NovelToon NovelToon

CINTAI AKU, SUAMIKU

Cerita masa lalu

Bagi Albert laki-laki playboy menaklukkan hati wanita begitu mudah. Wanita baginya hanya sebatas jaket yang bisa di pakai setiap hari, dan berganti model setiap harinya. Tapi setelah ia jatuh cinta dan patah hati, membuat dia terjebak dalam suatu kejadian yang membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya. Kejadian tak di sengaja melakukan malam pertama dengan seorang wanita yang sangat ia benci.

 

Hari pernikahan telah tiba, Semua tamu sudah berjejer menunggu sepasang pengantin dengan gaun putih dan jas hitam yang yang berjalan di atas karpet merah, dengan sangat romantisnya. Jarum jam terasa berdetak sangat lambat, sepasang laki-laki berada di ruang gantinya, menunggu mempelai wanita yang masih berada di kamarnya, mempersiapkan make up untuk wajah cantiknya.

"Kamu sangat cantik!!" ucap seorang perias, yang mulai merias wajah cantik Vina.

Vina menatap wajahnya di balik cermin di depannya, dia mengangkat tangan kanannya, menyentuh setiap lekuk wajahnya yang sangat berbeda. Kali ini ia tampak sangat cantik, dengan wajah full make up.

Apa ini benar aku? Aku terlihat sangat cantik?

Vina terus bergumam dalam hatinya, ia menarik dua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman tipis terukir di bibir tipis miliknya.

"Semoga pernikahan kamu lancar. Dan hubungan kalian bisa awet sampai kakek, nenek"

"Semoga.. Aku berharap seperti itu."

 

Sedangkan mempelai pria, sedang sibuk berdiri mondar-mandir di kamarnya, ia merasa sangat gugup menikah dengan Vina.

Pikirannya melayang membayangkan kejadian waktu lalu pernikahannya gagal hanya karena hubungan kakak, adik.

Flash back.

Seorang gadis cantik, berambut panjang sepunggung, dengan kulit putih mulut tanpa balutan make up itu, berdiri tegap menatap ke arah Albert yang tiba-tiba duduk jongkok dengan tangan memberikan setangkai bunga mawar di tangannya.

"Elis.. maukah kamu menikah denganku?" tanya Albert, memberikan sebuah cincin pada Elis tepat di depan semua orang yang ada di sebuah cafe. Suasana sangat meriah, dengan hiasan bunga mawar bertuliskan 'will you marry me' dan tak lupa dengan musik klasik membuat nuansa semakin romantis.

"Apa ini mimpi?" tanya Elis, menutup mulutnya dengan telapak tangannya tak percaya.

"Ini nyata. Apakah kamu mau menikahi ku, menjadi pendamping hidupku dan anak-anakku nantinya!!" ucap Albert, membuka kotak cincin itu. Dan langsung di balas dengan sebuah satukan manis, dan anggukkan kepala.

"Apa kamu benar menerimaku?" tanya Albert memastikan.

"Iya.. Iya aku mau menerima kamu." satu jawaban membuat semua tepuk tangan meriah. Mereka sangat antusias dengan pasangan romantis di depannya itu.

Dengan sigap Albert memegang tangan Elis, memakaikan cincin berlian di jari manis Elis. Selesai memasangkan cincin, Albert beranjak berdiri. Dan langsung di sambut dengan sebuah pelukan hangat dari Elis.

Para pengunjung yang datang tak kalah mengabadikan momen romantis mereka.

"Wah.. Pasangan yang sangat cocok!!" ucap salah satu pengunjung.

"Iya, kalian sangat cocok!!" saut yang lainya.

"Yang satu cantik, dan satunya sangat tampan" timpal yang lain tak mau kalah.

 

Puk!!

"Hai.. kak. Selamat, ya. Kamu akan menikah sekarang!!" ucap Elis, adik Albert yang begitu akrab dengannya. Tepukan tangan Elis di punggung Albert membuat laki-laki itu terkejut seketika.

"Elis? Jangan suka menggertak aku. Kalau kakak tiri kamu ini jantungan gimana?" umpat kesal Albert, mencubit ke dua pipi menggemaskan Elis.

"Apa sih, kak. Lebay deh.. Lagian salah sendiri waktunya bersiap untuk keluar malah di sini sendiri, melamun lagi!!" ucap Elis, mengerucutkan bibirnya, menggoda Albert.

Albert tertegun menelan ludahnya seketika, saat melihat wajah Elis sangat manis saat dia tersenyum, dia terlihat sangat imut dengan bibir tipisnya, membuat jantungnya tiba-tiba berdegup sangat cepat. Entah kenapa melihat wajahnya lagi membuat ia teringat kenangan masa lalu, dan ia juga yak menyangka jika Elis akan tinggal di rumahnya lagi.

"Kenapa kamu diam?" tanya Elis, naik keatas ranjang Albert, menarik jas hitam kakaknya. Membuat ke dua mata mereka saling tertuju sangat dekat, hembusan napas mereka saling beradu dalam sebuah perasan bimbang.

"Muaachh.." sebuah kecupan mendarat di bibir Albert beberapa detik, seketika laki-laki itu shok di buatnya. Ia mengerutkan alisnya tak percaya.

"Selamat menempuh hidup baru, kak!! Jangan lupakan aku!!" ucap Elis, seperti anak kecil yang terlihat sangat bahagia melihat kakaknya menikah.

"Iya, kamu juga cepat nyusul. Jangan bilang kalau kamu belum move on." goda Albert, mencubit manja pipi Elis.

Gadis cantik berambut sepunggung berombak itu, menatap penuh senyum manis terukir di bibir tipisnya. "Kakak!! Apaan sih! Aku udah move on dari, kakak. Jadi jangan goda aku lagi!!"

Albert tersenyum, mengusap ujung kepala Elis membuat rambutnya berantakan

"Udah cepat pergi, temani mama di luar!! Aku mau jemput pasangan aku!!"

"Aku yang akan jemput pasangan kamu, kak!!"

"Gak boleh!!" jawab Albert, memegang pergelangan tangan Elis, seketika wanita cantik dengan wajah putih mulusnya itu menoleh menatap ke dua mata Albert sangat dalam. Ke dua mata mereka saling tertuju."

"Emm.. Maaf!" ucap Albert gugup, ia melepaskan tangan Elis seketika. Wanita itu seketika menarik napasnya, menghilangkan rasa gugup menyelimuti hatinya.

"Kenapa kakak gugup? Emm.. Atau jangan.. Jangan kakak sedang memikirkan aku, ya!!" goda Elis, telunjuk tangannya tepat menunjuk ke wajah Albert dengan senyum menggoda.

"Apaan sih, jangan kebanyakan halu. Cepat sana pergi!!" ucap Albert menghilangkan rasa gugupnya."

"Baiklah!!" Elis beranjak pergi, menutup pintu kamar Albert kembali.

"Kenapa dia hadir lagi dalam pikiran aku.. Apa aku benar-benar sudah gila. Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku cinta dengan Vina, dan aku akan menikah dengannya. Hidup bahagia dengannya." ucap tegas Albert, menarik napasnya dalam-dalam mencoba menghilangkan pikirannya dari wanita lain selain calon istrinya, yang hanya menghitung menit saja mereka akan segera menikah.

Albert melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, berjalan dengan langkah terburu-buru menemui istrinya, untuk keluar bersama menyambut para tamu dan melangsungkan pernikahannya.

"Istri aku tercinta!!" panggil Albert seketika membuat gadis yang duduk di depan kaca memandang wajahnya sendiri itu, menoleh ke belakang melihat wajah suaminya yang sudah siap dengan balutan jas hitam di depannya.

"Albert!! Aku menunggumu!!" ucap Vina.

Albert melangkahkan kakinya perlahan, lalu ke dua tangannya menyentuh pundak Vina, dengan badan sedikit menunduk, ia menempelkan pipi kirinya pipi kanan Vina. Dan tangan kanan memegang dagu Vina. "Lihatlah!! Istri aku sangat cantik, aku bangga menikah dnegan kamu!!" ucap Albert.

"Aku juga sangat bangga menikah dengan kamu, dan aku tidak akan pernah menyesal setelah apa yang terjadi malam itu denganmu!!"

"Kalian jangan mesra-mesraan dulu. Ayo cepat keluar!!" ucap mama Albert membuat kemesraan mereka tertunda. Mereka saling memandang dan tersenyum.

"Ayo, kita keluar!!" ucap Albert, berdiri tegap, mengulurkan tangan kanannya, pada Vina yang berada tepat di depannya.

Vina seketika membalas uluran tangan Albert, beranjak berdiri, mereka mulai melangkahkan kakinya perlahan keluar dari kamar Vina, dengan langkah sangat pelan, Albert begitu sabar memegang tangan Vina, menuntunnya berjalan di atas karpet merah, di hadapan para tamu yang berdiri memandang ke arahnya, senyum kagum dan bahagia terpancar dari wajah mereka semua.

Albert menghentikan langkahnya, menatap ke arah Vina, ke dua tangan mereka saling berpegangan, ke dua mata saling memandang.

Entah kenapa hati Vina masih sangat ragu dengan Albert. Seolah banyak sekali rahasia yang di sembunyikan oleh Albert. Tapi, apa itu? Vina bahkan tidak tahu.

Albert.

Vina.

Elis

Pernikahan

Kejadian yang begitu membuat tak terpikirkan sebelumnya oleh Albert. Menikah dengan orang yang kini tiba-tiba ia cintai, tanpa sebab, ia mencinta sosok wanita di depannya ini, entah itu cinta nyata atau hanya sebatas kasihan. Tapi sialnya janji suci sudah terucap begitu merdunya di hadapan semua para tamu, dan spontan di balas dengan sambutan tepuk tangan yang sangat meriah, seakan mereka melihat pertunjukan cinta yang entah gimana kelanjutan selanjutnya. 

Sebuah cincin berlian mulai di pasangkan di jari manis Vina, dengan senyum mekar terpapang di wajahnya. Vina nampak begitu cantik dengan balutan gaun putih, Wanita cantik itu, tersenyum menatapnya, seakan dia memberikan kode untuk ungkapan terkahir dalam janjinya. 

Albert menarik napasnya, mencoba untuk tetap tersenyum simpul di depan semua orang dan di depan istrinya sekarang. Ia memegang kepala belakang Vina, mendekatkan wajahnya, memberikan sebuah kecupan cinta di bibirnya sangat mesra. 

Selesai acara ucap janji, Albert langsung berjalan meninggalkan Vina sendiri bersama dengan Elis dan mamanya, sedangkan dia bergabung dengan teman laki-laki, yang bisa di bilang teman lamanya. 

"Gimana kalau kita sekarang minum?" tanya salah satu laki-laki dari 4 gerombolan di sana.

"Tumben banget kamu bisa setia dan menikah dengan satu wanita,"

"Memangnya aku gak bisa berubah. Manusia jelek saja bisa jadi tampan, apalagi aku, sifat jelek juga bisa berubah menjadi baik!!"

"Jika kamu memang baik, kita berani taruhan. Entar juga kalau lihat wanita cantik pasti langsung lirik sana-sini" timpal yang lainya. 

"Iya, bener banget. Apa lagi yang bodynya adu hai.. Pasti bikin kamu ngiler!!"

Albert memukul bahu semua temannya, "Jangan bilang itu keras-keras. Nanti istri aku dengar. Aku gaķ mau dia tahu masa lalu aku terlalu jauh"

Semua mata teman Albert tertuju padanya, dengan mata menyipit, alis menyatu, mereka mendekatkan wajahnya kompak ke arah Albert.

"Kenapa?" tanya salah satu temannya. 

"Jangan bilang kalau kamu sudah jatuh cinta beneran dengannya," 

"Impossibble!" timpal yang lainya tak percaya, bagi teman-temannya Albert jatuh cinta seakan di matahari berada tidak pada tempatnya. Shok, heran dan kagum kadi satu. Ekspresi wajah mereka bercampur aduk jadi sebuah kebingungan yang hakiki. 

"Sudah kalian jangan menatapku seperti itu. Lebih baik kita minum!!" ucap Albert, mengurlurkan satu gelas minuman ke depan, dan langsung di sambut ke empat temannya. Mereka bersulang menikmati minuman yang di sengaja Albert menyiapkan semuanya untuk para teman-temannya dan tamu yang lain, jika mereka suka minuman. 

"Eh.. Nanti tahu gak akan ada hal yang biki kita semua ketawa.." ucap salah satu teman Albery, dengan tubuh seakan sudah mulai kemas. Dia pemabuk yang benar-benar payah. Baru beberapa minuman saja sudah teler tak berdaya.

"Memangnya kamu gak di marahin istri kamu nanti kalau tahu kanu mabuk?" 

"Aku hanya minum sedikit. Dan ini gak akan buat aku mabuk, bukan seperti orang di sebelah kamu. Payah sekali setiap minum!!" sindir Albert, dan menjadi bahan ketawa teman yang lainya. 

"Sayang!! Ayo kita temui tamu yang lain, setelah itu kita akan pergi!!" panggil Vina yang entah sejak kapan dia berdiri tegap di sampingnya, tanpa ada angin atau apa, bahkan dia tidak tahu kehadirannya. Kini Vina mengeluarkan wajah polos di hadapannya.

"Baiklah!!" Vina merangkul tangan kanan Albert, dan berjalan menjauh dari teman-temannya.

"Suami takut istri!!" goda temannya. Dan langsung mendapatkan pelototan tajam dari ke dua matanya, seketika membungkam mulut ke empat temanya yang suka bergosip itu.

"Kamu kenapa, syang!!" tanya Vina, tersenyum lebar, mencubit pipi Albert yang tak hentinya terus menoleh ke belakang, Vina menatap ke belakang, melihat siapa yang di lihat suaminya. 

"Hai!!" sapa seorang wanita, seketika menghentikan langkah Albert dan Vina. Seorang wanita cantik, dengan rambut pendek, ia terlihat sangat cantik, dengan kulit bersih mulus. 

Vina menyipitkan matanya, melihat sosok wanita di depannya terlihat sangat familiar.

Siapa dia? Sepertinya aku mengenalnya? 

"Apa kamu lupa denganku?" tanya wanita imut itu, dengan wajah penuh senyuman, tapi tak ada yang tahu, di balik senyum ramahnya tersimpan luka yang membuatnya begitu membenci wanita yang bersanding dengan mantannya. 

"Kenapa kamu ada di sini?" geram Albert, meraih lengan wanita itu, mencengkeram sangat erat, menarik tangan wanita itu meninggalkan Vina. 

"Albert, syang!! Kenapa kamu kasar sekali denganku!!" ucap wanita itu, menarik tangannya dari cengkeraman Albert. 

"Aira!! Aku ingatkan sekali lagi padamu. Jangan pernah di sini lagi. Aku benci dengan orang yang membuat semua jadi berantakan!!"

"Tenang saja, aku hanya ingin ucapan selamat pada kamu dan istri kamu!!" ucap Aira centil.

"Syang!! Memangnya siapa dia?" tanya Vina, berjalan ringan mendekati Albert. 

"Sudah lupakan saja!! Ayo kita segera pergi. Bukanya kita akan bulan madu," ucap Albert, tersenyum mencubit dagu Vina, di balas dengan senyuman malu-malu dari Vina. Albert mengangkat tubuh Vina, berjalan menuju ke luar rumahnya, mereka melangkahkan kakinya, berjalan ringan menuju ke mobil yang sudah di hiasi dengan bunga, dan berbagai kado sudah di siapkan di dalam, entah dari orang tua mereka atau dari teman-temannya. 

"Syang kita langsung pergi? Tidak pamit ke dua orang tua kamu dulu?" tanya Vina? melingkarkan ke dua tangannya di leher Albert. Pandangan mereka saling tertuju. 

"Nanti bukanya kita akan pulang, sekarang kita ke tempat yang sudah aku siapkan untuk kamu!!" jawab Albert. 

"Sekarang kamu lempar bunganya!!" lanjut Albert. 

Vina tersenyum, di dalam gendongan tangan Albert, Vina melemparkan bunga ke belakang, tepat jatuh dalam dekapan Elis. 

"Sepertinya adik kamu yang akan menyusul kita nantinya!!" 

"Biarkan saja, dia sudah dewasa!!" Albert meletakkan tubuh Vina duduk dalam mobil, di kursi jok depan, seketika wanita itu menoleh ke belakang, tumpukan hadiah untuknya dan Albert memenuhi mobil belakangnya. 

"Itu hadiah kita?" tanya Vina. 

"Iya, udah duduklah. Kita bersiap untuk bulan madu!"

Perjalan begitu jauh, menuju ke sebuah pantai dengan pemandangan yang indah. Semua sudah di siapkan begitu sedemikian rupa, untuk membuat istrinya senang. Perjalanan yang mengasikkan, saling bercanda, tertawa bersama, berbeda dari sebelumnya, yang saling menghina dan bahkan tak saling sapa.

Di tengah jalan, sialnya hujan sangat lebat, mengguyur kota. Mobil albert tak perduli, dan terus menerobos hujan lebat yang turun secara tiba-tiba.

"Malam ini kita pasti akan melewatkan malam yang sangat dahsyat." ucap Albert, menghilangkan keheningan di dalam mobil.

Vina menoleh, mengerutkan alisnya. "Maksud kamu?"

"Malam ini hujan sangat lebat, kita bisa berbaring di ranjang seharian!!"

"Apaan sih.." ucap Vina malu-malu, wajah wanita itu mulai memerah seperti kepiting rebus di buatnya.

"Bagaimana jika kita melakukannya sekadang? Atau, setidaknya hujan adalah hal paling enak berdua di kamar bulan madu,"

Kejadian dashyat

Hujan lebat masih mengguyur, Vina duduk di ranjang, dengan gaun putih yang masih membalut tubuhnya.

"Kemana Albert? Apa dia lagi ada urusan?" tanya Vina dalam hatinya.

Tanpa sadar Albert melangkah mendekati Vina, dan duduk di bawah ranjangnya, memegang kaki yang terbalut gaun putih panjang itu

"Kamu pasti lagi mikirin aku, ya!!" ucap Albert, seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Vina selama ini. Dia mengusap lembut kaki Vina.

"Albert! Jangan gini!!" Vina mencoba mencegah Albert agar tidak membuatnya terangsang saat mengusap kakinya lembut.

"Kenapa? Bukanya kamu istriku?" gumam Albert, menarik ke dua alisnya ke atas.

Vina menghela napasnya panjang, dia beranjak berdiri, tanpa sengaja gaunnya tepat di bawah pantat Albert, di buat alas duduknya membuat ia yang semula ingin melangkahkan kakinya, dan seketika. Brukkk...

Ia terjatuh tepat di atas tubuh Albert, dengan ke dua tangan menyangga tubuhnya di atas dada laki-laki itu. Vina memejamkan matanya, ia merasakan sentuhan lembut jemari tangan Albert yang mengusap wajahnya.

"Syang!! Malam ini, ya." ucap Albert.

"Emm.. Syang!!" desah Vina, terbawa buaian sentuhan tangan laki-laki itu, menyentuh pipinya, ibu jarinya mulai mengusap lekuk bibir di balut dengan lipstik merah, perlahan turun ke bagian bawah bibirnya, membuat pandangan Albert seketika ingin sekali menerjang bibir merah di depannya.

"Aku bantu kamu lepas gaun ini," tangan Albert, menarik resleting gaun di punggung Vina, tepapang punggung mulusnya.

"Aku bisa ganti baju sendiri!!" ucap Vina, yang baru tersadar dari buaian cumbuan tangan lembut Albert. Albert tanpa banyak tangan, memeluk tubuh Vina, membalikkan badannya, di bawahnya.

"Kamu gak boleh kemana-mana, malam ini sangat dingin. Temani aku tidur!!" ucap Albert.

"Emm.. Sepertinya kita buka kado dulu, nanti aku akan temani kamu tidur!!" Vina mendorong dada Albert, dan beranjak berdiri, tanpa malu wanita itu melepaskan gaunya yang membuat tubuhnya sangat gerah, gatal, dan tak tahan lagi. Albert hanya melihat lekuk tubuhnya tanpa berkutik sama sekali dari duduknya. Bahkan laki-laki itu tak berhenti mengusap bibirnya yang terlihat sangat ingin sekali ia mengecupnya lembut.

Vina segera memakai gaun pendek selutut miliknya, dengan atasan tanpa lengan. Terlihat lekuk tubuhnya yang meski di balut gaun longgar.

"Emm.. oke baiklah!!" Albert beranjak berdiri dan di susul Vina berjalan di belakangnya, mereka mengambil kado dari teman-teman Albert dalam mobilnya, bahkan hampir satu jam bolak-balik bawa kadi dari mobil ke dalam kamarnya. Setelah selesai, Vina duduk di lantai bersandar di pinggiran ranjangnya.

"Kita buka sekarang?" tanya Albert yang perlahan mulai buka satu persatu kado yang dia dapat. Seketika mata Albert terbelalak saat melihat dapat kado lengerie sangat seksi.

"Di pakai, untuk istri kamu biar tampil seksi!!" isi tulisan di dalamnya.

"Ini buat kamu?" Albert melemparkan lingerie pada

"Apa ini?" tanya Vina mengangkat baju seksi itu.

"Pakai itu sekarang!!"

"Kenapa sekarang?" tanya Vina menautkan kedua alisnya.

"Kamu harus tampil seksi!!" goda Albert.

"Ini juga pakai?"

"Ini borgol buat siapa?" tanya Vina.

Albert menghela napasnya dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat seisi kado yang membuatnya begitu ingin sekali tertawa. Mereka benar-benar mendukung malam pengantin mereka.

"Ini buat malam.kita, biar lebih ekstrem" goda Albert

"Apaan sih kamu!!"

Setelah selesai membuka semuanya, Albert yang merasa sangat cepek, ia membaringkan tubuhnya di ranjang.

Drttt... Drttt...

Getar ponsel Albert membuat dia seketika meraih ponselnya di ranjang samping, an beranjak duduk, matanya mengobarkan kekesalan seketika ingin sekali mengerang penuh emosi, saat melihat ada pesan dari 'Aira'.

"Siapa, syang? Apa tidak kamu buka?" tanya Vina.

"Gak penting, biarkan saja!!"

"Balas pesannya dulu, gak apa-apa kok, sapa tahu penting!!" ucap Vina, sebenarnya dia tidak tahu kalau Albert dapat pesan dari Vina sama sekali.

"Aku tunggu kamu di teras, apa kamu tahu! Aku sudah jauh-jauh ke sini, hanya untuk menemui kamu!!" pesan dari Aira.

"Dasar gila!!" umpat kesal Albert.

"Ada apa, Syang!!" tanya Vina terkejut dengan kata-kata kasar suaminya.

"Aku keluar dulu, ada hal penting. Bentar lagi aku kembali!!" ucap Albert, yang langsung meraih jaketnya, dan beranjak pergi meninggalkan Vina sendiri.

Albert berjalan dengan langkah terburu-buru keluar dari Vila, "Kenapa kamu di sini?" tanya Albert Purek, membuat Aira menoleh dan langsung melayangkan sebuah senyuman manisnya.

"Aku ingin ajak kamu keluar!!" Aira berjalan menghampiri Albert, memeluk tangan kanannya. Tubuhnya yang sangat seksi tak membuat albert meliriknya sama sekali.

"Aku minta kamu pergi!!"

"Aku tidak akan pergi!! Apa kamu tahu, kalau ku akan tetap di sini. Tidak akan membiarkan kamu melakukan malam pernikahan dengannya, harusnya aku yang menikah denganmu. Bukan dia!!" ucap keras Aira, yang langsung spontan Albert menutup mulut Aira, menariknya membawa dia keluar masuk ke dalam mobilnya.

"Kita bicara di luar, jangan di sini. Apa kamu mau menghancurkan pernikahanku?" tanya Albert sinis.

"Aku tahu kamu gak cinta dengannya, maka dari itu aku datang ke sini!!"

"Tapi bukan kamu juga yang aku cinta, kamu paham!!" bentak Albert menaikkan satu oktaf suaranya.

"Aku tahu!! Tapi lebih baik kamu dengan aku malam ini, meski di sini aku gak masalah!!" ucap Vina, mengusap dada Albert, membuka jaketnya perlahan.

"Apa yang kamu lakukan, sekarang aku akan antarkan kamu pulang!!" Albert menyalakan mesin mobilnya, dan langsung di matikan lagi oleh Aira, dengan tangan Aira yang mulai nakal menggoda Albert.

"Aku yakin kamu tidak akan menolakku!!"

"Kenapa gak bisa!! Kamu hanya wanita murahan yang suka merayu para laki-laki seperti yang kamu lakukan ini,"

Aira mengecup bibir Albert penuh dengan gairah, meluapkan amarahnya dan sakit hati yang ia rasakan.

Brukkk...

"Jangan pernah menciumnya lagi!!" Albert mendorong tubuh Vina, membuatnya terbentur setir mobilnya.

"Aw--" desis Aira, mencoba beralasan sakit.

"Kamu kasar denganku?" gumam Aira.

Crakkkk...

Dia merobek bajunya sendiri, dan langsung mengambil ponselnya, memfoto dirinya dengan wajah yang terlihat sedih dan menunduk.

"Apa yang kamu lakukan, gadis gila!!" Albert mencoba meraih ponsel Aira, hingga gadis itu terjatuh di kursi sampingnya, dengan tubuh di bawahnya.

"Aku sudah bilang padamu, jika kamu pasti tidak akan pernah lupa denganku!!"

Sial aku kejebak? Kalau seperti ini pasti Vina akan marah besar denganku

Aira mengecup kembali penuh gairah, membuat Albert terbius dan menikmati kecupannya. Hingga hal yang tak ingin terjadi mulai terjadi, adegan panas mulai mereka lakukan di dalam mobil, membuat mobil itu bergetar hebat.

"Emm... Albert, lanjutkan!!"

Setelah melakukan hubungan dahsyat, mereka segera memakai bajunya kembali, Dan Albert memberikan jaketnya untuk Aira, memakaikan di tubuhnya.

"Pakailah!! Jangan keluar dengan baju seperti itu!!" ucap Albert yang sepertinya sangat perduli dengannya.

"Makasih untuk malam ini, aku sangat suka!!" ucap Aira, menyandarkan kepalanya di dada bidang Albert.

"Iya, tapi sepertinya aku harus pergi!!"

"Kemana? Kamu temani aku saja di sini?"

"Istriku pasti menungguku?"

"Tapi kamu milikku!!" ucap Aira kesal.

"### Aku miliki istriku, aku hanya memberikan apa yang kamu inginkan. Jadi lebih baik sekarang kamu pergi!!" ucap tegas Albert, beranjak untuk turun dari mobilnya

Sementara Vina berjalan mondar-mandir, memakai gaun seksi yang di berikan Albert tadi padanya, dia sudah tidak sabar ingin melayani suaminya.

"Kemana Albert, kenapa dia tidak kunjung kembali!!" ucap Vina, hatinya mulai gelisah di buatnya, perasaannya merasa sangat tidak enak.

"Apa aku harus mencarinya, di luar? Tapi nanti dia pasti akan marah kalau aku susul dia, lagian aku tidak tahu jalan di sini!!"

"Syang!! Kamu dari mana?" tanya Vina, yang langsung memeluk tubuh Albert. Seketika ia penciuman tajamnya merasakan bau parfum wanita.

Parfum wanita? Apa Albert bersama dengan wanita tadi? Tapi, siapa? Lagian ini tempat yang terpencil? Mana ada wanita disini? Tapi, aku tidak salah ini parfum wanita. Sejak kapan Albert memakai parfum wanita?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!