerita diantara mereka tamat sudah
Sejak kepergok berbuat mesum , nyaris sudah tidak ada lagi jalinan komunikasi antara Winda dan Arkan. Namun Winda yang tidak mau putus begitu saja, masih ngotot untuk menjalin kasih dan berharap agar Arkan mau menerima dan memaafkan perselingkuhannya dengan Deo.
Berbagai cara sudah ditempuhnya, sudah beribu kali menghubungi lewat telpon, hingga mendatangi kost Arkan. Namun semuanya sia-sia. Winda gak malu terus mengejar Arkan, sampai-sampai semua ajakan Deo ia abaikan.
Winda ingin menjalin dua lelaki sekaligus, dia tak mau kehilangan dan melepaskan Arkan. Pastinya kata sesal itu datangnya terlambat .
Kesempatan bertemu Arkan akhirnya datang saat acara wisuda yang digelar di auditorium kampus. Winda dengan tidak punya malu, menunggu Arkan didepan aula kampus.
Tepat saat Arkan melintas keluar pintu aula, Winda gegas menarik tangan Arkan. Kaget dan geram campur aduk jadi satu, terpaksa Arkan mengalah mengikuti langkah Winda yang menariknya ke taman kampus.
" Kak Arkan saya mau bicara mengenai hubungan kita," buka Winda setelah duduk berduaan. Sesaat Arkan pun bergeser menjauh duduknya, seakan Arkan jijik terhadapnya. Mendapati kenyataan ini, Winda mencelos hatinya . Ia simpan tangis itu dalam hatinya.
" Hubungan apalagi Win, bukannya kita sudah selesai. Cih, urus saja lelaki yang meniduri mu. " geram Arkan yang menahan emosi. Matanya nyalang merah menatap gadis yang dulu menghiasi hatinya, tapi siapa sangka dengan begitu mudahnya ia serahkan tubuhnya pada lelaki lain.
" Tapi Winda gak suka Deo kak. Cintaku hanya untukmu kak Ardan. please maafin Winda ," rengek Winda tanpa rasa malu sekalipun.
" Winda ... Winda, lu sadar gak sih. Gua bukan malaikat yang begitu mudah memaafkan kesalahan. Lu buat hati ini sudah mati rasa. Dan gak mungkin lagi hubungan ini berlanjut. Lanjutkan saja hidup lu , toh Deo punya segalanya. maaf gua harus pergi. Biarlah yang terjadi terjadilah," tegas Arkan sambil bangkit.
" Setega itukah kak Arkan", kata Winda seolah dialah korbannya
" Apakah gak kebalik, justru lu yang tega menduakan hati dan menjual tubuh lu itu, .sudah gak ada lagi yang perlu lu katakan .sudah lepaskan tangan lu ,antara kita sudah gak ada apa-apa" hardik Arkan menatap dengan senyum smriknya.
" Gak , gak bisa sampai kapanpun Winda gak rela. gak boleh wanita manapun boleh mendekati kak Arkan," ancam Winda .
" Serah lu, gua pak peduli. Gua bebas mendekati cewek manapun yang gua suka. Heh, harusnya lu sadar lu itu wanita murahan. Jangan sampe.lu hamil diluar nikah", ejek Arkan karena Winda kekeh mengejar Arkan. Air mata Winda jatuh lolos begitu saja, Arkan mengatakan ia wanita murahan, hatinya ingin berontak namun kenyataannya demikian. Dengan linangan air mata, berharap Arkan luluh. Namun Arkan yang sudah mati rasa, berlalu dari taman kampus tanpa menghiraukan teriakan Winda.
Dua minggu sudah berlalu, sejak interview di Pelangi belum juga ada notifikasi baik email maupun via whattApps apakah dia diterima apa tidak. Saat tengah mengotak-atik draft design graphis yang sedang didevelop nya, ada notifikasi bahwa lamarannya diterima. Tentu saja ini seperti kado setelah pengkhianatan yang ia terima dari Winda.
*********
Arkan yang sudah terbiasa mandiri, tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya. Yang secara ekonomi termasuk juragan di kampungnya juragan Empang, karena usaha ternak ikan gurame dan ikan mas.
Arkan akui gak berbakat mewarisi usaha ternak ikan, sehabis lulus SMA, ia pergi ke kota dan meneruskan kuliah jurusan multimedia. karena passion Arkan disitu.
Dan di kampus itulah dia jatuh cinta dengan Winda. Sosok gadis jelita, dengan kemolekan tubuhnya siapapun akan terpesona bila melihatnya. Sayangnya, seiring perjalanan waktu, cinta itu kandas dan kalah dengan pamor.materi yang tidak bisa Arkan berikan. itulah kilas balik Arkan dan Winda.
******
Hari Senin adalah hari pertama Arkan bergabung di Pelangi di departemen art and creative. Dia ingin mengaplikasikan ilmu dan menyalurkan bakatnya di bidang yang dia suka. Passion dan bakatnya ada disitu.
Setelah dikenalkan oleh Sheilla ke semua rekan kerjanya, yang rata-rata masih muda. Arkan dibawa ke ruangan sang bos. Tentu saja ruangan bos beda jauh dengan ruangan kubikel untuk staff seperti dirinya.
Tok tok tok, ketuk Sheilla ke ruangan sang bos. Arkan membayangkan pastilah yang jadi bosnya sudah tua, perut buncit dan botak. Namun betapa terkejutnya ketika pintu dibuka Sheilla, yang didepan matanya adalah sosok wanita yang anggun, dengan dandanan yang modis fashionable. dan Arkan rasakan ada getaran yang lain.
"Pagi Bu Sandra, kenalkan Arkan staff baru di dept art and creative. ",lapor Sheilla kemudian.
Dengan mengangguk hormat Arkan menyalami sang bos
" Perkenalan saya Arkan, siap menerima arahan dan perintah Bu Sandra," ucap Arkan mengawali perkenalannya dengan sang bos. Jujur sebagai pria dewasa ia merasakan getaran lain. entah itu nafsu atau kekaguman, ia sendiri agak bingung. Ia tak ingin terjebak dan terulang kisah laranya.
" Selamat bergabung di Pelangi , Pak Arkan. Saya dengan dengan talent yang dinamis dan inovatif. " ujar Sandra dengan suara pelan.
Baik Arkan maupun Sandra ada debaran rasa yang aneh, apakah itu awal ketertarikan lelaki dan perempuan. Sandra memindai penampilan Arkan, menimbulkan gelayar yang berbeda. Ia ingin suatu saat nanti mengenal Arkan secara pribadi.
Ya, ada rasa lain saat melihat Arkan. Rasa yang sebagian menghilang saat kebersamaan dengan Andre sang suami.
Sesaat setelah debar aneh itu mereda, Sandra hubungi Sheilla untuk meminta biodata Arkan.
Sheilla pun dibuat keheranan atas sikap sang bos. Hal yang tak pernah Sandra lakukan? Ada apa ini, batin Sheilla saat menyerahkan berkas yang diminta sang bos.
Diruang kubikel tempat tim art and creative berada. Arkan tengah mendapatkan arahan job desk yang jadi tanggung jawabnya. Dia sangat enjoy, karena tim creative masih relatif muda. Terdiri dari 5 orang, 3 cowok dan dua cewek. Mario sebagai kepala team, Joko, Mira dan yang imut Niar. yang terakhir dirinya sebagai new comer.
" Jadi itu yang menjadi job desk kamu Arkan.apakah ada yang ditanyakan?, " tanya Mario saat menjelaskan detail apa yang mesti dikerjakan Arkan.
" Siap bang. Sudah cukup jelas. Ngomong-ngomong apakah sudah ada klien yang kasih order ke kita bang", tanya Arkan, karena ia merasa tim creative kerjanya santai. Gak diuber deadline.
"'Nah itu masalahnya. Kita lagi sepi job. Hampir sebulan ini belum ada projects", papar Mario.
" Maaf nih bang, saya kan new comer. sekadar usul sih, bidang kita ini kan banyak berhubungan dengan agensi, dan produk yang membutuhkan promosi visual. gimana kalo kita tawarkan secara random ide creative yang agak low.budget. " usul Arkan
" Wah boleh itu, tapi kan kita harus punya konsep dan segmentasi pasar dong Arkan", sahut Mariao sebagai leader.
" Tenang bang masalah konsep saya banyak ide. Dan di laptop saya banyak file barangkali bisa kita tawarkan ke klien. Bang Mario coba report ke atasan dulu. Siapa tau ise ini bisa kita kerjakan," imbuh Arkan memberi masukan. Dan Mario sebagai leader merasa takjub akan ide Arkan. Yang out of the box.
...Mendengar diskusi antara Mario.dan Arkan, Niar sampai melongo saking kagumnya atas apa yang Arkan cetuskan....
"Heh Niar wooi, jangan melongo gitu.Tar ngeces lagi, liat Arkan segitunya wkkk wwkkk," ledek Mira.
" Ihh, apa sih Mir. Gak jelas deh. gak boleh orang seneng yak, rugi dong liat yang unyu-unyu ginian", jawab Niar gak mau kalah.
Joko pun sebagai senior,.merasa ide Arkan sangat brilian.
Terlebih ketika Arkan,.memperlihatkan rancangan graphis yang dia simpan di folder.
Joko, Mira, Niar dan Mario takjub melihat hasil karya yang rapi dan detail yang presisi.
Dan mereka sepakat untuk menghadap ke Sandra sebagai bos.
Akhirnya Mario mengajak Arkan untuk menunjukkan desain rancangan Arkan untuk ditawarkan ke klien.
Setelah berada diruangan sang Bos, Mario pun mengutarakan maksudnya. Dengan mata berbinar Sandra menyambut ide Arkan, apalagi saat mata keduanya bersirobok ada hasrat yang menggeliat, apakah itu nafsu ? Sandra berusaha mengenyahkan rasa itu. Entah itu rasa kagum atau apa. sudah lama gairah yang muncul itu lama terpendam. kehidupan rumah tangganya terasa begitu hambar. Andre sang suami, kurang memberi sentuhan. baik itu pujian maupun nafkah batin.
Saat ini, di depan matanya Arkan hadir dengan pesonanya.
" Bagaimana Bu,apakah ide ini bisa kita kerjakan. Ya semacam break through lah", ucap Mario ketika dilihatnya sang bos seperti melamun.
" Ah iya, sepetinya bisa kita kerjakan Mario,coba kamu buat konsepnya. Nanti kita review sebelum kita kirim tawaran ke klien", titah Sandra
" Maaf Bu Sandra, nanti Arkan yang akan membuat detailnya. karena itu ide dia. dan semua layout desain ini adalah hasil karyanya Bu" , papar Mario terus terang
" Wao, amazing sekali Pak Arkan..baru pertama join sudah punya solusi apa yang kita hadapi.Baiklah kalian siapkan konsep dan target market agar kita gampang meng eksekusinya", perintah Sandra pada akhirnya
Arkan bukan saja punya wajah yang tampan, namun kreasinya pun sangat brilian
Hari pertama sudah banyak orang dibuat terkagum kagum dibuatnya.
Sekembalinya dari ruang sang bos, Arkan menyusun konsep yang tengah dia tawarkan, dia buat simpel namun ringkas dan padat, apalagi dibuat dalam 2 bahasa.
" Bang Mario coba periksa draft ini barangkali perlu direvisi", ucap Arkan menyodorkan laptop agar diperiksa sang leader.
" Mantap ini, coba kamu kirim ke Bu Sandra. Nih alamat.emailnya", kata Mario agar Arkan langsung kirim email ke Sandra. Toh ini murni ide Arkan, jadi kalo butuh penjelasan biarlah Arkan sendiri yang langsung reply email Bu Bos.
" Siap bang, semoga aja kita dapat projects baru" harap Arkan atas apa yang ia cetuskan.
Setelah dirasa draft yang ia tulis cukup, email segera ia kirim beserta lampirannya untuk dipelajari oleh bosnya.
Waktu terasa begitu cepat, hingga saat jam pulang pun tiba. Niar yang dari tadi belum banyak berinteraksi, mulai jurus pedekate.
"Arkan pulang ke arah mana ya. boleh dong aku nebeng," pancing Niar.
" Saya kost di Gatsu, emang Niar gak dijemput cowoknya. ", tanya Arkan.
"Gak sih. Katanya ada acara kantor, kebetulan kita searah, boleh dong nebeng? , rayu Niar penuh harap
" Mang gak malu nebeng motor butut? " tanya Arkan.
" Ngapain juga malu, yang bawa motor gak malu-maluin kok. Keren lagi" puji Niar terus terang.
" Ya udah tunggu depan pos satpam. saya ambil motor diparkiran" jawab Arkan sambil pergi ke arah basemen.
Niar yang dibonceng Arkan, sengaja mencari celah modus memeluk erat dari belakang. Tentu saja payudara.montok Niar bersinggungan dengan punggung Arkan. Ada desir gairah Arkan rasakan, namun ia tahan.
Arkan agak jengah, saat benda kenyal Niar menempel dan bergesekan dengan punggungnya. Mau protes takut Niar tersinggung, baru juga kenal kok gini amat nih cewek. Bukannya munafik sih, sebagai cowok normal si dedek jadi berontak. Bukannya dilepas, Niar sengaja menggoda Arkan.
Lima belas menit sampailah Arkan dirumah Niar. Niar merasa berat saat turun dari boncengan Arkan seakan waktu cepat berlalu. Dengan langkah gontai sambil mengucapkan terimakasih,.ia melangkah masuk rumah. semoga besuk bisa terulang lagi.
Segera Arkan melajukan motor ke kost an yang sudah 4 tahun ia tempati. Baru saja dia sampai depan kost, Winda sudah menunggu nya. Mau gak mau harus dia temui.
" Kak, apakah sudah tidak ada kesempatan untukku. Apapun akan aku lakukan asal kak Arkan mau balikan lagi, aku yang khilaf kak hiks hiks ", isak Winda mengiba.
" Winda, apa perkataan gua kurang jelas. Lu bebas lakuin apapun, karena antara kita sudah gak punya ikatan," jawab Arkan
" Tolong lu pulang. Gue capek perlu istirahat," usir Arkan secara halus.
" Apakah kesempatan itu sudah gak ada buatku kak, hik hik. Winda akan lakuin apapun, apakah Winda harus bersujud hik hik hikss " ujar Winda sambil berurai air mata.
" Please, lu pulang gue pengin sendiri. lupakan semuanya," jawab Arkan menahan pedih. Bagaimana pun Winda pernah mengisi hari harinya.
Dengan langkah gontai, Winda pergi dengan hati yang perih. Tragis sudah kisah cintanya, Arkan yang begitu mencintainya tak lagi mau menerima akibat perbuatan kotornya diliat langsung oleh Arkan.
Sepeninggal Winda, Arkan memutuskan akan mencari kost dekat tempat kerja. Sekaligus untuk menghindar dari kejaran Winda yang tak rela berpisah dengannya.
Setelah mandi dan makan malam, Arkan mulai berbenah barang yang nanti akan dibawa pindah kost. Gak mungkin ia terus dikejar-kejar seolah dia seorang penjahat kelamin.
Besok, sepulang kerja ia harus segera mencari kost baru. Arkan ingin suasana baru, dan gak perlu jauh-jauh ke tempat kerjaan.
Ia buka laptopnya. Tak sengaja membuka folder foto-foto saat mereka pacaran. Sebenarnya masih ada sisa rasa sayang untuk Winda. Tapi pengkhianatan itu merusak segalanya. Lebih baik ia hapus semua foto-foto tanpa ada sisa satupun.
Memasuki hari kedua, Arkan sudah sepenuhnya diterima oleh rekan-rekannya. Tanpa ada bully maupun drama perploncoan dari seniornya. Bahkan leadernya pun cukup respect pada dirinya.
Waktu baru menunjukkan jam 10, ada panggilan Arkan ke ruangan sang bos. Sebenarnya agak sungkan berhadapan dengan bos yang sangat cantik. Tapi ia berusaha profesional, apa yang telah ia usulkan dan mendapatkan atensi dari bos haruslah dia kerjakan. Dia siap menjelaskan detail rancangan graphis yang ia sodorkan.Karena ia adalah konseptornya, pertanyaan sekecil dan sedetail apapun siap beradu argument kalau itu diperlukan.
Tok tok tok,
"Silakan masuk Pak Arkan," ujar Sandra.
" Selamat pagi Bu, apa yang harus saya kerjakan," ucap Arkan setelah mengucapkan salam.
Arkan sempat melirik penampilan bosnya yang cantik itu. kemeja yang Sandra kenakan sengaja dibuka kancing atasnya. Dan itu membuat Arkan sesak nafas.
Ah, godaan apa lagi ini batin Arkan.Entah disengaja atau lupa mengancingkan, Sandra cuek aja.
Arkan menahan pandangan, baik bagian atas maupun bawah yang Sandra kenakan seakan memancing naluri kelelakian Arkan.
" Jadi bisa dijelaskan detailnya Pak Arkan," lanjut Sandra setelah sekian menit mereka saling diam. Entah apa yang ada dibenak Sandra. Gesture Sandra seakan disetting agar tatapan mata Arkan fokus padanya.
Yups, Arkan mau gak mau menatap Sandra dengan nafsu yang harus dia tahan.
Bagaimana Arkan bisa berpaling dari wajah yang sangat eksotis itu, baju yang Sandra kenakan amat ketat menampilkan lekuk tubuh nan aduhai. Padahal Arkan tau kalau Sandra sudah bersuami.
Shiiit, rutuk Arkan.
Apakah Sandra sengaja melakukan semua ini. Arkan jadi pusing apakah pemandangan yang tersaji depan mata ini anugrah apa musibah bagi dirinya.
Untuk menahan gairah,.Arkan sengaja fokus ke laptop yang dibawanya. Ia harus mempresentasikan atas karya graphis yang ia sodorkan.
" Well, saya rasa ide kamu akan saya tawarkan ke beberapa klien. Mudah-mudahan mereka wellcome ,jadi nanti kalo sudah ada response andalah yang harus mendampingi saya untuk mempresentasikan secara detai," ucap Sandra mengakhiri meeting, yang hampir saja membuat "juniornya" memberontak.
Arkan merasa heran kenapa banyak wanita yang sengaja menggodanya
Hal itu masih saja berlanjut saat makan siang, Niar dan Sheilla seolah berebut perhatiannya. padahal keduanya sudah punya cowok masing-masing. Malahan Niar sengaja menggandeng mesra dirinya. Serba salah jadinya, antara menolak apa membiarkan Niar berlaku demikian.
Apakah cewek sudah sedemikian terbukanya kalau urusan asmara. Atau jangan-jangan Arkan aja kege eran.
" Arkan, kamu mau gak jadi cowokku,.aku rela deh mutusin cowokku asal jadian ama kamu," ujar Niar nembak langsung.
" Niar, maaf banget ya. Bukannya saya nolak atau gimana gitu. Kita ini baru kenal dua hari loh. Aneh aja tiba-tiba aja Niar nembak kayak gitu," jawab Arkan jujur.
"Masalahnya bukan soal lama gaknya, disini hampir semua cewek pengin deketin kamu. Sadarkah gak sih, cewek disini kalo ngliat kamu kayak gimana. Itu termasuk Bu Bos, sikap dan matanya kalo ngeliatin kamu itu beda banget ma karyawan lain. "terang Niar memberi penjelasan.
" Ya itu hak dia dong Niar," potong Arkan, padahal batinnya ada pergolakan akan sikap Sandra. Di satu sisi ia takut merusak rumah tangga orang, namun di satu sisi dirinya kepincut dengan sang bos. Entahlah dia jadi bingung. Kenapa banyak wanita seakan tebar pesona padanya.
"Trus gimana dong. aku gak mau kalah start,.secara kita kan satu tim. Aku gak nyesel andai harus pisah ma cowokku sekarang.," desak Niar. Arkan merasa dalam dilema, niat hati bekerja untuk mengubur keuangan bersama Winda. Sekarang sudah ada cewek yang terang-terangan menyukainya. Niar gak kalah dibandingin dengan Winda.
" Niar, makasih atas atensinya. Kalo boleh jujur, hati ini belum sembuh karena dikhianati cewekku," elak Arkan secara halus.
"Jadi beri waktu, aku ingin berdamai dengan luka cintaku.", sambung Arkan.
" Niar, kamu belum tau siapa aku. Saranku, jalani hubungan kalian. Jangan silap, kalian kan menjalani hubungan bukan sehari dua hari. Aku gak mau ada hati yang terluka.,' ingat Arkan.
Suasana makan siang di kantin jadi hening, hanya terdengar dentingan sendok garpu. Arkan maupun Niar, larut dalam pikiran masing-masing, hingga mereka dikagetkan kehadiran sang bos, Sandra.
Bos cantik, dengan menghampiri keduanya ,
"Maaf apakah kehadiranku menggangu makan siang kalian," ucap Sandra pada keduanya.
" Oh sama sekali gak kok Bu. Kami sudah selesai makan siang, apakah ada yang urgent," jawab Arkan,.karena Niar tidak segera menjawab."
"Saya akan ajak Pak Arkan menemui klien, tadi mereka minta presentasi apa yang kemarin kita offering", terang Sandra.
" Baiklah Bu, saya akan siap-siap."
Dan mereka bertiga pun, berpisah.
Niar tentu dongkol, belum puas berduaan dengan Arkan harus kembali ke ruangan karena kehadiran Sandra.
Arkan tentu harus siap mempresentasikan karyanya, agar mendapat projects,.demi kemajuan perusahaan.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!