Menjadi Mommy Dadakan
MMD - 001
Seorang gadis yang sedang terbaring lemah itu mulai menggerakkan jari jemarinya yang masih terdapat bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh.
•••••
( merintih kesakitan )
•••••
ugh... sakit banget pinggangku...
•••••
( berusaha membuka mata )
Secercah cahaya matahari yang masuk melalui celah tirai yang sedikit tersingkap itu, menyilaukan matanya.
•••••
( menghalau cahaya matahari menggunakan tangan kirinya )
•••••
loh, ini tanganku kenapa?
•••••
kok bisa sampe lecet kayak gini?
•••••
( berusaha untuk duduk )
•••••
akh! Sakit banget, aduh!
•••••
padahal cuma kepleset kulit pisang doang, kok bisa sampe separah ini sih sakitnya?
Mata gadis itu mulai memindai seluruh sudut ruangan kamar itu.
•••••
( membulatkan matanya )
•••••
ini, ini bukan kamarku!
Gadis itu hendak beranjak dari tempat tidur, namun dirinya malah jatuh tersungkur dan terantuk nakas di samping tempat tidur.
•••••
( kembali merintih kesakitan )
•••••
( mata berkaca - kaca )
•••••
gue keplesetnya sampe nabrak apa sih?
•••••
kok nyampe kayak kondisi orang kecelakaan gini... hueee~
•••••
( menoleh ke arah pintu kamar )
Di ambang pintu, seorang anak laki - laki kecil dengan pipi gembul berdiri di sana dengan kedua tangan yang masih bertengger di engsel pintu.
Leonel Jeon Adipraya
Mommy!
Leonel Jeon Adipraya
( berlari masuk dan berjongkok di depan gadis itu )
Leonel Jeon Adipraya
Mommy! Sakit ya, mom?
Tanpa sadar, gadis itu mengangguk pelan.
Leonel Jeon Adipraya
wait, mommy, Leon panggil Daddy.
Leonel Jeon Adipraya
DADDY! DADDY!
Gadis itu menatap kepergian anak kecil lucu itu dengan kepala yang masih loading.
Mata jernihnya yang menatap kosong itu, langsung membulat sempurna begitu menyadari hal yang diluar nurul itu.
•••••
( meraba tubuhnya dengan tangan kanan )
Kepanikan yang sedang menyerang gadis itu, membuat dirinya tak sadar akan kehadiran pria yang menatap dingin dan penuh kebencian ke arahnya.
Justin Jeon Adipraya
tidak perlu membuat drama agar saya membantumu, Larisa.
Justin Jeon Adipraya
bangun.
•••••
( menatap terkejut ke arah pria itu )
•••••
[ ini siapa lagi?! ]
•••••
[ kok dia tau namaku?! ]
MMD - 002
Pria bernama Justin Jeon Adipraya itu mengeraskan rahangnya kala gadis yang masih setia terduduk di lantai samping ranjang itu menatap diam ke arahnya.
Justin Jeon Adipraya
jangan hanya menatap saya dengan tatapan menji-jikanmu itu, Larisa Kivyonna.
Justin Jeon Adipraya
BANGUN!
Larisa Kivyonna
( terkesiap kaget karena bentakan )
Larisa Kivyonna
( menatap tak percaya )
[ dia mendadak buta? Apa pria kasar itu tidak melihat kondisi tubuhnya saat ini? ]
Larisa Kivyonna
kamu, siapa? ( bertanya dengan hati - hati )
Justin Jeon Adipraya
( semakin mengeraskan rahangnya )
Justin Jeon Adipraya
jangan mulai lagi, Larisa.
Justin Jeon Adipraya
saya sungguh muak dengan semua ini.
Justin Jeon Adipraya
( pergi dari kamar )
Larisa Kivyonna
( menatap tak suka ke arah pria itu ) aku sudah gi-la kayaknya, malah bertanya seperti itu.
Larisa Kivyonna
ini, kenapa sih? ( mende-sah frustasi )
Larisa Kivyonna
( terdiam sejenak ) tunggu, tadi pria itu manggil aku siapa?
Larisa Kivyonna
Larisa-- Kiv, Kiv, siapa?
Larisa Kivyonna
padahal namaku Larisa Sahala, kenapa tiba - tiba jadi ganti marga?
Gadis dengan tubuh penuh luka itu terdiam sejenak, dirinya berusaha mencerna kejadian yang baru saja menimpanya.
Larisa Kivyonna
Larisa Kiv-- kayak pernah denger namanya deh.
Larisa Kivyonna
( menggigit ujung jari telunjuk kanannya )
Larisa Kivyonna
Larisa Kiv, Larisa Kiv, Larisa-- Kiv-- ( membulatkan matanya )
Larisa Kivyonna
jangan bilang, kalau aku masuk ke dalam novel kesukaan punya abang!
Larisa Kivyonna, nama tokoh antagonis dalam novel ' ILY, Jennifer ' yang nantinya akan ma-ti mengenaskan di tangan Justin Jeon Adipraya, suaminya sendiri karena ketahuan menyakiti Leonel Jeon Adipraya, putra satu - satunya.
Larisa Kivyonna
( masih syok )
Larisa Kivyonna
ngga, ngga!
Larisa Kivyonna
( terkejut )
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
( berjongkok dan mulai membantu Larisa bangkit )
Larisa merintih kesakitan sembari berusaha untuk duduk di tepi ranjang dengan dibantu oleh wanita tua itu.
Larisa Kivyonna
terima kasih. ( tersenyum kecil )
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
( tertegun, tidak percaya ) maaf, nyonya?
Larisa Kivyonna
( mengangkat kedua alisnya ) kenapa? Aku hanya bilang terima kasih.
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
( salah tingkah ) ah, tidak ada, nyonya.
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
apakah luka nyonya aman - aman saja?
Larisa Kivyonna
( mengecek tubuhnya ) ehem, lukaku baik - baik saja, sekali lagi terima kasih.
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
( tersenyum haru ) kembali kasih, nyonya, kalau begitu saya pamit undur diri dulu. ( membungkuk sopan )
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
jika nyonya butuh sesuatu, nyonya bisa menekan bel untuk memanggil saya, belnya berada di atas nakas, saya pergi dulu, nyonya.
Larisa Kivyonna
( tersenyum kikuk ) a-- haha, iya, baiklah, hati - hati, bibi!
Bibi Sarah ( pelayan pribadi Larisa K. )
( sedikit terkejut ) ah, iya, nyonya. Permisi, nyonya.
Larisa menatap kepergian wanita tua itu hingga tubuh yang sudah tak muda lagi namun masih terlihat sehat, menghilang dari balik pintu yang sudah kembali tertutup rapat.
Larisa Kivyonna
( menghela nafas pelan )
Larisa Kivyonna
Kalau memang benar aku masuk ke dalam dunia novel itu sebagai Larisa Kivyonna--
Larisa Kivyonna
--maka, aku hanya perlu menghindari takdir kematianku yang mengenaskan itu.
Manik hitam gelapnya itu menatap keluar jendela dalam diam, tapi tidak dengan otaknya yang terus berisik untuk menyusun cara agar dirinya bisa bertahan hidup.
Larisa Kivyonna
ngomong - ngomong...
Larisa Kivyonna
nama bibi tadi siapa ya?
Larisa Kivyonna
( memegang sisi kepalanya )
Larisa Kivyonna
ternyata kepalaku juga di perban?
MMD - 003
Masih di tempat yang sama
Sudah terhitung 2 minggu lamanya, Larisa terbaring di ranjang, gadis itu sudah mulai merasa bosan. Apalagi dirinya harus menyesuaikan kehidupan barunya di sini.
Larisa Kivyonna
( menghela nafas pelan )
Larisa Kivyonna
luka tangan udah sembuh~ minggu lalu~ ( mengecek tangan kirinya )
Larisa Kivyonna
luka di kepala juga udah sembuh, cuma tinggal rutin kasih salep penghilang bekas doang~ ( mengusap dahinya )
Larisa Kivyonna
dan, kaki. ( tersenyum tertekan )
Larisa Kivyonna
nunggu seminggu lagi baru bisa buka nih perban tumpuk - tumpuk.
Larisa Kivyonna
( mengambil bantal guling, menggigit gemas )
Larisa Kivyonna
( menoleh ke arah pintu )
Leonel Jeon Adipraya
Mommy!
Leonel Jeon Adipraya
hari ini Leon bawain buah buat mommy!
Larisa Kivyonna
( tersenyum gemas ) hai, sayang~ kemarilah.
Leonel Jeon Adipraya
( berlari kecil ke arah Larisa )
Leonel Jeon Adipraya
kata Bibi Sarah, ini namanya buah pir madu. ( mengulurkan mangkuk berisi potongan buah )
Leonel Jeon Adipraya
Mommy suka makan buah ini karena segar, banyak airnya, hehe.
Larisa Kivyonna
( mengacak rambut Leon gemas ) benar, sayang... Leon juga harus coba makan buah ini.
Larisa Kivyonna
kemari, duduk di samping mommy.
Larisa Kivyonna
( hendak mengangkat tubuh Leon )
Leonel Jeon Adipraya
( menggeleng ) Leon berat, mommy. Apalagi mommy sedang sakit.
Leon menaruh mangkuk itu ke atas pangkuan Larisa. Anak itu berlari memutari kasur besar itu, melompat naik dan merangkak ke arah Larisa.
Larisa Kivyonna
( bertepuk tangan ) anak mommy hebat banget!
Seingat Larisa, baik dari novel yang pernah dirinya baca dan juga sekilas ingatan dari Larisa asli. Leon bukanlah anak kandungnya.
Leon Jeon Adipraya adalah anak dari Justin Jeon Adipraya dengan mendiang istri tercintanya, Lalisa Kivyonna, kakak kembar Larisa.
Lalisa meninggal karena penyakit jantung yang telah di deritanya sejak kecil.
Sebelum meninggal, Lalisa berpesan kepada Larisa agar dirinya menggantikan posisinya sebagai seorang ibu untuk Leon kecil sekaligus sebagai istri dari Justin Jeon Adipraya.
Suara Elektrokardiograf ( pendeteksi detak jantung ) terdengar jelas di dalam keheningan yang diciptakan oleh dua kakak beradik kembar itu.
Lalisa Kivyonna
( melirik ke arah sofa )
Lalisa Kivyonna
Larisa... ( memanggil dengan lemah )
Larisa Kivyonna
( tersentak kaget ) ah, iya kak?
Lalisa Kivyonna
( tersenyum kecil ) kemarilah.
Larisa Kivyonna
( segera beranjak dari sofa ) kakak butuh sesuatu?
Lalisa Kivyonna
( menggeleng lemah ) tidak ada. Aku hanya merasa, akhir - akhir ini gelisah.
Lalisa Kivyonna
( meraih tangan kurus Larisa ) aku ingin sembuh, Larisa...
Larisa Kivyonna
( menggenggam erat jemari kakaknya ) kakak pasti bisa sembuh, aku yakin itu.
Lalisa Kivyonna
( tersenyum kecut ) aku tidak yakin, aku perhatikan, kesehatanku terus menurun.
Larisa Kivyonna
( menggeleng cepat ) aku yakin kakak bisa sembuh, jangan membuatku takut, kak.
Lalisa Kivyonna
( tersenyum lemah, meremas tangan Larisa )
Lalisa Kivyonna
jika saja kakak tidak bisa bertahan lebih lama lagi, kakak harap kamu bisa mengabulkan permintaan kakak yang satu ini.
Larisa Kivyonna
( mulai menangis ) kakak ngelantur apa sih, jangan seperti ini...
Lalisa Kivyonna
( mengusap pipi basah Larisa ) jika saja... kau mau mendengarkan, hm?
Larisa Kivyonna
( mengangguk cepat ) tentu! Aku akan mendengarkannya, kak.
Lalisa Kivyonna
kakak hanya ingin, kamu menggantikan posisi kakak sebagai seorang ibu untuk Leon, sekaligus-- ugh!
Lalisa Kivyonna
( memegang dada kirinya yang nyeri )
Larisa Kivyonna
( terkejut ) kak? Kakak?
Suara EKG sejenak berbunyi cepat, tak berlangsung lama, suara alat pendeteksi detak jantung itu mulai kembali normal.
Lalisa Kivyonna
( memejamkan matanya ) akh... Hah... Astaga...
Larisa Kivyonna
aku-- panggilkan dokter saja, kak. ( hendak memencet bel )
Lalisa Kivyonna
( menahan ) tidak perlu, nanti saja, kakak belum selesai bicara.
Larisa Kivyonna
( mengerucutkan bibirnya sedih ) tapi kak--
Lalisa Kivyonna
sstt, dengarkan.
Lalisa Kivyonna
kakak hanya ingin kamu menggantikan posisi kakak. ( mengunci tatapan Larisa )
Lalisa Kivyonna
sebagai seorang ibu untuk Leon sekaligus sebagai seorang istri untuk Justin.
Larisa Kivyonna
( membulatkan matanya ) Kak Lisa?! Kakak serius?!
Lalisa Kivyonna
apa kamu kira kakak sedang bercanda?
Larisa Kivyonna
( mengusap wajahnya kasar ) aku menerima permintaan kakak jika itu menyangkut Leon, tapi bagaimana dengan Theo--
Lalisa Kivyonna
putuskan dia.
Lalisa Kivyonna
putuskan dia, karena Theo-- akh! ( memegang dada kirinya yang kembali nyeri )
Larisa Kivyonna
KAK? Astaga apa yang telah aku lakukan. ( kembali menangis )
Larisa memencet bel dengan tak sabaran, berlari keluar mencari bantuan.
Suara Elektrokardiograf yang berbunyi cepat yang bersahutan dengan rintihan kesakitan dari Lalisa membuat tubuh Larisa gemetaran hebat.
Larisa Kivyonna
aku-- penyebab kakak mati.
Leonel Jeon Adipraya
Mom? Mommy!
Larisa Kivyonna
( tersentak kaget )
Leonel Jeon Adipraya
( mata berkaca - kaca ) mommy kenapa? Leon bikin salah sama mommy?
Larisa Kivyonna
( menggeleng cepat ) ti, tidak sayang. Leon ngga bikin salah kok sama mommy, jangan menangis...
Leonel Jeon Adipraya
Mommy tiba - tiba diem terus nangis, Leon khawatir... ( mengusap pipi gembulnya yang basah )
Larisa Kivyonna
( panik ) ngga, sayang... Maafin, mommy kalau bikin Leon khawatir...
Larisa Kivyonna
cup cup cup... jangan nangis~
Kedua insan itu langsung menoleh bersamaan ke arah pintu, di sana, Justin berdiri mematung, terkejut.
Justin Jeon Adipraya
( menatap tajam ke arah Larisa )
Justin Jeon Adipraya
kamu apakan anak saya.
Larisa Kivyonna
( menggeleng cepat ) aku ngga apa - apain Leon, kak.
Justin Jeon Adipraya
( berjalan masuk, menggendong Leon )
Justin Jeon Adipraya
( mengecek pipi dan tubuh Leon )
Leonel Jeon Adipraya
Mommy ngga pukul Leon, Dad.
Justin Jeon Adipraya
( terdiam, melirik tajam ke arah Larisa )
Larisa Kivyonna
( sedikit terkejut )
Justin Jeon Adipraya
sekali lagi saya lihat kamu main tangan sama anak saya.
Justin Jeon Adipraya
saya juga tidak segan - segan main tangan sama kamu, Larisa Kivyonna.
Larisa Kivyonna
( membulatkan matanya, terkejut )
Manik Larisa menatap kepergian Justin dan Leon yang berada di gendongannya.
Leonel Jeon Adipraya
Dad, turunin Leon, Leon masih mau sama mommy.
Rengekan anak kecil itu tidak diindahkan oleh Justin, lelaki itu sedikit membanting pintu kamar sebagai bentuk pelampiasan emosinya.
Larisa Kivyonna
ini membingungkan.
Larisa Kivyonna
yang tertulis di novel, memang Larisa sangat jahat kepada Leon.
Larisa Kivyonna
tapi kenapa, diingatan Larisa asli, gadis ini memang menyakiti Leon, tapi kenapa perasaannya malah semakin menyakitkan?
Larisa, gadis itu hanya diam.
Larut dalam pemikiran rumitnya sendiri.
Kenapa Larisa asli melakukan hal itu?
Di dalam novel, tidak dijelaskan sama sekali, kenapa Larisa melakukan hal itu.
Bahkan ingatan Larisa, seolah gadis ini berusaha untuk mengubur penyiksaan yang gadis itu berikan pada tubuh kecil Leon.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!