NovelToon NovelToon

Liontin

Daniella

" apa !!! Nenek masuk rumah sakit ??" seorang gadis yg baru saja keluar gedung Universitas ternama di ibu kota menerima telepon dan tergesa gesa menuju tempat parkir.

" baik , saya segera menuju UGD rumah sakit BI.. " jawabnya kembali , kemudian menutup teleponnya.

Gadis yg baru menginjak usia 18 tahun dan baru saja mendaftarkan kuliah di universitas ternama di kota ini dengan jalur beasiswa yg ia dapat . Daniella Liontin B.A.Y

Hingga usia 18 tahun ini , ia tidak mengetahui apa arti B.A.Y itu.

Gadis dengan tinggi 157 cm dan berat badan 56 kg , rambut dicat hitam terurai dibawah bahu , dan kacamata sedikit tebal , melajukan sepeda motor milik almarhum kakeknya yg masih terawat , menuju rumah sakit . Dimana sang nenek diberitahukan masuk Rumah sakit oleh bibi Odah tetangganya.

" Bagaimana keadaanya bibi " tanya Ella kepada bibi Odah , tetangga neneknya itu.

" masih ditangani dokter , karena jantungnya semakin lemah " bibi Odah menjelaskan kronologi neneknya itu hingga masuk rumah sakit.

Seorang dokter keluar dari ruangan UGD dan Ella segera menghampirinya.

" Bagaimana dok keadaan nenek saya ...? " tanyanya sambil melirik ke dalam ruangan itu.

" Adik yg bernama Ella ? ditunggu neneknya didalam , ia mau bicara dengan adik " jelas dokter wanita paruh baya itu , kemudian melangkah pergi meninggalnya Ella yg masih didepan pintu.

Ia kemudian masuk

" Nenek...!"

" sini nak...Nenek mau bicara " dengan nafas tersengal, nenek Ais melanjutkan bicaranya.

" maafkan nenek nak...sebenarnya nenek dan almarhum kakek bukanlah keluarga kandung Ella , dulu ibumu menitipkan Ella kepada nenek . Karena kondisi ibumu yg sangat lemah dan akhirnya meninggal ...uuhuuukk.."

" Nenek bicara apa...?" Ella terbata ketika mengatakan itu dan baru hari ini mengetahuinya.

" Dengarkan nenek nak..!"

" tetaplah berpenampilan seperti itu , kacamata itu dan sering seringlah terkena sinar matahari agar kulitmu tidak terlihat aslinya.... uuhuuukk.."

tubuh nenek mengejang, nafasnya tersengal , dan layar monitor menampakkan garis lurus.

perawat yg berada di ruangan itu langsung memberikan tindakan kejut jantung.

Setelah beberapa saat kembali tenang dan nenek melanjutkan perkataannya.

" di lemari kamar nenek , didalam tas hitam ada liontin dari ibumu... uuhuuukk...!"

Nafasnya kembali memburu dan tersengal.

" nenek pasti sembuh !" Ella sejak tadi masih mengingat dan meniti tiap kalimat yg nenek ucapkan .

" waktuku tidak lama nak...hah..hah...hah...!"

" ambilah dan pakailah , dan temui pak Budiman !"

Napas nenek Ais tersengal dan tubuhnya mengejang.

" catat kematian pukul 13:25 " kata dokter yg beberapa saat lalu datang untuk turut serta menangani.

" innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un 3x"

Ella menangis tersedu , belum lama telah mengetahui jika nenek dan kakek yg selama ini selalu menyayanginya ternyata bukan nenek kandung dan entah . Itu yg dipikirkannya saat ini.

Bibi Odah yg tadinya diluar ruangan masuk dan segera berhamburan memeluk Ella dan menenangkannya. Saat ini Ella hanya sendiri . Kakek Parta dan nenek Ais tidak mempunyai anak . Maka ketika Bu Susan datang dan membawa Ella saat itu yg masih usia seminggu , menjadi anugerah kebahagiaan sendiri bagi kakek Parta dan Nenek Ais.

" yg sabar La.... Allah lebih sayang sama nenek " bibi Odah masih memeluk Ella , bulir air matanya ikut mengalir seperti Ella, Ia sudah lama bertetanggaan dengan nenek Ais .

Ella dibantu bibi Odah mengurus jenazah nenek Ais. Dan rencananya dimakamkan langsung hari ini.

Bibi Odah menghubungi suaminya untuk memberitahukan tentang nenek Ais.

Ia segera mengkonfirmasi ke warga , bergotong royong untuk pemakaman nenek Ais.

Mobil ambulan yg mereka tumpangi tiba dirumah nenek Ais ,

Warga membantu untuk prosesi pemakaman hari ini.

Hingga sore tiba pemakaman telah selesai . Nenek Ais dimakamkan dekat dengan kakek Parta disana.

Malam harinya diadakan doa bersama , para tetangga nenek Ais mempersiapkan semuanya.

Ella masih saja bersedih dan bingung , tentang semua yg ia alami , terutama atas perkataan nenek tadi sebelum meninggal.

Ella masuk kedalam rumah sederhana itu , kemudian masuk ke kamar nenek.

Ia duduk di balai tempat biasanya nenek istirahat.

Ia selalu menemani dengan cerita cerita konyol hingga seringkali Ella tertidur di kamar nenek.

Nenek juga sering bercerita tentang kehidupan ibunya dahulu ketika masih muda.

Keceriaan ibunya ia ceritakan , ibunya mempunyai sahabat yg selalu ada di setiap suka dan duka.

Nenek Ais juga cerita tentang ayahnya ketika masih berpacaran dengan ibunya.

Hingga nenek Ais jg cerita tentang ayahnya yg mengalami musibah ketika Ella dilahirkan .

cerita kesedihan oleh neneknya dilanjutkan ketika ibunya yg baru datang seminggu setelah kelahiran Ella harus menyusul ayahnya kala itu.

Berurai air mata Daniella di seka nya dengan baju hitam yg ia pakai. Walau sudah basah karena terus menerus untuk menyekanya . Ia tetap seperti itu.

Kemudian Ella teringat akan pesan neneknya untuk mengambil tas hitam di lemari nenek dan mengambil sesuatu peninggalan ibunya kala itu

Ella membuka lemari baju nenek , dan menemukan tas itu.

ia kembali duduk di balai dan membuka tas itu.

Terlihat kalung liontin bermata biru memancarkan cahaya , berbentuk jajaran genjang .

Ella mencoba memakainya , dan kemudian ia kembali membuka tas itu , disana ada kartu nama dan sebuah ponsel jadul milik nenek.

Ia membuka kartu nama itu

" Budiman .SH , siapa dia ?" batin Ella ketika membaca kartu nama itu.

Dan dibawahnya terdapat nomor seluler milik Budiman .SH

Kemudian menyimpannya di dompet Ella.

Ponsel jadul milik nenek masih terlihat aktif .

Ada banyak panggilan disana , dan diabaikan oleh nenek Ais beberapa waktu lalu.

Ella sementara menyimpannya dan segera keluar dari kamar nenek Ais.

Tampak di ruang tamu sudah berkumpul banyak warga untuk mendoakan Nenek Ais

Ella memberikan salam kepada mereka semua kemudian pergi ke dapur.

" neng Ella duduk saja , ngga usah bantu , ini sudah banyak orang kok ' kata bibi Odah, yg sejak tadi mempersiapkan ini itu.

Ella cuma mengangguk , dan kemudian duduk di kursi ruangan itu .

Matanya masih terlihat sembab , dan masih terlihat sesenggukan .

Ella termenung kemudian ia bangkit menuju kamarnya .

Dikamarnya masih bertumpuk tumpuk pesanan baju dewasa dan anak anak yg belum ia kirim.

Kemudian ia membuka ponsel pintarnya , membalas kerabat dan teman yg mengucapkan bela sungkawa.

Ella jg meminta maaf kepada pemesan yg belum di kirim paketannya.

Selama ini Daniella bisnis online melalu aplikasi. sehingga bisa menambah uang sekolahnya dan bisa membantu ekonomi nenek saat itu.

Ella memang tidak mempunyai banyak teman karena memang untuk menutup diri , dan itu perintah neneknya entah maksudnya apa .

Namum Ella juga menyadari , jika ia bukan dari keluarga kaya , sehingga bisa untuk menjaga diri , terutama dari kaum lelaki yg sering menggodanya.

Setelah doa bersama selesai , mereka kembali kerumah masing masing.

Kini Ella sendirian dirumah.

" apa mau tidur ditempat bibi neng Ella?" bibi Odah menawarkan Ella untuk menginap dirumahnya bibi Odah.

" ngga bi , disini aja , gapapa sendiri , nanti juga terbiasa , terima kasih bi.."

" sama sama neng Ella, besok pagi pagi bibi kesini lagi , buat acara besok , ya udah assalamualaikum "

Bibi Odah berlalu keluar pintu rumah nenek Ais.

" waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Ella kemudian menutup pintu dan masuk ke kamar untuk istirahat.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Rumah Nenek Ais

Daniella bangun pagi pagi dan mempersiapkan segala sesuatu , hari ini ia belum ada kelas mata kuliahnya karena Minggu depan baru akan masuk .

Hari ini Ella akan membantu bibi Odah dan ibu ibu lainnya untuk mempersiapkan selamatan neneknya itu. Selain itu akan mengantar paketan pesanan yg tertunda

" neng Ella , mau kuliah ya...kalau mau kuliah dulu juga ngga papa " ,

Mpok Sarni yg sudah datang bersama bibi Odah sudah mulai memasak pagi hari ini , mereka suka rela untuk membantu Ella.

" engga bi , kan baru membereskan adminitrasi dan perkenalan kemarin , besok Senin baru masuk kuliah "

" Alhamdulillah , lho bukannya pakai beasiswa to nduk " mbak Sri adik ipar dari Mpok Sarni ikut menimpali , ia ngontrak Deket rumah bersebelahan dengan Mpok Sarni, maklum meski orang asli sini mereka lebih baik ngontrak dari pada jadi satu orang tua atau mertua yg kadang malah riweh fan ribet.

" ya memang beasiswa, tapi kalo pendaftaran sama lain lainnya Yo masih pakai uang sendiri , nanti kalau udah kuliah baru biaya biaya itu yg masuk beasiswa " Ella mencoba memberi pengertian kepada mbak Sri yg mempertanyakan adminitrasi kuliahnya.

" kecuali uang pendaftaran , memang engga pake mbak , kalo ngurus photo copy sama pas photo kan harus biaya sendiri "

" lha iya itu , kalo yg kaya gitu Yo tetep biaya sendiri , emang jauh tempat kuliahnya La "

" di Jakbar mbak , lumayan kalo naik motor , pinggang bisa encok kalau tiap hari , kalau naik kereta makan waktu , ngga bisa sambil dagang lagi " keluh kesah Ella kepada ibu ibu .

" nyari ilmu ya begitu neng...harus berkorban " Mpok Odah yg sedang memotong kentang pun ikut menimpali.

Di dapur tempat nenek itu mereka asik mengobrol, hingga kesedihan yg dirasakan Ella sedikit berkurang dan terhibur.

" neng Ella didepan ada yg nyariin tuh , cowok ganteng....."

Mbak Watik yg baru masuk sehabis dari warung untuk belanja kekurangan bumbu memberi tahu jika ada tamu.

" orang kurir tukang paket bilangnya cowok ganteng , makanya nikah tik Watik..." Seloroh Mpok Odah yg tahu jika didepan ada orang nyari Daniella mau ambil paketan dan itu sudah hampir tiap hari kecuali hari kemarin karena suasana berduka.

" belum ada yg pas Mpok...pinginnya dapet CEO atau bos besar gitu....kaya di novel novel gitu Mpok..."

Wati tidak mau kalah karena sering dibilang perawan tua , walaupun belum tua , karena wajah keibuan tapi kelakuannya kekanak Kanakan.

" Halah...dapat kaya gitu nunggu beling busuk mbak ? ".

Mbak Sri yg dari tadi diem ikut menimpali selorohan Watik.

Watik hanya cengar cengir , dan anggap angin lalu , karena memang setiap harinya begitu kalau sore hari sambil ngerumpi .

Di tempat nenek Daniella rata rata kontrakan , jadi tidak kaget kalau setiap harinya akan seperti itu. Ibu ibu suka gosip sana sini.

Hanya rumah nenek Ais yg tidak dikontrakkan , karena rumahnya yg sederhana , tidak kecil dan tidak terlalu besar , masih sisa halam rumahnya yg sering untuk menanam bunga bunga oleh nenek Ais.

***

" Itu semua berapa biayanya mas ?" Tanya Ella kepada kurir paket yg menjemput paketan yg mau dikirim Ella.

" 215 ribu mbak , banyak banget soalnya , tadi sudah saya hitung ulang , biaya untuk pengiriman yg jauh sudah saya pisah sama yg dekat , jadi sekitar segitu..."

Kurir itu sambil mengulang hitungannya , kemarin libur jadi hari ini banyak banget.

" tak bawain 250 ya mas , kurang atau lebihnya besok aja gapapa , kan tiap harinya mas Adit yg ambil..."

" Ok siap mbak..."

Kemudian Adit memasukkan paketan itu ke dalam box motornya , selain box ia juga membawa karung berisi paketan yg lain.

" makasih ya mas "

" sama sama , saya langsung ya mbak , assalamualaikum"

" waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

Ella kemudian masuk lagi menuju ke dapur tempat ibu ibu yg memasak.

" kalau mau kenduri pas ini Mateng aja ya , jadi ntar siang sama sore buat acara malam saja , biar satu satu beres , bagaimana neng Ella ?" Mpok Odah mencoba nego waktu untuk kenduri di pagi hari sekitar pukul 10an pagi , biar kalau sore ngga bentrok untuk persiapannya.

" Yo alangkah baiknya begitu Mpok "

Mbak Sri menimpali ucapan Mpok Odah yg bertanya kepada Ella.

" alangkah baiknya bagaimana , semua saya serahkan bibi Odah dan yg lainnya , saya ngikut aja bi..."

Ella mencoba memahami maksud dari Mpok Odah , yg akhirnya semua setuju untuk usulan itu .

***

Sore harinya Ella bersiap sholat Maghrib, karena setelah itu akan bersiap siap untuk acara ngaji , mendoakan almarhumah nenek Ais.

Ella mencoba bertawakal dengan semua ujian ini , mungkin esok lebih baik. Harapannya dan rasa berserah diri ketika sedang memanjatkan doanya kepada sang pencipta.

Begitupun hari berikutnya ketika 3 hari meninggalnya sang nenek , masih acara ada acara ngaji dan mendoakan neneknya.

Sehingga 3 hari berturut turut , Ella dan ibu ibu sekitarnya bahu membahu untuk mempersiapkan semuanya.

Setelah acara 3 hari selesai Mpok Odah membereskan segala sesuatu yg masih tersisa. Baik perlengkapan masak atau lain lainya.

Suaminya Mpok Odah membantu bagian depan , membereskan tenda dan kursi pinjaman yg dipakai kemarin hingga malam nanti.

" BI.. , masih ada hutang warung atau ngga , kan kalau acara seperti ini biasanya pinjam warung dulu .."

Ella mencoba mengingat apa saja yg belum beres.

" ada beberapa , coba ntar bibi tanyain , baiknya pakai uang yg dari orang takziah aja neng , karena itu untuk nenekmu "

" tapi kalau kurang kasih tahu saya ya bi.. , bagaimanapun juga itu tanggung jawab saya "

Ella mencoba memberikan tawaran itu , karena merasa tak enak hati jika semuanya Mpok Odah yg membereskannya , bahkan sampai hutang neneknya kemarin di warung telah dibayar Mpok Odah karena nenek Ais sudah meninggal.

" iya neng , tenang aja...saya juga utang Budi sama Nenek Ais juga Kakek Parta , coba kalau tak ada mereka , belum tentu saya sama Abang berada disini neng "

Mata Mpok Odah mengembun mengingat kejadian beberapa tahun silam . Ia dan suaminya kena jambret ketika mau membawa anaknya ke puskesmas. Kakek Parta saat itu masih sehat dan segar , apalagi dia dijuluki jawara di kampung ini .

Sempat menolong Mpok Odah dan membawa anaknya ke puskesmas , sehingga anaknya yg muntaber bisa tertolong , uang serta kalung yg mau dijual bisa kembali dari jambret itu.

" udah bi , jangan di ingat lagi , semua sudah ada jalannya "

Ella mencoba menghibur , Mpok Odah yg teringat kejadian waktu lampau.

Mpok Odah hanya mengangguk angguk , tapi air matanya pun luluh mengalir ke pipinya.

Wanita berkerudung itu menyeka air matanya dan kemudian memeluk Ella.

" bibi , boleh Ella menitip sesuatu jika Ella kuliah nanti "

Ella mencoba mengalihkan obrolannya ketika Mpok Odah mulai sesenggukan .

" tolong apa neng ?" Sambil menyeka air matanya , Mpok Odah mencoba mengerti dan mendengarkan permintaan Ella.

" Ella mau kuliah , mohon doanya , sama Ella nitip rumah nenek , Ella mau kos Deket tempat kuliah , kalau balik kesini jauh soalnya , mau ya bi ?"

" Oalah neng , tentu bibi doain biar sukses jadi orang nantinya , kalo masalah rumah ntar ada laki bibi , sama Deni biar bantu , tapi ini tetep punya neng Ella, bibi hanya menjaga , tidak lebih , tanpa neng minta bibi tetep akan jaga ni rumah , walaupun ngga ada orangnya "

" Makasih Bi ..."

Ella memeluk Mpok Odah haru , alangkah bahagianya jika ini adalah saudara kandungnya , tp ini orang lain yg sudah dianggap saudara sendiri.

" nyak , bagi duit buat beli pulsa.." Deni anaknya Mpok Odah tiba tiba masuk dan menengadahkan tangannya ke arah Mpok Odah.

" kagak , lu tuh ya...game terus , war waran terus , kagak , nyak kagak bawa duit "

Mpok Odah sempet emosi kalau sudah melihat anaknya sering main game , bukannya belajar malah game terus.

" buat apaan Deni..?"

Ella mencoba bertanya , pagi ini baru mau berangkat sekolah , Ella yg sudah terbangun dari jam 4 pagi sudah beberes bersama Mpok Saodah.

" Buat beli pulsa kak , disekolah suruh bawa hp buat ngerjain tugas "

" nih..." Uang warna biru diterima Deni dari Ella, Deni kemudian mencium uang tersebut

" wangi , makasih kak Ella"

" eh...eh...eh...jangan dikasih cuman buat game Mulu tuh " sambil tangannya met enteng dan masih memegang sodet buat dibersihkan .

" Salim dulu nyak yg cantik tapi pelit "

Deni mencium punggung tangan Mpok Odah dan Ella bergantian .

" Assalamualaikum"

Lalu keluar untuk berangkat sekolah .

" jangan dibiasakan neng Ella "

" ga papa Bi.. ngga tiap hari ini "

Kemudian mereka melanjutkan beberes rumah. Tak lama kemudian Mbak Watik dan yg lainnya datang membantu mereka.

" Bi... kalau sehabis 7 hari nanti , kalau bahan yg ada ini masih sisa dibagiin aja ya pok , banyak banget soalnya "

Ella memperhatikan belanjaan dan sebagian banyak yg dibawa orang yg takziah berupa kebutuhan dapur itu terkumpul di balai ruang tengah.

" beres mbak Ella "

Seloroh Mbak Watik selalu duluan kalau masalah bagi bagi.

" ya udah , ntar aja kalau 7 hari sudah selesai , kalo nunggu 40 hari takutnya udah ngga enak dan sebagian basi "

Mpok Odah pun setuju usulan itu.

Sehingga hari itu untuk kegiatan bersih bersih dan beberes rumah.

Hingga tak terasa hari pun beranjak sore.

Berganti malam , menyambut esok pagi.

Semoga bahagia.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Kontrakan atau kosan

Seminggu sudah berlalu , Ella bangun pagi pagi , meski ini hari Minggu . Hari dimana tadi malam mengadakan doa untuk nenek Ais yg ke 7hari.

" emang mau berangkat hari ini neng Ella ...?"

Mpok Odah , pagi pagi sudah ada di ruangan itu , tentu untuk beberes rumah sehabis acara tadi malam.

" Iya bi , soalnya Ella mau kos kosan dulu yg Deket sama tempat kuliah nanti "

Ella mencoba menjelaskan maksud keberangkatannya pagi ini.

Dan di angguk i oleh Mpok Odah.

" ya udah yg penting hati hati , itu motor bututnya engkong mau dibawa La..?"

" rencana mau saya bawa bi , atau bibi mau pakai ?"

Ella yg sudah terlanjur sayang sama kendaraan peninggalan kakek Parta seakan enggan untuk meminjamkan kepada orang lain.

" kaga , justru kalau dibawa bibi merasa lega , soalnya kalau disini malah ngga terawat atau malah dipakai Deni terus , dia kalo dah makai , tidak mau merawatnya malah boros iya , bawa aja La..."

Deni anaknya Mpok Odah sudah bisa bawa motor , walau masih SMP tp karena sudah diajarin sama bapaknya jadi keterusan hingga bulan yg lalu sempat nabrak pagar rumah milik engkong Udin tetangganya.

" iya bi..."

Ella memahami maksud dari ucapan Mpok Odah, tentang kebiasaan Deni saat ini.

Ella kemudian membereskan segala sesuatu yg berhubungan dengan kuliahnya itu , tas ransel saja yg dia bawa . Karena paling akan Wira Wiri dulu sebelum ada kepastian dapat tempat kosan.

Setelah semua tugas hari ini selesai ia bersiap untuk berangkat mencari kosan , yg mungkin seharian ini dan rencananya kalau ngga dapat akan balik kembali.

" bawanya sedikit amat neng Ella, ngga bawa koper ?"

Mpok Odah membantu mempersiapkan apa yg dibutuhkan Ella . Sesekali menyeka air matanya karena akan berpisah untuk sementara dengan Ella

" ngga bi , orang masih nyari , kalo ga Nemu ntar balik lagi , jadi ngga ribet bawanya . dan Ella juga akan sering kemari tiap minggunya" Ella berkeinginan untuk tetap ada disini , namun karena jarak lebih baik tiap minggunya saja kalau libur.

Bebek butut milik engkong Parta melaju di jalan raya , dan sudah berbaur dengan kendaraan lainnya yg lebih modern , suara klakson Sani sini menambah kebisingan kendaraan yg Ella bawa itu.

Ella tetap enjoy menggunakannya , sesekali bersenandung , membuat rasa sedihnya sedikit berkurang.

Setelah hampir satu jam perjalanan, Ella sudah sampai di dekat kampusnya , ia mencoba bertanya disekitar kampus apakah ada kosan yg masih kosong , Ella mampir warung bakso di sana.

" bang bakso dong , satu porsi "

Karena sedikit lapar dan haus Ella mampir untuk sekedar mengisi perut dan kemudian melanjutkan mencari kosan di tempat itu.

" baik Neng, tunggu sebentar ya " penjual bakso yg terlihat masih muda itu melayani Ella , sesekali Ella melirik ke penjual bakso itu bermaksud bertanya tentang kos kosan.

" bang , sekitar sini ada kosan kosong ngga ya bang ?"

" kosan yah...emm...ada tapi gak jauh neng , kalau disini banyakan kontrakan dan mahal "

Penjelasan tukang bakso itu membuat Ella menatap Abang nya.

" iya neng , kalau Deket sini mahal mahal paling murah 1 jutaan sebulan belum lain lainnya karena Deket dengan kampus yg kebanyakan orang kaya semua , kalau yg agak jauhan dari sini harganya mungkin separo , tinggal negonya aja , tempat Abang aja 700an belum yg lain termasuk token listrik.

" oh gitu , emang di sebelah mana bang yg jauh itu ?" Ella memang mencari kosan yg sesuai budget , karena ia tahu tidak akan cukup jika kosan nya harga seperti Abang penjual bakso tadi bilang.

" ini neng jalan ini lurus ada kelokan kiri nanti ke kiri nanti disana tanya aja kosan teh Cucun , kemarin bilang ada beberapa yg kosong , lha emang neng kerja dimana kok nyari kosan disekitar sini ?"

" Belum kerja bang , besok baru mulai ngampus disitu , biar budget nyampe nyari kosan yg murah " jelas Ella sambil melahap bakso yg sudah jadi di bikin oleh abangnya.

" oh begitu , lha kirain kerja ?"

Setelah beberapa saat di warung bakso dan bertanya kos kosan akhirnya Ella mengikuti petunjuk yg diberikan abang penjual bakso itu.

Sampai disebuah gang Ella bertanya ke ibu ibu yg sedang ngerumpi pagi hari dan ada tukang sayur yg dikelilingi ya.

Beberapa saat kemudian Ela sudah bertemu dengan teh Cucun hingga tawar menawar karena Ella ngga tiap hari nantinya disini.

" 600 deh neng , karena daripada kosong , soalnya beberapa hari yg lalu ada yg mau isi , tapi kaya anaknya ngga bener "

Akhirnya Ella sepakat dengan harga itu , kemudian di beri kunci dan masuk ke kosan.

" ini mah kontrakan kecil bukan kosan" batin Ella yg sudah masuk ke kamarnya.

Sudah tersedia tempat tidur dan lemari kosong disana.

Lumayan , kata Ella karena ini mungkin lebih bagus daripada dirumah nenek Ais , tapi setidaknya kamar disana membuat Ella nyaman hingga sekarang.

Ella merebahkan dirinya , berencana mengatur jadwal apa saja yg harus dia siapkan.

Hingga sore pun tiba , Ella bergegas ke kamar mandi, setelah itu akan mencari warung makan terdekat untuk mengisi perutnya yg sudah keroncongan.

Sambil sesekali ia membuka ponselnya dan membalas pesan dari bibi Odah.

Setelah bebek bututnya engkong Parta dimasukkan kedalam kontrakannya Ella merebahkan diri di kasur yg Teh Cucun siapkan.

Sesekali mengingat pesan nenek Ais , tentang penampilannya itu , ia akan sedikit merubah , untuk kacamata akan tetap dibiarkan seperti itu , tapi untuk rambut akan dibiarkan seperti aslinya yg berwarna pirang itu , mungkin nanti kalau ditanya , akan ia jawab disemir biar ngga begitu pada curiga.

Namun rambut memang menjadi kendala , ia engga terbiasa memakai jilbab jadi dibiarkan terurai dan sesekali di kuncir kuda .

Serta kulit yg agak putih bersih itu dibiarkan saja , kalau sering panasan kan ngga begitu kentara banget .

Hingga akhirnya Ella memejamkan matanya.

Sayup sayup di depan kontrakan terdengar berisik ' mungkin tamu tetangga ' . Ella mengabaikannya .

Memang Teh Cucun bilang disebelahnya kontrakannya masih kosong tapi ya itu terserah Teh Cucun, atau mungkin saat ini ada yg ngisi.

Ella akhirnya tertidur pulas malam itu.

Pagi harinya Ella,berangkat ke kampus sebelum sampai di kampusnya ia membelokkan bebek buntut nya ke warung bubur ayam sekedar sarapan .

Selesai sarapan langsung menuju kampus , karena hari itu hari pertama masuk maka ia tidak mau telat.

Setelah dari kampus Ella , langsung belanja berbagai keperluan dapur serta mempersiapkan dagangan online yg Ella geluti sejak SMA.

Karena itu salah satunya untuk mendapatkan penghasilan. Hingga selalu sore hari baru sampai kontrakan. Dan itupun ia langsung masuk ke kamarnya.

Ella tak menghiraukan tetangganya , walaupun kadang hanya basa basi untuk saling sapa.

Hingga seminggu berlalu , Ella masih dengan rutinitas seperti itu .

Di hari minggunya Ella kembali menghubungi bibi Odah,bahwa hari ini ia tidak balik dulu . Ia menceritakan keinginannya untuk kembali jualan online di kontrakan itu.

" ya udah kalau itu yg terbaik ya kerjakan saja neng, bibi mah bisanya bantu doa " kata bibi Odah di ujung telepon.

Ella kembali teringat dengan nenek Ais yg selalu mendengarkan keluh kesah Ella , kini ia hanya bisa menahannya , kalau tidak ia akan curhat sama bibi Odah.

Lalu Ella mengingat kartu nama yg dia ambil dari tas nenek Ais waktu itu . Ia mencoba menghubungi nomor yg tertera di kartu nama .

Beberapa kali Ella menelepon , tapi ternyata nomor tersebut sudah tidak aktif.

Akhirnya ia inisiatif untuk mendatangi alamat kantor di kartu nama itu.

Karena hari Minggu dan masih pagi , Ella berangkat menuju alamat tersebut , sekedar mencari tahu .

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=≠\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!