NovelToon NovelToon

Pahlawan Besar

Prolog

Yi Shen. Pendekar terkenal nomer satu dunia bela diri membawa harta dari tanah suci. Seketika menjadi perbincangan semua orang karena kehebatannya bisa kembali. Kaisar Li Xuan mengundangnya ke istana untuk mengikuti perjamuan megah. Kabar tersebut diterima baik oleh Yi Shen. Namun semenjak itu, dirinya tak pernah terlihat lagi. Semua orang mengira bahwa Yi Shen terbunuh ataupun menjadi bagian dari istana kekaisaran. Kisahnya menjadi legenda dan termasuk ke dalam kisah gelap istana kekaisaran pada masa pemerintahan Kaisar Li Xuan. Dan tak ada yang tahu harta apa yang dibawa hingga menarik sang Kaisar.

Di luar tembok kekaisaran. Sebuah kota kecil di ujung perbatasan utara, hiduplah orang bernama Xie Feng. Seorang pemuda yang dianggap gila karena bercita-cita menjadi pendekar terkenal. Hal tersebut dikarenakan dirinya tak bisa mengangkat pedang dan melatih jurus sama sekali. Namun Xie Feng tak putus asa. Membuat pedang dari kayu dan berlatih dengan giat. Peluh membasahi tubuhnya ketika surya bersinar terang tepat di atas kepalanya. Beristirahat sembari mengipas-ngipasi berharap tubuhnya terasa dingin. Menatap langit dan merenung.

"Andaikan saja aku seperti Yi Shen. Pendekar nomer satu kala itu, " gumamnya terdengar sedih.

"Sudahlah. Kau jangan bercita-cita yang tak masuk akal. Tak menjadi pendekar bukan berarti hidupmu hancur, " ucap Qing Wu.

Xie Feng menoleh. Dirinya menghela nafas ketika sahabat nya datang memberinya nasehat.

"Sudah 324 kau mengucapkan kalimat yang sama kepadaku dan jawaban ku adalah sama. Aku tak akan merubah cita-citaku, " ucapnya tegas.

Qing Wu menggelengkan kepala tak habis pikir dengan sahabatnya.

"Jika itu kemauanmu maka lanjutkan saja latihan hingga seorang master memberi pengarahan,"ucapnya menyadarkan Xie Feng hingga menghentikannya memakan nasi.

Qing Wu bingung dengan ekspresi Xie Feng yang terdiam.

"Sebentar lagi akan ada perekrutan sekte! Aku akan pergi melihatnya"ucap Xie Feng begitu antusias

Qing Wu tak begitu peduli. Ia melanjutkan makan dengan lahap. Xie Feng kesal memukul kepala Qing Wu dengan keras.

"Aduhh! Aku tahu berita itu. Pergilah jika kau ingin dan jangan menyiksaku di mari, " balas Qing Wu.

"Baik! Aku akan pergi sekarang juga! " ucap Xie Feng meletakkan mangkuk di meja masuk ke dalam rumah dan keluar membawa perlengkapan. Dirinya tampak begitu percaya diri meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Qing Wu hanya tertawa melihat kepergian sahabatnya itu.

Xie Feng berjalan dengan penuh akan hati senang hingga melupakan sesuatu. Segera berhenti dan berlari balik ke dalam rumah. Berapa terkejutnya ketika melihat Qing Wu tewas dengan lima belas tusukan di tubuhnya.

"Siapa yang berani membunuh sahabatku! " teriaknya marah.

Tubuh Qing Wu penuh akan darah membuat tangan Xie Feng bergetar. Dirinya berteriak kepada langit meminta penjelasan.

"Dia tewas oleh teknik pedang kilat pemburu, " ucap seseorang.

Xie Feng berbalik untuk melihat suara siapa itu. Melihat seorang pengemis tua yang biasa ia temui di pasar berada di halaman rumahnya saat ini.

"Teknik pedang kilat pemburu? " ucapnya bingung.

"Benar. Teknik mengkloningkan tubuh menggunakan bayangan. Salah satu dari lima teknik terkenal sekte assasin pemburu malam. Sepertinya temanmu terlibat dalam hal rahasia"

Xie Feng menatap Qing Wu diam. Selama ini tak ada rahasia diantara mereka namun kabar mengejutkan datang hari ini membuatnya ragu.

"Apakah kau ingin membalas dendam? " tanya pengemis tua.

Xie Feng mendongak menatap wajah pengemis tersebut dan menganggukkan kepalanya.

"Aku memberikan pedang ini kepadamu, " balasnya memberikan pedang tersebut kepada Xie Feng.

Sarung pedang hitam legam dengan guratan emas di ujungnya membuat keindahan ketika pertama kali melihat. Xie Feng menarik pedang sekilas bayangan dirinya memantul.

"Kau tak sadar bahwa dirimu mengangkat sebuah pedang, " ucap pengemis menyadarkan Xie Feng. Ia terhenyak hingga menatap tak percaya. Pedang di tangannya adalah sungguhan.

"Aku bisa mengangkatnya! " ucapnya senang.

"Kau layak mendapatkan pedang itu. Selagi kau berlatih maka kau akan tahu kehebatannya, " balas pengemis tua pergi.

Xie Feng buru-buru mengejar. "Siapa nama Anda! " ucapnya berteriak.

"Aku tak memiliki nama, " jawabnya membuat Xie Feng bingung.

Pengemis tua pergi menghilang. Xie Feng kembali melihat jasad Qing Wu. Dirinya tersadar ketika liontin giok yang selalu di bawa olehnya tak pernah lepas sekalipun mandi membuatnya penasaran. Ia menyimpan liontin tersebut dan mempersiapkan pemakaman.

Batu nisan berdiri di halaman rumah. Xie Feng melakukan penghormatan.

"Kau akan selalu berada di rumah menungguku pulang sama seperti dimasa kau hidup, " ucapnya berbalik pergi memulai melakukan perjalanan dalam dunia beladiri.

Berbekal seadanya, Xie Feng bertekad menjadi pahlawan yang tertulis dalam sejarah. Membawa pedang di tangan dengan semangat cerah memulai awal baru dalam kehidupan.

Bangsawan Sombong

Xie Feng melepas dahaga di bawah pohon sembari menikmati udara segar. Tujuannya adalah ke sekte Xuantian melihat pemilihan para murid yang ingin masuk ke dalam sekte dalam. Dari jauh samar-samar terlihat orang berjalan di tengah tingginya rumput ilalang. Guruh berdiri berusaha mengkonfirmasi apa yang dilihatnya. Orang tersebut mempercepat langkahnya dan keduanya bertemu.

"Seorang pengembara?"tanya Xie Feng.

" Benar. Perkenalkan namaku Luo Guang,"jawabnya ramah.

Xie Feng membalas uluran tangan Luo Guang. Mereka tampak duduk berdua beristirahat di bawah pohon.

" Kau akan menjadi terkenal, "ucap Luo Guang tiba-tiba bersuara.

Xie Feng bingung menoleh meminta kejelasan.

" Aku tak mengerti. Kau bisa melihat cita-citaku. Memang benar bahwa suatu saat nanti namaku akan di kenal oleh semua orang"

"Cita-citamu akan menjadi nyata, " balas Luo Guang.

Xie Feng terbelalak tak percaya dengan ucapan Luo Guang.

"Apakah kau seorang peramal? Aku melihat tidak ada koin ataupun lainnya, " ucap Xie Feng tak percaya.

"Aku seorang pendekar peramal, " balas Luo Guang.

"Bagus!! Kau akan menjadi saudara seperjalananku! " ucap Xie Feng.

Mereka berdua tertawa. Berbincang-bincang santai hingga mengetahui bahwa tujuannya adalah sama. Pergi ke sekte Xuantian.

7 hari berlalu. Xie Feng dan Luo Guang memasuki wilayah sekte Xuantian. Gerbang luar di jaga oleh dua orang murid. Pemandangan ribuan anak tangga menyambut mereka berdua. Puluhan orang berada dalam antrian. Satu jam kemudian giliran mereka yang diperiksa dan diizinkan masuk ke dalam sekte. Menaiki anak tangga berharap sampai di tempat tujuan dengan selamat.

"Sebenarnya ini adalah pertunjukan tahunan sekte. Bukan perekrutan melainkan pemilihan murid luar yang ingin menjadi murid dalam. Aku mendengar dari orang-orang di luar sana, " ucap Luo Guang.

"Aku hanya ingin mengamati dan melihat teknik bertarung mereka dan nantinya akan aku pelajari setelahnya. Terlalu miskin bagiku untuk masuk ke dalam sekte. Biaya administrasi terlalu mahal. Hanya para bangsawan yang dapat masuk dengan mudah membawa surat rekomendasi kepala keluarga, "balas Xie Feng menghela nafas kecewa.

" Tenang saja. Aku akan membantumu nanti, "ucap Luo Guang.

" Dengan cara apa kau membantu. Kita sama-sama miskin sebagai pengembara bermodalkan tekad,"ucap Xie Feng menghibur dirinya sendiri.

" Kau lihat saja nanti. Sekarang kita sampai di arena, "ucap Luo Guang.

Xie Feng terpana akan keindahan stadion sekte luar. Ribuan orang memadati kursi penonton. Mereka yang masuk digratiskan oleh anggaran istana sebagai hiburan. Mereka berdua duduk di kursi sesuai dengan nomer tertera. Pintu raksasa terbuka menampilkan dua orang murid bersiap untuk bertarung.

Wasit memberikan aba-aba dan keduanya memulai pertarungan. Xie Feng begitu memperhatikan setiap gerakan para murid luar sekte Xuantian. Gerakan pedang hingga cara memaksimalkan gerak tubuh menarik perhatian Luo Guang.

"Tak ada yang menarik. Hanya teknik pedang biasa," ucapnya singkat.

Beberapa saat kemudian salah satu diantaranya tumbang menderita luka. Pertarungan terus berlanjut hingga berjam-jam. Xie Feng menghafalkan setiap gerakan dari masing-masing peserta. Tiba saatnya murid jenius menantang salah satu murid dalam membuat tetua sebagai wasit terkejut. Gemuruh dari penonton terdengar. Dari pihak murid luar bernama Jin Gushen yang memegang teguh keadilan. Masuk ke sekte menjadi nomer satu di gerbang luar dengan tekad dan bakat tak tertandingi. Murid dalam yang ia tantang adalah Bai Tao. Putra dari seorang bangsawan dari kota Denglong. Xie Feng begitu antusias ketika mendengar nya.

Bai Tao turun dari kursi penonton pergi ke arena pertarungan. Jin Gushen menatap nyalang ketika berhadapan dengannya. Xie Feng menatap bingung ketika kebencian begitu kentara dimiliki oleh Jin Gushen.

"Sama-sama dari kota Denglong dan seluruh keluarga Jin Gushen tewas akibat hutangnya kepada bangsawan Bai membuatnya dendam masuk ke dalam sekte, " ucap Luo Guang.

"Apakah dia akan menang. Aku ingin melihat ramalanmu, " balas Xie Feng.

Luo Guang diam menghitung jari dan tersenyum. Xie Feng begitu penasaran akan hasilnya.

"Dia akan menang dengan bantuan, " ucap Luo Guang.

"Siapa yang akan membantu? " tanya Xie Feng heran.

Luo Guang tak menjawab hanya tersenyum melihat keduanya memulai pertarungan. Jin Gushen dengan pedangnya menyerang begitu intens. Bai Tao dengan santai menangkis dan bermain-main bersama Jin Gushen. Semua orang bersorak melihat situasi yang jelas di depan mata.

"Teknik pedang cahaya kilat! " ucap Jin Gushen mengayunkan pedangnya.

Bilah pedang melesat dengan cepat. Bai Tao membelah menggunakan pedang dengan lembut menarik angin menyerang balik. Jin Gushen terpental jauh di ujung arena.

"Seorang bangsawan memang ditakdirkan mulia seumur hidupnya. Tak akan ada yang percaya bahwa mereka pendosa jika kehendaknya tak mengizinkan siapapun tahu. Seharusnya kau mengerti sebuah perbedaan, " ucap Bai Tao.

Jin Gushen marah ketika mendengarnya. "Keluarga ku tewas oleh orang-orangmu dan dengan mudah kau mengatakan bahwa bangsawan hidup mulia sepanjang masa? Pihhh!" balasnya meludah tepat mengenai kaki Bai Tao.

Jin Gushen mengusap bibirnya melihat puas apa yang di depannya.

"Tuan muda ini menginginkan mati! " ucap Bai Tao mengusap pedang melakukan gerakan menyerang Jin Gushen tanpa aba-aba membuat sang empu kelimpungan.

Penonton mulai kembali ramai melihat wajah bodoh Jin Gushen. Bai Tao menyerang tanpa ampun. Berbagai gerakan pedang yang ditunjukkan begitu sempurna tanpa celah. Terlihat tegas dan indah.

"Teknik pedang bayangan putih milik bangsawan Bai benar-benar sesuai reputasinya, " ucap Luo Guang.

"Aku hanya pernah mendengar kehebatan bangsawan Bai. Namun tak pernah melihatnya secara langsung, " balas Xie Feng.

"Legenda mengatakan bahwa para bangsawan memiliki teknik khas tersendiri yang berasal dari istana. Seperti bangsawan Bai di kota Denglong dengan teknik pedang bayangan putihnya, " ucap Luo Guang.

"Hmph! Istana adalah tempat intrik busuk yang pernah ada di dunia. Legenda itu ada setelah pendekar Yi Shen menghilang. Bukankah semua orang buta akan keadaan?" balas Xie Feng kesal.

"Mereka yang berkuasa dan kuat memiliki hak untuk menekan, " ucap Luo Guang.

Jin Gushen terpelanting dengan tubuh penuh akan luka. Pedangnya patah. Bai Tao datang mengacungkan pedangnya tepat di leher Jin Gushen.

"Kau layak untuk mati! " ucapnya mengayunkan pedang.

Jin Gushen menutup mata dan beberapa saat membuka kedua matanya terkejut ketika melihat seseorang berdiri menahan pedang Bai Tao menggunakan lengannya hingga berdarah-darah.

"Siapa kau?! " tanya Jin Gushen.

"Luo Guang, " jawabnya singkat.

Semua orang terkejut akan kemunculan Luo Guang. Xie Feng tercengang menoleh ke samping dan arena beberapa kali.

"Secepat itu dia menghilang, "ucapnya tak percaya.

Bai Tao menarik pedangnya kembali. Ia melihat Luo Guang dengan pandangan tajam.

" Penonton tak disarankan masuk ke arena,"ucapnya memperingatkan.

" Bagaimana jika membuat kesepakatan? "tanya Luo Guang.

" Menarik! Seseorang berani mengatakannya kepadaku. Katakan apa kesepakatannya, "jawab Bai Tao.

" Aku akan mewakilinya untuk melawanmu. Jika aku menang maka dia harus menjadi murid dalam sedangkan bila kalah, sesuai keinginan mu, "balas Luo Guang.

" Hmph! Baiklah kalau itu kemauanmu, "ucap Bai Tao.

Jin Gushen di bawa ke luar dari arena. Keduanya saling bersiap dalam pertarungan.

" Pertandingan penentuan kali ini Jin Gushen di wakilkan oleh Luo Guang melawan murid dalam Bai Tao. Pertarungan dimulai! "ucap Tetua Wasit.

Keduanya bertarung dengan cepat. Luo Guang tak menggunakan apapun menghindari setiap serangan Bai Tao dengan tepat. Kloningan bayangan pedang mengepung dirinya menyerang secepat kilat. Setiap kilauan pedang mampu membutakan matanya sesaat.

" Jika kau hanya menghindari maka akan kalah,"ucap Bai Tao.

Luo Guang tak mengindahkan nasehat Bai Tao. Gerakannya menghindari seakan mampu membaca masa depan. Xie Feng melihat begitu cermat gerakan yang dilakukan seperti melakukan teknik pedang namun tanpa menggunakan senjata.

" Saudara! Aku akan meminjamkan pedang ku!"teriak Xie Feng melemparkan pedangnya.

Luo Guang menerima pedang tersebut mengangkat jempolnya. Menarik pedang keluar dari sarungnya dan langsung melawan Bai Tao. Keduanya beradu pedang. Dentingan terdengar begitu nyaring.

" Bangsawan kelas atas Bai sesuai reputasinya. Teknik pedang bayangan putih mampu membutakan musuh sesaat,"ucap Luo Guang.

"Hmph! Kau berpengetahuan luas. Aku akan menagih janjimu, " ucap Bai Tao menghunuskan pedang menekan Luo Guang ke bawah.

Luo Guang tertekuk menerima tekanan intens Bai Tao.

"Kau kalah! " ucapnya bangga.

"Aku meminjam pedang dan tak akan mempermalukan pemilik aslinya, " balasnya mendorong balik tekanan memaksa Bai Tao mundur.

Luo Guang mengusap pedang berlari mengayunkan pedang mengelilingi Bai Tao dengan kecepatan luar biasa. Sesekali muncul dengan hunusan pedang. Bai Tao menajamkan indra pendengarnya.

"Di sini! " ucapnya menahan serangan.

"Trangg....!! "

"Tak ada gunanya menggunakan telinga untuk mendengar karena teknik yang aku gunakan terinspirasi dari burung hantu. Senyap dan membunuh, " ucapnya menghilang.

Bai Tao melihat sekelilingnya merasakan udara dingin melewatinya begitu saja. Luo Guang muncul mengangkat pedangnya tinggi menekan Bai Tao hingga bertekuk lutut.

"Situasi berbalik. Teknik bayangan pedang putih milikmu seharusnya sangat hebat. Tapi, kau belum menemukan rahasianya, " ucap Luo Guang.

Bai Tao terbelalak ketika melihat puluhan jejak bayangan mengelilinginya dalam posisi siap menyerang.

"Teknik pedang bayangan hantu! " ucap Luo Guang mengayunkan pedang disusul dengan bayangan nya menyerang. Kepulan debu menutupi arena pertarungan dengan Bai Tao ke luar dari arena dalam kondisi terluka. Luo Guang membelah debu menggunakan pedang dan menyimpannya kembali ke dalam sarung pedang.

Semua penonton tercengang. Suasana hening beberapa saat. Bai Tao dibantu oleh rekannya kembali untuk perobatan. Wasit mengumumkan pemenangnya dan tetua pengawas akan membuat surat rekomendasi Jin Gushen masuk menjadi murid dalam.

"Dia datang menantang Bai Tao meskipun tahu identitasnya. Hal menarik perhatianku, " ucap tetua pengawas Gu Yuxuan.

"Tekniknya mampu mematahkan bayangan pedang putih. Sepertinya dunia beladiri memiliki perombakan di masa depan. Luo Guang. Aku akan mengingat namanya, " balas tetua Yu Chen.

Luo Guang kembali ke kursi penonton disambut dua jempol oleh Xie Feng.

"Pedangmu benar-benar bagus! Aku harap kau menjaga martabat pedang ini, " ucap Luo Guang.

"Kau tahu pdang ini? " tanya Xie Feng.

"Aku pernah melihatnya. Pedang ini akan menarik perhatian mereka yang berkuasa cepat atau lambat, " jawab Luo Guang.

"Aku mengerti. Setelah ini kau akan kemana? " balas Xie Feng.

"Menunggu, " balasnya singkat berjalan pergi.

Xie Feng bingung akan jawaban Luo Guang namun dirinya yakin sesuatu akan terjadi.

Pemeran Utama

Malam hari datang begitu cepat. Keduanya duduk di atap salah satu bangunan sekte. Xie Feng membawa botol arak begitupun dengan Luo Guang.

"Bukankah purnama malam ini begitu cerah?, " ucap Xie Feng.

"Benar. Malam ini waktunya pemeran utama tampil," balas Luo Guang beranjak berdiri.

Xie Feng bingung namun hembusan angin dingin membuatnya mengerti.

"Dari siapa mereka datang? "

"Assasin yang dibentuk Bai Tao di sekte Xuantian selama ini, " jawab Luo Guang.

Puluhan orang datang mengepung mereka berdua. Mengenakan jubah hitam dengan pedang di tangan masing-masing.

"Aku yakin kemampuanmu bagus. Namun mereka adalah orang terampil dalam berpedang dan kecepatan. Kejutkan mereka maka kau akan menang, " ucap Luo Guang.

Para assasin menyerang. Luo Guang membawa sebagian untuk ditangani. Xie Feng bertarung sendirian. Assasin begitu terampil dalam hal kecepatan dan perubahan lingkungan sekitar. Pertarungan terlihat seimbang. Xie Feng memukul mundur beberapa orang.

Mereka seakan membentuk strategi menyerang saling melengkapi satu sama lain meminimalisir celah. Xie Feng menarik pedang dari sarungnya mengayunkan pedang meledakkan qi dari tubuhnya. Pedang berkilau oleh pantulan cahaya bulan. Terlihat misterius dan indah. Dirinya terpana untuk sesaat. Assasin menyerang dan dengan semangat Xie Feng menerimanya.

Mereka bertarung dalam kurun waktu yang lama. Xie Feng mulai kelalahan. Dirinya tak memiliki teknik hebat selain dasar-dasar dalam berpedang.

"Sial! Ingatanku seakan menguap akan latihan teknik pedang yang selama ini aku latih! " ucapnya kesal.

Dirinya menerima tendangan membuatnya mundur. Luo Guang datang menggunakan qinggong menghampiri Xie Feng yang kewalahan. Keduanya saling memunggungi satu sama lain.

"Kau bisa mengatasinya? " tanya Xie Feng.

"Aku terluka. Pertarungan ku dengan Bai Tao membuat lukaku kembali terbuka, " jawab Luo Guang.

"Baiklah. Aku akan menangani mereka semua, " balas Xie Feng.

"Gunakan teknik yang biasa digunakan sahabatmu itu saat kalian berlatih pedang kayu! " ucap Luo Guang.

Xie Feng tersentak ketika mendengarnya mengingat bagaimana Qing Wu mengatan bahwa tekniknya terhebat dan mampu disamakan dengan para bangsawan. Pedang berputar dan berkilau. Xie Feng fokus melesat menyerang kembali membuka pertarungan. Luo Guang melakukan hal yang sama.

Gerakan pedang Xie Feng begitu tajam penuh akan perhitungan dan tak dapat tertebak oleh mereka. Formasi berhasil di pecahkan ketika membunuh salah satu dari mereka. Xie Feng melangkah di udara tanpa beban mengayunkan pedang mengingat setiap gerakan Qing Wu di masa lalu.

"Teknik putaran pedang ilusi! " ucapnya mengangkat pedangnya mengayunkan dengan sekuat tenaga.

Puluhan pedang tercipta melesat memburu para assasin menjatuhkannya dalam sekali serangan. Mereka semua tewas seketika.

"Uhukkk...!! "

Luo Guang memuntahkan darah terjatuh dari atas. Xie Feng menghampirinya.

"Lukamu parah, "

"Teknik pedang apa yang kau gunakan tadi? " tanya Luo Guang.

"Putaran pedang ilusi, " jawab Xie Feng.

"Nama yang bagus, " balas Luo Guang terbatuk-batuk darah.

"Aku akan membawamu mencari perobatan. Lukamu parah dan harus ditangani, " ucap Xie Feng.

"Tidak perlu. Teknik milikmu adalah sesuatu yang istimewa, " balas Luo Guang membuat Xie Feng bingung.

"Aku tahu kau peramal tetapi bukankah memberitahu secara gamblang lebih baik daripada bermain teka-teki? " ucap Xie Feng jengah.

Luo Guang tertawa pelan. Suara gemrisik terdengar dan sekelebat bayangan hitam pergi. Xie Feng berdiri buru-buru meraih pedangnya kembali.

"Jangan dikejar! " ucap Luo Guang tegas. Nadanya naik ketika mengucapkan larangan tersebut. Xie Feng dengan patuh kembali.

Alarm sekte tiba-tiba berbunyi. Keduanya bingung. Luo Guang merubah ekspresinya menjadi serius.

"Mereka bukanlah antek-antek Bai Tao! " ucapnya panik.

"Siapa mereka? " ucap Xie Feng bingung.

Seseorang datang dan dia adalah tetua pengawas Gu Yuxuan. Menghampiri keduanya terbelalak ketika melihat puluhan assasin tewas disekitarnya.

"Kau? " ucap tetua Gu Yuxuan mengenali Luo Guang.

"Anda siapa? " tanya Xie Feng.

"Aku Gu Yuxuan. Tetua pengawas gerbang luar, " jawabannya ramah.

Luo Guang tampak acuh ketika tetua Gu Yuxuan datang.

"Kau yang membunuh mereka? " tanya tetua Gu Yuxuan kepada Luo Guang.

"Tidak, " jawabnya singkat.

Tetua Gu Yuxuan lantas menoleh kepada Xie Feng dan melihat pedang di tangannya mengangguk paham.

"Kau hebat, " ucapnya bangga kepada Xie Feng.

"Salah diantaranya kabur. Lebih baik mengejarnya. Dia sepertinya kepala para assasin ini, " ucap Luo Guang memberikan saran.

"Biarkan tetua pengamanan Yu Chen yang mencarinya, " balas Tetua Gu Yuxuan.

Setelah perbincangan singkat, mereka di bawa ke balai pengobatan oleh tetua Gu Yuxuan. Luo Guang berbaring di ranjang. Seorang perempuan melakukan persiapan pengecekan. Dia adalah ketua balai obat Qu Ying. Jarum akupuntur menancap di setiap titik vital Luo Guang. Qu Ying mengalirkan qi menekan aliran tak beraturan yang berada dalam tubuh Luo Guang. Dirinya tengah fokus melakukan penyembuhan.

Di luar, Xie Feng sendiri menunggu hasil pengobatan. Dirinya tampak termenung dengan kata-kata Luo Guang sebelumnya.

"Siapa mereka sebenarnya? " gumamnya lirih.

Angin tiba-tiba datang membuatnya waspada. Xie Feng mengecek disekitar balai obat. Luo Guang yang berada di dalam membuka matanya waspada.

"Biarkan temanmu mengatasinya, " ucap Qu Ying.

Tatapan tajam dilayangkan oleh Luo Guang kepada Qu Ying.

"Apa yang terjadi sebenarnya? "

"Sekte dikepung oleh assasin. Tetua pengamanan Yu Chen memburunya, " jawab Qu Ying.

"Sepertinya sekte Xuantian ikut campur urusan rahasia hingga assasin menyergap di malam hari," balas Luo Guang mengangkat dua jarinya memaksa puluhan jarum akupuntur pergi dari tubuhnya. Qu Ying tak tinggal diam. Ia ikut bertarung melawan Luo Guang untuk tetap tinggal diam di ranjang. Sedangkan di luar, Xie Feng bertarung dengan sekelompok assasin handal.

Kilauan pedang terpantul oleh cahaya bulan ditengah gelapnya malam dimana Xie Feng bertarung tak henti-hentinya menjaga balai obat.

"Sekte Xuantian.. Apa yang disembunyikan hingga assasin sekuat ini menyerbu, " batin Xie Feng bingung.

Ia maju mengayunkan pedang membuat beberapa gerakan menipu. Para assasin seakan tahu letak sasaran Xie Feng hingga mampu menghindari disetiap detiknya.

"Sial! Mereka terlatih dalam gelap" ucapnya kesal.

Xie Feng berputar di udara berada di tengah-tengah para assasin yang tengah menunggu dirinya lelah.

"Aku tak tahu dendam apa yang kalian miliki dan dari mana kalian berasal. Tetapi membunuhku bukanlah hal yang mudah, " ucapnya berusaha tenang.

"Kau adalah musuh kami! " balas salah satu dari mereka maju menyerang. Tak ada waktu bagi Xie Feng untuk diam. Ia membalas mengayunkan pedang bertarung hingga akhir. Kecepatannya mampu mengimbangi assasin namun tidak dengan presisi dalam menyerang.

"Hatiku harus tenang. Qing Wu mampu melakukan teknik pedang hebat hanya dengan pedang kayu. Kunci dalam berpedang adalah ketenangan hati, " ucapnya bertekad. Menarik tubuh mundur menghunuskan pedang dan berputar di udara. Angin berhembus kencang. Xie Feng berlari cepat mengelilingi balai obat menciptakan badai angin topan. Pintu terbuka lebar. Dua orang yang tengah bertarung di dalam terkejut. Luo Guang buru-buru ke luar melihat situasi.

Xie Feng maju menyerang melayang di udara seakan tanpa beban. Pedang berkilau di tengah malam ditemani oleh rembulan. Satu per satu assasin jatuh.

"Kecepatan ini konstan dan presisi dalam menyerang layaknya master pedang, " batin Luo Guang.

Xie Feng memutarkan pedang dan mengangkatnya ke langit dibarengi puluhan pedang qi muncul melesat menyerang. Benturan kekuatan menyebabkan angin. Xie Feng berusaha mempertahankan dominasi. Luo Guang mengalirkan tenaga qi membantu Xie Feng. Ledakan qi disusul dengan pedang melesat membunuh para assasin.

Xie Feng terjatuh memuntahkan darah. Luo Guang menghampirinya. Qu Ying termenung melihat apa yang terjadi di depannya.

"Teknik putaran pedang ilusi?" gumamnya tak percaya.

Xie Feng linglung merasakan pusing di kepalanya. Luo Guang memanggil-manggil mempertahankan kesadaran. Qu Ying datang mengacungkan pedang.

"Siapa kalian sebenarnya, " ucapnya mengintimidasi.

Ekspresi buruk terlihat di wajah Luo Guang. Dirinya berbalik mengumpulkan qi di telapak tangannya dan memukul Qu Ying.

"Apa yang terjadi pada sekte Xuantian tak ada hubungannya dengan kami, " ucapnya membawa Xie Feng pergi.

Qu Ying termenung merasakan nyeri pada perutnya. Melihat kepergian keduanya tanpa bisa mengejar.

"Bagaimana keadaannya? " tanya tetua Gu Yuxuan tiba-tiba datang.

"Temannya menggunakan teknik pedang putaran ilusi ketika melawan para assasin yang menyerbu. Bilah pedang berkilau di tengah malam oleh cahaya bulan terpantul dengan indah dan jatuh ke dalam mimpi abadi. Apakah kau ingat syair itu? " ucap Qu Ying.

"Syair rindu malam bulan yang terkenal. Putri Li Ruolan yang membuatnya, " ucap tetua Gu Yuxuan.

"Dia menguasai teknik putaran ilusi pedang, " balas Qu Ying.

"Apa! Teknik itu muncul kembali? " ucap tetua Gu Yuxuan tak percaya.

"Bilah pedang berkilau di tengah malam oleh cahaya bulan terpantul dengan indah dan jatuh ke dalam mimpi abadi. Ksatria cahaya berbaris rapi melindungi sang dewi. Mengendarai kuda hitam dan berpakaian layaknya prajurit sejati, " ucap Qu Ying menyairkan bait dari syair rindu malam bulan.

"12 Ksatria giok bulan pelindung sang putri. Sudah lama aku tak mendengarnya. Bukankah tewas ketika pengepungan istana tahun itu?" ucap tetua Gu Yuxuan.

"Jika sekte pemburu malam mengirimkan para assasin kemari berarti mereka ada di dalam sekte," balas Qu Ying.

"Aku akan memberitahu berita ini kepada Yu Chen," ucap Gu Yuxuan pergi dari balai obat pergi mencari tetua Yu Chen.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!