NovelToon NovelToon

Adik Ipar Ku Adalah Mantan Kekasih Ku

Ep.1

Kasih Adiratna Nanindra,gadis belia berdarah Jawa dan masih berusia 20 tahun itu sedang menatap cermin di kamarnya dengan tatapan kosong.Ia yang baru saja merasakan manisnya jatuh cinta,kini harus menelan kenyataan pahit bahwa ia harus segera mengakhiri hubungan asmaranya dengan Anggara Bakhtiar,lelaki yang saat ini begitu ia cintai.

Walau hubungan asmaranya bersama Anggara masih terhitung 365 hari ,namun Kasih dan Anggara sudah saling berjanji akan sehidup semati.Bahkan tahun depan,Anggara berencana akan mengenalkan Kasih kepada keluarga besarnya.

Rencana hanya tinggal rencana,janji hanya tinggal janji.Kasih yang merupakan anak tunggal di keluarganya tak bisa menolak keinginan sang Bapak,Lesmana Nanindra yang sudah menjodohkannya dengan anak dari teman dekatnya.

Hari ini adalah hari terakhir bagi Kasih untuk bertemu dengan Anggara.Padahal sejak tadi ia sudah berdandan rapi untuk segera menemui Anggara.Namun Kasih merasa belum siap untuk mengucapkan kata perpisahan kepada Anggara.

Sudah hampir setengah jam Kasih memandangi dirinya di depan cermin kamarnya.Ia masih membayangkan bagaimana reaksi Anggara saat kata perpisahan itu terlontar dari mulutnya.

Lamunan Kasih seketika buyar saat ponselnya berbunyi.Anggara lah yang menghubunginya.Anggara mengatakan jika ia sudah tiba di danau buatan yang berada di taman kota,tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama.Kasih pun bergegas menemui Anggara tanpa sepengetahuan Bapak dan Ibunya.

**

"Gak Kasih,aku gak bisa kalo harus berpisah dengan mu!"lirih Anggara sembari menatap Kasih.

"Terus aku harus bagaimana Gar?menolak kemauan Bapak ku?iya?aku takut jadi anak durhaka Gar!"

Anggara terdiam,matanya mulai berkaca-kaca.Ia seolah tak terima dengan keputusan sepihak yang dibuat oleh Kasih.

"Kita memang gak ditakdirkan untuk berjodoh Gar.Mulai hari ini hubungan kita berakhir.Dan kau jangan pernah menghubungi ku lagi."ucap Kasih dengan berat hati.Walau di dalam hatinya ia masih begitu mencintai Anggara.

Tanpa menunggu jawaban dari Anggara,Kasih sudah beranjak dari tempat duduknya.Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Anggara yang masih terdiam.Kasih sengaja bersikap dingin dan keras kepada Anggara,agar setelah perpisahan nanti, Anggara membencinya dan tak mencarinya lagi.

Di perjalanan pulang,Kasih menangis sejadinya di dalam taxi.Ia tak menyangka jika hubungan asmaranya dengan Anggara harus berakhir dengan cara seperti itu.Padahal Kasih sudah meyakini bahwa Anggara adalah jodoh yang diberikan Tuhan untuknya,namun ternyata takdir berkata lain dan justru memisahkan mereka.

Sebelum sampai di rumahnya,Kasih langsung menyeka sisa-sisa air matanya.Ia tak ingin Bapak dan Ibunya tau jika ia baru saja menangisi lelaki pujaan hatinya.Dengan langkah gontai,Kasih memasuki rumahnya.

"Kamu dari mana saja nduk?"tanya Hayu Laksita,yang merupakan Ibu Kasih.

"Habis menemui teman ku buk."jawab Kasih.

"Tapi mata mu kok sembab begitu nduk?"tanya Hayu sembari memegang wajah Kasih.

"Hmm..ini..tadi mata Kasih terkena asap buk saat berada di pinggir jalan."jawab Kasih berusaha memalingkan wajah dari pandangan Hayu.

"Kasih,kamu jangan bohong sama Ibu,Ibu tau kok kalo kamu habis menangis.Sebenarnya kamu habis bertemu dengan kekasih mu kan?".Hayu berusaha memastikan firasatnya.

"Dari mana Ibu tau?"

"Nduk,kamu itu uda jadi anak Ibu selama 20 tahun.Apa itu ndak cukup bagi Ibu untuk memahami anak Ibu sendiri?"

Mata Kasih kembali berkaca-kaca,ia lalu memeluk Hayu dan menumpahkan kesedihannya di bahu Ibu nya itu.Hayu dengan lembut membelai rambut anak gadis semata wayangnya itu.

"Percayalah nduk,ini adalah yang terbaik untuk mu.Bapak mu ndak mungkin menjodohkan mu dengan lelaki sembarangan,apalagi untuk anak gadisnya sendiri.

Ibu tau ini berat bagi mu karna harus berpisah dengan lelaki yang kamu cintai,dan juga harus menerima lelaki pilihan Bapak sebagi suami mu.Namun Ibu yakin nduk,kamu akan bahagia hidup bersama Dermawan,calon suami mu itu."

Hayu lalu melepas pelukan Kasih,kemudian ia seka air mata yang sudah membasahi pipi Kasih sembari terus memasang senyum hangat di depan anak gadisnya itu.

"Yasudah,makan siang dulu nduk.Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu."ucap Hayu sembari membelai kepala Kasih dengan penuh rasa sayang.

"Nggih buk.Ibu ndak makan?"

"Kamu duluan saja ya nduk,Ibu masih menunggu Bapak mu pulang."

"Bapak kemana buk?"

"Tadi Bapak mu di suruh Ayahnya Dermawan ke kantor sebentar.Ada yang ingin di bicarakan katanya.Yasudah,makanlah nduk."

"Nggih buk."

**

Malamnya Lesmana menyuruh Hayu untuk memanggil Kasih di kamarnya.Ada hal yang ingin Lesmana katakan kepada Kasih perihal perjodohannya dengan Dermawan,anak dari teman dekatnya itu.

Kasih yang di dampingi oleh Hayu lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan Lesmana.Kasih hanya menunduk tak berani menatap Lesmana.Di mata Kasih,Lesmana adalah seorang Bapak yang sangat tegas dalam mendidiknya dan terkadang juga bersikap egois dengan suka memaksa kehendaknya tak peduli apakah Kasih menyukainya atau tidak.

"Nduk,besok Dermawan dan keluarganya akan datang ke rumah kita.Jadi kamu bersiaplah.Kenakanlah pakaian yang terlihat anggun dan sopan.Jangan buat malu Bapak ya nduk!"pintah Lesmana tegas.

"Nggih Pak."jawab Kasih sembari mengangguk.

"Bantu Kasih ya buk!.Pilihkan pakaian yang terbaik untuk Kasih besok"ujar Lesmana lagi.

"Nggih Pak,Bapak tenang saja.Kalo urusan itu serahkan sama Ibu."ucap Hayu.

"Yasudah,istirahatlah Nduk.Bapak hanya ingin menyampaikan itu saja."

Kasih mengangguk,lalu ia dengan sopan berlalu dari hadapan kedua orang tuanya.

Didalam kamarnya,Kasih yang sedang berbaring hanya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.Ia masih memikirkan Anggara,dan tak terasa air matanya kembali menetes.

Walau siang tadi ia baru saja bertemu dengan Anggara,namun rasa rindu itu sudah berkecamuk di dalam hatinya.Kasih lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja kamarnya.Kemudian ia kembali melihat foto-foto kebersamaannya dengan Anggara.

Bukan ingin mengobati rasa rindunya,namun karna Kasih ingin menghapus semua kenangan bersama Anggara.Ia tak boleh terus menyimpan kenangan bersama Anggara.Karna sebentar lagi ia akan menjadi istri sah dari Dermawan,lelaki yang di jodohkan dengannya.

Setelah semua kenangan bersama Anggara tak ada satu pun lagi yang tersisa di ponselnya,Kasih mencoba untuk memejamkan mata.Ia tak boleh bangun kesiangan.Karna besok ia harus menyambut kedatangan calon suami beserta keluarganya.

Kasih akhirnya tertidur setelah berkali-kali berusaha memejamkan matanya.Sebenarnya ia ingin kembali menangisi perpisahannya dengan Anggara,namun Kasih takut bahwa Lesmana akan memarahinya jika besok ia terbangun dengan keadaan mata yang merah dan sembab.

Dalam tidurnya bahkan Kasih bermimpi bertemu dengan Anggara,sebegitu rindunya ia dengan kekasih yang di tinggalkannya itu.Dan tanpa sadar,dalam keadaan mata yang terpejam air mata Kasih mulai menetes satu persatu dari ujung matanya.

**

Ep. 2

"Wah ayu tenan anak Ibu pakai kebaya ini."ujar Hayu sambil memandangi Kasih yang sudah siap untuk bertemu dengan Dermawan.

Kasih hanya tersenyum mendengar pujian Hayu.Betapa lihainya Kasih menyembunyikan isi hatinya yang bergemuruh itu.

"Kulo nuwon Nyai,keluarga Bakhtiar sudah tiba."ucap embok Tasmi yang merupakan pembantu rumah tangga di keluarga Nanindra.

"Semua makanan sudah di siapkan kan mbok?"tanya Hayu memastikan.

"Sudah Nyai.Kalau begitu saya ke bawah dulu ya Nyai."

"Nggih mbok."

"Yasudah,yuk nduk kita ke bawah.".Hayu menggandeng lengan Kasih.

Sementara di ruang tamu yang sudah di tata rapi oleh embok Tasmi,keluarga Bakhtiar menunggu kehadiran Kasih.Mata mereka setika tertuju pada seorang gadis berwajah ayu,dengan tubuh semampainya yang dibalut kebaya berwarna sage sedang menuruni anak tangga.

Kasih yang di tuntun oleh Hayu lalu duduk di sebelah Lesmana.Keluarga Bakhtiar pun tersenyum bahagia melihat calon menantu mereka yang begitu menawan dan terlihat sopan.

Hartadi Bakhtiar selaku kepala keluarga dari keluarga Bakhtiar,langsung menyampaikan maksud dan tujuan mereka bersilaturahmi ke rumah Lesmana Nanindra.

Lalu Hartadi memperkenalkan anak lelaki sulungnya,Dermawan Bakhtiar,yang duduk bersebelahan dengannya.

Dermawan yang berwajah tampan dan bertubuh gagah itu hanya tersenyum setiap kali Hartadi membicarakan kelebihannya.Betapa Awan,nama panggilannya,sangat menjadi kebanggaan bagi Hartadi.Bagaimana tidak,di usianya yang masih 28 tahun dan terbilang muda,Awan sudah berhasil mengelola bisnis dan perusahaan milik Hartadi yang hampir bangkrut.

Dan Awan lah yang berhasil mengangkat derajat keluarganya kembali walau sempat terpuruk selama 2 tahun lalu.

"Lalu kapan waktu terbaik bagi kedua anak kita ini untuk melangsungkan lamaran Pak?"tanya Lesmana yang sudah tak sabar melihat Kasih duduk di pelaminan.

"Bagaimana jika minggu depan Pak?".Hartadi memberi saran.

"Apa itu tidak terlalu cepat,Yah?".Awan membuka suara.

"Tidak apa nak Awan,lebih cepat kan lebih baik."ujar Lesmana.

"Benar kata Pak Lesmana.Kalau begitu kita sepakat bahwa acara lamaran Awan dan Kasih kita selenggarakan minggu depan."ucap Hartadi.

"Iya Pak,saya setuju!".Lesmana menimpali.

Setelah selesai membahas acara lamaran Kasih dan Awan,Lesmana pun mempersilahkan keluarga Bakhtiar untuk menikmati hidangan dan cemilan yang sudah di siapkan oleh embok Tasmi.

"Kamu ndak makan nduk?"tanya Lesmana.

"Ndak Pak.Kasih ndak lapar.!"jawab Kasih datar.

Awan yang mendengar itu langsung menghampiri Kasih.

"Mau mas ambilkan makanannya?".Awan menawarkan diri.

"Hahh..hmm..gak usah mas."jawab Kasih kaget hingga ia menjadi sedikit gugup.

Keluarga Bakhtiar dan Lesmana pun tersenyum melihat calon pengantin yang masih terlihat malu-malu itu.

"Jangan sungkan Kasih,mas ambilkan ya?!kamu harus makan pokoknya."ucap Awan lalu ia bergegas mengambilkan sepiring makanan untuk Kasih.

"Ini Kasih,makanlah!atau mau mas suapin?!"ujar Awan.

"Gak usah mas,aku..aku bisa makan sendiri."kata Kasih sembari mengambil sepiring nasi di tangan Awan.

Dengan Awan yang duduk di sampingnya,Kasih pun terpaksa menikmati makanan yang sudah di ambilkan oleh Awan.Ia hanya merasa tak enak saja jika mengabaikan kebaikan Awan.

"Kok gak di habiskan makanannya?".tanya Awan saat melihat makanan di piring Kasih yang masih banyak.

"Aku uda kenyang mas."jawab Kasih.

"Tapi kamu kan baru makan sedikit."ucap Awan.

"Kasih memang makannya sedikit nak Awan.".Hayu tiba-tiba menyelah percakapaan Awan.

"Oh begitu buk,pantas saja Kasih tak menghabiskan makanannya."gumam Awan.

Hayu pun mengangguk dan hanya melemparkan senyum kecil kepada Awan.Setelah semua keluarga selesai makan,Hartadi pun berpamitan kepada Lesmana dan mengucapkan terimakasih karna telah menyambut keluarganya dengan baik.

Namun Awan tak ikut pulang bersama Hartadi.Ia ingin mengajak Kasih membeli cincin untuk acara lamaran mereka yang di selenggarakan minggu depan.

Lesmana bahkan langsung mengizinkan Kasih untuk ikut bersama Awan.Padahal selama ini Lesmana selalu melarang Kasih untuk berpergian dengan teman lawan jenisnya.Namun Lesmana kini luluh dengan kehadiran Awan yang sebentar lagi akan menjadi menantunya itu.

Sembari menunggu Kasih mengganti pakaiannya,Awan pun berbincang dengan Lesmana.Sepertinya Awan tau bagaimana cara mengambil hati calon mertuanya itu.Buktinya mereka terlihat sudah begitu akrab.

Tak lama Kasih pun menghampiri Awan,dan mengatakan sudah siap pergi bersamanya.Awan lalu berpamitan kepada Lesmana dengan mencium tangan calon mertuanya itu dengan sopan.Di ikuti oleh Kasih yang juga mencium tangan Bapaknya sembari meminta izin.

"Kami berangkat dulu ya Pak."ujar Awan.

"Iya nak Awan,hati-hati ya!.tolong jaga Kasih."Lesmana memberi pesan.

"Baik pak.".Awan menimpali ucapan Lesmana.

Awan lalu mengajak Kasih menuju ke mobilnya yang ia parkiran di halaman rumah Kasih yang cukup luas.Dan dengan sigap,Awan membukakan pintu mobil untuk Kasih.

"Kita mau ke mana mas?"tanya Kasih tanpa menoleh ke arah Awan yang menyetir di sampingnya.

"Mas mau mengajak mu mencari cincin untuk acara lamaran minggu depan dik,."jawab Awan.

Kasih pun hanya mengangguk.Ia seakan sudah pasrah dan menerima semua yang telah di atur oleh Lesmana dan juga Awan.Kasih melakukan itu hanya karna ia tak ingin mengecewakan Lesmana.Walau di dalam hatinya,ia masih belum bisa menerima Awan sebagai lelaki yang harus menjadi suaminya.

**

Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam,mobil Awan pun tiba di sebuah jewellery store.Awan sebagai calon suami yang cekatan,langsung membukakan pintu mobil untuk Kasih.Bahkan ia meletakkan telapak tangannya pada atap mobil agar kepala Kasih tak terbentur saat hendak keluar dari dalam mobil.

Kasih pun berjalan beriringan dengan Awan,walau ada perasaan tak nyaman di hatinya.Saat berada di dalam jewellery store itu, Awan langsung meminta kepada salah satu karyawan yang bekerja di tempat itu untuk menunjukkan koleksi cincin terbaik mereka.

"Kamu suka model yang bagaimana mana Kasih?"tanya Awan sembari menyodorkan sebuah katalog ke hadapan Kasih.

"Hmmm...aku bingung mas.Terserah mas Awan saja mau memilih yang mana."jawab Kasih.

"Loh kok terserah aku sih?nanti kalau aku yang memilih tidak sesuai selera mu bagaimana?"

"Tidak apa mas,aku mengikuti pilihan mas Awan saja."

"Bener nih?kamu yakin?".

Kasih mengangguk pelan,lagi pula untuk apa ia memilih cincin yang sesuai dengan seleranya,toh selama ini ia tak pernah di beri pilihan untuk memilih sesuatu yang ia sukai.

Awan pun memilih cincin couple yang sesuai dengan seleranya.Ia tak bertanya lagi kepada Kasih,karna ia tau Kasih akan memberikan jawaban yang sama kepadanya.

**

Ep.3

Setelah selesai memilih cincin untuk acara lamaran mereka,Awan lalu mengantarkan Kasih pulang.Di dalam mobil Kasih hanya diam dan termenung.

"Kamu tak keberatan menikah dengan mas?".Awan mencoba memecah keheningan.

"Tidak mas.!"jawab Kasih singkat.

"Kamu yakin?"

"Iya mas,lagi pula aku tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Bapak."

Awan menghela nafas pelan mendengar ucapan Kasih.Ia seakan tau bahwa sebenarnya Kasih ingin menolak perjodohan itu.

"Tapi aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk mas Awan."ujar Kasih lagi.

"Jangan paksakan diri mu Kasih.Jika pun kamu memang belum bisa menerima ku di dalam hati mu,tak apa.Aku bersedia menunggu!.Tapi pernikahan ini tetap harus terjadi.Karna aku sudah berjanji dengan Bapak mu untuk segera menikahi mu."

Setelah itu tak ada percakapan antara Kasih dan Awan.Tak berapa lama,mobil Awan pun tiba di depan rumah Kasih.Awan lalu membukakan pintu untuk Kasih.

"Makasih ya mas sudah mengantarkan ku."ucap Kasih.

"Iya Kasih.Yauda mas pulang dulu ya.Titip salam sama Bapak,Ibu.

"Iya mas,hati-hati di jalan ya."

**

Semenjak pertemuan Kasih dengan Awan kemarin,mereka tak saling bertemu lagi.Awan yang sibuk mengurus bisnis Ayahnya dan juga perihal lamaran mereka,membuat Awan tak mempunyai waktu untuk menemui Kasih.

Hingga hari acara lamaran mereka pun tiba.Kasih yang telah di rias dan mengenakan kebaya berwarna nude sudah siap menanti kedatangan Awan beserta keluarganya.

Tak lama menunggu,keluarga besar Bakhtiar pun tiba di rumah Lesmana dengan membawa hantaran yang cukup banyak dan terbilang mewah.

Awan yang saat itu mengenakan kemeja bermotif batik yang berwarna senada dengan rok batik yang di kenakan oleh Kasih,tampak begitu rupawan dan gagah.

Siapa pun yang melihat Awan pasti akan langsung jatuh hati dengan ketampanannya,di tambah lagi postur tubuhnya yang tinggi bak seorang atletis.

Terlepas dari Awan,keluarga besar yang sudah duduk rapi di kursinya masing-masing seketika mata mereka tertuju pada seorang gadis berparas ayu dan bertubuh molek yang di balut kebaya berwarna nude,berjalan di tengah-tengah mereka sembari tersenyum seakan ia begitu bahagia di acara lamarannya itu.

Rasa bahagia pun terpancar dari wajah Awan saat melihat calon istrinya yang begitu ayu itu.Berbeda dengan seorang lelaki yang duduk di sebelah Ningsih,Bunda dari Awan.Ia tampak terkejut,bahkan wajahnya terlihat marah.Mata elangnya menatap Kasih yang lewat di depannya dengan tatapan tajam,seolah ia ingin menerkam Kasih.

Saat Kasih sudah duduk di kursi yang berada tengah-tengah antara Lesmana dan Hayu,dan kini ia juga berhadapan dengan Awan dan keluarga Bakhtiar,wajah Kasih seketika berubah.

Kasih tampak terkejut dan hatinya menjadi gelisah saat ia melihat seorang lelaki yang begitu ia kenal duduk di antara keluarga Bakhtiar.Lelaki itu adalah Anggara,Anggara Bakhtiar yang merupakan mantan kekasihnya.

"Bagaimana Anggara bisa berada di sini?"ujar Kasih dalam hati.

Hayu yang melihat Kasih termenung pun menegurnya."Kenapa nduk?"

"Hmmm..gak ada apa-apa buk.Kasih cuma sedikit gugup aja."

"Tarik napas pelan-pelan nduk,biar gugupnya hilang."

"Nggih buk."

Acara lamaran pun di mulai.Setelah mc memberikan kata sambutan untuk semua keluarga besar yang telah hadir,acara tukar cincin antara Kasih dan Awan pun akhirnya tiba.

Kasih dan Awan pun berdiri saling berhadapan.Setelah Kasih memasangkan cincin ke jari manis Awan,kini giliran Awan memasangkan cincin couple itu ke jari manis Kasih.

Semua keluarga besar pun bersorai sembari bertepuk tangan.Berbeda dengan Anggara yang merasa muak melihat pemandangan itu.Ia pun pergi meninggalkan acara itu,tanpa di ketahui oleh siapa pun.

Dalam acara lamaran itu,keluarga Lesmana dan Bahktiar langsung membahas perihal waktu pernikahan antara Kasih dan Awan.Lalu mereka pun sepakat akan mengadakan pernikahan itu seminggu setelah acara lamaran.

**

"Nduk,kamu ndak ke kampus?mas mu sudah menunggu di bawah."ucap Hayu membangunkan Kasih yang masih tertidur.

"Kasih kayaknya hari ini gak ke kampus buk."

"Loh kenapa nduk?"

"Kepala Kasih pusing buk."

"Yasudah kamu istirahat saja.Ibu ambilkan sarapan mu dulu ya,habis itu jangan lupa minum obatnya."

Kasih hanya mengangguk lemas.Setelah Hayu keluar dari kamarnya,Kasih pun ingin melanjutkan tidurnya kembali.Namun Awan tiba-tiba masuk ke kamarnya.

"Kamu sakit dik?"tanya Awan sembari meletakkan telapak tangannya ke dahi Kasih.

"Aku cuma sedikit pusing mas."jawab Kasih.

"Kita ke rumah sakit yuk."

"Ngapain mas?aku itu cuma pusing.Minum obat sakit kepala juga nanti sembuh."

"Yasudah kamu istirahat ya.Jangan lupa di minum obatnya."ucap Awan sembari mengelus puncak kepala Kasih.

Kasih hanya menggangguk.Awan lalu keluar dari kamar Kasih dan membiarkannya beristirahat.Ia pun memutuskan untuk pulang dan tak lupa berpamitan kepada Lesmana dan Hayu.

**

Keesokannya Awan menghubungi Kasih untuk menanyakan kabarnya.Kasih mengatakan ia sudah membaik.Mengetahui itu,Awan pun mengajak Kasih untuk berkenalan dengan adiknya.Kasih lalu menyetujui ajakan Awan.

Awan lalu menjemput Kasih di rumahnya.Kasih yang sudah menunggu Awan sejak tadi,langsung masuk ke dalam mobil Awan saat mobil itu sudah terparkir di depan rumahnya.

"Bapak dan Ibu di dalam?"tanya Awan.

"Nggak mas,Bapak sama Ibu pergi melihat gedung untuk pernikahan kita nanti."jawab Kasih.

"Loh kamu nggak ikut?"

"Kan mas mau mengajak ku bertemu dengan adik mas Awan."

"Seharusnya tadi kamu bilang Kasih,kalo kamu mau pergi sama Bapak dan Ibu."

"Gak apa-apa kok mas.Bapak dan Ibu juga uda ngizinin aku pergi bersama mas Awan."

"Yasudah,baiklah."Awan kembali menyetir mobilnya menuju ke tempat dimana ia dan adiknya akan bertemu.

Mobil Awan menepi saat tiba di depan sebuah Cafe.Awan lalu mengajak Kasih untuk masuk ke cafe itu.Perasaan Kasih yang sejak tadi baik-baik saja,entah mengapa saat ini ia menjadi gusar.Perasaannya tiba-tiba tak enak.

Awan lalu menepuk pundak seorang lelaki yang sudah menunggunya,dan seketika lelaki itu menoleh ke arah Awan.Matanya membulat dan wajahnya terlihat kaget,bukan karna Awan yang menepuk pundaknya,melainkan seorang perempuan yang datang bersama Awan.

"Kasih,perkenalkan dia adik ku,Anggara."Awan dengan bangganya mengenalkan Anggara kepada Kasih.

"Anggara?!"...batin Kasih tersentak.

Ya,lelaki yang sudah menunggu kedatangan Awan adalah Anggara,adik kandung Awan.Anggara lalu berdiri dari tempat duduk nya dengan wajah yang masih terlihat bingung.

"Gar,ini calon kakak ipar mu."ujar Awan lagi.

Anggara hanya berdiri mematung sembari menatap Kasih dengan tajam.Begitu pun dengan Kasih,lidahnya seakan keluh dan tak mampu berkata-kata saat melihat Anggara ada di hadapannya.

Kasih tak pernah menyangka jika Anggara adalah adik kandung Awan.Betapa sempit dunia ini baginya.Ia yang berusaha menjauh dari Anggara,kini harus bertemu kembali dengannya.Ditambah lagi Anggara akan segera menjadi adik iparnya.Mau tak mau,Kasih pasti akan semakin sering bertemu dengannya.

"Kalian kok pada diam gitu sih?ayo dong,saling berkenalan.Toh kalian sebentar lagi akan menjadi saudara."ucap Awan sembari menyeringai.

Anggara pun mengulurkan tangannya di hadapan Kasih."Anggara."ucapnya datar.

"Kasih.".ia membalas uluran tangan Anggara.

"Sudah,jangan lama-lama berjabat tangannya.".Awan menarik tangan Anggara.

Awan lalu mengajak Kasih duduk di tempat yang sudah di pesan oleh Anggara.

"Kamu mau minum apa, dik?"tanya Awan sembari melihat daftar menu.

"Terserah mas."jawab Kasih singkat.

"Kamu ini gimana sih?kan kamu yang mau minum.Kok terserah mas!?".gumam Awan sambil menoleh ke arah Kasih yang duduk di sebelahnya.

"Permisi mas,mau pesan apa?"tanya seorang waiters yang menghampiri meja mereka.

"Cappucino 1,jus alpukat 1,oiya untuk jus alpukatnya pakai susu aja,jangan pakai gula ya mas...".jelas Anggara sembari memesankan minuman untuk Kasih.Setau itu Anggara dengan selera Kasih yang memang tak suka meminum jus yang di beri gula.

"Mas Awan mau minum apa?"tanya Anggara.

"hmmm...aku..sama saja dengan mu."jawab Awan.

"Berarti cappucino 2 ya mas,sama jus alpukat 1.Ingat,jus alpukatnya gak pakai gula!"ujar Anggara kepada waiters itu.

"Baik.Silahkan tunggu sebentar ya mas."ucap waiters itu lalu pergi.

Awan menatap Anggara dengan sedikit kesal."Kenapa kau seenaknya memesan minuman untuk Kasih?memangnya dia mau jus alpukat itu?"

"Loh bukannya tadi dia sendiri yang bilang terserah kepada mas Awan,berarti minuman apa saja dia mau dong."ucap Anggara santai.

"Anggara!".Awan menaikkan nada suaranya.

"Mas,nggak enak di lihat orang."Kasih mengingatkan Awan.Awan pun menghela napas kesal sembari memalingkan wajah dari Anggara.

Tiba-tiba ponsel Awan berbunyi,ia lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana."Sebentar ya Kasih,rekan bisnis mas menelepon."Awan meminta izin kepada Kasih.Kasih hanya mengangguk mengiyakan.

Awan pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Kasih bersama Anggara.Kasih yang merasa canggung bertemu dengan Anggara hanya menunduk tak berani menatapnya.

**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!