William menatap tajam putranya yang baru saja mengolok-olok dirinya karena masih menyandang status duda. Itulah keseharian mereka, tiada hari tanpa berdebat. Entah itu hanya masalah sepele hingga masalah yang rumit, keduanya tidak akan pernah berhenti berdebat.
'Daripada kamu sibuk mengurus kehidupan daddy, mengapa tidak kamu saja yang menikah!" ujar William tidak mau mengalah pada putranya itu
'Apa daddy lupa jika Jeff masih sekolah?" balas Jeff malas
Jeff Weiner Zachary adalah putra tunggal William, 18 tahun silam William menikah dengan kekasihnya saat baru lulus sma. Mungkin saat itu mereka masih terlampau muda mengakibatkan keretakan dalam pernikahan, Cecilia ketahuan selingkuh dengan sahabat William. Ternyata sebelum menikah Cecilia dan Juan sudah melakukan affair dibelakangnya, bahkan saat itu William curiga jika Jeff adalah hasil perselingkuhan Cecilia dengan Juan, tetapi semuanya terbantahkan dengan melakukan tes DNA.
Usia Jeff yang baru 4 hari langsung merasakan yang namanya keretakan dalam rumah tangga atau lebih sering dikenal broken home, William dan Cecilia memutuskan bercerai. Sebenarnya William masih ingin mempertahankan rumah tangganya, Cecilia menolak dengan alasan William miskin dan memilih Juan yang merupakan keturunan seorang bangsawan muda.
Tanpa Cecilia ketahui jika William adalah penerus perusahaan ternama yang sudah terletak di berbagai beberapa negara dan kota, memang saat itu William tidak berterus terang bahwa dirinya adalah keturunan dari seorang pengusaha bernama. William yang selalu memperlihatkan kesederhanaannya membuat Cecilia gelap mata terhadap harta Juan.
Saat usia Jeff beranjak 2 tahun William membawa Jeff ke negara asalnya yaitu Italia, William membesarkan Jeff disana dengan bantuan keluarganya. Setelah usia Jeff menginjak 15 tahun barulah William pindah ke negara Indonesia dengan membawa berita besar jika dirinya sekarang adalah presider dari beberapa perusahaan, William mengunci semua bisnis ke dalam wilayahnya sehingga orang-orang mengenalnya sebagai pria haus bisnis.
'Apa salahnya menikah di saat masih sekolah, jika kamu ingin menikah maka menikah saja" ucap William fokus pada tab nya
'Apa daddy tidak bosan hidup men duda seperti ini?!" tanya Jeff mencibir daddy-nya
'Tidak, daddy lebih suka jadi duda" jawab William acuh
'Dasar duda!" maki Jeff pergi meninggalkan daddy-nya yang terdiam menatap kepergiannya
'Apa salahnya jadi duda" guman William kembali fokus pada kerjaannya
William menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 5 sore, sekitar 1 jam lagi dia akan pergi ke acara pembukaan hotel rekan kerjanya. Sebenarnya William cukup malas tetapi menghadiri acara rekan kerja itu cukup penting dalam dunia bisnis, selain menjaga silaturahim William juga bisa menggaet beberapa pengusaha penting untuk keuntungan perusahaannya.
William pun memilih bersiap-siap, saat akan menuju kamarnya terlihat Jeff sudah rapi dengan baju kaos dan celana jins nya serta jaket yang menggantung di pundaknya.
'Mau kemana?" tanya William menatap tajam putranya
'Mau cari mommy baru" jawab Jeff acuh
'Daddy sedang serius Jeff!" tekan William membuat Jeff menghela nafas berat
'Mau keluar ketemu teman-teman" jawabnya mengubah mimik wajahnya
'Jangan terlalu larut pulangnya, ingat! Besok kamu masih harus sekolah" William memperingati putranya itu
'Indonesia dan Italia itu berbeda, jadi jangan sembarang dalam bergaul" tambahnya lagi dan Jeff pun menganggukkan kepalanya
'Jeff pamit dad" Jeff pergi setelah mendapatkan jawaban dari daddy-nya
William menatap kepergian putranya dengan tatapan yang sedih, William paham bagaimana perasaan Jeff yang besar tanpa sosok ibu. Cecilia juga menolak keberadaan Jeff saat kecil sehingga membuat Jeff tidak suka pada ibunya itu.
'Maafkan daddy tidak bisa memberikan keluarga yang utuh buatmu" ucapnya menyesal dan langsung pergi menuju kamarnya
Tanpa dirinya ketahui jika Jeff masih berada di balik dinding sambil mendengarkan ucapan daddy-nya, bukan tanpa alasan Jeff menyuruh daddy-nya menikah lagi. Jeff kasihan pada daddy-nya yang selalu melakukannya sendiri, Jeff juga ingin daddy-nya merasakan yang namanya kehidupan rumah tangga yang utuh. Dan juga Jeff juga butuh kasih sayang seorang ibu.
'Maafkan Jeff juga daddy" ucapnya memandang nanar pintu kamar daddy-nya
Di dalam kamar terlihat William yang hanya mengenakan celana pendek nan ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang kekar dan penuh otot. Saat ini dirinya kebingungan memilih outfit untuk ke acara pembukaan hotel itu, pilihannya tertuju pada kameja berwarna navy dan celana kain abu-abu serta jas berwarna senada dengan celananya.
Setelah rapi dengan outfit pilihannya tertuju pada dasi bercorak abu bercampur dengan warna navi. Nampaknya pakaian itu satu set yang sudah di persiapkan untuknya seorang.
Tok
Tok
Tok
William menoleh ke arah pintu yang kini terbuka memperlihatkan sosok pria berusia 28 tahun, dia adalah Serbian yang merupakan sekretaris sekaligus asisten pribadi William.
Serbian bekerja dengan William 3 tahun yang lalu, William menyukai sistem kerja Serbian yang memuaskan dan tidak pernah mengecewakannya selama 3 tahun sejak kepindahannya ke negara Indonesia ini.
'Waktunya kita berangkat tuan" ucap Serbian menatap bos nya yang sudah rapi
'Baiklah, kamu sudah mempersiapkan hadiah untuk Mr. David?" tanya William tegas
'Sudah tuan, hadiahnya sudah saya berikan ke kediaman Mr. David pagi tadi" jawab Serbian
'Bagus, sebaiknya kita pergi" William beranjak keluar dari kamar di ikuti Serbian
Sekitar 30 menitan akhirnya mobil yang dikendarai oleh Serbian memasuki area hotel yang kini terlihat sudah ramai oleh tamu dan beberapa awal media. Kedatangan William membuat para awak media memusatkan perhatiannya pada William dan mulai mengambil foto, bahkan para pencari berita juga mencoba mewawancarai William yang membuat Serbian serta penjaga William turun tangan.
'Saya kurang suka dengan acara seperti ini!" kata William malas
Serbian menghela nafas panjang, dia tau maksud kata-kata tuannya ini. William sangat tidak suka jika dirinya di jepret atau di wawancarai. Padahal Serbian sudah menjaga-jaga supaya awak media tidak mengambil gambar tuannya tetapi tetap saja dirinya kecolongan.
'Maafkan saya tuan" sesal Serbian menyesal
'Sudahlah" William memasuki aula acara yang kini sudah banyak tamu-tamu penting
'Akhirnya Mr. Zachary datang juga, saya sudah menunggu sejak tadi" Mr. David menyodorkan tangannya pada William yang disambut hangat oleh William
'Maaf telah membuat anda menunggu, tadi ada sedikit kendala Mr. David" William melepaskan jabatan tangannya setelah beberapa detik
'Tidak apa-apa, kedatangan Mr. Zachary ke acara ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. Dan terimakasih atas hadiah yang anda berikan kepada saya" Mr. David menatap kagum William yang hanya tersenyum tegas
'Baiklah Mr. Zachary semoga anda menikmati acaranya, kalau begitu saya pamit dulu. Permisi" pamit Mr. David setelah menghampiri William
Padahal pemilik acara ini adalah Mr. David dan seharusnya William yang datang menghampiri, tetapi karena William bukan orang biasa membuat Mr. David datang menghampirinya secara langsung. Kekuasaan adalah segalanya di dunia ini.
💉💉💉
Semoga suka dengan ceritanya...
riri-can
William menikmati minumannya yang merupakan alkohol dengan kadar alkohol 20% saja, dia tidak mau mabuk karena tentunya pasti ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
'Selamat malam Mr. Zachary ah tidak maksudnya selamat malam William" sapa seorang pria dan wanita seumuran William
William menatap keduanya dengan tatapan biasa saja meskipun hatinya bergejolak untuk menghabisi keduanya.
'Selamat malam juga kepada tuan Wiradautama dan nyonya Cecilia" sapa William dengan raut wajah santai
Kedua orang di depannya adalah mantan sahabat dan mantan istrinya, sejak mereka bercerai ini pertama kalinya mereka bertemu kembali. Dari kabar yang William dengar jika Juan dan Cecilia sudah menikah dan memiliki dua orang anak.
'Mr. Zachary masih sendirian saja? Atau masih belum move on dari istriku?" tanya Juan dengan nada mengejek sendangkan Cecilia terlihat malu-malu
'Saya rasa itu bukan urusan anda Mr. Wiradautama, mengapa anda tidak fokus saja pada usaha anda yang sedang di landa masalah, daripada sibuk dengan kehidupan saya sebaiknya anda mencari pendonor dana" jawab William dengan senyuman mengejek
Juan mengepalkan tangannya mendengar ucapan yang merupakan hinaan William untuknya, bahkan sejak dulu William terus berada di atasnya.
'William, mengapa kamu begitu kasar! Suamiku adalah sahabatmu. Dan ini pertemuan pertama kita setelah kita bercerai" Cecilia menatap William kesal
'Ah sahabat ya? Kupikir tidak ada sahabat yang mau merebut milik sahabatnya sendiri, apalagi sampai melakukan kudeta dengan beberapa temannya yang lain" kekeh William membuat Juan menegang
'Kalau tidak ada hal lain saya permisi Mr. Wiradautama dan nyonya Cecilia" pamit William pergi meninggalkan Juan dan Cecilia yang masih terdiam
'Kita pulang" ucap William pada Serbian yang berdiri tidak jauh darinya
'Anda baik-baik saja tuan?" tanya Serbian khawatir
'Tidak apa-apa, tiba-tiba saya merindukan Jeff" ucapnya melangkah pergi meninggalkan acara
Serbian memilih berpamitan kepada Mr. David dan beralasan jika tuannya masih banyak kegiatan lainnya, padahal jam masih menunjukkan pukul 10 malam dan acaranya masih sangat panjang. Tetapi karena suasana hati William tengah buruk membuat Serbian memilih mengikuti kemauan tuannya.
Di tengah jalan terlihat William mulai tidak nyaman dengan dirinya, bulir-bulir keringat terlihat di pelipisnya.
'Apa AC nya mati?" tanya William menggeram
'Tidak tuan, AC nya hidup" jawab Serbian fokus mengemudi
William membuka jas dan dasinya acak, tiba-tiba badannya terasa panas dan gerah. Sedangkan Serbian yang mengemudi terdiam melihat bagaimana respon tuannya itu.
'Apa tuan meminum sesuatu yang aneh saat di acara tadi?" tanya Serbian hati-hati
'Tidak ada hanya alkohol kadar rendah" jawabnya menahan rasa pusingnya
'Mengapa lama sekali Serbian! Kamu menyetir atau tidak?!" amuk William mulai tidak beraturan
William merasa ada yang aneh dalam tubuhnya dan di bawah sana terasa sesak sekali, ingatan William tertuju pada acara tadi saat seorang pelayan laki-laki memberikan alkohol itu padanya.
'SIA*LAN!" maki William
'Ada apa tuan?" tanya Serbian hati-hati
'Diam saja Serbian!" amuk William menahan diri
Jalanan yang terasa panjang membuat William semakin panas dan tidak nyaman, dia tau jika dirinya dalam kondisi tidak wajar akibat minum yang dia minum. Bukan masalah alkohol tetapi campuran yang berada dalam minuman itu, minuman itu berisi obat perangsang yang sudah di tujukan untuknya.
'BERHENTI!" perintah William pada Serbian
Serbian pun menghentikan mobil dan menatap sekeliling yang nampak sepi. Matanya menoleh pada William yang menatap kebelakang.
'Ada apa tuan?" tanya Serbian pada William yang menatap seorang perempuan berjalan di samping mobil yang mereka naiki
'Culik wanita itu!" perintah William
'A...APA TUAN?" tanya Serbian ragu
Apa dirinya tidak salah dengar? Tuannya baru saja menyuruhnya untuk menculik seorang wanita.
'Apa kau tuli Serbian? Segera culik wanita itu!" perintah William menatap wanita yang berjalan semakin jauh
Serbian menginjak gas untuk menghampiri wanita yang diperintahkan tuannya untuk di culik, nyatanya Serbian mulai paham dengan kondisi tuannya. Mobil yang di kendarai Serbian menepi di depan wanita yang kini terlihat kebingungan karena ada mobil mengambil jalannya.
Serbian keluar dan menatap wanita yang menatapnya dengan tatapan bingung, Serbian menatap penampilan wanita itu. Matanya terpejam saat mengetahui jika wanita itu nampaknya masih sekolah terlihat dari seragam yang dia kenakan.
Serbian masuk kembali ke dalam mobil membuat wanita yang merupakan seorang pelajar mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh Serbian, pelajar itu pun kembali melangkahkan kaki kecilnya menjauh dari mobil yang dikendarai Serbian.
'Mengapa kamu masuk Serbian? Mana wanita itu!" amuk William
'Maaf tuan, wanita itu sepertinya masih seorang pelajar. Saya bisa mencari wanita yang layak buat anda" lapor Serbian
'Apa kau tuli! Saya hanya ingin wanita itu! Segara culik dia!" amuk William marah
'T..tapi tu..
Belum selesai Serbian mengucapkan kata-katanya William sudah keluar dan sedikit berlari menghampiri wanita yang merupakan seorang pelajar itu, William membekap mulut wanita itu dan menyeretnya menuju mobil.
'Jalan dan carikan hotel dekat sini!" perintah William pada Serbian yang masih bengong
'SERBIAN!" amuk William
'B..baik tuan" patuh Serbian mulai menginjak pedal gas dan membelokkan mobil menuju sebuah hotel yang merupakan hotel ternama
Wanita yang masih dalam dekapan William terlihat memberontak tetapi tidak bisa lepas dari tubuh kekar William, mulut dan hidungnya masih di bekap membuatnya susah bernafas hingga perlahan kesadaran wanita itu menipis.
'Urus semuanya!" perintah William menahan gejolak dalam tubuhnya setelah mereka sampai di hotel
William mulai menciumi bibir dan leher pelajar yang sudah pingsan itu, tidak lama kemudian Serbian datang membawa sebuah kartu yang merupakan kunci kamar hotel.
'Biar saya bantu tuan" Serbian mencoba mengambil alih wanita itu dari dekapan William tetapi langsung di tolak William dengan tatapan tajam
Kamar yang Serbian dapat berada di lantai 16 membuat William tidak sabar ingin menuntaskan sesuatu di bawah sana.
Serbian di tinggalkan di lantai dasar atas perintah William, Serbian juga di suruh untuk menutup mulut orang-orang yang melihat kedatangan William bersama seorang wanita.
Di dalam kamar terlihat William membuka kamejanya asal, gairahnya bergejolak untuk segera di tuntaskan. Tidak perduli jika wanita di depannya ini masih seorang pelajar, nyatanya di zaman sekarang banyak sekali wanita bayaran berkedok pelajar. Siapa tau wanita di depannya juga seorang wanita panggilan.
William mulai menaiki tubuh wanita itu dan menciuminya dengan rakus, wajar saja dirinya berprilaku seperti ini. Semenjak bercerai dengan Cecilia, William belum pernah melakukan hubungan intim dengan perempuan mana pun. William hanya menggunakan tangannya untuk menyalurkan hasratnya. Bukannya tidak mampu membayar wanita di diluaran sana hanya saja William tidak mau.
💉💉💉
riri-can
William masih setia menikmati dua gundukan daging kenyal di tangan dan mulutnya, nyatanya daging kenyal itu sangat cocok di genggamannya membuatnya lebih mudah untuk memainkannya.
Sedangkan wanita itu sudah tidak berbusana lagi setelah William melepaskan semuanya, dia ingin segera menuntaskan hasratnya itu.
Tidak mau berlama-lama akhirnya William melebarkan ke-dua kaki wanita itu, tidak ada keraguan dalam William untuk mengambil sesuatu dari wanita yang masih pingsan itu. William melancarkan aksinya setelah merasa jika milik wanita itu sudah basah oleh cairannya sendiri, beberapa kali William mencoba masuk meskipun sangat sulit membuatnya berpikir jika wanita itu adalah seorang gadis.
Tadinya William ingin menghentikannya saja tetapi pengaruh obat itu begitu kuat sehingga William tidak dapat menahannya, akhirnya William pun melakukannya sehingga kegadisan gadis itu William ambil dengan paksa. Di tengah-tengah pergulatannya gadis yang kini sudah menjadi seorang wanita terbangun dari pingsannya dan merasakan sakit pada tubuhnya terutama di bawah sana.
Terdapat perlawanan dari wanita itu tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan William yang dikuasai oleh hasratnya dan amarah, pada akhirnya wanita itu hanya pasrah menerima semua perlakuan William padanya.
Jam setengah 12 malam akhirnya William menghentikan kegiatannya setelah puas dan tubuhnya juga sudah lelah setelah bergulat dengan panasnya, William membaringkan tubuhnya di samping wanita yang sejak tadi menangis dengan diam. Jam 1 malam wanita itu keluar dari kamar dengan jalan terseok-seok, miliknya terasa perih tetapi hatinya lebih sakit dengan semuanya.
***
Pagi harinya terlihat William baru saja bangun tidur, William duduk sambil menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Kepalanya terasa pusing sambil menatap sekeliling.
Semalam dirinya masih sadar karena dirinya tidak mabuk, hanya saja karena pengaruh obat yang dia minum mengakibatkan dirinya hilang kendali. Mata birunya menatap sekeliling mencoba mencari sosok gadis yang sudah dia renggut kegadisannya secara tidak hormat, tetapi tidak ada siapa pun membuatnya berdiri dan mencari ke arah kamar mandi dan tetap saja nihil.
'Apa dia sudah pergi?" tanya William pada dirinya
Ada perasaan bersalah dalam dirinya karena sudah memperkosa gadis pelajar itu, William akan mencoba menemui gadis yang sudah menjadi wanita itu.
Tok
Tok
Tok
William menatap ke arah pintu, dengan cepat William membukanya memperlihatkan Serbian dengan sebuah paper bag berisi seragam untuk William.
'Apa kamu melihat gadis semalam pergi meninggalkan hotel ini?" tanya William datar
'Saya tidak melihatnya tuan" jawab Serbian tegas
'Baiklah, tugasmu sekarang mencari data gadis itu. Beraninya dia meninggalkan ku sendirian!" ucap William marah
'Baik tuan" patuh William
Serbian pun masuk untuk memungut pakaian William yang semalam dia kenakan, hidungnya mencoba menahan aroma yang seharusnya tidak dia cium. Serbian adalah pria lajang dan belum memiliki calon istri atau calon tunangan, tetapi dia sangat tau aroma ini karena sebelum bekerja dengan William dia sudah bekerja dengan seorang pengusaha yang sering gonta ganti pasangan. Dan baru kali ini Serbian memiliki atasan yang tidak pernah menyentuh wanita selama dirinya bekerja dengan William, semalam adalah kali pertama Serbian melihat kegi*laan bos nya yang sangat luar biasa.
Serbian tidak menemukan kameja William tetapi malah menemukan seragam sekolah wanita semalam yang sudah mereka culik, sejujurnya baju William akan langsung di buang karena menurut William pakaian itu hanya boleh sekali pakai saja. Tuannya itu sungguh aneh, padahal tinggal di cuci saja. Serbian tidak tau pemikiran orang kaya dan konglomerat seperti tuannya itu.
'Tuan, saya tidak menemukan kameja tuan" lapor Serbian
'Apa peduliku, tinggal buang dan beli saja yang baru" jawab William acuh
'Bukan seperti itu tuan, sepertinya wanita itu tidak menemukan bajunya dan mengambil baju tuan. Ini seragam wanita itu" Serbian memperlihatkan seragam putih bercorak gari coklat
William langsung merebutnya dan menatap seragamnya itu lamat-lamat, ada sesuatu yang aneh dengan seragam itu.
'Saya merasa pernah melihat seragam ini sebelumnya, apa saya salah Serbian?" tanya William pada Serbian
'Seragam itu sama seperti seragam dari tuan muda Jeff tuan" lapor Serbian membuat William tersenyum aneh
'Benarkah? Kalau begitu tidak susah mencari gadis itu, pasti dia salah satu putri seorang pengusaha mengingat sekolah itu hanya berisi keturunan orang-orang penting" ucap William
'Saya akan mencarinya tuan" Serbian mencoba mengambil seragam itu tetapi William tahan
'Tidak perlu, saya sendiri yang akan mencarinya" William tersenyum licik membuat Serbian merinding
'Apa tuan yakin?" tanya Serbian hati-hati
'Kau meragukan kemampuan saya?!" tanya William kesal
'Saya tidak berani tuan" Serbian begitu gugup dengan tatapan tajam William
'Saya sedang menandai mu Serbian! Sejak semalam kamu menolak perintah saya!" ucap William kesal
'Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud. Saya hanya tidak mau tuan mendapatkan masalah dengan menculik seorang pelajar" jawab Serbian
' baiklah, kali ini saya maafkan" William pergi meninggalkan Serbian yang masih terdiam kaku
Di tengah jalan William masih menatap seragam yang masih dalam genggamannya, matanya menyipit melihat nama yang tertera di seragam itu.
'Mireya Asterlivia" gumannya membaca nama itu
'Mireya, namanya sangat manis dan cocok di mulutku" kekehnya membuat Serbian bergidik ngeri
Tujuan William sekarang adalah kantor karena jam 9 nanti akan ada rapat dengan para manajer di perusahannya terkait operasi perkembangan perusahaan.
Kedatangan William di sambut hangat oleh para manajer, rapat kali ini tertutup hanya beberapa orang saja yang ikut.
Sejak tadi orang-orang di ruangan itu menatap William yang terus-menerus tersenyum dan terkekeh kecil, William tidak sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian oleh bawahannya.
'Tuan" panggil Serbian membuat William menatap tajam Serbian
'Ada apa?" tanya William datar
'Mereka bertanya apakah sistemnya sesuai dengan kemauan anda?" Serbian memberikan hasil rangkumannya pada William
Sejenak William menatapnya dan menganggukkan kepalanya pertanda dirinya setuju dengan hasil rapat kali ini.
'Serbian perintahkan pada HRD untuk memberikan bonus tambahan untuk semua karyawan, kerja kalian memuaskan" ucapnya dan langsung pergi di ikuti oleh Serbian
Orang-orang di dalam ruangan itu bersorak kegirangan karena akan mendapatkan bonus tambahan karena rapat kali ini memuaskan. Tentunya bonus yang akan mereka terima tidaklah sedikit, William amat loyal pada karyawannya tetapi sistem kerja juga begitu ketat sehingga setimpal dengan gaji yang diberikan.
Karena masih di perusahaan, William memilih menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas yang akan dia tandatangani. Masalah gadis itu nanti akan dia urus.
Tetapi fokusnya tidak bisa karena bayangannya tertuju pada kejadian semalam, sejujurnya di jam 11 lebih William sudah sadar dari pengaruh obat itu tetapi karena merasa keenakan William pun terus melanjutkannya hingga mendekati jam 12 malam. William mengingat wajah cantik dan manis wanita yang menangis di bawah kendalinya, mengingat itu membuat William panas dingin.
💉💉💉
riri-can
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!