NovelToon NovelToon

TWINS SERIES

CHAPTER 1

ZAHIRA!

Aku semangat sekali untuk ke sekolah hari ini, Bagaimana tidak? Ini adalah hari pertama aku berhasil menaklukkan anak songong itu, ZAYRA!

Tanpa sarapan terlebih dahulu, aku langsung pergi ke sekolah. Tentu Angga juga ikut serta. Di sana teman-teman ku sudah menunggu, tadi aku sempat memberi tahu mereka lewat grup kalau aku akan berangkat lebih awal.

Jadi sudah seharusnya mereka lebih awal dari ku, itu peraturan gank kami.

" Ra, kita mau ngapain sepagi ini sudah di sekolah? " Tanya Fely disertai menguap panjang.

Aku memberi jawaban dengan jentikan jemari ku, supaya mereka mengikuti langkah ku.

Aku berjalan menuju gedung Asrama yang tidak jauh dari kawasan sekolah. Kami berlima langsung naik ke lantai dimana kamar Zayra berada.

Fely berisik sekali, dia bersembunyi di balik punggung ku karena ketakutan. Lantai nomor lima memang terkenal angker sejak kematian Dara , Senior ku.

Tapi aku biasa saja, hantu sudah sering aku lihat. Itulah kelebihan turun temurun dari keluarga ku sejak generasi lampau.

" Zika ! " Aku mengangkat daguku sebagai tanda perintah agar Zika menggedor pintu kamar Zayra.

Zika mengangkat tangan nya, belum sempat ia menggedor pintu, tiba-tiba daun pintu sudah terbuka lebar.

Zayra muncul!

" Ngapain kalian disini? " Tanya dia dengan mimik wajah heran.

Ku lipat kedua tanganku di dada.

" Apa kamu lupa bahwa kamu sekarang bekerja sama aku? "

Zayra menggeleng.

" Tapi ini masih terlalu pagi " Zayra komplain.

" Pembantu di rumah ku sudah bekerja sebelum matahari terbit " Aku membandingkan Zayra dengan para pelayan di rumah besar ku. Bukan kah sekarang status Zayra sama dengan mereka.

" Iya tapi aku mau sarapan dulu" Zayra masih ngeles, membuat bertambah muak.

" Cepat ambil tas sekolah mu dan ikuti aku " Malas rasanya jika harus berdebat panjang lebar. Aku berbalik lalu pergi, tanpa diperintah Zika mendorong Zayra untuk mengikuti langkah ku.

Meskipun Zayra masih saja berlagak, tapi ia sudah lebih jinak dari sebelumnya. Aku puas sekali!

Aku mendudukkan tubuh ku di atas kursi yang memanjang di ruang makan. Teman-teman ku pun mengikuti, tapi saat ingin duduk aku cepat mencegahnya.

" Kau ngapain ikut-ikutan duduk? "

Zayra melongo heran, ia memandangi kami secara bergilir.

" Kamu tidak boleh makan sebelum kami makan, dan sekarang cepat ambilkan aku makanan! " Aku menunjuk tempat makanan yang sudah disediakan menggunakan tangan kiri.

Zayra tampak menghela nafas berat, teman-teman ku seperginya sangat menikmati sikapku memperbud*k Zayra .

" Aku mau soto, kalian mau apa? " Tanyaku kepada yang lain.

" Aku pecel " Fely menjawab cepat, kalau soal makanan tidak heran kalau dia yang paling garcep.

" Aku mie goreng" Zika juga memesan makanan.

" Roti bakar saja " Nilam bersuara, saat aku melihat ke arah Angga , dia tidak memesan makanan. Melainkan....

" Aku bisa ambil sendiri"

Mataku mendelik tajam, ia langsung ciut.

" Ok, aku aku roti bakar" Dia tidak berani menentang keinginan ku, coba saja kalau berani?

Zayra menghela nafas kasar seraya pergi menuju meja penyajian makanan. Satu persatu makanan yang dipesan ia hidangkan.

Dan sudah tentu hal itu menjadi tontonan gratis di pagi hari. Dua teman Zayra juga menyaksikannya, mereka lah mata-mata ku sekarang.

Zayra melirik sekilas ke arah mereka, lalu melanjutkan langkahnya. Aku tersenyum puas.

Setelah semua pesanan semua siap dihidangkan, Zayra balik lagi. Aku mengernyit heran, Mau kemana dia? pikir ku.

Setelah ku ikuti dengan mataku, rupanya dia mengambil makanan untuk nya sendiri.

" Eh eh... " Seruku begitu dia ingin meletakkan p4nt4tnya di atas kursi. Zayra mendongak!

" Kamu mau apa? "

" Makanlah " Ia menjawab cetus.

" Yang suruh kamu makan siapa? Kamu nggak boleh makan kalau bukan perintah ku " Disini aku menegaskan kekuasaan ku padanya.

Ia diam beberapa saat, tiba-tiba Zayra memutar tas ransel di punggungnya. Lalu mengeluarkan sesuatu.

" Nih, uang yang kamu kasih ke aku. Belum aku apa-apain... Mulai sekarang aku bukan babu kamu lagi " Ia meletakkan uang yang aku kasih di atas meja. Kemudian Zayra duduk untuk makan.

Kepala ku terasa panas, tidak! Aku tidak mau melepaskan nya begitu saja.

" Ok, makanlah sepuas mu " Tak ada jalan lain kecuali aku bekerja sama dengan keinginan nya. Ternyata menguasai nya tidak lah mudah.

Aku lega dia masih bersedia mengambil uang itu. Kalau saja tidak? Aku bakalan susah untuk menemukan kesempatan ini lagi.

Usai sarapan, kami semua berangkat ke sekolah bareng-bareng. Tak lupa kami memberikan tas kami kepada Zayra agar dibawa nya.

Hanya Angga yang menolak untuk merepotkan Zayra , ia bisa bawa sendiri katanya. Ya udah...

Nilam ikut-ikutan menolak, tapi karena Zika memelototinya, ia pun memberikan tas nya sembari mengucapkan maaf kepada Zayra .

Dasar anak cupu, kalau saja kamu bukan anak rekan bisnis Papa? Ogah aku berteman sama kamu Nilam.

Baru saja aku dan the gank masuk ke area sekolah untuk anak SMP, Tiba-tiba saja dua orang berpakaian kaos hitam yang ketat. Sehingga menonjolkan otot-otot mereka, menghadang langkah ku.

Semua bertanya-tanya, siapa mereka?

" Siapa disini yang bernama Zahira ? " Tanya salah satu dari mereka.

" Aku! Ada apa? " Ketusku, meskipun mereka terlihat garang. Tapi sedikitpun aku tidak takut sama sekali.

" Mari ikut kami Nona"

Dua orang itu langsung mengapit ku. Zika maju untuk melindungi, karena itu adalah tugasnya.

" Menjauh lah kalian, atau aku akan teriak" Ancam Zika tegas.

" Kalau Nona tidak bisa bekerja sama dengan kami, maka gadis itu akan kami habisi"

Aku mengikuti arah telunjuk si pria itu, rupanya di luar pintu gerbang ada sebuah mobil hitam terparkir. Pintu tengah mobil itu terbuka, di sana ada seorang wanita yang sangat tidak asing sekali wajahnya.

Ohya! Aku ingat, dia salah satu pegawai kantor yang sering datang ke rumah. Bagaimana ini? jika aku menolak keras, takut nya wanita itu benar-benar cel4ka.

Sebenarnya aku masa bod0h, tapi aku harus tetap menjaga nama baikku dihadapan Papa. Akhirnya aku pun mau bekerjasama dengan mereka.

Teman-teman ku ingin mengikuti ku, tapi dicegah oleh dua orang pria kekar ini. Akhirnya aku hanya ingin Zayra ikut, entah kenapa? Meskipun dia pemberontak, tapi aku ingin dia disisi ku.

" Kami hanya ingin Nona saja " Mereka tetap menolak keinginan ku.

" Aku tidak merasa aman jika tidak bisa bersama salah satu dari mereka " Tandasku.

Kedua pria itu saling berpandangan satu sama lain. Akhirnya mereka pun mengijinkan.

Zayra dan Aku digiring masuk ke dalam mobil itu, lalu kami dibawa pergi dari sekolah.

CHAPTER 2

ZAHIRA!

Perempuan yang duduk di sebelah ku berkali-kali meminta maaf. Ia merasa bersalah karena melibatkan diriku.

Aku sama sekali tidak menggubrisnya, yang ingin aku tahu hanya lah untuk apa mereka membawa ku seperti ini.

Zayra ?

Jangan tanya lah dia sedang apa? Asyik nyerocos mengagumi bangunan-bangunan besar dan megah di sepanjang jalan.

Ia tidak terlihat cemas atau apa? Malah keasyikan menikmati perjalanan ini.

Zayra Zayra ... Kita ini diculik, kamu sadar nggak? ih!!! D4sar kampungan!

Umpa4tku dalam hati.

" Waaaaahhh gede banget" Lagi-lagi Zayra berdecak kagum melihat rumah besar di hadapannya.

Bagaimana jika dia tahu rumah ku? Mungkin sampai pingsan dia.

Kami digiring masuk ke dalam, Di dalam sana ada lebih banyak lagi pria kekar berdiri menyambut kedatangan kami.

Yang duduk hanya seorang pria yang mungkin lah seumuran Papa bersama seorang gadis kecil di atas kursi roda.

" Yang mana Zahira ? " Tanya pria yang duduk itu.

Perempuan di samping ku menunjuk ke arah ku.

Pria itu bangkit dari duduknya kemudian mendorong kursi roda menghampiri.

" Katanya kamu mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Aku minta tolong padamu, untuk menyembuhkan putri ku "

Aku menghela nafas lega, rupanya itu toh tujuannya. Tak kirain mau nyelakain aku.

Pandangan ku mengedar ke sekeliling ruangan. Ada banyak CCTV disini, Ini kesempatan yang bagus. Aku bisa menguploadnya nanti di sosial media. Toh aku punya Zayra yang bisa menghack CCTV.

Sudah lama aku tidak masuk TV, harga jualku di endorse begitu-begitu saja. Belum ada asupan untuk menaikkan popularitas ku.

Langkah ini pelan menghampiri gadis kecil yang terlihat tidak berdaya. Wajahnya pucat, bibir nya kering. Namun ia manis sekali.

Ku genggam tangan nya, kemudian ku salurkan energi tubuh melalui tangan nya itu. Dapat ku rasakan penyakit ini sungguh parah, tidak akan lama lagi dia pasti akan meninggal dunia.

Tapi aku harus bisa menyembuhkannya, energi di dalam tubuh ku semakin ku tambah, agar bisa mengimbangi penyakit yang sudah parah.

Perlahan dapat ku rasakan sel sel di dalam tubuh si gadis kecil mulai membaik. Namun aku semakin melemah, kekuatan yang digunakan cukup besar.

Keringat dingin mulai menetes, sekujur tubuhku bergetar. Sedangkan sel dalam tubuh anak ini baru seperempat saja yang berhasil ku pulihkan.

Jika aku berhenti, hal itu justru akan semakin memperburuk keadaan si gadis kecil. Tapi jika ku lanjutkan, mungkin aku sendiri yang akan meninggal.

Dar4h menyembur dari mulut ku, wajah pria itu tegang karena dari celah bibir anak gadisnya pun mengeluarkan dar4h.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat di punggung ku. Seperti merenggangkan otot dalam tubuh ini, sehingga kekuatan ku kembali.

Mataku menyala, sekaligus energi besar mengalir ke dalam tubuh anak itu. Perbaikan sel cepat sekali pulih, sehingga aku dapat menyembuhkan secara keseluruhan dalam waktu yang singkat.

" Nathalie" Pria itu menyebut nama anaknya, Nathalie yang sudah membaik perlahan membuka matanya.

" Papa " Ia memeluk Papanya dengan dua tangan mungil itu. Aku tersenyum senang melihat adegan mengharukan tersebut. Semua takjub kecuali Zayra , entah ia sibuk apa dengan dua tangan di belakang leher.

" Terimakasih... Terimakasih" Pria itu berulangkali mengucapkan rasa terima kasih nya padaku. Aku hanya tersenyum saja.

" Mari silahkan duduk, aku akan mempersiapkan jamuan untuk kalian" Sambung Ayah dari anak kecil itu. Aku menjawab dengan anggukan kepala.

" Hey " Aku berbisik pelan kepada Zayra, setelah ku pasti kan bahwa hanya ada kami saja di ruang tamu. Entah wanita tadi itu pergi kemana.

" Tolong ambil video kejadian barusan dari CCTV itu "

Zayra memperhatikan ke sekeliling, sementara ia dan aku duduk di ruang tamu yang megah sekali.

" Untuk apa? "

" Kamu kerjakan saja perintah ku, Nanti aku kasih imbalan"

Zayra memikirkan tawaran ku, sudah tentu dia tidak akan bisa menolak uang.

" Tapi aku tidak bisa melakukannya di luar ruangan ini, sedang kan disini aku tidak ada laptop ataupun ponsel yang bisa meretas CCTV itu "

Segera ku keluarkan ponsel ku lalu ku berikan kepada nya.

Dua bola mata Zayra berbinar melihat ponsel ku.

" Waaaaahhh ini hp keluaran terbaru itu ya "

" Ssttt cepat lakukan " Lama-lama aku jengah dengan sikap noraknya.

Zayra mengangguk setuju, ia pun mengotak-atik ponsel ku. Sedangkan aku memastikan tidak ada orang yang memperhatikan kami.

" Jangan sampai ketahuan" Bisikku pelan.

" Tenang " Ia menjadi tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.

Tiba-tiba perempuan yang tadi muncul, ia berjalan mendekat ke arah kami.

" Za " Aku memanggil Zayra tanpa menggerakkan bibir ku. Agar tidak mencurigakan.

" Siap! " Zayra meletakkan ponsel ku ke atas telapak tangan. Aku menghela nafas lega, cepat sekali dia melakukannya.

" Zahira , Maafkan Tante ya udah menyusahkan mu " Wanita itu duduk di kursi kosong tepat di sebelah ku.

" Iya Tante nggak apa-apa, tapi nanti jangan lupa cerita kan hal ini sama Papa ya " Pintaku, Tante itu mengiyakan. Aku harus pastikan bahwa Papa akan semakin menyayangi ku karena hari ini aku berhasil menolong seseorang.

" Bukannya Papa kamu tidak boleh tahu biar nggak cemas " Tiba-tiba Zayra menyelutuk.

" CK ... Bisa diem nggak!!!" Kesal sekali aku mendengar komentar nya.

Zayra mencebikkan bibirnya.

Tak lama kemudian pria tadi, Ayah dari si gadis kecil menghampiri. Tapi kali ini dia datang tanpa putrinya, mungkin anak itu sedang istirahat.

" Nona Zahira , aku tidak tahu harus membalas jasamu bagaimana? Jika Nona mau uang, maka aku sanggup memberi seluruh harta ku kepada mu "

Aku tersenyum tipis.

" Tidak usah Om, Aku sudah memiliki banyak uang " Jawab ku.

" Iya , aku tahu itu. Emmmm lalu aku harus membalas jasamu dengan apa? " Pria itu melirik si Tante.

" Antar kan saja kami kembali ke sekolah " Pintaku.

" Oh itu sudah pasti, tapi sebelum pergi Om sudah menyiapkan makanan untuk mu Nona "

Aku ingin menolak, tapi tiba-tiba aku mendengar suara perut keroncongan. Kepala ku bergerak ke arah datangnya suara, Zayra tersenyum malu.

" Aku lapar" Tanpa merasa berdosa, Zayra mengusap perutnya. Yah terpaksa deh kami menerima tawaran untuk makan sebelum pergi kembali ke sekolah.

Di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, aku mengecek hasil video yang di ambil dari CCTV. Kebetulan aku hanya berdua saja dengan Zayra di kursi penumpang. Tante tadi tidak ikut. Tidak tahu kenapa?

Aku menemukan sesuatu yang janggal, Zayra yang awalnya berdiri bersebelahan dengan Tante tadi, tiba-tiba mendekati ku.

Di video itu terlihat dia tidak melakukan apapun kecuali merapat ke tubuh ku. Tapi samar-samar ada cahaya terlihat di antara kami.

Aku menoleh ke Zayra , ia tengah tertidur pulas. Apa maksud semua ini? Siapa Zayra ?

ANAKMU, ZAYRA! MASIH HIDUP

Kata-kata Nenekku beberapa tahun yang lalu terngiang kembali. Zayra ?? Apakah Zayra ini?

CHAPTER 3

LAYLA!

Aku dipaksa untuk ikut menjemput putri Udin ke sekolah. Mau tidak mau aku harus mematuhi perintah mereka.

Untung Zahira bisa diajak kerja sama meskipun awalnya sedikit ada penolakan. Tapi aku merasa tidak enak hati kepada nya, berkali-kali aku minta maaf meskipun tidak ia perduli kan.

Zahira memang terkenal ketus, seperti Udin dulu yang sangat dingin sekali orangnya.

Dalam sesi pengobatan, aku sempat panik melihat tubuh Zahira bergetar sehingga menyemburkan cairan merah dari mulut nya.

Tapi tiba-tiba sesuatu yang ganjil terjadi, teman Zahira mendekat. Entah apa yang dilakukannya? Aku hanya menyaksikan keadaan Zahira kembali membaik sampai ia berhasil menyembuhkan gadis kecil tersebut.

Aku penasaran dengan teman Zahira ini, seperti menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dalam dirinya.

Ingatan ku kembali disaat kejadian dulu, dimana aku menyentuh tangan Angga dan melihat perundungan yang dialami oleh anak Gading. Disana aku mendapati sebuah kekuatan besar muncul. Hingga membuatku lemas dan takut.

Lalu apa hubungannya dengan teman Zahira ? Aku perhatikan dari jauh secara diam-diam, tapi anak itu seolah-olah menyembunyikan wajahnya. Begitu ku dekati, ia lebih banyak menunduk.

Tidak ada cara lain, aku harus menyentuh nya. Tapi apa yang ku dapati lebih mencengangkan. Aku tidak bisa menerawang apapun, sama seperti jika aku menyentuh Udin.

Kenapa?? Kenapa dia memiliki kekuatan yang sama seperti Udin? Setahuku hanya Zahira putri Udin dan Prilly.

Pertanyaan ini terus menghantui pikiran ku hingga dua gadis itu pergi dengan diantar oleh Bodyguard Tuan Nata.

" Hey! "

Aku terkejut saat suara bariton milik Tuan Nata menggertak.

" Sedang apa kamu disitu? Ayo masuk! "

Aku menurut, mengikuti langkahnya dari belakang. Namun pikiran ku tidak fokus, karena terus menerus penasaran akan teman Zahira .

Hingga tanpa sengaja aku menubruk punggung Tuan Nata.

" Aduh, kok berhenti sih? " Runtuk ku kesal.

" Terus kamu mau kemana Nona? Ini kamar mu "

UPS! Aku jadi malu, rupanya kini aku sudah berada di depan kamar yang dijadikan tempat ku ditawan.

" Aku, aku juga mau pulang" Dalih ku untuk menutupi rasa canggung.

Tuan Nata diam menatap ku lekat.

DEGH!!

Mendapatkan tatapan yang begitu mendalam membuat jantung ku tidak aman. Aku merasa telinga ku panas dingin.

" Baiklah! Nanti setelah mereka datang, kamu bisa diantar pulang "

Tuan Nata membalikkan tubuhnya lalu pergi. Aku diam memperhatikan pria itu hingga menghilang di balik tembok.

Begitu aku masuk ke dalam kamar, aku menemukan ponsel ku berada di atas tilam. Gegas ku sambar kemudian ku aktifkan.

Banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Naya, pasti saat ini dia kebingungan mencari ku. Karena hari ini dia ada jadwal bertemu dengan seorang investor dari perusahaan asing.

Tapi aku tidak langsung menghubungi Naya, lebih baik aku menelpon Udin saja.

" Layla, kamu dimana? " Udin mencerca ku dengan pertanyaan, mungkin dia juga menyadari jika aku tidak masuk kantor.

" Tidak perlu kamu tahu aku dimana Din, Aku justru ingin tahu sesuatu mengenai keluarga mu " Ku alihkan pembicaraan yang tidak penting.

" Keluarga ku? Kenapa? Bukan kah kamu sudah tahu"

" Bukan, tapi mengenai putri mu. Apa kamu punya anak lain? "

Sunyi, tidak ada jawaban.

" Din??"

" Aku hanya punya anak kembar, yang pasti kamu tahu jika kembaran Zahira sudah meninggal " Akhirnya Udin menjelaskan.

" Kamu yakin? " Aku butuh kepastian, karena biasanya analisa ku tidak pernah meleset.

" Kenapa kamu meragukan ku? Apa kamu menemukan sesuatu? "

Ingin ku iyakan, tapi aku harus memastikan nya terlebih dahulu.

" Sebentar lagi temui aku di satu tempat, nanti ku share lock" Tanpa menunggu jawaban, aku langsung memutuskan talian.

Perasaan ku tak nyaman, jantung ku berdebar-debar. Hatiku ingin segera tahu siapa teman Zahira itu.

Waktu berjalan sangat lambat, sampai akhirnya terdengar ketukan pintu dari luar.

Aku gegas bangkit membuka pintu kamar, rupanya Bodyguard Tuan Nata.

Mereka mempersilahkan aku untuk pulang dengan di antar, sayangnya aku tidak sempat berpamitan kepada Tuan Nata. Ia tidak terlihat ketika aku pergi.

" Tolong anter saya ke Grand Prix" Pinta ku, supir menoleh ke belakang tempat ku duduk.

" Tapi Nona, Tuan kami menyuruh untuk mengantar anda sampai ke pintu rumah dengan selamat" Dia membantah dengan alasan perintah.

" Saya ada hal mendesak, jika harus pulang dulu maka semua akan terlambat" Aku memberikan alasan.

Dia Bodyguard yang duduk bersisian saling berpandangan satu sama lain. Kemudian mereka mengiyakan permintaan ku.

Begitu turun dari mobil, aku langsung meluruh masuk ke dalam Grand Prix. Karena di sana aku sudah melihat mobil Udin terparkir.

" Din " Seru ku sembari melangkah panjang dan cepat.

Udin bangkit menyambut ku, namun belum sempat dia menyapa aku sudah menarik tangan nya untuk pergi.

" Mau kemana?"

" Ke sekolah Zahira " Jawab ku cepat.

Udin tidak membantah, ia mengikuti apa yang aku perintahkan.

" Apa kamu melihat anak yang mirip dengan Zahira di sana ? " Tanya Udin sembari mengendalikan kemudi.

Aku menggeleng, memang sekilas teman Zahira sama sekali tidak mirip. Dia minus dan tidak terawat.

" Terus? "

" Tadi pagi Zahira membantu anak yang sedang sakit Amoniak akut, yang menurut ramalan ku dia tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Tapi Ayah anak itu meminta bantuan ku, jadi aku tunjukkan kepada Zahira . Karena memang hanya dia yang mampu " Tidak ku ceritakan hal yang sebenarnya, karena jika aku lakukan itu sudah pasti Udin akan murka.

Lalu ku ceritakan semua yang terjadi setelah itu, termasuk cahaya yang keluar diantara celah tubuh mereka. Sehingga Zahira mampu menyembuhkan Nathalie.

" Energi nya sangat besar, anehnya teman Zahira menyembunyikan hal itu " Aku mengakhiri cerita.

Udin terdiam, kemudian tiba-tiba ia menginjak pedal gas menambah kecepatan mobilnya.

Setibanya di sekolah Zahira , Udin meminta untuk bertemu putri nya. Ia harus melihat sendiri anak yang dimaksud oleh Layla.

Perasaan Udin tidak tenang saat ia mendapatkan ijin untuk menemui Zahira di kelasnya. Karena sengaja Udin datang langsung, sebab jika dipanggil sudah pasti Zahira akan datang sendiri tanpa teman nya itu.

Udin dan Layla menengok kelas Zahira , para murid termasuk Zahira sendiri tengah fokus mengikuti pelajaran.

Tapi disana mereka tidak menemukan keberadaan teman Zahira yang dimaksud oleh Layla.

" Yang mana Lay? " Tanya Udin, Layla menggeleng.

" Tidak ada disini "

Udin nampak kecewa.

" Sepertinya dia dari kelas lain " Sambung Layla.

" Apa perlu kita mencari nya tiap kelas? " Udin memberikan saran.

" Gila kamu " Aku membantah. Ini sekolah besar dan ternama. Masak iya aku disuruh untuk ngeronda satu sekolah. Bisa lepas lutut ini dari potongan kaki.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!